Pemikiran Tentang Tujuan Pendidikan Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PEMIKIRAN TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pemikiran Pendidikan islam

Oleh

Resnawati :2120055

Nila sakiah :2120067

Dosen Pengampu

M. Isnando Tamrin, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

BUKITTINGGI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala Rabb semesta alam, dialah yang Maha Pe
murah lagi Maha Penyayang. Pada-Nya kita memuji, menyembah dan memohon perto
longan sarta hanya dari-Nyalah kita dapat merasakan nikmat Iman dan juga Islam yan
g merupakan sebuah kekhususan bagi hamba-Nya yang muhsin.

Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada beliau uswatun khasanah kit
a sepanjang zaman. Putra padang pasir tak kenal lelah dalam berjuang. Muhammad S
hallallahu ‘Alaihi Wassalam utusan Allah, Nabi yang adil lagi membawa petunjuk. Ka
renanya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isi
nya yang sangat sederhana untuk bahan mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pen
getahuan kita mengenai Tujuan Pendidikan Islam. Kami juga menyadari sepenuhny
a bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yan
g telah kami buat di masa yang akan datang.

Penulis

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR............................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemikiran Tentang Anak didik dalam Pendidikan Islam..................2


B. Pemikiran Tentang Pendidik dalam Pendidikan Islam......................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................10
B. Saran..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya Pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan me
njadi pendolong dan penuntun umat manusia dalam menjalankan kehidupan dan sekal
igus untuk memperbaiki Nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa Pendidikan dapat
dipastikan bahwa manusia tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau. Oleh
karna itu, secara ekstrim dapat dikatakan bahwa maju mundur atau baik buruknya per
adaban suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana proses Pendid
ikan yang dijalani oleh seseorang.
Dinamika pemikiran Pendidikan islam merupakan bagian dari perkembangan t
radisi keilmuan dalam islam. Hal itu dapat memberikan dasar berpikir inklusif terhada
p ajaran islam dan akomodatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang dikem
bangkan oleh intelektual diluar islam.
Tugas utama Pendidikan adalah memberikan bimbingan pada pertumbuhan an
ak agar berlangsung secara wajar dan optimal. Hukum dalam memberikan bimbingan
dalam proses Pendidikan yang pertama yaitu, setiap anak memiliki kepribadian yang
unik. Kedua, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan yang ketiga, set
iap tahap pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu. Sedangkan hasil dari Pendidikan
itu adalah terwujudnya perubahan tingkah laku yang diharapkan, yang meliputi tiga ra
nah yaitu, kognitif, afektif dan psikimotor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Tentang Anak didik dalam Pendidikan Islam
2. Bagaimana Pemikiran Tentang Pendidik dalam Pendidikan Islam
C. Tujuan
1. Untuk Pemikiran Tentang Anak didik dalam Pendidikan Islam
2. Untuk Pemikiran Tentang Pendidik dalam Pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemikiran Tentang Anak didik dalam Pendidikan Islam


Peserta didik adalah para murid, siswa atau mahasiswa, seluruhnya menjadi ob
jek pendidikan. Dalam pendidikan Islam, peseta didik tidak hanya sebataspara anak di
dik, tetapi menyangkut semua manusia adalah peserta didik. Bahkan pendidik pun dap
at disebut juga sebagai peserta didik, karena tidak ada manusia yang ilmunya menggu
nggui ilmu-ilmu Allah SWT. Semua manusia harus terus belajar dan saling mengajar s
ehingga ilmu yang dikuasainya lebih dapat bermanfaat terhadap kemaslahatan umat.L
ebih lanjut,
Dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6, Allah SWT berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu darisiksa api nerak
a”
Di dalam ayat tersebut, yang diperintahkan untuk mendidik adalah orang yang
beriman yang telah dewasa (mukallaf), bukan anak-anak yang belum dewasa atau bel
um mukallaf. Jadi, tanggung jawab pendidikan adalah terletak pada orang yang telah
dewasa, guru, ustadz/ah, orangtua atau sang Bapak(wali).
Dari keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa peserta didik dalam konsep p
endidikan Islam, dikenal adanya :
1. Peserta didik belum dewasa, yang diambil dari kandungan kata “waahlikum” berup
a anak-anak yang belum dewasa.
2. Peserta didik sudah dewasa, yang diambil dari kandungan kata“anfusakum” (dirimu
sendiri) dan “wa ahlikum” (istri/suami, anak-anakdan anggota keluarga yang lain w
alaupun sudah dewasa).
3. Bahwa proses pendidikan dalam Islam itu tidak dibatasi oleh kedewasaan,tetapi ber
langsung sepanjang hayat.
Dalam pendidikan Islam peserta didik adalah individu yang sedang berkemban
g, baik secara fisik, psikologis, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia d
an di akherat kelak. Didefinisi ini membri arti bahwa peserta didik merupakan indivi
du yang belum dewasa, yang karenanya mwmrelukan orang lain untuk menjadikan d
irinya dewasa.1

1
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006, h, 165

2
Dalam istilah lain anak kandung merupakan peserta didik dalam keluarga, mur
id adalah peserta didik disekolah, anak-anak penduduk adalah peserta didik masyara
kat sekitarnya, dan umat beragama menjadi peserta didik ruhaniawan dalam suatu ag
ama.
Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati ana
k membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari keb
utuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam
hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarn
ya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain :
1). Aspek Paedogogis.

Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandu
m, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dik
ategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatan
g pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dasar. Adapun
manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan kearah
yang diciptakan.

2). Aspek Sosiologi dan Kultural.

Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makh
luk yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.

3). Aspek Tauhid.

Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adal
ah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk
yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beraga
ma).2

Karakteristik Peserta Didik

2
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; PT Prenada Medi Grouf, 2006, h, 103

3
karakteristik peserta didik yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga
metode belajar mengajar tidak boleh disamakan oleh orang dewasa.
2. Peserta didik mempunyai kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu
semaksimal mungkin
3. . Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik
perbedaan dari faktor endogen (fitrah) maupun eksogen (lingkungan) yang meliputi
segi jasmani, entegensi, sosia, bakat, minat, dan lingkungan mempengaruhinya.
4. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia
5. Peserta didik merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan yang dimun
gkinkan dapat aktif, kreatif, serta produktif.
6. Peserta didik mengikuti periode-periodde perkembangan tertentu dan mempunyai p
ola perkembangan serta tempo dan iramanya.
Adab dan Tugas Peserta Didik
Menurut Sa’id Hawa yang dikutip oleh Tafsir menjelaskan adab dan tugas mur
id yang dapat juga disebut sifat-sifat murid sebagai berikut:
1. Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya. Artinya seorang
murid harus suci dari akhlak yang jelek.
2. Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan duniawiah karena denga
n kesibukannya akan melengahkannya dari menuntut ilmu.
3. Tidak sombong terhadap orang yang berilmu, tidak bertindak sewenang-wenang ter
hadap guru. Artinya seorang murid harus tawadhu terhadap guru yang berakhlak ba
ik.
4. Orang menekuni ilmu pada tahap awal harus menjaga diri dari mendengarkan perbe
daaan pendapat atau kkhilafiah antarmazhab karena hal itu akan membingungkan p
ikirannya.
5. Penuntut ilmu harus mendahulukan menekuni ilmu yang paling penting untuk dirin
ya.
6. Tidak menekuni ilmu sekaligus,melainkan berurutan dari yang paling penting.
7. Hendaklah mengetahui ciri-ciri ilmu yang palping mulia, itu diketahui dari hasil bel
ajarnya, dan kekuatan dalilnya3

3
Muhammad Baqir, Ilmu dalam Pemahaman Kaum sufi Al-Ghazali, Mizan Media Utama,
Bandung;2000,h 21

4
Seorang pelajar atau peserta didik juga harus memperhatikan adab atau tugasn
ya dalam menuntut ilmu diantaranya yaitu:

a. Niat yang ikhlas karena Allah swt ketika menuntuk ilmu hanya mengharapakan Rid
ha dan pahala dari Allah.

b. Mengawali langkah dengan penyucian hati dari perilaku yang buruk dan sifat-sifat
yang tercela.

c. Mengurangi segala keterkaitan dengan kesibukan-kesibukan duniawi dan menjauh


dari keluarga dan kota tempat tinggal.

d. Tidak bersikap angkuh terhadap ilmu dan tidak pula menonjolkan kekuasaan terhad
ap guru yang mengajarinya

e. Tidak memalingkan perhatiannya sendiri untuk mendengar pendapat-pendapat man


usia yang bersimpang siur baik ilmu-ilmu yang dipelajarinya itu termasuk ilmu-ilmu
dunia maupun ilmu-ilmu akhirat.

f. Menunjukan perhatiannya yang sungguh-sungguh kepada tiap-tiap disiplin ilmu yan


g terpuji, agar dapat mengetahuai tujuannya masing-masing.

g. Tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian yang seb
elumnya.

h. Berusaha mengetahui apa kiranya yang menjadikaan sesuatu menjadi semulia-muli


a ilmu.

i. Menjadikan tujuannya yang segera demi menghiasi batinnya dengan segala aspek ke
bajikan.

j. Mengetahui antara suatu ilmu dengan tujuannya

B. Pemikiran Tentang Pendidik dalam Pendidikan Islam

Pendidik adalah orang yang secara langsung bertanggung jawab untuk memba
wa peserta didik ke arah yang dicita-citakan. Seorang pendidik di tuntut bertanggung j

5
awab yang besar. Sehubungan dengan itu, pendidik memiliki tanggung jawab yang be
sar untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan Islam. 4

Pendidikan Islam sebagai basis pendidikan moral harus dilakukan oleh guru ya
ng meyakini, mengamalkan, dan menguasai materi moral, sekaligus mampu mengemb
angkan pola pengajaran dan mengefektifkannya. Itu semua akhirnya bermuara pada k
etakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional

Berdasarkan pendidikan Islam, pendidik adalah orang yang bertanggungjawab


terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (kars
a).

Secara etimologis, istilah pendidik dalam konteks pendidikan Islam sering dise
but dengan istilah murabbi, mu’allim, atau muaddib. Disamping istilah tersebut, pendi
dik juga sering diistilahkan dengan menyebut gelarnya, al-ustadz atau al-syekh. Menu
rut para ahli bahasa, kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi, yang berarti memb
imbing, mengurus, mengasuh, dan mendidik. Kata mu’allim merupakan bentuk isim f
a’il dari ‘allama, yu’allimu yang biasa dterjemahkan “mengajar” atau “mengajarkan”.
Sedangkan istilah muaddib berasal dari akar kata addab, yuaddibu, yang biasa diartika
n “mendidik”5

Adapun yang dinamakan sebagai pendidik adalah orang tua (informal), guru (f
ormal), dan masyarakat (nonformal).

1. Orangtua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari mereka-lah anak mula-mula menerima pendidikan.Oleh karena itu, be
ntuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan berkeluarga. Tidak ada a
nak yang lahir langsung bersekolah. Orang tua (ibu dan Ayah) memegang peranan
yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang
anak lahir, ibunya-lahyang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu, anak menir
u perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya apabila ib
unya menjalankan tugasnya dengan baik
4
Haidar Putra, Pemberdayaan Pendidikan Islam, Cet.I; Jakarta PT Rneka Cipta,2009, h 7
5
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, cet, I; Bandung ; PT Remaja
Rosdakarya, 2014, h, 143

6
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua sekuran
gkurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:
a. Memelihara dan membesarkan anak. Bentuk paling sederhana dari tanggung j
awab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan
kelangsungan hidupmanusia.
b. Melindungi dan menjamin jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai ganggua
n penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai d
engan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang
untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yan
g dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat sesuai dengan pandangan d
an tujuan hidup muslim
2. Guru

Guru adalah pendidik profesional karenanya secara implisit ia telah merelaka


n dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpi
kul di pundak para orang tua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya disekolah,
sekaligusberarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepad
a guru. Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahk
an anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena tidak sembarang orang dapat
menjabat guru. Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua, setelah peserta didi
k diberikan bekal pendidikan dari kedua orang tuanya melalui pendidikan informa
l, maka selanjutnya guru-lah yangmempunyai tugas dan tanggung jawab untuk m
endidik anak tersebut yang dilaksanakan melalui pendidikan formal(sekolah).

3. Masyarakat

Mayarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana


masyarakat dapat dikatakan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat
oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama. Setiap masyarakat mempunyai cit
acita, peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Setelah anak diberikan p
endidikan di dalam keluarganya (informal), pendidikan selanjutnya adalah di ling
kungan sekolah (formal) dan di lingkungan bermasyarakat(nonformal). Masyarak

7
at besar pengaruhnya dalam member arah terhadap pendidikan anak, terutama par
a pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.

Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam

Pendidik adalah orang yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembin
aan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk bagi peserta didik. Oleh kare
na itu, pendidik memiliki kedudukan tinggi di dalam Islam. Seorang guru harus bisa
mengajarkan kepada peserta didiknya sesuatu yang baik dan.buruk.

Tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu
sendiri, Islam memuliakan pengetahuan; pengetahuan itu didapat daribelajar dan me
ngajar; yang belajar adalah calon guru, dan yang mengajar adalah guru. Maka, tidak
boleh tidak, Islam pasti memuliakan seorang guru. Tidak terbayangkan terjadinya pe
rkembangan pengetahuan tanpa adanya orang belajar dan mengajar; tidak terbayang
kan adanya belajar mengajar tanpa adanya guru. Pengetahuan orang tua sebagai pen
didik sangatlah terbatas karenanya orang tua memerlukan guru untuk membantu di d
alam membimbing anaknya.

Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik dalam Pendidikan Islam

Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyu


cikan, serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Ha
l tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekat
kan diri kepada-nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadat
an kepada peserta didik, berarti ia mengalami kegagalan di dalam tugasnya, sekalipu
n peserta didik memiliki prestasi akademis yang luar biasa.6

Fungsi dan tugas guru dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagi
an, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajara


n dan melaksanakan program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian set
elah programdilakukan.

2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewa
saan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah swt. menciptakannya.

6
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Fakta teoritis- Filosofis dan Aplikatif dan normative) Cet II;
Jakarta Amzah, 2016, h115

8
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, pes
erta didik dan masyarakat yang terkait terhadap berbagai masalah yang menyangk
ut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan pasrtispa
si atas program pendidikan yang dilakukan7

Kompetensi Guru dalam Pendidikan Islam

1. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang se
kurang-kurangnya meliputi: Pemahaman wawasan atau landasankependidikan. Pem
ahaman terhadap pesertadidik. . Pengembangan kurikulum atausilabus.. Perancanga
n pembelajaran.. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
2. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yaitu sebagai b
erikut:. Beriman dan Beriman dan bertakwa.. Berakhlak mulia. Arif dan bijaksana.
Demokratis. Berwibawa Stabil.
3. Kompetensi sosial-religius.
Kemampuan yang menyangkut kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial sela
ras dengan ajaran dakwah Islam. Sikap gotong royong, tolong-menolong, egalitarian
(persamaan derajat antara manusia.
4. Kompetensi profesional-religius.
Kemampuan ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya sec
ara profesional, dalam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya ka
sus dan dapat mempertanggungjawabkannya berdasarkan teori dan wawasan keahlia
nnya dalam perspektif Islam.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan pesert
a didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afe
ktif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).

7
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam , Cet III; JakartaAmzah 2017, h, 89
8
Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam , Cet III; JakartaAmzah 2017, h,93-94

9
Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan serta membimbing peser
ta didiknya. Fungsi dan tugas guru dalam Pendidikan yaitu sebagai pendidik, pengajar
dan pemimpin. Dan kompetensi pendidik terdiri dari : kompetensi pedagogic, persona
l, sosial, profsional.
Sedangkan yang dinamakan dengan peserta didik individu yang sedang berke
mbang, baik secara fisik, psikologis, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dun
ia dan di akherat kelak. Didefinisi ini membri arti bahwa peserta didik merupakan indi
vidu yang belum dewasa, yang karenanya mwmrelukan orang lain untuk menjadikan
dirinya dewasa.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pen
ulisan makalah ini, baik itu dari segi penulisan maupun pembahasan. Oleh karena itu. penulis
memohon saran dan kritikan yang bersifat membangun sehingga dalam penulisan makalah-m
akalah selanjutnya dapat menjadi lebik baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Abdul Mujib. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta; PT Prenada Medi Grouf,
Muhammad Baqir. 2000. Ilmu dalam Pemahaman Kaum sufi Al-Ghazali. Mizan Media Utama:
Bandung
Sri Minarti. 2016. Ilmu Pendidikan Islam (Fakta teoritis- Filosofis dan Aplikatif dan normative)
Cet II; Jakarta Amzah

10
Heri Gunawan. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, cet, I; Bandung :
PT Remaja Rosdakarya,
Bukhari Umar. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Cet III : akartaAmzah

11

Anda mungkin juga menyukai