Jurnal Proposal Skripsi Lukas1
Jurnal Proposal Skripsi Lukas1
Jurnal Proposal Skripsi Lukas1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku sesuai dengan kebutuhan. Menurut UU No 20 Tahun 2003 (dalam Nurliani
Siregar, 2018) tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan tujuan pendidikan nasional tidak saja hanya
mencetak sumber daya manusia yang cerdas, akan tetapi mampu mencetak
kepribadian yang berkarakter, berakhlak, kreatif, memiliki visi – visi dan
bertanggung jawab atas tugas.
Menurut Angriani (dalam Nur Wahyudi, 2019) Pendidikan juga merupakan
salah satu kebutuhan hidup yang prosesnya berlangsung seumur hidup dan dalam
pelaksanaannya dapat terwujud melalui tiga jalur yaitu pendidikan informal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. Berdasarkan pengertian tersebut,
pendidikan pada hakekatnya suatua kegiatan secara sadar dan sengaja, serta penuh
tanggung jawab yang dilakukan oleh guru kepada siswa sehingga timbul interaksi
dari keduanya agar siswa mencapai tujuan yang dicita-citakan dan berlangsung
terus menerus. Bangsa Indonesia menaruh harapan besar kepada guru dalam
perkembangan masa depan bangsa karena dari sanalah generasi penerus dibentuk.
Menurut Suryani (dalam Asdar dkk., 2021) mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai bidang pendidikan dan memajukan
daya pikir manusia. Menurut Novtiar (dalam Adinda Salsabilah., 2023)
Matematika juga dapat disebut sebagai aktivitas kehidpan manusia yang artinya
disetiap aktifitas manusia pasti menggunakan ilmu matematika, mulai dari ibu
rumah tangga, pedagang, pelajar dan semua pekerjaan melakukan aktivitas
matematika sesuai dengan kebutuhannya.
1
2
Menurut Rahmah (dalam Jazim Ahmad dkk., 2022) bahwa Matematika adalah
salah satu bidang studi yang diajarakan disekolah, baik Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Umum. Seorang guru yang akan
mengajarkan matematika kepada siswanya, mengetahui dan memahami objek
yang akan diajarkannya yaitu matematika. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah untuk mencapai tujuan pendidik yang terbaik. Sebagai salah satu
bidang penelitian yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan formal, matematika
merupakan bagian penting dari peningkatan mutu pendidikan.
Matematika berfungsi dalam mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, dan memecahkan masalah. Matematika juga penting dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk kepribadian siswa menjadi lebih
baik. Menurut Ayudita Ardila (dalam Maria Tamara dkk., 2022). Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan, matematika adalah pengetahuan yang berguna untuk
mengembangkan pengetahuan siswa terhadap pelajaran matematika dan dapat
membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik.
Untuk itu pemberian pembelajaran matematika dirasa akan sangat berguna
untuk diterapkan dalam berbagai keperluan. Namun kenyataannya matematika
masih kurang menarik dan kurang diminati siswa dikarenakan matematika
merupakan pelajaran yang membosankan dan matematematika sering dianggap
sebagai mata pelajaran yang paling sulit bahkan menakutkan bagi siswa sehingga
perlu adanya suatu pendekatan yang dapat memunculkan daya tarik siswa
dibidang matematika sehingga kualitas pendidikan di Indonesia meningkat seiring
dengan zaman. peran matematika dalam kehidupan sehari – hari sangat penting
karena penguasaan matematika sangat dibutuhkan oleh siswa sebagai bekal
dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat dan
perkembangan zaman sekarang ini.
Hal yang perlu dimiliki oleh siswa dalam menguasai matematika adalah salah
satunya hasil belajar siswa. Tingkah laku siswa ketika mengikut proses
pembelajaran dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap
pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pembelajaran itu
sendiri. Masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh
3
perbandingan yang diperoleh siswa terdapat hasil belajarnya masih ada yang
tuntan dan tidak tuntas. Rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 50,5 nilai ini
lebih rendah dibanding KKM yakni 70. Berdasarkan data ini dapat dilihat bahwa
hasil belajar siswa pada materi perbandingan masih rendah. Maka untuk itu
peneliti memberikan tes awal yang sesuai pada permasalahan yang terjadi dalam
kehidupan sehari – hari yang dituangkan kedalam soal cerita kepada siswa kelas
VII SMP Negeri 8 Pematang Siantar.
Gambar 1.1 Soal tes dan Salah Satu Hasil Jawaban siswa Kelas VII.7
5
Berdasarkan hasil jawaban siswa diatas maka dapat dilihat bahwa siswa tidak
memahami materi perbandingan dengan baik dan materi tersebut termasuk
kedalam materi yang belum dipahami dan kurang dimengerti oleh siswa kelas VII
di SMP Negeri 8 Pematang Siantar, sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan
masalah seusai dengan indikator hasil belajar pada ranah kognitif, efektif dan
psikomotorik. Hal ini dapat diilihat bahwa pada soal nomor 1 siswa tidak fokus
dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga terjadi kesalahan dalam menuliskan
proses penyelesaian soal pada bagian mengubah perbandingan kedalam bentuk
pecahan yang tepat; Selanjutnya Pada soal nomor 3 siswa hanya mampu
menuliskan data yang diketahui dari soal dan tidak memiliki keterampilan dalam
menuliskan seluruh unsur yang diketahui dari permasalahan dalam soal sehingga
hasil atau jawaban yang dituliskan tidak tepat. Sehingga indikator hasil belajar
pada ranah kognitif, efektif dan psikomotorik belum tercapai.
Dan berdasarkan pada hasil tes yang dilakukan peneliti terhadap 32 siswa
yang diuji di Kelas VII.7 SMP Negeri 8 Pematang Siantar diperoleh hasil yaitu
terdapat sebanyak 22 siswa (68,75%) termasuk kategori sangat rendah karena
tidak mampu memenuhi indikator hasil belajar pada ranah kognitif, efektif, dan
psikomotorik, dan sebanyak 10 siswa (31,25%) termasuk kategori sedang karena
tidak mampu memenuhi indikator hasil belajar pada ranah kognitif dan efektif.
Berdasarkan indikator hasil belajar siswa, siswa lebih dominan tidak mampu
menyelesaikan soal dengan baik karena tidak menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengatasi permasalahan pada soal perbandingan.
Rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena guru tidak menerapkan
pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas sehingga siswa tidak
mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan
permasalahan yang sesuai dengan kehidupan nyata. Salah satu pendekatan yang
diduga dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut adalah peneliti
menawarkan suatu pendekatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata
yaitu Pendekatan Matematika Realistik.
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah pendekatan pengajaran yang
bertitik tolak dari hal – hal yang real bagi siswa, menekan keterampilan process of
6
2. Bagi Guru
a. Membangun kreatifitas guru dalam melakukan proses
pembelajaran yang lebih baik di dalam kelas
b. Mengembangkan pengetahuan guru dalam menentukan metode
pembelajaran yang tepat bagi siswa
3. Bagi Peneliti
a. Sebagai bekal untuk menjadi guru dimasa depan.
b. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.7 Luaran
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal yang ber – ISSN
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
Kajian teoritis adalah serangkaian defenisi, konsep, teori, opini, fakta, dan
prespektif yang disusun secara sistematis sebagai suatu landasan dari suatu
penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Ary (dalam Syahrum & Salim, 2012)
teori adalah seperangkat hubungan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang
muncul secara sistematik mengenai fenomena dengan hubungan khusus antar
variabel yang tujuannya adalah memberikan penjelasan dan prediksi terhadap
suatu fenomena. Sedangkan menurut Sitirahayu Harditono (dalam Sugiyono,
2019) suatu teori akan memproleh arti yang penting, bilaia lebih banyak dapat
melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu teori tediri dari
seperangkat proposisi yang saling berkaitan. Kerterkaitan tersebut tersusun dalam
suatu sistem yang memungkinkan kita mempunyai pengetahuan yang sistematis
tentang suatu peristiwa. Adapun kajian teoritis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
2.1.1 Pengertian Belajar dan Mengajar
Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat
dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing – masing ahli
memiliki pemahaman dan defenisi yang berbeda – beda, walaupun secara
praktis masing – masing kita sudah sangat memahami apa yang dimaksud
degan belajar tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari pemahaman yang
beragama tersebut, berikut akan dikemukakan berbagai define belajar menurut
para ahli.
Menurut teori Behavioristik (dalam Budiningsi, 2008) belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang
dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan
9
10
merupakan ilmu yang memotivasi pikiran manusia untuk berpikir secara logis,
sistematis dan keratif. Matematika juga merupakan ilmu yang berkaitan dengan
lambing – lambing, angka dan perhitungan yang disusun secara rinci dengan
aturan tertentu yang menghasilkan suatu arti yang dapat digunakan untuk
menarik kesimpulan dan menemukan suatu solusi penyelesaian masalah.
2.1.3 Pengertian Pendekatan
Pendekatan adalah mendeskrepsikan asas dari apa yang sedang
dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam segala aspek kehidupan
masyarakat. Pendekatan ini dapat berupa vista, filosofi, atau keyakinan yang
dijamin keabsahannya (Basir, 2017). Sehingga dapat diartikan bahwa
pendekatan adalah suatu tindakan yang yang bertujuan sebagai jalan
pemecahan terhadap suatu masalah yang dapat dinilai atau diselesaikan melalui
pengamatan terhadap cara pandang, filsafat dan lainnya. Pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang menjadi jalan keluar
atau solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam kegiatan proses
pembelajaran dengan melibatkan penilaian dari berbagai cara pandang, filsafat,
dan lainnya.
Berbagai interaksi telah terjadi dalam berlangsungnya kegiatan proses
pembelajaran yang memiliki tujuan. Ketika kegiatan proses pembelajaran
sedang berjalan atau sedang dilaksanakan, guru atau pendidik harus tulus
dalam sikap dan tindakannya serta berkenan memedulikan siswa-siswinya
melalui semua resikonya. Segala hambatan dan masalah yang dapat timbul dan
menghambat jalannya kegiatan proses pembelajaran, walau adapun berdasar
mulai tingkah laku siswa-siswi walaupun yang berdasar mulai krusial diri
siswa-siswi, guru atau pendidik harus dan tidak boleh menghilangkan dan tidak
membiarkannya. Karena keberhasilan kegiatan proses pembelajaran bertambah
berlebihan ditetapkan oleh pembimbing atau pelatih dalam memimpin proses
kegiatan pembelajaran didalam kelas (Basir, 2017).
Guru atau pendidik perlu cerdas menentukan pendekatan yang berakal
dan cerdas, tidak sekehendak hati yang dapat merepotkan siswa-siswi.
Pemahaman pembimbing atau pendidik tentang siswa-siswi menentukan sikap
13
dan tindakannya. Tidak setiap guru atau pendidik selalu memiliki sudut
pandang yang sama ketika mengevaluasi siswa-siswi. Hal ini mempengaruhi
pendekatan yang dilakukan guru atau pendidik terhadap penelahaan. Melalui
diterapkannya kurikulum 2013 revisi (K-13), pendekatan pembelajaran
menjadi salah satu hal yang banyak dimainkan dalam pekerjaan proses
pembelajaran (Ginting, 2022). Salah satu pendekatan pembelajaran yang
diterapkan khususnya pada pelajaran matematika adalah pendekatan
matematika realistik. Pendekatan matematika realistik yakni sebuah
pendekatan belajar matematika yang menempatkan permasalahan matematika
dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa-siswi menerima
materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman mereka
sendiri.
2.1.4 Pendekatan Matematika Realistik
2.1.4.1 Pengertian Pendekatan Matematika Realistik
Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata “Realistik” sering
disalahartikan sebagai “real-world” yaitu dunia nyata. Banyak yang
menganggap bahwa pendidikan matematika realistik merupakan suatu
pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu dikaitkan
dengan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya
berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk
dibayangkan” atau “to imagine”. Menurut Van den Heuvel-Panhuizen,
penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukkan adanya
suatu koneksi dengan dunia nyata (real-world) tetapi lebih mengacu
pada fokus pendidikan matematika realistik dalam menempatkan
penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan
(imagineable) oleh siswa-siswi (Wijaya,2011).
Menurut Sumianto (2018) bahwa pendekatan matematika
realistik merupakan suatu rancangan yang membelajarkan siswa-siswi
secara riil, maksudnya dalam membelajarkan siswa-siswi dapat
menggunakan media dan alat peraga secara nyata maupun masalah
14
= 3 : 2 :5
Maka perbandingan berat antara padi, jagung dan juga ketela
yaitu 3kg : 2kg : 5kg
2.1.6.2 Konsep Perbandingan dengan Dua Besaran Berbeda
Perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda adalah
perbandingan dengan besaran yang sama tetapi satuannya berbeda.
Perhatikan contoh perbandingan dua besaran dengan satuan yang
berbeda berikut!
Contoh soal:
Sederhanakanlah perbandingan-perbandingan di bawah ini.
1. 4 m : 30 cm : Besaran panjang dengan satuan m dan cm
2. 2 kg : 8 ons : Besaran massa dengan satuan kg dan ons
3. 14 bulan : 1 tahun : Besaran waktu dengan satuan bulan dan
tahun
4. 3 buah : 1 lusin : Besaran kuantitas benda dengan satuan
buah dan lusin
Penyelesaian:
Untuk menyederhanakan perbandingan di atas, hal yang harus
diperhatikan sebelumnya yaitu menyamakan terlebih dahulu bentuk
satuannya. Setelah menyamakan satuannya, maka kemudian
menyederhanakan perbandingan bilangan tersebut.
1. 4 m : 30 cm Perbandingan besaran panjang
= 400 cm : 30 cm Satuan cm (1 m = 100 cm)
= 400 : 30 Satuan hilangkan
= 40 : 3 Disederhanakan
23
Dengan demikian, 4 m : 30 cm = 40 : 3
2. 2 kg : 8 ons Perbandingan besaran massa
= 20 ons : 8 ons Satuan ons (1 kg = 10 ons)
= 20 : 8 Satuan hilangkan
= 5 : 2 Disederhanakan
Dengan demikian, 2 kg : 8 ons = 5 : 2
3. 14 bulan : 1 tahun Perbandingan besaran waktu
= 14 bulan : 12 bulan Satuan dalam bulan (1 tahun = 12
bulan)
= 14 : 12 Satuan hilangkan
= 7 : 6 Disederhanakan
Dengan demikian, 14 bulan : 1 tahun = 7 : 6
4. 3 buah : 1 lusin Perbandingan besaran kuantitas
= 3 buah : 12 buah Satuan buah (1 lusin = 12 buah)
= 3 : 12 Satuan hilangkan
= 1 : 4 Disederhanakan
Dengan demikian, 3 buah : 1 lusin = 1 : 4
2.1.6.3 Konsep Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai dapat disebut juga dengan perbandingan
seharga. Perbandingan senilai atau seharga adalah perbandingan antara
dua besaran yang apabila salah satu besaran memiliki nilai semakin
besar, maka nilai besaran yang lain akan semakin besar dan juga
sebaliknya. Perbandingan senilai disebut juga dengan proposisi. Dengan
𝑥1 𝑦1
rumus = Perbandingan senilai sama dengan pecahan senilai.
𝑥2 𝑦2
Y = harga
Ditanya: harga yang akan dibayarkan ibu jika ia membeli
sebanyak 4 buah pulpen?
Jawab:
𝑥1 𝑥2
=
𝑦1 𝑦2
2 10.000
=
4 𝑦2
2𝑦2 = 4 × 10.000
40.000
𝑦2 =
2
𝑦2 = 20.000
Maka yang harus dibayarkan oleh ibu adalah sejumlah Rp.
20.000
2.1.6.4 Konsep Perbandingan Berbalik Nilai
Perbandingan berbalik nilai adalah suatu bentuk perbandingan
yang apabila salah satu nilainya bertambah, maka besaran lainya
memiliki nilai yang semakin kecil. Berbeda dengan perbandingan
senilai, yaitu pada perbandingan senilai, nilai suatu barang akan
bertambah/berkurang sejalan dengan nilai barang yang dibandingkan.
Suatu perbandingan dikatakan perbandingan berbalik nilai jika dua
perbandingan tersebut selalu tetap (konstan) walaupun perbandingannya
dibalik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah
𝑥1 𝑦2
satuan dari besaran tersebut. Dengan rumus = . Perhatikan contoh
𝑥2 𝑦1
masalah berikut!
Contoh soal:
Ardi mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 24 km/jam
dalam 6 jam. Berapa waktu yang diperlukan jika dia mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan 72 km/jam?
Penyelesaian:
Diketahui:
X = kecepatan
25
Y = waktu
Ditanya: Berapa waktu yang diperlukan jika dia mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan 72 km/jam?
Jawab:
𝑥1 𝑦
= 𝑦2
𝑥2 1
24 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 𝑦2
= 6 𝑗𝑎𝑚
72 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
72 𝑦2 = 24× 6
72 𝑦2 = 144
144
𝑦2 = 72
𝑦2 = 2 jam
Maka waktu yang diperlukan untuk mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan 72 km/jam adalah 2 jam.
2.1.6.5 Konsep Perbandingan Skala Pada Peta
Skala merupakan perbandingan antara ukuran gambar dan
ukuran sebenarnya. Misalkan, suatu gambar ditunjukkan dengan skala 1
: 150. Skala 1 :150 artinya, setiap jarak 1 cm pada gambar mewakili
150 cm jarak sebenarnya. Dengan demikian, skala adalah perbandingan
jarak pada gambar dengan jarak sebenarnya dengan rumus sebagai
jarak pada peta
berikut skala = jarak sebenarnya . Perhatikan contoh soal berikut ini!
Contoh soal
Perhatikan gambar berikut!
Skala = 1 cm : 2.000.000 cm
Skala = 1 cm : 20.000 m
Skala = 1 cm : 20 km
Dapat disimpulkan jarak 1 cm pada peta mewakili 20 km jarak
yang sebenarnya .
2.2 Penelitian yang Relevan
Sejauh ini, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
terdapat berbagai penelitian yang membahas tentang pengaruh pembelajaran
matematika realistik terhadap hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan penelitian
terdahulu berupa skripsi sebagai bahan acuan hasil penelitian. Berikut ini
beberapa peneliti terdahulu yang menjadi acuan peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sita & Muhammad As’ad (2020)
dengan judul Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar dalam Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan pembelajaran
pendidikan matematika realistik terhadap hasil belajar siswa Sekolah
Dasar. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendidikan
matematika realistik lebih tinggi yaitu 70,333 dan nilai ratarata
kelompok kontrol sebesar 59,241.
2. Penelitian yang dilaksanakan oleh (Siregar Nuriana, 2019) bahwa hasil
penelitian dan analisis data terdapat pengaruh pendekatan Realistic
27
VII SMP Negeri 8 Pematang Siantar. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berpusat
Kondisi Awal
pada guru
2. Rendahnya Hasil Belajar Siswa
Tindakan
Post Test
Hasil Test
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konseptual
29
30
31
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII-7
yang berjumlah 32 siswa. Pengambilan sampel ini didasarkan pada
kesepakatan guru matematika dan peneliti atas dasar pertimbangan
kemampuan siswa yang dilihat dari hasil belajar mereka selama satu
semester, juga disesuaikan dengan waktu penelitian.
3.4 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).
Maka dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (X) dan satu variabel
terikat (Y), yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel ini sering disebet variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2019). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pendekatan
Matematika Realistik.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa.
3.4.2 Defenisi Operasional Penelitian
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Kelas
VII SMP Negeri 8 Pematang Siantar”. Istilah – istilah yang memerlukan
penjelasan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh
peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Peserta didik yang
33
(Arikunto, 2016)
Keterangan :
rxy = Koefisien kolerasi
∑ XY = Jumlah nilai perbutir dikalikan nilai per siswa
∑ X = Jumlah nilai per butir
∑ Y = Jumlah nilai per siswa
n = Jumlah siswa
38
(Arikunto,2016)
39
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun kriteria untuk mengetahui indeks kesukaran item soal adalah:
Tabel 3.6 Kriteria untuk mengetahui Indeks Kesukaran (P)
Soal (P) Kriteria
0,71 – 1,00 Soal Mudah
0,31 – 0,70 Soal Sedang
0,00 – 0,30 Soal Sukar
Soal – soal yang dianggap baik, yaitu soal –soal sedang, adalah soal – soal yang
mempunyai indeks kesukaran 0,31 sampai dengan 0,70.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus yang digunakan unrk mencari daya pembeda adalah :
∑𝐴 ∑𝐵
𝐷𝑃 = −
𝑁𝐴 𝑁𝐵
Keterangan :
DP : Indeks daya pembeda
∑ A : Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
∑ B : Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA : Jumlah siswa kelompok atas
NB : Jumlah siswa kelompok bawah
Kriteria untuk mengetahui daya pembeda butir soal adalah :
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,71 – 1,00 Baik Sekali
0,41 – 0,70 Baik
0,21 – 0,40 Cukup
0,00 – 0,20 Jelek
Negatif (-) Sangat jelek
Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks
diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari sebuah populasi (Sadarang dkk.,
2021). Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan sesuai
dengan prosedur. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka
40
penelitian ini menggunakan 3 metode pengumpulan data yaitu observasi, tes, dan
dokumentasi (Oktaviyanti dkk., 2022)
a. Observasi
Observasi Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan media gambar. Observasi yang dilakukan peneliti
untuk mengamati dan mencatat secara sistematis tentang apa yang akan
diamati, kapan dan dimana tempatnya.
b. Tes
Tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan tes berupa pretest dan posttest
kemampaun komunikasi matematis berbentuk uraian. Tujuan dari
pemberian tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi
matematis siswa dan menjawab hipotesis peneliti yang teah dirumuskan
sebelumnya. Soal-soal yang dibuat berdasarkan indikator kemampuan
komunikasi.
c. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitiandengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, foto kegiatan
proses pelaksaan pembelajaran. Dokumen ini akan mendukung penelitian
sebagai salah satu bukti keaslian dari diadakannya penelitian di SMP
Negeri 8 Pematang Siantar.
d. Kuisioner (Angket)
Menurtu (Sugiyono, 2017) Kusioner atau angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket akan diberikan kepada siswa setelah siswa diberikan perlakuan
terhadap Pendekatan Matematika Relistik dan telah mengerjakan soal
Post-test. Angket diberikan peneliti pada kelas VII di SMP Negeri 8
Pematang siantar.
41
Keterangan :
KP : Besarnya koefisien
r² : Koefisien korelasi
43
2. Uji – t
Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial,
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan
mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap konstanta dengan
menggunakan rumus:
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
(Sugiyono, 2019)
Keterangan :
𝑡 = distribusi t
𝑟 = koefisien korelasi parsial
𝑟 2 = koefisien determinasi
𝑛 = jumlah data
Hasil perhitungan uji t (t-test) ini dibandingkan dengan tabel-t
dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan
sebagai berikut:
a. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai 𝑠𝑖𝑔. < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak dan
𝐻1 diterima
b. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai 𝑠𝑖𝑔. > 𝛼 maka 𝐻0 ditolak dan
𝐻1 diterima.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J., Vahlia, I., & Setiawan, D. Y. (2022). Pengaruh Pendekatan
Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Kelas Viii Di Smp Negeri 2
Seputih Mataram. Prosiding Seminar …, 2013, 110–116.
https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/article/view/110%0Ahttps:
//prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/article/download/110/85
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Asdar, A., Arwadi, F., & Rismayanti, R. (2021). Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar Matematika dan Self
Confidence Siswa SMP. Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1),
116.
Basir, Muhammad. 2017. Pendekatan Pembelajaran. Sengkang: Lampena
Intimedia.
Claudia, S., Suryana, Y., & Pranata, O. H. (2020). Pengaruh Pendekatan
Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada Perkalian
Bilangan Cacah di Sekolah Dasar. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), 210–221.
Fatkhuriyah, M. (2022). Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Kemampuan Literasi
Sains Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar
Fauhah, H., & Rosy, B. (2020). Analisis Model Pembelajaran Make A Match
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP), 9(2), 321–334. https://doi.org/10.26740/jpap.v9n2.p321-334
Ginting, Randika J. 2022. Pengembangan Modul Berbasis Problem Based
Learning (PBL) Dengan Pendekatan Saintifik Pada Pokok Bahasan Asam
Basa Untuk Siswa Kelas XI SMA. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: FMIPA
Universitas Negeri Medan.
Hartono, Y. 2007. Pendekatan matematika realistik. Pembelajaran Matematika
SekolahDasar...(Online),(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengemba
nganPembelajaranMatematika_UNIT_7_0.pdf, diakses 17 agustus 2023).
Hermanto & Titin Fatimah. 2022. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik
45
Lampiran 1
DIALOG HASIL WAWANCARA DENGAN SALAH SATU GURU
MATEMATIKA DI SMP
NEGERI 8 PEMATANG S1ANTAR
Guru Mata Model yang sering saya pakai yaitu model kovensional atau
Pelajaran ceramah dan emang guru matematika di sekolah ini
kebanyakan masih menggunakan model tersebut
Apa yang harus dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa
Guru Mata Menurut saya untuk meningkatkan hasil belajar tersebut
Pelajaran dengan cara menyarankan kepada siswa tersebut untuk
melakukan les atau belajar tambahan diluar sekolah guna
untuk memperkaya ilmu matematikanya
51
Lampiran 2
Kelas VII.7
No Nama Siswa Nilai UTS
1. ABSYALOM CARRENS MANUEL N 69
2. ALFRED ZEFALDO WARASI 84
3. ARON DANIEL HASUNDUNGAN LUMBAN TOBING 64
4. ASRIEL VAN PERISE TAMBUNAN 68
5. BUNGA DAHLIA SARAGIH 67
6. CELSI SITOHANG 69
7. CHRISTIAN PURNAMA SIAHAAN 79
8. DOLI LEO RENCUS SIANIPAR 74
9. FERI ARDO SIMANJUNTAK 69
10. FRIDA NATALIA SIAHAAN 68
11. GEY SARTANA PUTRA PANGARIBUAN 77
12. GIOVANO TIMOTHY SIRAIT 64
13. INDAH ADE LINA SIBURIAN 73
14. JESIKA RONAULI SAMOSIR 68
15. JOSEPH BENAYA SUMBAYAK 67
16. JUAN CARLOS ARITONANG 45
17. KEYSIA BUTAR BUTAR 70
18. KEVIN PURBA 40
19. MARSANDA SEPTANIA SINAGA 66
52
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
sesuatu
2. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, 2.2.1 Berani menyampaikan
percaya diri, dan pendapat, baik dalam
ketertarikan pada kelompok ataupun klasikal
matematika serta 2.2.2 Berani bertanya selama
memiliki rasa percaya proses pembelajaran
pada daya dan kegunaan 2.2.3 Mengerjakan tugas yang
matematika, yang diberikan dengan baik
terbentuk melalui 2.2.4 Tidak bergantung terhadap
pengalaman belajar. teman sebaya dalam
mengerjakan tugas
3. 3.4 Memahami konsep 3.4.1 Menjelaskan pengertian
perbandingan dan perbandingan menurut bahasa
menggunakan bahasa sendiri.
perbandingan dalam 3.4.2 Menuliskan suatu masalah
mendeskripsikan perbandingan ke dalam
hubungan dua besaran pernyataan perbandingan.
atau lebih 3.4.3 Menjelaskan pengertian rasio
dengan bahasanya sendiri.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan Pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengetahaui konsep perbandingan dan penggunaan nya dalam kehidupan
sehari – hari
2. Mengetahui konsep perbandingan dengan dua besaran berbeda dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari – hari
Penyelesaian:
Untuk menyederhanakan perbandingan di atas, hal yang harus
diperhatikan sebelumnya yaitu menyamakan terlebih dahulu bentuk
satuannya. Setelah menyamakan satuannya, maka kemudian
menyederhanakan perbandingan bilangan tersebut.
5. 4 m : 30 cm Perbandingan besaran panjang
= 400 cm : 30 cm Satuan cm (1 m = 100 cm)
= 400 : 30 Satuan hilangkan
= 40 : 3 Disederhanakan
Dengan demikian, 4 m : 30 cm = 40 : 3
6. 2 kg : 8 ons Perbandingan besaran massa
= 20 ons : 8 ons Satuan ons (1 kg = 10 ons)
= 20 : 8 Satuan hilangkan
= 5 : 2 Disederhanakan
Dengan demikian, 2 kg : 8 ons = 5 : 2
7. 14 bulan : 1 tahun Perbandingan besaran waktu
= 14 bulan : 12 bulan Satuan dalam bulan (1 tahun = 12
bulan)
= 14 : 12 Satuan hilangkan
= 7 : 6 Disederhanakan
Dengan demikian, 14 bulan : 1 tahun = 7 : 6
8. 3 buah : 1 lusin Perbandingan besaran kuantitas
= 3 buah : 12 buah Satuan buah (1 lusin = 12 buah)
= 3 : 12 Satuan hilangkan
= 1 : 4 Disederhanakan
Dengan demikian, 3 buah : 1 lusin = 1 : 4
Kegiatan Pendekatan 60
Inti Matematika Menit
Realistik Membangun persepsi
a. (Stimulation positif terhadap materi yang
(FASE 1) dipelajari dengan
Memberikan memecahkan masalah
gambaran kehidupan nyata .
Perbandingan Mengamati masalah yang
dalam kehidupan diajukan dan menuliskan
nyata berbagai informasi yang
diketahui.
Meminta siswa
mengajukan
berbagai pertanyaan Memunculkan berbagai
disekitar masalah pertanyaan disekitar
dan memberikan masalah.
beberapa contoh
pertanyaan mendalam Memperhatikan guru yang
tentang kasus yang sedang menerangkan.
dipikirkan.
Guru membantu
siswa dengan
menjawab Membentuk kelompok
pertanyaan dengan anggota kelompok
mengenai masalah minimal 2-3 orang satu
yang dipertanyakan kelompok. Menerima
oleh siswa. Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
b. Problem
Statement Memperhatikan sekaligus
(FASE 2) memahami masalah yang
Mengorganisasika tertera dan mencermati
n siswa belajar pertanyaan tuntunan
dalam kelompok pemecahan
yang beranggotakan
2-3 orang . Setiap subkelompok
mencoba memahami
Meminta siswa masalah dan berdiskusi
memahami masalah. dengan sub kelompok lain.
Bertanya pada guru hal-hal
yang kurang dipahami
Jika ada siswa dalam masalah, jika semua
yang tidak anggota kelompok tidak
memahami masalah, memahami masalah.
dapat bertanya pada Mencermati arahan guru
teman dan mencoba kembali
58
Meminta salah
satu kelompok
mempersentasikan
hasil kerjanya
59
Memberi
kesempatan pada
kelompok lain
mengkritisi hasil
kerja kelompok
penyaji dan
mengekspresikan
ide-ide secara
terbuka. Sesekali
guru mengajukan
pertanyaan untuk
memastikan
pemahaman penyaji
dan dapat
ditanggapi oleh
kelompok lain.
I. Penilaian
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Sikap Spiritual Pengamatan Selama
1. Berdoa sebelum dan pembelajaran dan
sesudah pembelajaran diskusi
2. Memberi Salam saat
membuka dan
menutup presentasi.
3. Bersyukur ketika
berhasil mengerjakan
suatu masalah
2 Sikap Sosial Pengamatan Selama
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan
pembelajaran diskusi
2. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok
3. Disiplin dalam
mengikuti
pembelajaran dan
mengerjakan tugas
Pengetahuan Pengamatan Selama
1. Memahami materi pembelajaran dan
perbandingan dan diskusi
perbandingan dua
besaran
2. Mengerjakan soal –
soal dengan jawaban
yang tepat
Keterampilan
Secara terampil dalam
mengaplikasikan konsep,
prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
berkaitan dengan
Perbandingan dan
Perbandingan dua besaran
Pematang Siantar, ………………. 2023
Peneliti
A. KEGIATAN INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan Pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengetahaui konsep perbandingan dan penggunaan nya dalam kehidupan
sehari – hari
2. Mengetahui konsep perbandingan dengan dua besaran berbeda dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari – hari
2𝑦2 = 4 × 10.000
40.000
𝑦2 = 2
𝑦2 = 20.000
Maka yang harus dibayarkan oleh ibu adalah sejumlah Rp.
20.000
Konsep Perbandingan Berbalik Nilai
Perbandingan berbalik nilai adalah suatu bentuk perbandingan
yang apabila salah satu nilainya bertambah, maka besaran lainya
memiliki nilai yang semakin kecil. Berbeda dengan perbandingan
senilai, yaitu pada perbandingan senilai, nilai suatu barang akan
bertambah/berkurang sejalan dengan nilai barang yang dibandingkan.
Suatu perbandingan dikatakan perbandingan berbalik nilai jika dua
perbandingan tersebut selalu tetap (konstan) walaupun perbandingannya
dibalik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah
𝑥1 𝑦2
satuan dari besaran tersebut. Dengan rumus = . Perhatikan contoh
𝑥2 𝑦1
masalah berikut!
Contoh soal:
64
24 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 𝑦 2
= 6 𝑗𝑎𝑚
72 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
72 𝑦2 = 24× 6
72 𝑦2 = 144
144
𝑦2 = 72
𝑦2 = 2 jam
Maka waktu yang diperlukan untuk mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan 72 km/jam adalah 2 jam.
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Matematika Realistik
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan
mengajukan
berbagai pertanyaan Memunculkan berbagai
disekitar masalah pertanyaan disekitar
dan memberikan masalah.
beberapa contoh
pertanyaan mendalam Memperhatikan guru yang
tentang kasus yang sedang menerangkan.
dipikirkan.
Guru membantu
siswa dengan
menjawab Membentuk kelompok
pertanyaan dengan anggota kelompok
mengenai masalah minimal 2-3 orang satu
yang dipertanyakan kelompok. Menerima
oleh siswa. Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
g. Problem
Statement Memperhatikan sekaligus
(FASE 2) memahami masalah yang
Mengorganisasika tertera dan mencermati
n siswa belajar pertanyaan tuntunan
dalam kelompok pemecahan
yang beranggotakan
2-3 orang . Setiap subkelompok
mencoba memahami
Meminta siswa masalah dan berdiskusi
memahami masalah. dengan sub kelompok lain.
Bertanya pada guru hal-hal
yang kurang dipahami
Jika ada siswa dalam masalah, jika semua
yang tidak anggota kelompok tidak
memahami masalah, memahami masalah.
dapat bertanya pada Mencermati arahan guru
teman dan mencoba kembali
subkelompoknya. memahami masalah
Jika semua
siswa dalam satu Siswa memperhatikan
kelompok tidak sekaligus mencermati
memahami jawaban yang dipaparkan
masalah, maka oleh guru.
bertanya pada
guru. Melakukan kegiatan
pengerjaan soal secara
subkelompok atau pribadi
Meminta salah
satu kelompok
mempersentasikan
hasil kerjanya
Memberi
kesempatan pada
kelompok lain
mengkritisi hasil
kerja kelompok
penyaji dan
mengekspresikan
ide-ide secara
terbuka. Sesekali
guru mengajukan
pertanyaan untuk
memastikan
68
pemahaman penyaji
dan dapat
ditanggapi oleh
kelompok lain.
I. PENILAIAN
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Sikap Spiritual Pengamatan Selama
4. Berdoa sebelum dan pembelajaran dan
sesudah pembelajaran diskusi
5. Memberi Salam saat
membuka dan
menutup presentasi.
69
6. Bersyukur ketika
berhasil mengerjakan
suatu masalah
2 Sikap Sosial Pengamatan Selama
4. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan
pembelajaran diskusi
5. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok
6. Disiplin dalam
mengikuti
pembelajaran dan
mengerjakan tugas
Pengetahuan Pengamatan Selama
3. Memahami materi pembelajaran dan
perbandingan dan diskusi
perbandingan dua
besaran
4. Mengerjakan soal –
soal dengan jawaban
yang tepat
Keterampilan
Secara terampil dalam
mengaplikasikan konsep,
prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
berkaitan dengan
Perbandingan dan
Perbandingan dua besaran
Pematang Siantar, ………………. 2023
Peneliti
A. KEGIATAN INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan Pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengetahaui konsep perbandingan dan penggunaan nya dalam kehidupan
sehari – hari
2. Mengetahui konsep perbandingan dengan dua besaran berbeda dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari – hari
Contoh soal
Perhatikan gambar berikut!
72
bertanya pada
guru. Melakukan kegiatan
pengerjaan soal secara
subkelompok atau pribadi
Meminta salah
satu kelompok
mempersentasikan
hasil kerjanya
Memberi
kesempatan pada
kelompok lain
mengkritisi hasil
kerja kelompok
penyaji dan
76
mengekspresikan
ide-ide secara
terbuka. Sesekali
guru mengajukan
pertanyaan untuk
memastikan
pemahaman penyaji
dan dapat
ditanggapi oleh
kelompok lain.
I. PENILAIAN
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Sikap Spiritual Pengamatan Selama
7. Berdoa sebelum dan pembelajaran dan
sesudah pembelajaran diskusi
8. Memberi Salam saat
membuka dan
menutup presentasi.
9. Bersyukur ketika
berhasil mengerjakan
suatu masalah
2 Sikap Sosial Pengamatan Selama
7. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan
pembelajaran diskusi
8. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok
9. Disiplin dalam
mengikuti
pembelajaran dan
mengerjakan tugas
Pengetahuan Pengamatan Selama
5. Memahami materi pembelajaran dan
perbandingan dan diskusi
perbandingan dua
besaran
6. Mengerjakan soal –
soal dengan jawaban
yang tepat
Keterampilan
Secara terampil dalam
mengaplikasikan konsep,
prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
berkaitan dengan
Perbandingan dan
Perbandingan dua besaran
Pematang Siantar, ………………. 2023
Peneliti