Bab I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi kemajuan bangsa. Bangsa Indonesia
adalah bangsa besar yang kaya akan sumber daya alam. Pendidikan terus
mengikuti perkembangan zaman yang pesat dan berubah dengan signifikan
sehingga pendidikan banyak merubah pola pikir siswa, dari pola pikir awan
dan sederhana menjadi pola pikir modern dan lebih kompleks. Pendidikan
mampu menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga
mampu berpikir lebih luas dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di
lingkungan kehidupan.

Pengertian pendidikan secara umum mengacu pada dua sumber


pendidikan Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Banyak istilah pendidikan
dalam perspektif Al-Qur’an, diantaranya yaitu at-Tarbiyah, at-Ta’lim, at-
Tazkiyah, at-Tadris, at-Tafaqquh, at-Ta’aqqul, at-Tadabbur, at-Tadzkirah,
at-Tafakkur, al-Mau’idzah1. Menurut Abuddin Nata, makna pendidikan Islam
lebih dari istilah-istilah tersebut. Menurutnya, istilah Tarbiyah terkesan lebih
luas artinya dibandingkan istilah lainnya. Abuddin Nata memberi pengertian
Tarbiyah merupakan pendidikan yang mencakup seluruh aspek dan proses
pendidikan, baik jasmani maupun rohani, baik ilmu pengetahuan maupun
keterampilan yang dilaksanakan bagi siswa.2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,


fungsi pendidikan yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

1
Desti Widiani, “Konsep Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an,” dalam Murabby:
Jurnal Pendidikan Islam 1, no 2 (2018): hal. 10
2
Ibid., hal 191

1
2

bangsa.3 Fungsi pendidikan adalah menghilangkan sumber pederitaan rakyat


yang berasal dari kebodohan dan ketertinggalan. Pendidikan di Indonesia
berupaya untuk dapat meningkatkan kecerdasan potensi diri dan dapat
membentuk pribadi yang bertanggung jawab serta kreatif yang berguna untuk
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manusia yang berpendidikan atau berilmu sangat berbeda dengan


manusia yang tidak berilmu. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari cara
bertutur kata, berpikir, dan juga cara bersikkap dalam menghadapi setiap
permasalahan dalam hidup. Belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan. Menurut Smith dan Ragan pembelajaran adalah proses sistematis
dan reflektif untuk menerapkan prinsip pembelajaran dalam rencana
pembelajaran itu sendiri.4

Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dalam


suatu lingkungan. Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu mengarah kepada tingkah laku baik, namun tidak menutup
kemungkinan perubahan tersebut mengarah kepada tingkah laku buruk.
Dalam mewujudkan lingkungan belajar diperlukan lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial. Lingkungan non sosial disebut juga lingkungan fisik
yang terdiri dari sumber, sarana dan prasarana serta media pembelajaran.
Sedangkan lingkungan sosial adalah hubungan dengan teman, guru, warga
sekolah, dan faktor internal dari siswa seperti motivasi belajar.

Motivasi berperan penting dalam kegiatan belajar, sebab adanya


motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi
akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak

3
I Wayan Cong Sujana, “Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia,” dalam Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar 4 No1 (2019): hal. 30
4
Annisa Afiananda Rizqi, Yusmansyah, dan Shinta Mayasari, “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Belajar,” dalam ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling) 6, no 2 (2018):
hal 9
3

dalam belajar, seorang siswa yang belajar tanpa motivasi atau kurang
motivasi tidak akan berhasil dengan maksimal.5

Menurut Bigg dkk, selain peningkatan motivasi belajar, anak juga bisa
mengalami penurunan motivasi belajar. Penurunan motivasi ini akan
berakibat kepada lemahnya kegiatan belajar siswa yang nantinya akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang akan diperoleh nantinya. Hal ini
membawa pengaruh buruk juga terhadap keberhasilan siswa secara
6
keseluruhan. Oleh sebab itu, keberhasilan prestasi belajar siswa perlu
ditingkatkan secara kontinu. Dengan cara meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga terjadi peningkatan motivasi dalam belajar yang berdampak
kepada hasil belajar.

Motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar sangat berperan dalam


kemajuan dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila
seorang siswa memiliki motivasi tinggi dalam belajar, maka kemungkinan
besar akan mendapat nilai tinggi pada hasil belajarnya. Hal ini dapat diartikan
bahwa semakin tinggi tingkatan motivasi seseorang semakin meningkat pula
usaha yang dilakukan orang tersebut dalam mencapai keberhasilan dalam
belajar.7 Sehingga untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka diperlukan
adanya peningkatan motivasi terhadap motivasi belajar siswa.

Namun dewasa ini, motivasi belajar matematika siswa masih rendah


dan berdampak pada hasil belajar matematika. Siswa menganggap pelajaran
matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan pelajaran yang paling
sulit. Hal ini menyebabkan siswa tidak menyukai pelajaran matematika.
Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan
dipelajari mulai dari tingkat pendidikan sekolah dasar sampai perguruan

5
Suharni dan Purwanti, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” dalam G-
COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, no. 1 (2018): hal 132
6
Frandy Pratama, Firman, dan Neviyarni, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar Ipa di Sekolah Dasar Negeri 01,” dalam EDUKATIF : Jurnal Ilmu Pendidikan 1, no
3 (2019): hal. 281
4

tinggi. Haryanto dan Kusmanto menyatakan bahwa matematika adalah salah


satu pelajaran yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, karena matematika
memiliki peranan penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai
pembentuk sikap.8

Selain itu, fakta tentang rendahnya motivasi dan hasil belajar


matematika siswa didasari pada wawancara terhadap salah satu guru mata
pelajaran matematika di SMP Muallimin Wonodadi Kota Blitar pada hari
rabu tanggal 31 Maret 2021, beliau menyatakan bahwa hasil belajar
matematika siswa masih rendah dikarenakan kurangnya motivasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari materi segiempat dan segitiga yang cukup
rendah dari rata-rata. Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti saat
pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi menggunakan metode
konvensional yang bersifat monoton dan hanya berpusat pada guru. Sehingga
tak banyak dari siswa merasa bosan, mengantuk dan berbicara sendiri yang
menyebabkan hasil belajar kurang maksimal.

Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dilakukan


siswa yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan, sebagai cerminan dari
kompetensi siswa.9 Hasil belajar menjadi evaluasi untuk mengetahui
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai siswa sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap
keberhasilan belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah


satu mata pelajaran yang menjadi sorotan. Hal ini dikarenakan banyaknya
siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika

8
Rosmaria Sihotang dan Sonya F. Tauran, “Pembelajaran Kontekstual Tipe Hands On
Activity dan SAVI (Somatic, Auditory, Visual And Intelectual) untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa SMP,” dalam Jurnal Padegogik 3, no. 1 (2020): hal. 45
9
Rike Andriani dan Rasto, “Motivasi Belajar sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa,”
dalam Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 4, no 1 (2019): hal. 81
5

khususnya dalam memecahkan masalah matematika.10 Widdiharto


menyatakan bahwa kesulitan dalam matematika ditandai oleh tidak
mengingat satu syarat atau lebih dari suatu konsep. Hal ini menujukkan
bahwa siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami suatu materi
dalam matematika. Beberapa kekeliruan umum yaitu kekurangan pemahaman
tentang simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses yang salah, dan
tulisan yang tidak terbaca.11 Oleh karena itu, siswa menganggap soal
matematika itu sulit dan membuat motivasi belajar siswa menurun, pada
akhirnya hasil belajar matematika siswa juga menurun.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan alternatif model


pembelajaran yang dapat melibatkan siswa berperan aktif dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Pemilihan model pembelajaran yang
tepat akan membuat proses pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan.
Salah satu model diantara berbagai macam model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah model pembelajaran Hands on Activity (HOA).

Model pembelajaran Hands on Activity (HOA) akan membantu siswa


belajar lebih aktif dan kreatif sehingga siswa tidak hanya menerima dan
mencatat materi yang diberikan guru melainkan dapat memahami dan
membuat kesimpulan sendiri. Siswa tidak akan merasa bosan, karena dalam
pembelajaran Hands on Activity (HOA) siswa dituntut untuk selalu aktif
dengan pekerjaan tangan yang diberikan oleh guru. Suherman menyatakan
bahwa pembelajaran Hands on Activity (HOA) merupakan pembelajaran yang
mengajak siswa belajar dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang
dapat dikerjakan dengan tangan.12

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmaria


Sihotang dan Sonya F. Tauran, bahwa kemampuan pemahaman matematis

10
Ufi Dwidarti, Helti Lygia Mampouw, dan Danang Setyadi, “Analisis Kesulitan Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Himpunan,” dalam Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika 3 No 2 (2019): hal 316
11
Ibid.
12
Rosmaria Sihotang dan Sonya F. Tauran, “Pembelajaran Kontekstual...,” hal 47
6

siswa yang memperoleh pembelajaran Hands on Activity (HOA) mengalami


peningkatan pada kategori sedang. Siswa memberikan respon suka terhadap
pembelajaran kontekstual tipe Hands on Activity (HOA) sehingga guru dapat
menggunakan model pembelajaran ini sebagai alternatif model pembelajaran
agar siswa tidak mudah bosan dan pembelajaran tidak monoton yang dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa dan kemampuan
lainnya. 13

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Anila Risma Niswaul Laili di
MTsN 2 Kota Blitar tahun 2020, dari dua kelas sampel yang diambil yaitu
kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan
model pembelajaran Hands On Activity (HOA) terhadap minat dan hasil
belajar matematika siswa.14

Penelitian diatas juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh


Muhammad Fathir dan Sabrun yang menunjukkan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran kontekstual berbasis Hands On Activity (HOA) pada
materi statistika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI
IPS SMA Islam Shohiburrahman tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada kelas
tersebut dapat menjadikan kelas aktif dalam proses pembelajaran.15 Hal ini
disebabkan karena dalam penerapan model pembelajaan kontekstual berbasis
Hands On Activity (HOA) siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi
sesama siswa, saling bertukar pendapat dan informasi dalam kegiatan diskusi,
sehingga merangsang kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

13
Ibid., hal 54
14
Anila Risma Niswaul Laili, Pengaruh Model Pembelajaran Hands On Activity
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Di MTsN 2 Kota Blitar,
(Tulungagung, Skripsi Tidak Diterbitkan, 2020), hal. 92
15
Muhammad Fathir dan Sabrun, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Hands On Activity pada Motivasi dan Hasil Belajar Siswa,” dalam JIME: Jurnal Ilmiah Mandala
Education 1, no. 2 (2015): hal. 137
7

sekaligus sikap menghargai pendapat orang lain serta menjadikan siswa lebih
terampil dan kreatif dalam pembuatan karya.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut.
a) Masih rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika.
b) Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru dalam
penyampaian materi.

2. Pembatasan Masalah
Masalah yang dipaparkan pada identifikasi masalah terlalu luas, sehingga
peneliti membatasi masalah yang diteliti, sebagai berikut.
b) Subjek penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar.
c) Ada satu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran Hands on Activity dan dua variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu motivasi dan hasil belajar.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, setelah melakukan kajian yang
komprehensif, maka fokus penelitian ini dapat penulis tentukan sebagai
berikut.
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap
motivasi belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap
motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin
Blitar?
8

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Hands on Activity
terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin
Blitar
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Hands on Activity
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin
Blitar
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Hands on Activity
terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP
Muallimin Blitar

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain
sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan khususnya pembelajaran matematika. Adapun kegunaan
hasil penelitian, untuk memberi gambaran mengenai pengaruh model
pembelajaran Hands on Activity (HOA) terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika siswa. Sehingga mampu memberikan tambahan mengenai
model pembelajaran yang tepat dalam memaksimalkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
2. Secara Praktis
Adapun manfaat secara praktis adalah sebaga berikut.
a) Bagi Guru
Model pembelajaran Hands on Activity (HOA) sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran dan referensi jenis model yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan
motivasi dan hasil belajar matematika.
9

b) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang tepat
pada penerapan model pembelajaran di kelas sehingga pencapaian
prestasi yang unggul oleh siswa tentunya akan membawa nama baik
dan kemajuan bagi sekolah.
c) Bagi Siswa
Siswa diharapkan meningkatkan motivasi dalam belajar matematika
sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
d) Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan rujukan dan petunjuk atau acuan dalam penelitian,
khususnya bagi peneliti yang akan meneliti linier dengan penelitian ini
serta sebagai bahan perbandingan dengan hasil penelitian selanjutnya.

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap motivasi


belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar
2. Ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar.
3. Ada pengaruh model pembelajaran Hands on Activity terhadap motivasi
dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Muallimin Blitar.

G. Penegasan Istilah
1. Secara Konseptual
a) Pengaruh
Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.16

16
Dianah Rofifah, Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar PAI dan
Budi Pekerti Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 34 Semarang,” (Semarang, Skripsi Tidak
Diterbitkan, 2020), hal 4
10

b) Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.17
c) Model Hands on Activity
Model pembelajaran Hands on Activity merupakan suatu model yang
dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi,
beraktivitas, mengumpulkan data, dan menganalisis serta membuat
kesimpulan.18
d) Motivasi
Motivasi menurut Sudarwan diartikan sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang
mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi
tertentu sesuai dengan apa yang dikehendaki.19
e) Hasil Belajar
Hasil Belajar merupakan suatu prestasi belajar yang dicapai oleh siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan serta adanya suatu pembentukan tingkah laku atau sikap
perilaku seseorang.20

17
Naimatul Mufida, Pratjojo, dan Joko Siswanto, “Pengaruh Model Pembelajaran Hands
on Activity Menggunakan Media LKS terhadap Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Suhu Kelas VII SMP Negeri 1 Sayung,” dalam Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 5, no 1
(2018): hal. 30
18
Ibid., hal 30
19
Suharni dan Purwanti, “Upaya Meningkatkan...,. hal 138.
20
Sri Lahir, Muhammad Hasan Ma’ruf, dan Muhammad Tho’in, “Peningkatan Prestasi
Belajar Melalui Model Pembelajaran yang Tepat pada Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi,”
dalam Jurnal Ilmiah EDUNOMIKA 1, no. 1 (2017): hal 3
11

2. Secara Operasional
a) Pengaruh
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya dari model
pembelajaran berbasis masalah yang ikut membentuk hasil belajar
matematika siswa.
b) Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dimaksud adalah serangkaian aktivitas yang
disengaja dengan mengembangkan, mendesain, mengimplementasikan,
dan mengevaluasi dengan metode tertentu guna memfasilitasi siswa
dengan tujuan mencapai tujuan belajar.
c) Model Hands on Activity
Model Hands on Activity merupakan suatu model yang dirancang untuk
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan
bantuan alat bantu berupa kertas origami untuk menumbuhkan
kreativitas dan keaktifan siswa.
d) Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Kemauan yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
e) Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang dicapai setelah materi
yang disampaikan atau bisa disebut hasil tes akhir.

H. Sitematika Pembahasan
Bagian awal skripsi ini terdiri dari. halaman sampul depan, halaman
judul, halaman persetujuam, halaman pengesahan, dan halaman pernyataan
keaslian, motto, halaman persembahan, prakarta, halaman daftar isi, halaman
tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, dan halaman abstrak.
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (A) Latar Belakang, (B) Identifikasi
dan Pembatasan Masalah, (C) Rumusan Masalah, (D) Tujuan Penelitian,
12

(E) Kegunaan Penelitian, (F) Hipotesis Penelitian, (G) Penegasan Istilah, (I)
Sistematika Pembahasan.

Bab II Kajian Teori, terdiri dari: (A) Model Pembelajaran Hands on


Activity, (B) Motivasi Belajar, (C) Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (D)
Hasil Belajar, (E) Materi Segiempat dan Segitiga, (F) Penelitian Terdahulu,
(G) Kerangka Berpkir Penelitian.
Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (A) Rancangan Penelitian, (B)
Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Sampel Penelitian, (D) Kisi-kisi
Instrumen, (E) Instrumen Penelitian, (F) Data dan Sumber Data, (G) Teknik
Pengumpulan Data, (H) Analisis Data.
Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari: (A) Deskripsi Data, (B) Pengujian
Hipotesis
Bab V Pembahasan, terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Dengan
bab ini peneliti telah menjawab permasalahan pada rumusan masalah
penelitian.
Bab VI Penutup, terdiri dari; (A) Kesimpulan, (B) Saran.
Bagian akhir dalam skripsi ini terdiri dari. Daftar Rujukan, Lampiran-
lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup.

Anda mungkin juga menyukai