Laporan Ekper 3 Bentos

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KOMUNITAS BENTOS DI EKOSISTEM PERAIRAN

Community Bentos In Ecosystem Of Water


Yayan Mardiansyah, Msi1, Khohirul Hidayah1, Asma Hanifah2, Nadhilah Sabila Ghaisani*3
Dosen Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1, Asisten Laboratorium2,
Mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta3
*Corresponding author: [email protected]

Abstrack

Macrozoobentos is an organism that often used as an indicator of pollution and also plays a role in the biomonitoring of a water.
Because of its sedentary sedimentary lifestyle, both soft substrate and hard substrate have sensitivity to some contaminants, low
mobility, are easy to catch and have long survival. The purpose of this practice was to study the characteristics of the river ecosystem
and its limiting factors, to study the techniques of sampling and the physical, chemical and biological factors of a water and edge
profile, to curl and identify macrozoobenthos and to study environmental factors with macrozoobenthic populations. This practice was
hrld on October 9, 2017 and October 15, 2017, at 07:30 to 10:00, located in 2 places namely Danau Situ Bungur city of South
Tanggerang and Sungai Situ Gintung in South Tanggerang with direct sampling method, the results was the existence of Pomacea
canaliculata and Melanodes tuberculata more than other types, that indicate the state of unstable waters, because indicated the number
of pests in the waters around Situ Gintung and Situ Bungur .

Key word: Bentos, Pomacea canaliculata, Melanodes tuberculata, Situ Gintung, Situ Bungur, Physics and Chemical
Factors

PENDAHULUAN
Danau buatan (cekdam) merupakan ekosistem kelimpahan makrozoobentos bergantung pada toleransi
danau yang tidak berdiri sendiri, selalu mendapatkan atau sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan.
inlet atau aliran sungai dibagian atasnya. Aliran ini terus
mendapatkan material organik yang dapat merubah Setiap komunitas memberikan respon terhadap
komposisi hara dan mineral serta dapat menentukan perubahan kualitas habitat dengan cara penyesuaian diri
substrat dasar perairan danau, sehingga bila ada pada struktur komunitas.
perubahan yang terjadi di ekosistem sungai maka akan Makrozoobentos berkontribusi sangat besar
mempengaruhi ekosistem danau tersebut (Tjahjo dan terhadap fungsi ekosistem perairan (Vyas dan Bhawsar
Purnamaningtyas 2010). 2013) dan memegang peranan penting seperti proses
Makrozoobentos merupakan salah satu mineralisasi dalam sedimen dan siklus material organik
kelompok biota air yang terpenting dalam ekosistem (Vyas et al. 2012), serta berperan dalam transfer energi
perairan sehubungan dengan peranannya dalam jaring melalui bentuk rantai makanan (Roy dan Gupta 2010;
makanan dan berfungsi sebagai degradator bahan Sharma et al. 2013), sehingga hewan ini berfungsi
organik (Pratiwi et al., 2004 dalam Yuniar, Andri., et al, sebagai penyeimbang nutrisi dalam lingkungan perairan
2012). Menurut Nugroho (2006), bahwa faktor yang (Minggawati 2013).
mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos dalam Komposisi makrozoobentos dapat merespon
perairan adalah faktor fisika kimia lingkungan perairan, perubahan variasi karakteristik fisika kimia air diatasnya
seperti suhu air, kandungan unsur kimia seperti (Stamenkovic et al. 2010). Demikian pentingnya
kandungan ion hidrogen (pH), oksigen terlarut (DO) dan peranan makrozoobentos dalam ekosistem perairan
kebutuhan oksigen biologi (BOD), sedangkan sehingga jika komunitas makrozoobentos terganggu,
pasti akan menyebabkan terganggunya ekosistem
1
(Irmawan et al. 2010). Akibat terjadinya perubahan Gambar 1. Peta lokasi perairan Situ Bungur dan Situ
habitat dan dinamika ekosistem perairan yang sangat Gintung, (sumber: tangseloke.com)
ditentukan oleh kondisi awal (substrat). Alat yang digunakan dalam praktikum ini
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari adalah thermometer, pH meter, secchi disk, DO meter,
karakteristik ekosistem sungai dan faktor-faktor kuadrant, kamera, label, roll meter, stop watch, bola
pembatasnya, mempelajari teknik pengambilan dan tenis meja, penggaris, plastik sampel, WQC (Water
faktor fisik, kimi dan biologi suatu perairan dan profil Quality Control), lemari es dan section desk.
tepi, menghintung dan mengidentifikasi makrozoobentos Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
dan mempelajari faktor lingkungan dengan populasi adalah sampel bentos yang di temukan di Sungai Situ
makrozoobentos. Gintung dan Danau Situ Gintung
METODOLOGI Cara Kerja
Praktikum ini di lakukan pada 9 Oktober 2017 Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Peraira
dan 15 Oktober 2017, pukul 07:30 sampai 10:00, Lakukan pengukuran/pencatatan faktor fisika
berlokasi di 2 tempat yaitu Danau Situ Bungur kota meliputi jenis substrat, dasar perairan, suhu, turbiditas
Tanggerang Selatan dan Sungai Situ Gintung Kota dan kecerahan serta faktor kimia meliputi derajat
Tanggerang selatan. keasaman (pH), kandungan O2 terlarut (DO), kandungan
Untuk mengetahui keanekaragaman dan CO2 bebas, konduktivitas dan salinitas, serta catat waktu
distribusi makrozoobentos di sepanjang kawasan pengukuran, dan cuaca saat pengambian sampel.
perairan lotik (sungai) dan lentik (danau) dan Profil Melintang Sungai/Danau
berdasarkan penggunaan lahan di sekitar perairan yang Tentukan daerah sungai dan danau yang akan di
mengalir ke danau buatan dipilih 3 plot per tempat teliti, lalu bagi menjadi beberapa plot dari plot 1 sampai
pengambilan sampel. dengan plot 3, ukur kedalaman sungai atau danau
dengan patk pada interval tertentu, mislnya 10 cm,
petakan hasil pengamatan pada kertas grafik.
Kecepatan Arus Sungai atau Danau
Tentukan suatu jarak (5 atau 10 meter) pada
sungai dengan arah dari hulu ke hilir, lepaskan bola yang
diberi sedikit pemberat dan dapat terapung dari awal
sampai akhir jarak yang sudah di tentukan, dicatat waktu
tempuh benda yang di lepaskan tersebut, ukur kecepatan
arus bagian tepi maupun tengah aliran sungai.
Teknik Sampling, Pengawetan, Identifikasi, Analisis
Bentos dan Analisis Presentasi Substrat
Letakan kuadrant 50cm2 (pengulangan 3 kali)
dengan jarak antar kuadrant 5 m, diukur variabel kimia
fisik perairannya, di analisis presentasi substratnya, lalu

2
dilihat dengan teliti biota apa saja yang ada, kemudian di Dimana :
masukan ke dalam plastik sampel yang di beri air E= Indeks Keseragaman
secukupnya lalu di beri label, masukan sampel dalam H’ = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener
lemari pendingin yang ada di laboratorium Hmax = Keanekaragaman spesies maksimum
Makrozoobentos kemudian di identifikasi dan di ukur s = Banyaknya spesies = Logaritma Nature
lebar cangkang dan mulut cangkang. Analisis
mennggunakan rumus kepadatan indeks Shanon Wiener. 3. Indeks Dominansi (C)
Indeks dominansi digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai famili yang mendominansi dalam
suatu komunitas
(Odum, 1993). Indeks dominansi dihitungberdasarkan
rumus indeks of dominance dari Simpson (Odum, 1993),
yaitu :
Gambar 2. Pengukuran Cangkang Gastropoda D= λ∑Pi2
(Marwoto, LIPI) Dimana:
Analisis Data D = Indeks dominansi
1. Indeks Keanekaragaman (H’) pί = Jumlah individu ke-i
Indeks keanekaragaman (H’) meng gambarkan keadaaan HASIL DAN PEMBAHASAN
populasi organisme secara matematis agar Kondisi Fisik Kimia Perairan
mempermudah dalam menganalisis informasi jumlah Tabel 1. Hasil Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
individu masing-masing jenis pada suatu komunitas.
Untuk itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan KEL Suhu pH Tirbidimeter DO meter
˚C (NTU) (mg/L)
persamaan dari ShannonWiener (Krebs, 1989 dalam 1 23.93 5.45 293 9.92
Wijayanti, 2007). 2 23.94 5.18 333 9.3
3 24.64 3.48 249 8.71
H′ =−(pi ln pi) 4 24.46 3.67 246 8.6
Dimana: 5 24.41 3.68 247 8.57
6 24.35 3.98 249 8.5
H’ = Indeks Keanekaragaman jenis
Berdasarkan pengukuran dengan WQC (Water
Pί = nί/N
Quality Control) kondisi lingkungan perairan di area
nί = Jumlah individu ke-i
penelitian pada habitat lotik Sungai Situ Gintung , suhu
N = Jumlah total individu = Logaritma Nature
perairan berkisar antara 23˚C-24˚C dengan kadar
2. Indeks Keseragaman (E) oksigen pada semua habitat lotik berkisar antara 8,5-
Keseragaman adalah komposisi jumlah individu dalam
9,92. pH berkisar 3,98-5,41.
setiap genus yang terdapat dalam komunitas. Indeks
Sedangkan, kondisi perairan pada habitat lentik
Keseragaman dihitung mengggunakan formula Michael
Danau Situ Bungur, suhu perairan berkisar antara 26,64-
(1984) dalam Sinaga (2009), yaitu :
29,30˚C, suhu perairan masih dapat ditolerir oleh
E=. ; Hmax= komunitas makrozoobentos karena tidak melebihi suhu

3
30˚C. Menurut Purnami et al. (2010), jika suhu berada (Apdus, 2010). Hal ini sesuai dengan Sastrawijaya, 1991
diatas 30˚C akan terjadi penurunan keanekaragaman yang menyatakan kehidupan makrozoobenthos dapat
makrozoobentos. Kadar oksigen berkisar antara 6,87- bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5
7,84 ppm, secara umum masih cukup untuk mendukung mg/l, selebihnya tergantung kepada ketahanan
kehidupan biota air (>5ppm) dan pH masih dapat organisme, derajat keaktifan, kehadiran pencemar,
ditolerir oleh makrozoobentos (6,31-6,43). temperatur air dan sebagainya. Kandungan oksigen
Nilai oksigen terlarut (DO) dari kedua tempat terlarut mempengaruhi jumlah jenis bentos di perairan,
pengambilah sampel terlihat memiliki hasil yang tidak semakin tinggi kadar oksigen semakin besar kandungan
jauh berbeda, nilai DO yang rendah akan menyebabkan oksigen dalam ekosistemnya. Dengan demikian semakin
tekanan lingkungan pada kominitas makrozoobentos dan baik pula kehidupan makrozoobenthos yang
fitoplankton yang hidup pada lingkungan tersebut mendiaminya.

Struktur Komunitas Makrozoobentos


Tabel 2. Hasil Perhitungan Kepadatan Indeks Shannon Weiner Semua Kelompok
KEL LOKASI GENUS ∑ H’ D E
1 Danau Pomacea canaliculata 15
Bungur Pilopaludina avanica 11 0.29587 0.511834 0.982957
Sungai Pomacea canaliculata 16
Gintung Pilopaludina javanica 7 0.266875 0.57656 0.886629
2 Danau Pomacea canaliculata 32
Bungur Pilopaludina javanica 7 0.279063 0.640690 0.254014
Sulcospira testudinata 2
Sungai Pomacea canaliculata 8
Gintung Terabia 7
Sulcospira sulcospira 5 0.592735 0.20608 0.427568
Sulcospira testudinata 5
3 Danau Neritina labiosa 9
Bungur Sulcospira testudinata 4 0.830472 0.5 0.75592
Melanoides restica 1
Sungai Neritin Labiosa 58
Gintung Sulcospira testudinata 2 0.146145 0.935556 0.210842
4 Danau Sulcospira tertudinata 14
Bungur Terebia granifera 2 0.37677 0.78125 0.54356
Sungai Pomacea canalicuata 39
Gintung Pila scutata 3 0.361788 0.828015 0.329313
Lymnaea rubiginosa 1
5 Danau Pomacea canaliculata 10 0 1 0
Bungur
Sungai Melanoides tuberculata 82 0.067 0.929506 0.222569
Gintung

4
6 Danau Pomacea canaiculata 14
Bungur Pila ampullacea 3 0.2021809 0.709343 0.42215

Sungai Pomacea canaliculata 10


Gintung Sulcospira testudinata 8 0.538474 0.3088 0.2836
Melanoldes tuberculama 5
Anentome Helena 2

Grafik 1. Bentos Danau Bungur organisme ini mampu berdiapause ketika lingkungannya
tidak sesuai (Suharto dan Kurniawati, 2009).
Bentos Danau Bungur Selain Pomacea canaliculata, Melanoides
2.5 tuberculata di temukan paling banyak di perairan Sungai
2
1.5 Situ Gintung, Melanoides tuberculat yang juga dikenal
1 D
0.5 dengan nama susuh poleng merupakan moluska yang
0 E
H'
biasa ditemukan pada perairan tergenang atau mengalir
terutama berdasar lumpur dan dapat dijumpai sampai
pada tempat dengan ketinggian 1400 meter dari
Grafik 2. Bentos Sungai Gintung permukaan laut (Djajasasmita, 1999).
Nilai indeks keanekaragaman, dominansi dan
2
keseragaman dapat di lihat pada tabel 2. Nilai H’
1.5
terbesar ada dapat Danau Situ Bungur pada kelompok 2,
1
E
0.5
dengan nilai 0.830472, nilai E atau keseragaman paling
D
0 tinggi ada pada Danau Bungur kelompok 1 dengan nilai
H'
sebesar 0.982957, sedangkan nilai D paling tinggi ada
pada Sungai Gintung dengan nilai 0.982957.
Menurut Dahuri & Arumsyah (1994)
Berdasarkan Tabel 2 pengamatan, menyatakan bahwa indeks keseragaman (E) digunakan
makrozoobentos yang di lakukan di sekitar perairan untuk melihat apakah didalam komunitas jasad akuatik
Danau Situ Bungur dan Sungai Situ Gintung di temukan yang diamati, terdapat pola dominansi oleh satu atau

10 spesies bentos di kedua perairan tersebut, spesies beberapa kelompok jenis jasad. Apabilah nilai E

yang paling sering ditemukan adalah Pomacea mendekati 1, maka sebaran individu-individu antar jenis
canaliculata yang paling tinggi di temukan pada relatif merata. Tetapi jika nilai E mendekati 0, terdapat
perairan danau bungur. Dapat dilihat pada Grafik 1 dan sekelompok jenis tertentu yang jumlahnya relatif
2, tingginya kepadatan Pomacea canaliculata berlimpah (dominan) daripada jenis lainnya.

dikarenakan organisme ini memiliki daya toleransi yang Dominansi dinyatakan sebagai kekayaan jenis

baik terhadap perubahan lingkungan, selain itu suatu komunitas serta keseimbangan jumlah individu
organisme ini memiliki daya hidup yang tinggi dimana setiap jenis. Nilai ini menunjukkan bahwa adanya
dominansi suatu jenis dalam suatu ekosistem. Adanya
5
dominanasi menandakan bahwa tidak semua Irmawan RN, Zulkifli H, Hendri M. (2010).
makrozoobenthos memiliki daya adaptasi dan Struktur komunitas makrozoobentos di Estuari Kuala
kemampuan bertahan hidup yang sama di suatu tempat. Sugihan, Provinsi Sumatera Selatan. Maspari
Hal ini juga berarti makrozoobenthos di lokasi Minggawati I. (2013). Struktur komunitas
pengamatan tidak memanfaatkan sumberdaya secara makrozoobentos di Perairan Rawa Banjiran Sungai
merata (Rahma, 2005). Rungan, Kota Palangka Raya. Ilmu Hewani Tropika
Hal ini sesuai dengan pernyataan Odum (1993) Nugroho, A. (2006). Bioindikator Kualitas Air.
yang menyatakan bahwa nilai indeks dominansi yang Universitas Trisakti: Jakarta.
tinggi menyatakan konsentrasi dominansi yang tinggi Odum, E. P. & Eugene, P. (1993). Dasar-Dasar
(ada individu yang mendominansi), sebaliknya nilai Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press:
indeks dominansi yang rendah menyatakan konsentrasi Yograkarta
yang rendah (tidak ada yang dominan). Purnami AT, Sunarto, Setyono P. (2010). Study
of bentos community based on diversity and similarity
KESIMPULAN index in Cengklik DAM Boyolali. Ekosains
Berdasarkan hasil pengamatan, makrozoobentos Rahma, Y. F. (2005). Keanekaragaman dan
yang ditemukan selama penelitian di perairan Danau kemelimpahan makrozoobenthos di Hutan Mangrove
Situ Bungur dan Sungai Situ Gintung terdiri dari 10 hasil rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali.
Spesies yaitu dengan komposisi kelas Gastropoda (42 Jurnal Biodiversitas
%), Bivalvia (32 %), Malacostraca (16 %). Keberadaan Roy S, Gupta A. (2010). Molluscan diversity in
Pomacea canaliculata dan Melanodes tuberculata lebih River Barak and its Tributaries, Assam, India. Biol
banyak dibandingkan jenis-jenis lainnya, keberadaan Environ Sci Res
makrozoobentos sangatlah penting, jika komunitas Sastrawijaya, A. T. (1991). Pencemaran
bentos terganggu dapat menyebabkan terganggunya Lingkungan Hidup. Rineke Cipta: Jakarta
ekosistem yang lain, terganggunya komunitas bentos di Stamenkovic VS, Smiljkov S, Prelic D,
perairan dapat terjadi karena perubahan habitat dan Paunovic M, Atanackovic A, Rimcheska B. (2010).
dinamika ekosistem perairan yang sangat ditentukan Structural characteristic of benthic macroinvertebrate in
oleh kondisi awal (substrat). The Mantovo Reservoir (South-East Part of the R.
Macedonia)
DAFTAR PUSTAKA Suharto, H. dan Kurniawati, N. 2009. (Keong)
Apdus., S. (2010). Analisis Kualitas Air Situ Mas dari Hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi
Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Sawah. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Fitoplankton. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta Tjahjo DWH, Purnamaningtyas SE. (2010). Bio-
Dahuri, R. & Arumsyah, S. (1994). Ekosistem limnologi Waduk Kaskade Sungai Citarum, Jawa Barat.
pesisir. marine and mangement training. (Makalah). Limnotek
Pusat Studi Lingkungan Universitas Nusa Cendana
Press: Kupang. NTT.

6
Vyas V, Bharose S, Yousuf S, Kumar A. (2012).
Distribution of makrozoobenthos in River Narmada ear
water intake point. Nat Sci Res
Vyas V, Bhawsar A. (2013). Benthic community
structure in Barna Stream network of Narmada River
Basin. Intl J Environ Biol 3
Yuniar Andri S., Hadi Endrawati, Muhammad
Zainuri. (2012). Struktur Komunitas Makrozoobentos di
Perairan Morosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak. Journal Of Marine Research

7
Lampiran
Tabel. Hasil Pengukuran Cangkang Sampel Sungai Gintung dan Danau Bungur Kelompok 6
SUNGAI GINTUNG
Plot Genus tc lc s Ta la
1 Pomacea canaliculata 0,8 0,6 0,7 0,5 0,4
Sulcospira testudinata 1,3 0,5 0,8 0,6 0,4
Sulcospira testudinata 1,2 0,6 0,6 0,5 0,2
Sulcospira testudinata 1,4 0,6 0,8 0,6 0,5
Sulcospira testudinata 1,0 0,5 0,4 0,6 0,4
2 Pomacea canaliculata 0,3 0,2 0,3 0,2 0,1
Pomacea canaliculata 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1
Pomacea canaliculata 0,2 0,1 0,2 0,2 0,1
Pomacea canaliculata 0,3 0,2 0,2 0,2 0,1
Pomacea canaliculata 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1
Pomacea canaliculata 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1
Pomacea canaliculata 0,3 0,2 0,1 0,2 0,1
3 Melanoldes tuberculata 1,4 0,5 0,9 0,4 0,3
Melanoldes tuberculata 0,6 0,4 0,5 0,3 0,2
Melanoldes tuberculata 0,6 0,5 0,6 0,3 0,2
Melanoldes tuberculata 0,4 0,3 0,4 0,2 0,1
Melanoldes tuberculata 0,3 0,2 0,3 0,1 0,1
Pomacea canaliculata 2,0 1,5 1,6 1,0 1,1
4 Sulcospira testudinata 1,5 0,5 0,5 0,3 0,1
Sulcospira testudinata 0,4 0,3 0,4 0,3 0,2
Sulcospira testudinata 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1
Sulcospira testudinata 0,3 0,1 0,2 0,1 0,1
Pomacea canaliculata 0,2 0,1 0,2 0,1 0,1
5 Anentome helena 0,9 0,4 0,3 0,3 0,1
Anentome helena 0,7 0,5 0,3 0,3 0,2
Jumlah 25

8
DANAU BUNGUR
PLOT Genus tc lc s ta la
1 Pomaceae canaliculata 4,5 3,3 3,1 3,2 2
Pomaceae canaliculata 3,0 2,0 3,1 2,3 1,6
Pomaceae canaliculata 3,1 2,8 2,4 2,3 1,7
Pila ampullacea 3,4 2,5 2,6 2,3 1,3
Pila ampullacea 2,7 2,3 2,6 2,1 1,3
Pila ampullacea 2,9 2,3 2,6 2,1 1,3
2 Pomaceae canaliculata 5,6 2,7 3,0 2,3 2,0
Pomaceae canaliculata 3,7 2,4 2,8 1,6 1,8
Pomaceae canaliculata 3,0 2,1 2,6 1,4 1,6
Pomaceae canaliculata 2,2 1,7 2,0 1,1 1,4
Pomaceae canaliculata 1,6 1,6 2,0 1,3 1,2
3 Pomaceae canaliculata 3,0 2,5 2,8 2,1 1,5
Pomaceae canaliculata 3,0 2,4 2,5 2,0 1,5
Pomaceae canaliculata 2,5 2,0 2,4 2,0 1,3
Pomaceae canaliculata 3,0 2,4 2,4 2,1 1,4
Pomaceae canaliculata 2,9 2,4 2,4 2,0 1,4
Pomaceae canaliculata 2,2 1,5 1,5 1,8 1,2
Jumlah 17

Dengan:
Tc: Tinggi Cangkang
Lc: Lebar Cangkang
S: Seluk
Ta: Tinggi Aperture
La: Lebar Apeture
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai