REFRENSI ZONING STUPA 4 New 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

TUGAS AKHIR 142

BAB V
PENDEKATAN PROGAM PERENCANAAN DN PERANCANGAN
RENTAL OFFICE
5.1 Pendekatan Aspek Fungsional
5.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas di Rental Office
A. Pelaku
Pelaku yang melakukan aktivitas di area Rental Office dapat dibagi menjadi
• Penyewa unit perkantoran
• Penyewa retail
• Member
• Pengelola
• Tamu perkantoran
• Pengunjung Umum
B. Aktivitas
Aktivitas yang terjadi di lingkungan Rental Office dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelompok
aktivitas kegiatan berdasarkan pelaku kegiatan.

Tabel 5.1. Tabel kelompok aktivitas pelaku kegiatan di lingkungan Rental Office
No Kegiatan dan Keterangan Kegiatan

1 Perkantoran Kegiatan berkantor administrasi pada ruang kantor yang


telah di sewa serta kelompok penyewa
2 Belajar dan mengajar Kegiatan yang dilakukan siswa kursus dengan tujuan
mendapatkan ilmu pengetahuan tentang industri kreatif dan
tentor kursus untuk membantu siswa kursus mendapat ilmu
pada kegaiatan workshop
3 Membaca dan Kegiatan membaca dan mencari ilmu melalui internet dan
browsing buku.
4 Pameran Kegiatan penyajian produk industri kreatif yang dihasilkan
untuk dipamerkan sehingga dapat diapresiasi oleh
masyarakat luas.
5 Kegiatan Penunjang Kegiatan yang dilakukan untuk menunjang aktivitas pelaku
kegiatan dalam Rental Office dan dilakukan secara umuml,
seperti makan, minum, parker, beribadah, menerima tamu.
6 Kegiatan servis Kegiatan yang dilakukan guna merawat dan menjaga
sarana/prasarana Building net workgroup, yaitu perawatan
kebersihan, perawatan teknis, pengamanan area.
7 Rapat pengelola Kegiatan musyawarah untuk evaluasi, pengawasan dan
peningkatan pendidikan dan sarana prasarana yang
dilakukan yang dilakukan oleh pengelola.
56 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

Sumber : Analisa Penulis

5.1.2 Pendekatan Kebutuhan Ruang berdasarkan Kelompok Aktivitas


Secara garis besar, kelompok aktivias dapat dikelompokkan menjadi enam aktivitas yaitu.
1. Aktivitas perkantoran
2. Aktivitas pelatihan
3. Aktivitas pengunjung
4. Aktivitas pengelola
5. Aktivitas penunjang
6. Aktivitas pelayanan (servis)
Lalu berdasarkan kelompok aktivitas diatas, dapat ditentukan kebutuhan ruang sebagai berikut :
Tabel 5.2 Tabel Pendekatan Kebutuhan Ruang
Kelompok Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
No
Aktivitas
1. Aktivitas perkantoran Penyewa Unit Kantor Area Parkir
Ruang Kantor
Cafetaria
Ruang konferensi
Mushola
Toilet
2. Aktivitas pelatihan Member Ruang Kerja
Ruang workshop
Ruang pameran
3. Aktivitas pengunjung Tamu perkantoran Waiting room
Co working
Minimarket
Pengunjung umum Taman
ATM center
Cafetaria
Perpustakaan
4. Aktivitas Pengelola Koordinator bangunan Ruang Manager
Ruang Sekretaris
Ruang rapat
Lobby/waiting room
Ruang Kerja
Staff Bangunan Ruang rapat
Lobby
Ruang kerja staff
Resepsionis
5. Aktivitas Penunjang Staff kebersihan Ruang cleaning servis
57 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

Seluruh pelaku kegiatan Lobby


Ruang pameran
Mushola
Cafétaria
cafeshop Ruang
workshop
Mini bioskop
6. Aktivitas Pelayanan Staff keamanan Ruang Keamanan
(servis) Seluruh pelaku kegiatan Toilet
Gudang
Area parkir
Ruang ME (R. mesin lift, R.
genset, R. pompa, R. water
tank dan pompa, R. trafo, R
panel.
Sumber : Analisa Penulis

Aktivitas Pengelolaa

No. Ruang Fungsi Ruang Syarat Ruang

1. Ruang Direktur Ruang yang digunakan Memiliki privasi dan keamanan


direktur yang baik
2. Ruang Manager Ruang yang digunakan Memiliki privasi dan keamanan
manager yang baik
3. Ruang Sekretaris Ruang yang digunakan Memiliki privasi dan keamanan
sekretaris yang baik
4. R. Divi Pemasaran Ruang yang digunakan Memiliki privasi dan keamanan
Untuk divisi Pemasaran yang baik
5. R. divisi Administrasi Ruang yang digunakan Memiliki privasi dan keamanan
dan keuangan untuk divisi Administrasi yang baik
dan Keuangan
6. R. Rapat Ruang yang digunakan -Dapat menampung seluruh staff
diskusi rapat pengelola perkantoran
-Memiliki system akustik yang
baik

58 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

7. R. Tamu dan Lobby Ruang masuk utama ke -Memiliki akses masuk dan keluar
gedung dan untuk yang jelas dan informatif Luas
menerima tamu dan mendapatkan pencahayaan
dan sirkulasi udara yang baik
-Memiliki area resepsionis dan
informasi

8. Gudang Penyimpanan peralatan -Terdapat pada area yang


dibutuhkan

9SS. Toilet Tempat untuk BAK/BAB -Memiliki sirkulasi udara dan luas
ruang yang cukup
-Terpisah toilet pria dan wanita
Aktivitas Fungsi Utama
No Ruang Fungsi Ruang Syarat Ruang
.
1. R. Produk daur Ulang Ruang bagi pekerja atau -Fasilitas yang ada menunjang
pelaku kegiatan untuk pelaku kegiatan untuk bekerja
mensterilkan sampah yang dan menghasilkan suatu produk
telah dipilah dan memilah yang berkualitas
ulang detail sampah yang -Memiliki standar keamanan dan
akan didaur ulang kebersihan yang baik

2. R. Penampungan Ruang untuk menampung -fasilitas dapat menanmpung


Sampah / Bank sampah sampah yang dating dari jumlah sampah dengan skla yang
Luar (sampah yang sudah besar
bersih atau sudah dipilah) - memiliki standar kebersihan
yang baik

3. R. Pemilahan Sampah Ruang yang dikususkan -fasilitas dapat menampung


Untuk memilah sampah dari jumlah sampah dengan skala yang
segi warna, jenis sampah, besar
dan teksture samapah - memiliki standar kebersihan
yang baik

59 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

4. Gudang B3 Ruang bagi pekerja atau Memiliki privasi dan keamanan


pelaku kegiatan untuk yang baik
menyimpan barang yang
bersifat tidak bisa didaur
dan berbahaya seperti
limbah medis dan
sejenisnya
5. Ruang Workshop Ruang tempat - Memiliki pencahayaan dan
melaksanakan aktvitas system akustik yang baik untuk
pelatihan atau belajar meredam kebisingan dari dalam
tentang subsector industri dan luar
kreatif yang ada antara
pemberi worshop dengan
peserta workshop
6. Toko Kerajinan Limbah Ruang bagi pelaku aktivitas -Pelaku aktivitas dapat
Plastik untuk menjual dan mendisplay barang produksi
memperkenalkan produk dengan baik
dari hasil produksi tempat -memiliki standar keamanan yang
pengolahan sampah baik

Aktivitas Fungsi Pelayanan (servis)


No Ruang Fungsi Ruang Syarat Ruang
.
1. Ruang Satpam Tempat untuk satpam -Terletak dekat dengan area
bertugas dan dapat parkir dan site entrance
mengontrol kemanan -Mudah dikenali untuk
pengaduin publik
-Memiliki sambungan jaringan
dengan CCTV dan perangkat
kemanan lainya
2. Ruang Cleaning Service Ruang yang digunakan -Pelaku kegiatan dapat
sebagai tempat istirahat dan beraktivitas dengan tenang dan
menaruh tas bagi staff nyaman
kebersihan bangunan -Memiliki privasi dan kemanan
yang baik
3. Lavatory Ruang yang digunakan -Ruang dengan memiliki kapasitas
untuk BAK dan BAB toilet lebih dari satu
-Terpisah antara pria dan wanita
4. Gudang Peralatan Penyimpanan peralatan -Terdapat pada area servis

60 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

5. Area parkir Tempat untuk parkir -Area dapat diakses dengan


kendaraan motor dan mobil mudah dengan sirkulasi masuk
dan keluar yang jelas
-Area cukup untuk menampung
motor dan mobil
-Memiliki aliran udara yang baik
untuk pembuangan emisi gas
-Keamanan yang terjaga
-Area parkir karyawan dan
pengunjung dibedakan
6. Ruang ME Ruang dimana segala -Memiliki sirkulasi udara yang
system elektrikal dikontrol baik
selain itu terdapat genset -Lokasi terletak jauh dengan
sebagai energy listrik ruang aktivitas lainya
cadangan -Lokasi terletak pada satu area
servis
7. Janitor Ruang Peralatan Kebersihan -Memiliki sirkulasi udara yang
untuk Membersihkan area baik
servis -Lokasi terletak jauh dengan
ruang aktivitas lainya
-Lokasi terletak pada satu area
servis
Aktivitas Fungsi Penunjang

No Ruang Fungsi Ruang Syarat Ruang


.
1. Lobby, resepsionis Ruang masuk utama ke -Memiliki akses masuk dan keluar
gedung dan untuk yang jelas dan informatif Luas
menerima tamu dan mendapatkan pencahayaan
dan sirkulasi udara yang baik
-Memiliki area resepsionis dan
informasi

2. Mini Market Tempat untuk pengunjung -Memiliki area publik dan


atau semua pelaku aktivitas welcoming
untuk beristirahat, -Memiliki fasilitas yang nyaman
berkumpul dan membeli untuk beristirahat sejenak
hidangan makanan atau
minuman

61 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

3. Gudang Penyimpanan Penyimpanan peralatan -Terdapat pada area yang


dibutuhkan

4. Tempat Suci Ruang beribadah bagi -Nyaman untuk beribadah


seluruh pelaku aktivitas di -Terletak strategis dan dapat
Rental Office diakses dengan mudah
5. ATM center Tempat untuk penarikan -Memiliki standar ATM center
atau transaksi uang pada umumnya
menggunakan mesin ATM

5.1.4 Pendekatan Jumlah Pelaku Aktivitas


A. Analisa jumlah pengguna
- pengelola, terdiri dari struktur organisasi berikut,

Direktur

Manager

Ka.Divisi Ka.Divisi Ka.Divisi Ka.Divisi


Sekertaris
Pemasaran Administrasi & Pemeliharaan MEP
Keuangan Bangunan

STAFF STAFF STAFF


STAFF

Cleaning Teknisi

-koordinator bangunan, yang berjumlah 1 orang


-staff bangunan, yang berjumlah 15 orang
-staff kemanan dan staff kebersihan, pelaku kegiatan berjumlah 10 orang
-member, pelaku kegiatan ini berjumlah 12 komunitas dalam bidang kreatif industri yang
menyewa kantor khusus
-pengunjung umum, masyarakat umum yang berkeinginan berkunjung. Batas maksimal
yang dapat ditampung 100orang.

5.1.5 Pendekatan Hubungan Ruang


A. Hubungan kelompok ruang makro

62 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

ME

PARKIR
RUANG
RUANG
KELOMPOK
LOBBY KELOMPOK
AKTIVITAS
AKTIVITAS
PENUNJANG
PENGELOLA
RUANG
KELOMPOK
AKTIVITAS
UTAMA

RUANG KELOMPOK
SE
KEGIATANSERVIS

Gambar 5.1 diagram hubungan kelompok ruang makro


Sumber : analisa penulis

B. Hubungan kelompok ruang mikro

ME

Parkir
Cafetaria, Atm Center,
Perpustakaan, Mini R.Direktur, R.Manager, Sekertaris,
Lobby& R,Kepala Divisi, R. Staff, R. Rapat Pengelola
bioskop, Ruang
Resepsionis
pameran, Mushola

Unit Kantor Sewa

Lavatory, toilet dan


gudang SE

Gambar 5.2 diagram hubungan kelompok ruang mikro


Sumber : analisa penulis

63 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

5.1.6 Pendekatan Sirkulasi Ruang


A. Sirkulasi Penyewa Kantor

Gambar 5.3 sirkulasi penyewa kantor


Sumber : analisa penulis

B. Sirkulasi Pengelola Kantor

Gambar 5.4 sirkulasi pengelola kantor


Sumber : analisa penulis

C. Sirkulasi Member

64 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.5 sirkulasi member


Sumber : analisa penulis

D. Sirkulasi Pengunjung Pameran

Gambar 5.6 sirkulasi pengunjung pameran


Sumber : analisa penulis

E. Sirkulasi Pengunjung Workshop

65 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.6 sirkulasi pengunjung workshop


Sumber : analisa penulis

5.2 Tapak Terpilih

Gambar 5.8 Lokasi Site


sumber: ( googlemaps.com)

66 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.9 Peta Peruntukan Lahan


sumber : (petaperuntukan.surabaya.go.id/cktr-
map/)

a. Lokasi
Di Kota Surabaya direncanakan akan dibangun di dalam kawasan fasilitas umum komersial,
tepatnya di Jalan Basuki Rahmat, Kel. Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya.
b. Batas- batas Tapak
• Utara : Jalan Embong Wungu
• Timur : Permukiman
• Selatan : PT surya Timur
• Barat : Jalan Basuki Rahmat
c. Luas
Luas Tapak : 3451 m2
GSB : 9 m (Jalan Basuki Rahmat) dan 6 m (Jalan Embong Wungu)
KDB : 60%
KLB : 1000% Max. 20 lantai
d. Kebisingan
• Utara : Kebisingan Kendaraan bermotor
• Timur : Permukiman warga
• Selatan : Perkantoran
• Barat : Kebisingan Kendaraan bermotor dari jalan utama
e. Pencapaian
Main entrance : Jalan Basuki Rahmat dan jalan embong wungu. Tapak ini memiliki 2 pintu
masuk yang mampu mengakses bangunan.

67 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

f. Utilitas Lingkungan
Drainase lancer, karena selokan berada tepat didepan tapak dan ukuranya cukup besar,
sehingga pembuangan air kotor lancer. Listrik tidak menjadi kendala karena sudah
terjangkau oleh aliran lirtrik dari PLN.
g. Topografi
Kontur yang relatif datar dan tidak ekstrim tepat berada sejajar dengan jalan

5.3 Pendekatan Besaran Ruang


Pendekatan luas bangunan rental office yang akan di bangun menggunakan program
pengembangan optimasi lahan dengan tujuan memanfaatkan besaran lahan semaksimal mungkin.

Sesuai dengan analisa aspek kontekstual, tapak yang terpilih mempunyai keterangan sebagai berikut
:

• Luas Site : ± 3451 m2


• KLB = 1000%
• KDB = 60%
• Ketinggian Lantai Max = 20 lantai
• GSB = 9 m dan 6 m

Maka luas bangunan maksimal yang dapat dibangun adalah :


Total Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
= 60% x 3451 m2
= 2070.6 m2 = 2070 m2
Total Luas Bangunan = KLB x Luas Lahan
= 1000% X 2070 m2
= 20700 m2
Maka jika menggunakan perhitungan optimasi lahan, total luas bangunan yang direncanakan akan
dibangun adalah + 20700 m2.

Jika direncanakan akan dibangun 20 lantai dengan proporsi 3 lantai podium, dan 17 lantai tower
maka :

Luas total lantai podium = luas lantai dasar x 3

= 2070 m2 x 3 = 6210

Luas total lantai tower = total luas bangunan – luas podium

= 20700 – 6210 = 14490

Luas lantai tipikal(tower) = Luas total lantai tower : 17

= 14490 : 17

68 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

= 852 m2
5.3.1 Pendekatan Besaran Ruang unit sewa

Besaran ruang unit sewa ditentukan dari luasan minimal kebutuhan karyawan pada suatu kantor di
kali jumlah karyawan perusahaan. Berikut tabel tolak ukur yang menentukan kapasitas karyawan
pada suatu perusahaan :
Tabel 5. 3 Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

(Sumber : Badan Pusat Statistik)

Maka berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan :

Perusahaan kecil = 20 karyawan


Perusahaan Menengah = 50 karyawan
Perusahaan Besar = 100 karyawan
Kebutuhan ruang minimal untuk satu karyawan adalah 3m2(DA), Maka di dapat :

• Unit 1 Perusahaan kecil = 20 karyawan x 3m2 = 60 m2


• Unit 2 Perusahaan Menengah = 60 karyawan x 3m2 = 180 m2
• Unit 3 Perusahaan Besar = 100 karyawan x 3m2 = 300 m2

Untuk menentukan jumlah yang disewakan dan luas servis yang diperlukan digunakan
persyaratan rasio ruang. Rasio ruang adalah total (gross floor area) dengan luas ruang bersih 
(net floor area) dengan beberapa pendekatan rasio ruang bangunan bertingkat tinggi : net
floor area unit sewa 70%-80% dan service 20%-30%

Jika luas lantai tipikal + 852 m2 , maka 80% dari 852 m2 adalah + 681 m2

+681 m2 adalah luas bersih untuk unit sewa per satu lantai dibagi ke beberapa tingkat unit yaitu
dengan perbandingan rasio jumlah perusahaan kecil, menengah, besar yang ada di Surabaya.

3 : 1 : 2 = Perusahaan Kecil : Perusahaan Besar : Perusahaan Menengah

Maka setiap satu lantai terdapat beberapa macam tipe lantai

1 unit besar, 1 unit sedang, 2 unit kecil

- 1 unit x 300 = 300 m2 (tipe A)


- 1 unit x 180 = 180 m2 (tipe B)
2
- 2 unit x 60 = 120 m + (tipe C)

Jumlah = 600 m2 (4 unit)


69 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

Lantai tipikal yang aka di sewakan untuk unit ruang sewa adalah 17 lantai maka total unit ruang
kantor sewa yang akan di bangun adalah :

Jumlah unit perlantai x Jumlah Lantai = Jumlah total unit

4 unit x 17 = 68

Unit kantor sewa dengan rincian sebagai berikut :

- 17 unit tipe A
- 17 unit tipe B
- 34 unit tipe C

5.3.2 Pendekatan Besaran Ruang service maka 20% dari total luas lantai adalah luasan ruang
service per satu lantai yang digunakan sebagai ruang inti vertical atau ruang penunjang bangunan,
seperti lift, tangga, pipa jaringan utilitas,toilet, mushola dan lain sebagainya.

Jadi kebutuhan ruang service adalah 20% dari + 852 m2 = 170 m2

A. Perhitungan kebutuhan toilet :


Standar menggunakan kebutuhan utilitas bangunan

Jenis bangunan lavatory urinoir wastafel


Bangunan Umum 80-130 orang 80 – 150 orang 80 – 120 orang
(kantor, Auditorium) perlu 5 unit perlu 3 unit perlu 4 unit
(Mechanical and Electrical Equipment for Buildings Benjamin Stein; John S. Reynolds 1964)

Diperkirakan kapasitas orang per lantai adalah :


Luas lantai tipikal + 852 m2 : 5 m2 (standar kebutuhan ruang per orang)= 170 orang
Diasumsikan jumlah pengguna pria 50% x 170 = 85 orang
Diasumsikan jumlah pengguna wanita 50% x 170 = 85 orang Maka
menurut table diatas dapat disimpulkan : kebutuhan pengguna pria :
5 unit lavatory, 4 unit wastafel per lantai
kebutuhan pengguna wanita : 5 unit lavatory, 3 unit urinoir, 3 unit wastafel per lantai

B. Perhitungan kebutuhan Lift :


- Waktu perjalanan satu siklus lift = jarak siklus
Kecepatan lift
= 60 m
1.5m/detik
= 40 detik
- Jumlah Pemakai bangunan (tower) = total luas bangunan tower
Standar per orang

70 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

= 16560 m2
15 m2
= 1104 orang
- Jumlah orang yang diangkut = 13% x 1380 orang = 143orang
- Jumlah lift yang dibutuhkan = jumlah orang yang diangkut
Kapasitas lift
= 143
17
= 8 lift
5.3.3 Pendekatan Besaran ruang pengelola
- Ruang Direktur
Berdasarkan standar ruang direktur adalah 27 m2 (Neufert, 2002), terdapat 1 unit ruang maka
total ruang adalah 27 m2
- Ruang Manager
Berdasarkan standar ruang direktur adalah 10 m2 (Neufert, 2002), terdapat 1 unit ruang maka
total ruang adalah 10 m2 - Ruang Sekertaris
Berdasarkan standar ruang direktur adalah 6 m2 (Neufert, 2002), terdapat 2 unit ruang maka total
ruang adalah 12 m2
- Ruang kerja staff (4 Divisi)
Berdasarkan standar ruang staff per divisi adalah 9m2 untuk kepala divisi dan 5 m 2 untuk staff,
terdapat 1 kepala divisi dan 2 staff maka total ruang 19m2
- Ruang Rapat
Berdasarkan standar luas ruang rapat per orang adalah 2m 2 (Duffy, 1976) maka luas ruang rapat
dengan kapasitas 16 orang adalah 32m2

5.3.4 Pendekatan kapasitas pengguna bangunan


Pendekatan kapasitas pengguna bangunan menggunakan total luas bangunan keseluruhan
dibandingkan dengan kebutuhan keseluruhan ruang untuk bangunan perkantoran per orang,
standar kebutuhan ruang 15m2/orang (sudah termasuk kegiatan parkir, servis, penunjang) (Duffy
F. , Cave, Colin, & Whortington, 1976)

- Jumlah Pemakai bangunan = total luas bangunan


Standar per orang
= 20700 m2
15m2
= + 1380 orang
5.4 Program Ruang
Besaran ruang dihitung berdasarkan pada studi ruang dan study literature yaitu antara lain :

POS : Planning Office Space, Francis Duffy

71 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

DA : Data Arsitek, Ernst Neufert

TS : Time Saver Standards for Building Types. Joseph de Chiara.

SB : Studi Banding

A : Asumsi

HP : Hasil Perhitungan

Sedangkan standar sirkulasi/flow area yang digunakan yaitu (De Chiara, 2001):
• 20% : standar kebutuhan keleluasaan sirkulasi
• 70-100% : terkait dengan banyak kegiatan
Dengan acuan tersebut maka program ruang di bagi berdasarkan kebutuhan ruang berdasarkan
kegiatan yaitu kegiatan utama, kegiatan pengelolaan, kegiatan penunjang , kegiatan servis dan
area parkir.

5.4.1 Unit Kantor Sewa


No. Jenis ruang Jumlah Ukuran Total luas ruang Sumber

1 Ruang produksi daur 1 unit 180 m2 HP


ulang
2 Ruang Penampungan 1 unit 75 m2 HP
Sampah / Bank
Sampah
3 Ruang pemilahan 1 unit 65 m2
sampah
4 Gudang B3 1 unit 50 m2

5 Workshop 2 unit 45 m2

5 Toko Kerajinan 1 unit 120 m2


Limbah Plastik
Jumlah 535
Sirkulasi 60% 321
Total 856

5.4.2 Aktivitas Pengelolaan Kantor


No. Jenis ruang Kapasitas standart Total luas Sumber
ruang
1 Ruang Direktur 1 orang 27 m2 27 m2 DA

72 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

2 Ruang Manager 1 orang 10 m2 10 m2 DA


2 2
3 Ruang Sekertaris 2 orang 6 m /orang 12 m DA
4 R. divisi Pemasaran 1 kadiv dan 2 staff 9m2/kadiv 5 18 m2 DA
m2/staff
5 R. divisi Administrasi 1 kadiv dan 2 staff 9m2/kadiv 5 18 m2 DA
& Keuangan m2/staff
8 Ruang rapat 10 orang 2 m2/orang 20 m2 POS
9 R. Tamu & Lobby 5 orang 4 m2/orang 20 m2 POS
2 2
11 Resepsionis 1 orang 2 m /orang 2m SB
2 2
15 Gudang Peralatan 5m 5m A
2
Toilet pria 2 lavatory, 2 2,7 m2/ lavatory, 9m TSS
urinoir, 2 wastafel 0,8 m2/ urinoir, 0,9
m2/ wastafel
Toilet wanita 3 lavatory, 3 2,7 m2/ lavatory, 9m2 TSS
wastafe l 0,9 m2/ wastafel
Jumlah 150
Sirkulasi 20% 30
Total 180

5.4.3 Kelompok Aktivitas Penunjang

No. Jenis ruang Kapasitas standart Ukuran Sirkulasi

1 Lobby, resepsionis, 50 orang 1,6 m2/ orang 80 m2 DA


waiting room
3 Minimarket 90
2
- Area penjualan 30 orang 1 m /orang DA
- Kasir 1 Meja counter 1,8 x 2m2 TSS
- Gudang 20 m2 DA
Penyimpanan
A
2 2
6 Mushola 20 orang 2 m /orang 40 m HP
12 ATM Center 3 unit 6m2/unit 18 m2 SB
Jumlah 248
Sirkulasi 50% Total 124
372

73 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

5.4.4 Kelompok Aktivitas Servis


No. Jenis ruang jumlah standart Total luas Sumber
ruang
1 Toilet pria 5 lavatory, 3 urinoir, 2m2/ lavatory, 0,8 16,7 TSS
3 wastafel x 20 lantai m2/ urinoir, 0,9
m2/ wastafel

2 Toilet wanita 5 lavatory, 4 wastafel 2 m2/ lavatory, 0,9 12,6 m2 TSS


x 20 lantai m2/wastafel
7 Gudang 1 unit 24 m2 24 m2 A
Peralatan
8 Janitor 1 unit 3 m2 3 m2 A
2 2
9 R. Panel listrik 2 unit 4m 4m TSS
2 2
10 R. Genset 1 unit 30 m 20 m TSS
2 2
11 R. Trafo 1 unit 10 m 10 m TSS
12 R. Pompa 1 unit 10 m2 10 m2 TSS
2 2
15 R. satpam 2 unit 10 m / unit 20 m A
2 2
16 R. Cleaning 1 unit 10 m / unit 10 m A
service
Jumlah 130,3
Sirkulasi 20% 26,06
Total 156,36

Jumlah total luas ruang keseluruhan


1 Kegiatan Utama (unit kantor sewa) 12240 m2
2 Kegiatan pengelola 286.4 m2
3 Kegiatan Penunjang 2410.8 m2
4 Kegiatan servis 1399.68 m2
Total 16336.88 m2

5.4.5 Area Parkir


Kebutuhan perhitungan area parkir menurut standar ketentuan bangunan bertingkat, yang
ditetapkan oleh pemerintah Surabaya dengan perda No. 1 tahun 2009 tentang penyelenggaraan
perparkiran dan retribusi perparkiran, jumlah kebutuhan parkir pada bangunn
bertingkat/perkantoran yaitu 1mobil per 100m2 luas lantai bangunan,

• Maka perhitungan parkir mobil :

Luas total bangunan 20700 m2 : 100 m2 = 207


74 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

= 207 mobil

• Perhitungan parkir motor

Diperkirakan jumlah pemakai bangunan 1380 orang, di

asumsikan pengguna motor 40% x 1380 orang = 552 motor


Tabel 5. 4 Kebutuhan parkir
No. Jenis ruang Jumlah Luas ruang Total luas ruang Sumber

1 Parkir Mobil 20 mobil (2.25x4.5)=11 m2 275 HP


2 2
2 Parkir Motor 170 1.5 m 225 m HP
2
Jumlah 3105 m
Sirkulasi 100% 3105 m2
Total luas parkir 6210 m2

Pembagian area ruang parkir

Pembagian area ruang parkir dapat dibandingkan sebagai berikut :

Parkir Basement : 80 % x 6210 m2 = 4968 m2


Parkir ruang luar : 20 % x 6210 m2 = 1242 m2

5.4.6 Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Ruang


1 Kegiatan Utama (unit kantor sewa) 12240 m2
2 Kegiatan pengelola 286.4 m2
3 Kegiatan Penunjang 2410.8 m2
4 Kegiatan servis 1399.68 m2
5 Area Parkir 3.560 m2
Total 19896.88 m2

5.5 Pendekatan Aspek Kinerja

Pendekatan aspek kinerja ini membahas kinerja atau utilitas yang ada pada Rental Office,
diantaranya :

5.5.1 Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada Rental Office ini terdiri dari 2 (dua) macam diantaranya :

75 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

A. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang bersumber dari cahaya sinar


matahari, sumber cahaya ini didapat dari bukaan-bukaan yang terdapat pada bangunan
untuk memaksimalkan cahaya terang langit, seperti jendela dan ventilasi. Pencahayaan
ini bertujuan untuk menghemat listrik pada siang hari.

Gambar 5.10 aplikasi memanfaatkan pencahayaan alami dengan double skin

B. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang bersumber dari sumber


cahaya buatan seperti lampu, pencahayaan buatan digunakan pada malam hari dan
ruang-ruang yang sulit untuk mendapatkan cahaya alami. Selain digunakan untuk
pencahayaan, juga memilki kegunaan untuk menimbulkan kesan atau suasana pada
suatu ruangan. Pencahayaan buatan ini menggunakan 2 (dua) sistem, yaitu :

 Pencahayaan Umum
Pencahayaan umum digunakan untuk ruangan dengan kegiatan relatif sama dan
tingkat privasi yang relatif kecil, serta ruang-ruang yang tidak memerlukan karakter
tertentu seperti ruang pengelola, dan ruang operasional.

 Pencahayaan Khusus
Pencahayaan khusus untuk memberikan kesan tertentu, sehingga karakter
ruangan akan mempengaruhi faktor psikis penggunanya. Pencahayaan ini terutama
untuk menciptakan suasana yang ramah dan bersahabat.

5.5.2 Sistem Penghawaan Ruang

Penghawaan pada Rental Office ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

A. Penghawaan Alami

Penghawaan alami adalah sirkulasi udara yang berasal dari bukaan


menggunakan system cross ventilation (ventilasi silang). Penghawaaan alami ini didapat

76 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

dengan adanya bukaan pada dinding bangunan berlawanan atau berhadapan untuk
mendaparkan sirkulasi udara bersih dan mengeluarkan udara kotor.

B. Penghawaan Buatan

Merupakan sistem sirkulasi udara yang dibantu dengan penggunaan AC central


dan Exhaust Fan. Penghawaan udara menggunakan AC terbagi menjadi :

 AC Central All Water System


Sistem ini memerlukan menara pendingin (cooling tower) dan chiller yang
ditempatkan di luar bangunan. Pada rental office, AC central diletakkan di
ruangruang unit sewa, ruang publik, seperti koridor, hall, dan lobby serta pada
kantor pengelola. Di setiap lantai yang menggunakan penghawaan dengan AC
central membutuhkan sebuah ruang untuk Air Handling Unit (AHU).

Gambar 5.11 aplikasi ac central all water system

77 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.12 pemasangan ducting pada plat lantai

 Exhaust Fan pada basement


Ruang dengan kedalaman penggunaan basement mengakibatkan pertukaran
udara luar tidak dapat terjadi secara alami, demikian juga cahaya tidak bisa masuk
secara alami. Disisi lain dengan funngsi servis dan parkir akan mengakibatkan banyak
asap kendaraaan dan mesin-mesin, sehingga panas dan lembab. Maka dari itulah
pilihan yang digunakan adalah sistem tata udara Intake Fan dan Execorse Fan. Inteke
Fan sebagai sistem yang berfungsi untuk memasukkan udara bersih dari luar dan
Execourse Fan untuk mengeluarkan udara panas dan asap menuju keluar.

78 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.13 Skema intake fan dan execourse fan pada basement

Prinsip dasar dari mesin Intake Fan adalah memasukkan udara luar ke dalam
ruangan, adalah sebagai berikut : Untuk memasukkan udara dari luar ke basement 1
dan 2 diperlukan benda semacam pipa yang menjulur dari permukaan tanah menuju
basement. Pipa tersebut diganti dengan suatu ruangan yang panjangnya ±80 CM x
100 CM. yang menuju ke Intake Fan. Kemudian pada Intake Fan udara disedot
dengan kipas yang kemudian disaring guna mendapatkan udara yang lebih bersih.
Kemudian udara dihembuskan menuju plannum melalui ducting yang terbuat dari
seng. Plannum adalah semacam ruangan yang berada pada lapisan dinding yang
berfungsi sebagai tempat menyalurnya udara luar yang dihembuskan dari Intake Fan.
Setelah dari plannum udara dikeluarkan menuju ruangan dengan lubang grill.
Lubang grill adalah lubang yang berada pada dinding yang berfungsi
menghembuskan udara yang berasal dari plannum menuju ke ruangan basement.
Panjangnya ± 2,50 M x 0,6 M.
Prinsip dasar dari mesin Execorse Fan adalah menyedot udara dalam ruangan
kemudian mengeluarkannya. Udara didalam ruangan yang disedot dianggap udara

79 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

bekas, sistem kerjanya terbalik dengan Intake Fan : Udara dari dalam ruangan
disedot melalui lubang grill yang berada pada sisi yang lain dari lubang grill intake.
Kemudian udara tersebut disalurkan menuju plannum. Dari plannum udara tersebut
disedot dengan kipas pada mesin intake fan melalui ducting. Kemudian udara
tersebut dikeluarkan menuju lubang keluar.
5.5.3 Sistem Jaringan Air Bersih

Penggunaan sistem down feet karena dirasa lebih tepat untuk bangunan tinggi.

 Down-Feed System
Air bersih yang berasal dari PAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan
ditampung pada ground reservoir, lalu dengan menggunakan pompa didistribusikan ke
tangki atas dan kemudian menggunakan gaya gravitasi untuk disalurkan ke masing
masing katup katup unit. System ini efektif untuk bangunan bertingkat tinggi.

Gambar 5.14 Alur penyaluran air bersih

80 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

5.5.4 Sistem Pembuangan Air Kotor

Gambar 5.15 Alur recyle air kotor


Dari jenis air kotor pada umumnya, dibedakan menjadi:
• Limbah cair kotor yang berasal dari WC, dapur dan lavatory akan diolah untuk
digunakan kembali.
• Air yang mengandung kotoran / material yang masih bersifat padat, dialirkan ke
Sewage Treatment Plant (STP) dengan bahan kimia yang bersifat menghancurkan
dan mengencerkan limbah. Setelah melewati STP, limbah dianggap sudah layak
dibuang di roil kawasan yang kemudian dilanjutkan ke roil kota.
• Dalam menyalurkan air hujan, perlu diperhatikan peletakan talang, jumlah dan
ukuran penampang saluran pipa pembuang ke bak kontrol dan kemudian dialirkan
pada pengolahan air atau penampungan air untuk diolah kembali.

5.5.5 Sistem Jaringan Listrik

Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN dengan menggunakan
panel-panel penghubung yang disalurkan ke seluruh bagian ruangan yang terdiri dari panel
utama (Main Distribuiton Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub Distribution Panel).

81 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Untuk energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan automatic switch
system untuk menggatikan peran PLN ketika listrik padam.

Gambar 5.16 Alur distribusi listrik


5.5.6 Sistem Pembuangan Sampah

Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan kedap air,
mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas pembuangan sampah
dari Dinas Kebersihan setempat. Sampah-sampah yang diangkut ke tempat pembuangan
yang terletak di tempat-tempat bagian servis, dijadikan satu ke penampungan di ruangan
atau gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah sebagai tempat penampungan
sampah sementara, setelah itu sampah-sampah dibawa ke luar bangunan menuju ke TPA.

5.5.7 Sistem Pencegahan Kebakaran

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam bahaya kebakaran adalah:


 Pencegahan bahaya kebakaran
a. Detektor asap (smoke detector), yang akan mendeteksi asap pada temperatur
40º - 50º Celcius.
b. Detektor gas (gas detector), yang akan mendeteksi bila ada gas yang dapat
menyebabkan kebakaran.
c. Detekor panas (heat detector), yang akan bekerja bila terjadi kenaikan
temperature mencapai 60º - 70º Celcius.
 Penyelamatan bahaya kebakaran
Perencanaan jumlah pintu, lebar pintu dan jarak pintu yang memenuhi syarat dalam
keadaan darurat. Pintu darurat ini sebaiknya langsun mengarah ke luar bangunan
agar orang dapat keluar secepat mungkin.

82 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Untuk ruang umum, lebar pintu darurat dapat ditentukan 1,5 m / 100
orang.Perencanaan tangga darurat untuk bangunan yang berlantai lebih dari satu.
 Penyediaan alat pemadam kebakaran
Pada system otomatis, manusia hanya diperlukan untuk menjaga kemungkinan lain
yang terjadi. Sistem deteksi awal terdiri dari : a. Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap
di ruang tempat alat tersebut dipasang.
b. Alat deteksi nyala api (flame detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara
menangkap sinar ultraviolet yang dipancarkan nyala api tersebut.
c. Hydrant kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah
terjadi dengan menggunakan alat baku air. Jumlah pemakaian hidrant 1 (satu)
buah per 800m2. Hidran ini dibagi menjadi :
• Hidrant kebakaran dalam gedung
Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5”-2” harus terbuat dari bahan
yang tahan panas, dengan panjang 20-30 meter.
• Hidrant kebakaran di halaman
Hidrant di halaman harus menggunakan katup pembuka dengan diameter
4” untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling dan mampu mengalirkan
air 250 galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
d. Sprinkler
Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60 oC-70oC. Penutup
kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head
dapat melayani luas area 10-20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter.Jarak
antara dua sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di
koridor.Sprinkler biasanya diletakkan di dalam maupun unit hunian apartemen,
dan koridor.
e. Fire Extenghuiser
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatan setiap 20-25 meter dengan
jarak jangkauan seluas 200-250 cm.

5.5.8 Sistem Komunikasi

Komunikasi dalam hotel pada umumnya dibedakan menjadi:


• Komunikasi Ekstern, dilakukan oleh tamu dan pengelola untuk berhubungan dengan
masyarakat luar.
• Komunikasi Intern, yang biasanya digunakan adalah intercom. Selain untuk
komunikasi dalam bangunan juga sebagai alat pemberitahuan dan keamanan
penghuni.

83 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

• Sistem Tata Suara, sebagai backround music dan informasi yang diletakkan pada
selasar, area olahraga, public area, serta parkir dengan dikendalikan oleh operator.
• Sistem Televisi dan Parabola, biasanya dipasang pada tiap-tiap unit kamar dan
public area.

5.5.9 Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum


bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Ada beberapa system
instalasi penangkal petir yaitu sistem franklin, faraday, dan thomas (radioaktif) tetapi yang
digunakan di kantor sewa ini hanya dua macam yaitu :

 Sistem faraday
Sistem ini menggunakan tiang setinggi ± 30 cm dari atap bangunan dan
kemudian dihubungak dengan kawat untuk dimasukkan ke dalam tanah sebagai
ground / arde. Jarak antar tiang ±3,5 m. Sistem ini cocok digunakan untuk bangunan
massa banyak yang menyebar. Meskipun kurang ekonomis dan sudut radius
perlindungan petir terlalu kecil sehingga adanya kemungkinan tempat yang tidak
terlindungi.

 Sistem franklin
Sistem ini menggunakan sebuah tiang peangkal petir yang melindungi daerah
kerucut dengan jari-jari alas = tinggi kerucut / ± 120º. Jadi semakin tinggi tiang, semakin
luas area penangkalannya. Sistem ini cocok digunakan untuk bangunan masa tunggal
meski memiliki kendala semakin luas bangunan semakin tinggi tiang penangkal petirnya.

5.5.10 Sistem Keamanan

Sistem pengamanan dengan penerapan teknologi seperti pemakaian kamera monitor


(CCTV) memudahkan pemantauan keamanan secara menyeluruh pada bangunan tanpa
kehadiran petugas keamanan. Security checking digunakan untuk mengecek pengunjung
yang masuk ke dalam hotel. Penempatan pos jaga pada bagian pintu masuk dan pintu keluar
hotel.

5.5.11 Sistem Transportasi

 Vertikal
Karena bangunan hotel termasuk kategori bangunan high-rise maka alat
transportasi vertikal utama adalah lift dan eskalator, namun tetap terdapat tangga untuk
alternative alat transoportasi vertical di dalam bangunan. Selain untuk mencapai ruang
atas, harus ada juga tangga darurat sebagai jalur evakuasi.

84 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

 Horisontal
Untuk sirkulasi horizontal dalam suatu lantai bangunan digunakan koridor atau
hall. Koridor dapat memanjang di tengah bangunan (central corridor system),
mengelilingi core (point block system) atau memanjang di sisi luar bangunan (exterior
atau outside corridor system).

5.6 Pendekatan Aspek Teknis

5.6.1 Sistem Struktur


Sistem struktur dan konstruksi yang digunakan disesuaikan dengan bentuk bangunan
dan fungsi bangunan.

 Sistem Modul
Bangunan menggunakan modul horizontal dan vertikal dengan
mempertimbangkan aktivitas yang akan diwadahi, kapasitas, karakter jenis ruang, dan
penataan perabot yang memerlukan persyaratan tertentu.

 Sistem Struktur
Sistem sub struktur yang akan digunakan untuk bangunan office ini adalah
pondasi tiang pancang. Sistem super struktur yang digunakan adalah struktur rangka
(grid) berupa balok dan kolom, sistem up struktur yang digunakan adalah atap datar
atau atap beton.

 Sistem Konstruksi
Sistem konstruksi yang akan digunakan adalah sistem konstruksi beton
dikarenakan bahan mudah didapat dan mudah dalam pelaksanaan, memiliki kesan
kokoh, serta memungkinkan berbagai macam variasi finishing dalam mencapai
penampilan karakter yang natural

5.6.2 Bahan Bangunan

Dasar pertimbangan pemilihan bahan bangunan :

• Sesuai dengan konsep bangunan


• Ketersediaan bahan di sekitar lokasi
• Sesuai dengan konstruksi, modul bangunan dan kekuatan
• Kemudahan perawatan
• Resiko akan bahaya kebakaran

85 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

5.7 Penekanan Aspek Visual Arsitektural

5.7.1 Bentuk dan Massa Bangunan

Konsep desain yang diterapkan pada bangunan yang sesuai dengan 7 unsur pokok
dalam arsitektur adalah :
• Sumbu (Axis) berkaitan dengan orientasi
• Place (Posisi) berkaitan dengan hirarki
• Skala berkaitan dengan proporsi
• Shape (Wujud) berkaitan dengan geometry
• Texture berkaitan dengan focal point
• Warna berkaitan dengan focal point
• Keseimbangan berkaitan dengan harmoni dan sinergi
Massa bangunan ditata sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi antar
kelompok bangunan serta memperhatikan potensi lingkungan yang ada.
Unsur matahari dijadikan faktor pertimbangan dalam perletakan massa bangunan
dan pemanfaatan view terbaik dari bagian bangunan terhadap lingkungan dan view ke
dalam lingkungan.
Pengelompokan masa bangunan sejenis pada zona tertentu agar memudahkan
hubungan aktifitasnya. beberapa jenis perletakan massa bangunan, yaitu:
a. Dipusatkan : Terdapat pusat, ruang dominan dimana sejumlah Ruang-ruang
sekunder dikelmpokan.
b. Linier : Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang
c. Radial : Suatu ruang pusat dimana organisasi ruang linier berkembang menurut
bentuk jari-jari
d. Cluster : Ruang-ruang dikelompokanoleh letaknya atau secara
bersama-sama menempati letak visual bersama / berhubungan.
e. Grid : Ruang-ruang diorganisir dikawasan struktur / grid tiga dimensi
lain.
5.7.2 Penekanan Desain

Penekanan desain pada aspek arsitektural disesuaikan dengna konsep green


architecture. Prinsip prinsip desain konsep green architecture yang akan di terapkan di
Rental Office adalah :

 Perpindahan Panas melalui selubung Bangunan


Pada bangunan gedung bertingkat, luas dinding jauh lebih besar daripada luas atap.
Oleh karena itu perancangan selubung bangunan vertical, terutama jendela, harus
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari masuknya panas kedalam bangunan
secara berlebihan.

86 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.17 Rincian konsumsi energy untuk berbagai tipe bangunan


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
Pendingin udara di dalam bangunan secara umum dapat dikategorikan atas beban
eksternal akibat perolehan dari luar bangunan. Gabungan strategi desain pasif memiliki
potensi penghematan energy sekitar 30% pada bangunan kantor. Ini dapat dicapai
melalui rancangan selubung bangunan yang mencakup penggunaan peneduh
(shadding), pengaturan luasan ratio bukaan jendela terhadap dinding (WWR), pemilihan
kaca dengan koefisien peneduh yang rendah dan pemanfaatan cahaya alami untuk
pencahayaan dalam ruang.
Perpindahan panas melalui komponen selubung bangunan termasuk ;
Perpindahan panas melalui jendela, dinding, atap, dan laju infiltrasi dan eksfiltrasi
melalui retak-retak, jendea dan bukaan pintu.

Gambar 5.18 Komponen-komponen perpindahan panas melalui selubung bangunan


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
Perpindahan panas melalui jenela masih jauh lebih tinggi dibandingkan dinding bata.
Oleh karena itu, pengendalian perpindahan panas melalui jendela untuk mengurangi
beban pendinginan merupakan faktor penting bagi kesuksesan strategi desain pasif
secara keseluruhan.

Ada sejumlah prinsip desain yang diterapkan untuk mengurangi perolehan panas
melalui selubung bangunan :

87 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

1. Merancang bentuk dan orientasi bangunan untuk meminimalkan


paparan selubung bangunan dari radiasi matahari barat dan timur.
2. Mengurangi transmisi panas melalui jendela dengan mengurangi luas
jendela, menyediakan peneduh eksternal yang dirancang secara tepat
dan meimilih material kaca dengan nilai SHGC atau SC yang rendah.
3. Mengurangi transmisi panas melalui dinding dengan meimiliki nilai
reflektifitas, emisivitas dan insulasi yang lebih tinggi.
4. Mengurangi infiltrasi dan eksisfiltrasi dengan menyekat bangunan secara
rapat dan mengendalikan bukaan pintu dan jendela.
 Bentuk dan Orientasi Bangunan
Karena pergerakan harian dan tahunan dari matahari, radiasi matahari yang diterima
selubung bangunan bervariasi untuk setiap orientasi. Untuk menghindari perolehan
panas radiasi matahari yang berlebihan, permukaan utama selubung bangunan dengan
jendela sedapat mungkin diorientasikan ke utara dan selatan. Ini memungkinkan
jendela mendapatkan pencahayaan alami dari kubah langit degan tetap meminimalkan
perolehan panas dari radiasi matahari secara langsung.
Ruang ruang servis dan tangga dengan dinding massif dapat diletakkan di sisi barat dan
timur, sehingga dapat berfungsi sebagai thermal buffer zones. Perbandingan perolehan
radiasi panas matahari yang direpresentasikan dengan nilaiOTTV untuk berbagai bentuk
dan orientasi bangunan. Nilai OTTV tersebut adalah untuk bangunan persegi panjang
sederhana dengan jendela menerus (SHGC 0,4) dan luas lantai yang sama.

Gambar 5.19 Dampak bentuk dan orientasi bangunan terhadap OTTV (W/m2)6
Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
• Luas Jendela
Proporsi luas jendela memiliki pengaruh sangat besar terhadap beban pendinginan
karena menentukan total perolehan panas yang masuk kedalam bangunan. Hal ini
dikarenakan jendela kaca dapat memasukan panas kedalam bangunan jauh lebih tinggi
dibandingkan dinding masif. Oleh karena itu WWR yang lebih tinggi menyebabkan
beban pendinginan lebih tinggi.

88 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Mengurangi luas jendela adalah salah satu solusi paling efektif untuk mengurangi beban
pendinginan dan konsumsi energy bangunan secara keseluruhan.

Gambar 5.20 Dampak WWR pada penghematan energy (%) untuk berbagai jenis bangunan (penghematan
0,0% merupakan nilai acuan (basecase))
Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
• Material Kaca
Untuk iklim Indonesia dengan perbedaan suhu antara ruang dalam dan ruang luar yang
relatif kecil, memperbaiki nilai SHGC akan lebih efektif daripada meningkatkan Nilai-U.
Karakteristik tansmisi termal material kaca diukur dari nilai-U untuk konduksi dan
koefisien perolehan panas (SHGC) atau koefisien peneduh untuk radiasi. Untuk
menunjukan secara jelas dampak signifikan SHGC pada total konsumsi energy.

Gambar 5.21 Dampak SHGC pada penghematan energy (%) untuk tipikal bangunan
Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
• Peneduh Eksternal
Peneduh eksternal lebih efektif dalam mengurangi perolehan panas matahari
dibandingkan dengan peneduh internal karena dapat menghalangi radisai matahari
sebelum mencapai selubung bangunan. Peneduh eksternal perlu dirancang secara
hatihati agar tidak hnya untuk mengurangi beban pendinginan tetapi juga untuk
menciptakan arsitektur yang estetis, dengan memperhitungkan kinerja pencahayaan
alami.
Kefektifan perangkat peneduh horizontal tidak ditentukan oleh bentuk peneduh
tersebut, tetapi oleh bayangan vertical (Vertical shadow angle-VSA). Cara untuk
mendapatkan VSA yang sama, misalnya
89 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.22 Jenis peneduh eksternal generic : overhang dan potensi penghematan energi Sumber
: (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

90 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.23 Jenis peneduh eksternal generic : Sirip vertical (atas) dan eggcrate(bawah) dan potensi
penghematan energy
Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

Pada contoh gambar simulasi, perangkat peneduh eksternal sangat efektif mengurangi
beban pendinginan dari jendela, dimana sekitar 14 % penghematan energy bisa
didapatkan melalui penggunaan eggcrate. Secara umum, penghematan energy yang
lebih tinggi melalui peneduh dapat dicapai untuk kasus bangunan yang memiliki WWR
dan SHGC yang tinggi. Perancangan system fenestrasi atau jendela harus dilakukan
secara komprehensif.
91 | Roid Thomi - 21020114120006
TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.24 Pengurangan transmisi panas dengan peneduh horisontal


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

 Reflektor Cahaya
Reflektor cahaya adalah elemen horisontal yang membagi jendela menjadi dua bagian.
Jendela bagian atas untuk pencahayaan alami dan jendela bagian bawah sebagai
pandangan. Selain berfungsi sebagai peneduh jendela bawah, reflektor cahaya tersebut
juga berfungsi untuk memantulkan cahaya matahari yang dating dari bagian atas
jendela untuk membantu penetrasi pencahayaan alami kedalam ruangan yang jauh dari
jendela.

Gambar 5.25 Contoh kinerja tipikal reflector cahaya


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

92 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Menunjukan kinerja rflektor cahaya yang dapat mendistribusikan pencahayaan alami


merata dan lebih dalam dengan memantulkan cahaya dari langit-langit ruangan. Langit
langit dekat jendela yang lebih terang juga bisa mengurangi sensasi sialu karena
berkurangnya kontras antara permukaan interior dan lingkungan luar.

Gambar 5.26 Aplikasi reflector cahaya


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

• Peneduh Internal
Peneduh internal atau tirai atau gorden merupakan penahan radiasi mataharo setelah
melewati jendela kaca dan mencegah terjadinya radiasi matahari yang langsung
mengenai penghuni dan bagian interior yang lebih dalam. Peneduh internal tidak
seefektif peneduh eksternal dalam mengurangi beban pendinginan. Hal ini karena
radiasi matahari sudah terlanjur masuk kedalam ruangan melalui kaca jendela dan
menjadi beban pendinginan bagi system HVAC.

Gambar 5.27 Kinerja termal system fenestrasi


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)

93 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

• Dinding
Dinding bangunan terdiri dari beberapa lapisan material dengan ketebalan dan sifat
termal yang berbeda. Gabungan nilai konduktansi (k) dan nilai resistansi ® dari lapisan
bahan menentukan sifat termal keseluruhan dari dinding tersebut yang dapat
direpresentasikan dengan Nilai-U. Semakin rendah nilai U, semakin baik karena transfer
termal yang lebih rendah.
Kontruksi selubung massif dengan Nilai U yang lebih rendah adalah lebih baik
dibandingkan dengan dinding kaca tirai. Selubung masif tidak hanya secara signifikan
mengurangi transmisi panas dan beben pendinginan tetapi juga menurunkan mean
radiant temperature didalam ruang.

Gambar 5.28 Perbandingan suhu permukaan untuk material kaca dan dinding bata Sumber
: (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
• Atap

94 | Roid Thomi - 21020114120006


TUGAS AKHIR 142

Gambar 5.29 atap hijau dan atap logam dengan lapisan insulasi
Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
Sebagai alternatif green roof bisa diterapkan untuk mengurangi transmisi panas melalui
atap. Atap hijau mengurangi urban heat island karena sebagian besar radiasi matahari
yang jatuh kea tap akan diserap oleh tanaman untuk penguapan dan transpirasi.

Gambar 5.30 Contoh bahan selubung bangunan dan transmisi panasnya


Sumber : (admin, Panduan Pengguna bangunan gedung Hijau Jakarta, 2012)
Menambahkan 40 mm lapisan insulasi dibawah atap beton mengurangi transmisi panas
secara signifikan. Lapisan insulasi memiliki efek jauh lebih besar untuk lembaran atap
logam, dimana transmisi panas berkurang.
• Infiltrasi
Infiltrasi adalah bocornya udara eksternal kedalam gedung secara tidak disengaja. Hal ini
bisa terjadi melalui retak-retak yang terjadi pada dinding, atap, atau pintu, dan jendela.
95 | Roid Thomi - 21020114120006

Anda mungkin juga menyukai