Bab Iv Pendadaran
Bab Iv Pendadaran
Bab Iv Pendadaran
ANALISA PERENCANAAN
GEDUNG PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
12
18. Staff Studio Perancangan Arsitektur
19. Staff Perpustakaan Arsitektur
20. Security
21. Staff Kebersihan
22. Staff Teknisi Bangunan
23. Staff Konseling
24. Staff Kesehatan
25. Staff Cafetaria
B. Pengunjung
a. Mahasiswa yang berkuliah di Program Pascasarjana teknik sipil
dan arsitektur
b. Mahasiswa yang berkunjung ke gedung pascasarjana
13
Gambar 4.1 Diagram struktural Pascasarjana
Fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
DIREKTUR
Sumber : Penulis,2021
14
1.1.2. Analisa Kegiatan Pelaku
Analisa pelaku dan aktifitas ini dilakukan untuk mengetahui jenis
kebutuhan ruang, yang akan ditentukan untuk perancangan. Dapat dilihat
pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1
Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang Pengelola
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
1. Direktur Datang 1. Area parkir
Absen 2. Lobby
penyelengaraan Adminitrasi
Mengkoordinasika 6. Cafetaria
pendidikan
Rapat
Istirahat
Metabolisme
Rapat Kemahasiswaan
15
3. Wakil Direktur Datang 1. Area parkir
Bidang Umum Absen 2. Lobby
dan Keuangan Membantu 3. Ruang Ruang
Istirahat Keuangan
5. Ruang Rapat
Metabolisme
6. Cafetaria
7. Lavatory
4. Kepala Bagian Datang 1. Area parkir
Tata Usaha Absen 2. Lobby
Istirahat Kemahasiswaan
5. Ruang Rapat
Metabolisme
6. Cafetaria
16
6. Kepala Sub Datang 1. Area parkir
Bidang Absen 2. Lobby
Keuangan Mengatur urusan 3. Ruang Ruang
Istirahat Kepegawaian
5. Ruang Rapat
Metabolisme
6. Cafetaria
17
Sipil Absen 2. Lobby
Mengkoordinasi 3. Ruang Ruang
pelaksanaan Adminitrasi
seluruh kegiatan 4. Ruang Kepala
prodi Program Studi
Rapat Teknik Sipil
Metabolisme 6. Cafetaria
pelaksanaan Adminitrasi
Rapat Arsitektur
18
Mengajar 3. Ruang Dosen
Rapat 4. Ruang kelas
Membaca 5. Studio
Istirahat perancangan
6. Ruang Rapat
Metabolisme
7. Perpustakaan
Seminar
8. Cafetaria
9. Lavatory
10. Ruang Seminar
13. Staff Datang 1. Area parkir
Adiminitrasi Absen 2. Lobby
Menyiapkan 3. Ruang
laporan Adminitrasi
Nilai, daftar
evaluasi
mahasiswa, daftar
evaluasi
penyelenggara /
pengajar
Menyusun jadwal
pendidikan
Menyimpan
dokumen
Rapat
Istirahat
Metabolisme
14. Staff Datang 1. Area parkir
Labotarium Absen 2. Lobby
Praktek Teknik Merencanakan 3. Labotarium
19
Sipil kegiatan Praktek Teknik
pendidikan, Sipil
penelitian dan 4. Ruang Rapat
pengabdian pada 5. Cafetaria
masyarakat di 6. Gudang
Laboratorium;
Menyusun rencana
operasional dan
pengembangan
laboratorium;
Memberikan
pelayanan bagi
sivitas akademika
untuk melakukan
pengembangan
Menyiapkan
jadwal kegiatan
laboratorium;
Mengkoordinasika
n segala kegiatan
akademik yang
dilaksanakan
dalam
Laboratorium
Menyimpan
peralatan yang
tidak digunakan
Rapat
Istirahat
Metabolisme
15. Staff Datang 1. Area parkir
Perpustakaan
20
Teknik Sipil Absen 2. Lobby
Menyiapkan selaga 3. Perpustakaan
urusan mengenai Teknik Sipil
Perpustakaan 4. Ruang Rapat
Rapat 5. Cafetaria
Istirahat 6. Gudang
Metabolisme
16. Staff Studio Datang 1. Area parkir
Perancangan Absen 2. Lobby
Arsitektur Merencanakan 3. Studio
kegiatan Perancangan
pendidikan, Arsitektur
masyarakat di 6. Gudang
Laboratorium/Stud
io;
Menyusun rencana
operasional dan
pengembangan
laboratorium/studi
o;
Mengkoordinasika
n segala kegiatan
akademik yang
dilaksanakan
dalam
laboratorium/studi
o;
Rapat
Menyimpan
peralatan yang
21
tidak digunakan
Istirahat
Metabolisme
17. Staff Datang 7. Area parkir
Perpustakaan Absen 8. Lobby
Arsitektur Menyiapkan selaga 9. Perpustakaan
Metabolisme
18. Staff Konseling Datang 1. Area parkir
Absen 2. Lobby
konseling 5. Cafetaria
Rapat
Istirahat
Metabolisme
19. Staff Tata Usaha Datang 1. Area parkir
Program Studi Absen 2. Lobby
Teknik Sipil Menyiapkan 3. Ruang
laporan Adminitrasi
evaluasi 5. Cafetaria
22
penyelenggara /
pengajar
Menyusun jadwal
pendidikan
Menyimpan
dokumen
Rapat
Istirahat
Metabolisme
20. Staff Tata Usaha Datang 1. Area parkir
Program Studi Absen 2. Lobby
Arsitektur Menyiapkan 3. Ruang
laporan Adminitrasi
mahasiswa Program
evaluasi
penyelenggara /
pengajar
Menyusun jadwal
pendidikan
Menyimpan
dokumen
Rapat
Istirahat
Metabolisme
21. Security Datang 1. Area parkir
2. Lobby
23
Absen 3. Ruang
Mengamankan Adminitrasi
seluruh area 4. Pos Security
bangunan 5. Ruang Rapat
Mengawasi seluruh 6. Cafetaria
kegiatan
Rapat
Istirahat
Metabolisme
22. Staff Kebersihan Datang 1. Area parkir
Absen 2. Lobby
Membersihkan 3. Janitor
Rapat 5. Cafetaria
Istirahat
Metabolisme
bangunan Adminitrasi
banguanan 6. Cafetaria
Rapat
Istirahat
Metabolisme
24. Staff Kesehatan Datang 1. Area parkir
Absen 2. Lobby
24
didalam gedung 4. Ruang
pascasrjana Kesehatan
Rapat 5. Ruang Rapat
Istirahat 6. Cafetaria
Tabel 4.2
Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang Mahasiswa
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
1. Mahasiswa Datang 1. Area parkir
Teknik Sipil Mencari 2. Lobby
informasi 3. Ruang kelas
Kuliah 4. Labotarium
Mengurus praktik
25
Istirahat 7. Cafetaria
Metabolisme 8. Lavatory
Mengurus perancangan
Membaca 6. Perpustakaan
7. Cafetaria
Istirahat
8. Lavatory
Metabolisme
9. Perpustakaan
Membaca Buku
Arsitektur
3. Mahasiswa yang Datang 1. Area parkir
berkunjung ke Mencari 2. Lobby
gedung informasi 3. Ruang
pascasarjana Istirahat adminitrasi
4. Ruang tata usaha
5. Perpustakaan
6. Cafetaria
7. Lavatory
Sumber : Analisa penulis,2021
26
Analisa Rekap Ruang Pengelola
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Pengelola 1. Ruang Adminitrasi 1
2. Ruang Direktur 1
3. Ruang Kepala Bagian Tata 1
Usaha
4. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Akademik Dan
Kemahasiswaan
5. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Bidang Akutansi
6. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Keuangan
7. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Umum Dan Kepegawaian
8. Ruang Wakil Direktur 1
Bidang Akademik Dan
Kemhasiswaan
9. Ruang Wakil Direktur 1
Bidang Umum Dan
Keuangan
10. Lavatory Pengelola 1
11. Janitor 1
12. Ruang Rapat Utama 1
13. Ruang Arsip Pengelola 1
14. Gudang Pengelola 1
JUMLAH 14
Sumber : Penulis,2021
27
Tabel 4.4
Analisa Rekap Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Program 1. Ruang Dosen Arsitektur 1
Pascasarjana 2. Ruang Kelas Arsitektur 2
Arsitektur 3. Ruang Kepala Program 1
Studi Arsitektur
4. Ruang Tata Usaha Program 1
Studi Arsitektur
5. Studio Perancangan 1
Arsitektur (Studio 2D)
6. Studio Perancangan 1
Arsitektur (Studio 3D)
7. Lavatory Arsitektur 1
8. Lavatory Labotarium 1
9. Janitor 2
10. Ruang Rapat program studi 1
arsitektur
11. Ruang Arsip Arsitektur 1
12. Gudang Arsitektur 1
13. Gudang Labotarium 2
Arsitektur
14. Perpustakaan Arsitektur 1
JUMLAH 17
Sumber : Analisa penulis,2021
28
Tabel 4.5
Analisa Rekap Ruang Program Pascasarjana Teknik Sipil
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Program 1. Ruang Dosen Teknik Sipil 1
Pascasarjana 2. Ruang Kelas Teknik Sipil 2
Teknik Sipil 3. Ruang Kepala Program 1
Studi Teknik Sipil
4. Ruang Tata Usaha Teknik 1
Sipil
5. Labotarium Praktik Teknik 1
Sipil
6. Lavatory Teknik Sipil 1
7. Lavatory Labotarium 1
Teknik Sipil
8. Janitor 2
9. Ruang Rapat Teknik Sipil 1
10. Ruang Arsip Teknik Sipil 1
11. Gudang Teknik Sipil 1
12. Gudang Labotarium Teknik 1
Sipil
13. Perpustakaan Teknik Sipil 1
JUMLAH 16
Sumber : Analisa penulis,2021
Tabel 4.6
Analisa Rekap Ruang Penunjang
No Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
. Ruang
Penunjang 1. Cafetaria 1
2. Gudang Cafetaria 1
29
3. Lobby 1
4. Lavatory Cafetaria 1
5. Lavatory Lobby 1
6. Janitor 2
7. Ruang Konseling 1
8. Ruang Kesehatan 1
JUMLAH 9
Sumber : Penulis,2021
Tabel 4.7
Analisa Rekap Ruang Service
No Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
. Ruang
Service 1. Area parkir 1
2. Pos Security 1
3. Ruang genset 1
4. Ruang Mekanikal 1
5. Ruang teknisi 1
JUMLAH 5
Sumber : Penulis,2021
1.1.2. Analisa Besaran Ruang
Analisa besaran ruang adalah analisi yang bertujuan untuk mengetahui
kapasitas ruang dan besaran ruang, yang akan digunakan pada
Perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas 17 Agustus Samarinda.
Analisa besaran ruang Perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas
17 Agustus Samarinda, Kapasitas didasarkan pada:
1. BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan
2. IKEA : www.ikea.co.id/
3. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
4. NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2
5. SK : Studi Kasus
6. TSS : Time Server Standar for Building Types 2nd
30
7. PSBT : Buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi
8. Penetuan sirkulasi untuk perhitungan kebutuhan ruang ditetapkan
berdasarkan pada Time Saver for Building Types 2nd Edition.
a. 5%-10% : Sirkulasi minimum
b. 20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi
c. 30 % : Kenyamanan fisik
d. 40% : Kenyamanan Psikologis
e. 50% -60% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
f. 70%-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Dimana besaran ruang ini dikelompokkan menjadi beberpa bagian.
Dapat dilihat dari beberapa tabel berikut ini:
C. Sofa tamu 2
2 seater
A
D. Meja tamu 1
0.53x0.68x6 = 2.16
E. Lemari arsip 10
31
B
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x6
=3.7
32
C. Kursi kerja 2
D. Kursi tamu
2
E. Sofa tamu A
1
2 seater
1.42x0.5x1=0.71
F. Meja tamu
1
G. Lemari arsip
1
0.53x0.68x1 = 0.36
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
33
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1
=0.63
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
1
34
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
35
Kemahasiswaa
n IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
36
1.35x0.47x1=0.63
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
37
D
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
38
F. Lemari arsip 1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
39
F
C. Kursi Tamu
2
2 A
D. Sofa tmu
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
1
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
40
D
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
41
F. Lemari arsip 1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
42
F
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
43
D
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2
44
C. Unit wastafel 2
D. Toilet
A
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
D
11. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
45
`
0.55 x 0.44x2
= 0.484
B
12. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2.4 m² 15x2.4=36 45.29m²
Utama BSNP
A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
NAD
A
0.53x0.68x2 = 0.84
46
B
SK
Tabel 4.9
Analisa Besaran Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Ruang NAD Kapasitas 12 Orang 2.4m² 12x2.4= 28.8
Dosen
Arsitektur BSNP A. Meja 1/2 biro 10 1.20x0.60x12 = 8.64
C. Kursi Tamu
20
D. Sofa tamu A
2
2 seater
47
0.53x0.68x10 = 3.6
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
10
Sirkulasi 20%
0.42x0.71x20=5.96
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x10=6.3
48
F
2. Ruang Kelas Kapasitas 16 2.4 m² 16 x2.4 = 38.4
Arsitektur BSNP Orang
C. Meja Dosen 1
0.53x0.68x16 = 5.76
1.20x0.60x4 = 0.72
49
C
3. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 m² 16 x2.4 = 38.4
Arsitektur BSNP Orang
0.7x0.5x15
IKEA A. Meja 15 = 5.25
Mahasiswa 47.73m
²
B. Kursi kerja 16
C. Meja Dosen
1
Sirkulasi +60%
A
0.53x0.68x16 = 5.76
1.20x0.60x4 = 0.72
C
4. Ruang NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8
Kepala
Program BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Studi
Arsitektur IKEA B. Kursi kerja 1 23.506
m²
C. Kursi Tamu
2
50
D. Sofa tamu 2
2 seater
E. Meja tamu 1
A
F. Lemari arsip 1
0.53x0.68x1 = 0.36
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
51
1.35x0.47x1=0.63
F
5. Ruang Tata NAD Kapasitas 10 Orang 2.4 m² 10x2.4= 24
Usaha
Arsitektur BSNP A. Meja 1/2 biro 4 1.20x0.60x4 = 2.88
D. Sofa tamu 2 A
2
seater
0.53x0.68x4 = 1.44
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
6
0.42x0.71x4=1.19
0.95x1.9x2 = 3.61
52
D
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
F
6. Studio Kapasitas 10 Orang 2.4m² 10x2.4=24 45.44m
Perancangan BSNP ²
Arsitektur A. Meja kerja 10 1.20x0.60x10 = 7.2
(Studio 2D) NAD
B. Meja gambar 4
IKEA
C. Kursi kerja 14
D. Lemari arsip 6 A
0.53x0.68x4 = 1.44
0.9x1.5x4
=5.4
53
B
0.53x0.68x14 = 5.04
1.35x0.47x6
=3.8
L
7. Studio Kapasitas 10 Orang 2.4m² 10x2.4=24 53.29m
Perancangan BSNP ²
Arsitektur A. Meja kerja 10 1.20x0.60x10 = 7.2
(Studio 3D) NAD
B. Meja Workshop 4
IKEA
C. Mesin Laser 1
SK Cutting
A
D. Kursi kerja 14
1.2x2.5x4
54
B
1.34x0.94x1 = 1.25
0.53x0.68x14 = 5.04
1.35x0.47x6
=3.8
E
8. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Arsitektur Ruang gerak 1 1x2=2
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
55
wastafel 1.5x2=4
A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2
C. Unit wastafel 2
A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
D
9. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Labotarium Ruang gerak 1 1x2=2
urionoir
56
SK Ruang gerak
closed 3
Ruang gerak 3x2=6
wastafel 1.5
1.5x2=4
A. Unit urinoir
2
B. Unit closed 0.34 x 0.26x2
duduk = 0.16
2
C. Unit wastafel
2
D. Toilet
A
Disabilitas
1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
57
D
10. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
0.55 x 0.44x2
= 0.484
B
11. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
0.55 x 0.44x2
58
= 0.484
B
12. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2 m² 15x2.4=36 45.29m²
program BSNP
studi A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
arsitektur NAD
A
0.53x0.68x2 = 0.84
B
13. Ruang Arsip NAD Kapasitas 3 Orang 2 3x2.4=7.2 11.94m
Program ²
Studi IKEA A. Rak Berkas 10
1.2x0.45x11= 5.94
Arsitektur
SK
59
Arsitektur
15. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
2D
16. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
3D
17. Perpustakaa NAD Kapasitas 20 Orang 2.4 m² 20x2.4=48 70.54 m²
n Arsitektur
BNSP A. Rak Buku 15 0.37x2.229x15=12.37
SK 1
C. Meja Staff
D. Kursi Baca 15
E. Kursi Kerja
1 A
F. Lemari
3 0.6x1x10=6
Penyimpanan
1.20x0.60x1 = 0.72
0.42x0.71x4=1.19
60
D
0.53x0.68x1 = 0.36
1.35x0.47x3=1.9
TOTAL 483.424 m²
61
IKEA B. Kursi kerja 10 57.5m²
C. Kursi Tamu
20
D. Sofa tamu
2
2 seater A
F. Lemari arsip
10
Sirkulasi 20%
0.42x0.71x20=5.96
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
62
1.35x0.47x10=6.3
F
2. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 m² 15 x2.2=4 = 36
Teknik Sipil BSNP Orang
C. Meja Dosen 1
0.53x0.68x16 = 5.76
1.20x0.60x4 = 0.72
63
C
3. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 15 x2.4 = 36
Teknik Sipil BSNP Orang m²
C. Meja Dosen
1
0.53x0.68x16 = 5.76
1.20x0.60x4 = 0.72
C
4. Ruang NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8
64
Kepala
Program BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Studi Teknik
Sipil IKEA B. Kursi kerja 1 23.506
m²
C. Kursi Tamu
2
D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
1
0.42x0.71x2=0.596
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
65
E
1.35x0.47x1=0.63
F
5. Ruang Tata NAD Kapasitas 10 Orang 2.4 m² 10x2.4= 24
Usaha
Teknik Sipil BSNP A. Meja 1/2 biro 4 1.20x0.60x4 = 2.88
D. Sofa tamu 2 A
2
seater
0.53x0.68x4 = 1.44
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
6
0.42x0.71x4=1.19
66
C
0.95x1.9x2 = 3.61
1.10x0.55x1
=0.60
1.35x0.47x1=0.63
F
6. Labotarium Kapasitas 15 Orang 2.5m² 15x2.5=37.5 81.6 m²
Praktik BSNP
Teknik Sipil A. Universal 1 1.4x0.85x1
SK Testing = 1.19
machine
IKEA (UTM)
67
B. Mesin tekan 2
C. Mesin 3
pengaduk beton
D. Oven Otomatis 1
E. Sieve Sheker 2 A
H. Mesin press 1
hidrolik B
5 1.1x0.8x3
I. Meja praktek =2.64
10
J. Meja kerja
15
K. Kursi kerja
C
6
L. Lemari arsip
0.5x0.5x1
=0.25
D
0.5x0.5x2
=0.5
68
E
2.8x1.3x1
=3.64
1.1x0.8x3
=2.64
G
0.7x0.7x1
=0.94
2.4x1.20x5
=14.4
69
I
1.20x0.60x10 = 7.2
0.53x0.68x15 = 5.4
1.35x0.47x6
=3.8
L
7. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Teknik Sipil Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel
70
1.5x2=4
A. Unit urinoir
2
B. Unit closed 0.34 x 0.26x2
duduk = 0.16
2
C. Unit wastafel
2
D. Toilet
A
Disabilitas
1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
D
8. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Labotarium Ruang gerak 1 1x2=2
Teknik Sipil
71
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4
A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2
C. Unit wastafel 2
A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
72
D
9. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
0.55 x 0.44x2
= 0.484
B
10. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
0.55 x 0.44x2
73
= 0.484
B
11. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2 m² 15x2.4=36 45.29m²
Program BSNP
Studi Teknik A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
Sipil NAD
A
0.53x0.68x2 = 0.84
B
12. Ruang Arsip NAD Kapasitas 3 Orang 2 3x2.4=7.2 11.94m
Program ²
Studi Teknik IKEA A. Rak Berkas 10 1.2x0.45x11= 5.94
Sipil
SK
74
Teknik Sipil
14. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
Teknik Sipil
15. Perpustakaa NAD Kapasitas 20 Orang 2.4 m² 20x2.4=48 70.54 m²
n Teknik
Sipil BNSP G. Rak Buku 15 0.37x2.229x15=12.37
SK 1
I. Meja Staff
J. Kursi Baca 15
K. Kursi Kerja
1 A
L. Lemari
3 0.6x1x10=6
Penyimpanan
1.20x0.60x1 = 0.72
0.42x0.71x4=1.19
75
D
0.53x0.68x1 = 0.36
1.35x0.47x3=1.9
TOTAL 442.294 m²
76
C. Meja makan 5 A
untuk 2 orang
0.80x1.20x2
D. Kursi Makan 30 = 1.92
E. Meja pantry 4
134.92
F. Custom meja 2 m²
B
hidangan
0.80 x 0.80 x5
G. Meja cuci 1
= 3.2
wastafel
2
H. Wastafel tangan
I. Lemari 2
pendingin
C
1
J. Meja bar
0.53 x 0.46x30 = 4.87
4
K. Sofa 2 seater
2
L. Coffe table
4
M. Kursi bar D
Sirkulasi 70%
2.00 x 0.90 x2
= 3.6
77
E
5x2 =10
0.95 x 0.60x2
= 1.14
78
0.55 x 0.44x2
= 0.48
0.70 x 0.55x2
= 0.76
3x0.5 = 1.5
79
J
0.95x1.9x4 = 7.22
1.10x0.55x2
=1.2
80
L
M
2. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Cafetaria
3. Lobby Kapasitas 60 Orang 2.4 m² 2.4x60=96 144 153.9m
BSNP ²
A. Meja 0.6x1.2x1=0.72
NAD Resepsionis
SK
C. Sofa tamu 2 A
seater
0.53x0.68x2 = 0.84
D. Coffe table
Sirkulasi 70%
0.95x1.9x4 = 7.22
81
C
1.10x0.55x2
=1.2
D
4. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Cafetaria Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4
A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2
C. Unit wastafel 2
A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
82
B
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
D
5. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Lobby Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4
E. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
F. Unit closed = 0.16
duduk 2
G. Unit wastafel 2
A
H. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584
83
B
0.55 x 0.44x2
= 0.484
2x2.3x1=4.6
D
6. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
84
0.55 x 0.44x2
= 0.484
B
7. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²
SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan
B. Wastafel
0.55 x 0.44x2
= 0.484
B
8. Ruang Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8
Konseling
A. Meja 1/2 biro 1 1.40x0.65x1 =0.91
C. Lemari arsip 1
0.53x0.68x3 = 1.08
85
B
1.35x0.47x1
=0.63
C
9. Ruang Kapasitas 4 Orang 2.4m² 4x2.4=9.6 14.392
Kesehatan m²
A. Meja 1/2 biro 1 1.20x0.60x1= 0.72
B. Kursi kerja 1
2
C. Kursi Tamu
1 A
D. Tempat tidur
1 0.53x0.68x1 = 0.36
E. Wastafel
F. Lemari
1
penyimpanan
0.42x0.71x2= 0.59
86
C
2.25x1x1 =2.25
1.35x0.47x1 = 0.63
C
TOTAL 566.22 m²
87
Sumber : Analisa penulis,2021
1.1.2.5. Analisa Besaran Ruang Service
Tabel 4.12
Analisa Kebutuhan Ruang Service
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Area parkir NAD Kapasitas 300 877.8
Orang m²
A. Parkir mobil 20
(pengguna 5x2.5=12.5
mobil 300-60%. 12.5x20
1 mobil = 6 =375
orang)
Jumlah Sirkulasi
Ruang 40%
A
2x0.7=1.4
1.4x180
=252
88
B
627+40%=877.8
2. Pos Security NAD Kapasitas 3 Orang 2.4m² 3x2.4=7.2 8.28 m²
SK B. Kursi kerja 1
Sirkulasi 50%
0.53x0.68x1 = 0.36
B
3. Ruang Kapasitas 3 Orang 2.4 3x2.4 = 7.2 17.03
m²
genset
A. Genset 1 4.66x2.11+1=9.83
89
A
Mekanikal
A. Panel Kontrol
1.04x3.45x1=3.58
teknisi
A. Meja kerja 1 1.20x0.60x1= 0.72
B. Kursi Kerja 1
C. Lemari tools 1
0.53x0.68x1 = 0.36
90
B
0.9x0.45x1=0.405
C
TOTAL 927.37
Tabel 4.13
Analisa Rekap Besaran Ruang Pengelola
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Adminitrasi 38.39 m²
2. Ruang Direktur 24.21m²
3. Ruang Kepala Bagian Tata Usaha 23.506m²
4. Ruang Kepala Sub Bidang Akademik 23.506m²
Dan Kemahasiswaan
5. Ruang Kepala Sub Bidang Akutansi 23.506m²
6. Ruang Kepala Sub Bidang Keuangan 23.506m²
7. Ruang Kepala Sub Bidang Umum Dan 23.506m²
Kepegawaian
8. Ruang Wakil Direktur Bidang 23.506m²
Akademik Dan Kemhasiswaan
9. Ruang Wakil Direktur Bidang Umum 23.506m²
Dan Keuangan
10. Lavatory Pengelola 17.85m²
91
11. Janitor 5.284m²
12. Ruang Rapat Utama 45.29m²
13. Ruang arsip 13.14m²
14. Gudang 24 m²
TOTAL 332.706 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
Tabel 4.14
Analisa Rekap Besaran Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Dosen Arsitektur 57.5m²
2. Ruang Kelas Arsitektur 47.73m²
3. Ruang Kelas Arsitektur 47.73m²
4. Ruang Kepala Program Studi Arsitektur 23.506m²
5. Ruang Tata Usaha Arsitektur 34.35m²
6. Studio Perancangan Arsitektur (Studio 45.44m²
2D)
7. Studio Perancangan Arsitektur (Studio 53.29m²
3D)
8. Lavatory Arsitektur 17.85m²
9. Lavatory Labotarium 17.85m²
10. Janitor 5.284m²
11. Janitor 5.284m²
12. Ruang Rapat program studi arsitektur 45.29m²
13. Ruang Arsip Program Studi Arsitektur 11.94m²
14. Gudang Arsitektur 24 m²
15. Gudang Labotarium 2D 24 m²
16. Gudang Labotarium 3D 24 m²
17. Perpustakaan Arsitektur 70.54 m²
TOTAL 555.584 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
92
Tabel 4.15
Analisa Rekap Besaran Ruang Program Pascasarjana Teknik Sipil
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Dosen Teknik Sipil 57.5m²
2. Ruang Kelas Teknik Sipil 47.73m²
3. Ruang Kelas Teknik Sipil 47.73m²
4. Ruang Kepala Program Studi Teknik 23.506m²
Sipil
5. Ruang Tata Usaha Teknik Sipil 34.35m²
6. Labotarium Praktik Teknik Sipil 81.6 m²
7. Lavatory Teknik Sipil 17.85m²
8. Lavatory Labotarium Teknik Sipil 17.85m²
9. Janitor 5.284m²
10. Janitor 5.284m²
11. Ruang Rapat Program Studi Teknik 45.29m²
Sipil
12. Ruang Arsip Program Studi Teknik 11.94m²
Sipil
13. Gudang Teknik Sipil 24 m²
14. Gudang Labotarium Teknik Sipil 24 m²
15. Perpustakaan Teknik Sipil 70.54 m²
TOTAL 514.454 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
Tabel 4.16
Analisa Rekap Besaran Ruang Penunjang
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Cafetaria 134.92m²
93
2. Gudang Cafetaria 24 m²
3. Lobby 153.9m²
4. Lavatory Cafetaria 17.85m²
5. Lavatory Lobby 17.85m²
6. Janitor 5.284m²
7. Janitor 5.284m²
8. Ruang Konseling 19.42m²
9. Ruang Kesehatan 14.392 m²
TOTAL 392.9 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
Tabel 4.17
Analisa Rekap Besaran Ruang Service
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Area parkir 877.8 m²
2. Pos Security 8.28 m²
3. Ruang genset 17.03 m²
4. Ruang Mekanikal 10.78 m²
5. Ruang teknisi 13.48 m²
TOTAL 927.37 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
94
TOTAL + 40% (Sirkulasi) 3.812,214 m²
Sumber : Analisa penulis,2021
95
Sumber : Analisa penulis,2021
96
Gambar 4.4 Pola Hubungan Mikro Lantai 1
97
1.1.4.5. Pola Hubungan Mikro Lantai 4
Gambar 4.7 Pola Hubungan Mikro Lantai 4
98
1.2. Analisa Site
Analisa site ini bertujuan untuk penentuan site yang akan
digunakan untuk perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas 17
Agustus 1945 Samarinda.
Gambar 4. Lokasi Site
99
Sumber : Analisa penulis,2021
Untuk arah cahaya matahari dari sisi timur langsung masuk ke site
tanpa terhalang oleh apapun, sedangkan untuk sisi barat masing terhalang
oleh pepohonan dan gedung fakultas hukum.
100
Sumber : Analisa penulis,2021
Arah angin dominan dari sebelah tenggara. Angin dari arah
tenggara tepat masuk langsung dari sebelah kiri site.
101
Untuk kebisingan pada daerah sekitar site terdapat dibeberapa titik
yang disebabkan oleh aktivitas disekitar.
Gambar 4. Analisa Kebisingan
102
Sumber : Analisa penulis,2021
View sebelah kiri bangunan adalah gedung dan lahan parkir fakultas
hukum. Sebelah kanan adalah pemukiman warga. Untuk bagian depan site
ruang sekretariat himpunan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Untuk sisi belakang site adalah pemukiman warga.
103
- Jadi kesimpulan perhitungan diatas bahwa KDBs (2.759 m²) >
KDBr (1.451,86 m²) sehingga memiliki lahan cukup.
1.4.1. Lantai 1
Pada lantai 1 difungsikan sebagai area parkir, ruang teknisi, ruang
genset, ruang mekanikal, dan labotarium teknik meliputi gudang dan
lavatory labotarium itu sendiri. Peletakan labotarium teknik sipil dilantai 1
karena beban alat dilabotarium tersebut.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 1
4.1.1. Lantai 2
Pada Lantai 2 difungsikan ruang-ruang penunjang.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 2
104
4.1.2. Lantai 3
Pada lantai 3 difokuskan ke fungsi kelompok.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 3
4.1.3. Lantai 4
Pada lantai 4 difungsikan ke kelompok ruang program pascasarjana
teknik.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 4
4.1.4. Lantai 5
Dilantai 5 difokuskan ke fungsi kelompok ruang program
pascasarjana.
105
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 5
4.1.5. Lantai 6
Dilantai 6 difungsikan sebagai labotarium arsitektur.
106
Segitiga
Menunjukan stabilitas apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan
bentuk yang sangat stabil. Jika diletakan
berdiri pada salah satu sudutnya, dapat
menjadi seimbang bila terletak dalam posisi
yang tepat pada suatu kesetimbangan, atau
menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke
salah satu sisinya.
Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukan sesuatu yang
murni dan rasional. Bentuk ini merupakan
bentuk yang statis dan netral serta tidak
memiliki arah tertentu. Bentuk bentuk segi
empat lainnya dapat dianggap sebagai
variasi dari bentuk bujur sangkar yang
berubah dengan penambahan tinggi atau
lebarnya.
Bentuk Beraturan
Bentuk beraturan adalah bentuk bentuk
yang berhubungan satu sama lain dan
tersusun secara rapi dan konsisten dan juga
bersifat stabil dan simetris terhadap suatu
sumbu atau lebih. Bola, silinder, kubus,
kerucut dan pyramid merupakan bentuk
bentuk beraturan. Bentuk bentuk dapat
mempertahankan keteraturannya meskipun
dimensi -dimensinya diubah, ataupun
unsur-unsurnya ditambah atau dikurangin.
Bentuk tidak beraturan
Bentuk tidak beraturan atau biasa disebut
asimetris lebih dinamis dibandingkan
bentuk-bentuk beraturan
Sumber : Analisa penulis,2021
107
4.3. Analisa Bentuk Bangunan
Analisa bentuk bangunan dilakukan dengan menekankan beberapa
prinsip desain yakni:
4.3.1. Wujud Bangunan
Bangunan Gedung Pascasarjana ini menggunakan pola radial yakni
perpaduan pola terpusat dan linear guna mempermudah sirkulasi didalam
gedung tersebut.
Gambar 4. Organisasi ruang pola radial
Sumber : Google,2021
Sumber : Google,2021
4.3.2. Warna Bangunan
Pemilihan warna pada gedung pascasarjana ini merupakan analisa
warna yang diaplikasikan pada bangunan tersebut. Warna yang digunakan
adalah warna-warna yang netral dengan dipadukan dengan warna kampus
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Gambar 4. Analisa Warna
108
Sumber : Google,2021
4.3.3. Tekstur Bangunan
Tekstur bangunan merupakan gambaran dari fasar yang menonjol
kesan-kesan tertentu. Tekstur yang akan digunakan dalam Perencanaan
Gedung Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda ini adalah tekstur horisontal dan vertikal guna memberi
penegasan konsep kontemporer.
1.1.2.1. Dinding Curtain Wall
Curtain wall kaca dalam bidang bangun membangun gedung
berarti dinding penutup pada exterior bangunan. Menurut wikipedia
Curtainwall ini bukan lah bagian dari struktur bangunan, tapi sebagai
pelengkap nilai estetika sebuah bangunan. Jenis material penutup ini bisa
bermacam macam, mulai dari bahan metal, dari bahan kaca, tanaman
hidup dan berbagai macam jenis lainnya.
A. Manfaat curtain wall
a. Memberikan efek lega pada ruangan
b. Memberikan view yang luas keluar gedung
c. Meminimal kan biaya
d. Mempercepat proses pelaksanaan pembangunan
B. Kekurangan curtain wall
a. Kaca bisa pecah, ini membahayakan jika kaca pecah dan copot dari
ketinggian dan menimpa makhluk hidup dibawah nya.
b. Panas berlebih didalam ruangan karena sinar matahari menembus
kaca
c. Ruangan membutuhkan AC yang lebih extra untuk mendingakan
ruangan, karena kaca cenderung menerima panas dari pada tembok
109
C. Jenis-jenis kaca curtain wall
Berbagai macam jenis kaca yang digunakan, masing masing jenis kaca
juga ada berdasarkan ketebelan. misal kan curtainwall kaca onewat tebal
5mm, atau tebal 6 mm
a. Curtain Wall kaca oneway
b. Curtain Wall kaca stopsol
c. Curtain Wall kaca panasap
d. Curtain Wall kaca tempered
e. Curtain Wall kaca laminate
1.1.2.2. Semen Eskpos
Semen ekspos adalah metode finishing dinding yang memmpunyai
kelebihan dapat menciptakan kesan natural pada bangunan. Walaupun
berwarna abu-abu, secara keseluruhan warna dinding tidak homogen sehingga
tampak lebih estetis.Warnanya yang natural juga membuat dinding lebih
fleksibel untuk dipadukan dengan berbagai material dan furniture.
Adapun kekurangan dari semen ekspos adalah proses pengerjaan dan
maintence yang sulit.
4.6.3 Penerapan Prinsip Desain Arsitektur
a. Skala
Skala adalah perbandingan dimensi ruang atau bangunan dengan
lingkungan atau elemen arsitektur lainnya. Dalam Perencanaan Gedung
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
skala yang diterapkan berbeda-beda tergantung dengan fungsi dan
kebutuhan diruang tersebut. Untuk skala bangunan menerapkan skala
monumental guna memberi kesan keagungan banguna tersebut.
b. Irama
Irama adalah pengulangan yang digunakan dalam penekanan
didalam arsitektur. Irama yang digunakan adalah irama statis yakni pola
pengulangan yang sama dan konsisten.
Gambar 4. Contoh Pengulangan Statis
110
Sumber : Google,2021
c. Keseimbangan
Keseimbangan dicapai dengan komposisi desain arsitektur
asimetris, di mana penataan sengaja dibentuk tak seimbang dengan
menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau sisi dalam ruang.
Prinsip desain arsitektur asimetris terbilang cukup beresiko karena
diperlukan sense of art yang tinggi untuk bisa membuat komposisi desain
arsitektur asimetris yang terlihat estetis dan baik.
1.1.1. Analisa Bentuk Terhadap Banjir
Pada lokasi site, sering terjadi banjir jika curah hujan tinggi yang
dapat mengganggu aktivitas perkuliahan. Guna mengantisipasi resiko
banjir tersebut dapat digunakan prinsip rumah panggung yang dimana
aktivitas berada diatas.
Gambar 4. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda saat Banjir
Sumber : Google,2021
4.7. Analisa Struktur Bangunan
4.7.1. Analisa Struktur Bawah
Struktur Bawah yang digunakan adalah model pondasi footplat
dengan pancang beton.
111
4.7.1.1. Pancang
Metode pemancangan berbeda-beda tergantung dengan kondisi
eksisting site. Ada yang menggunakan pancang beton dan ada pula yang
menggunakan pancang ulin.
112
Gambar 4. Proses Pemancangan
Sumber : Google,2021
4.7.1.2. Footplat
Konstruksi pondasi foot plat dengan beton bertulang digunakan apabila
bobot bangunan cukup besar. Jika daya dukung tanah kecil dan untuk
memperdalam dasar pondasi tidak memungkinkan, maka pondasi foot plat
beton bertulang bisa menjadi solusi.
Bentuk pondasi foot plat pada kedua tepinya menonjol ke luar dari
bidang tembok karena kedua sisinya mungkin akan melentur disebabkan
oleh tekanan tanah. Agar tidak melebar dan turun, maka pada kaki pondasi
diberi tulangan yang diletakkan tepatnya di daerah tarik bagian bawah
yang disebut dengan tulangan pokok.
113
Gambar 4. Pondasi Footplat
Sumber : Google,2021
4.7.1.3. T-beam
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung
atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal
setempat. Tie beam ini terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal
setempat seperti pondasi footplat ataupun pondasi dalam. Tie beam ini
sama dengan balok hanya saja letaknya di struktur bawah. Berikut
perbedaan antara sloof dan tie beam.
114
Gambar 4. Tie Beam
Sumber : Google,2021
Sumber : Google,2021
4.7.2.2. Plat lantai
Plat lantai terbagi menjadi 2 yakni plat lantai dengan pembesian
konvensional dan plat lantai dengan bondek. Plat lantai yang digunakaan
adalah plat lantai menggunakan bondek karena lebih efisien. Untuk
pembesian menggunakan wiremesh karena lebih praktis dibandingkan
dengan pembesian konvensional.
115
4.7.2.3. Balok
Balok bangunan merupakan struktur melintang yang menopang beban
horizontal. Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas
terhadap gaya kesamping. Balok yang digunakan adalah jenis balok
sederhana dan balok kantilever.
1. Balok Sederhana
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu
ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur
statis lainnya, nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok
sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.
Gambar 4. Balok Sederhana
Sumber : Google,2021
2. Balok Kantilever
Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di
ujung yang tidak disangga.
Gambar 4. Balok Kantilever
Sumber : Google,2021
116
4.7.3. Analisa Struktur Atas
Analisa struktur atas yang dimaksud adalah analisa penutup atap.
Pada banguna ini menggunakan 2 model penutup atap yakni atap dak
beton dan model kuda-kuda dari bahan baja wf yang dilapisi dengan atap
bitumen.
4.7.3.1. Atap Dak/Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau
rata.. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat
miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup. Modelnya bidang
datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau
bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Yang perlu
diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang
sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.
4.7.3.2. Kuda-Kuda Baja WF
117
sistem penghawaan buatan. Berikut adalah analisa mengenai skema utilitas
berikut:
4.8.1. Sistem Utilitas Air Bersih
Air bersih pada bangunan Gedung Pascasarjana bersumber dari
PDAM. Air dari jaringan PDAM dialirkan ke ground tank dan dipompa ke
roof tank dengan tujuan apabila ada maintenance jaringan PDAM dan
persediaan air diground tank tidak mencukupi dapat diback up oleh roof
tank yang didistribusikan ke seluruh jaringan pida dan alat sanitasi.
Gambar 4. Skema Air Bersih
118
Sumber : Analisa penulis,2021
2. Grey Water
Grey Water adalah air yang bersumber dari air kotor yang
bersumber dari air cuci dapur, air cucian, dan floor drain dialirkan ke
bak penampungan limbah lalu dialirkan ke bak penyaringan limbah
dan akhirnya dialirkan ke drainase/riol kota.
Gambar 4. Skema Grey Water
119
memancarkan air. Suhu ketahanan kerja kepala sprinkler dapat dilihat dari
warna cairan yang ada didalam tabung gas kepala sprinkler.
Tabel 4. Warna Cairan Tabung Sprinkler
Warna cairan Suhu pecah tabung
Jingga 57 °C
Merah 68 °C
Kuning 79 °C
Hijau 93 °C
Biru 141 °C
Ungu 182 °C
Hitam 204/260 °C
Sumber : Ir. Jimmy S. Jumawa,MSAE, 2005
Meskipun sistem sprinkler tidak pernah aktif untuk waktu yang
cukup panjang. Sistem sprinkler sendiri selalu dalam keadaan siap,
sehingga sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan/maintencance secara berkala dan luasan jangkauan
perlingungan sprinkler idealnya 10-20 m².
4.582,24 m² : 20 m²
=229.11
120
System proteksi kebakaran ini aktif pada perencanaan gedung fakultas
teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda yang bekerja dengan
sistem otomatis. dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan
sistem heat detector dan smoke detector lalu dihubungkan ke sprinkler.
2.1.1.2. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif
A. Pintu tahan api
Pintu tahan api merupakan pintu yang didesain khusus yang
tahanterhadap api jika bangunan mengalami kebakaran serta kedap
terhadap asap kebakaran. Beberapa syarat yang perlu dipenuhi pada desain
pintu tahan api antara lain:
a) Pintu harus tahan api sekurang-kurangnya dua jam.
b) Pintu harus dilengkapi dengan minimal tiga engsel.
c) Pintu harus dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
d) Pintu dilengkapi dengan tuas pembuka pintu.
e) Pintu dilengkapi dengan tanda peringatan – TANGGA DARURAT -
TUTUP KEMBALI.
f) Pintu dapat dilengkapi dengan kaca tahan api dengan luas maksimal 1
m² dan diletakkan disetengah bagian atas dari daun pintu.
g) Pintu harus dicat warna merah.
Selain pintu tahan api hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah
lokasi jarak tempuh pintu keluar ke tempat aman di luar bangunan.
Untuk bangunan komersial jarak tempuh keluar dari bangunan
maksimal jika bangunan tanpa sprinkler adalah 35 meter. Sedangkan
jarak tempuh maksimal jika dengan sprinkler adalah 45 meter.
B. Hidran
a) Hidran Bangunan.
Hidran bangunan perlu ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan
yang lainnya.Karena panjang selang kebakaran dalam kotak hidran adalah
30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air. Hidran atau selang
kebakaran harus diletakkan ditempat yang mudah terjangkau dan relatif
aman. Pada umumnya diletakkan didekat pintu darurat. Jumlah pemakaian
hidran kebakaran pada suatu bangunan harus ditentukan berdasarkan
121
klasifikasi bangunan dan jumlah luas bangunan. klasifikasi bangunan
menurut ketentuan strukturnya terhadap api dibagi dalam kelas sebagai
berikut:
1. Kelas A
Bangunan kelas A struktur utamanya harus tahan terhadap api
sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan–bangunan tersebut antara lain:
hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit,bangunan industri, tempat
hiburan dan bangunan dengan penggunaan ganda atau campuran. Untuk
bangunan kelas A harus terdapat 1 buah hidran/800 m²
2. Kelas B
Bangunan kelas B struktur utamanya harus tahan api
sekurangkurangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut antara lain:
perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah.Untuk
bangunan kelas B harus terdapat 1 buah hidran/1000 m².
3. Kelas C
Bangunan kelas C struktur utamanya harus tahan api
sekurangkurangnya 1 jam. Bangunan-bangunan tersebut biasanya tidak
betingkat dan sederhana. Untuk bangunan kelas C harus terdapat 1 buah
hidran/1000 m².
3. Kelas D
Bangunan kelas D adalah bangunan yang tidak tercakup kedalam
kelas A,B, C, dan diatur sendiri, seperti instalasi nuklir dan gudang
senjata.
b) Hidran Halaman
Hidran halaman ditempatkan diluar bngunan pada lokasi yang aman
dari api. Dan penyaluan pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui
katub siamese.Komponen hidran kebakaran terdiri dari: sumber air
(ground reservoir), pompa kebakaran, selang kebakaran, dan kopling
penyambung selang. Hidran kebakaran diperlukan persyaratan teknis
sesuai ketentuan berikut, sumber persediaan air untuk hidran harus
diperhitungkan minimum untuk pemakaian selama 30 menit, pompa
kebakaran dan peralatan listrik lainnya, harus mempunyai aliran listrik
122
tersendiri dan sumber daya listrik darurat, selang kebakaran dengan
diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan
panas, dengan panjang maksimum 30 meter, dan hidran di halaman harus
menggunakan katup pembuka dengan diameter 4 inchi untuk 2 kolping,
dan diameter 6 inchi untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan air 250
galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
C. APAR
Alat pemadam api ringan atau apar harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat dan dicapai. Sedang bahan pemadam api ringan
dapat berupa: serbuk kimia kering, busa, karbon dioksida, air dan galon.
123
Testermeter, apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm
maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil
resistansi atau tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan
pembuatan atau penambahan titik grounding lagi di sebelahnya dan di
pararelkan dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya
menurun sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.
2. Setelah selesai membuat grounding penangkal petir, langkah berikutnya
adalah memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik
grounding sampai keatas bangunan, tentunya dengan
mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas
instalasi dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di
gunakan antara lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk
tempat – tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite)
dengan maksud kerapihan dan keamanan.
3. Bila kabel penangkal petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap
selanjutnya pemasangan head terminal petir tentunya harus terhubung
dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding system.
124
Gambar 4. Skema AC Central
Sumber : Google,2021
1.1. Analisa Penekanan Judul
1.1.1. Arsitektur Kontemporer
Penekanan arsitektur kontemporer dalam Perencanaan Gedung
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
menggunakan perpaduan ideologi dan style.
1. Ideologi adalah suatu konsep yang memberikan arah,tujuan dan maksud
agar pemahaman arsitektur kontemporer bisa lebih terencana dan
sistematis.
a. Double coding Style
Adalah gabungan dari dua gaya atau style arsitektur, yaitu :
Arsitektur kontemporer dengan arsitektur lainnya.
b. Popular and pluralist
Gagasan yang luas dan umum serta tidak terikat terhadap teori
tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang banyak ragam. Sehingga
lebih baik dari pada gagasan tunggal.
c. Semiotic-form
Penampilan dan gaya bangunan mudah dimengerti, Karena
bentuk–bentuk yang ada menyiratkan makna, tujuan dan maksud
tertentu.
d. Tradition-and-choice
Merupakan pengaruh tradisi dan penerapannya secara tertentu
sehingga dapat disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.
e. Artist-or-client
125
Merupakan dua hal dasar yaitu: Bersifat seni dan Bersifat
umum yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah
dimengerti secara umum.
f. Eliti and participative
Merupakan kebersamaan serta mengurangi sikap egois seperti
dalam arsitektur modern.
g. Piecemal
Merupakan Penerapan unsur–unsur dasar yang diterapkan
sebagian saja dan tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar seperti:
sejarah, arsitektur vernacular dan lokasi perancangan.
h. Architect,asrepresentative-and-activist
Arsitek berperan aktif dalam perancangan dan juga berlaku
sebagai wakil penerjemah dari keinginan klien
2. Style (ragam) adalah gaya – gaya dalam arsitektur kontemporer
sehingga memberikan pengertian mengenai pemahaman bentuk, cara,
rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur kontemporer.
a. Hybrid Expression adalah Penampilan bangunan yang merupakan
hasil gabungan unsur–unsur kontemporer dengan unsur arsitektur
lainya.
b. Complexity merupakan pengembangan ide–ide mengenai
karakteristik kontemporer yang bepengaruh pada perancangan awal
sehingga menghasilkan perancangan yang bersifat kompleks.
c. Variable Space with surprise merupakan Perubahan bentuk,ruang
dan lainya yang tercipta akibat kejutan atau momentum tertentu,
misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan
lain–lain.
d. Conventional and Abstract Form merupakan penampilan bangunan
yang menampilkan bentuk konvensional dan bentuk-bentuk yang
rumit (popular), sehingga mudah dimengerti maksud dan
tujuannya.
126