Bab Iv Pendadaran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 115

BAB IV

ANALISA PERENCANAAN
GEDUNG PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

1.1. Analisa Program Ruang


Analisa program ruang adalah analisa yang digunakan untuk
menentukan kebutuhan yang diperlukan dalam Perencanaan gedung
pascasarjana fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Adapun tahapan-tahapan analisa yakni :

1.1.1. Analisa Aktifitas


1. Kategori Pelaku
A. Pengelola
1. Direktur
2. Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
3. Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan
4. Kepala Bagian Tata Usaha
5. Kepala Sub Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
6. Kepala Sub Bidang Keuangan
7. Kepala Sub Bidang Akutansi
8. Kepala Sub Bidang Umum dan Kepegawaian
9. Kepala Program Studi Teknik Sipil
10. Kepala Program Studi Arsitektur
11. Dosen Teknik Sipil
12. Dosen Arsitektur
13. Staff Adiminitrasi
14. Staff Tata Usaha Program Studi Teknik Sipil
15. Staff Tata Usaha Program Studi Arsitektur
16. Staff Labotarium Praktek Teknik Sipil
17. Staff Perpustakaan Teknik Sipil

12
18. Staff Studio Perancangan Arsitektur
19. Staff Perpustakaan Arsitektur
20. Security
21. Staff Kebersihan
22. Staff Teknisi Bangunan
23. Staff Konseling
24. Staff Kesehatan
25. Staff Cafetaria

B. Pengunjung
a. Mahasiswa yang berkuliah di Program Pascasarjana teknik sipil
dan arsitektur
b. Mahasiswa yang berkunjung ke gedung pascasarjana

13
Gambar 4.1 Diagram struktural Pascasarjana
Fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR BIDANG AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN

Sumber : Penulis,2021

14
1.1.2. Analisa Kegiatan Pelaku
Analisa pelaku dan aktifitas ini dilakukan untuk mengetahui jenis
kebutuhan ruang, yang akan ditentukan untuk perancangan. Dapat dilihat
pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1
Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang Pengelola
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
1. Direktur  Datang 1. Area parkir
 Absen 2. Lobby

 Memimpin 3. Ruang Ruang

penyelengaraan Adminitrasi

Program 4. Ruang Direktur

Pascasarjana 5. Ruang Rapat

 Mengkoordinasika 6. Cafetaria

n penyiapan bahan 7. Lavatory

pendidikan
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme

2. Wakil Direktur  Datang 1. Area parkir


Bidang  Absen 2. Lobby
Akademik dan  Membantu 3. Ruang Ruang
Kemahasiswaan Direktur pada Adminitrasi

bidang Akademik 4. Ruang Wakil

dan Direktur Bagian

Kemahasiswaan Akademik dan

 Rapat Kemahasiswaan

 Istirahat 5. Ruang Rapat


6. Cafetaria
 Metabolisme
7. Lavatory

15
3. Wakil Direktur  Datang 1. Area parkir
Bidang Umum  Absen 2. Lobby
dan Keuangan  Membantu 3. Ruang Ruang

Direktur pada Adminitrasi

bidang Umum dan 4. Ruang Wakil

Keuangan Direktur Bagian

 Rapat Umum dan

 Istirahat Keuangan
5. Ruang Rapat
 Metabolisme
6. Cafetaria
7. Lavatory
4. Kepala Bagian  Datang 1. Area parkir
Tata Usaha  Absen 2. Lobby

 Mengatur urusan 3. Ruang Ruang

bagian tata usaha Adminitrasi

 Rapat 4. Ruang Kepala

 Istirahat Bagian Tata


Usaha
 Metabolisme
5. Ruang Rapat
6. Cafetaria
7.
8.
5. Kepala Sub  Datang 1. Area parkir
Bidang  Absen 2. Lobby
Akademik dan  Mengatur urusan 3. Ruang Ruang
Kemahasiswaan bidang akademik Adminitrasi

dan 4. Ruang Kepala

kemahasiswaan Sub Bidang

 Rapat Akademik dan

 Istirahat Kemahasiswaan
5. Ruang Rapat
 Metabolisme
6. Cafetaria

16
6. Kepala Sub  Datang 1. Area parkir
Bidang  Absen 2. Lobby
Keuangan  Mengatur urusan 3. Ruang Ruang

bidang keuangan Adminitrasi

 Rapat 4. Ruang Kepala

 Istirahat Sub Bidang


Keuangan
 Metabolisme
5. Ruang Rapat
6. Cafetaria
7.
7. Kepala Sub  Datang 1. Area parkir
Bidang Akutansi  Absen 2. Lobby

 Mengatur urusan 3. Ruang Ruang

bidang akutansi Adminitrasi

 Rapat 4. Ruang Kepala

 Istirahat Sub Bidang


Akutansi
 Metabolisme
5. Ruang Rapat
6. Cafetaria
8. Kepala Sub  Datang 1. Area parkir
Bidang Umum  Absen 2. Lobby
dan  Mengatur urusan 3. Ruang Ruang
Kepegawaian kepala sub bidang Adminitrasi

umum dan 4. Ruang Kepala

kepegawaian Sub Bidang

 Rapat Umum dan

 Istirahat Kepegawaian
5. Ruang Rapat
 Metabolisme
6. Cafetaria

9. Kepala Program  Datang 1. Area parkir


Studi Teknik

17
Sipil  Absen 2. Lobby
 Mengkoordinasi 3. Ruang Ruang
pelaksanaan Adminitrasi
seluruh kegiatan 4. Ruang Kepala
prodi Program Studi
 Rapat Teknik Sipil

 Istirahat 5. Ruang Rapat

 Metabolisme 6. Cafetaria

10. Kepala Program  Datang 1. Area parkir


Studi Arsitektur  Absen 2. Lobby

 Mengkoordinasi 3. Ruang Ruang

pelaksanaan Adminitrasi

seluruh kegiatan 4. Ruang Kepala

prodi Program Studi

 Rapat Arsitektur

 Istirahat 5. Ruang Rapat


6. Cafetaria
 Metabolisme

11. Dosen Teknik  Datang 1. Area parkir


Sipil  Mencari informasi 2. Lobby

 Mengajar 3. Ruang Dosen

 Rapat 4. Ruang kelas


5. Labotarium
 Membaca
praktik
 Istirahat
6. Ruang Rapat
 Metabolisme
7. Perpustakaan
 Seminar
8. Cafetaria
9. Lavatory
10. Ruang Seminar
12. Dosen  Datang 1. Area parkir
Arsitektur  Mencari informasi 2. Lobby

18
 Mengajar 3. Ruang Dosen
 Rapat 4. Ruang kelas

 Membaca 5. Studio

 Istirahat perancangan
6. Ruang Rapat
 Metabolisme
7. Perpustakaan
 Seminar
8. Cafetaria
9. Lavatory
10. Ruang Seminar
13. Staff  Datang 1. Area parkir
Adiminitrasi  Absen 2. Lobby

 Menyiapkan 3. Ruang

laporan Adminitrasi

pelaksanaan 4. Ruang Rapat

pendidikan; daftar 5. Cafetaria

hadir, daftar 6. Ruang Arsip

Nilai, daftar
evaluasi
mahasiswa, daftar
evaluasi
penyelenggara /
pengajar
 Menyusun jadwal
pendidikan
 Menyimpan
dokumen
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
14. Staff  Datang 1. Area parkir
Labotarium  Absen 2. Lobby
Praktek Teknik  Merencanakan 3. Labotarium

19
Sipil kegiatan Praktek Teknik
pendidikan, Sipil
penelitian dan 4. Ruang Rapat
pengabdian pada 5. Cafetaria
masyarakat di 6. Gudang
Laboratorium;
 Menyusun rencana
operasional dan
pengembangan
laboratorium;
 Memberikan
pelayanan bagi
sivitas akademika
untuk melakukan
pengembangan
 Menyiapkan
jadwal kegiatan
laboratorium;
 Mengkoordinasika
n segala kegiatan
akademik yang
dilaksanakan
dalam
Laboratorium
 Menyimpan
peralatan yang
tidak digunakan
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
15. Staff  Datang 1. Area parkir
Perpustakaan

20
Teknik Sipil  Absen 2. Lobby
 Menyiapkan selaga 3. Perpustakaan
urusan mengenai Teknik Sipil
Perpustakaan 4. Ruang Rapat
 Rapat 5. Cafetaria

 Istirahat 6. Gudang

 Metabolisme
16. Staff Studio  Datang 1. Area parkir
Perancangan  Absen 2. Lobby
Arsitektur  Merencanakan 3. Studio

kegiatan Perancangan

pendidikan, Arsitektur

penelitian dan 4. Ruang Rapat

pengabdian pada 5. Cafetaria

masyarakat di 6. Gudang

Laboratorium/Stud
io;
 Menyusun rencana
operasional dan
pengembangan
laboratorium/studi
o;
 Mengkoordinasika
n segala kegiatan
akademik yang
dilaksanakan
dalam
laboratorium/studi
o;
 Rapat
 Menyimpan
peralatan yang

21
tidak digunakan
 Istirahat
 Metabolisme
17. Staff  Datang 7. Area parkir
Perpustakaan  Absen 8. Lobby
Arsitektur  Menyiapkan selaga 9. Perpustakaan

urusan mengenai Arsitektur

Perpustakaan 10. Ruang Rapat

 Rapat 11. Cafetaria

 Istirahat 12. Gudang

 Metabolisme
18. Staff Konseling  Datang 1. Area parkir
 Absen 2. Lobby

 Menyiapkan selaga 3. Ruang Konseling

urusan mengenai 4. Ruang Rapat

konseling 5. Cafetaria

 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
19. Staff Tata Usaha  Datang 1. Area parkir
Program Studi  Absen 2. Lobby
Teknik Sipil  Menyiapkan 3. Ruang

laporan Adminitrasi

pelaksanaan 4. Ruang Tata

pendidikan; daftar Usaha Program

hadir, daftar Studi Teknik

Nilai, daftar Sipil

evaluasi 5. Cafetaria

mahasiswa teknik 6. Ruang Arsip

sipil, daftar Program Studi

evaluasi Teknik Sipil

22
penyelenggara /
pengajar
 Menyusun jadwal
pendidikan
 Menyimpan
dokumen
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
20. Staff Tata Usaha  Datang 1. Area parkir
Program Studi  Absen 2. Lobby
Arsitektur  Menyiapkan 3. Ruang

laporan Adminitrasi

pelaksanaan 4. Ruang Tata

pendidikan; daftar Usaha Program

hadir, daftar Studi Arsitektur

Nilai, daftar 5. Cafetaria

evaluasi 6. Ruang arsip

mahasiswa Program

Arsitektur, daftar Arsitektur

evaluasi
penyelenggara /
pengajar
 Menyusun jadwal
pendidikan
 Menyimpan
dokumen
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
21. Security  Datang 1. Area parkir
2. Lobby

23
 Absen 3. Ruang
 Mengamankan Adminitrasi
seluruh area 4. Pos Security
bangunan 5. Ruang Rapat
 Mengawasi seluruh 6. Cafetaria
kegiatan
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
22. Staff Kebersihan  Datang 1. Area parkir
 Absen 2. Lobby

 Membersihkan 3. Janitor

ruangan 4. Ruang Rapat

 Rapat 5. Cafetaria

 Istirahat
 Metabolisme

23. Staff Teknisi  Datang 1. Area parkir


Bangunan  Absen 2. Lobby

 Memeriksa kondisi 3. Ruang

bangunan Adminitrasi

 Memperbaiki 4. Ruang Teknisi

kerusakan pada 5. Ruang Rapat

banguanan 6. Cafetaria

 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
24. Staff Kesehatan  Datang 1. Area parkir
 Absen 2. Lobby

 Menangani perihal 3. Ruang

unit kesehatan Adminitrasi

24
didalam gedung 4. Ruang
pascasrjana Kesehatan
 Rapat 5. Ruang Rapat
 Istirahat 6. Cafetaria

25. Staff Cafetaria  Datang 1. Area parkir


 Absen 2. Lobby

 Mengurus segala 3. Janitor

hal yang terkait 4. Ruang Rapat

dengan Cafetaria 5. Cafetaria

meliputi makanan, 6. Gudang

minuman dan lain-


lain
 Menyimpan
peralatan yang
tidak digunakan
 Rapat
 Istirahat
 Metabolisme
Sumber : Penulis,2021

Tabel 4.2
Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang Mahasiswa
No. Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
1. Mahasiswa  Datang 1. Area parkir
Teknik Sipil  Mencari 2. Lobby
informasi 3. Ruang kelas
 Kuliah 4. Labotarium

 Mengurus praktik

 adminitrasi 5. Ruang tata usaha


6. Perpustakaan
 Membaca

25
 Istirahat 7. Cafetaria
 Metabolisme 8. Lavatory

 Membaca buku 9. Perpustakaan


Teknik Sipil

2. Mahasiswa  Datang 1. Area parkir


Arsitektur  Mencari 2. Lobby
informasi 3. Ruang kelas
 Kuliah 4. Studio

 Mengurus perancangan

adminitrasi 5. Ruang tata usaha

 Membaca 6. Perpustakaan
7. Cafetaria
 Istirahat
8. Lavatory
 Metabolisme
9. Perpustakaan
 Membaca Buku
Arsitektur
3. Mahasiswa yang  Datang 1. Area parkir
berkunjung ke  Mencari 2. Lobby
gedung informasi 3. Ruang
pascasarjana  Istirahat adminitrasi
4. Ruang tata usaha
5. Perpustakaan
6. Cafetaria
7. Lavatory
Sumber : Analisa penulis,2021

1.1.1. Analisa Rekap Ruang


Analisa rekap ruang ini membahas tentang ruang apa saja yang
dibutuhkan pada gedung pascasarjana fakultas teknik. Sehingga rekap
ruang ini bertujuan untuk mengelompokkan berbagai ruang menurut
fungsi dan jenis aktifitasnya dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3

26
Analisa Rekap Ruang Pengelola
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Pengelola 1. Ruang Adminitrasi 1
2. Ruang Direktur 1
3. Ruang Kepala Bagian Tata 1
Usaha
4. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Akademik Dan
Kemahasiswaan
5. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Bidang Akutansi
6. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Keuangan
7. Ruang Kepala Sub Bidang 1
Umum Dan Kepegawaian
8. Ruang Wakil Direktur 1
Bidang Akademik Dan
Kemhasiswaan
9. Ruang Wakil Direktur 1
Bidang Umum Dan
Keuangan
10. Lavatory Pengelola 1
11. Janitor 1
12. Ruang Rapat Utama 1
13. Ruang Arsip Pengelola 1
14. Gudang Pengelola 1
JUMLAH 14
Sumber : Penulis,2021

27
Tabel 4.4
Analisa Rekap Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Program 1. Ruang Dosen Arsitektur 1
Pascasarjana 2. Ruang Kelas Arsitektur 2
Arsitektur 3. Ruang Kepala Program 1
Studi Arsitektur
4. Ruang Tata Usaha Program 1
Studi Arsitektur
5. Studio Perancangan 1
Arsitektur (Studio 2D)
6. Studio Perancangan 1
Arsitektur (Studio 3D)
7. Lavatory Arsitektur 1
8. Lavatory Labotarium 1
9. Janitor 2
10. Ruang Rapat program studi 1
arsitektur
11. Ruang Arsip Arsitektur 1
12. Gudang Arsitektur 1
13. Gudang Labotarium 2
Arsitektur
14. Perpustakaan Arsitektur 1
JUMLAH 17
Sumber : Analisa penulis,2021

28
Tabel 4.5
Analisa Rekap Ruang Program Pascasarjana Teknik Sipil
No. Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
Ruang
Program 1. Ruang Dosen Teknik Sipil 1
Pascasarjana 2. Ruang Kelas Teknik Sipil 2
Teknik Sipil 3. Ruang Kepala Program 1
Studi Teknik Sipil
4. Ruang Tata Usaha Teknik 1
Sipil
5. Labotarium Praktik Teknik 1
Sipil
6. Lavatory Teknik Sipil 1
7. Lavatory Labotarium 1
Teknik Sipil
8. Janitor 2
9. Ruang Rapat Teknik Sipil 1
10. Ruang Arsip Teknik Sipil 1
11. Gudang Teknik Sipil 1
12. Gudang Labotarium Teknik 1
Sipil
13. Perpustakaan Teknik Sipil 1
JUMLAH 16
Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.6
Analisa Rekap Ruang Penunjang
No Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
. Ruang
Penunjang 1. Cafetaria 1
2. Gudang Cafetaria 1

29
3. Lobby 1
4. Lavatory Cafetaria 1
5. Lavatory Lobby 1
6. Janitor 2
7. Ruang Konseling 1
8. Ruang Kesehatan 1
JUMLAH 9
Sumber : Penulis,2021

Tabel 4.7
Analisa Rekap Ruang Service
No Kelompok No. Nama Ruang Jumlah
. Ruang
Service 1. Area parkir 1
2. Pos Security 1
3. Ruang genset 1
4. Ruang Mekanikal 1
5. Ruang teknisi 1
JUMLAH 5
Sumber : Penulis,2021
1.1.2. Analisa Besaran Ruang
Analisa besaran ruang adalah analisi yang bertujuan untuk mengetahui
kapasitas ruang dan besaran ruang, yang akan digunakan pada
Perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas 17 Agustus Samarinda.
Analisa besaran ruang Perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas
17 Agustus Samarinda, Kapasitas didasarkan pada:
1. BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan
2. IKEA : www.ikea.co.id/
3. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
4. NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2
5. SK : Studi Kasus
6. TSS : Time Server Standar for Building Types 2nd

30
7. PSBT : Buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi
8. Penetuan sirkulasi untuk perhitungan kebutuhan ruang ditetapkan
berdasarkan pada Time Saver for Building Types 2nd Edition.
a. 5%-10% : Sirkulasi minimum
b. 20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi
c. 30 % : Kenyamanan fisik
d. 40% : Kenyamanan Psikologis
e. 50% -60% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
f. 70%-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Dimana besaran ruang ini dikelompokkan menjadi beberpa bagian.
Dapat dilihat dari beberapa tabel berikut ini:

1.1.2.1. Analisa Besaran Ruang Pengelola


Tabel 4.8
Analisa Besaran Ruang Pengelola
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Ruang NAD Kapasitas 10 Orang 2.4 m² 10x2.4= 24
Adminitrasi
BSNP A. Meja ½ biro 6 1.20x0.60x1 = 4.32

IKEA B. Kursi kerja 6 38.39 m²

C. Sofa tamu 2
2 seater
A

D. Meja tamu 1
0.53x0.68x6 = 2.16

E. Lemari arsip 10

31
B

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x6
=3.7

2. Ruang Direktur NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x 2.4 = 16.8

BSNP A. Meja 1 biro 1 1.40x0.65x1 = 0.91

IKEA B. Side desk 1 24.21m²

32
C. Kursi kerja 2

D. Kursi tamu
2

E. Sofa tamu A
1
2 seater
1.42x0.5x1=0.71

F. Meja tamu
1

G. Lemari arsip
1

0.53x0.68x1 = 0.36

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

33
1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1
=0.63

3. Ruang Kepala NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Bagian Tata
Usaha BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91

IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
1

34
0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

4. Ruang Kepala NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Sub Bidang
Akademik Dan BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91

35
Kemahasiswaa
n IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

36
1.35x0.47x1=0.63

5. Ruang Kepala NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Sub Bidang
Akutansi BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91

IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

37
D

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

6. Ruang Kepala NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Sub Bidang
Keuangan BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91

IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

38
F. Lemari arsip 1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

39
F

7. Ruang Kepala NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Sub Bidang
Umum Dan BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Kepegawaian
IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

2 A
D. Sofa tmu
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36

1
E. Meja tamu

1
F. Lemari arsip

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

40
D

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

8. Ruang Wakil NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Direktur
Bidang BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Akademik Dan
Kemhasiswaan IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

41
F. Lemari arsip 1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

42
F

9. Ruang Wakil NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8


Direktur
Bidang Umum BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Dan Keuangan
IKEA B. Kursi kerja 1 23.506m²

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

43
D

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

10. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²


Pengelola Ruang gerak 1 1x2=2
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4

A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2

44
C. Unit wastafel 2

D. Toilet
A
Disabilitas 1

0.45 x 0.65x2
= 0.584

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

D
11. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

45
`

0.55 x 0.44x2
= 0.484

B
12. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2.4 m² 15x2.4=36 45.29m²
Utama BSNP
A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
NAD

IKEA B. Kursi rapat 20

A
0.53x0.68x2 = 0.84

46
B

13. Ruang arsip NAD Kapasitas 3 Orang 2.4 3x2.4=7.2 13.14m²

IKEA A. Rak Berkas 10


1.2x0.45x11= 5.94

SK

14. Gudang Menyesuaikan 24 m²


TOTAL 325.10 m²

Sumber : Analisa penulis,2021

1.1.2.2. Analisa Besaran Ruang Pascasarjana Arsitektur

Tabel 4.9
Analisa Besaran Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Ruang NAD Kapasitas 12 Orang 2.4m² 12x2.4= 28.8
Dosen
Arsitektur BSNP A. Meja 1/2 biro 10 1.20x0.60x12 = 8.64

IKEA B. Kursi kerja 10 57.5m²

C. Kursi Tamu
20

D. Sofa tamu A
2
2 seater

47
0.53x0.68x10 = 3.6
E. Meja tamu
1
F. Lemari arsip
10
Sirkulasi 20%

0.42x0.71x20=5.96

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x10=6.3

48
F
2. Ruang Kelas Kapasitas 16 2.4 m² 16 x2.4 = 38.4
Arsitektur BSNP Orang

IKEA A. Meja 15 0.7x0.5x15


Mahasiswa = 5.25 47.73m
²
B. Kursi kerja 16

C. Meja Dosen 1

0.53x0.68x16 = 5.76

1.20x0.60x4 = 0.72

49
C
3. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 m² 16 x2.4 = 38.4
Arsitektur BSNP Orang
0.7x0.5x15
IKEA A. Meja 15 = 5.25
Mahasiswa 47.73m
²
B. Kursi kerja 16

C. Meja Dosen
1
Sirkulasi +60%
A

0.53x0.68x16 = 5.76

1.20x0.60x4 = 0.72

C
4. Ruang NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8
Kepala
Program BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Studi
Arsitektur IKEA B. Kursi kerja 1 23.506

C. Kursi Tamu
2

50
D. Sofa tamu 2
2 seater

E. Meja tamu 1
A

F. Lemari arsip 1
0.53x0.68x1 = 0.36

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

51
1.35x0.47x1=0.63

F
5. Ruang Tata NAD Kapasitas 10 Orang 2.4 m² 10x2.4= 24
Usaha
Arsitektur BSNP A. Meja 1/2 biro 4 1.20x0.60x4 = 2.88

IKEA B. Kursi kerja 4 34.35m


²
C. Kursi Tamu
4

D. Sofa tamu 2 A
2
seater
0.53x0.68x4 = 1.44
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
6

0.42x0.71x4=1.19

0.95x1.9x2 = 3.61

52
D

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

F
6. Studio Kapasitas 10 Orang 2.4m² 10x2.4=24 45.44m
Perancangan BSNP ²
Arsitektur A. Meja kerja 10 1.20x0.60x10 = 7.2
(Studio 2D) NAD
B. Meja gambar 4
IKEA
C. Kursi kerja 14

D. Lemari arsip 6 A

0.53x0.68x4 = 1.44

0.9x1.5x4
=5.4

53
B

0.53x0.68x14 = 5.04

1.35x0.47x6
=3.8

L
7. Studio Kapasitas 10 Orang 2.4m² 10x2.4=24 53.29m
Perancangan BSNP ²
Arsitektur A. Meja kerja 10 1.20x0.60x10 = 7.2
(Studio 3D) NAD
B. Meja Workshop 4
IKEA
C. Mesin Laser 1
SK Cutting
A

D. Kursi kerja 14
1.2x2.5x4

E. Lemari arsip 6 =12

54
B

1.34x0.94x1 = 1.25

0.53x0.68x14 = 5.04

1.35x0.47x6
=3.8

E
8. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Arsitektur Ruang gerak 1 1x2=2
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5

55
wastafel 1.5x2=4

A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2

C. Unit wastafel 2

A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

D
9. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Labotarium Ruang gerak 1 1x2=2
urionoir

56
SK Ruang gerak
closed 3
Ruang gerak 3x2=6
wastafel 1.5
1.5x2=4
A. Unit urinoir
2
B. Unit closed 0.34 x 0.26x2
duduk = 0.16
2
C. Unit wastafel
2
D. Toilet
A
Disabilitas
1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

57
D
10. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

0.55 x 0.44x2
= 0.484

B
11. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

0.55 x 0.44x2

58
= 0.484

B
12. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2 m² 15x2.4=36 45.29m²
program BSNP
studi A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
arsitektur NAD

IKEA B. Kursi rapat 20

A
0.53x0.68x2 = 0.84

B
13. Ruang Arsip NAD Kapasitas 3 Orang 2 3x2.4=7.2 11.94m
Program ²
Studi IKEA A. Rak Berkas 10
1.2x0.45x11= 5.94
Arsitektur
SK

14. Gudang Menyesuaikan 24 m²

59
Arsitektur
15. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
2D
16. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
3D
17. Perpustakaa NAD Kapasitas 20 Orang 2.4 m² 20x2.4=48 70.54 m²
n Arsitektur
BNSP A. Rak Buku 15 0.37x2.229x15=12.37

IKEA B. Meja Baca 10

SK 1
C. Meja Staff

D. Kursi Baca 15

E. Kursi Kerja
1 A

F. Lemari
3 0.6x1x10=6
Penyimpanan

1.20x0.60x1 = 0.72

0.42x0.71x4=1.19

60
D

0.53x0.68x1 = 0.36

1.35x0.47x3=1.9

TOTAL 483.424 m²

Sumber : Analisa penulis,2021

1.1.2.3. Analisa Besaran Ruang Pascasarjana Teknik Sipil


Tabel 4.10
Analisa Besaran Ruang Program Pascasarjana Teknik Sipil
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Ruang NAD Kapasitas 12 Orang 2.4m² 12x2.4= 28.8
Dosen
Teknik Sipil BSNP A. Meja 1/2 biro 10 1.20x0.60x12 = 8.64

61
IKEA B. Kursi kerja 10 57.5m²

C. Kursi Tamu
20

D. Sofa tamu
2
2 seater A

E. Meja tamu 0.53x0.68x10 = 3.6


1

F. Lemari arsip
10

Sirkulasi 20%

0.42x0.71x20=5.96

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

62
1.35x0.47x10=6.3

F
2. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 m² 15 x2.2=4 = 36
Teknik Sipil BSNP Orang

IKEA A. Meja 15 0.7x0.5x15


Mahasiswa = 5.25 47.73m
²
B. Kursi kerja 16

C. Meja Dosen 1

0.53x0.68x16 = 5.76

1.20x0.60x4 = 0.72

63
C
3. Ruang Kelas Kapasitas 15 2.4 15 x2.4 = 36
Teknik Sipil BSNP Orang m²

IKEA A. Meja 0.7x0.5x15


Mahasiswa 15 = 5.25 47.73m
²
B. Kursi kerja
16

C. Meja Dosen
1

0.53x0.68x16 = 5.76

1.20x0.60x4 = 0.72

C
4. Ruang NAD Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8

64
Kepala
Program BSNP A. Meja ½ biro 1 1.20x0.60x1 = 0.91
Studi Teknik
Sipil IKEA B. Kursi kerja 1 23.506

C. Kursi Tamu
2

D. Sofa tamu A
2
2 seater
0.53x0.68x1 = 0.36
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
1

0.42x0.71x2=0.596

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

65
E

1.35x0.47x1=0.63

F
5. Ruang Tata NAD Kapasitas 10 Orang 2.4 m² 10x2.4= 24
Usaha
Teknik Sipil BSNP A. Meja 1/2 biro 4 1.20x0.60x4 = 2.88

IKEA B. Kursi kerja 4 34.35m


²
C. Kursi Tamu
4

D. Sofa tamu 2 A
2
seater
0.53x0.68x4 = 1.44
E. Meja tamu
1

F. Lemari arsip
6

0.42x0.71x4=1.19

66
C

0.95x1.9x2 = 3.61

1.10x0.55x1
=0.60

1.35x0.47x1=0.63

F
6. Labotarium Kapasitas 15 Orang 2.5m² 15x2.5=37.5 81.6 m²
Praktik BSNP
Teknik Sipil A. Universal 1 1.4x0.85x1
SK Testing = 1.19
machine
IKEA (UTM)

67
B. Mesin tekan 2

C. Mesin 3
pengaduk beton

D. Oven Otomatis 1

E. Sieve Sheker 2 A

F. Meja Vibrator 1 0.94x0.8x2


=1.5
G. Mesin 1
pengaduk
mortar

H. Mesin press 1
hidrolik B

5 1.1x0.8x3
I. Meja praktek =2.64

10
J. Meja kerja
15
K. Kursi kerja
C
6
L. Lemari arsip
0.5x0.5x1
=0.25

D
0.5x0.5x2
=0.5

68
E

2.8x1.3x1
=3.64

1.1x0.8x3
=2.64

G
0.7x0.7x1
=0.94

2.4x1.20x5
=14.4

69
I

1.20x0.60x10 = 7.2

0.53x0.68x15 = 5.4

1.35x0.47x6
=3.8

L
7. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Teknik Sipil Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel

70
1.5x2=4
A. Unit urinoir
2
B. Unit closed 0.34 x 0.26x2
duduk = 0.16
2
C. Unit wastafel
2
D. Toilet
A
Disabilitas
1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

D
8. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m²
Labotarium Ruang gerak 1 1x2=2
Teknik Sipil

71
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4

A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2

C. Unit wastafel 2

A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

72
D
9. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

0.55 x 0.44x2
= 0.484

B
10. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

0.55 x 0.44x2

73
= 0.484

B
11. Ruang Rapat Kapasitas 15 Orang 2 m² 15x2.4=36 45.29m²
Program BSNP
Studi Teknik A. Meja rapat 1 5.56x1.52x1=8.45
Sipil NAD

IKEA B. Kursi rapat 20

A
0.53x0.68x2 = 0.84

B
12. Ruang Arsip NAD Kapasitas 3 Orang 2 3x2.4=7.2 11.94m
Program ²
Studi Teknik IKEA A. Rak Berkas 10 1.2x0.45x11= 5.94
Sipil
SK

13. Gudang Menyesuaikan 24 m²

74
Teknik Sipil
14. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Labotarium
Teknik Sipil
15. Perpustakaa NAD Kapasitas 20 Orang 2.4 m² 20x2.4=48 70.54 m²
n Teknik
Sipil BNSP G. Rak Buku 15 0.37x2.229x15=12.37

IKEA H. Meja Baca 10

SK 1
I. Meja Staff

J. Kursi Baca 15

K. Kursi Kerja
1 A

L. Lemari
3 0.6x1x10=6
Penyimpanan

1.20x0.60x1 = 0.72

0.42x0.71x4=1.19

75
D

0.53x0.68x1 = 0.36

1.35x0.47x3=1.9

TOTAL 442.294 m²

Sumber : Analisa penulis,2021

1.1.2.4. Analisa Besaran Ruang Pascasarjana Penunjang


Tabel 4.11
fAnalisa Besaran Ruang Penunjang
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Cafetaria Kapasitas 40 Orang 2.4 m² 2.4x40 = 64 96
BSNP
A. Meja makan 2 0.80 x 1.60x2
NAD untuk 6 orang = 2.56

IKEA B. Meja makan 2


untuk 4 orang
SK

76
C. Meja makan 5 A
untuk 2 orang
0.80x1.20x2
D. Kursi Makan 30 = 1.92

E. Meja pantry 4
134.92
F. Custom meja 2 m²
B
hidangan

0.80 x 0.80 x5
G. Meja cuci 1
= 3.2
wastafel
2
H. Wastafel tangan

I. Lemari 2
pendingin

C
1
J. Meja bar
0.53 x 0.46x30 = 4.87
4
K. Sofa 2 seater

2
L. Coffe table

4
M. Kursi bar D

Sirkulasi 70%
2.00 x 0.90 x2
= 3.6

77
E

5x2 =10

0.95 x 0.60x2
= 1.14

78
0.55 x 0.44x2
= 0.48

0.70 x 0.55x2
= 0.76

3x0.5 = 1.5

79
J

0.95x1.9x4 = 7.22

1.10x0.55x2
=1.2

80
L

0.33 x 0.36x 4 = 0.47

M
2. Gudang Menyesuaikan 24 m²
Cafetaria
3. Lobby Kapasitas 60 Orang 2.4 m² 2.4x60=96 144 153.9m
BSNP ²
A. Meja 0.6x1.2x1=0.72
NAD Resepsionis

IKEA B. Kursi kerja

SK
C. Sofa tamu 2 A
seater

0.53x0.68x2 = 0.84
D. Coffe table

Sirkulasi 70%

0.95x1.9x4 = 7.22

81
C

1.10x0.55x2
=1.2

D
4. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Cafetaria Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4

A. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
B. Unit closed = 0.16
duduk 2

C. Unit wastafel 2

A
D. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

82
B

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

D
5. Lavatory NAD Kapasitas 10 Orang 17.85m
Lobby Ruang gerak 1 1x2=2 ²
SK urionoir
Ruang gerak 3
closed 3x2=6
Ruang gerak 1.5
wastafel 1.5x2=4

E. Unit urinoir 2
0.34 x 0.26x2
F. Unit closed = 0.16
duduk 2

G. Unit wastafel 2

A
H. Toilet
Disabilitas 1
0.45 x 0.65x2
= 0.584

83
B

0.55 x 0.44x2
= 0.484

2x2.3x1=4.6

D
6. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

84
0.55 x 0.44x2
= 0.484

B
7. Janitor NAD Kapasitas 2 Orang 2.4 2x2.4=4.8 5.284m²

SK A. Lemari 0.4x0.9x1=0.36
Peralatan

B. Wastafel

0.55 x 0.44x2
= 0.484

B
8. Ruang Kapasitas 7 Orang 2.4m² 7x2.4= 16.8
Konseling
A. Meja 1/2 biro 1 1.40x0.65x1 =0.91

B. Kursi kerja 3 19.42m²

C. Lemari arsip 1

0.53x0.68x3 = 1.08

85
B

1.35x0.47x1
=0.63

C
9. Ruang Kapasitas 4 Orang 2.4m² 4x2.4=9.6 14.392
Kesehatan m²
A. Meja 1/2 biro 1 1.20x0.60x1= 0.72

B. Kursi kerja 1

2
C. Kursi Tamu

1 A
D. Tempat tidur

1 0.53x0.68x1 = 0.36
E. Wastafel

F. Lemari
1
penyimpanan

0.42x0.71x2= 0.59

86
C

2.25x1x1 =2.25

0.55 x 0.44x 1 = 0.242

1.35x0.47x1 = 0.63

C
TOTAL 566.22 m²

87
Sumber : Analisa penulis,2021
1.1.2.5. Analisa Besaran Ruang Service
Tabel 4.12
Analisa Kebutuhan Ruang Service
No. Nama Ruang Sumber Keterangan/Unit/Kapasitas/Perhitungan Total
Keterangan Unit Perhitungan Luas
(m²)
1. Area parkir NAD Kapasitas 300 877.8
Orang m²

A. Parkir mobil 20
(pengguna 5x2.5=12.5
mobil 300-60%. 12.5x20
1 mobil = 6 =375
orang)

B. Parkir motor 180


(pengguna
motor 300-
40%.)

Jumlah Sirkulasi
Ruang 40%
A

2x0.7=1.4
1.4x180
=252

88
B

627+40%=877.8
2. Pos Security NAD Kapasitas 3 Orang 2.4m² 3x2.4=7.2 8.28 m²

IKEA A. Meja kerja 1 1.20x0.60x1= 0.72

SK B. Kursi kerja 1

Sirkulasi 50%

0.53x0.68x1 = 0.36

B
3. Ruang Kapasitas 3 Orang 2.4 3x2.4 = 7.2 17.03

genset
A. Genset 1 4.66x2.11+1=9.83

89
A

4. Ruang Kapasitas 3 Orang 2.4 3x2=7.2 10.78 m²

Mekanikal
A. Panel Kontrol
1.04x3.45x1=3.58

5. Ruang Kapasitas 5 Orang 2.4 5x2.4=12 13.48 m²

teknisi
A. Meja kerja 1 1.20x0.60x1= 0.72

B. Kursi Kerja 1

C. Lemari tools 1

0.53x0.68x1 = 0.36

90
B

0.9x0.45x1=0.405

C
TOTAL 927.37

Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.13
Analisa Rekap Besaran Ruang Pengelola
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Adminitrasi 38.39 m²
2. Ruang Direktur 24.21m²
3. Ruang Kepala Bagian Tata Usaha 23.506m²
4. Ruang Kepala Sub Bidang Akademik 23.506m²
Dan Kemahasiswaan
5. Ruang Kepala Sub Bidang Akutansi 23.506m²
6. Ruang Kepala Sub Bidang Keuangan 23.506m²
7. Ruang Kepala Sub Bidang Umum Dan 23.506m²
Kepegawaian
8. Ruang Wakil Direktur Bidang 23.506m²
Akademik Dan Kemhasiswaan
9. Ruang Wakil Direktur Bidang Umum 23.506m²
Dan Keuangan
10. Lavatory Pengelola 17.85m²

91
11. Janitor 5.284m²
12. Ruang Rapat Utama 45.29m²
13. Ruang arsip 13.14m²
14. Gudang 24 m²
TOTAL 332.706 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.14
Analisa Rekap Besaran Ruang Program Pascasarjana Arsitektur
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Dosen Arsitektur 57.5m²
2. Ruang Kelas Arsitektur 47.73m²
3. Ruang Kelas Arsitektur 47.73m²
4. Ruang Kepala Program Studi Arsitektur 23.506m²
5. Ruang Tata Usaha Arsitektur 34.35m²
6. Studio Perancangan Arsitektur (Studio 45.44m²
2D)
7. Studio Perancangan Arsitektur (Studio 53.29m²
3D)
8. Lavatory Arsitektur 17.85m²
9. Lavatory Labotarium 17.85m²
10. Janitor 5.284m²
11. Janitor 5.284m²
12. Ruang Rapat program studi arsitektur 45.29m²
13. Ruang Arsip Program Studi Arsitektur 11.94m²
14. Gudang Arsitektur 24 m²
15. Gudang Labotarium 2D 24 m²
16. Gudang Labotarium 3D 24 m²
17. Perpustakaan Arsitektur 70.54 m²
TOTAL 555.584 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

92
Tabel 4.15
Analisa Rekap Besaran Ruang Program Pascasarjana Teknik Sipil
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Ruang Dosen Teknik Sipil 57.5m²
2. Ruang Kelas Teknik Sipil 47.73m²
3. Ruang Kelas Teknik Sipil 47.73m²
4. Ruang Kepala Program Studi Teknik 23.506m²
Sipil
5. Ruang Tata Usaha Teknik Sipil 34.35m²
6. Labotarium Praktik Teknik Sipil 81.6 m²
7. Lavatory Teknik Sipil 17.85m²
8. Lavatory Labotarium Teknik Sipil 17.85m²
9. Janitor 5.284m²
10. Janitor 5.284m²
11. Ruang Rapat Program Studi Teknik 45.29m²
Sipil
12. Ruang Arsip Program Studi Teknik 11.94m²
Sipil
13. Gudang Teknik Sipil 24 m²
14. Gudang Labotarium Teknik Sipil 24 m²
15. Perpustakaan Teknik Sipil 70.54 m²
TOTAL 514.454 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.16
Analisa Rekap Besaran Ruang Penunjang
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Cafetaria 134.92m²

93
2. Gudang Cafetaria 24 m²
3. Lobby 153.9m²
4. Lavatory Cafetaria 17.85m²
5. Lavatory Lobby 17.85m²
6. Janitor 5.284m²
7. Janitor 5.284m²
8. Ruang Konseling 19.42m²
9. Ruang Kesehatan 14.392 m²
TOTAL 392.9 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.17
Analisa Rekap Besaran Ruang Service
No Nama Ruang Total Luas (m²)
.
1. Area parkir 877.8 m²
2. Pos Security 8.28 m²
3. Ruang genset 17.03 m²
4. Ruang Mekanikal 10.78 m²
5. Ruang teknisi 13.48 m²
TOTAL 927.37 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

Tabel 4.18 Hasil analisa besaran ruang Gedung Pascasarjana Fakultas


Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
No. Kelompok Ruang Luas Ruang( m²)
A. P engelola 332,706 m²
B. Program Pascasarjana Arsitektur 555,584 m²
C. Program Pascasarjana Teknik Sipil 514,454 m²
D. Penunjang 392,9 m²
E. Service 927,37 m²
TOTAL 2.723,01 m²

94
TOTAL + 40% (Sirkulasi) 3.812,214 m²
Sumber : Analisa penulis,2021

Total besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan gedung


pascasarjana fakultas teknik universitas 17 agustus1945 samarinda adalah
3.812,214 m². Penentuan Koefisien Dasar Bangunan rencana (KDBr) pada
bangunan tersebut menggunakan presentase dari kalkulasi kebutuhan
besaran ruang yang dibagi 3 karena ada estimasi perencanaan bangunan 3
lantai.
Jadi untuk mengetahui luas yang dibutuhkan menggunakan presentase
KDB 60/40 dengan perhitungan :
Luas besaran Ruang/Jumlah lantai = 3.812,214 m² / 3 Lantai
=1.270,738 m²
KDBr = 1.270,738 m² (KDB 60%)
KDHr 40/60 x 1.270,738 m² = 847.158 m² (KDH 40%)
Luas Kebutuhan Site = 2.117.89 m²

1.1.3. Analisa Hubungan Ruang


Analisa hubungan ruang ini merupakan keterkaitan antar ruang dengan
mempertimbangkan pelaku kegiatan, jenis kegiatan, dan jenis ruang yang
dibutuhkan dalam Perencanaan Gedung Pascasarjana Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Gambar 4.2 Matriks Hubungan Ruang

95
Sumber : Analisa penulis,2021

1.1.4. Analisa Pola Hubungan Ruang


Analisa pola hubungan ruang bertujuan untuk mendapatkan tata ruang
yang optimal. Dalam hal ini diperlukan adanya pendekatan pola hubungan
ruang makro dan mikro.

1.1.4.1. Pola Hubungan Ruang Makro


Analisa pola hubungan makro adalah analisa hubungan antar ruang
secara garis besar.
Gambar 4.3 Pola Hubungan Makro

Sumber : Analisa penulis,2021


1.1.4.2. Pola Hubungan Mikro Lantai 1

96
Gambar 4.4 Pola Hubungan Mikro Lantai 1

Sumber : Analisa penulis,2021


1.1.4.3. Pola Hubungan Mikro Lantai 2
Gambar 4.5 Pola Hubungan Ruang Lantai 2

Sumber : Analisa penulis,2021


1.1.4.4. Pola Hubunngan Mikro Lantai 3
Gambar 4.6 Pola Hubungan Mikro Lantai 3

Sumber : Analisa penulis,2021

97
1.1.4.5. Pola Hubungan Mikro Lantai 4
Gambar 4.7 Pola Hubungan Mikro Lantai 4

Sumber : Analisa penulis,2021


1.1.4.6. Pola Hubungan Mikro Lantai 5
Gambar 4.8 Pola Hubungan Mikro Lantai 5

Sumber : Analisa penulis,2021


1.1.4.7. Pola Hubungan Mikro Lantai 6
Gambar 4. Pola Hubungan Mikro Lantai 6

Sumber : Analisa penulis,2021

98
1.2. Analisa Site
Analisa site ini bertujuan untuk penentuan site yang akan
digunakan untuk perencanaan Gedung Pascasarjana Universitas 17
Agustus 1945 Samarinda.
Gambar 4. Lokasi Site

Sumber : Analisa penulis,2021

Site berada di kawasan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda


tepatnya disamping gedung fakultas hukum.

1.2.1. Analisa Ukuran Lahan


Luas site yang akan digunakan adalah 3.317,4 m². hasil tersebut
didapat dari survey langsung ke lokasi.
Gambar 4. Ukuran Site

99
Sumber : Analisa penulis,2021

1.2.2. Analisa Matahari


Analisa matahari digunakan untuk mengetahui letak dari suatu
bangunan yang disesuaikan dengan lintasan matahari. Sedangkan matahari
terbit dati timur dan terbenam kearah barat.

Gambar 4. Analisa Matahari

Sumber : Analisa penulis,2021

Untuk arah cahaya matahari dari sisi timur langsung masuk ke site
tanpa terhalang oleh apapun, sedangkan untuk sisi barat masing terhalang
oleh pepohonan dan gedung fakultas hukum.

1.2.3. Analisa Arah Angin


Analisa arah mata angin digunakan untuk mengetahui sirkulasi
angin yang dapat dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami didalam
bangunan.
Gambar 4. Analisa Arah Angin

100
Sumber : Analisa penulis,2021
Arah angin dominan dari sebelah tenggara. Angin dari arah
tenggara tepat masuk langsung dari sebelah kiri site.

1.2.4. Analisa Aksesibilitas


Untuk aksesibilitas, site ini memiliki lahan yang sempit seehingga
untuk sirkulasi kendaraan sedikit susah.
Gambar 4. Analisa Aksesibilitas

Sumber : Analisa penulis,2021


Pada sisi timur laut, site berhubungan dengan jalan juanda 6 yang
dibatasi oleh pagar dinding. Dan untuk sebelah barat site berhubungan
dengan fakultas hukum yang dibatasi oleh drainase.

1.2.5. Analisa Kebisingan

101
Untuk kebisingan pada daerah sekitar site terdapat dibeberapa titik
yang disebabkan oleh aktivitas disekitar.
Gambar 4. Analisa Kebisingan

Sumber : Analisa penulis,2021


Kebisingan lebih dominan dari sisi sebelah kiri dan depan karena
aktivitas perkuliahan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Untuk
kondisi Eksisting site, asksesibilitas keluar ataupun masuk hanya
terhubung oleh jembatan.

1.2.6. Analisa View


Site ini berbatasan dengan pemukiman penduduk dan lingkungan
kampus universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
aktivitas disekitar.
Gambar 4. Analisa View

102
Sumber : Analisa penulis,2021
View sebelah kiri bangunan adalah gedung dan lahan parkir fakultas
hukum. Sebelah kanan adalah pemukiman warga. Untuk bagian depan site
ruang sekretariat himpunan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Untuk sisi belakang site adalah pemukiman warga.

1.3. Analisa Tinjauan KDB, KDH, Kebutuhan Luasan Site


Gambar 4. Analisa View

Sumber : Analisa penulis,2021

Ukuran luas lahan yang sudah dipotong GSB (Luas Efektifitas


Lahan) :
Luas Site :2.759m²
KDH : Untuk KDH tidak diperhitungkan karena untuk KDH site
masuk ke lahan kampus Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
KDBr : 1.451,86 m²
Perhitungan Kecukupan Lahan/Site
- KDBs : 2.759 m²
- KDBr : 1.451,86 m²

103
- Jadi kesimpulan perhitungan diatas bahwa KDBs (2.759 m²) >
KDBr (1.451,86 m²) sehingga memiliki lahan cukup.

1.4. Analisa Gubahan Ruang


Analisa guhaban ruang dibuat berdasarkan pengelompokkan
fungsi-fungsi perlantai yang bertujuan untuk mencapai aspek kenyamanan
bagi pengguna bangunan tersebut. Perencanaan Gedung Pascasarjana
Fakulta Teknik Universitas 17 Agustus 1945 memiliki jumlah 6 lantai,
dengan penataan massa ruang :

1.4.1. Lantai 1
Pada lantai 1 difungsikan sebagai area parkir, ruang teknisi, ruang
genset, ruang mekanikal, dan labotarium teknik meliputi gudang dan
lavatory labotarium itu sendiri. Peletakan labotarium teknik sipil dilantai 1
karena beban alat dilabotarium tersebut.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 1

Sumber : Analisa penulis,2021

4.1.1. Lantai 2
Pada Lantai 2 difungsikan ruang-ruang penunjang.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 2

Sumber : Analisa penulis,2021

104
4.1.2. Lantai 3
Pada lantai 3 difokuskan ke fungsi kelompok.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 3

Sumber : Analisa penulis,2021

4.1.3. Lantai 4
Pada lantai 4 difungsikan ke kelompok ruang program pascasarjana
teknik.
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 4

Sumber : Analisa penulis,2021

4.1.4. Lantai 5
Dilantai 5 difokuskan ke fungsi kelompok ruang program
pascasarjana.

105
Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 5

Sumber : Analisa penulis,2021

4.1.5. Lantai 6
Dilantai 6 difungsikan sebagai labotarium arsitektur.

Gambar 4. Analisa Gubahan Ruang Lantai 6

Sumber : Analisa penulis,2021

4.2. Analisa Bentuk Dasar


Analisa bentuk dasar merupakan langkah awal dalam penentuan
bentuk bangunan nantinya. Setiap bentuk-bentuk memiliki sifat yang
berbeda.
Tabel 4. Sifat-sifat bentuk dasar
Bentuk Sifat
Lingkaran
Sesuatu yang terpusat, berarah kedalam dan
pada umumnya bersifat stabil dan dengan
sendirinya menjadi pusat dari
lingkungannya. Penempatan sebuah
ingkaran pada pusat suatu bidang akan
memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.

106
Segitiga
Menunjukan stabilitas apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan
bentuk yang sangat stabil. Jika diletakan
berdiri pada salah satu sudutnya, dapat
menjadi seimbang bila terletak dalam posisi
yang tepat pada suatu kesetimbangan, atau
menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke
salah satu sisinya.
Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukan sesuatu yang
murni dan rasional. Bentuk ini merupakan
bentuk yang statis dan netral serta tidak
memiliki arah tertentu. Bentuk bentuk segi
empat lainnya dapat dianggap sebagai
variasi dari bentuk bujur sangkar yang
berubah dengan penambahan tinggi atau
lebarnya.
Bentuk Beraturan
Bentuk beraturan adalah bentuk bentuk
yang berhubungan satu sama lain dan
tersusun secara rapi dan konsisten dan juga
bersifat stabil dan simetris terhadap suatu
sumbu atau lebih. Bola, silinder, kubus,
kerucut dan pyramid merupakan bentuk
bentuk beraturan. Bentuk bentuk dapat
mempertahankan keteraturannya meskipun
dimensi -dimensinya diubah, ataupun
unsur-unsurnya ditambah atau dikurangin.
Bentuk tidak beraturan
Bentuk tidak beraturan atau biasa disebut
asimetris lebih dinamis dibandingkan
bentuk-bentuk beraturan
Sumber : Analisa penulis,2021

107
4.3. Analisa Bentuk Bangunan
Analisa bentuk bangunan dilakukan dengan menekankan beberapa
prinsip desain yakni:
4.3.1. Wujud Bangunan
Bangunan Gedung Pascasarjana ini menggunakan pola radial yakni
perpaduan pola terpusat dan linear guna mempermudah sirkulasi didalam
gedung tersebut.
Gambar 4. Organisasi ruang pola radial

Sumber : Google,2021

Bentuk bangunan yang akan digunakan adalah bentuk persegi dan


persegi panjang karena memberi kesan stereotomik dan tektonika
arsitektur.
Gambar 4. Bentuk stereotomik dan tektonika arsitektur

Sumber : Google,2021
4.3.2. Warna Bangunan
Pemilihan warna pada gedung pascasarjana ini merupakan analisa
warna yang diaplikasikan pada bangunan tersebut. Warna yang digunakan
adalah warna-warna yang netral dengan dipadukan dengan warna kampus
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Gambar 4. Analisa Warna

108
Sumber : Google,2021
4.3.3. Tekstur Bangunan
Tekstur bangunan merupakan gambaran dari fasar yang menonjol
kesan-kesan tertentu. Tekstur yang akan digunakan dalam Perencanaan
Gedung Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda ini adalah tekstur horisontal dan vertikal guna memberi
penegasan konsep kontemporer.
1.1.2.1. Dinding Curtain Wall
Curtain wall kaca dalam bidang bangun membangun gedung
berarti dinding penutup pada exterior bangunan. Menurut wikipedia
Curtainwall ini bukan lah bagian dari struktur bangunan, tapi sebagai
pelengkap nilai estetika sebuah bangunan. Jenis material penutup ini bisa
bermacam macam, mulai dari bahan metal, dari bahan kaca, tanaman
hidup dan berbagai macam jenis lainnya.
A. Manfaat curtain wall
a. Memberikan efek lega pada ruangan
b. Memberikan view yang luas keluar gedung
c. Meminimal kan biaya
d. Mempercepat proses pelaksanaan pembangunan
B. Kekurangan curtain wall
a. Kaca bisa pecah, ini membahayakan jika kaca pecah dan copot dari
ketinggian dan menimpa makhluk hidup dibawah nya.
b. Panas berlebih didalam ruangan karena sinar matahari menembus
kaca
c. Ruangan membutuhkan AC yang lebih extra untuk mendingakan
ruangan, karena kaca cenderung menerima panas dari pada tembok

109
C. Jenis-jenis kaca curtain wall
Berbagai macam jenis kaca yang digunakan, masing masing jenis kaca
juga ada berdasarkan ketebelan. misal kan curtainwall kaca onewat tebal
5mm, atau tebal 6 mm
a. Curtain Wall kaca oneway
b. Curtain Wall kaca stopsol
c. Curtain Wall kaca panasap
d. Curtain Wall kaca tempered
e. Curtain Wall kaca laminate
1.1.2.2. Semen Eskpos
Semen ekspos adalah metode finishing dinding yang memmpunyai
kelebihan dapat menciptakan kesan natural pada bangunan. Walaupun
berwarna abu-abu, secara keseluruhan warna dinding tidak homogen sehingga
tampak lebih estetis.Warnanya yang natural juga membuat dinding lebih
fleksibel untuk dipadukan dengan berbagai material dan furniture.
Adapun kekurangan dari semen ekspos adalah proses pengerjaan dan
maintence yang sulit.
4.6.3 Penerapan Prinsip Desain Arsitektur
a. Skala
Skala adalah perbandingan dimensi ruang atau bangunan dengan
lingkungan atau elemen arsitektur lainnya. Dalam Perencanaan Gedung
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
skala yang diterapkan berbeda-beda tergantung dengan fungsi dan
kebutuhan diruang tersebut. Untuk skala bangunan menerapkan skala
monumental guna memberi kesan keagungan banguna tersebut.
b. Irama
Irama adalah pengulangan yang digunakan dalam penekanan
didalam arsitektur. Irama yang digunakan adalah irama statis yakni pola
pengulangan yang sama dan konsisten.
Gambar 4. Contoh Pengulangan Statis

110
Sumber : Google,2021
c. Keseimbangan
Keseimbangan dicapai dengan komposisi desain arsitektur
asimetris, di mana penataan sengaja dibentuk tak seimbang dengan
menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau sisi dalam ruang.
Prinsip desain arsitektur asimetris terbilang cukup beresiko karena
diperlukan sense of art yang tinggi untuk bisa membuat komposisi desain
arsitektur asimetris yang terlihat estetis dan baik.
1.1.1. Analisa Bentuk Terhadap Banjir
Pada lokasi site, sering terjadi banjir jika curah hujan tinggi yang
dapat mengganggu aktivitas perkuliahan. Guna mengantisipasi resiko
banjir tersebut dapat digunakan prinsip rumah panggung yang dimana
aktivitas berada diatas.
Gambar 4. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda saat Banjir

Sumber : Google,2021
4.7. Analisa Struktur Bangunan
4.7.1. Analisa Struktur Bawah
Struktur Bawah yang digunakan adalah model pondasi footplat
dengan pancang beton.

111
4.7.1.1. Pancang
Metode pemancangan berbeda-beda tergantung dengan kondisi
eksisting site. Ada yang menggunakan pancang beton dan ada pula yang
menggunakan pancang ulin.

Tiang pancang kayu memiliki sejumlah kelebihan, yakni bobotnya


yang ringan untuk memudahkan proses pengangkutan, memiliki kekuatan
daya tarik besar sehingga membantu pemancangan, dapat dipotong dengan
mudah jika tak dapat masuk ke dalam tanah, serta cocok untuk friction pile
karena tekanannya yang lebih kecil.

Meskipun demikian, penggunaan tiang pancang kayu ternyata


memiliki sejumlah kekurangan yang disebabkan oleh sifat alami kayu.
Beberapa kekurangannya adalah rentan terhadap pelapukan, tidak tahan
cuaca, ataupun mudah terkena rayap.

Tiang pancang berbahan beton sangat umum digunakan pada gedung


tinggi. Adapun, proses pemasangannya meliputi pengetesan kedalaman
tanah keras, pemilihan panjang sesuai beban bangunan, pengeboran tanah
dengan mesin bor khusus, hingga pengukuran titik sesuai gambar dan
mendirikan alat teodolit yang terdiri dari dua unit dan dipasangkan dari
dua arah untuk memastikan posisi tiang pancang berdiri tegak hingga
elevasi kedalaman yang sudah diperhitungkan.

Perlu diperhatikan, pemasangan tiang pancang beton memerlukan


waktu yang tergolong lama karena harus dirancang dan dicor terlebih dulu
sehingga kekuatannya meningkat dan tahan terhadap pengangkutan,
penanganan maupun tekanan saat pemancangan tanpa mengalami
kerusakan.

112
Gambar 4. Proses Pemancangan

Sumber : Google,2021
4.7.1.2. Footplat
Konstruksi pondasi foot plat dengan beton bertulang digunakan apabila
bobot bangunan cukup besar. Jika daya dukung tanah kecil dan untuk
memperdalam dasar pondasi tidak memungkinkan, maka pondasi foot plat
beton bertulang bisa menjadi solusi.

Bentuk pondasi foot plat pada kedua tepinya menonjol ke luar dari
bidang tembok karena kedua sisinya mungkin akan melentur disebabkan
oleh tekanan tanah. Agar tidak melebar dan turun, maka pada kaki pondasi
diberi tulangan yang diletakkan tepatnya di daerah tarik bagian bawah
yang disebut dengan tulangan pokok.

113
Gambar 4. Pondasi Footplat

Sumber : Google,2021

4.7.1.3. T-beam
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung
atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal
setempat. Tie beam ini terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal
setempat seperti pondasi footplat ataupun pondasi dalam. Tie beam ini
sama dengan balok hanya saja letaknya di struktur bawah. Berikut
perbedaan antara sloof dan tie beam.

1. Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding dengan sloof.


Ukuran tie beam sangat tergantung dari bentang antar pondasi/kolom
dan besarnya beban bangunan.
2. Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari desain konsultan
struktur. Perhitungan struktur hanya dilakukan oleh konsultan struktur
dan kemungkinan antara proyek satu dengan yang lain akan berbeda
dari segi ukuran maupun penggunaan besi beton.
3. Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga penulangan pada tie
beam pun berbeda dengan penulangan balok
4. Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai pengaku antara
pondasi satu dengan yang lainnya sehingga tingkat kekakuan dari
struktur bawah meningkat.
5. Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang mempunyai
struktur bawah. Fungsi tie beam ini sama dengan perkuatan pondasi
dan mengaku seluruh bangunan gedung.

114
Gambar 4. Tie Beam

Sumber : Google,2021

4.7.2. Analisa Struktur Tengah


Struktur tengah yang dimaksud adalah kolom dan balok.
4.7.2.1. Kolom
Untuk kolom yang digunakan adalah kolom dari beton dengan jarak
antar kolom menggunakan metode grid guna mengsingkronisasikan tata
letak kolom dan membuat stuktur bangunan lebih kolom.
Gambar 4. Grid Kolom

Sumber : Google,2021
4.7.2.2. Plat lantai
Plat lantai terbagi menjadi 2 yakni plat lantai dengan pembesian
konvensional dan plat lantai dengan bondek. Plat lantai yang digunakaan
adalah plat lantai menggunakan bondek karena lebih efisien. Untuk
pembesian menggunakan wiremesh karena lebih praktis dibandingkan
dengan pembesian konvensional.

115
4.7.2.3. Balok
Balok bangunan merupakan struktur melintang yang menopang beban
horizontal. Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas
terhadap gaya kesamping. Balok yang digunakan adalah jenis balok
sederhana dan balok kantilever.
1. Balok Sederhana
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu
ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur
statis lainnya, nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok
sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.
Gambar 4. Balok Sederhana

Sumber : Google,2021
2. Balok Kantilever
Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di
ujung yang tidak disangga.
Gambar 4. Balok Kantilever

Sumber : Google,2021

4.7.2.4. Ring Balok


Ring balok adalah salah satu struktur yang diletakkan diatas pasangan
bata gengan fungsi pengikat pasangan bata dan menahan beban dari
atas.

116
4.7.3. Analisa Struktur Atas
Analisa struktur atas yang dimaksud adalah analisa penutup atap.
Pada banguna ini menggunakan 2 model penutup atap yakni atap dak
beton dan model kuda-kuda dari bahan baja wf yang dilapisi dengan atap
bitumen.
4.7.3.1. Atap Dak/Datar

Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau
rata.. Agar air hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuat
miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang cukup. Modelnya bidang
datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau
bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Yang perlu
diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang
sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.
4.7.3.2. Kuda-Kuda Baja WF

Implementasi kuda-kuda baja profil IWF banyak temui pada bangunan


pabrik dan gudang, walau demikian pada kasus tertentu juga kita temui
pada bangunan rumah tinggal maupun bangunan gedung lainnya.
Pertimbangan penggunaan kuda-kuda ini umumnya karena bentangan
bangunan yang besar dan menginginkan pengerjaan yang lebih praktis.
Sementara untuk kasus tertentu seperti kita sebut sebelumnya, perlu
pertimbangan penggunaan kuda-kuda baja profil IWF karena bangunan
bertingkat 2 lantai atau lebih, lokasi bangunan yang sempit atau karena
pentutup atap bangunan tersebut adalah bitumen.
4.8. Analisa Utilitas Bangunan
Utilitas merupakan salah satu yang sangat penting dalam bangunan
dalam mendukung tercapainya aspek kenyamanan, kesehatan,
kelesematan, dan mobilitas didalam bangunan. Utilitas terdiri dari sistem
distrubusi air bersih, sistem oembuangan limbah padat dan cair, sistem
utilitas elektrikal, sistem proteksi kebakaran, sistem penangkal petir, serta

117
sistem penghawaan buatan. Berikut adalah analisa mengenai skema utilitas
berikut:
4.8.1. Sistem Utilitas Air Bersih
Air bersih pada bangunan Gedung Pascasarjana bersumber dari
PDAM. Air dari jaringan PDAM dialirkan ke ground tank dan dipompa ke
roof tank dengan tujuan apabila ada maintenance jaringan PDAM dan
persediaan air diground tank tidak mencukupi dapat diback up oleh roof
tank yang didistribusikan ke seluruh jaringan pida dan alat sanitasi.
Gambar 4. Skema Air Bersih

Sumber : Analisa penulis,2021


4.8.2. Sistem Utilitas Pembuangan Limbah Padat dan Cair
4.8.2.1. Sistem Utilitas Limbah Cair Air Hujan
Air hujan pada bangungan ini tidak langsung dibuang ke saluran
drainase namun ditampung ke ground tank air bersih dengan tujuan
sebagai supply tambahan air bersih.
Gambar 4. Skema Air Hujan

Sumber : Analisa penulis,2021


4.7.1.1. Sistem Utilitas Limbah Cair Air Kotor dan Kotoran
Air Kotor terbagi menjadi 2 jenis yakni black water dan
grey water. Black water adalah air kotor yang bersumber dari kloset,
sedangkan grey water adalah air kotor yang bersumber dari air cuci
dapur, air cucian, dan floor drain.
1. Black Water
Black Water adalah air kotor yang bersumber dari kloset dan
urinoir dialirkan ke septictank. Dari septictank dialirkan ke sumur
resapan.
Gambar 4. Skema Black Water

118
Sumber : Analisa penulis,2021
2. Grey Water
Grey Water adalah air yang bersumber dari air kotor yang
bersumber dari air cuci dapur, air cucian, dan floor drain dialirkan ke
bak penampungan limbah lalu dialirkan ke bak penyaringan limbah
dan akhirnya dialirkan ke drainase/riol kota.
Gambar 4. Skema Grey Water

Sumber : Analisa penulis,2021


4.7.2. Sistem Utilitas Elektrikal
Pada bangunan Gedung Pascasarjana ini menggunakan sumber
daya utama listrik yang diback up oleh genset lalu dialirkan ke panel
distribusi yang berada di ruang mekanikal. Dari panel distribusi dialirkan
ketitik distribusi.
Gambar 4. Skema Elektrikal

Sumber : Analisa penulis,2021


4.7.3. Sistem Utilitas Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakan ada 2 jenis yaitu sistem proteksi
kebakaran pasif dan sistem proteksi kebakaran aktif.
2.1.1.1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
A. Sprinkler
Sprinkler pada gedung pascasarjana ini dipasang dengan jarak titik
tertentu yang dihubungkan dengan pipa air yang bertekanan tinggi. Kepala
sprinkler dirancang jika suhu panas sudah mencapai derajat tertentu akan

119
memancarkan air. Suhu ketahanan kerja kepala sprinkler dapat dilihat dari
warna cairan yang ada didalam tabung gas kepala sprinkler.
Tabel 4. Warna Cairan Tabung Sprinkler
Warna cairan Suhu pecah tabung
Jingga 57 °C
Merah 68 °C
Kuning 79 °C
Hijau 93 °C
Biru 141 °C
Ungu 182 °C
Hitam 204/260 °C
Sumber : Ir. Jimmy S. Jumawa,MSAE, 2005
Meskipun sistem sprinkler tidak pernah aktif untuk waktu yang
cukup panjang. Sistem sprinkler sendiri selalu dalam keadaan siap,
sehingga sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan/maintencance secara berkala dan luasan jangkauan
perlingungan sprinkler idealnya 10-20 m².

Perencanaan Gedung Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17


Agustus 1945 Samarinda mempunyai luas 4.582,24 m². Jika setiap 10-20
m² harus terdapat 1 buah sprinkler ;

4.582,24 m² : 20 m²

=229.11

=229 buah sprinkler.


B. Detector
Guna mengatasi kecepatan informasi apabila terjadi kebakaran, perlu
dipasang heat detector ataupun smoke detector pada bangunan akan
memberikan peringatan dini.
C. Alarm
Alarm ini sebagai alat pemberi tanda jika terjadi kebakaran, bangunan
yang dilengkapi dengan sistem tanda bahaya yang panel induknya berada
dalam ruang mekanikal. Sedangkan sub-panelnya berada disetiap lantai
yang berdekatan dengan hydran dalam ruang.

120
System proteksi kebakaran ini aktif pada perencanaan gedung fakultas
teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda yang bekerja dengan
sistem otomatis. dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan
sistem heat detector dan smoke detector lalu dihubungkan ke sprinkler.
2.1.1.2. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif
A. Pintu tahan api
Pintu tahan api merupakan pintu yang didesain khusus yang
tahanterhadap api jika bangunan mengalami kebakaran serta kedap
terhadap asap kebakaran. Beberapa syarat yang perlu dipenuhi pada desain
pintu tahan api antara lain:
a) Pintu harus tahan api sekurang-kurangnya dua jam.
b) Pintu harus dilengkapi dengan minimal tiga engsel.
c) Pintu harus dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
d) Pintu dilengkapi dengan tuas pembuka pintu.
e) Pintu dilengkapi dengan tanda peringatan – TANGGA DARURAT -
TUTUP KEMBALI.
f) Pintu dapat dilengkapi dengan kaca tahan api dengan luas maksimal 1
m² dan diletakkan disetengah bagian atas dari daun pintu.
g) Pintu harus dicat warna merah.
Selain pintu tahan api hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah
lokasi jarak tempuh pintu keluar ke tempat aman di luar bangunan.
Untuk bangunan komersial jarak tempuh keluar dari bangunan
maksimal jika bangunan tanpa sprinkler adalah 35 meter. Sedangkan
jarak tempuh maksimal jika dengan sprinkler adalah 45 meter.
B. Hidran
a) Hidran Bangunan.
Hidran bangunan perlu ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan
yang lainnya.Karena panjang selang kebakaran dalam kotak hidran adalah
30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air. Hidran atau selang
kebakaran harus diletakkan ditempat yang mudah terjangkau dan relatif
aman. Pada umumnya diletakkan didekat pintu darurat. Jumlah pemakaian
hidran kebakaran pada suatu bangunan harus ditentukan berdasarkan

121
klasifikasi bangunan dan jumlah luas bangunan. klasifikasi bangunan
menurut ketentuan strukturnya terhadap api dibagi dalam kelas sebagai
berikut:
1. Kelas A
Bangunan kelas A struktur utamanya harus tahan terhadap api
sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan–bangunan tersebut antara lain:
hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit,bangunan industri, tempat
hiburan dan bangunan dengan penggunaan ganda atau campuran. Untuk
bangunan kelas A harus terdapat 1 buah hidran/800 m²
2. Kelas B
Bangunan kelas B struktur utamanya harus tahan api
sekurangkurangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut antara lain:
perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah.Untuk
bangunan kelas B harus terdapat 1 buah hidran/1000 m².
3. Kelas C
Bangunan kelas C struktur utamanya harus tahan api
sekurangkurangnya 1 jam. Bangunan-bangunan tersebut biasanya tidak
betingkat dan sederhana. Untuk bangunan kelas C harus terdapat 1 buah
hidran/1000 m².
3. Kelas D
Bangunan kelas D adalah bangunan yang tidak tercakup kedalam
kelas A,B, C, dan diatur sendiri, seperti instalasi nuklir dan gudang
senjata.
b) Hidran Halaman
Hidran halaman ditempatkan diluar bngunan pada lokasi yang aman
dari api. Dan penyaluan pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui
katub siamese.Komponen hidran kebakaran terdiri dari: sumber air
(ground reservoir), pompa kebakaran, selang kebakaran, dan kopling
penyambung selang. Hidran kebakaran diperlukan persyaratan teknis
sesuai ketentuan berikut, sumber persediaan air untuk hidran harus
diperhitungkan minimum untuk pemakaian selama 30 menit, pompa
kebakaran dan peralatan listrik lainnya, harus mempunyai aliran listrik

122
tersendiri dan sumber daya listrik darurat, selang kebakaran dengan
diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan
panas, dengan panjang maksimum 30 meter, dan hidran di halaman harus
menggunakan katup pembuka dengan diameter 4 inchi untuk 2 kolping,
dan diameter 6 inchi untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan air 250
galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
C. APAR
Alat pemadam api ringan atau apar harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat dan dicapai. Sedang bahan pemadam api ringan
dapat berupa: serbuk kimia kering, busa, karbon dioksida, air dan galon.

4.7.4. Sistem Proteksi Penangkal Petir


Karena gedung pascasarjana ini merupakan gedung tinggi, perlu
adanya proteksi penangkal petir. Pada bangunan ini menggunakan proteksi
penangkal petir model elektrostatis karena mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan penangkal petir konvensional yaitu:
1. Tidak banyak membutuhkan material maupun kabel.
2. Area perlindungan lebih luas antara 50 Meter sampai 150 Meter
Cenderung lebih ekonomis jika diterapkan pada area yang sangat luas.
3. Pada umumnya hanya membutuhkan 1 titik arde atau resistansi < 5
Ohm.
4. Hanya membutuhkan 1 unit terminal untuk radius proteksi tertentu.
5. Perawatan dan pemasangan sangat mudah dan tidak mengganggu
estetika.
6. Bertindak sebagai pencegah interferensi perangkat elektronik.
7. Lebih aman bagi pekerja yang akan melakukan perawatan instalasi.

Dengan metode pemasangan:


1. Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan
bagian grounding system terlebih dahulu, dengan pertimbangan
keamanan dan kemudahan. Kemudian dilakukan
pengukuran resistansi atau tahanan tanah menggunakan Earth

123
Testermeter, apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm
maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil
resistansi atau tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan
pembuatan atau penambahan titik grounding lagi di sebelahnya dan di
pararelkan dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya
menurun sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.
2. Setelah selesai membuat grounding penangkal petir, langkah berikutnya
adalah memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik
grounding sampai keatas bangunan, tentunya dengan
mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas
instalasi dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di
gunakan antara lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk
tempat – tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite)
dengan maksud kerapihan dan keamanan.
3. Bila kabel penangkal petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap
selanjutnya pemasangan head terminal petir tentunya harus terhubung
dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding system.

4.7.5. Sistem Penghawaan Buatan


AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh
bangunan. Untuk multi stories building dilengkapi dengan AHU (Air
Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHU adalah untuk mengatur
distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai. Evaporator terdapat
pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untuk diatur
suhunya.

124
Gambar 4. Skema AC Central

Sumber : Google,2021
1.1. Analisa Penekanan Judul
1.1.1. Arsitektur Kontemporer
Penekanan arsitektur kontemporer dalam Perencanaan Gedung
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
menggunakan perpaduan ideologi dan style.
1. Ideologi adalah suatu konsep yang memberikan arah,tujuan dan maksud
agar pemahaman arsitektur kontemporer bisa lebih terencana dan
sistematis.
a. Double coding Style
Adalah gabungan dari dua gaya atau style arsitektur, yaitu :
Arsitektur kontemporer dengan arsitektur lainnya.
b. Popular and pluralist
Gagasan yang luas dan umum serta tidak terikat terhadap teori
tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang banyak ragam. Sehingga
lebih baik dari pada gagasan tunggal.
c. Semiotic-form
Penampilan dan gaya bangunan mudah dimengerti, Karena
bentuk–bentuk yang ada menyiratkan makna, tujuan dan maksud
tertentu.
d. Tradition-and-choice
Merupakan pengaruh tradisi dan penerapannya secara tertentu
sehingga dapat disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.
e. Artist-or-client

125
Merupakan dua hal dasar yaitu: Bersifat seni dan Bersifat
umum yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah
dimengerti secara umum.
f. Eliti and participative
Merupakan kebersamaan serta mengurangi sikap egois seperti
dalam arsitektur modern.
g. Piecemal
Merupakan Penerapan unsur–unsur dasar yang diterapkan
sebagian saja dan tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar seperti:
sejarah, arsitektur vernacular dan lokasi perancangan.
h. Architect,asrepresentative-and-activist
Arsitek berperan aktif dalam perancangan dan juga berlaku
sebagai wakil penerjemah dari keinginan klien
2. Style (ragam) adalah gaya – gaya dalam arsitektur kontemporer
sehingga memberikan pengertian mengenai pemahaman bentuk, cara,
rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur kontemporer.
a. Hybrid Expression adalah Penampilan bangunan yang merupakan
hasil gabungan unsur–unsur kontemporer dengan unsur arsitektur
lainya.
b. Complexity merupakan pengembangan ide–ide mengenai
karakteristik kontemporer yang bepengaruh pada perancangan awal
sehingga menghasilkan perancangan yang bersifat kompleks.
c. Variable Space with surprise merupakan Perubahan bentuk,ruang
dan lainya yang tercipta akibat kejutan atau momentum tertentu,
misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan
lain–lain.
d. Conventional and Abstract Form merupakan penampilan bangunan
yang menampilkan bentuk konvensional dan bentuk-bentuk yang
rumit (popular), sehingga mudah dimengerti maksud dan
tujuannya.

126

Anda mungkin juga menyukai