Identifikasi Anion
Identifikasi Anion
Identifikasi Anion
I. TUJUAN
1. Dapat mengidentifikasi anion yang ada dalam suatu larutan
2. Mempelajari reaksi-reaksi spesifik dari anion
II. TEORI
2.1 Pengertian Anion
Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron. Anion atau ion negatif terletak
pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu
garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink. Analisa anion
adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang
terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa
yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang
terdapat dalam suatu sampel (Justini Hutabarat, 2014).
Anion merupakan atom atau gugus atom yang bermuatan negatif. Contoh anion
yaitu karbonat (CO 32-), klorida (Cl -), nitrat (NO 3-), nitrit (NO 2-), oksalat [(COO22-)],
sulfat (SO 42-), tiosianat (SCN -), dan masih banyak lagi. Ada beberapa klasifikasi yang
benar-benar memuaskan karena pada klasifikasi yang diujikan beberapa anion bias
dimasukkan ke lebih dari satu golongan (Tim Dosen Kimia Analitik, 2015).
Istilah penting yang perlu ditetapkan dulu ialah ligan, yaitu anion atau gugus
lain yang terikat kepada ion logam. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Anion sederhana seperti O2-, F– atau CN –.
2. Anion okso diskret seperti NO3 -, atau SO42-.
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat atau fosfat terkondensasi.
4. Anion kompleks halida seperti TaF dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalat, misalnya, [Co(C2O4)3]3-.
Beberapa di antaranya, seperti ion oksida O2-, atau sebagian besar anion silikat hanya
berada dalam keadaan padat. Anion lainnya seperti ion klorida Cl, dapat berada
dalam larutan. Beberapa unsur yang membentuk anion, terutama halogen, O dan S,
dapat terikat pada unsur lain secara kovalen seperti pada PCl 3, CS2 atau NO2
(F.A.Cotton, dkk, 2009).
2.2 Jenis-Jenis Anion
Ada beberapa jenis anion, seperti :
1. Karbonat (CO32-)
Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-logam
alkali serta amonium, tidak larut dalam air. Hidrogen karbonat atau bikarbonat dari
kalsium, stronsium, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan
air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap
karbonat-karbonat, entah dalam larutan air atau suspense dan akan terurai dalam
pendidihan larutan (Vogel, 1985).
CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3- (1)
Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut
disbanding karbonat lainnya (Vogel, 1985).
2. Asam klorida pekat (Cl-)
Garam-garam yang mengandung ion klorida umumnya larut dalam air dan asam
kuat encer, kecuali AgCl (berwarna putih). Hg2Cl2 (berwarna putih) dan PbCl2
(berwarna putih), khusus PbCl2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgCl larut
dalam amonia encer (Vogel, 1985).
3. Ion sulfat (SO42-)
Garam-garam yang mengandung ion sulfat umunya larut dalam air dan asam kuat
encer kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna putih.
Dalam larutan BaCl2 membentuk endapan putih. BaSO4 yang larut dalam HCl encer
panas, asam nitrat encer, larut dalam HCl pekat panas (G. Svehla, 1985).
4. Ion nitrit (NO2-)
Garam-garam yang mengandung ion nitrit. Semuanya larut dalam air kecuali perak
nitrit yang sedikit larut dalam air (Vogel, 1985).
2.3 Reaksi Penentuan Anion
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti metode
yang telah diuraikan dalam bab - bab terdahulu untuk kation. Namun kita memang
bisa memisahkan anion-anion kegolongan utama, bergantung pada kelarutan garam
zinknya. Tapi, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberikan indikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur yang sederhana (Vogel, 1985).
Selain itu ada cara penggolongan menurut Bunsen gilreat dan vogel. Bunsen
menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam pusat dan garam basanya, warna,
kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongakan
anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya.
Sedangkan vogel menggolongkan anion berdasarkan proses yang digunakan dalam
identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan. Pemeriksaan anion yang
menguap bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 pekat. Demikian pula
pemeriksaan berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diperiksa dengan reaksi redoksnya. Pemeriksaan anion meliputi lanjutan analisis
pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan
larutan ekstrak soda. Dari analisis pendahuluan (data kelarutan) dan pengetahuan
tentang kation yang ada dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin
ada atau tidak ada dalam larutan cuplikan (Justini Hutabarat, 2014).
Ekstrak soda (E.S) dari zat asal sebagai berikut: sedikit gas asal dimasak dengan
larutan natrium karbonat jenuh selama 10 menit sehingga didapat garam-garam Na
sebagai larutan dan garam-garam karbonat sebagai endapan. Setelah disaring
diperoleh larutan yang mengandung garam-garam Na dari anion-anion dan larutan
ini yang disebut Ekstrak Soda (E.S) (Nursih Dasli,1992).
Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam dua kelas
antara lain:
1. Kelas (A) yaitu proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam. Kelas (A) dibagi
lagi kedalam sub kelas:
a) Gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, Hidrogen Karbonat (Bikarbonat), Sulfit, Tiosulfat, Sulfida, Nitrit,
Hipoklorit, Sianida dan Sianat.
b) Gas atau uap dipisahkan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat-zat dari (a) plus zat berikut : Flourida, Heksaflourosilikat [zat
ini sering dimasukkan kedalam kelas B (a)] klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat (bahaya), peklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat [zat ini sering
dimasukkan kedalam kelas B (a)], heksasianoferat (II), heksosianoferat(III),
tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat
2. Kelas (B) yaitu proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub kelas:
a) Reaksi pengendapan.
Sulfat, peroksodisulfat (seharusnya tergolong dalam kelas B (b), tapi
sebaiknya dipelajari dengat sulfat), fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksaflourosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
b) Oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat (Vogel, 1985).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan fungsinya
No. Alat Fungsinya
1 Tabung reaksi sebagai tempat untuk mereaksikan
sampel dengan pereaksi
2 Pipet tetes sebagai alat untuk mengambil dan
memindahkan larutan sampel dan
pereaksi
3 Rak tabung reaksi sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi
0,5 ml Na2CO3
Hasil
0,5 ml KNO2
Hasil
0,5 ml KSCN
Hasil
0,5 ml Na2SO4
Hasil
0,5 ml (COO)2Na
Hasil
(+)
BaCl2 mengandung
2. 0,5 mL sampel CO32- + Ba2+ → BaCO3↓ ↓ Putih ↓ Putih
anion CO32-
AgNO3 (-)
CO32- + 2Ag+ →
3. 0,5 mL sampel ↓Putih Larutan coklat mengandung
Ag2CO3↓
anion CO32-
B. Identifikasi nitrit (NO2-)
digunakan larutan NaNO2
(+)
1. AgNO3 NO2- + Ag+ → AgNO2↓ ↓ Putih ↓ Putih
mengandung
0,5 mL sampel
anion NO2-
(-)
2NO2- + 2I- +
KI + H2SO4 + larutan mengandung
2CH3COOH → I2 +
2. kanji Larutan biru Larutan kuning anion NO2-
2NO↑+ 2CH3COO- +
0,5 mL sampel
2H2O
(+)
KMnO4 (diasamkan) 5NO2- + 2MnO4- + 6H+
Perubahan Perubahan mengandung
3. 0,5 mL sampel → 5NO3- + 2Mn2+ +
warna larutan warna larutan anion NO2-
3H2O
C. Identifikasi Tiosianat
(SCN-) digunakan larutan
KSCN
1. ↓ Putih seperti Larutan putih
SCN- + Ag+ → AgSCN↓ (-) mengandung
AgNO3 dadih susu
anion SCN-
0,5 mL sampel
(+) mengandung
H2SO4 Pekat SCN- + H2SO4 + H2O → Larutan Larutan
2. anion SCN-
0,5 mL sampel COS ↑+ NH4 + SO4 2-
kuning kuning
(-)
CuSO4 2SCN- + Cu2+ → Larutan hijau mengandung
3. Larutan hijau
0,5 mL sampel Cu(SCN)2 ↓ Hitam anion SCN-
(+)
FeCl3 Larutan Larutan merah mengandung
4. 3SCN- + Fe3+ →Fe(SCN)
0,5 mL sampel merah darah darah anion SCN-
D. Identifikasi sulfat (SO42-)
digunakan larutan Na2SO4
(-)
1. AgNO3 SO42- + 2Ag+ → Ag2SO4↓ ↓ Putih Larutan bening
mengandung
0,5 mL sampel
anion SO42-
BaCl2 (+)mengandung
2. 0,5 mL sampel SO42- + Ba2+ → BaSO4↓ ↓ Putih ↓ Putih anion SO42-
Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi anion, dan digunakan beberapa anion
seperti, karbonat (CO32-), nitrit (NO2-), tiosianat (SCN-), sulfat (SO42-), oksalat (COO2)2-.
Digunakan beberapa reagen seperti, HCl encer, BaCl 2, AgNO3, KI, KMnO4, H2SO4
pekat, CuSO4, FeCl3, Pb(CH3COO)2, dan CaCl2. Dalam praktikum ada hasil yang
didapatkan sesuai dengan teori dan ada juga yang tidak sesuai yang dikarenakan
beberapa faktor dan akan dibahas pada penjelasan berikut.
Pertama, pada identifikasi karbonat (CO32-), digunakan Na2CO3 sebagai larutan
sampel, sedangkan untuk pereaksi digunakan HCl encer, BaCl2, dan AgNO3. Pada
saat larutan sampel direaksikan dengan HCl encer, mengalami reaksi yang ditandai
dengan terbentuknya gas CO2, mengetahui adanya gas CO2 dapat dilihat dengan
adanya buih atau gelembung udara, hasil yang didapatkan sesuai dengan teori.
Ketika direaksikan dengan BaCl2 menghasilkan endapan putih dimana hasil yang
dihasilkan sesuai dengan teori. Selanjutnya ketika direaksikan dengan AgNO 3,
seharusnya hasil yang didapat yaitu terbentuknya endapan putih, namun pada
praktikum tidak terbentuk endapan, namun warna larutan yang berubah menjadi
warna coklat, hal ini terjadi karna penambahan pereaksi yang berlebih sehingga
terbentuknya Ag2O yang menghasilkan warna coklat.
Selanjutnya identifikasi nitrit (NO2-) digunakan NaNO2 sebagai larutan sampel,
sedangkan untuk pereaksi digunakan AgNO3, KI, dan KMnO4. Pada saat larutan
direaksikan dengan AgNO3, dihasilkan endapan berwarna putih, dan hasil sesuai
dengan teori. Kemudian ketika direaksikan dengan KI yang juga ditambahkan
larutan kanji yang berfungsi untuk mengikat I -, yang seharusnya menghasilkan
larutan bewarna biru. Namun, ketika praktikum didapat hasil larutan berwarna
kuning. Hal ini disebabkan oleh sifat I- yang mudah menguap dan tempat
penyimpanan KI yang tidak ditempat gelap sehingga I- terurai oleh sinar matahari.
Kemudian ketika direaksikan dengan KMnO4, didapatkan hasil yang sesuai dengan
teori yaitu terjadinya perubahan warna larutan, warna larutan menjadi bening.
Selanjutnya identifikasi tiosianat (SCN-), pada identifikasi ini digunakan KSCN
sebagai larutan sampel, dan AgNO3, H2SO4 pekat, CuSO4 dan FeCl3 sebagai pereaksi.
Ketika larutan sampel direaksikan dengan AgNO3 yang seharusnya menurut teori
terbentuk endapan bewarna putih, namun pada praktikum hanya didapatkan
larutan yang berwarna putih tanpa terbentuknya endapan, hal ini dapat disebabkan
karna konsentrasi Ag yang kecil. Kemudian ketika sampel ditambahkan H2SO4 pekat,
didapatkan hasil yang sesuai dengan teori yaitu terjadi pewarnaan kuning, pada saat
sampel direaksikan dengan H2SO4 pekat ini terjadi reaksi eksoterm dimana reaksi ini
melepas panas, sehingga ketika H2SO4 pekat ditambahkan tabung reaksi terasa
panas. Ketika sampel ditambah CuSO4 menghasilkan larutan berwarna hijau sedang
pada teori dihasilkan larutan hijau dan endapan hitam. Perbedan hasil pratikum
dengan teori disebabkan pereaksi yang ditambahkan terlalu sedikit sehingga tidak
membentuk endapan dan larutan tidak dibiarkan cukup lama untuk bereaksi
sehingga endapan tidak terlihat. Kemudian sampel direaksikan dengan FeCl3
diperoleh hasil sesuai teori, yaitu larutan merah darah yang ditimbulkan dari
terbentuknya kompleks Fe(SCN)3.
Identifikasi selanjutnya yaitu sulfat (SO42-) yang menggunakan Na2SO4 sebagai
larutan sampel dan sebagai pereaksinya yaitu AgNO3, BaCl2 dan Pb(CH3COO)2.
Ketika sampel direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan larutan bening sedangkan
pada teori dihasilkan endapan putih. Perbedaan hasil pratikum dengan teori
disebabkan alat yang dipakai sudah terkontaminasi zat-zat pengotor sehingga reaksi
tidak terjadi dan pereaksi yang dipakai kurang atau berlebih untuk melakukan
reaksi. Sampel yang direaksikan dengan BaCl2 diperoleh hasil sesuai teori, yaitu
endapan putih dari terbentuknya endapan BaSO4. Sampel yang direaksikan dengan
Pb(CH3COO)2 diperoleh hasil sesuai teori, yaitu endapan putih dari terbentuknya
endapan PbSO4.
Identifikasi oksalat (COO2)2-, larutan sampel yang digunakan yaitu (COO)2 Na
dan pereaksinya yaitu AgNO3, CaCl2 dan KMnO4. Ketika ditambahkan dengan
larutan AgNO3 diperoleh hasil sesuai teori, yaitu endapan putih dari terbentuknya
endapan (COOAg)2. Kemudian sampel direaksikan dengan CaCl2 diperoleh hasil
sesuai teori, yaitu endapan putih kristalin dari terbentuknya endapan(COO) 2Ca. Dan
ketika direaksikan dengan KMnO4 diperoleh hasil sesuai teori, yaitu terjadi
penghilangan warna larutan KMnO4,.hal ini terjadi karena adanya reaksi redoks
berupa penurunan bilangan oksidasi Mn dari +7 menjadi +2.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
mengidentifikasi anion yang ada dalam suatu larutan dilakukan analisa anion secara
kualitatif dengan cara mengamati reaksi spesifik suatu sampel terhadap pereaksi
tertentu. Terjadinya reaksi yang menunjukkan adanya anion dapat berupa pelepasan
gas atau uap, terbentuknya endapan dan perubahan warna larutan.
4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu :
1. Praktikan harus mengetahui Material Safety Data Sheet (MSDS) dari bahan yang
akan digunakan.
2. Mempelajari dan memahami prosedur kerja sebelum praktikum.
3. Menggunakan bahan yang diberikan secukupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, f.a, dkk.: Kimia Anorganik Dasar; Universitas Indonesia; Jakarta, 2009.
Dasli, Nurdin.: Kimia Analitik; Universitas Andalas; Padang, 1992.
Hutabarat, Justini.: Uji Anion, 2-9, 2014.
Vogel.: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro; Erlangga; Jakarta,
1985.
Tim Dosen Kimia Analitik.: Penuntun Praktikum Kimia Dasar II; Universitas Andalas;
Padang, 2015.
LAMPIRAN I. Tugas Sebelum Praktikum
1. Tuliskan pembagian anion
Jawab :
Pembagian anion secara umum sebagai berikut :
a) Anion sederhana seperti O2-, F-, CN-.
b) Anion oksodiskret seperti NO3-,SO4-.
c) Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi.
d) Anion kompleks halida seperti TaF4 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalat, misalnya [Co(C2O4)3]3-.
2. Buat reagen spesifik dari kation golongan I sampai V
Jawab :
Reagen spesifik kation
Golongan I : HCl encer
Golongan II : H2S
Golongan III : (NH4)2S
Golongan IV : (NH4)3CO3
Golongan V : Kation golongan V tidak mengandap dengan reagen
spesifik kation golongan I, II, III dan IV.
3. Jelaskan dan buat reaksi anion yang menggunakan AgNO3
Jawab :
Larutan Na2CO3 direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih
Ag2CO3
Reaksi : CO32- + 2Ag+ → Ag2CO3↓
Larutan NaNO3 direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgNO2
Reaksi : NO2- + Ag+ → AgNO2↓
Larutan KSCN direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgSCN
Reaksi : SCN- + Ag+ → AgSCN↓
Larutan Na2SO4 direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih Ag2SO4
Reaksi : SO42- + 2Ag+ → Ag2SO4↓
Larutan (COO)2Na direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih
(COOAg)2
Reaksi : (COO2)2- + 2Ag+ → (COOAg)2 ↓
4. Tuliskan judul dan tujuan pratikum
Jawab :
Judul : Identifikasi anion
Tujuan : 1. Dapat mengidentifikasi anion dalam suatu larutan.
2. Mempelajari reaksi-reaksi spesifik dari anion.
5. Buat reaksi dan hasil reaksi dari :
Jawab :
a) Asam asetat dengan air
CH3COOH + H2O CH3COO- + H3O+
b) Asam sulfat dengan air
H2SO4+ H2O → SO42- + 2H3O+
c) Natrium klorida dengan air
NaCl+H2O → NaOH + HCl
d) Aplikasi pratikum kali ini di kehidupan sehari-hari
Untuk mengidentifikasi zat-zat berbahaya dalam makanan dan kosmetik
serta pemeriksaan darah dan urine.
LAMPIRAN II. Simbol Yang Digunakan
N Simbol Artinya
1. ↓ Endapan
2. → Bereaksi
3. M Molaritas
4. ml Mililiter