TUGAS Campak Rubela Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

CAMPAK RUBELA

KELOMPOK III

KETUA

MUHAMAD REZA, SKM

ANGGOTA:

MONARISAH AMD, KEP

MURIDA, S.SIT

POVI IRDAYANTI, AMD, KEB

RUHDI WANFITRAH, SKM

SISWANTI SARTIKA AMD, KEB

SITI SALMA, SKM

SULTHAN FIRJATULLAH, AMD, KEP

ZULHAINI, AMD, KEB

MURIATI, SKM
Penugasan IHB 2

1. Penemuan Kasus
a. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan adanya kasus suspek Campak
 Adanya pasien yang mengalami demam tinggi dengan salah satu dari tiga gejala
yaitu, batuk,konjungtivis, pilek, ditambah dengan ruam yang di mulai di belakang
telinga hingga seluruh tubuh.
 Adanya riwayat kontak dengan pasien yang terinveksi campak
 Adanya riwayat perjalanan ke daerah yang sedang mengalami klb atau wabah
campak
 Adanya riwayat vaksinasi, apakah pasien yang sedang mengalami gejala tersebut
telah menerima vaksin campak
 Adanya laporan laboratorium bahwa pasien terinfeksi campak.
b. Membedakan kasus campak dan rubella
Campak:
 Sangat menular pada 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah muncul ruam
 Gejala awal: demam, batuk, pilek, konjungitas
 Muncul bintik-bintik kemerahan (ruam Makulopapular) yang muncul 2 -4 hari
setelah gejala awal
 Komplikasi berupa diare, pneumonia, radang otakdan kebutaan
 Masa inkubsi 7-18 hari
Rubela:
 Sangat menular pada 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah mencul ruam
 Gejala berupa demam ringan, ruam, pembersaran kelenjar getah bening
 Resiko tinggi jika menginveksi ibu hamil
 Masa inkubasi 14-21 hari
c. Variabel yang ditanyakn ketika melakukan ivestigasi kasus suspek campak
 Identitas pasien (nama, alamat, umur, jenis kelamin)
 Tanggal mulai demam/ muncul ruam(onset)
 Komplikasi
 Riwayat imunisasi
 Vitamin A
 Riwayat bepergian dalam 1 bulan terakhir
 Informasi kasus tambahan
 Pengambilan specimen
 Identifikasi kontak

2. Pengelolaan Spesimen
a. Spesimen yang diambil untuk membuktikan adanya kasus suspek campak adalah spesimen
darah
b. Jenis spesimen, jenis pemeriksaan dan waktu pengambilan
 Spesimen darah.
Waktu Pengambilan:
Spesimen darah dapat diambil saat kunjungan awal saat seseorang diduga
menderita campak atau rubela. Selain itu, spesimen darah juga dapat diambil pada
tahap pasca-infeksi untuk mendeteksi antibodi.
Jenis Pemeriksaan:
Pengujian untuk Antibodi IgM: Antibodi IgM dapat dideteksi pada tahap awal
infeksi, sehingga tes ini dapat digunakan untuk diagnosis dini.
Pengujian untuk Antibodi IgG: Antibodi IgG menunjukkan infeksi yang telah terjadi
sebelumnya atau vaksinasi. Pemeriksaan antibodi IgG dapat membantu menilai
status imun seseorang terhadap campak dan rubela.
 Spesimen Nasofaringeal atau Urin:
Waktu Pengambilan: Spesimen nasofaringeal atau urin dapat diambil saat
kunjungan awal untuk mendeteksi virus campak atau rubela.
Jenis Pemeriksaan:
Deteksi Virus: Spesimen ini dapat digunakan untuk mendeteksi virus campak atau
rubela menggunakan metode seperti PCR (Polymerase Chain Reaction).

Penugasan IHB 6

1. sudah terjadi KLB. Kriteria yang digunakan pada kasus tersebut adalah kriteria KLB campak pasti,
yaitu apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum 2 spesimen positif IgM campak dari hasil
pemeriksaan kasus KLB suspek campak dan ad hubungan epidemiologi
2. menetukan suatu wilayah memenuhi kriteria KLB Campak Rubela adalah
 adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu berturut-turut dan
adanya hubungan epidemiologi
 apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimal 2 spesimen Positif IgM dari kasus
suspek campak rubella da nada hubungan epidemiologi
 klb mix apabilahasil pemeriksaan laboratorium ditemukan minimum 2 spesimen
postif IgM campak dan 2 spesimen positif IgM rubella da nada hubungan
epidemilogi.
3. Langah-langkah PE petugas puskesmas setelah mengetahui adnya KLB
 Melakukan konfirmasi awal untuk memastikan terjadinya KLB dengan
mempertimbangkan gejala klinis, jumlah kasus dan periode kejadian yang
memenuhi kriteria KLB
 Mengkonfirmasi adanya kasus tambahan
 Setelah identifikasi adanya KLB, maka dilaporkan dalam 1 x 24 jam ke dinas kab/kota
yang disertai laporan W1
 Mempersiapkan PE yaitu, membentuk TIM yg terdiri dari petugas Surveilans,
imunisasi, gizi,medis/paramedic, sanitarian, analis lab. Melakukan persiapan logistic
berupa obat-obatan (anti biotik, anti petrik dan vit A), form PE (MR-01 dan MR-06),
Alat pengambil Spesimen, Spesimen carier, APD
 Menginformasikan adnya PE KLB kepada masyarakat, tokoh masyarakat, kepala
desa dll.
4. Yang dimaksud melakukan PE menyeluruh
 Kunjungan rumah kerumah (dikunjungi seluas perkiraan transmisi: mobilitas,
kepadatan penduduk, kondisi yang membatasi wilayah) tujuannya mencari kasus
tambahan, identifikasi kontak, tatalaksana kasus, riview status imunisasi CR serta
vaktor resiko lainnya, dan edukasi)
 Pencatatan individu menggunakan form MR-01 ( menanyakan adakah demam
disertai mokupapular dalam 1 bulan terakir(MR-01), mencatat kontak d Form MR-
06. Jika ada ibu hamil trimestes 1 dan 2 harus diambil serum untuk diperiksa, dan di
pisahkan dengan suspek
 Dilakukan pengambilan spesimen (10 spesimen serum dan 5 spesimen urin/usap
tenggorok.
5. Informasi yang harus dikumpulkkan pada saat PE

 Identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian (MR-01)


 kontak erat (MR-06)

Penugasan IHB 7

Analisa deskriptif

Dari tabel tersebut dapat dilihat, bahwa ada 11 kasus yang diambil sampel pada saat PE, dari 11 kasus
tersebut ada 10 kasus terkonfirmasi positif. Kasus pertama muncul pada 2 Januari 2023 sebanyak 1
kasus, kemudian muncul kasus demam ruam pada 5 januari, kemudian terjadi peningkatan pada 9
januari sebanyak 3 kasus, kasus menurun pada 12 Januari sebanyak 2 kasus dan terus menurun hingga
18 januari. Cakupan imunisasi CR1 di daerah KLB dan Sekitarnya dalam 5 tahun terakhir sudah lebih dari
80%, sementara cakupan Imunisasi CR2 Sudah mencapai juga lebih dari 80%. Sementara Penurunan
cakupan imunisasi BIAS CR di daerah KLB pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai