MAKALAH Kedudukan Fikih Muamalah Dalam Islam
MAKALAH Kedudukan Fikih Muamalah Dalam Islam
MAKALAH Kedudukan Fikih Muamalah Dalam Islam
Di susun oleh:
Ferdiansyah
Nim-
1.PENDAHULUAN
Muamalah adalah salah satu aspek penting dalam ajaran Islam yang mencakup berbagai transaksi
dan interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Istilah "muamalah" berasal
dari kata Arab "mu'amalah," yang berarti "interaksi" atau "berurusan." Dalam konteks Islam,
muamalah mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang melibatkan hubungan ekonomi,
sosial, dan hukum, serta memengaruhi bagaimana individu Muslim berinteraksi dan bertransaksi
dalam masyarakat.
Muamalah adalah cabang penting dalam fikih Islam, yang merupakan ilmu hukum Islam yang
mengkaji aturan dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku dan tindakan individu sesuai dengan
ajaran agama Islam. Dalam muamalah, prinsip-prinsip syariah Islam menjadi pedoman dalam
berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan transaksi. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti keadilan,
kejujuran, dan kepatuhan terhadap syariah.
Beberapa contoh muamalah yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari adalah
transaksi jual beli, pernikahan, warisan, zakat, perdagangan, perbankan syariah, dan banyak lagi.
Muamalah mengatur tata cara transaksi, hak dan kewajiban individu dalam kontrak, serta
bagaimana mengelola harta dan sumber daya ekonomi dalam cara yang sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam.
Muamalah memiliki peran penting dalam memandu individu Muslim dalam menjalani kehidupan
sehari-hari mereka sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan etika Islam. Ini juga membentuk
dasar bagi peraturan dan hukum yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan sosial dalam
masyarakat Islam. Dalam hal ini, muamalah adalah lebih dari sekadar kerangka hukum; ini
adalah panduan moral yang membentuk perilaku dan interaksi sosial dalam masyarakat Muslim.
2.PENJELASAN
1. Fikih muamalah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Ini adalah cabang
fikih yang mengkaji dan mengatur segala aspek transaksi dan interaksi sosial antara
individu dan kelompok dalam masyarakat. Kedudukan fikih muamalah dalam Islam bisa
dijelaskan sebagai berikut:
3.Ajaran Syariah: Fikih muamalah didasarkan pada ajaran syariah, yaitu hukum dan nilai-nilai
yang diambil dari Al-Quran dan Hadis (tradisi Nabi Muhammad). Ini memastikan bahwa praktik-
praktik dalam muamalah selaras dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, kejujuran, dan
ketidakdiskriminasi.
4. Menjaga Etika dan Moral: Fikih muamalah juga menekankan pentingnya etika dan moral dalam
segala tindakan. Hal ini mencakup kejujuran dalam bisnis, memperlakukan sesama dengan adil, dan
menghindari praktik-praktik yang dilarang dalam Islam, seperti riba atau judi.
5. Keadilan dan Perlindungan Hak: Salah satu tujuan utama fikih muamalah adalah untuk
memastikan keadilan dan perlindungan hak-hak individu dalam transaksi dan interaksi sosial. Ini
berarti bahwa individu harus diperlakukan secara adil, hak-hak properti dan kepemilikan harus
dihormati, dan kontrak harus dipatuhi.
6.Pengaturan Perundang-Undangan: Fikih muamalah juga berfungsi sebagai dasar untuk
mengembangkan peraturan dan hukum yang berkaitan dengan transaksi dan urusan sosial dalam
masyarakat Islam. Ini mencakup hukum ekonomi, hukum kontrak, hukum pernikahan, dan berbagai
aspek lainnya.
Keseluruhan, fikih muamalah adalah salah satu cabang fikih yang penting dalam Islam karena
membantu memastikan bahwa aktivitas sosial, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari umat Islam
sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan etika Islam. Hal ini juga berkontribusi pada pembentukan
masyarakat yang lebih adil dan bermoral sesuai dengan ajaran Islam.
B .Definisi
Muamalah dalam Islam merujuk kepada segala aspek transaksi dan interaksi sosial antara individu-
individu atau kelompok dalam masyarakat. Ini mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang
melibatkan hubungan ekonomi, sosial, dan hukum antara individu dan kelompok dalam masyarakat.
Muamalah adalah bagian penting dari ajaran Islam karena memberikan pedoman tentang
bagaimana berperilaku dengan adil, jujur, dan beretika dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Adil: Muamalah harus didasarkan pada prinsip keadilan, di mana semua pihak harus diperlakukan
dengan adil dan setara, tanpa diskriminasi.
2.Jujur: Kejujuran adalah nilai yang sangat dihargai dalam muamalah Islam. Menipu,
menyembunyikan informasi, atau melakukan praktik-praktik curang tidak diperbolehkan.
3.Kepatuhan Syariah: Transaksi dalam muamalah harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
termasuk larangan terhadap riba (bunga), judi, dan praktik-praktik yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip Islam.
4.Kontrak dan Kesepakatan: Transaksi dalam muamalah seringkali melibatkan perjanjian atau kontrak
tertulis yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak.
5.Zakat dan Infaq: Sistem muamalah juga mencakup kewajiban berbagi harta dengan cara zakat
(sumbangan wajib) dan infaq (sumbangan sukarela) untuk membantu mereka yang membutuhkan
dalam masyarakat.
Muamalah adalah aspek penting dalam Islam yang mengatur perilaku individu dan interaksi sosial
mereka. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk mempromosikan kesejahteraan sosial, keadilan, dan etika
dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
C. Ruang Linkup Fikih Muamalah
Ruang lingkup fikih muamalah mencakup berbagai aspek transaksi dan interaksi sosial
dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan individu-individu dan kelompok dalam
masyarakat Islam. Ruang lingkup fikih muamalah termasuk, tetapi tidak terbatas pada,
hal-hal berikut:
1.Perdagangan: Fikih muamalah mengatur transaksi jual beli, termasuk aturan tentang
harga, pembayaran, dan kondisi transaksi. Ini mencakup baik transaksi fisik seperti
membeli dan menjual barang-barang, maupun transaksi keuangan seperti perdagangan
saham dan investasi.
2.Perkawinan: Ini mencakup aturan-aturan tentang pernikahan, seperti mahar,
perjanjian perkawinan, hukum warisan dalam perkawinan, dan sebagainya.
3.Perniagaan: Fikih muamalah juga berlaku untuk bisnis dan perusahaan. Ini melibatkan
peraturan tentang kontrak, komersialisasi, kerjasama usaha, dan tanggung jawab dalam
bisnis.
4.Keuangan dan Perbankan: Termasuk dalam ruang lingkup ini adalah hukum-hukum
yang mengatur perbankan Islam, perbankan syariah, larangan riba (bunga), dan investasi
yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
5.Warisan dan Pewarisan: Fikih muamalah mengatur pembagian warisan setelah
kematian seseorang dan mengatur aturan-aturan terkait dengan siapa yang berhak
menerima harta warisan dan dalam proporsi berapa.
6.Zakat dan Infaq: Ini melibatkan aturan-aturan tentang zakat, yaitu sumbangan wajib
dalam Islam, serta infaq (sumbangan sukarela) dan amal lainnya.
7.Perdagangan dan Investasi: Aturan-aturan tentang perdagangan internasional,
investasi, dan perjanjian-perjanjian bisnis antara negara-negara dan perusahaan-
perusahaan dalam masyarakat Islam.
8.Pernikahan dan Perceraian: Ini melibatkan hukum perkawinan, perceraian, perjanjian
pra-nikah, hak dan kewajiban pasangan suami istri, serta hak dan kewajiban anak dalam
keluarga.
9.Hukum Kontrak: Ini melibatkan pembuatan, pelaksanaan, dan pemutusan kontrak
dalam berbagai konteks, termasuk transaksi bisnis.
10.Hukum Pidana: Beberapa tindakan dalam muamalah dapat menjadi pelanggaran
hukum pidana, seperti pencurian atau penipuan. Fikih muamalah juga mencakup aspek
hukum pidana yang terkait dengan muamalah.
Ruang lingkup fikih muamalah sangat luas karena mencakup berbagai aspek kehidupan
sehari-hari. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa segala aktivitas dalam
masyarakat Islam sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan nilai-nilai Islam, serta
mempromosikan keadilan dan etika dalam interaksi sosial dan ekonomi.
D.Konsep Halal Dan Haram Dalam Islam
Konsep halal dan haram dalam Islam adalah prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku dan
keputusan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Ini adalah bagian integral dari ajaran syariah,
dan berfungsi sebagai panduan etika dan moral untuk individu Muslim. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang konsep halal dan haram dalam Islam:
1.Halal: Kata "halal" berarti "diperbolehkan" atau "boleh" dalam bahasa Arab. Segala sesuatu yang
dianggap halal adalah yang diizinkan atau diperbolehkan oleh syariah Islam. Ini mencakup makanan,
minuman, perilaku, dan aktivitas lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan hukum Islam.
Misalnya, makan daging hewan yang disembelih sesuai dengan tata cara Islami, seperti hewan yang
tidak diharamkan, adalah halal. Makanan halal juga harus bebas dari bahan-bahan yang dilarang
dalam Islam, seperti babi dan minuman beralkohol.
2.Haram: Kata "haram" berarti "dilarang" dalam bahasa Arab. Segala sesuatu yang dianggap haram
adalah yang dilarang oleh syariah Islam. Ini mencakup makanan, minuman, perilaku, dan aktivitas
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dan hukum Islam. Misalnya, konsumsi daging babi atau
minuman beralkohol adalah haram dalam Islam. Selain itu, perilaku yang merugikan atau melanggar
prinsip-prinsip moral, seperti pencurian, kecurangan, dan perjudian, juga dianggap haram.
3.Hukum Wajib dan Sunnah: Selain halal dan haram, ada juga konsep hukum wajib (fard) dan
sunnah. Hukum wajib adalah kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap Muslim, seperti salat lima
waktu, puasa selama bulan Ramadan, dan memberikan zakat. Hukum sunnah adalah perbuatan atau
tindakan yang dianjurkan atau disunahkan oleh Nabi Muhammad, meskipun bukan kewajiban,
seperti doa sunnah dan puasa sunnah.
Konsep halal dan haram memainkan peran penting dalam membimbing perilaku sehari-hari umat
Islam. Ini membantu mereka menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai dan etika Islam, serta
memastikan bahwa aktivitas mereka selaras dengan prinsip-prinsip syariah. Umat Islam diharapkan
untuk memahami dan menghormati konsep ini dalam upaya mereka untuk menjalani kehidupan
yang saleh dan beretika sesuai dengan ajaran Islam.
Kaidah hukum "Asal sesuatu adalah mubah" adalah prinsip dasar dalam fikih Islam yang
berarti bahwa dalam Islam, segala sesuatu diasumsikan sebagai "mubah" atau "boleh"
kecuali ada dalil (bukti atau aturan) yang menunjukkan sebaliknya. Dengan kata lain,
segala sesuatu dianggap diperbolehkan atau sah, kecuali jika ada hukum atau aturan
yang secara khusus melarangnya.
Kaidah ini mencerminkan pendekatan dasar dalam syariah Islam yang memberikan
kebebasan kepada individu dalam banyak aspek kehidupan mereka, selama mereka
tidak melanggar prinsip-prinsip atau aturan Islam. Namun, penting untuk diingat bahwa
terdapat pengecualian terhadap asas ini, terutama jika ada dalil yang secara khusus
menyatakan sesuatu sebagai halal (boleh) atau haram (dilarang).
Contoh penerapan kaidah "Asal sesuatu adalah mubah" dapat ditemukan dalam banyak
aspek kehidupan sehari-hari umat Islam. Misalnya, dalam makanan dan minuman,
segala sesuatu diasumsikan halal kecuali ada bukti atau informasi yang menunjukkan
sebaliknya. Hal ini memungkinkan individu untuk memilih makanan dan minuman yang
mereka sukai selama tidak melanggar prinsip-prinsip halal dan haram, seperti memakan
daging yang disiapkan sesuai dengan aturan penyembelihan Islam.
Namun, sebagian besar hal dalam Islam memiliki aturan atau pedoman yang mengatur
statusnya sebagai halal, haram, wajib, sunnah, atau makruh. Oleh karena itu, dalam
situasi di mana ada ketidakpastian atau kebingungan tentang status sesuatu, individu
diharapkan untuk mencari pengetahuan dan nasihat dari ulama atau otoritas
keagamaan yang dapat memberikan panduan sesuai dengan syariah Islam.
Dalam muamalah Islam, terdapat beberapa prinsip dasar yang mengatur transaksi dan
interaksi sosial. Prinsip-prinsip ini mencerminkan ajaran-ajaran agama Islam dan tujuan-
tujuan etika serta moral dalam konteks ekonomi dan sosial. Beberapa prinsip dasar
dalam muamalah Islam meliputi:
1.Keadilan (Adil): Keadilan adalah prinsip dasar dalam muamalah Islam. Semua
transaksi dan interaksi harus didasarkan pada prinsip keadilan, di mana semua pihak
diperlakukan secara adil dan setara. Ini berarti tidak ada diskriminasi berdasarkan suku,
agama, ras, atau jenis kelamin.
2.Kejujuran (Amanah): Kejujuran adalah nilai yang sangat dihargai dalam muamalah
Islam. Menipu, berbohong, atau menyembunyikan informasi yang relevan dalam
transaksi atau interaksi adalah dilarang.
3.Kepatuhan Syariah (Halal dan Haram): Semua transaksi dan aktivitas harus sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Hal ini mencakup larangan terhadap riba (bunga),
judi, alkohol, daging babi, dan praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
Islam.
4.Penuhi Perjanjian (Iqraar dan Aqd): Setiap pihak harus mematuhi perjanjian yang
mereka buat dan kontrak yang mereka tandatangani. Pelanggaran perjanjian atau
kontrak dapat dikenai sanksi hukum.
5.Zakat dan Infaq: Muamalah Islam mendorong praktik memberikan zakat, yaitu
sumbangan wajib, dan infaq, yaitu sumbangan sukarela, untuk membantu mereka yang
membutuhkan dalam masyarakat. Ini mencerminkan nilai berbagi kekayaan dan peduli
terhadap mereka yang kurang beruntung.
6.Tanggung Jawab Sosial (Ihsan): Prinsip ihsan mengajarkan individu untuk bertindak
dengan baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan. Ini
mencakup etika bisnis yang mencakai, praktik-praktik pelayanan pelanggan yang baik,
dan peran positif dalam komunitas.
7.Kepemilikan dan Hak Milik (Milk): Prinsip hak milik (milk) dalam muamalah Islam
memastikan bahwa individu memiliki hak untuk memiliki properti pribadi dan hak untuk
memanfaatkan dan mengelola kekayaan mereka. Prinsip ini juga melindungi hak-hak
kepemilikan individu dan hak untuk mewariskan harta.
8.Kontrak dan Perjanjian (Aqd): Kontrak dan perjanjian adalah bagian penting dari
muamalah Islam. Transaksi yang dilakukan harus didasarkan pada perjanjian dan
kontrak yang sah, yang menjelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
9.Kerjasama (Ta'awun): Prinsip kerjasama atau saling bantu-membantu sangat
ditekankan dalam muamalah Islam. Ini mencerminkan pentingnya berkolaborasi dalam
aktivitas ekonomi dan sosial untuk kebaikan bersama.
Etika dalam bermuamalah tidak hanya mencakup hubungan ekonomi, tetapi juga
interaksi sosial sehari-hari, termasuk dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat secara
umum. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar dari perilaku yang baik dan moral dalam
muamalah Islam. Etika yang kuat dalam muamalah adalah kunci untuk menciptakan
masyarakat yang adil, beretika, dan berdaya tahan.
3.KESIMPULAN
muamalah adalah salah satu aspek penting dalam Islam yang mengatur transaksi dan
interaksi sosial dalam masyarakat Muslim. Muamalah mencakup berbagai aspek
kehidupan sehari-hari, termasuk perdagangan, pernikahan, warisan, zakat, perbankan
syariah, dan banyak lagi. Beberapa poin penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan
tentang muamalah adalah:
Dengan prinsip-prinsip ini, muamalah berfungsi sebagai dasar etika dan moral dalam
kehidupan ekonomi dan sosial umat Islam. Praktik muamalah yang benar dapat
membantu menciptakan masyarakat yang adil, beretika, dan berdaya tahan. Muamalah
bukan hanya tentang memahami dan mengikuti peraturan, tetapi juga tentang
menjalani kehidupan dengan integritas dan kepedulian terhadap sesama
4.SARAN
1.Pelajari Ajaran Islam dengan Mendalam: Salah satu langkah awal yang penting
adalah memahami ajaran-ajaran Islam, termasuk prinsip-prinsip syariah yang mengatur
muamalah. Baca Al-Quran dan Hadis, dan pelajari literatur fikih untuk memahami
hukum-hukum yang berlaku.
2.Konsultasikan dengan Ahli Agama: Jika Anda memiliki pertanyaan atau
kebingungan tentang halal dan haram dalam muamalah, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan seorang ulama atau cendekiawan agama yang kompeten. Mereka
dapat memberikan panduan yang tepat sesuai dengan situasi Anda.
3.Pelajari Etika Bisnis: Pelajari etika bisnis dalam Islam. Ini mencakup praktik jujur
dalam bisnis, menghindari penipuan, dan memperlakukan pelanggan dan mitra bisnis
dengan adil.
4.Pahami Kontrak dan Perjanjian: Jika Anda terlibat dalam transaksi atau kontrak,
pastikan Anda memahami semua aspek perjanjian dengan baik. Jika perlu, mintalah
saran hukum agar Anda tidak melanggar aturan syariah.
5.Praktikkan Zakat dan Infaq: Praktik zakat (sumbangan wajib) dan infaq (sumbangan
sukarela) untuk membantu mereka yang membutuhkan adalah bagian penting dari
muamalah Islam. Pastikan Anda memahami kewajiban zakat dan menjalankannya
dengan benar.
5.DAFTAR PUSAKA
https://omp.iainpare.ac.id/index.php/ipnpress/catalog/book/1#:~:text=Fikih%20muamalah
%20merup
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSA4305-M1.pdf
https://etheses.uinsgd.ac.id/44515/1/Fikih%20Muamalah%20%28reading%20copy%29.pd
https://muhammadiyah.or.id/prinsip-dasar-fiqih-muamalah/