Maqamat, Hal, Dan Mahabbah
Maqamat, Hal, Dan Mahabbah
Maqamat, Hal, Dan Mahabbah
Kelas : PBI 6A
Kata maqamat adalah bentuk jamak dari maqam yang berarti tahapan, tingkatan, atau
kedudukan. Jadi, maqamat adalah tahapan rohani yang ditempuh oleh para pengamal tasawuf
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maqamat yang disepakati ada tujuh:
Menurut para sufi al-ahwal (jamak dari hal) adalah situasi kejiwaan yang diperoleh
seseorang sebagai karunia Allah, bukan hasil usahanya. Datangnya kondisi mental itu tidak
menentu, kadang datang dan perginya berlangsung sangat cepat. Menurut al-Qusyairi, hal itu
selalu bergerak naik setingkat demi setingkat sampai ketitik kulminasi yaitu puncak
kesempurnaan rohani. Akan tetapi apabila diperhatikan isi dari apa yang disebut hal
sebenarnya adalah merupakan manifestasi dari maqam yang mereka lalui. Dengan kata lain,
bahwa kondisi mental yang diperoleh itu adalah sebagai hasil dari amalan yang ia lakukan.
Sebenarnya maqam dan hal adalah dua aspek yang saling terkait. Makin tinggi maqam
yang dicapai seseorang makin tinggi pula hal yang ia peroleh. Kalau maqam merupakan
tingkatan sikap hidup yang dapat dilihat dari tingkah laku seseorang, maka hal adalah kondisi
mental yang sifatnya abstrak. Ia tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat dipahami dan dirasakan
oleh orang yang mengalaminya. Diantara sekian banyak nama dan sifat hal yang terpenting
dan biasa disebut oleh para sufi antara lain:
Kata mahabbah berasal dari kata ahabba-yuhibbu-mahabbatan, yang secara harfiah berarti
mencintai secara mendalam. Arti mahabbah yang dikehendaki dalam tasawuf yaitu kecintaan
yang mendalam secara ruhaniah pada Tuhan. Mahabbah berbeda dengan al-raghbah, karena
mahabbah adalah mencintai yang tanpa dibarengi dengan harapan pada hal-hal yang bersifat
duniawi, sedangkan al-raghbah cinta yang disertai perasaan rakus, keinginan yang kuat dan
ingin mendapat sesuatu, walaupun harus mengorbankan segalanya.
Harun Nasution mengatakan bahwa mahabbah adalah cinta, dan yang dimaksud ialah
cinta kepada Tuhan. Lebih lanjut Harun Nasution mengatakan pengertian yang diberikan
kepada mahabbah antara lain yang berikut:
3. Mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari yang dikasihi, yaitu Tuhan.