Makalah Tabungan Dan Investasi
Makalah Tabungan Dan Investasi
Makalah Tabungan Dan Investasi
PENGANTAR EKONOMI
Di Susun Oleh:
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Tabungan
dan Investasi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas Kelompok yang
diberikan oleh Ibu Nina Lelawati S.E,. M.M. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Metro.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini dan di masa yang akan datang.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang
telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Teori Investasi.................................................................................. 3
B. Nilai Waktu Dari Uang Dan Kriteria Investasi................................ 5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi.................... 10
D. Perbedaan Tabungan Dan Investasi................................................. 13
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perekonomian suatu negara, tabungan dan investasi merupakan indikator yang
dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki
dana yang cukup besar. Pada umumnya negara sedang berkembang selalu menghadapi
permasalahan terbatasnya dana untuk membiayai investasi yang cukup besar. Investasi
merupakan salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Untuk keperluan tersebut
telah dilakukan usaha yang insentif untuk memobilisasi tabungan dari berbagai sumber.
Usaha memobilisasi tabungan atau menghimpun dana ketiga ditentukan oleh
kesanggupan dan kemauan masyarakat dari sisi penabung serta peran perbankkan dari sisi
penghimpun dana. Ketidakserasian antara masyarakat dan perbankkan sering menghambat
usaha untuk memobilisasi tabungan.
Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk membiayai
pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal baik yang bersumber dari
penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun penerimaan
pemerintah melalui instrument pajak. Di indonesia untuk membiayai pembangunan
nasional yang mencakup investasi domestik, sumber dana nya dapat bersumber dari
tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta
pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih
tinggi sebagai sumber dana yang utama.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian Investasi dan Tabungan
2. Apa pengertian Nilai waktu uang
3. Apa saja kriteria Investasi
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
5. Apa perbedaan tabungan dan investasi
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian investasi dan tabungan
2. Untuk mengetahui nilai waktu uang dan kriteria investasi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
4. Untuk mengetahui perbedaan tabungan dan investasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang.
Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barangbarang modal
yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha
untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu,
yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal)
meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan
pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi
bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi netto.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan
pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal
adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
3
a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi,
bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya
lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk
harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah
pembentukan
modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi
yang perlu
diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target
penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu
saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau
investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi
dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
2. Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya
naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin
tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar
dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila
pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis
makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi
otonomi. Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous
investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam
jangka panjang seperti :
a. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b. Tingkat bunga. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4
c. Kemajuan teknologi.
d. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan
5
Konsep time value of money ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda
punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya diinvestasikan, sehingga nilai uang itu
tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah
bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya
semakin lama semakin turun.
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna
untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah
proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih
menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun
pertama sampai tahun berikutnya.
2. Kriteria Investasi
Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat
atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha.
Banyak orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan
perhitungan atau bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share
profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi.
Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi
tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan
bahwa kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk
memperhitungkan antar biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan
diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat
beberapa kriteria yang digunakan, yaitu :
1. NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang.
NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present
value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount
rate terentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan
cost/biaya.
6
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat,
maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode
diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya
total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present
value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
Menurut A. Choliq dkk, (1994), NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada
suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam
perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga saat
ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari
suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan.
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 ( positif ), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0 ( negatif ), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
7
3. Payback Period
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali
semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. waktu
yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin
baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback
period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang
(> 5 tahun). Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik
(satuan waktu). Perhitungan payback belum memperhatikan time value of
money.
4. IRR (Internal Rate of Return)
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada
saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian
investasi yang diinginkan (r).
Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi
adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi
yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya
12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.
Contoh Kasus
Untuk memperjelas pemahaman konsep-konsep di atas, ikutilah kasus sederhana
di bawah ini. Kepada P.T. Tiara Sakti ditawarkan sebuah proposal investasi
berupa proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah tapioka di daerah
Lampung. Usia proyek direncanakan tujuh tahun. Investasi awal yang
dibutuhkan Rp l miliar (Rp l.000 juta). Persiapan pembangunan pabrik satu
tahun. Selama proses persiapan tidak dikeluarkan biaya operasional. Pabrik
mulai berproduksi pada tahun pertama dan langsung berproduksi dengan
kapasitas penuh. Biaya-biaya maupun penerimaan hasil penjualan selama tujuh
tahun mendatang dianggap tetap. Biaya operasional per tahun Rp200 juta.
8
Penerimaan per tahun Rp 400 juta. Pada saat proyek ditutup tujuh tahun
kemudian, nilai sisa dari barang-barang modal (investasi awal) adalah sama
dengan nol. jika dana untuk proyek berasal dari pinjaman dengan bunga 15%
per tahun, hitunglah apakah proposal investasi tersebut dapat diterima.
Sekarang kita hitung apakah proposal investasi diterima atau tidak? Biaya biaya
yang dikeluarkan, termasuk investasi awal, dinotasikan sebagai C. Penerimaan
dinotasikan sebagai B dan tingkat diskonto yang digUnakan adalah 15%.
Dengan informasi-informasi di atas, kita dapat menyusun tabel arus kas keluar
masuk (cashflow) seperti di bawah ini:
9
yang sama, kita dapat menghitung angka-angka yang tertera dalam kolom arus
kas masuk.
Setelah dapat membaca tabel di atas, mari kita evaluasi proposal investasi
yang diajukan. Payback Period:
Dengan menggunakan metode diskonto, temyata sampai tahun ketujuh
proyek belum mencapai titik impas, dilihat dari angka akumulasi arus kas bersih
yang masih -166. Hasil ini jauh berbeda dengan menggunakan metode
nondiskonto yang menyatakan periode titik impas adalah 5 tahun. B/C Ratio:
Rasio B/C = 1.668/1.834 = 0,91. Dengan memperhitungkan nilai waktu
dari uang, diperoleh rasio B/C yang lebih kecil daripada satu. Proposal proyek
ditolak, kesimpulan yang sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan
metode nondiskonto.
Net Present Value:
Angka NPV = 1.668 - 1.834 = -166. Karena angkanya lebih kecil daripada
nol, proposal investasi ditolak, sebab nilai sekarang dari pengeluaran total lebih
besar daripada nilai sekarang penerimaan total.
Internal Rate of Return:
Dengan menggunakan cara manual (tidak dijelaskan dalam buku ini),
diperoleh angka IRR dari proyek adalah sekitar 8%. Angka ini jauh lebih rendah
daripada tingkat bunga yang sebesar 15%. Proposal investasi ditolak.
Dari kasus di atas berhasil dijelaskan bahwa dengan memperhitungkan
nilai waktu dari uang, dasar pengambilan kepurusan investasi menjadi lebih luas
dan akurat.
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi
karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga
pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan
pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
10
2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB
per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya
beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau
daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita)
maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi,
komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana
transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana
telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet,
prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih,
listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi perijinan
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup
penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama
makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga
kerja.
11
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin
kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera masyarakat terhadap makanan.
Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang manis rasanya,
sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin rasanya.
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat
uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang
berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs
tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran
domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi
investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal
dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan
menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga
secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat.
Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada
pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan
dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh
pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.
Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi
sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
13
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai persyaratan tertentu yang telah
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang
disamakan dengan itu. Adapun tujuan menabung di bank adalah untuk menyisihkan
sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan dan sebagai alat
untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha baik secara individu maupun kelompok.
14
tertentu (fixed rate). Selain itu perhatikan juga besaran pajak yang dikenakan atas bunga
tabungan yang diperoleh.
15
antara lain: deposito, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan
sebagainya.
6) Jenis Investasi
Pada praktiknya, ada 2 jenis aset yang dapat diinvestasikan, yaitu:
a. Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana pada aset yang berwujud, seperti: tanah, emas,
bangunan, dan sebagainya.
b. Financial Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana pada aset finansial, seperti: deposito, saham,
obligasi, dan sebagainya.
Jadi secara umum investasi di atas bisa digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
investasi riil dan investasi non riil. Investasi riil merupakan investasi dengan objek
investasi berupa obyek riil atau nyata meliputi: properti, tanah, perhiasan, dan lain-lain.
Sehingga objek investasi riil dapat memiliki pertambahan nilai serta dapat diakses
langsung oleh pemiliknya kapan saja.
16
Investasi riil tidak terlalu mementingkan tingkat kepercayaan. Namun berbeda dengan
investasi finansial yang sangat membutuhkan tingkat kepercayaan, karena melibatkan
profesi berstandar tertentu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal
dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan
barang dan jasa di masa depan.
Tujuan dari investasi
1. Meningkatkan kesejahteraan, dengan berinvestasi dana yg tdk dikonsumsi skrg
diharapkan memberikan peningkatan konsumsi di masa yang akan datang.
2. Menghindari risiko penurunan nilai kekayaan/hak milik karena pengaruh inflasi
3. Penghematan pajak, fasilitas penghindaran pajak utk jenis investasi tertentu
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa
kriteria yang digunakan, yaitu : NPV (Net Present Value), Net Benefit Cost Rasio (Benefit
B/C), Payback Period, IRR (Internal Rate of Return).
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan juga
sering diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan hanya
disimpan sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu dari uang
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang pada waktu sekarang akan
lebih berharga dari pada nilai uang pada masa yang akan datang atau suatu konsep yang
mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Suku Bunga, Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan
PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota, Kondisi sarana dan
prasarana, Birokrasi perijinan, Kualitas sumberdaya manusia, Peraturan dan undang-
18
undang ketenagakerjaan, Stabilitas politik dan keamanan, Faktor-faktor sosial budaya,
Pengaruh Nilai tukar, Tingkat Inflasi
Menabung Investasi
Hasil dari menabung adalah bunga Hasil dari investasi disebut keuntungan (return)
(interest) Objek investasi adalah aset, baik riil ataupun
Objek menabung adalah uang keuangan (jadi dalam investasi, uang bukan objek
Transaksi menabung hanya dapat investasi tetapi sebagai alat ukur nilai asset)
dilakukan di perbankan atau lembaga Transaksi investasi dapat dilakukan di pasar riil
non bank lainnya yang mendapat izin maupun pasar keuangan
menerima simpanan uang Kegiatan usaha dilakukan di pasar keuangan
Pihak menabung disebut penabung atau dapat dilakukan di pasar modal bukan di
atau nasabah perbankan
Pihak yang melakukan investasi disebut investor
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu diharapkan investasi dan tabungan agar dapat
lebih ditingkatkan lagi, mengingat pentingnya peranan investasi dan tabungan dalam
perekonomian negara yang masih berkembang seperti di indonesia.
19
DAFTAR PUSTAKA