Tinjauan EBP
Tinjauan EBP
Tinjauan EBP
KASUS CHOLELITIASIS
Salah satu tindakan non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yaitu
terapi relaksasi napas dalam. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa relaksasi napas
dalam sangat efektif untuk menurunkan nyeri pasca operasi. Teknik napas dalam dapat
menurunkan nyeri yang merilekskan bagian yang mengalami nyeri. Relaksasi akan
membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena nyeri.
Teknik relaksasi yang dapat dilakukan menggunakan napas abdomen dengan frekuensi
lambat dan berirama. Relaksasi napas dalam merupakan latihan pernapasan dengan
teknik bernapas secara perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga
(Arlinghaus, Markofski, & Johnston, 2017). Saat melakukan teknik relaksasi pasien
dapat memejamkan mata kemudian bernapas dengan perlahan sehingga pasien dapat
merasa nyaman melakukan terapi relaksasi (Aini & Reskita, 2018). Selaras dengan itu
Smeltzer dan Bare, menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress
fisik ataupun stress emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Rokawie, Sulastri, dan
Penularan penyakit baik di Rumah Sakit ataupun di tempat lain tidak bisa
dihindari. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan
penyakit dengan melakukan cuci tangan. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang
efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial
dapat berkurang (Wulandari & Sholikah, 2017). Dengan menjaga kebersihan tangan, kita
menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh, melindungi diri, keluarga dan pasien dari
infeksi, memberikan perasaan segar dan bersih, keluarga menjadi terbiasa hidup sehat
Pasien dan keluarga sangat berperan penting dalam kesembuhan penyakit pasien
dan dalam upaya mencegah infeksi yang bisa didapat selama masa perawatan di Rumah
Sakit (Hastuti et al., 2020). Kegiatan cuci tangan penting dilakukan karena tangan adalah
anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut sehingga harus
setelah melakukan aktivitas, sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar dan
kecil dan saat sebelum dan sesudah mengolah makanan (Abubakar & Nilamsari, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh (Abubakar & Nilamsari, 2017) mengatakan bahwa
meningkatnya pengetahuan dan sikap keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Haji
Sukolilo Surabaya berpotensi terimplementasinya perilaku sehat yang patuh dalam cuci
tangan selama menunggu pasien di ruang rawat inap. Setelah dilaksanakan penyuluhan
tingkat pengetahuan baik naik sampai 50% dari sebelumnya, sikap yang cukup
mendukung turun sampai 75%, dan tindakan baik naik sampai 35%. Sehingga
memberikan dampak yang baik pada segi pengetahuan dan sikap pasien.
Selain mencuci tangan, penggunaan APD juga dapat menjadi benteng untuk
meminimalis terjadinya penularan infeksi. Untuk mencegah hal tersebut perlu adanya
Sosialisasi sehubungan dengan adanya masalah terkait penggunaan APD. Sosialisasi SOP
penggunaan APD yang tepat bagi tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kesadaran
petugas kesehatan akan penggunaan APD yang tepat, sehingga dapat meminimalisir
angka kejadian infeksi baik dari perawat ke pasien maupun sebaliknya, (Nurmalia, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, N. A. B. (2017). Pengaruh Asupan Dini Pada Lama Hari Rawat Inap Pasien Post
Operasi Digestif Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo, Universitas Hasanuddin,
(Pengaruh Asupan Dini Pada Lama Hari Rawat Inap Pasien Post Operasi Digestif
Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo).
Abubakar, N., & Nilamsari, N. (2017). Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Haji Surabaya Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial. Jurnal
Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 3(2), 178.
https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.79
Amiar, w., & setiyono, e. (2020). Efektivitas pemberian teknik pernafasan pursed lips
breathing dan relaksasi napas dalam terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien
tb paru, (1), 7–13.
Asda, P., & Sekarwati, N. (2020). Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan kejadian
penyakit infeksi dalam keluarga di Wilayah Desa Donoharjo Kabupaten Sleman. Media
Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 11(2), 38.
https://doi.org/10.32382/jmk.v11i2.1571
Hastuti, P., Aini S, N., Aisah, N. N., Antika, L., & Shinta D, O. (2020). Pendayagunaan
Partisipasi Pasien Dan Keluarga Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui
Pelaksanaan Cuci Tangan. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1), 91–99.
https://doi.org/10.31596/jpk.v3i1.72
Nurmalia, D. (2019). Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri oleh Perawat di Ruang
Perawatan Rumah Sakit. Journal of Holistic Nursing and Health Science
Saranani, m. (2016). Efektifitas relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien
post operasi di rsud kota kendari. Terapeutik Journal, 85–91.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2015). Buku ajar keperawatan medikal bedah (Brunner &
Suddart). Jakarta: EGC.
Wulandari, R., & Sholikah, S. (2017). Pengetahuan Dan Penerapan Five Moments Cuci
Tangan Perawat Di Rsud Sukoharjo. Gaster, 15(1), 18.
https://doi.org/10.30787/gaster.v15i1.133