Proposal Penelitian Edukasi Pola Makan Efektif Mengurangi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Tamalate
Proposal Penelitian Edukasi Pola Makan Efektif Mengurangi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Tamalate
Proposal Penelitian Edukasi Pola Makan Efektif Mengurangi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Tamalate
Edukasi Pola Makan efektif mengurangi Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil
Trimester Pertama Di Puskesmas Tamalate
OLEH :
RENY VIDIAMINASA
PO714211204023
(Latar Belakang )
Di era sekarang ini Wanita yang sedang hamil lebih mungkin mengalami
masalah kesehatan, seperti malnutrisi. Termasuk defisiensi energi kronis dan defisiensi
mikronutrien, malnutrisi pada ibu hamil merupakan masalah umum di negara berkembang.
Bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian neonatal, anemia pada bayi baru lahir, dan asfiksia
intra partum semuanya dapat diakibatkan oleh ibu hamil dengan KEK sehingga berdampak pada
proses tumbuh kembang janin. Gizi buruk dan gangguan tumbuh kembang merupakan risiko
bagi bayi yang lahir BBLR (IHTIRAMI, A. (2023).
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Organisasi Dunia (WHO), anemia dan
KEK sering terjadi. Prevalensinya lebih tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan
trimester pertama pada 35–37 persen kehamilan di seluruh dunia. trimester
satu dan dua kehamilan. Selain itu, 40% kematian ibu di negara ini dilaporkan oleh WHO.
memiliki prevalensi tertinggi dari kasus ini dan berkembang bersamaan dengan anemia
dan KEK. karena KEK dapat mengakibatkan penurunan status gizi (Diza, 2017). (Charunnisa,
2020).
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengatasi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
ibu hamil. Program ini bertujuan untuk memerangi permasalahan KEK pada ibu hamil,
meningkatkan status gizi pada ibu hamil, dan menurunkan prevalensi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
Menurut WHO (2005), ibu hamil dengan risiko Kurang Energi Kronis (KEK) akan
meningkatkan kesakitan maternal, terutama pada trimester ketiga (bulan 7-9) dan meningkatkan
risiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). CED adalah singkatan dari
defisiensi energi kronis. kondisi jangka panjang (kronis) di mana ibu tidak makan. Akibatnya,
tubuh ibu yang ditandai dengan gangguan kesehatan pun ikut menderita. lemas, muka pucat, dan
lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23 cm. (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Hal itu ditemukan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2018. Di Indonesia,
prevalensi KEK (15-49 tahun) sebesar 17,3% pada ibu hamil.Rentang usia risiko tinggi 15
hingga 19 tahun adalah 33,5% dan pada. Prevalensi KEK pada ibu berusia 20 hingga 24 tahun
sebesar 23 koma 3 persen. Tidak hamil 14,5% (Kemenkes RI, 2013).
Pengetahuan gizi yang buruk, kendala ekonomi, perilaku yang masih dipengaruhi adat
atau tradisi, pemenuhan pangan hanyaberdasarkanmakanan favorit, pantangan terhadap makanan
tertentu, ketidakseimbangan antara kebutuhan energi dan asupan makanan, penyakit menular,
dan kemiskinan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit. kejadian gizi
buruk pada ibu hamil. Namun penyebab gizi buruk pada ibu hamil trimester pertama yang paling
umum adalah mual dan muntah saat hamil atau yang dikenal dengan istilah Morning Sickness.
Pemerintah mempunyai program untuk memerangi dan mengurangi kekurangan
energi kronis pada wanita hamil, dan program ini melibatkan pemberian makanan
tambahan kepada ibu yang menderita KEK serta tablet suplemen darah untuk semua
wanita hamil (Mairita, dkk., 2019).
Baik ibu maupun anak terkena dampak kekurangan energi kronis. Selain itu pada janin
yang dikandungnya, misalnya pertumbuhan janin terhambat. dan dapat meningkatkan risiko
penyakit. kondisi yang dapat ditularkan oleh ibu. Anemia dan persalinan pada bayi baru lahir
inilah yang menyebabkan KEK pada janin. mengalami asfiksia intrapartum, stunting, dan berat
badan lahir rendah (BBLR). Selain dampak kekurangan, ada kemungkinan terjadinya keguguran,
aborsi, dan lahir mati. Lama dan sulitnya persalinan kemungkinan dipengaruhi oleh asupan
nutrisi ibu. risiko perdarahan dapat meningkat pada kasus kelahiran prematur (Waryana, 2010;.
(Waris Musyriha, 2016).
Kekurangan energi kronis berdampak pada ibu dan bayinya. Begitu pula dengan
gangguan perkembangan pada janin yang dikandungnya, seperti pertumbuhan terhambat. dan
bisa membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit. penyakit yang bisa ditularkan dari ibu.
Ketika bayi lahir dalam keadaan anemia, hal ini mengakibatkan KEK pada janin.
mengalami asfiksia intrapartum, stunting, dan berat badan lahir rendah (BBLR). Selain dampak
kekurangan, ada pula potensi keguguran, aborsi, dan lahir mati. Lama dan sulitnya persalinan
kemungkinan dipengaruhi oleh asupan nutrisi ibu. perdarahan dapat menjadi lebih mungkin
terjadi pada kasus kelahiran prematur (Waryana, 2010;.(Waris Musyriha, 2016). (IHTIRAMI,
2023) (HIDAYATI, 2011)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana edukasi pola makan terhadap pengetahuan kurang energi kronik pada ibu hamil
trimester I ?
C.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran edukasi pola makan terhadap kejadian kurang energi kronik pada
ibu hamil trimester pertama
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan KEK sebelum pemberian edukasi pola makan terhadap ibu
hamil trimester I.
b. Untuk mengetahui pengetahuan KEK setelah pemberian edukasi pola makan terhadap ibu
hamil trimester I.
c. Untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan kek sebelum dan
setelah pada ibu hamil trimester I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekonomi, pendidikan, dan kesehatan adalah beberapa komponen penting indeks hidup.
Dewi (2019) menyatakan bahwa komponen tersebut berhubungan erat satu sama lain.
kaitannya dengan status gizi masyarakat, yang biasanya dapat dilihat pada status gizi ibu
hamil.
Ibu hamil dapat mengalami gangguan gizi karena kebiasaan atau pola makan yang tidak
sehat (Dewi Taurisiawati Rahayu, 2019). (Ellyani Abadi, 2020)Porsi makanan, juga dikenal
sebagai jumlah zat makanan, adalah ukuran makanan yang dikonsumsi setiap kali makan dan
dapat memenuhi atau mengakomodasi kebutuhan gizi seseorang (Dewi Taurisiawati Rahayu,
2019). Frekuensi makan, atau seberapa sering seseorang makan setiap hari, menentukan
jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Frekuensi makan menentukan tingkat
kecukupan gizi seseorang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan janinnya,
frekuensi makan ibu hamil harus ditingkatkan (Dewi Taurisiawati Rahayu, 2019).
Pola makan seimbang melibatkan berbagai jenis makanan dalam proporsi dan jumlah
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan yang tidak seimbang juga
dapat menyebabkan ketidakseimbangan jumlah zat gizi yang masuk ke dalam tubuh, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kekurangan gizi. Pola konsumsi yang tidak seimbang
juga dapat menyebabkan zat gizi tertentu menjadi berlebihan, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan lebih banyak gizi (Dewi Taurisiawati Rahayu, 2019). Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) dapat disebabkan oleh kekurangan asupan gizi ibu hamil selama kehamilan.
Menurut (Dewi Taurisiawati Rahayu, 2019) pertumbuhan dan perkembangan janin dapat
dipengaruhi oleh keadaan tatus gizi ibu selama masa kehamilan selama pembuahan dan
selama proses selanjutnya. Jika kesehatan gizi ibu hamil buruk baik sebelum hamil maupun
selama kehamilan, itu dapat menyebabkan bayi tidak sehat.
Salah satu faktor penyebab KEK pada 4.444 ibu hamil adalah status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomi yang rendah secara tidak langsung akan mempengaruhi ibu dan
keluarganya dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Komponen status ekonomi meliputi
tingkat sosial ekonomi meliputi pendapatan, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota
keluarga. Pendapatan keluarga merupakan faktor penentu dalam peningkatan status gizi ibu
hamil.
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana ibu hamil
menderita gizi buruk dalam jangka waktu lama (kronis) dan ditandai dengan lingkar lengan
atas ibu <23,5 cm (Bunga Astria Paramashanti, 2019; Kementerian Kesehatan, 2015) . Ibu
hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini dikarenakan
nutrisi yang dikonsumsi digunakan oleh ibu dan janin. Janin berkembang dengan
memperoleh zat gizi dari makanan yang dikonsumsi ibu dan dari cadangan nutrisi tubuh ibu
(Suparaasa, D N., 2017). Dampak DEC terhadap ibu hamil adalah meningkatnya risiko berat
badan lahir rendah, kematian saat melahirkan, pendarahan, kesulitan nifas karena lemas, dan
rentan terhadap gangguan kesehatan. Anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah
seringkali kurang mampu menahan tekanan lingkungan baru, sehingga dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bahkan mengganggu kemampuan anak untuk
bertahan hidup (Fathonah, 2016).
Menurut WHO (2005), ibu hamil berisiko mengalami kekurangan energi kronis (KEK)
yang akan meningkatkan angka kesakitan ibu terutama pada 3 bulan terakhir kehamilan
(bulan ke 7 hingga bulan ke 9) dan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
1.Pengertian Pengetahuan
a. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam berbagai tingkatan atau level. urutan
pengetahuan meliputi:
1) Tahu
Pada level tahu ialah pengetahuan yang paling dasar, seseorang hanya memiliki
pemahaman dasar terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya. Individu yang
hanya memiliki pemahaman dasar ini umumnya belum mampu mengajarkan
pengetahuannya kepada orang lain dengan efektif.
2)Paham
F
𝑃= ×100%
N
Keterangan:
P = persentase hasil
F = jumlah jawaban yang benar
N = jumlah pertanyaan
Tingkat pengetahuan biasanya dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tingkat Pengetahuan Baik: 76% - 100%
b. Tingkat Pengetahuan Cukup: 56% - 75%
c. Tingkat Pengetahuan Kurang: < 56%
Penelitian yang dilakukan oleh Susi Lestari (2019) di puskesmas sentani kabupaten
jayapura menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pola makan
untuk mengurangi kek pada ibu hamil dengan nilai p-value 0,001 dan nilai koefisien
kontingensi 0,622 yang artinya keeratan hubungannya adalah kuat dan penelitian andi
Herman,dkk (2021) menunjukkan Ada hubungan pengetahuan, dan sikap dengan pola makan
untuk mengurangi kek di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate dengan nilai ρ value <ɑ = 0,05
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
B. Kerangka Konseptual
= Variabel Independent
= Variabel dependent
= Variabel yang diteliti
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat diambil hipotesis yaitu :
Ha :Ada perbedaan dalam mengurangi KEK sebelum dan setelah dilakukan edukasi
pola makan.
Ho :Tidak ada perbedaan dalam mengurangi KEK sebelum dan setelah dilakukan
edukasi pola makan.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, yang
melakukan percobaan dengan tujuan untuk menilai sebab-akibat yang muncul dari
eksperimen tertentu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kuasi
eksperimen dengan menggunakan desain penelitian One Group Pre test dan Post test
without control, yang mana rancangan ini tidak menggunakan kelompok pembanding
(kontrol). Sebelum melakukan edukasi terhadap kelompok yaitu berupa pendidikan
kesehatan akan di ukur pengetahuan awal (pretest) dan setelah diberikan edukasi berupa
pendidikan kesehatan akan diukur pengetahuannya lagi (post test) untuk melihat apakah
ada perubahan yang terjadi setelah adanya edukasi
Secara bagan, desain kelompok tunggal desain pre test dan post test dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pre test Post test Pengaruh
01 02 X
Gambar 4.1 Desain Penelitian
Keterangan:
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah
kerja puskesmas Tamalate Kota Makassar pada bulan februari tahun 2024
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja
3. Besar Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik
(Sugiyono,2019)
Metode yang digunakan adalah penggunaan data sekunder dan data primer. data
sekunder data yang diperoleh dari rekam medis di puskesmas Tamalate dan data primer
yang diperoleh secara langsung dari ibu hamil yang menjadi responden. Memberikan
kuesioner (angket) kepada responden sebagai alat pengumpulan data, dimana responden
diminta untuk menjawab kuesioner (angket) dengan jujur untuk aspek pengetahuan
sebelum mengetahui pengaruh untuk mengurangi KEK setelah di berikan edukasi pola
makan. Setelah intervensi diberikan, peneliti akan memberikan jeda waktu sebelum
melakukan penilaian kembali dengan jeda waktu 4 hari pasca intervensi, dimana peneliti
akan melakukan evaluasi ulang terhadap aspek pengetahuan ibu tentang Pola makan yang
benar dan melakukan penilaian terhadap aspek penerapan untuk mengetahui apakah ibu
sebagai berikut :
a. Editing
yang telah diisi oleh responden dengan tujuan memastikan data-data tersebut sudah
b. Coding
Memberikan kode khusus pada setiap data yang akan di proses, yakni mengubah
data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam tabulasi dan analisa data. Kode-kode tersebut
antara lain :
1) Data Umum
a. Usia
c. Paritas
Kode 1 : Primipara
Kode 2 : Multipara
Kode 3 : Grandemultipara
2) Data Khusus
a. Tabulating
seluruh jawaban dari responden dalam satu tabel distribusi frekuensi terkait
sejumlah pernyataan yang diberikan oleh responden. Hal ini bertujuan untuk
F. Analisa Data
1. Analisa univariat
Melalui proses tabulasi data kemudian di skoring. Hasil tabulasi digambarkan
rumus :
SP
N= x 100 %
SM
Keterangan :
N : prosentase (%)
Menurut Glaser dan Strauss (2008), hasil pengolahan data dalam bentuk
100 % : seluruhnya
50 % : setengah
0% : tidak satupun
2. Analisa Bivariat
menggunakan one group pretest and post test design without control. Data yang
a. Jika p < α maka Ho ditolak Ha diterima maka ada pengaruh edukasi tentang Pola
Jika p > α maka Ho diterima Ha ditolak maka tidak ada pengaruh edukasi tentang pola makan
dalam peningkatan pengetahuan untuk mengurangi KEK
DAFTAR PUSTAKA
Charunnisa, R. (2020). EFEKTIFITAS PEMBERIAN SUSU KACANG TANAH TERHADAP
STATUS GIZI IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANCUR BATU TAHUN 2020. 2-3.
HIDAYATI, F. (2011). Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang
Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011. 2.
IHTIRAMI, A. (2023). HUBUNGAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR . 1-2.
Rohmah, L. (2023). Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil Kekurangan
Energi Kronis. HIGEIA (journal of publik health research development), 813.
Yeti, N. N. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kurang Energi Kronik (KEK) pada
Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cibugel. Jurnal Ventilator: Jurnal riset ilmu kesehatan
dan Keperawatan, 3.
Baiq Dewi Sukma Septiani, F. S. (2022). Edukasi Pedoman Umum Gizi Seimbang Bagi Ibu
Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) di Desa Batu Kuta Kecamatan Narmada Kabupaten
Lombok Barat. JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, 1.
Kusniyati Utami, I. S. (2020). Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Trimester I
Berdasarkan Usia Dan Graviditas. JURNAL KESEHATAN PRIMER, 19.