Bahasa Indonesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PEMAKAIAN HURUF DAN KATA DALAMA BAHASA INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia”

Dosen Pengampu:

Drs.KH.Satuyar Mufid M.A.

Disusun Oleh:

Holifatul Riskiya 2022100290819


Avita Rohmania 2022100290806
Rismawati 2022100290807
Anis Firnanda 2022100290812

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN

2023

I
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi ALLAH SWT. yang Maha
Bijaksana lagi Maha Kuasa. Semoga shalawat beserta salam tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, yang mana beliau
telah menjadi tauladan, panutan dan imam untuk segala urusan, baik di dunia
maupun di akhirat dan telah menuntun kita dari zaman yang gelap menuju zaman
yang terang-benderang yakni agama Islam.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang “Pemakaian Huruf Dan


Kata Dalam Bahasa Indonesia”. Namun penulis sadar bahwa penulisan makalah ini
tidak akan pernah selesai tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis
menyampaikan segenap rasa terima kasih kepada semua pihak, antara lain :

1. Drs. H. Satuyar Mufid, MA. selaku Rektor IAI Syarifuddin Wonorejo


Lumajang.
2. Drs. H. Satuyar Mufid, M.A. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Bahasa Indonesia.
3. Bapak/Ibu dosen IAI Syarifuddin yang telah memberi bantuan dalam
penulisan makalah ini.
4. Serta teman-teman IAI Syarifuddin yang telah memberikan motivasinya
kepada penulis.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu masih
terdapat kelemahan ataupun kekurangan. Maka, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Lumajang,26 September 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................ i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemakaian Huruf ................................................................................... 3


B. Penulisan Kata ....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk saling
berkomunikasi. Melalui Bahasa manusia dapat berinteraksi. Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yang
harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Empat keterampilan tersebut yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara
dan ketrampilan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut keterampilan
menulislah yang dianggap sebagian siswa sulit. Karena tidak semua orang
dapat menulis dengan mudah dan mengeluarkan apa yuang dipikirkan
dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan sarana untuk berkomunikasi
misalnya dengan menulis suatu karangan.
Menurut Tarigan (2008:22) menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang,sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik terebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu.. Menulis juga merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
secara tidak tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Mengarang merupakan suatu keterampilan siswa untuk merangkai
kata-kata menjadi sebuah kalimat yang disusun secara tepat dan kemudian
akan menjadi sebuah karangan. Dalam proses mengarang siswa harus
menggunakan kata-kata baku dan pedoman EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)
dengan tepat dan benar. Mengarang merupakan bagaian dari keterampilan
menulis. Melalui keterampilan menulis siswa dapat berfikir secara teratur.
Dalam menulis sebuah karangan siswa tidak hanya keterampilan menulis
saja yang ditekankan. Begitu pula dengan menulis karangan deskripsi, siswa
dituntut dapat menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Siswa juga harus
merangkai kata-kata dan menggunakan tanda baca yang tepat.

1
Pengguanaan bahasa sehari-hari yang digunakan siswa dapat
mempengaruhi pemilihan kata dalam menulis karangan deskripsi. Siswa
seringkali menggunakan kata-kata yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan
EBI (EjaanBahasa Indonesia). Penggunaan kata tersebut dilakukan dengan
tidak sengaja. Siswa cenderung menganggap bahwa kata-kata yang mereka
pilih itu benar dan lazim digunakan. Kosakata yang digunakan siswa juga
tidak tepat, pada akhirnya sebagian tulisan akan membingungkan pembaca.
Ketika menggunakan tanda baca siswa juga kurang teliti. Mereka cenderung
salah memberi tanda titik (.) dan tanda koma (,). Penggunaan huruf kapital
juga masih salah dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemakaian Huruf Dalam Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana Penulisan Kata Dalam Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pemakaian Huruf Dalam Bahasa Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Penulisan Kata Dalam Bahasa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemakain Huruf
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, penulisan
huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1) penulisan huruf besar atau kapital
dan (2) penulisan huruf miring.
1. Penulisan Huruf Besar Atau Kapital
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan
resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.
Kaidah penulisan huruf kapital itu adalah sebagai berikut.

a. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama kata


awal kalimat, Misalnya:
 Mobil itu berjalan dengan cepat
 Siapa namamu?
b. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama yang
berupa petikan langsung, Misalnya:
 “Kemarin sengkau terlambat,” katanya.
 Mentri Radius mengatakan, “Perekonomian dunia kini
belum sepenuhnya lepas dari cengkereman resesi
dunia.”
Tanda baca sebelum tanda petik awal adalah koma (,) bukan
titik dua (:) tanda baca terakhir akhir (tanda baca, tanda seru,
dan tanda Tanya) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup.
c. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab
suci, dan nama tuhan termasuk kata gantinya. Huruf pertama
pada kata ganti ku,mu, dan nya, sebagai kata ganti tuhan harus
dituliskan dengan huruf kapital, dirangkai dengan tanda
hubung (-). Hal-hal keagamaan itu hanya terbatas pada nama
diri, sedangkan kata-kata yang menunjukkan nama jenis,
seperti jin, iblis, surga, malaikat, mahsyar, zakat, dan puasa

3
meskipun bertalian dengan keagamaan tidak diawali dengan
huruf kapital, Misalnya:
 Limpahkan rahmat-Mu, Ya Allah
 Tuhan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-
Nya
 Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita
 Semoga Engkau menerima arwah kedua orang tua
saya.
Kata-kata keagamaan yang harus ditulis dengan huruf kapital
adalah nama agama dan kitab suci, seperti Islam, Kristen,
Hindu, Budha, Injil, dan Weda.
d. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar (kehormatan, keturunan, agama), jaatan dan pangkat
yang diikuti nama orang. Akan tetapi, jika dalam rangkaian itu
sudah ditafsirkan bahwa penyebutan yang tanpa nama
mengacu kepada orangnya, gelar atau jabatan itu
menggunakan huruf kapital, Misalnya:
 Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim.
 Akibat terungkapnya penjualan senjata oleh AS
kepada Iran, kedudukan presiden Ronald Reagan
goyah.
Jika tidak diikuti oleh nama, gelar, jabatan, dan pangkat itu
harus dituliskan dengan huruf kecil, Misalnya:
 Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyatnya.
 Dalam rapat kabinet itu terdapat 24 orang menteri.
Akan tetapi, jika mengacu kepada orang tertentu, nama, gelar,
jabatan, dan pangkat itu dituliskan dengan huruf kapital.
Misalnya:
 Pagi ini Mentri Perdagangan terbang ke Nusa Penida.
Di Nusa Penida mentri meresmikan sebuah kolam
renang. Pada sore hari beliau ke Jakarta.

4
 Dalam seminar itu Presiden Soeharto memberikan
sambutan. Dalam sambutannya presiden mengharap
agar para ilmuan lebih ulet lagi mengembangkan
ilmunya untuk kepentingan bangsa dan negara.
Jika kata-kata itu hanya menunjukkan suatau jenis, Maka harus
menghilangkan perasaan ingin memberkan penghargaan
kepada kata-kata yang dianggap tinggi. Bukan suatu nama.
Biasanya, penghargaan itu dilakukan dengan cara menuliskan
huruf kapital peda huruf-huruf pertamanya. Kebiasaan ini
kebiasaan yang salah karena menyalahi kaidah ejaan yang
berlaku. Kata-kata yang biasa kita hargai dengan menuliskan
huruf pertamanya kapital, antara lain, haji, presiden, nasional,
perguruan tinggi, internasional, panglima, dan jendral.

e. Kata-kata Van, den, da, de, di, bin, dan ibnu yang digunakan
sebagai nama orang tetap ditulis dengan huruf kecil, kecuali
kata-kata itu terletak pada awal kalimat, Misalnya:
 Tanam paksa di Indonesia diselenggarakan oleh van
den Bosch.
 Van der Hoeven adalah orang kuat di balik masa
keratuan Juliana
 Perdagangan rempah-rempah itu dipimpin oleh Mursid
bin Hatim
f. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa, Misalnya:
 Kita bangsa Indonesia, haru bertekad untuk
menyukseskan pembangunan.
 Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan.
 Kehidupan suku Peliang sebaian besar petani.
Seperti contoh di atas, kata suku, bangsa dan bangsa tetap
dituliskan dengan huruf awal kecil. Akan tetapi, jika nama

5
bangsa, suku dan bangsa itu sudah diberi awalan dan akhiran
sekaligus, ia harus ditulis dengan huruf kecil, Misalnya:
 Lafal ucapannya masih menampakkan kata-kata asing.
 Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata
asing.
 Ia msih kejawa-kejawaan dalam segala hal.
Demikian juga, kalau tidak membawa nama suku, nama itu
harus dituliskan dengan huruf kecil, Misalnya:
 Petai cina
 Pisang ambon

g. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama,


suku, nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa Sejarah.
Misalnya:
 Pada bulan Agustus terdapat hari yang bersejarah bagi
bangsa Indonesia.
 Peristiwa itu terjadi ada tahun 1343 Hijriah.
 Dahulu pernah terjadi perang Candu di negeri Cina.
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut:
Sukarno-Hatta memprokamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
h. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
khas geografi, Misalnya:
 Di Teluk Jakarta telah dibangun suatu proyek
perikanan laut.
 Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh
Selat Sunda.
 Salah satu daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau
Toba.

6
Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama khas geografis,
kata-kata selat, teluk, terusan, gunung, kali, danau, dan bukit
ditulis dengan huruf kecil, Msalnya:
 Nelayan itu berlayar sampai ke teluk.
 Kita tidak boleh mmbuang sampah ke sungai.
 Perahu-perahu itu akan melewati selat yag airnya
deras.
i. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nema
resmi badan, lembaga, pemerintah dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi, Misalnya:
 Pemimpin kerajaan iran saat itu adalah syah Reza
Pahlevi.
 Semua anggota PBB harus mamatuhi Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa.
Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama resmi, kata-kata
seperti itu ditulis dengan huruf kecil, Misalnya:
 Menurut undang-undang dasar kita, semua warga
negara mempunyai kedudukan yang sama.
 Pemerintah republik itu telah menyelenggarakan
pemilihan umum sebanyak empat kali.
j. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan yang,
yang tidak terletak pada posisi awal, Misalnya:
 Idrus mengarang buku dari Ave Maria ke jalan Lain ke
Roma.
 Hasil penelitian professor itu dikumpulkan dalam buku
Cahaya dari Selatan.
 Untuk Mengetahui seluk beluk pabrik kertas, saudara
dapat membaca buku Nusa dan Bangsa yang
Membangun.

7
k. Huruf besar atau kapital dipakai dalam singkatan nama gelar
atau sapaan, dokter, Misalnya:
 Proyek itu dipimpin oleh Dra. Jasika Murni.
 Saya harap berita itu disampaikan kepada Tn. Brown.
 Penyakit ayah saya sudah dua kali diperiksa oleh
dr.Siswoyo
l. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti : Bapak, Ibu,
Saudara, Adik, dan Paman yang dipakai sebagai kata ganti
atau sapaan. Kata Anda juga diawali huruf kapital. Misalnya:
 Kapan Ayah datang?
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Minggu yang akan datang Paman akan berangkat ke
singapura.
Akan tetapi, jika dipakai sebagai kata ganti atau sapaan kata
penunjuk hubungan kekerabatan itu dtulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
 Kita harus menghormati ibu bapak.
 Semua karyawan mengikuti upacara.
 Ketika kuliah di Jakarta ia tinggal bersama pamannya
di Kalibata.
2. Penulisan Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan untuk menulis nama buku,
majalah dan surat kabar yang dikutip dalam karangan. Dalam
tulisan tangan atau ketikan, kata yang harus ditulis huruf
miring ditandai oleh garis bawah satu. Misalnya:
 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
menerbitkan Majalah Bahasa dan Kesuastraan.
 Harain Pos Kota juga beredar di luar Jakarta.
 Buku Negarakertagama dikarang oleh Mpu Prapanca.

8
b. Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk menegaskan atau
menghususkan huruf bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
 Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar.
 Buatlah kalimat dengan kata duka cita
 Huruf pertama kata ubah ialah u. jadi, jika kata ubah
ditambah dengn awalan me akan muncul mengubah
bukan merubah
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama-nama ilmiah atau ungkapan Bahasa asing atau Bahasa
daerah, kecuali disesuaikan ejaannya. Misalnya:
 Apakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata
penataan untuk kata up grading ?
 Buah manggis nama ilmiahnya adalah carcinia
mangestana.
 Ungkapan willujeng sumping dalam Bahasa sunda
artinya berarti “selamat dating”
B. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
Misalnya:
 Ayah pergi ke Bandung
 Budi baru beli sepeda baru wrna biru
 Ibu akan pergi ke pasar
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya.
Misalnya:
 Terbaca
 Dipikul
 Melewati

9
b. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat walan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya:
 Mempertanggungjawabkan
 Melipatgandakan
 Menyebarluaskan
c. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
 Tunanetra
 Purnawirawan
 Antarkota
 Mahasiswa
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
Misalnya:
 Anak-anak
 Sayur-mayur
 Lauk-pauk
 Tukar-menukar
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata lazimnya disebut dengan kata majemuk,
termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya yang umum ditulis
terpisah.
Misalnya:
 Perdana Menteri
 Meja tulis

10
 Rumah sakit
 Segi lima
b. Gabungan kata termasuk istilah khusus mungkin menimbulka
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertalian diantara unsur bersangkutan.
Misalnya:
 Anak-istri
 Dua sendi
c. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata tulis serangkai.
Misalnya:
 Apabila
 Tatabahasa
5. Kata Depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
 Arman duduk dikursi
 Paman pergi ke semarang
 Ibu bau saja dating dari bandung
6. Kata “si” dan “sang”
Kata “si” dan “sang” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
 Si pengirim surat itu tidak mencantumkan Alamat yang jelas
 Harimau itu marah sekali pada sang kancil
7. Kata ganti ku, kau, mu dan nya.
Kata ganti "ku" dan "kau" ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

Misalnya: apa yang kumiliki bisa kau pinjam sekarang juga.

11
8. Partikel lah, kah dan tah
Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
medahuluinya.
Misalnya : Marilah kita membaca
9. Partikel Pun
Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Siapa pun yang datang dibukakan pintu.

"Kelompok kata yang berikut sudah dianggap padu benar,


ditulis serangkai: adapun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
maupun, sekalipun, kendatipun, walaupun".

10. Partikel yang berarti “mulai”, “demi”, “tiap”


Partikel yang berarti "mulai", "demi", "tiap" ditulis terpisah dari
bagian kalimat-kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : mereka keluar satu persatu.
11. Penulisan Kata Bilangan
Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf didalam abjadnya
dari A sampai Z. Beberapa diantaranya merupakan usaha memajukan ejaan
Bahasa Indonesia sehingga dapat mengikuti perkembangan kosa katanya.
Huruf-huruf tersebut terdiri dari huruf vocal, huruf konsonan, huruf diftong,
dan gabungan huruf konsonan. Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk
dapat disebut ejaan yang sempurna. Yakni: Pemenggalan kata pada kata
dasar, penulisan huruf seperti penggunaan huruf kapital atau huruf
besar,huruf tebal dan penggunaan huruf miring. Penggunaan kata dalam
penulisannya pun perlu di perhatikan seperti kata dasar, kata turunan, kata
depan dan bentuk partikel.
Untuk menulis sebuah karya tulis harus memperhatikan aturan-
aturan penulisan Bahasa Indonesia yang sesuai. Khususnya bagi mahasiswa
yang sedang menulis tugas makalah, laporan praktik kerja lapangan,
Menyusun proposal, dan skripsi.
B. Saran
Aturan dalam penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dibuat adalah untuk panduan para orang yang sedang menulis sebuah karya
atau karangan, oleh karena itu dalam menulis harus disesuaikan dengan
ejaan yang disempurnakan. Sebagai warga negara Indonesia tidak ada
salahnya kita menerapkan makalah ini dalam pemakaian huruf dan
penulisan kata, misaknya dalam menulis surat, membuat karya tulis, mebuat
laporan, dan lain sebagainya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,(1988).Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Balai
Pustaka,Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai