Kaidah Bahasa Indonesia
Kaidah Bahasa Indonesia
Kaidah Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
HASANAH
RISKA MAULANA
SORAYA
FAKULTAS EKONOMI
Tp. 2020/2021
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................ ............................ i
Daftar isi............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah......................................................... ............................ 1
B. Rumusan masalah.................................................................. ............................ 1
C. Tujuan penulisan.................................................................... ........................... 1
D. Manfaat penulisan................................................................. ............................ 1
Bab II pembahasan
A. Tata tulis................................................................................ ........................... 2
B. Tata pembentukan kata..................................................................................... .5
C. Tata pilihan kata.................................................................... ........................... 5
D. Tata penulisan kalimat efektif................................................ ........................... 6
E. Tata penulisan kalimat yang baik.......................................... ............................ 9
F. Teknik pengembangan paragraf........................................... ............................ 10
Bab III penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................... ......................... 12
3.2 Saran.................................................................................... ......................... 12
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, bahwasanya kaidah Bahasa
Indonesia ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktunya. Kaidah Bahasa Indonesia ini
dibuat dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi seluruh mahasiswa dan orang banyak
dalam memberikan materi perkuliahan wajib umum ,Bahasa Indonesia.
dalam penyusunan kaidah Bahasa Indonesia ini, kami mendapatkan banyak masukan dari
berbagai pihak, baik secara teknis penulisan maupun substansi keilmuan.
Kami sangat menyadari bahwa kaidah Bahasa Indonesia ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu masukan, saran dan kritik kami perlukan dalam perbaikan ke depan. Akhirnya kami
berharap bahwa kaidah ini akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam ikut
menunjang pelaksanaan pendidikan tenaga pendidik.
Maret 2021
Penyusun
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi penting untuk mempersatukan suatu
bangsa, melalui bahasa seseorang dapat dapat mengungkapkan diri baik
secara lisan maupun tertulis. Seorang warga negara yang mahir berbahasa
kebangsaannya sendiri dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi
kewajibannya dimana pun mereka berada dan dengan siapa pun mereka
bergaul di wilayah negaranya .
Seseorang yang memiliki pandangan positif akan penggunaan suatu
bahasa khususnya bahasa Indonesia akan menerima kelebihan maupun
kekurangan bahasa tersebut. Ia akan merasa bangga menggunakan bahasa
tersebut karena dengan bahasa seseorang diketahui dari mana ia berasal.
Perasaan bangga terhadap bahasa kebangsaan sendiri akan mendorong
seseorang akan membina, mengembangkan dan sekaligus menggunakannya
dengan baik. Selain perasaan bangga karena menggunakan bahasa
kebangsaan sendiri, orang tersebut juga dapat dikatakan setia terhadap
bangsanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana pembentukan kalimat yang baik dalam bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana cara pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana tata penulisan kalimat efektif ?
5. Bagaimana penulisan paragraf yang baik ?
6. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui aturan ejaan bahasa Indonesia
2. Mengetahui tata pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia
3. Mengetahui tata cara pemilihan kata yang benar dalam bahasa Indonesia
4. Mengetahui penulisan kalimat efektif
5. Mengetahui cara penulisan paragraf yang baik
6. Mengetahui teknik pengembangan paragraf
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini, mahasiswa mampu mengetahui
kaidah atau aturan dalam penulisan bahasa Indonesia, utamanya yang
berkenaan dengan ejaan, penbentukan kalimat, pemilihan kata, penulisan
kalimat efektif, penulisan paragraf, dan teknik pengembangan paragraph.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
nama singkatan baik itu nama orang, organisasi dan badan – badan
pengurus. Sementara itu, capital pada bagian depan kata biasa
digunakan untuk menuliskan 1) ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, agama, dan kitab suci; 2) nama gelar kehormatan,
keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang; 3) unsur nama
pangkat dan jabatan yang mengikuti nama orang dan nama tempat; 4)
nama bangsa, suku bangsa, dan geografi; 5) nama tahun, hari, bulan,
dan hari – hari bersejarah; 6) kata kekerabatan yang digunakan
sebagai sapaan.
b. Penulisan Huruf Miring
Penulisan huruf, kata, atau kalimat dengan cetak miring berguna
sebagai pembeda dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah
karangan. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu
pada informasi penekanan kata, kutipan dari bahasa asing, istilah
latin, judul buku, dan nama penerbitan (koran, majalah). Contohnya :
- Huruf miring dalam menuliskan nama buku, majalah, dan koran :
Koran Sindo, Fajar, Buku Indonesia Mengajar.
- Huruf miring dalam menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing :
nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana dan untuk
ungkapan asing trias politica.
- Huruf miring untuk penekanan suatu kata: menipu, ditipu, pembual
dan lain sebagainya.
2. Penulisan Kata
Penulisan kata dibedakan atas kata tunggal atau kata dasar, kata
turunan, kata berulang, dan gabungan kata. Kata tunggal sepertinya
mudah dan tidak perlu dipermasalahkan karena kata tunggal ditulis
secara tunggal atau terpisah dari kata lain dalam suatu kalimat. Yang
perlu dibahas ialah kata turunan, kata berulang, dan gabungan kata.
a. Kata Turunan
Kata turunan merupakan kata dasar yang ditambahkan
imbuhan baik diawal maupun diakhir kata. Contohnya
menggarisbawahi, meyebarluaskan, bertepuk tangan, dan
garisbawahi.
b. Kata Berulang
Kata berulang merupakan kata yang diulang untuk
memperjelas makna dari kata itu sendiri. Contohnya anak – anak,
biri – biri, lauk – pauk, dibesar – besarkan, dal lain sebagainya.
c. Gabungan Kata
3
Gabungan kata merupakan gabungan dari beberapa kata dasar
untuk menghasilkan makna lain. Contohnya orang tua, mata
pelajaran, kaca mata, duta besar dan lain sebagainya.
3. Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca merupakan hal yang sangat penting dalam menulis,
dengan tanda baca yang baik sebuah tulisan dapat dimengerti oleh
pembacanya. Apabila suatu kalimat dengan tanda baca yang kurang
tepat maka makna dari kalimat itu dapat menimbulkan
kesalahpahaman antara sang penulis/ orang yang berbicara dan
pembaca/ pendengar. Contohnya saja, ada pak guru?, dengan ada pak
guru. Sangat jelas, kalimat pertama adalah pertanyaan dan yang kedua
ialah pernyataan. Semua tanda baca sifatnya penting, ada beberapa
tanda baca yang sering digunakan dalam tulis menulis setiap hari,
yakni :
a. Tanda Titik (. )
Tanda titik biasanya digunakan untuk :
- Mengakhiri kalimat.
- Memisahkan angka jam, menit, dan detik.
- Memisahkan angka nominal uang, dan title .
- Sebagai pemisah dalam penulisan daftar pustaka.
b. Tanda Koma ( , )
Tanda koma digunakan dalam kalimat guna untuk :
- Memisahkan unsur– unsur dalam suatu perincian.
- Memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata
penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan.
- Memisahkan anak kalimat dari induk apabila anak kalimat
mendahului induk kalimat.
- Menandai penghubung antarkalimat.
- Memisahkan bagian – bagian alamat yang ditulis ke samping.
- Mengapit keterangan tambahan, dan memisahkan kata seru.
c. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat yang menandakan bahwa kalimat didepan tanda tanya itu
merupakan kalimat tanya.
d. Tanda Seru (!)
Tanda seru merupakan tanda yang diletakkan pada akhir
kalimat yang seru, dan perintah yang menggambarkan
kesungguhan .
4
B. Tata Pembentukan Kata
Penulisan bentuk – bentuk kata yang benar dalam bahasa Indonesia perlu
dipahami karena dalam penulisan karya ilmiah kata – kata yang digunakan
untuk menyusun kalimat menjadi sebuah karya haruslah benar atau baku.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan
pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta
penggabungan kata dasar. Tata pembentukan kata sepertinya tidak sulit
1. Imbuhan
Imbuhan merupakan tambahan huruf pada suatu kata dasar untuk
membentuk kata baru dengan makna yang berbeda dari kata dasar
sebelumnya. Imbuhan biasanya diletakkan pada awal kata (awalan) seperti
ber-; mem-; meng-; peng-; se-; ter-; di-, akhir kata (akhiran) seperti –an; -
wan; -i; -is; isme; -nya; dan kan, awal dan akhir kata seperti ber - kan, ber -
an, per – an, pe – an, per - i, me - kan, memper - kan, memper –kan,
memper –i . Penggunaan imbuhan yang kurang tepat, bahkan atau sudah
sering menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi, baik itu lisan
maupu tulisan. Contonya saja kata “kontrak” yang dibentuk dari imbuhan -
an dan –kan menjadi kontrak-an dan kontrak-kan, jelas sekali bahwa kedua
kata tersebut berbeda. Dengan demikian, imbuhan yang berbeda baik itu
hanya beda sedikat yang pasti juga makna berbeda.
5
tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, penulis dituntut untuk
mampu memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-
kata yang dapat menyebabkan kemubaziran, serta kata- kata yang
berlebihan atau kata- kata yang berbunga – bunga. Contohnya para siswa –
siswa, semua karyawan – karyawan.
3. Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata pada penulisan karya ilmiah sangat
diperlukan supaya kalimatnya padu dan akhirnya makna atau informasi
dari karya ilmiah tersebut dapat dimengerti pembaca.
6
Jika suatu kalimat tidak memiliki subjek maka dapat dikatakan
kalimat itu tidak efektif. Kalimat yang tidak bersubjek umumnya terjadi
karena penggunaan kata depan pada awal kalimat. Sebagai contoh,
perhatikan kalimat berikut.
- Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa fisika membuktikan
bahwa gaya tarik planet yang jauh dari matahari relative kecil.
Supaya kalimat ini memiliki subjek, seharusnya kata depan dari
dihilangkan.
Kata depan lain yang tidak seharusnya mendahului subjek, adalah
dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada dan
lain sebagainya.
b. Predikat Kalimat Jelas
Seperti pentingnya dengan subjek, suatu kalimat yang tidak
memiliki predikat, tidak dapat dikatakan sebagai kalimat efektif.
Contoh predikat pada kalimat berikut.
- Buah – buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga,
pisang, dan lain – lain. Supaya predikat kalimat tersebut jelas maka
kata seperti diganti dengan kata adalah.
c. Bagian Kalimat Tidak Dipenggal
Bagian kalimat dipenggal maksudnya kalimat yang bisa saja
disatukan namun telah dipisahkan dari kalimat sebelumnya. Sebagai
contoh, perhatikan kalimat berikut.
- Penulisan karya ilmiah harus tersusun secara rapid an mudah
dipahami. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk
mempelajari dan memahami isinya. Sebenarnya 2 kalimat tersebut
dapat disatukan dengan menghilangkan tanda titik sebelum kata
sehingga.
2. Kejelasan Informasi
Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika didalam sebuah kalimat
tidak terkandung (1) ketaksaan, (2) salah nalar, dan (3) kerancuan. Berikut
ini ditampilkan contoh kalimat rancu.
- Menurut ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.
Seharusnya
- Menurut ketua panitia, penandatanganan surat tugas dilakukan oleh
kepala sekolah masing-masing.
- Ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.
3. Kesejajaran
7
Kalimat yang efektif juga harus mengandung kesejajaran antara
gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa seebagai sarana
pengungkapnya. Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat
menyebabkan keserasian. Sementara itu, jika dilihat dari segi makna atau
gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi
yang diungkapkan menjadi lebih sistematis sehingga mudah dipahami.
Seperti yang secara implisit terungkap pada keterangan tersebut,
kesejajaran itu dapat dibedakan atas kesejajaran bentuk, kesejajaran
makna, dan kesejajaran bentuk berikut maknanya.
4. Kehematan
Kehematan maksudnya menghilangkan bagian-bagian tertentu yang
tidak diperlukan atau yang mubazir. Hal itu antara lain, berupa penghilang
subjek ganda, bentuk yang bersinonim, dan bentuk jamak ganda.
Contohnya sebagai berikut.
- Sebelum surat ini dikirimkan, surat itu harus ditandatangani lebih
dahulu.
seharusnya
Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani terlenih dahulu.
- Bank Sumito adalah merupakan saslah satu bank terbesar di Jepang.
seharusnya
Bank Sumito adalah salah satu bank terbesar di Jepang.
- Semua data-data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.
seharusnya
Semua data yang diperoleh harus dikali secara cermat.
5. Variatif
Variatif berasal dari kata variasi yang artinya bentuk atau gaya
pengungkapan kalimat. Variasi dapat dicapai dengan menggunakan
beberapa bentuk, seperti bentuk inversi, bentuk pasif persona, variasi aktif-
pasif, dan variasi panjang pendek. Sebagai contoh variasi, perhatikan
kalimat berikut.
- Biaya dua miliar rupiah diperlukan untuk melunasi utang perusahaan.
Variasinya
Diperlukan biaya dua miliar rupiah untuk melunasi utang perusahaan.
- Saya akan melaporkan temuan itu kepada ketua tim.
Variasinya
Akan saya laporkan temuan itu kepada ketua tim.
Temuan itu akan saya laporkan kepada ketua tim.
- Pada bab berikut kami akan uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.
Seharusnya
8
Pada bab berikut akan kami uraikan data dan informasi yang diperoleh
dilapangan.
9
Sebuah paragraf yang baik juga harus dapat mengungkapkan
gagasan atau informasi secara tuntas. Artinya, paragraf itu harus dapat
menyajikan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak dibuat
bertanya-tanya tentang kelanjutan informasi yang disampaikan.
4. Adanya Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang atau cara penulis menempatkan diri didalam
tulisannya harus konsisten, termasuk dalam perlibatan pembaca. Kalau ia
mewakili dirinya dengan menggunakan kata penulis,
pemeriksa, atau peneliti, kata itu hendaknya tetap digunakan secara
konsisten sampai dengan akhir tulisannya. Sebaliknya, kalau penulis
menggunakan kata-dengan maksud melibatkan pembaca dalam tulisannya-
kata itu pun sebaiknya digunakan secara konsisten sampai pada akhir
tulisannya. Begitu pula, untuk menjaga keobjektifan-kalau penulis tidak
ingin menampilkan dirinya dalam tulisan-bentuk pasif dapat digunakan
secara konsisten sampai dengan selesai.
5. Adanya Keruntutan Penyajian
Informasi di dalam paragraf hendaknya disajikan secara runtut dan
pola urutan yang mudah diikuti pembaca. Ada beberapa model urutan
penyajian infomasi dalam paragraf, dan tiap model mempunyai
kelebihanya masing-masing. Model yang dimaksud antara lain adalah
model urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus atau khusus-
umum, urutan pertanyaan dan jawaban, serta urutan sebab-akibat.
10
Pengembangan dengan definisi adalah suatu model pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau pengertian
terhadap masalah yang sedang dibahas.
3. Pengembangan dengan Analogi
Analogi adalah suatu bentuk perbandingan dengan cara
menyamakan dua hal yang berbeda. Sejalan dengan itu, pengembangan
dengan analogi merupakan model pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda untuk memperjelas
gagasan yang akan diungkapkan. Dalam pergaulan sehari-hari, misalnya,
orang yang berusia lanjut sering dikatakan sudah (berusia) senja. Dalam
hal ini, perbandingan antara usia lanjut dan (waktu) senja merupakan
sebuah analogi.
Sehubungan dengan pengembangan paragraf, cara analogi
lazimnya digunakana untuk memperjelas gagasan yang belum begitu
dikenal oleh masyarakat melalui gagasan atau perbandingan dengan hal
yang sudah sangat dikenal.
4. Pengembangan dengan Contoh
Pengembangan dengan contoh merupakan suatu teknik
pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan
beberapa contoh sebagai penjelas gagasan yang dikemukakan.
Pengembangan paragraf dengan menyertakan contoh lebih tepat digunakan
dalam menjelaskan masalah yang sifatnya abstrak atau masalah lain yang
sifatnya sangat umum.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaidah bahasa Indonesia yang diterapkan pada penulisan karya ilmiah,
meliputi tata tulis, tata pembentukan kata, tata pilihan kata, tata penulisan
kalimat efektif, serta tata penulisan dan pengembangan paragraf yang baik.
Ejaan yang tepat dan benar dalam karya ilmiah, dilihat dari penulisan
huruf, penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Adapun pembentukan kata
yang tepat dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan,
pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta penggabungan
kata dasar, sedangkan pemilihan kata yang tepat dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan ketepatan, kecermatan, dan keserasian dari kata yang
membentuk kalimat.
Suatu kalimat dapat disebut efektif jika memenuhi 5 kriteria, yaitu unsur-
unsurnya lengkap, informasinya jelas, bentuk dan maknanya sejajar, pilihan
katanya cemat, polanya variatif.
Dalam penulisan bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan sebagai
paragraf yang baik jika memenuhi beberapa kriteria. Kelima kriteria yang
dimaksud adalah adanya satu kesatuan gagasan, adanya kepaduan hubungan
antar kalimat, adanya ketuntasan informasi, adanya konsistensi sudut
pandang, adanya keruntutan penyajian, sedangkan cara atau teknik yang
digunakan dalam pengembangan paragraf itu umumnya bergantung pada
keluasan pandangan atau pengalaman penulis dan juga materi yang ditulis itu
sendiri. Meskipun demikian , dapat disebutkan cara yang dapat digunakan
untuk mengembangkan paragraf. Cara-cara yang dimaksud adalah klasifikasi,
definisi, analogi, pemberian contoh, dan penyajian kata.
B. Saran
Kita selaku putra – putri bangsa Indonesia seharusnya menjunjung tinggi
bahasa kebangsaan kita sendiri, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu
identitas diri kita dan yang memudahkan kita untuk berinteraksi atau
komunikasi dengan warga Negara Indonesia, tapi bukan berarti kita
melupakan bahasa daerah kita sendiri, bahasa alay-lah yang perlu kita kurangi
dalam komunikasi sehari – hari.
12