Hikmah Disyariatkannya Puasa Ramadhan
Hikmah Disyariatkannya Puasa Ramadhan
Hikmah Disyariatkannya Puasa Ramadhan
1
Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Elektro bidang Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
1
Allah dan jangan menyekutukan dengan-Nya sedikit pun dan hendaklah berbuat baik kepada
kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin”.
Keempat, puasa dapat menyempitkan aliran darah seorang hamba Allah. Apabila aliran
darah telah sempit maka akan menyempitkan jalan-jalan syetan, karena berjalan dalam aliran
darah hamba Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi yang terdapat dalam kitab
Shahih al-Bukhari, yang artinya: “Dari Shafiyah bin Huyayy dari Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya syetan itu berjalan (menggoda) manusia melalui aliran darah”. Ibnu
Taimiyyah mengatakan dalam kitab Majmu’ al-Fatawa, tidak diragukan lagi bahwa syetan
muncul dari makanan dan minuman. Apabila seorang hamba makan dan minum, maka jalan-
jalan syetan menjadi meluas untuk menggoda hamba Allah, namun apabila puasa maka jalan
syetan menjadi sempit sehingga tidak ada ruang bagi syetan untuk menggoda hamba Allah,
hatinya akan cenderung melakukan kebaikan dan meninggalkan kemunkaran.
Kelima, puasa dapat menghancurkan hawa nafsu jahat. Apabila seorang hamba Allah
berpuasa dengan terus menerus menjaga diri dari perbuatan maksiat, maka akan membentuk
pribadi yang istiqamah, menundukkan pandangan, menjauhi dari perbuatan haram dan bisa
melawan hawa nafsu. Oleh karena itu, Nabi SAW selalu berwasiat kepada para pemuda yang
belum mampu menikah untuk berpuasa karena puasa itu bisa menjadi perisai dalam melawan
nafsu syahwat. Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW yang terdapat dalam kitab
Shahih al-Bukhari, yang artinya: “Wahai sekalian pemuda, barang siapa yang sudah mampu
untuk menikah maka menikahlah, karena dengan menikah bisa menundukkan pandangan dan
menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu menikah maka wajib berpuasa
karena sesungguhnya puasa bisa menjadi perisai”.
Keenam, puasa merupakan madrasah akhlak. Puasa dapat menjadi tarbiyah (pendidikan)
bagi orang mukmin untuk berjihad melawan hawa nafsu yang mencabut godaan syetan yang
menyelimuti dan menghiasi seorang hamba Allah, mentarbiyah hamba Allah untuk bersikap
sabar, teratur, disiplin, amanah, muraqabah (merasa diawasi Allah SWT) baik dalam keadaan
terang maupun tersembunyi. Puasa juga mendidik hamba Allah untuk menjaga lisan, rafast
(perkatan kotor), shahb (permusuhan) dan jahil (bodoh). Oleh sebab itu sebagaimana
disebutkan dalam hadis Nabi SAW yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim,
yang artinya: “Puasa adalah benteng, maka jangan berbuat rafast, berkata jahil dan jika ada
seseorang mengajak untuk berkelahi, dan mencaci maki, maka katakanlah, sesungguhnya aku
adalah orang yang sedang berpuasa”.
Ketujuh, puasa sebagai syiar umat Islam. Semua umat Islam mulai dari ujung timur
sampai ujung barat melaksanakan puasa, tidak membeda-bedakan ras, suku, warna kulit,
2
pangkat, jabatan, kaya dan miskin, orang Arab maupun non-Arab. Mereka semua
melaksanakan perintah Allah SWT dengan tujuan yang sama, yakni mendapat derajat
kemuliaan takwa di sisi-Nya.
Kedelapan, puasa bisa menyebabkan kesehatan dan kekuatan tubuh. Menurut ilmu
kedokteran bahwa banyak faidah atau manfaat puasa, yaitu: menghilangkan racun dalam tubuh,
mengistirahatkan pencernaan makanan, membantu mengobati penyakit ginjal, menormalkan
gula darah, membakar lemak dan lain-lain. Sebagian Ahli kedokteran di Barat menyibukkan
puasa sebagai sarana untuk mengobati sebagian penyakit, seperti penyakit hati, penyakit ginjal,
penyakit asma, bisul dan sebagian penyakit gangguan pencernaan seperti radang empedu,
penyakit saraf, dan sebagian penyakit kulit. Pada umumnya munculnya berbagai macam
penyakit yang menimpa hamba Allah, terutama di zaman modern sekarang ini lebih banyak
disebabkan karena keresahan, kegelisahan, ketegangan jiwa, stres berat, dan pola makan dan
minum yang berlebih-lebihan. Keresahan, kegelisahan, ketegangan jiwa, stres berat akan
menyebabkan saraf menjadi tegang dan kekalutan yang bisa berimplikasi pada saraf lambung,
dan sering sekali menyebabkan gangguan pencernaan, luka lambung (maag), denyut jantung
menjadi tidak normal, sukar tidur dan sering pusing-pusing. Problem tersebut hanya bisa di
atasi dengan berpuasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa hikmah disyariatkan puasa adalah
sangat besar pengaruhnya bagi orang-orang yang puasanya didasari dengan penuh iman dan
mengharap keridhaan Allah SWT. Hikmah puasa antara lain: menahan dan mengalahkan nafsu
syahwat, memecahkan haus dan dahaga bagi pelakunya agar ikut merasakan penderitaan yang
dialami oleh orang-orang fakir dan miskin, mengempitkan jalannya godaan syetan yang masuk
dalam aliran darah hamba Allah dengan tidak makan, minum dan berjimak di siang hari,
menjadi tarbiyah dan latihan dalam melakukan kebaikan-kebaikan, meninggalkan kelezatan
dan kesenangan syahwat dan menyebabkan kesehatan tubuh dalam rangka ibadah, dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk menggapai kecintaan dan keridhaan-Nya. Itulah
orang-orang yang akan mendapat gelar yang tinggi di sisi Allah SWT, yakni al-Muttaqun
(orang-orang yang bertakwa).