Puasa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PUASA

Puasa secara bahasa artinya menahan .

Adapun maknanya secara istilah adalah

“Ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, dengan menahan diri dari makan, minum dan
seluruh pembatal puasa, sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yang dilakukan
oleh orang yang tertentu dengan syarat-syarat yang tertentu.” [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal.
8]

Puasa Ramadhan diwajibkan berdasarkan surat Al-Baqarah 183:

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Puasa memiliki banyak keistimewaan. Di antaranya, ia menjadi satu-satunya ibadah yang


Allah berkata untuknya: “Puasa untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya”. (Shahih
Al-Bukhari hadits 1894).

Ada banyak hikmah dibalik disyariatkannya puasa, di antara hikmah tersebut disebutkan oleh
Pertama, puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan untuk melatih
manusia tunduk dan patuh terhadap perintah Allah.

Artinya: “Allah tidak akan mensyariatkan ibadah kecuali untuk mendidik manusia
(membentuk kemampuan bertakwa), membuatnya terbiasa untuk tunduk, beribadah dan
patuh terhadap perintah Allah. Puasa merupakan bentuk penghambaan kepada Allah,
melaksanakan perintah-Nya dan menjaga kehormatan-Nya.

Kedua, puasa disyariatkan untuk melatih jiwa dan membuatnya terbiasa dalam menanggung
beban kepayahan di jalan Allah.
Artinya, “Hikmah kedua disyariatkan puasa ialah mendidik jiwa dan membiasakannya untuk
sabar dalam menanggung rasa susah di jalan Allah. Puasa dalam hal ini mendidik kekuatan
keinginan melakukan sesuatu dan menjadikan manusia lebih bijak dalam mengatur hawa
nafsu dan keinginannya”. (As-Shabuni, I/217).

Ketiga, puasa melatih manusia untuk lebih peka terhadap lingkungan, peka dan welas asih
terhadap sesama manusia dengan melembutkan hati serta jiwa yang melakukannya.

Artinya, “Puasa melatih pembawaan cinta, welas asih pada diri manusia, menjadikannya
manusia yang berhati lembut, berjiwa baik, mengerakkan pada diri manusia sumber
keimanan. Maka puasa bukan hanya sekedar menghalangi manusia dari makan dan minum.
Melainkan merupakan cara memunculkan kekuatan spiritual pada diri manusia supaya bisa
merasakan apa yang banyak dari saudara mereka rasakan”. (As-Shabuni, I/218).

Keempat, puasa membersihkan jiwa manusia dengan menanamkan pada diri manusia rasa
takut dan bahwa mereka selalu diawasi oleh Allah sehingga enggan mendekati hal-hal yang
diharamkan Allah sehingga menghasilkan ketakwaan sebagaimana yang difirmankan Allah.

Artinya: “Puasa membersihkan jiwa manusia dengan menanamkan di dalamnya rasa takut
kepada Allah, bahwa ia selalu diawasi oleh Allah baik dalam keadaan sembunyi maupun
terang-terangan. Menjadikannya manusia yang bertakwa lagi bersih dengan menjauhkannya
dari segala yang diharamkan oleh Allah. Maka rahasia di balik puasa ialah mencapai martabat
takwa kepada Allah”. (As-Shabuni, I/218).

Makna Puasa

1) Puasa adalah ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, yaitu niat karena Allah ta’ala
dan niat jenis puasanya, apakah wajib, sunnah, dan lain-lain.
2) Menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal puasa, yaitu tidak melakukan
pembatal-pembatal puasa tersebut, sebagaimana akan datang rinciannya insya Allah.

3) Sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yaitu sejak masuk waktu sholat Shubuh
sampai masuk waktu sholat Maghrib.

4) Yang dilakukan oleh orang yang tertentu, yaitu muslim, baligh, berakal, mampu, muqim
dan tidak memiliki penghalang-penghalang, sebagaimana akan datang penjelasannya lebih
detail insya Allah.

5) Syarat-syarat yang tertentu, yaitu syarat-syarat puasa menurut syari’at yang insya Allah
akan datang pembahasannya lebih terperinci.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda

“Islam dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad
Rasulullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan berhaji ke
baitullah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dan
lafaz ini milik Muslim]

Adapun ijma’, maka para ulama kaum muslimin seluruhnya telah sepakat atas wajibnya
puasa Ramadhan, juga sepakat atas kafirnya orang yang mengingkari atau menentang
kewajibannya, kecuali orang bodoh yang baru masuk Islam, maka ketika itu hendaklah ia
diajari, apabila ia terus mengingkari atau menentang maka ia kafir dan wajib dihukum mati
oleh pemerintah sebagai orang yang murtad, karena ia menolak satu kewajiban yang
ditetapkan dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’, yang termasuk kategori ma’lum
min-addin bid-daruroh (sesuatu yang diketahui sebagai bagian dari agama secara pasti).[3]

 Rasulullah bersabda :

Siapa saja yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni
dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan
mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Hikmah Puasa

Diantara hikmah dan manfaat ibadah puasa adalah:

1) Puasa adalah sarana menggapai ketakwaan.

2) Puasa adalah sarana mensyukuri nikmat.


3) Puasa melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan mengendalikan syahwat.

4) Puasa memfokuskan hati untuk berdzikir dan berfikir tentang keagungan dan kebesaran
Allah.

5) Puasa menjadikan orang yang kaya semakin memahami besarnya nikmat Allah kepadanya

6) Puasa memunculkan sifat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang-orang miskin.

7) Puasa menyempitkan jalan peredaran setan dalam darah manusia.

8) Puasa melatih kesabaran dan meraih pahala kesabaran tersebut, karena dalam puasa
terdapat tiga macam kesabaran sekaligus, yaitu sabar menghadapi kesulitan, sabar dalam
menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya.

9) Puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan.

10) Hikmah puasa terbesar adalah penghambaan kepada Allah tabaraka wa ta’ala dan
peneladanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Keutamaan Puasa

Diantara keutamaan ibadah puasa adalah:

1) Puasa adalah jalan meraih ketakwaan.

2) Puasa adalah sebab dosa-dosa diampuni, apabila dikerjakan berdasar iman, ikhlas serta
meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

3) Pahala puasa melimpah ruah, apabila dilakukan sesuai dengan adab-adabnya.

4) Puasa adalah perisai dari perbuatan yang haram.

5) Puasa adalah perisai dari api neraka.

6) Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari aroma kasturi.

7) Meraih dua kebahagiaan dengan puasa, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan ketika
berjumpa dengan Allah tabaraka wa ta’ala.

8) Masuk surga dari pintu khusus yang bernama Ar-Royyan.

9) Berpuasa dan membaca Al-Qur’an adalah dua amalan yang akan memberi syafa’at bagi
pemiliknya di hari kiamat.

10) Doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak.

 
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh sampai
tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-
Ku dan Aku yang akan membalasnya, sebab orang yang berpuasa itu telah meninggalkan
syahwatnya dan makanannya karena Aku’. Dan bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan
dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu
Rabb-Nya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari aroma
kasturi.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

 Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari
kiamat. Amalan puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat
di siang hari, maka izinkanlah aku memberi perlindungan kepadanya. Dan amalan membaca
Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku
memberi perlindungan kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” [HR.
Ahmad dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 1429]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

“Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa orang tua, doa orang yang berpuasa, dan doa
musafir.” [HR. Al-Baihaqi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah:
1797]

Anda mungkin juga menyukai