Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Beton adalah bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus
yang di campur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara agregat
kasar dan halus, sering kali di tambahkan admixture atau additive bila di perlukan.
Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras, dan akan
kekuatan beton ini sangat dipengaruhi oleh faktor air semen dan suhu selama
pada perencanaan yang baik, pemilihan dan pengadaan masing masing material
yang baik, proses penanganan dan proses produksinya (Teknologi Beton, Paul
alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C–39.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 2
SEMEN PORTLAND
DENGAN ATAU
PASTA SEMEN TIDAK
MENGGUNAKAN
AIR BAHAN TAMBAH
a. Kualitas semen,
g. Perawatan beton,
h. Kandungan klorida tidak melebihi 0,15 % dalam beton yang diekspos dan 1 %
kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk,
untuk tujuan dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 3
(agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan di bagian
yaitu tahan terhadap korosi,mampu memikul beban yang berat dan biaya
diantaranya yaitu : bentuk yang telah dibuat sulit diubah, pelaksanaan pekerjaan
membutuhkan ketelitian yang tinggi, berat dan daya pantul suara yang besar.
(1) Kekuatan tarik yang rendah. Bagian konstruksi yang menderita gaya tarik
(2) Rambatan suhu. Selama pengikatan dan pengerasan suhu beton naik. Hal ini
suhu yang cukup besar dan retak-retak ringan. Beton yang telah mengeras
dapat memuai dan menyusut sesuai dengan suhu pada kecepatan yang sama
(3) Penyusutan kering dan perubahan kadar air. Beton menyusut bilamana
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 4
ditiadakan. Rayapan ini hal yang sangat penting terutama yang berhubungan
(5) Kerapatan terhadap air. Beton yang paling baik tidak dapat secara sempurna
mudah larut serta terbawa keluar oleh air yang jumlahnya berubah-ubah.
sambungan yang bisa membentuk semacam saluran untuk aliran air tersebut.
Kerapatan terhadap air merupakan hal yang sangat penting pada beton
baja tulangan.
1. Beton sangat baik menahan gaya tekan (high compressive strength), tetapi
tidak begitu pada gaya tarik (low tensile strength). Bahkan kekuatan gaya
2. Beton tidak mampu menahan gaya tegangan (tension) yang tinggi, karena
beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar,
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 5
Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir
dilakukan
retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk
oleh suatu desakan ke arah diameternya, untuk mendapatkan apa yang disebut
kekuatan tarik belah. Pada mesin penguji ditambahkan suatu batangan agar dapat
membagi beban merata pada panjang silinder. Dari beban maksimal yang
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 6
SPEDOMETER
f1= 2P
ld ………………………………………..............(2.3)
d = diameter (mm)
Beton normal yang dibuat dengan agregat normal (pasir dan kerikil biasa
berat jenisnya antara 2,5 – 2,7) mempunyai berat jenis sekitar 2,3 – 2,4. Apabila
dibuat dengan pasir atau kerikil yang ringan atau diberikan rongga udara maka
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 7
berat jenis beton dapat kurang dari 2,0. Jenis-jenis beton menurut berat jenisnya
Tabel 2.1 Beberapa Jenis Beton Menurut Berat Jenis dan Pemakaiannya
Dimana :
WA, BjA = berat dan berat jenis air
sebagai berikut :
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 8
timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu
a. Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan
g. Lama pembebanan,
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 9
mempengaruhi beton yang telah mengeras. Pasta semen tidak bersifat elastis
Selain kekuatan pasta semen, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah
sehingga pengaruh agregat akan menjadi besar, baik dari sisi ekonomi maupun
dari sisi teknikan. Semakin baik mutu agregat yang digunakan, secara linier
dan tidak langsung akan menyebabkan mutu beton menjadi baik, begitu juga
sebaliknya.
2. Metode Pencampuran
dengan beberapa metode yang dikenal, antara lain : (1). Metode American
Concrete Institute, (2). Portland Cement Association, (3). Road Note No.4,
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 10
c. Pengecoran (Placing)
d. Pemadatan (Vibrating)
3. Perawatan (Curing)
dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga
terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi ukur. Cara
dan bahan serta alat yang digunakan untuk perawatan akan menentukan sifat
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 11
dari beton keras yang dibuat, terutama dari sisi kekuatannya. Waktu-waktu
yang dibutuhkan untuk merawat beton pun harus terjadwal dengan baik.
yang dibuat. Faktor-faktor tersebut antara lain : (1). Bentuk dan ukuran
contoh, (2). Kadar air, (3). Suhu contoh, (4). Keadaan permukaan landasan
Dalam pengerjaan beton segar, tiga sifat penting yang harus selalu
Kemudahan pekerjaan dapat dilihat dari nilai slump yang identik dengan
jumlah air pencampur, kandungan semen, gradasi campuran pasir dan kerikil,
bentuk butiran agregat kasar, butir maksimum, cara pemadatan dan alat
pemadatan.
segregasi. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang pada akhirnya akan
menyebakan keropos pada beton. Segregasi ini disebabkan oleh beberapa hal,
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 12
diantarnya : (1). Campuran kurus atau kurang semen,(2). Terlalu banyak air,
(3). Besar ukuran agregat maksimum lebih dari 40 mmdan (4). Permukaan
jatuh diperpendek, (2). Penggunaan air sesuai syarat, (3). Cukup ruangan
antara batang tulangan dengan acuan, (4). Ukuran agregat sesuai dengan
Kecenderungan air untuk naik ke permukaan pada beton yang baru dipadatkan
dinamakan bleeding. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput
air, kecepatan hidrasi dan proses pemadatan. Bleeding dapat dikurangi dengan
cara : (1). Memberi banyak semen, (2). Menggunakan air sesedikit mungkin,
(3). Menggunakan butir halus lebih banyak dan (4). Memasukkan sedikit
2 C3 S + 6 H C3S2H3 + 3 Ca (OH)2
2 C2 S + 4 H C3S2H3 + Ca (OH)2
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 13
mati) adalah sneyawa yang porous yang memperlemah beton. Dengan adanya
unsur silika tambahan dari bahan tambah semen diharapkan Ca (OH)2 (kapur
mati) akan bereaksi kembali dengan silika tersebut dan membentuk C3S2H3 yang
unsur silika dengan kapur bebas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.5.1 Air
b) Sebagai pelincir campuran kerikil, pasir dan semen agar memudahkan dalam
minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan
dihasilkan. Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga,
kolam, situ dan lainnya), air laut maupun air limbah juga dapat digunakan asalkan
memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 14
kriteria kandungan zat kimiawi yang terdapat dalam air dengan batasan tingkat
berhubungan dengan air. Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat
hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara diantara
namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi
penting.
Semen Portland diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1824 oleh
Joseph Aspdin, dengan memanaskan suatu campuran tanah liat yang dihaluskan
dengan batu kapur atau kapur tulis dalam suatu dapur sehingga mencapai suatu
suhu yang cukup tinggi untuk menghilangkan gas asam karbon. Proses kering dan
proses basah merupakan dua cara produksi yang dipergunakan dalam pembuatan
semen.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 15
sekitar 20 % - 25 %, dan oksida besi serta alumina (Fe2O3) dan Al2O3) sekitar 7 %
kekekalan, kekuatan tekan, pengikatan semu, panas hidrasi dan hilang pijar.
tak larut (insoluble residu), panas hidrasi semen, kekuatan pasta semen dan
faktor air semen. Secara garis besar, ada 4 (empat) senyawa kimia utama yang
C4AF.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 16
terjadi.
2.5.3 Agregat
tetapi karena komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting dan
Sifat yang paling penting dari suatu agregat ialah kekuatan hancur dan
semen, porositas dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan
terhadap proses pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia, serta
harus bersih, keras, bebas dari sifat penyerapan secara kimia, tidak bercampur
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 17
Gradasi yang baik dan teratur (continous) dari agregat halus kemungkinan
akan menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan tinggi. Gradasi yang baik
adalah gradasi yang memenuhi syarat zona tertentu dan agregat halus tidak boleh
mengandung bagian yang lolos pada satu set ayakan lebih besar dari 45 % dan
dari mutu beton yang akan dibuat terutama dari zat-zat yang dapat merusak baik
semen.
2. Volume padat. Kepadatan volume agregat akan mempengaruhi berat isi dari
beton tadi.
5. Kadar air permukaan agregat. Kadar air permukaan agregat berpengaruh pada
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 18
ini harus diketahui dan dipelajari agar kita dapat mengambil tindakan yang positif
Serapan air dan kadar air agregat, (2). Berat jenis dan daya serap agregat, (3).
Gradasi agregat, (4). Modulus halus butir, (5). Ketahanan kimia, (6). Kekekalan,
(7). Perubahan volume, (8). Karateristik panas (sifat thermal agregat), dan (9).
Agregat halus ialah agregat yang semua butir menembus ayakan 4,8 mm
(5 mm). Agregat tersebut dapat berupa pasir alam, pasir olahan atau gabungan
dari kedua pasir tersebut. Pasir alam terbentuk dari pecahan batu karena beberapa
sebab. Pasir dapat diperoleh dari dalam tanah, pada dasar sungai atau dari tepi
laut. Oleh karena itu, pasir dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pasir galian. Diperoleh langsung dari permukaan tanpa atau dengan cara
menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya tajam bersudut, berpori dan bebas
dari kandungan garam. Tetapi biasanya dibersihkan dari kotoran tanah dengan
cara dicuci.
b. Pasir sungai. Diperoleh dari dasar sungai yang pada umumnya berbutir halus,
bulat-bulat akibat proses gesekan, daya lekat antar butir agak kurang, karena
memplester tembok.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 19
c. Pasir laut. Diambil dari pantai, butiran-butirannya halus dan bulat. Pasir ini
garaman yang menyerap kandungan air dan udara. Hal ini menyebabkan pasir
selalu agak basah dan juga menyebabkan pengembangan bila sudah menjadi
bangunan.
empat zone(daerah) seperti dalam Tabel 2.3. Tabel tersebut dijelaskan dalam
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 20
DAERAH I
DAERAH II
Persen Butir Lolos (%)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 21
DAERAH III
DAERAH IV
Persen Butir Lolos (%)
memberikan syarat gradasi agregat halus seperti yang tercantum dalam Tabel 2.4.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 22
Agregat kasar yaitu agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar dan
semua butir tertinggal diatas ayakan 4,8 mm (5 mm). Agregat ini dapat berupa
kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, terak tanur tiup atau beton semen hidrolis
yang pecah.
yang baik sebaiknya masuk dalam batas, batas yang tercantum dalam Tabel 2.5.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 23
ditambahkan kedalam campuran beton pada saat atau selama proses pencampuran
dari beton agar menjadi lebih cocok untuk suatu pekerjaan tertentu atau untuk
menghemat biaya. Manfaat dari penggunaan bahan tambah ini perlu dibuktikan
dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan
Karena pada umumnya bahan tambah dimasukkan pada campuran beton dalam
jumlah yang relatif kecil, maka tingkatan kontrolnya harus lebih besar daripada
pekerjaan beton biasa. Hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kelebihan dosis.
panjang dengan struktur yang kaku. Plastik salah satu jenis sampah anorganik
yang mana tidak semua dari material jenis ini dapat didaur ulang. Botol plastik
bekas / polyetylene terephtalate (PET) merupakan salah satu jenis plastik yang
dapat didaur ulang dengan mudah. Penggunaannya sebagai bahan tambah beton
ada. Pemanfaatan limbah botol plastik bekas dalam teknologi beton disamping
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 24
Adalah jenis plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti botol air
mineral dan hampir semua botol minuman yang lainnya. PET bersifat
jernih, kuat, tahan bahan kimia dan panas, serta mempunyai sifat elektrikal
luas antara lain : Botol-botol untuk air mineral, soft drink, kemasan sirup,
plastik PET karena memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Sering
dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, botol
galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis plastik disarankan
plasik dan plastik pembungkus makanan karena jenis plastik ini memiliki
kandungan PVC atau DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.
5. PP atau PolyPropylene
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 25
maupun makanan. Jenis plastik semacam ini lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum
bayi.
6. PS atau PolyStryrene
komposisi limbah cacahan botol plastik terhadap kerikil 0%, 10%, 20%.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 26
“Penggunaan Limbah Plastik Botol Plastik (PET) sebagai campuran beton untuk
meningkatkan kapasitas tarik belah dan geser “, menunjukan bahwa dari hasil
cacahan botol plastik PET optimum sebesar 0,5% terjadi peningkatan kuat tarik
belah sebesar 24,44% pada umur 7 hari, sedangkan umur 28 hari peningkatan
jika dilihat dari perbedaan sifat dan karateristik bahan penyusunnya. Karena bahan
penyusun tersebut akan menyebabkan variasi dari produk beton yang dihasilkan.
suatu proporsi campuran bahan yang optimal dengan kekuatan yang maksimum.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 27
digunakan dengan beberapa metode yang dikenal, antara lain : (1). Metode
American Concrete Institute, (2). Portland Cement Association, (3). Road Note
serta keawetan dan kekuatan pekerjaan beton. Cara ACI melihat bahwa dengan
ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi
pekerjaan (workability).
Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau
untuk penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa sesuai
kerikil dengan slump tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan
beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan
campuran berat.
Jika data-data yang dibutuhkan tidak ada atau tidak memenuhi ketentuan yang
telah disyaratkan, dapat diambil data yang telah ada pada penelitian sebelumnya
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 28
atau menggunakan data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk membantu
1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan ( f c' ) pada umur tertentu.
kecil nilai deviasi standarnya. Penetapan nilai deviasi standar (s) ini
lalu, untuk membuat beton mutu yang sama dan menggunakan bahan dasar
pada masa yang lalu, maka persyaratan (selain yang tersebut di atas)
jumlah data hasil uji minimum 30 buah. (Satu data hasil uji kuat tekan
adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua silinder yang dibuat dari contoh
beton yang sama dan diuji pada umur 28 hari atau umur pengujian lain
yang ditetapkan. Jika jumlah data hasil uji kurang dari 30 buah maka,
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 29
b. Jika pelaksanaan tidak mempunyai catatan atau hasil pengujian beton pada
masa lalu yang memenuhi persyaratan tersebut (termasuk data hasil uji
MPa.
Jika nilai tambah ini sudah ditetapkan sebesar 12 MPa (karena tidak
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 30
M = k sd
........................................................................................(2.7)
k : 1,64,
jenis, yaitu jenis I, II, III, IV dan V. Jenis I merupakan jenis semen biasa,
adapun jenis III merupakan jenis semen yang dipakai untuk struktur yang
menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi, atau dengan kata lain sering
disebut semen cepat mengeras. Pada langkah ini ditetapkan apakah dipakai
Jenis kerikil dan pasir ditetapkan, apakah berupa agregat alami (tidak
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 31
7. Tetapkan faktor air semen, dengan salah satu dari kedua cara berikut :
a. Cara pertama, berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-
rata silinder beton yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai
b. Cara kedua, berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat kasar, dan
kuat tekan rata-rata yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 32
Agar beton yang diperoleh tidak cepat rusak, maka perlu ditetapkan nilai
faktor air semen maksimum. Penetapan nilai faktor air semen maksimum
dapat dilakukan dengan melihat tabel 2.8. Jika nilai fas maksimum ini lebih
rendah daripada nilai fas dari langkah 7, maka nilai fas maksimum ini yang
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 33
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 Tipe I tanpa Pozolan 0,50
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 Tipe I denga Pozolan 0,45
(15 – 40 %) atau
semen portland
Pozolan
> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II atau V dan 0,45
lapisan pelindung
(Sumber : SNI 03-2834-1993;Tabel 5)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 34
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa
adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang
agak kecil. Nilai slump yang diinginkan dapat diperoleh dari tabel 2.10.
a. ¾ kali jarak bersih minimum antar baja tulangan, atau berkas baja
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 35
11. Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan
ukuran maksimum agregat, jenis agregat, dan slump yang diinginkan, lihat
tabel 2.11
Tabel 2.11 Perkiraan kebutuhan air per meter kubik beton (liter)
Dari tabel di atas apabila agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air yang diperkirakan
A = 0,67 Ah + 0,33 Ak
................................................................(2.9)
dengan :
Berat semen per meter kubik beton dihitung dengan membagi jumlah air (dari
langkah 11) dengan faktor air semen yang diperoleh pada langkah 7 dan 8.
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 36
Kebutuhan air semen minimum ini ditetapkan untuk menghindari beton dari
bawah ini.
Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar /payau/laut Tabel 2.12.b.
(Sumber :SNI 03-2834-2000;Tabel 4)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 37
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 Tipe I tanpa Pozolan 290 330 380
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 Tipe I denga Pozolan (15 340 380 430
– 40 %) atau semen
portland Pozolan
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II atau V 330 370 420
> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II atau V dan lapisan 330 370 420
pelindung
(Sumber :SNI 03-2834-2000; Tabel 5)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 38
Jika jumlah semen ada perubahan akibat langkah (14) maka nilai faktor
airsemen berubah.
a. Faktor air semen dihitung kembali dengan cara membagi jumlah air
gradasi itu didasarkan atas grafik gradasi yang diberikan dalam tabel 2.13.
Dengan tabel 2.13. tersebut agregat halus dapat dimasukan menjadi salah satu
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 39
Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan
untuk memperoleh gradasi agregat campuran yang baik. Pada langkah ini
dicari nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran.
kasar, nilai slump, faktor air semen, dan daerah gradasi agregat halus. Grafik
2.4.a, 2.4.b, 2.4.c. dapat diperoleh persentase berat agregat halus terhadap
80 80 80 80
70 70 70 70
1
1
60 60 60 60
Perbandingan agregat halus (%)
1
1 2
50 50 50 50
2 2
2
3
40 40 40 3 40
3 3 4
4
4 4
30 30 30 30
20 20 20 20
10 10 10 10
0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8
Faktor air-semen
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 40
70 70 70 70
60 60 60 60
Perbandingan agregat halus (%)
1
50 50 50 50
1 2
1
2
40 40 2 40 40
3
2
3
3 4
30 3 30 30 4 30
4
4
20 20 20 20
10 10 10 10
0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8
Faktor air-semen
70 70 70 70
60 60 60 60
Perbandingan agregat halus (%)
50 50 50 50 1
1
40 40 1 40 40 2
1
2
2 3
30 2 30 30 30
3 4
3
3 4
4
20 4 20 20 20
10 10 10 10
0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8 0.2 0.4 0.6 0.8
Faktor air-semen
P K
B j camp = B j ag.hls + B j ag.ksr
100 100 ..............................(2.10)
dengan :
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 41
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ada dapat diambil sebesar 2,5
untuk agregat tidak dipecah atau alami, untuk agregat pecahan diambil 2,60
dan 2,70.
Dengan data berat jenis agregat campuran dari langkah 18 dan kebutuhan
air tiap meter kubik betonnya maka dengan grafik 2.4. Dapat diperkirakan
a. Dari berat jenis agregat campuran pada langkah 17 dibuat garis kurva berat
jenis gabungan yang sesuai dengan garis kurva yang paling dekat dengan
b. Kebutuhan air yang diperoleh pada langkah (11) dimasukan dalam grafik
2.4., kemudian dari nilai ini ditarik garis vertikal ke atas sampai mencapai
c. Dari titik potong ini kemudian ditarik garis horizontal ke kiri sehingga
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 42
2700
2500
2.9
2400
2.8
2.7
2300
2.6
2.5
2200
2.4
Gambar 2.8 Grafik Perkiraan berat isi beton yang telah selesai
dipadatkan.
Wcampuran = Wbeton − A − S
......................................(2.11)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 43
P
W pasir = Wcampuran
100 ......................................(2.12)
kebutuhan bahannya. Koreksi harus dilakukan minimum satu kali per hari.
( A − A1 ) ( A − A2 )
1. Air : A− h B− k C
100 100 .............(2.14)
( A − A1 )
2. Agregat halus : B+ h B
100 ......................................(2.15)
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 44
( A − A2 )
3. Agregat kasar : C+ k C
100 ......................................(2.16)
dengan :
TUGAS AKHIR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II - 45
Tabel / Reverensi
No Uraian Nilai Satuan
Perhitungan
Kuat tekan yang disyaratkan, pada umur 28
1. hari : Ditetapkan ..... MPa
2. Deviasi standar (s) : (Tabel 2.7) ..... MPa
3. Nilai tambah / Margin (m) : Ditetapkan ..... MPa
4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f'cr) : (1) + (3) ..... MPa
5. Jenis semen : Ditetapkan .....
6. Jenis agregat kasar : Ditetapkan .....
7. Faktor air-semen : (Gambar 2.3) .....
8. a. Faktor air-semen maksimum : (Tabel 2.8) .....
b. Digunakan faktor air-semen yang rendah : (7) atau (8) .....
9. Nilai slump : (Tabel 2.10) ..... mm
10. Ukuran maksimum butiran agregat kasar : (Tabel 2.11) ..... mm
11. Kebutuhan air : Ditetapkan ..... ltr
12. Kebutuhan semen Portland : (Tabel 2.11) ..... kg
13. a. Kebutuhan semen portland minimum : (11)/(8.b) ..... kg
b. Digunakan kebutuhan semen Portland : (12) atau (13) .... kg
14. a. Penyesuaian jumlah air : Tetap ..... ltr
b. Penyesuaian jumlah faktor air-semen : Tetap .....
15. Zona / Daerah gradasi agregat halus : (Tabel 2.13) .....
16. Persentase agregat halus terhadap campuran : (Gambar 2.4.b) ..... %
17. Berat jenis agregat campuran : Ditetapkan ....
18. Berat beton : (Gambar 2.5) ..... kg/m3
19. Kebutuhan campuran pasir dan split : (18)-(11)-(13.b) ..... kg/m3
20. Kebutuhan agregat halus (pasir) : ((16)/100) x (19) ..... kg/m3
21. Kebutuhan agregat kasar (split) : (19)-(20) ..... kg/m3
Kesimpulan :
Volume Berat beton Air Semen Agr. halus Agr. kasar
.... m3 ......kg ..... ltr ......kg ....kg .......kg
TUGAS AKHIR