Pertemuan 5
Pertemuan 5
Pertemuan 5
PERTEMUAN 5
BETON
Beton adalah suatu pencampuran bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah atau
bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai
bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton
berlangsung.
Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran, merupakan komponen utama
beton. Komposisi campuran beton terdiri dari agregat halus, agregat kasar, semen, dan air yang dapat
berupa :
1. Air + semen = Pasta
2. Air + semen + Agregat halus = Mortar
3. Air + semen + Agregat halus + Agregat kasar = Beton
BETON
Dalam beberapa perencanaan campuran beton, proporsi semen, air, pasir dan kerikil atau batu pecah
diperoleh dari hasil percobaan perhitungan untuk menghasilkan mutu beton yang dikehendaki. Jadi
beton yang direncanakan dengan baik harus dapat menunjukkan 3 hal nyata yang menghasilkan:
1. Suatu campuran yang ekonomis.
2. Mudah dikerjakan pada saat masih beton segar.
3. Sifat-sifat yang disyaratkan tercapai setelah mengeras
SIFAT-SIFAT BETON
Sifat-sifat beton perlu diketahui untuk mendapatkan mutu beton yang diharapkan sesuai tuntutan
konstruksi dan umur bangunan yang bersangkutan. Pada saat segar atau sesaat setelah dicetak, beton
bersifat plastis dan mudah dibentuk. Sedang pada saat keras, beton memiliki kekuatan yang cukup
untuk menerima beban. Sifat beton segar yang baik sangat mempengaruhi kemudahan pengerjaan
sehingga menghasilkan beton dengan berkualitas baik.
SIFAT-SIFAT BETON
1. Workabilitas
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan
dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan pembentuk beton.
Taiji saji (1984) menguraikan bahwa sifat workabilitas beton segar ditandai dengan enam karakter
yaitu : konsistensi, plasticity (plastisitas), placeability (kemudahan dituang), flowability (keenceran),
finishability (kemudahan dirapikan), dan pumpability (kemudahan dipompa).
SIFAT-SIFAT BETON
Sedang Newman dalam Murdock (1999) menuliskan bahwa sekurangkurangnya tiga sifat yang
terpisah dalam mendefinisikan sifat ini, yaitu:
1. Kompakbilitas, kemudahan beton dipadatkan
2. Mobilitas, kemudahan beton mengalir dalam cetakan
3. Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren dan stabil
selama dikerjakan atau dipadatkan.
Pengamatan workabilitas beton di lapangan pada umumnya dilakukan dengan slump test. Pengetesan
ini merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan stabilitas beton.
SIFAT-SIFAT BETON
Selain itu workabilitas dapat juga diamati dengan mengukur faktor kepadatan, yaitu rasio antara
berat actual beton dalam silinder dengan berat beton dalam kondisi padat pada silinder yang sama.
Faktor kepadatan memberikan indikasi bahwa tingkat kemampuan beton tersebut dipadatkan.
Murdock (1986) membuat suatu hubungan antara Tingkat workabilitas, nilai slump dan faktor
kepadatan adukan sebagai berikut :
SIFAT-SIFAT BETON
2. Bleeding
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan air dari pasta
semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam beton segar cenderung untuk naik ke
permukaan.
Adapun penyebab bleeding menurut Neville (1981:224) adalah ketidakmampuan bahan padat
campuran untuk menangkap air pencampur. Ketika bleeding sedang berlangsung, air campuran
terjebak di dalam kantong-kantong yang terbentuk antara agregat dan pasta semen (matriks).
Sesudah bleeding selesai dan beton mengeras, kantongkantong menjadi kering ketika berlangsung
perawatan dalam keadaan kering.
SIFAT-SIFAT BETON
SIFAT-SIFAT BETON
3. Segresi
Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton. Neville (1981:223)
menuliskan bahwa terdapat dua bentuk segregasi beton segar yaitu:
a. Partikel yang lebih kasar cenderung memisahkan diri dari partikel yang lebih halus
b. Terpisahnya air semen dari adukan
SIFAT-SIFAT BETON
Segregasi sangat besar pengaruhnya terhadap sifat beton keras. Jika tingkat segregasi beton sangat
tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton juga tinggi. hal ini dapat berupa keropos, terdapat
lapisan yang lemah dan berpori, permukaan nampak bersisik dan tidak merata Murdock (1986)
menuliskan bahwa segregasi disebabkan oleh :
a. Penggunaan air pencampur yang terlalu banyak
b. Gradasi agregat yang jelek
c. Kurangnya jumlah semen
d. Cara pengelolaan yang tidak memenuhi syarat
JENIS-JENIS BETON
Beton dapat juga disebut sebagai batu buatan terdiri dari aggregat yang diikat menjadi satu oleh
pasta semen, yaitu campuran semen dengan air yang setelah beberapa saat menjadi keras. Bilamana
butiran-butiran agregat tidak melebihi 4 mm, maka campuran itu disebut mortal. Selama masih dapat
dikerjakan, beton itu dianggap masih segar. Beton yang baru dituangkan dan segera dipadatkan
disebut beton hijau, sedangkan bila dalam masa mencapai kekerasannya, yaitu sampai 12 jam setelah
selesai pengecoran disebut beton muda.
JENIS-JENIS BETON
1. Berat volume
Untuk beton jenis ini ditentukan oleh agregat yang dipakai. Beton jenis ini dibagi dalam dua bagian
yaitu;
a. Beton berat
Beton ini mempunyai berat volume lebih besar dari 2,8 t/m3 dipakai untuk masa yang berat dan
dipakai untuk pelindung untuk sinar gama. Beton ini biasa digunakan untuk reactor.
b. Beton normal atau beton biasa
Dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat volume 1,8 – 2,8 t/m3. Jenis aggregatnya
antara lain pasir, kerikil, batu pecah, dan lain-lain.
c. Beton ringan
Berat volume beton ini 0,6 – 1,8 t/m3, dipakai untuk pembuatan lapis penyekat suara atau bangunan
yang memikul beban ringan
JENIS-JENIS BETON
2. Teknik Pembuatan
Berdasarkan teknik pembuatannya, beton dapat dibagi beberapa jenis yaitu;
a. Beton Biasa
Beton ini langsung dibuat dalam keadaan plastis, cara pembuatannya didasarkan atas beton siap
pakai dan beton dibuat dilapangan.
b. Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka dari suatu konstruksi yang
akan dibuat, jadi beton ini dipasang dalam keadaan mengeras.
c. Beton Prestrest
Beton ini dibuat dengan memberi tegangan dalam pada beton, sebelum beton tersebut mendapat
beban luar (kecuali berat sendiri beton).
JENIS-JENIS BETON
BETON PRECAST
JENIS-JENIS BETON
BETON PRESTREST
PERAWATAN BETON
Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam) serta dengan
menggunakan membran. Pemilihan cara mana yang digunakan semata-mata mempertimbangkan
biaya yang dikeluarkan.
Pembahasan dilakukan di laboratorium ataupun dilapangan. Pekerjaan perawatan dengan
pembahasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab
2. Menaruh beton segar dalam genangan air
3. Menaruh beton segar dalam air
4. Menyelimuti permukaan beton dengan air
5. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
6. Menyirami permukaan beton secara kontinyu
7. Melapisi permukaan beton dengan air dengan melakukan compound
PERAWATAN BETON
Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari :
1. Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete
2. Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama
3. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar
TERIMA KASIH
TUGAS 1
Adapun jenis-jenis alat uji lapangan yang tidak merusak beton (non destructive test) adalah sebagai
berikut:
1. Hammer test
2. Ultrasonic apparatus
3. Pull out test
4. Mini core drill
5. Penetration resistance test
6. Internal fracture test
7. Break off test
8. Pull off test
9. Chemical test loading test