Laporan Akhir Eksplorasi PT Pkbi 2022 Rev. 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN AKHIR

EKSPLORASI DI WILAYAH IUP


PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA,
KECAMATAN CIPATAT KABUPATEN BANDUNG
BARAT
RINGKASAN

1. Lokasi Kegiatan Eksplorasi

Daerah penyelidikan memiliki luas sekitar 15,70 Ha, yang terletak di Desa
Gunung Masigit dan Desa Cipatat Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat
Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak pada koordinat 107° 26’ 53,211” -
107° 26’ 35,063” BT dan 6° 49’ 40,227” - 6° 49’ 19,781” LS.

2. Status dan Kegunaan Lahan

Lahan yang ada di dalam lokasi IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI


INDONESIA seluas 15,7 ha merupakan lahan Hak Guna Usaha (HGU) dengan
luas 16,51 Ha. Lahan tersebut meruakan lahan perkebunan dan hutan hutan
rakyat, luas lahan Wilayah IUP kemudian disesuaikan dengan lahan HGU sesuai
dengan peraturan perundangan.

3. Tata Guna Lahan

Berdasarkan lampiran V Perda No.2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah KBB Tahun 2009 – 2029, daerah IUP PT PARAHYANGAN
KAPUR BUMI INDONESIA termasuk kedalam wilayah Budidaya Perkebunan
dan Hutan Rakyat (Gambar 1.5) pada kondisi di lapangan, sebagian besar
wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA ditumbuhi oleh
semak belukar pada daerah yang belum terbuka akibat penambangan.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA i


Peta Lokasi IUP

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA ii


Peta Lahan HGU PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA iii


Peta Rencana Pola Ruang Daerah IUP dan Sekitarnya

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA iv


4. Kondisi Geologi Regional

Satuan batuan tertua yang tersingkap di daerah kegiatan adalah Formasi


Rajamandala, dan secara berurutan ditindih oleh Formasi Citarum (Mts) Satuan
hasil gunung api tua (Qob), Satuan breksi dan lahar Gunung Tangkubanparahu
(Qyt), dan Aluvium. Formasi Rajamandala yang berumur Oligo-Miosen terdiri
atas dua anggota, yaitu Anggota Batugamping (Oml) dan Anggota Lempung,
Napal, Batupasir Kuarsa (Omc). Anggota Batugamping Formasi Rajamandala
(Oml) yang berketebalan sampai 650 m, terdiri atas Batugamping pejal sampai
batugamping berlapis dengan fosil foraminifera berlimpah. Anggota Lempung,
Napal, Batupasir Kuarsa Formasi Rajamandala (Omc) yang berketebalan sampai
1.150 m, terdiri atas lempung, lempung napalan, napal globigerina, batupasir
kuarsa, dan konglomerat kerakal kuarsa.

5. Kegiatan Penyelidikan

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan terdiri atas pemetaan permukaan


(surface) dan bawah permukaan (sub-surface) serta tahap analisis data untuk
mengestimasikan potensi bahan galian yang ada pada rencana wilayah IUP.

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan diantaranya adalah:


a. Pemetaan Topografi
b. Pemetaan Geologi
c. Survey Geofisika

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA v


Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA vi


6. Hasil Penyelidikan
A. Pemetaan Geologi

Berdasarkan hasil pengamatan singkapan di lapangan, analisis peta


geologi regional lembar Cianjur pada wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR
BUMI INDONESIA terdapat komoditas batu gamping yang termasuk kedalam
formasi Rajamandala Anggota Batugamping. Anggota batugamping terdiri dari
batugamping pejal dan batugamping berlapis.

Singkapan Batugamping di Bekas Penggalian

B. Uji Laoratorium
Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifak fisik dari batu
gamping yang berada di wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI
INDONESIA. Pengujian dilakukan terhadap 2 sampel dengan hasil sebagai
berikut :
Hasil Uji Sifat Fisik

Dari hasil pengujian sifat fisik diketahui bahwa density rata – rata batu
gamping di lokasi IUP adalah sebesar 2,53 ton/m3.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA vii


C. Pemetaan Topografi
Pemetaan topografi di daerah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI
INDONESIA seluas 15,7 ha, menghasilkan peta topografi dengan skala 1:200.
Elevasi paling tinggi 770 m dpl berada di sebelah Timur Laut daerah IUP dan
elevasi terendah 584 m dpl berada di Barat Daya IUP.

D. Survey Geofisika
Pengukuran Geolistrik tahanan jenis ini dilakukan pada 5 Lintasan
pengukuran Geolistrik 2D dan 1 titik Pengukuran 1D yang tersebar di sekitar
lokasi penyelidikan.

Koordinat Lokasi Pengukuran Geolistrik

A B
KODE
X Y Z X Y Z
LINE 1 770352,7 9245035 632 770161,7 9244812 630
LINE 2 770353,6 9245126 613 770132,8 9244935 605
LINE 3 770417 9244830 787 770323 9244723 702
LINE 4 770391,3 9245053 636 770298,2 9244868 684
LINE 5 770128,1 9244700 630 770324,8 9244675 670
GL 01 770569,3 9244936 777
Catatan : A = Titik Awal Lintasan 2D
B = Titik Akhir Lintasan 2D

E. Interpretasi
Dari hasil pemetaan geologi , pemetaan topografi dan survey geolistrik,
kemudian di interpretasikan kondisi lithologi di wilayah IUP PT PARAHYANGAN
KAPUR BUMI INDONESIA. Litologi wilayah IUP adalah sebagai berikut :

1. Batu gamping
2. Batu gamping Pejal
3. Lempung

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA viii


Peta Geologi Detail PT PKBI

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA ix


F. Estimasi Sumber daya

Beberapa asumsi dan batasan yang digunakan dalam perhitungan antara


lain:

1. Batas kedalaman vertikal sesuai dengan batas penyebaran batuan


sesuai dengan hasil interpretasi data tahanan jenis dan pengamatan
visual di lapangan hingga elevasi 600;
2. Peta topografi skala 1:4.000 dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh
PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA;
3. Batas area potensi merupakan luas wilayah IUP dikurangi oleh area
konservasi tebing 90 citatah dan area fasilitas PT PKBI;
4. Estimasi menggunakan satuan tonase dengan densitas batu gamping
rata – rata 2,53 ton/m3.
5. Estimasi potensi menggunakan métode kontur.
6. Geological losses sebesar 10%
7. Kondisi endapan batuan menggunakan korelasi dari interpretasi data
tahanan jenis dan pengamatan visual di lapangan.

Total estimasi potensi batuan berdasarkan hasil perhitungan dengan


metode kontur didapatkan jumlah potensi di daerah penyelidikan adalah sebagai
berikut :
Estimasi Sumber Daya Komoditas Batuan (Batu Gamping)

Sumber Daya
Tereka Terunjuk Terukur Luas
No Nama Blok Lithologi
Volume Tonase Volume Tonase Volume Tonase (Ha)
(m3) (ton) (m3) (ton) (m3) (ton)
1 BLOK PKBI Batu gamping 5.156.918 13.047.003 7,89

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA x


Peta Batasan Wilayah Estimasi Sumber daya Batu Gamping

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xi


Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN............................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR TABEL...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... I-1


1.1. Latar Belakang ............................................................................ I-1
1.1.1. Status dan Kegunaan Lahan ............................................. I-1
1.2. Maksud dan Tujuan..................................................................... I-2
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan........................................................ I-4
1.3.1. Administratif dan Geografis................................................ I-4
1.3.2. Kesampaian Wilayah ......................................................... I-6
1.4. Keadaan Umum Lingkungan ....................................................... I-8
1.4.1. Sosial Budaya .................................................................... I-8
1.4.2. Pendidikan ......................................................................... I-8
1.4.3. Kesehatan.......................................................................... I-9
1.4.4. Agama ............................................................................... I-10
1.4.5. Iklim dan Curah Hujan ....................................................... I-10
1.4.6. Topografi............................................................................ I-14
1.4.7. Vegetasi ............................................................................. I-16
1.4.8. Tata Guna Lahan ............................................................... I-16
1.4.9. Infrastruktur........................................................................ I-18
1.5. Waktu Pelaksanaan .................................................................... I-19
1.6. Metoda dan Peralatan ................................................................. I-20
1.6.1. Pemetaan Geologi Detail ................................................... I-20
1.6.2. Pemetaan Topografi .......................................................... I-21
1.6.3. Penyelidikan Geofisika ...................................................... I-21

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xii


Daftar Isi

1.6.4. Pengujian Laboratorium ..................................................... I-24


1.6.5. Estimasi Sumberdaya ........................................................ I-24
1.7. Pelaksana ................................................................................... I-25

BAB II GEOLOGI ..................................................................................... II-1


2.1. Geologi Regional ........................................................................ II-1
2.1.1. Litologi ............................................................................... II-1

BAB III KEGIATAN PENYELIDIKAN ...................................................... III-1


3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan ................................................ III-1
3.2. Penyelidikan Lapangan ............................................................... III-1
3.2.1. Pemetaan Geologi ............................................................. III-2
3.2.2. Pemetaan Topografi .......................................................... III-3
3.2.3. Survei Geofisika................................................................. III-3

BAB IV HASIL PENYELIDIKAN .............................................................. IV-1


4.1. BLOK PKBI ................................................................................. IV-1
4.1.1. Pemetaan Geologi ............................................................. IV-1
4.1.2. Pemetaan Topografi .......................................................... IV-3
4.1.3. Survei Geofisika................................................................. IV-5
4.2. Estimasi Sumber daya ................................................................ IV-19
4.2.1. Metoda ............................................................................... IV-19
4.2.2. Parameter Estimasi .......................................................... IV-19
4.2.3. Jumlah Estimasi Sumber Daya .......................................... IV-21

BAB V LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA ........................... V-1


5.1. Lingkungan ........................................................................... V-1
5.2. Keselamatan Pertambangan ................................................ V-2

BAB VI KEUANGAN ............................................................................... VI-1


6.1. Biaya langsung Personil ....................................................... VI-1
6.2. Biaya langsung Non Personil ................................................ VI-1

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xiii


Daftar Isi

6.3. Rekapitulasi Biaya Eksplorasi ............................................... VI-2

BAB VII KESIMPULAN............................................................................ VII-1


5.1. Kesimpulan ................................................................................. V-1
5.2. Saran .......................................................................................... V-2

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xiv


Daftar Isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Lahan HGU PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA........... I-3


1.2 Peta Lokasi IUP.................................................................................. I-7
1.3 Grafik Curah Hujan Rata – rata Bulanan (2010-2021) ....................... I-12
1. 1 Peta Topografi Regional Daerah IUP dan Sekitarnya ....................... I-15
1.4 Semak Belukar di Lokasi Penyelidikan ............................................... I-16
1.5 Peta Rencana Pola Ruang Daerah IUP dan Sekitarnya .................... I-17
1.6 Peta jalan Provinsi Jawa Barat ........................................................... I-18
1.7 Susunan Konvensional Elektroda Arus Dan Potensial ....................... I-22
1.8 Konfigurasi Pengukuran ..................................................................... I-23
1.9 Konfigurasi Wenner ............................................................................ I-23
1.2 Hubungan Sumber Daya dan Cadangan (SNI 4726:2011) ................ I-25
2.1 Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan...................................... II-3
3.1 Susunan Konvensional Elektroda Arus Dan Potensial ....................... III-4
3.2 Kegiatan Pengukuran Tahanan Jenis ................................................ III-4
3.3 Peta Lokasi Pengukuran Geolistrik PT PKBI ...................................... III-5
4.1 Singkapan Batugamping di Bekas Penggalian ................................... IV-1
4.2 Peta Topografi Detail PT PKBI ........................................................... IV-4
4.3 Peta Lokasi Pengukuran Geolistrik PT PKBI ...................................... IV-6
4.4 Kegiatan pengukuran Line 1............................................................... IV-7
4.5 Penampang Interpretasi Line 1 .......................................................... IV-8
4.6 Kegiatan pengukuran Line 2............................................................... IV-9
4.7 Penampang Interpretasi Line 2 .......................................................... IV-10
4.8 Kegiatan pengukuran Line 3............................................................... IV-11
4.9 Penampang Interpretasi Line 3 .......................................................... IV-12
4.10 Kegiatan pengukuran Line 4 ............................................................. IV-13
4.11 Penampang Interpretasi Line 4 ........................................................ IV-14

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xv


Daftar Isi

4.12 Kegiatan pengukuran Line 5 ............................................................. IV-15


4.13 Penampang Interpretasi Line 5 ........................................................ IV-16
4.14 Kegiatan pengukuran GL 1............................................................... IV-17
4.15 Peta Geologi Detail PT PKBI ............................................................ IV-18
4.16 Peta Batasan Wilayah Estimasi Sumber daya Batu Gamping .......... IV-20

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xvi


Daftar Isi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Daftar Koordinat Batas Wilayah IUP .................................................. I-4
1.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Citatah .................. I-8
1.3 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Cipatat ............................................ I-9
1.4 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson ....................................... I-11
1.5 Curah Hujan daerah Bandung dan Sekitarnya ................................... I-13
1.6 Kelas jalan .......................................................................................... I-19
1.7 Jadwal Kegiatan Eksplorasi................................................................ I-19
1.8 Peralatan Kegiatan Pemetaan Geologi Detail .................................... I-20
1.9 Peralatan Kegiatan Penyelidikan Geofisika ........................................ I-24
3.1 Koordinat Lokasi Pengukuran Geolistrik............................................. III-4
4.1 Acuan GSI Lapangan ......................................................................... IV-2
4.2 Hasil Uji Sifat Fisik .............................................................................. IV-3
4.3 Koordinat Lokasi Pengukuran Geolistrik............................................. IV-5
4.4 Interpretasi GL 1 ................................................................................. IV-17
4.5 Estimasi Sumber Daya Komoditas Batuan (Batu Gamping)............... IV-21
6.1 Anggaran Biaya Langsung Personil ................................................... VI-1
6.2 Anggaran Biaya Langsung Non-Personil ........................................... VI-2
6.3 Rekapitulasi Biaya Eksplorasi ............................................................ VI-2

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xvii


Daftar Isi

DAFTAR LAMPIRAN

A. PERIZINAN
B. PETA – PETA
C. PENGAMATAN LAPANGAN, UJI LABORATORIUM

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xviii


Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan material hasil penambangan khususnya batuan saat ini


semakin banyak, seiring dengan berkembang pesatnya pertumbuhan
infrastruktur di Indonesia khususnya daerah Jawa Barat. Material batu gamping
sebagai komoditas batuan banyak terdapat di wilayah kecamatan Cipatat
Kabupaten Bandung Barat berdasarkan pada penyelidikan – penyelidikan
terdahulu.

Komoditas batuan (Batu Gamping) di daerah kecamatan Cipatat pada


umumnya digunakan sebagai bahan dasar industri serta dipergunakan sebagai
material – material bangunan yang sudah dipergunakan sejak lama oleh
masyarakat sekitar wilayah kecamatan Cipatat maupun daerah lain di provinsi
Jawa Barat.

Kegiatan eksplorasi pendahuluan diperlukan untuk mengetahui potensi


batuan (batu gampig) di suatu lokasi. Pemilihan metode yang cepat dan tepat
diperlukan untuk tercapainya kegiatan eksplorasi yang tepat guna, efisien dan
praktis. Salah satu metode eksplorasi yang dipergunakan yaitu metode
pemetaan geologi, pemetaan topografi dan survey geofisika geolistrik tahanan
jenis.

1.1.1. Status dan Kegunaan Lahan

Lahan yang ada di dalam lokasi IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI


INDONESIA seluas 15,7 ha merupakan lahan Hak Guna Usaha (HGU) dengan
luas 16,51 Ha. Lahan tersebut meruakan lahan perkebunan dan hutan hutan

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-1


Pendahuluan

rakyat, luas lahan Wilayah IUP kemudian disesuaikan dengan lahan HGU sesuai
dengan peraturan perundangan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan Eksplorasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi


mengenai kondisi geologi, bentuk dan sebaran serta kualitas dan kuantitas
endapan bahan galian yang merupakan batu gamping yang berada di dalam
wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA.

Tujuan dari laporan ini adalah


1. Mengatahui bentuk topografi kondisi saat ini
2. Mengetahui kondisi geologi permukaan
3. Mengetahui kondisi geologi bawah permukaan
4. Mengetahui bentuk dan sebaran batu gamping di wilayah IUP
5. Mengestimasi Sumber daya batu gamping di wilayah IUP

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-2


Pendahuluan

Gambar 1.1 Lahan HGU PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-3


Pendahuluan

1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan


1.3.1. Administratif dan Geografis

Daerah penyelidikan memiliki luas sekitar 15,70 Ha, yang terletak di Desa
Gunung Masigit dan Desa Cipatat Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat
Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak pada koordinat 107° 26’ 53,211” -
107° 26’ 35,063” BT dan 6° 49’ 40,227” - 6° 49’ 19,781” LS. Berikut merupakan
daftar Koordinat wilayah :

Tabel 1.1 Daftar Koordinat Batas Wilayah IUP

Bujur Timur Lintang Selatan


NO 0 0
‘ " ‘ "
1 107 26 42,873 6 49 24,893
2 107 26 46,983 6 49 24,893
3 107 26 46,983 6 49 19,781
4 107 26 51,585 6 49 19,781
5 107 26 51,585 6 49 22,571
6 107 26 50,864 6 49 22,571
7 107 26 50,864 6 49 24,452
8 107 26 53,033 6 49 24,452
9 107 26 53,033 6 49 27,054
10 107 26 49,568 6 49 27,054
11 107 26 49,568 6 49 29,283
12 107 26 48,733 6 49 29,283
13 107 26 48,733 6 49 29,881
14 107 26 47,843 6 49 29,881
15 107 26 47,843 6 49 30,432
16 107 26 47,263 6 49 30,432
17 107 26 47,263 6 49 30,825
18 107 26 46,588 6 49 30,825
19 107 26 46,588 6 49 31,253
20 107 26 45,809 6 49 31,253
21 107 26 45,809 6 49 31,874
22 107 26 45,323 6 49 31,874
23 107 26 45,323 6 49 34,151
24 107 26 46,202 6 49 34,151
25 107 26 46,202 6 49 33,237
26 107 26 46,979 6 49 33,237
27 107 26 46,979 6 49 32,225
28 107 26 47,986 6 49 32,225
29 107 26 47,986 6 49 31,700
30 107 26 48,667 6 49 31,700
31 107 26 48,667 6 49 31,208
32 107 26 49,250 6 49 31,208
33 107 26 49,250 6 49 30,651

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-4


Pendahuluan

Bujur Timur Lintang Selatan


NO 0 0
‘ " ‘ "
34 107 26 49,898 6 49 30,651
35 107 26 49,898 6 49 29,933
36 107 26 50,315 6 49 29,933
37 107 26 50,315 6 49 29,084
38 107 26 50,735 6 49 29,084
39 107 26 50,735 6 49 28,174
40 107 26 51,120 6 49 28,174
41 107 26 51,120 6 49 27,225
42 107 26 52,617 6 49 27,225
43 107 26 52,617 6 49 28,488
44 107 26 53,211 6 49 28,488
45 107 26 53,211 6 49 29,557
46 107 26 52,535 6 49 29,557
47 107 26 52,535 6 49 30,114
48 107 26 51,753 6 49 30,114
49 107 26 51,753 6 49 30,606
50 107 26 50,909 6 49 30,606
51 107 26 50,909 6 49 31,360
52 107 26 49,970 6 49 31,360
53 107 26 49,970 6 49 31,987
54 107 26 48,995 6 49 31,987
55 107 26 48,995 6 49 32,642
56 107 26 48,284 6 49 32,642
57 107 26 48,284 6 49 33,261
58 107 26 47,830 6 49 33,261
59 107 26 47,830 6 49 35,310
60 107 26 48,566 6 49 35,310
61 107 26 48,566 6 49 40,227
62 107 26 47,345 6 49 40,227
63 107 26 47,345 6 49 39,217
64 107 26 46,606 6 49 39,217
65 107 26 46,606 6 49 38,835
66 107 26 46,098 6 49 38,835
67 107 26 46,098 6 49 38,313
68 107 26 45,057 6 49 38,313
69 107 26 45,057 6 49 37,701
70 107 26 43,882 6 49 37,701
71 107 26 43,882 6 49 37,284
72 107 26 37,618 6 49 37,284
73 107 26 37,618 6 49 36,786
74 107 26 42,295 6 49 36,786
75 107 26 42,295 6 49 34,684
76 107 26 38,296 6 49 34,684
77 107 26 38,296 6 49 35,106
78 107 26 36,734 6 49 35,106
79 107 26 36,734 6 49 33,877
80 107 26 35,562 6 49 33,877
81 107 26 35,562 6 49 33,297
82 107 26 35,063 6 49 33,297
83 107 26 35,063 6 49 31,830

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-5


Pendahuluan

Bujur Timur Lintang Selatan


NO 0 0
‘ " ‘ "
84 107 26 35,774 6 49 31,830
85 107 26 35,774 6 49 30,980
86 107 26 36,686 6 49 30,980
87 107 26 36,686 6 49 30,129
88 107 26 37,593 6 49 30,129
89 107 26 37,593 6 49 29,214
90 107 26 38,532 6 49 29,214
91 107 26 38,532 6 49 28,494
92 107 26 39,408 6 49 28,494
93 107 26 39,408 6 49 27,545
94 107 26 40,505 6 49 27,545
95 107 26 40,505 6 49 26,662
96 107 26 41,607 6 49 26,662
97 107 26 41,607 6 49 25,777
98 107 26 42,353 6 49 25,777
99 107 26 42,353 6 49 25,254
100 107 26 42,873 6 49 25,254

1.3.2. Kesampaian Wilayah

Kegiatan eksplorasi pendahuluan ini dilakukan di rencana Wilayah Usaha


Pertambangan PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA yang terletak di
Desa Gunungmasigit dan Desa Cipatat Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung
Barat. Lokasi Penyelidikan berjarak kurang lebih 26 Km dari pusat Kota Bandung.
Perjalan ke lokasi kegiatan dapat ditempuh selama 45 menit menggunakan
kendaraan roda 4.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-6


Pendahuluan

Gambar 1.2 Peta Lokasi IUP

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-7


Pendahuluan

1.4. Keadaan Umum Lingkungan


1.4.1. Sosial Budaya

Jumlah penduduk di Kecamatan Cipatat pada tahun 2020 tercatat


sebanyak 134.541 jiwa yang tersebar 12 Desa. Jumlah penduduk terbesar
berada di Desa Rajamandala Kulon dan jumlah penduduk terendah berada di
Desa Cirawamekar. Kepadatan penduduk Kecamatan Cipatat adalah sebesar
14.200 Jiwa/Km2. Penduduk Desa Gunung masigit pada tahun 2020 tercatat
sebanyak 17.223 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 1.619 Jiwa/Km 2.

Tabel 1.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Citatah

Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk


No Desa (Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Rajamandala Kulon 19.197 17,03 1.127
2 Ciptaharja 15.997 14,14 1.131
3 Cipatat 13.302 6,97 1.908
4 Citatah 18.298 16,28 1.124
5 Gunungmasigit 17.223 10,64 1.619
6 Cirawamekar 5.317 11,17 476
7 Nyalindung 6.075 3,79 1.603
8 Sumurbandung 8.996 12,77 704
9 Kertamukti 9.355 11,59 807
10 Sarimukti 6.377 12,67 503
11 Mandalasari 6.405 4,20 1.525
12 Mandalawangi 7.999 4,78 1.673
Jumlah 134.541 126,03 14.200
Sumber : BPS, Kecamatan Cipatat Dalam Angka Tahun 2021

1.4.2. Pendidikan

Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Cipatat pada tahun


2020 terdapat 53 Sekolah Dasar Negeri (SD), 6 Sekolah Menengah Pertama 1
Sekoah Menengah Atas dan 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dari
keseluruhan jumlah fasiltas pendidikan di Kecamatan Cipatat, terdapat 4 sekolah
dasar (SD) dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terdapat di Desa
Gunungmasigit.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-8


Pendahuluan

Tabel 1.3 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Cipatat

Sekolah Sekolah Sekolah


Sekolah
Menengah Menengah Menengah
No Desa Dasar
Pertama Atas Kejuruan
(SD)
(SMP) (SMA) (SMK)
1 Rajamandala Kulon 7 1 0 4
2 Ciptaharja 6 2 1 2
3 Cipatat 7 0 0 0
4 Citatah 6 1 0 1
5 Gunungmasigit 4 0 0 1
6 Cirawamekar 4 1 0 0
7 Nyalindung 3 1 0 1
8 Sumurbandung 4 0 0 0
9 Kertamukti 4 0 0 0
10 Sarimukti 1 0 0 1
11 Mandalasari 3 0 0 0
12 Mandalawangi 4 0 0 1
Jumlah 53 6 1 11
Sumber : BPS, Kecamatan Cipatat Dalam Angka Tahun 2021

1.4.3. Kesehatan

Dalam upaya menciptakan penduduk yang berkualitas, maka perlu juga


diperhatikan kualitas kesehatan penduduknya, Keberadaan fasilitas kesehatan
ditambah pelayanan kesehatan yang baik merupakan salah satu usaha untuk
dapat mewujudkan hal tersebut.

Fasilitas – fasilitas kesehatan tersebar di beberapa Desa di wilayah


Kecamatan Cipatat, diantaranya adalah 2 Rumah Sakit Bersalin, 4 Poliklinik, 3
Puskesmas dan 9 Apotek. Diantara fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada, tidak
terdapat fasilitas kesehatan yang berada di wilayah Desa Gunungmasigit.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-9


Pendahuluan

1.4.4. Agama

Penduduk di Kecamatan Cipatat tidak seluruhnya beragama Islam, Di


setiap desa terdapat fasilitas peribadatan berupa masjid, musholla, dan
langgar/surau, Terutama untuk fasilitas berupa langgar/surau dapat dipastikan
berjumlah lebih dari satu di tiap – tiap desa.

Masyarakat Kecamatan Cipatat merupakan masyarakat yang


agamis/religius, Hal ini terlihat dari adanya pelaksanaan berbagai kegiatan
keagamaan yang dilaksanakan secara rutin, Keberadaan lembaga keagamaan
semisal DKM, juga merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat
yang agamis, selain tentu saja ditunjang oleh tersedianya berbagai fasilitas
peribadatan.

Jumlah penduduk Kecamatan Cipatat yang menganut agama Islam


berjumlah 134.357 Jiwa, penganut agama Protestan berjumlah 121 jiwa,
penganut agama katolik berjumlah 58 jiwa dan penganut agama budha
berjumlah 5 jiwa. Di Desa Gunungmasigit terdapat 17.223 jiwa penganutt agama
islam.

1.4.5. Iklim dan Curah Hujan

Sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson sangat terkenal di Indonesia dan


banyak digunakan pada jenis tanaman tahunan, Schmidt-Ferguson (1951) dalam
(Tjasyono, 2006) menggunakan nilai perbandingan (Q) antara rata-rata
banyaknya bulan kering (Md) dan rata-rata banyaknya bulan basah (Mw) dalam
satu tahun. Klasifikasi ini tidak memasukkan unsur suhu karena menganggap
amplitudo suhu pada daerah tropika sangat kecil, untuk menentukan bulan kering
dan bulan basah maka kategorinya adalah sebagai berikut :

a. Bulan Kering : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan
< 60 mm.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-10


Pendahuluan

b. Bulan Lembab : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan
60 – 100 mm.
c. Bulan Basah : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan >
100 mm.

Sedangkan untuk menentukan rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan


basah digunakan rumus sebagai berikut :

➢ Rata-rata bulan kering :


Dimana :
Md : Rata-rata bulan kering
Σ fd : Frekuensi bulan kering
T : Banyaknya tahun penelitian

➢ Rata-rata bulan basah :


Dimana :
Md : Rata-rata bulan basah
Σ fd : Frekuensi bulan basah
T : Banyaknya tahun penelitian

Tahapan Selanjutnya dalam metode Schmidt-Ferguson adalah


menentukan nilai Q dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :
Q : Tipe iklim SF
Md : Rata-rata bulan kering selama 12 tahun
Mw : Rata-rata bulan basah selama 12 tahun

Tabel 1.4 Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim Keterangan Kriteria (%)


A Sangat Basah 0<Q<14,33
B Basah 14,33<Q<33,3

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-11


Pendahuluan

Tipe Iklim Keterangan Kriteria (%)


C Agak Basah 33,3<Q<60,0
D Sedang 60,0<Q<100,0
E Agak Kering 100,0<Q<167,0
F Kering 167,0<Q<300,0
G Sangat Kering 300,0<Q<700,0
H Luar Biasa Kering 700,0<Q
Sumber : Handoko, 1994

Berdasarkan data curah hujan yang dihimpun dari tahun 2010 hingga
2021 (dataonline.bmkg.go.id) serta hasil analisis data curah hujan menggunakan
rumus Q, di daerah Penelitian didapatkan nilai Q sebesar 25%. Berdasarkan
klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson, daerah penelitian termasuk kedalam
daerah beriklim B (Basah).

Gambar 1.3 Grafik Curah Hujan Rata – rata Bulanan (2010-2021)

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-12


Pendahuluan

Tabel 1.5 Curah Hujan daerah Bandung dan Sekitarnya

Bulan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 24 353,3 14 63 20 82,9 26 216,9 20 253,9 15 167,3 20 391,5 19 68,3 23 190,8 24 231,4 18 207,6 25 148,6
Februari 25 557,1 11 76,7 23 303,7 21 249,6 12 81,5 16 179,7 22 194,3 22 196,3 21 239,3 23 269,3 21 336,6 18 153,9
Maret 28 531 17 89,4 17 155,5 23 304,8 20 246,6 20 264,5 24 376,2 26 396,5 24 292 23 223,3 24 290,8 24 309
April 15 93 25 381,5 23 290,8 23 285,8 15 195,1 20 231 25 523 23 210,8 20 297,5 22 298,9 20 271,4 17 177,2
Mei 19 345 23 193,4 17 257,1 21 170,9 21 176,7 14 208,1 22 317,8 13 222,3 12 123,9 20 243 17 292,3 15 238,9
Juni 15 131,9 6 117,6 5 60,5 12 231,5 17 173 4 50,4 19 139,3 12 68,4 4 33,4 4 26,5 9 30,3 17 92,4
Juli 17 220,8 9 77,2 4 34,2 13 159,1 13 164,8 1 0,3 20 182,3 1 7,9 1 0,3 3 13,4 7 63,7 5 33,2
Agustus 19 106,1 3 3,1 0 0 7 74,3 8 119,8 3 6,9 15 128,7 4 45,7 0 0 1 0,2 6 41,6 7 91,8
September 24 424,4 8 102,8 6 27 7 171,7 1 0,6 1 43,2 24 286,2 10 90,8 7 40,8 2 55 2 35,9 10 73
Oktober 21 292,2 14 103,6 14 125 5 35,8 4 60,8 3 34,5 22 362,3 23 345,3 15 124,8 9 84,2 18 327,3 19 218,4
November 25 401,4 25 321,4 24 537 7 64,1 20 246,8 16 419,4 27 442,5 23 442 22 483,2 22 270,9 19 207,3 24 454,3
Desember 22 237,5 23 259 29 636,9 18 325,6 18 235,5 21 307,4 14 62,1 16 129,9 21 322,9 24 315,5 27 261,8 26 198,5
total 254 3.693,70 178 1.788,70 182 2.510,60 183 2.290,10 169 1.955,10 134 1.912,70 254 3.406,20 192 2.224,20 170 2.148,90 177 2.031,60 188 2.366,60 207 2.189,20
Sumber : bmkg.go.id (Stasiun Geofisika Bandung 2010-2021)

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-13


Pendahuluan

1.4.6. Topografi

Lokasi IUP terletak di wilayah Kecamatan Cipatat yang memiliki ketinggian


berkisar antara 670 m dpl – 975 m dpl. Desa Gunung Masigit yang didominasi
oleh dataran dan perbukitan, elevasi meningkat ke arah Utara dan Selatan, Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4 Peta Topografi.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-14


Pendahuluan

Gambar 1. 1 Peta Topografi Regional Daerah IUP dan Sekitarnya

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-15


Pendahuluan

1.4.7. Vegetasi

Daerah Penyelidikan dan sekitarnya termasuk kedalam daerah Agri


Tanam Campur (Vegetasi non Budidaya Lainnya) berdasarkan peta
Bakosurtanal, dari kenampakan vegetasi di lapangan, semak belukar
mendominasi hampir seluruh wilayah penyelidikan diluar area penambangan.

Semak Belukar

Gambar 1.4 Semak Belukar di Lokasi Penyelidikan

1.4.8. Tata Guna Lahan

Berdasarkan lampiran V Perda No.2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah KBB Tahun 2009 – 2029, daerah IUP PT PARAHYANGAN
KAPUR BUMI INDONESIA termasuk kedalam wilayah Budidaya Perkebunan
dan Hutan Rakyat (Gambar 1.5) pada kondisi di lapangan, sebagian besar
wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA ditumbuhi oleh
semak belukar pada daerah yang belum terbuka akibat penambangan.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-16


Pendahuluan

Gambar 1.5 Peta Rencana Pola Ruang Daerah IUP dan Sekitarnya

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-17


Pendahuluan

1.4.9. Infrastruktur

Infrastruktur adalah seluruh fasilitas baik fisik maupun non fisik yang
sengaja dibangun pemerintah atau perorangan untuk mendukung terlaksananya
kegiatan masyarakat. Pembangunan infrastruktur merupakan hal penting yang
pengadaannya harus disegerakan karena berhubungan dengan kebutuhan
masyarakat sehari – hari dalam lingkup sosial dan ekonomi.

Di dekat wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA,


infrastruktur jalan terletak di sebelah Selatan dari IUP, Jalan ini merupakan jalan
provinsi. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Lokasi IUP

Gambar 1.6 Peta jalan Provinsi Jawa Barat

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-18


Pendahuluan

Berdasarkan kategori kelas jalan, jalan provinsi yang berada di sebelah Barat
IUP termasuk kedalam kelas IIIA. berdasarkan PP 43/1993 Tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan pasal 11, kelas jalan dibedakan menjadi :

Tabel 1.6 Kelas jalan

Sumber : Dinas Bina Marga Jawa Barat

1.5. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan eksplorasi di Wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI


INDONESIA akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan. Kegiatan ini mulai
dari persiapan, pengambilan data di lapangan, pengujian laboratorium dan
pembuatan laporan. Jadwal kegiatan penyelidikan eksplorasi dapat dilihat pada
tabel 1.7.

Tabel 1.7 Jadwal Kegiatan Eksplorasi

Bulan 1 Bulan 2
No Kegiatan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 Persiapan
2 Pemetaan Geologi
3 Pengukuran Topografi
4 Penyelidikan Geofisika
5 Kajian Geologi
6 Analisis Laboratorium
7 Kajian Hidrogeologi
8 Pembuatan Laporan

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-19


Pendahuluan

1.6. Metoda dan Peralatan


1.6.1. Pemetaan Geologi Detail

Pengamatan singkapan di lapangan menggunakan metode pemetaan


lintasan, yaitu pengamatan singkapan atau batuan yang diinterpretasikan
dengan bantuan GPS navigasi dan Kompas Geologi. Setiap singkapan yang
ditemukan diukur kedudukannya serta keberadaannya. lnterpolasi antar
singkapan yang didukung oleh data hasil penyelidikan yang lain dapat
memperkirakan dimensi atau jumlah batu gamping dan sebarannya baik kearah
vertikal maupun horizontal serta ketebalan overburden (tanah penutup).

Pada pemetaan geologi detail ini juga akan dilakukan pengambilan


sampel dengan metode grab sampling. Metode ini dilakukan pada singkapan
batuan (bahan galian) yang ditemukan. Secara umum, metode grab sampling ini
merupakan teknik sampling dengan cara mengambil bagian (fragmen) yang
berukuran besar dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan)
yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat
ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Sampel yang didapatkan pada kegiatan pemetaan geologi akan dilakukan
pengujian di laboratorium.

Pada kegiatan pemetaan geologi detail digunakan beberapa peralatan,


yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.8.

Tabel 1.8 Peralatan Kegiatan Pemetaan Geologi Detail

Peralatan Jumlah Satuan


Palu geologi 1 Buah
Kompas geologi 1 Buah
GPS Handheld 1 Buah
Loop 1 Buah
Roll meter 1 Buah
Peta dasar 1 Buah
Buku lapangan 1 Buah
Kantong sample 1 Pack
Kamera Digital 1 unit

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-20


Pendahuluan

1.6.2. Pemetaan Topografi

Topografi (berasal dari kata “topos” yang berarti tempat dan “grapho” yang
berarti menulis) adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan benda langit
lain, seperti planet, satelit (alami, seperti bulan), dan asteroid. Hal itu juga
termasuk penggambarannya di peta. Ada dua teknik yang dapat membantu studi
topografi ini, yaitu survey secara langsung dan penginderaan jarak jauh (remote
sensing).

Survei topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi tanda-


tanda (features) buatan manusia maupun alamiah diatas permukaan tanah.
Survei topografi juga digunakan untuk menentukan konfigurasi medan (terrain).
Kegunaan survei topografi adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan
untuk gambar peta topografi. Gambar peta dari gabungan data akan membentuk
suatu peta topografi. Sebuah topografi memperlihatkan karakter vegetasi dengan
memakai tanda-tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal diantara
beberapa features dan elevasinya masing-masing diatas datum tertentu.

Proses pemetaan topografi sendiri adalah proses pemetaan yang


pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan survei
teristris. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan peralaatan ukur
tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat
dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan teknologi GIS maka
langkah dan proses perhitungan menjadi semakin mudah dan cepat serta
penggambarannya dapat dilakukan secara otomatis.

1.6.3. Penyelidikan Geofisika

Tahanan jenis listrik setiap litologi batuan bervariasi, sebagian besar


tergantung pada jumlah kandungan air dan ion-ion yang terlarut di dalam air.
Penyelidikan tahanan jenis dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah-

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-21


Pendahuluan

daerah dengan tahanan jenis yang berbeda. Distribusi nilai tahanan jenis di
bawah permukaan tanah dengan melakukan pengukuran dari atas permukaan
tanah. Berdasarkan hasil interpretasi data, maka tahanan jenis sebenarnya di
bawah permukaan tanah dapat diprediksikan. Tahanan jenis lapisan batuan
berhubungan dengan berbagai parameter-parameter geologi seperti kandungan
mineral, kandungan lempung, porositas, dan derajat kejenuhan air dalam batuan.
Metode ini dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke bawah permukaan
melalui titik elektroda sumber arus dan mengukur besarnya tegangan listrik. Hasil
pengukuran ini akan menghasilkan nilai tahanan jenis batuan di sepanjang
lintasan pengukuran. Penyebaran batuan diinterpretasi dengan memanfaatkan
perbedaan nilai tahanan jenis.

Prinsip dasar pengukuran metoda tahanan jenis adalah dengan


menginjeksikan arus listrik (I, mA) ke dalam bumi melalui 2 (dua) elektroda arus
dan mengukur respon tegangan listrik (V,mV) melalui 2 (dua) elektroda tegangan
(Gambar 1.7).

Gambar 1.7 Susunan Konvensional Elektroda Arus Dan Potensial

Pengukuran tahanan jenis 2D dengan konfigurasi Wenner. Metode ini


dipilih karena mampu memberikan informasi bawah permukaan secara
horisontal dan vertikal. Lintasan pengukuran tanahan jenis 2D dan data
pengukuran tahanan jenis (tanda +) diilustrasikan seperti Gambar 1.8 dan 1.9.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-22


Pendahuluan

Gambar 1.8 Konfigurasi Pengukuran

1 60

Gambar 1.9 Konfigurasi Wenner

Survey tahanan jenis ini dilakukan dengan serangkaian peralatan utama


pengukuran tahanan jenis dan peralatan pendukungnya. Peralatan ini terdiri dari
:
a. Resisitivity unit, merupakan peralatan utama untuk melakukan perekaman
data tahanan jenis.
b. Elektroda, merupakan alat yang menjadi media aliran arus listrik ke tanah.
c. Kabel, merupakan alat yang menghubungkan antara elektroda dengan
restivity unit.
d. Multi electrodes switching unit, merupakan alat yang menghubungkan
kabel dari masing-masing elektroda dengan peralatan utama.
e. Accu, merupakan alat untuk membangkitkan arus pada peralatan utama
f. Perlengkapan pendukung lainnya, yaitu pita ukur, kalkulator, kompas

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-23


Pendahuluan

Tabel 1.9 Peralatan Kegiatan Penyelidikan Geofisika

Peralatan Jumlah Satuan


Resistivity meter 2 unit
Elektroda 8 Buah
Rollmeter 2 Buah
Palu 4 Buah
GPS Handheld 2 Buah
Kamera Digital 2 unit
Alat Pelindung Diri (APD) 8 Set

1.6.4. Pengujian Laboratorium

Pengujian terhadap sampel dilakukan untuk mengatahui kualitas, sifat fisik


dan mekanik yang terdapat pada bahan galian batu gamping yang berada di
lokasi IUP. Pengujian sample dilakukan di Laboratorium Tambang Universitas
Islam Bandung.

1.6.5. Estimasi Sumberdaya

Estimasi sumberdaya batu gamping didasarkan atas hasil konstruksi pola


sebaran bahan galian batu gamping dari data singkapan, dan geolistrik tahan
jenis. Klasifikasi sumberdaya berdasarkan klasifikasi KCMI tahun 2011 (gambar
1.10). Klasifikasi sumberdaya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu measured (terukur),
indicated (terunjuk), dan inferred (tereka). Tingkatan klasifikasi ini dipengaruhi
oleh tingkat keyakinan terhadap kondisi geologi. Sumberdaya dengan tingkat
keyakinan paling tinggi masuk dalam klasifikasi measured (terukur). Sedangkan
klasifikasi dengan tingkat keyakinan paling rendah masuk ke dalam klasifikasi
inferred (tereka). Klasifikasi sumberdaya dapat meningkat menjadi cadangan bila
memenuhi persyaratan penambangan, pengolahan data, teknologi metalurgi,
infrastuktur, ekonomi, marketing, legalitas, lingkungan, sosial dan pemerintah.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-24


Pendahuluan

Gambar 1. 2 Hubungan Sumber Daya dan Cadangan (SNI 4726:2011)

Sumberdaya terukur merupakan sumberdaya batuan yang tonase,


densitas, bentuk dan karakteristik fisiknya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi, dan informasi
pengambilan dan pengujian sampel yang didapatkan melalui teknik yang tepat
dari lokasi – lokasi singkapan dan pengukuran geolistrik. Lokasi pengambilan
data secara spasial cukup untuk mengasumsikan kemenerusan dari bahan
galian.

1.7. Pelaksana

Dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi di lokasi IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA dilaksanakan oleh tim yang
ditunjuk oleh PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA dengan susunan
tim teknis sebagai berikut:

Koordinator Tim : Ir. Imas Hadijah


Tenaga Ahli Geofisika dan Geologi : Shatria Qintadali., S.T.
Tenaga Ahli Geoteknik &
Tenaga Ahli Pertambangan : Dindin Wahidin., ST
Tenaga Ahli Analisis Investasi : Lilis Martini., S.Pd
Juru Gambar : Tarmudin
Editor : Andri Nurfuadli

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I-25


Geologi

BAB II
GEOLOGI

2.1. Geologi Regional


2.1.1. Litologi

Satuan batuan tertua yang tersingkap di daerah kegiatan adalah Formasi


Rajamandala, dan secara berurutan ditindih oleh Formasi Citarum (Mts) Satuan
hasil gunung api tua (Qob), Satuan breksi dan lahar Gunung Tangkubanparahu
(Qyt), dan Aluvium. Formasi Rajamandala yang berumur Oligo-Miosen terdiri
atas dua anggota, yaitu Anggota Batugamping (Oml) dan Anggota Lempung,
Napal, Batupasir Kuarsa (Omc). Anggota Batugamping Formasi Rajamandala
(Oml) yang berketebalan sampai 650 m, terdiri atas Batugamping pejal sampai
batugamping berlapis dengan fosil foraminifera berlimpah. Anggota Lempung,
Napal, Batupasir Kuarsa Formasi Rajamandala (Omc) yang berketebalan sampai
1.150 m, terdiri atas lempung, lempung napalan, napal globigerina, batupasir
kuarsa, dan konglomerat kerakal kuarsa.

Secara regional kondisi Lithologi berdasarkan Peta Geologi Lembar


Cianjur (Sudjatmiko, 1972) adalah sebagai berikut :

ENDAPAN - ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125 m)


Lempung tufaan, batupasir tufaan, kerikil tufaan dan konglomerat tufaan.
Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran Batujajar.
Mengandung kongkresi-kongkresi batu gamping, sisa-sisa tanaman,
moluska airtawar dan tulang-tulang binatang bertulnag belakang.
Setempat mengandung sisipan breksi.

TUFA DARI G. TANGKUBAPARAHU


Pasir tufaan, lapili, bom-bom lava berongga dan kepingan andesit padat
yang bersudut (erupsi A menurut Van Bemmelen, 1934).

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA II-1


Geologi

HASIL GUNUNGAPI TUA (0-150 m): BREKSI, LAHAR, LAVA


Breksi Gunungapi, Breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukan
kekar lempengan dan tiang. Susunannya antara andesit dan basal.

FORMASI CITARUM, ANGGOTA BATUPASIR DAN BATULANAU


(1200 m)
Batupasir belapis sempurna berselingan dengan batulanau, batulemoung,
grauwacke dan breksi. Menunjukan sifat khas turbidit. Struktur sedimen
seperti perlapisan bersusun, "conclute lamination", "current ripple
lamination", tapak-tapak cacing, dll. terlihat berlimpah-limpah.

FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL, BATU


PASIR KUARSA (1150 m)
Lempung abu-abu tua sampai hitam, lempung napalan, napal globigerina,
batupasir kuarsa dan konglomerat kerakal kuarsa. Mengandung lembar-
lembar mika, jalur-jalur batubara dan ambar.

FORMASI RAJAMANDALA, ANGGOTA BATUGAMPING (0-650 m)


Batugamping pejal dan batugamping berlapis, kebanyakan berwarna
muda dengan foraminfera besar melimpah.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA II-2


Geologi

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Daerah Penyelidikan

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA II-3


Kegiatan Penyelidikan

BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan

Sebelum dilakukan kegiatan lapangan, terlebih dahulu dilakukan


persiapan berupa studi literatur dari penelitian terdahulu dan persiapan peralatan
lapangan. Peralatan untuk persiapan dan kegiatan lapangan yang digunakan
antara lain:

• Peta rupa bumi lembar Leles yang diterbitkan oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG) dengan skala 1:25.000.
• Peta Geologi Lembar Cianjur yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (P3G) dengan skala 1:250.000.
• Palu geologi
• Geographic Positioning System (GPS)
• Resistivity meter
• Peralatan pendukung lainnya

3.2. Penyelidikan Lapangan

Kegiatan eksplorasi pendahulu yang dilakukan terdiri atas pemetaan


permukaan (surface) dan bawah permukaan (sub-surface) serta tahap analisis
data untuk mengestimasikan potensi bahan galian yang ada pada rencana
wilayah IUP. Pemetaan permukaan terdiri dari pemetaan geologi terhadap
singkapan dan bongkahan bahan galian di dalam wilayah penyelidikan.
Beberapa objek yang diamati seperti karakterisik fisik, bidang kontak antar
batuan dan struktur jika ditemukan. Pemetaan bawah permukaan dilakukan
menggunakan metode pendekatan geofisika yaitu dengan metode geolistrik
tahanan jenis.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA III-1


Kegiatan Penyelidikan

3.2.1. Pemetaan Geologi


3.2.1.1. Lokasi dan Luasan

Lokasi survey geofisika dilakukan di sekitar lokasi IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA seluas 15,70 Ha. Rencana IUP PT
PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA terletak di Desa Gunungmasigit
dan Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat.

3.2.1.2. Metoda

Pengamatan singkapan di lapangan menggunakan metode penjejakan


langsung, yaitu pengamatan singkapan atau batuan yang diinterpretasikan
dengan bantuan GPS navigasi dan Kompas Geologi. Setiap singkapan yang
ditemukan diukur kedudukannya serta keberadaannya. lnterpolasi antar
singkapan yang didukung oleh data hasil penyelidikan yang lain dapat
memperkirakan dimensi atau jumlah batu gamping dan sebarannya baik kearah
vertikal maupun horizontal serta ketebalan overburden (tanah penutup).

3.2.1.3. Pengambilan Conto

Pengambilan conto dilakukan dengan menggunalan metode Grab


Sampling. Metode ini dilakukan pada singkapan batuan (bahan galian) yang
ditemukan. Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling
dengan cara mengambil bagian (fragmen) yang berukuran besar dari suatu
material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung
mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus).

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA III-2


Kegiatan Penyelidikan

3.2.2. Pemetaan Topografi


3.2.2.1. Lokasi dan Luasan

Lokasi pemetaan topografi dilakukan di sekitar lokasi IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA seluas 15,70 Ha. Rencana IUP PT
PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA terletak di Desa Gunungmasigit
dan Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat.

3.2.2.2. Metoda

Pemetaan Topografi menggunakan metode terestial dengan


menggunakan alat Total Station dalam pengukurannya. Titik – titik elevasi diukur
pada lokasi yang tersebar merata di dalam area pengukuran. Pengukuran
menggunakan polygon tertutup yang memungkinkan koreksi ketinggian dan
lokasi titik pengukuran yang lebih akurat.

3.2.3. Survei Geofisika


3.2.3.1. Lokasi dan Luasan

Lokasi survey geofisika dilakukan di sekitar lokasi IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA seluas 15,70 Ha. IUP PT
PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA terletak di Desa Gunungmasigit
dan Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat.

3.2.3.2. Metoda

Prinsip dasar pengukuran metoda tahanan jenis adalah dengan


menginjeksikan arus listrik (I, mA) ke dalam bumi melalui 2 (dua) elektroda arus
dan mengukur respon tegangan listrik (V,mV) melalui 2 (dua) elektroda tegangan.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA III-3


Kegiatan Penyelidikan

Gambar 3.1 Susunan Konvensional Elektroda Arus Dan Potensial

Gambar 3.2 Kegiatan Pengukuran Tahanan Jenis

Penyelidikan geofisika dengan menggunakan metode geolistrik ini


dilakukan di 5 Lintasan pengukuran Geolistrik 2D dan 1 titik Pengukuran 1D yang
tersebar di sekitar lokasi penyelidikan serta arah bentangan yang beragam
tergantung kondisi lapangan yang dilalui. Konfigurasi yang digunakan dalam
penyelidikan ini adalah konfigurasi Wenner untuk pengukuran 2D dan
konfigurasi Schlumberger untuk pengukuran 1D yang dimana dari kegiatan ini
dapat diketahui jenis batuan yang berada di bawah permukaan hingga
kedalaman tertentu hasil dari interpretasi nilai tahanan jenis dari setiap batuan.

Tabel 3.1 Koordinat Lokasi Pengukuran Geolistrik

Titik Awal Titik Akhir


KODE
X Y Z X Y Z
LINE 1 770352 9245035 632 770161 9244812 630
LINE 2 770353 9245126 613 770132 9244935 605
LINE 3 770417 9244830 787 770323 9244723 702
LINE 4 770391 9245053 636 770298 9244868 684
LINE 5 770128 9244700 630 770324 9244675 670
GL 01 770569 9244936 777

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA III-4


Kegiatan Penyelidikan

Gambar 3.3 Peta Lokasi Pengukuran Geolistrik PT PKBI

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA III-5


Hasil Penyelidikan

BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN

4.1. BLOK PKBI


4.1.1. Pemetaan Geologi

Kegiatan pemetaan geologi dilakukan dengan menggunakan metoda


deliniasi lapangan, interpretasi peta geologi regional, peta rupa bumi dan analisis
morfologi. Kegiatan pemetaan ini dilakukan di wilayah IUP PT PARAHYANGAN
KAPUR BUMI INDONESIA dan sekitarnya yang terletak di Desa Gunungmasigit
dan Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat.

A. Litologi

Berdasarkan hasil pengamatan singkapan di lapangan, analisis peta


geologi regional lembar Cianjur pada wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR
BUMI INDONESIA terdapat komoditas batu gamping yang termasuk kedalam
formasi Rajamandala Anggota Batugamping. Anggota batugamping terdiri dari
batugamping pejal dan batugamping berlapis.

Gambar 4.1 Singkapan Batugamping di Bekas Penggalian

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-1


Hasil Penyelidikan

Pada lokasi bekas penambangan yang berada di wilayah IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA terlihat perlapisan batugamping
klastika halus hingga sedang dengan sisipan batugamping klastika kasar. Hasil
pengamatan menunjukan bahwa kondisi batu gamping di lokasi IUP memiliki nilai
GSI 55. Berdasarkan Acuan GSI lapangan, batu gamping di lokasi IUP memiliki
kelas massa batuan sedang mendekati baik.

B. Geological Strenght Index (GSI)

Kegiatan pengamatan menggunakan scanline dilakukan pada 2 titik


pengamatan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan batuan
berdasarkan data struktur dan kondisi permukaan.

Tabel 4.1 Acuan GSI Lapangan

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-2


Hasil Penyelidikan

C. Uji Laboratorium

Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifak fisik dari batu


gamping yang berada di wilayah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI
INDONESIA. Pengujian dilakukan terhadap 2 sampel dengan hasil sebagai
berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Sifat Fisik

Dari hasil pengujian sifat fisik diketahui bahwa density rata – rata batu
gamping di lokasi IUP adalah sebesar 2,53 ton/m3.

4.1.2. Pemetaan Topografi


4.1.2.1. Hasil Pemetaan Topografi

Pemetaan topografi di daerah IUP PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI


INDONESIA seluas 15,7 ha, menghasilkan peta topografi dengan skala 1:200.
Elevasi paling tinggi 770 m dpl berada di sebelah Timur Laut daerah IUP dan
elevasi terendah 584 m dpl berada di Barat Daya IUP.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-3


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.2 Peta Topografi Detail PT PKBI

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-4


Hasil Penyelidikan

4.1.3. Survei Geofisika


4.1.3.1. Hasil Penelitian Survei Geolistrik Tahanan Jenis

Pengukuran Geolistrik tahanan jenis ini dilakukan pada 5 Lintasan


pengukuran Geolistrik 2D dan 1 titik Pengukuran 1D yang tersebar di sekitar
lokasi penyelidikan.

Tabel 4.3 Koordinat Lokasi Pengukuran Geolistrik

A B
KODE
X Y Z X Y Z
LINE 1 770352,7 9245035 632 770161,7 9244812 630
LINE 2 770353,6 9245126 613 770132,8 9244935 605
LINE 3 770417 9244830 787 770323 9244723 702
LINE 4 770391,3 9245053 636 770298,2 9244868 684
LINE 5 770128,1 9244700 630 770324,8 9244675 670
GL 01 770569,3 9244936 777
Catatan : A = Titik Awal Lintasan 2D
B = Titik Akhir Lintasan 2D

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-5


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.3 Peta Lokasi Pengukuran Geolistrik PT PKBI

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-6


Hasil Penyelidikan

4.1.3.2. Interpretasi dengan Data Geologi

Dari hasil pengukuran tahanan jenis, data kemudian diinterpretasikan.


Hasil interpretasi nilai tahanan jeins terhadap batuan terbagi kedalam 5 lintasan.

A. Line 1

Line 1 (Lintasan 1) berarah relatif utara selatan dengan koordinat titik awal
770.352 mT, 9.245.035 mU dan koordinat titik akhir lintasan 770.161mT,
9.244.812 mU. Lintasan 1 terletak di area jalan penambangan PT PKBI.

Gambar 4.4 Kegiatan pengukuran Line 1

Dari hasil pengukuran menggunakan konfigurasi wenner didapatkan nilai


resistivity berkisar antara 18,5 Ohm.m hingga lebih dari 4.814 Ohm.m. hasil
interpretasi dengan kondisi geologi menunjukan bahwa pada line 1 didominasi
oleh batu gamping hingga kedalaman 60 meter. Di sebelah utara lintasan ( meter
ke 80 hingga meter ke 110) kedalaman 20 meter terdeteksi lapisan lempung yang
diperkirakan merupakan satuan Formasi Rajamandala Anggota Batu Lempung,
Napal, Batu Pasir. Pada meter 200 lintasan terdeteksi batu gamping pejal yang
ditunjukan dengan nilai resistivity lebih dari 4.814 Ohm.m.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-7


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.5 Penampang Interpretasi Line 1

B. Line 2

Line 2 (Lintasan 2) berarah relatif utara selatan dengan koordinat titik awal
770.353 mT, 9.245.126 mU dan koordinat titik akhir lintasan 770.132 mT,
9.244.935 mU. Lintasan 2 terletak di area jalan penambangan PT PKBI.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-8


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.6 Kegiatan pengukuran Line 2

Dari hasil pengukuran menggunakan konfigurasi wenner didapatkan nilai


resistivity berkisar antara 0,116 Ohm.m hingga lebih dari 425 Ohm.m. hasil
interpretasi dengan kondisi geologi menunjukan bahwa pada line 2 didominasi
oleh batu gamping hingga kedalaman 40 meter. Di sebelah utara lintasan ( meter
ke 80 hingga meter ke 220) kedalaman 40 meter hingga 60 terdeteksi lapisan
lempung yang diperkirakan merupakan satuan Formasi Rajamandala Anggota
Batu Lempung, Napal, Batu Pasir. Hasil interpretasi pada line 2 menunjukan
bahwa lapisan batu gamping dialasi oleh lapisan lempung formasi Rajamandala.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-9


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.7 Penampang Interpretasi Line 2

C. Line 3

Line 3 (Lintasan 3) berarah relatif utara selatan dengan koordinat titik awal
770.417mT, 9.244.830 mU dan koordinat titik akhir lintasan 770.323 mT,
9.244.723 mU. Lintasan 3 terletak di area puncak tebing 90.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-10


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.8 Kegiatan pengukuran Line 3

Dari hasil pengukuran menggunakan konfigurasi wenner didapatkan nilai


resistivity berkisar antara 31,2 Ohm.m hingga lebih dari 10.574 Ohm.m. hasil
interpretasi dengan kondisi geologi menunjukan bahwa pada line 3 didominasi
oleh batu gamping hingga kedalaman 50 meter.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-11


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.9 Penampang Interpretasi Line 3

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-12


Hasil Penyelidikan

D. Line 4

Line 4 (Lintasan 4) berarah relatif utara selatan dengan koordinat titik awal
770.391 mT, 9.245.053 mU dan koordinat titik akhir lintasan 770.298 mT,
9.244.868 mU. Lintasan 4 terletak di area penambangan PT PKBI.

Gambar 4.10 Kegiatan pengukuran Line 4

Dari hasil pengukuran menggunakan konfigurasi wenner didapatkan nilai


resistivity berkisar antara 0,583 Ohm.m hingga lebih dari 12.795 Ohm.m. hasil
interpretasi dengan kondisi geologi menunjukan bahwa pada line 3 didominasi
oleh batu gamping hingga kedalaman 40 meter. Pada kedalaman lebih dari 20
meter terdeteksi batu gamping pejal.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-13


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.11 Penampang Interpretasi Line 4

E. Line 5

Line 5 (Lintasan 5) berarah relatif Barat Timur dengan koordinat titik awal
770.128 mT, 9.244.700 mU dan koordinat titik akhir lintasan 770.324 mT,
9.244.675 mU. Lintasan 5 terletak di kaki tebing 90.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-14


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.12 Kegiatan pengukuran Line 5

Dari hasil pengukuran menggunakan konfigurasi wenner didapatkan nilai


resistivity berkisar antara 0,363 Ohm.m hingga lebih dari 367 Ohm.m. hasil
interpretasi dengan kondisi geologi menunjukan bahwa pada line 3 didominasi
oleh lempung dari meter 30 hingga meter ke 200. Batu gamping terdeteksi pada
meter 0 hingga meter 30. Dari hasil interpretasi dapat dilihat bahwa sebelah
selatan kaki tebing 90 merupakan area dengan litologi lempung.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-15


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.13 Penampang Interpretasi Line 5

F. GL 1

GL 1 terletak pada koordinat 770. 569 mT, 9.244.935 mU. Pengukuran GL


01 dilakukan untuk mendeteksi ketebalan lapisan soil dan batuan di bawah titik
pengukuran. Lokasi pengukuran titik GL 1 terletak di daerah yang masih tertutup
soil.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-16


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.14 Kegiatan pengukuran GL 1

Hasil interpretasi data pada pengukuran GL 01 terdeteksi 5 lapisan yang


terdiri dari 2 litology. Lapisan pertama merupakan lapisan soil dengan nilai
resistivity 16,94 Ohm.m terdeteksi hingga kedalaman 1,23 meter. Lapisan 2
hingga lapisan 5 terdeteksi lapisan batu gamping dengan nilai resistivity 88,72
Ohm.m hingga 305,52 Ohm.m.

Tabel 4.4 Interpretasi GL 1

KODE
FROM TO DEPTH RESISTIVITY LITHO
TITIK
0 1,23 1,23 16,94 SOIL
1,23 37,73 36,5 194,09 Batu Gamping
GL-01 37,73 52,49 14,76 305,52 Batu Gamping
52,49 103,58 51,09 88,72 Batu Gamping
103,58 110 6,42 113,02 Batu Gamping

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-17


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.15 Peta Geologi Detail PT PKBI

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-18


Hasil Penyelidikan

4.2. Estimasi Sumber daya


4.2.1. Metoda

Model estimasi Potensi Batuan menggunakan metode Kontur lapisan


batuan hasil interpretasi nilai tahanan jenis batuan. Estimasi potensi merupakan
pengitungan volume batuan di wilayah rencana IUP PT PARAHYANGAN
KAPUR BUMI INDONESIA. Bukti kemenerusan endapan menggunakan korelasi
dari interpretasi data tahanan jenis dan pengamatan visual di lapangan.

4.2.2. Parameter Estimasi

Beberapa asumsi dan batasan yang digunakan dalam perhitungan antara


lain:

1. Batas kedalaman vertikal sesuai dengan batas penyebaran batuan


sesuai dengan hasil interpretasi data tahanan jenis dan pengamatan
visual di lapangan hingga elevasi 600;
2. Peta topografi skala 1:4.000 dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh
PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA;
3. Batas area potensi merupakan luas wilayah IUP dikurangi oleh area
konservasi tebing 90 citatah dan area fasilitas PT PKBI;
4. Estimasi menggunakan satuan tonase dengan densitas batu gamping
rata – rata 2,53 ton/m3.
5. Estimasi potensi menggunakan métode kontur.
6. Geological losses sebesar 10%
7. Kondisi endapan batuan menggunakan korelasi dari interpretasi data
tahanan jenis dan pengamatan visual di lapangan.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-19


Hasil Penyelidikan

Gambar 4.16 Peta Batasan Wilayah Estimasi Sumber daya Batu Gamping

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-20


Hasil Penyelidikan

4.2.3. Jumlah Estimasi Sumber Daya

Total estimasi potensi batuan berdasarkan hasil perhitungan dengan


metode kontur didapatkan jumlah potensi di daerah penyelidikan adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.5 Estimasi Sumber Daya Komoditas Batuan (Batu Gamping)

Sumber Daya
Tereka Terunjuk Terukur Luas
No Nama Blok Lithologi
Volume Tonase Volume Tonase Volume Tonase (Ha)
(m3) (ton) (m3) (ton) (m3) (ton)
1 BLOK PKBI Batu gamping 5.156.918 13.047.003 7,89

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA IV-21


Lingkungan dan Keselamatan Kerja

BAB V
LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

5.1. Lingkungan

Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi


beberapa hal yaitu jenis kegiatan, orientasi lapangan, layanan pendukung,
layanan teknis, logistik, dan adiministrasi, koordinasi, komunikasi, dan
pengawasan, analisis dan integrasi data hasil eksplorasi, serta pengambilan
keputusan. Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan
tepat sasaran,

Untuk menunjang berhasilnya kegiatan eksplorasi dan berwawasan


terhadap lingkungan maka diperlukan penerapan manajemen menurut tingkatan
pelakunya antara lain:

1. Manajer Lapangan
• Meliputi manajemen kerja teknis individu
• Meliputi manajemen kerja teknis lapangan
• Meliputi manajemen eksternal dengan lingkungan/kantor setempat
2. Senior Eksplorasi
Konsentrasi dalam manjemen kerja secara teknis dan konsentrasi pada
perumusan tujuan penemuan.
3. Manajer eksplorasi
Merupakan gabungan manajemen yang kompleks, meliputi: manajemen
kerja individu, manajemen organisasi, reposiasi-reposisasi, serta
perumususan proyek-proyek baru, kerjasama, atau rencana penelitian di
lahan yang baru.

Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman,


ketebalan, kemiringan, penyebaran cadangan, penyebaran struktur yang ada

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA V-1


Lingkungan dan Keselamatan Kerja

serta data mengenai kekuatan batuan akan sangat memudahkan perencanaan


untuk kemajuan tambang terutama untuk menentukan dimensi dan kemiringan
bukaan tambang. Pada saat kegiatan eksplorasi data data tersebut dapat
diperoleh.

Pada saat kegiatan pengambilan data-data tersebut diperkirakan akan


menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, terutama terhadap lahan.
Pada saat kegiatan eksplorasi beberapa area akan terganggu dikarenakan area
dibuka sebagai akses jalan masuk untuk kegiatan tersebut serta beberapa area
akan terganggu dengan adanya kegiatan pengambilan conto sampel.

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan di IUP PT PARAHYANGAN KAPUR


BUMI INDONESIA memiliki dampak yang tidak terlalu signifikan terhadap
lingkungan. Hal tersebut dikarenakan:

1. Pengambilan conto sampel dilakukan pada singkapan bekas


penambangan dan pada area penambangan aktif.
2. Tidak adanya penggalian trenching atau test pit
3. Tidak adanya kegiatan pengeboran, karena lereng bekas penambangan
sudah cukup menggambarkan profil vertical batuan di daerah penelitian.
4. Penyelidikan geofisika dilakukan di area terbuka.
5. Pengamatan topografi dan geomorfologi dilakukan pada area yang
relative sudah terbuka.

5.2. Keselamatan Pertambangan

Dalam usaha pertambangan, sangat perlu diciptakan suasana dimana


para karyawan merasa keselamatan dan kesehatan kerjanya terjamin, sehingga
produktivitas kerja karyawan tinggi. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan
adalah jaminan sosial tenaga kerja, lingkungan kerja dan peralatan kerja operasi
penambangan Batuan.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA V-2


Lingkungan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian dari program


yang harus diperhatikan. Penerapan K3 khususnya di pertambangan ini
mengacu kepada peraturan menteri energi dan sumber daya mineral terbaru
yaitu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik
dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tercantum pada peraturan


menteri bagian ketiga mengenai pengelolaan keselamatan pertambangan dan
keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara serta
pengelolaan lingkungan hidup terdapat pada bagian keempat mengenani
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang,
serta pascaoperasi. Bagian-bagian tersebut bertanggung jawab kepada Kepala
Teknik serta membawahi langsung para pekerja tambang.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA V-3


Keuangan

BAB VI
KEUANGAN

Pelaksanaan kegiatan ekpsplorasi batuan pada lokasi IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA dengan luas 15,7 hektar
memerlukan biaya sebesar Rp 133.830.000 (Seratus Tiga Puluh Tiga Juta
Delapan Ratus Tiga Puluh Ribu). Perincian anggaran biaya untuk kegiatan
eksplorasi tersebut diuraikan pada tabel 6.1 hingga tabel 6.3.

6.1. Biaya langsung Personil

Berikut merupakan anggaran langsung personil meliputi upah tenaga ahli


dan biaya administrasi, selanjutnya disajikan pada tabel 6.1.

Tabel 6.1 Anggaran Biaya Langsung Personil

Biaya
No keterangan Kuantitas (Satuan) Total (Rp)
(Rp)
1 Pemetaan
- Topografi 15,7 Ha 900.000 14.130.000
- Geologi Lokal 15,7 Ha 750.000 11.775.000
2 Analisa Conto
- Uji Sifat Fisik dan mekanika batuan 2 Conto 500.000 1.000.000
3 Penyelidikan Lainnya
- Geolistrik Tahanan Jenis 15,7 Ha 1.500.000 23.550.000
Total Biaya langsung Personil 50.455.000

6.2. Biaya langsung Non Personil

Berikut merupakan anggaran langsung non-personil meliputi biaya survei,


penyewaan alat, pengujian laboratorium, serta pembuatan laporan yang
selanjutnya disajikan pada tabel 6.2.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA VI-1


Keuangan

Tabel 6.2 Anggaran Biaya Langsung Non-Personil

No keterangan Kuantitas (Satuan) Biaya (Rp) Total (Rp)


1 Pemetaan Geologi Detail 15,7 Ha 1.250.000 19.625.000
2 Pemetaan Topografi 15,7 Ha 1.500.000 23.550.000
3 Penyelidikan Geolistrik 15,7 Ha 1.000.000 15.700.000
4 Uji Laboratorium 2 Conto 2.250.000 4.500.000
5 Pelaporan 1 Laporan 20.000.000 20.000.000
Total Biaya langsung Non Personil 83.375.000

6.3. Rekapitulasi Biaya Eksplorasi

Berikut merupakan rekapitulasi anggaran biaya eksplorasi bahan galian


batuan di IUP PT PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA yang
selanjutnya disajikan pada tabel 6.3.

Tabel 6.3 Rekapitulasi Biaya Eksplorasi

No Kebutuhan Jumlah Biaya (Rp)


1 Biaya langsung personil 50.455.000
2 Biaya langsung non personil 83.375.000
Jumlah 133.830.000

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA VI-2


Kesimpulan

BAB VII
KESIMPULAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyelidikan dan pengolahan data yang telah dilakukan


di daerah penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada blok PKBI terdapat
potensi batu gamping. Hasil estimasi yang dilakukan pada batu gamping yang
berada di dalam wilayah blok PKBI menghasilkan jumlah sumberdaya sebagai
berikut:

Sumber Daya
Tereka Terunjuk Terukur Luas
No Nama Blok Lithologi
Volume Tonase Volume Tonase Volume Tonase (Ha)
(m3) (ton) (m3) (ton) (m3) (ton)
1 BLOK PKBI Batu gamping 5.156.918 13.047.003 7,89

Estimasi sumberdaya ini tidak semuanya dapat dikonversi menjadi


cadangan. Berbagai faktor pengubah akan menyebabkan estimasi cadangan
menjadi lebih kecil daripada estimasi sumber daya.

7.2. Saran

Pengembangan penambangan dilakukan ke arah Utara IUP PT


PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA karena potensi batu gamping
semakin bagus ke arah area yang masih belum terbuka.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA VII-1


Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. BarazzDahlin, Torleif. (1993), On the automation of 2D resistivity surveying for


engineering snd environmental applications, Depertemen of engineering
geology, Lund Institute of Technology, Lund University.
2. Bronto, Sutikno dan Hartono, Udi, (2006), “Potensi sumber daya geologi di
daerah Cekungan Bandung dan sekitarnya”, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1.
3. Edwards, L.S. (1977), A modified pseudosection for resistivity and IP. Geophysic,
vol 42.
4. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor :
1827.k/30/MEM/2018 tentang pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik.
5. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor :
1806.k/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi,
Persetujuan Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.
6. Loke, M.H. (2000), “Electrical Imaging Surveys for Environmental and
Engineering Studies”, Malaysia.
7. Loke, M.H. (1997), A combined and gauss-newton and quasi-newton inversion
method for the interpretation of apparent resistivity pseudosection, Penang,
Malaysia.
8. Koefoed, O (1979), Geosounding Principles 1, ESPC-Amsterdam, Oxford, New
York.
9. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Leles skala 1 : 25.000, bakosurtanal
10. Reynolds, J.M. ,(1997), “An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics”, John Wiley & Sons, Chicester.
11. Sudjatmiko (1972), “Peta Geologi Lembar Cianjur” , Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
12. Telford, W.M., dkk, (1990), “Applied Geophysics”, Cambridge University Press.

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA xix


Lampiran

LAMPIRAN

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA A


Lampiran

LAMPIRAN A
PERIZINAN

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA B


Lampiran

LAMPIRAN B
PETA – PETA

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA C


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA D


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA E


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA F


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA G


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA H


Lampiran

LAMPIRAN C
PENGAMATAN LAPANGAN,
UJI LABORATORIUM

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA I


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA J


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA K


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA L


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA M


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA N


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA O


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA P


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA Q


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA R


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA S


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA T


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA U


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA V


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA W


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA X


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA Y


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA Z


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA AA


Lampiran

LAPORAN AKHIR EKSPLORASI PT PARAHYANGAN KAPUR BUMI INDONESIA BB

Anda mungkin juga menyukai