01 Eksplorasi Eksploitasi Dan Pasca Tambang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 52

EKPLORASI, EKSPLOITASI /PROSE

PERTAMBANGAN Dan
KEGIATAN PASCA TAMBANG
Tahap Usaha Pertambangan
1. Tahap Penyelidikan Umum (General Survey)
2. Tahap Eksplorasi (Exploration)
3. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study), termasuk AMDAL
4. Tahap Konstruksi (Construction), yaitu pembangunan
prasarana dan sarana usaha pertambangan
5. Tahap Operasi dan Produksi (Operations & Production), yang
dulu dikenal dengan Tahap Eksploitasi
6. Tahap Penutupan Tambang (Mine Closure), termasuk
reklamasi, rehabilitasi dan revegetasi
• Eksplorasi diartikan sebagai kegiatan penyelidikan
geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian
untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian
kemungkinan dilakukanya penambangan
(sumber: SNI)
TUJUAN EKSPLORASI
• mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru,
• mengendalikan (menambah) pengembalian investasi yang ditanam,
sehingga pada suatu saat dapat memberikan keuntungan yang
ekonomis (laya k),
• mengendalikan (penambahanlpengurangan) jumlah cadangan,
dimanamcadangan merupakan dasar dari aktivitas penambangan
• mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri,
• diversifikasi sumberdaya alam,
• mengontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat
berkompetisi dalam persaingan pasar.
Tahapan Eksplorasi

4 Kegiatan Utama
1. Survei Tinjau
2. Prospeksi Umum
3. Eksplorasi Awal
4. Eksplorasi Rinci
Eksplorasi - Survei Tinjau
• Kegiatan pemetaan geologi regional, pemotretan udara, pengambilan citra satelit dan metode
survei tidak langsung lainnya  identifikasi daerah-daerah anomial atau meneraliasasi yang
prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
• Sasaran : identifikasi derah-daerah mineralisasi/ cebakan skala regional terutama hasil studi
geologi regional dan analisis pengindraan jarak jauh (remote sensing) untuk dilakukannya
pekerjaan pemboran.
• Pekerjaan tahap kegiatan:
– pemetaan geologi, skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000.
– Penyelidikan geologi & aspek geologi: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji.
• pemetaan geologi : melakukan pengamatan dan pengambilan contoh aspek geologi di lapangan.
– pengamatan yang dilakukan meliputi: Jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan
– pengambilan contoh berupa batuan terpilih.
• Pembuatan Sumur Uji, Survei Geofisika dengan Induced Polarization (IP) yang lebih dikenal dengan
survey geolistrik atau aeromagnetic survey, yaitu survei dari udara menggunakan pesawat terbang
(helicopter atau fixed wing) yang dilengkapi dengan perekam magnetic.
• Hasil dari Survei Tinjau ini berupa sumber daya mineral hipotetik sampai tereka.
Eksplorasi – Prospeksi Umum
• Prospeksi Umum  dilakukan untuk mempersempit dearah yang mengandung
cebakan mineral yang potensial.
• Kegiatan Penyelidikan  dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh
awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika, yang
tujuanya untuk mengidentifikasi besaran Sumber Daya Mineral yang perkiraan dan
kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di atas.
• kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan derah lebih kecil dengan skala peta 1 :
50.000 sampai dengan 1 : 25.000.
• Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis
batuan/stratigrafi dan struktur geologi yang berkembang).
• Pengambilan contoh pada derah prospek berdasarkan alterasi dan mineralisasi
dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa di laboratorium, sehingga
dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.
Eksplorasi - Awal
• deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi.
• Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5.000 sampai 1 :
1.000.
• Pengambilan conto dan analisis contoh.
• Penyelidikan geofisika: yaitu penyelidikan yang berdasarkan
sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah
permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survei ini
dilakukan pengukuran topografi, IP, Geomagnit, dan Geolistrik.
• Pemboran Inti  Hasilnya berupa jumlah perhitungan
sumberdaya bijih emas terunjuk dan terukur
Exsplorasi rinci

• tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci


dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang
telah diketahui dari dari percontohan singkapan,
paritan, dan lubang bor.
Eksploitasi – Proses Pertambangan

K3 tambang-
Penggalian

• kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis barang galian.

• Barang galian : unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan
endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan
radioaktif).
• digunakan bahan baku/ bahan penolong sektor industri & konstruksi.
• Hasil kegiatan penggalian : batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu
marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain-lain.
Penggolongan Kegiatan
• Kegiatan pemecahan ,peleburan, pemurnian & proses pengolahan
hasil pertambangan/penggalian  kegiatan industri.
• Kegiatan persiapan [pembuatan jalan, jembatan dari dan ke arah
lokasi penambangan, pengerukan, pemasangan pipa penyaluran dsb]
 kegiatan konstruksi.
• kegiatan eksplorasi & penelitian mengenai prospek barang tambang
dan mineral termasuk  jasa pertambangan.
• Kegiatan pengambilan, pembersihan dan pemurnian air untuk
dijadikan air bersih  sektor air minum.

Pertambangan

• kegiatan pengambilan endapan bahan galian


berharga, bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi,
baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di
bawah permukaan air.
• Hasil kegiatan : minyak dan gas bumi, batubara, pasir
besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih
tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan
Tahap kegiatan tambang

Prospeksi: – penyelidikan & pencarian  menemukan endapan bahan galian / mineral


berharga.

Eksplorasi: pekerjaan ketahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rerata & besarnya cadangan, "studi kelayakan"
endapan bahan galian/ mineral berharga yang telah diketemukan

Eksploitasi: pengambilan & pngangkutan endapan bahan galian/ mineral berharga sampai ke tempat penimbunan
dan pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran

Pengolahan/ Pemurnian/ Pengilangan


pekerjaan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan mineral berharga & yang tidak berharga, kemudian
membuang mineral yang tidak berharga tersebut (dapat dilakukan dengan cara kimia)
Produksi Tambang Mineral

• Sumber: Badan Pusat Stastistk


BAUKSIT
NIKEL

Sumber: bahan presentasi kuliah program studi t. metalurgi itb


EMAS

• Sumber PTFI
TEMBAGA
PERAK
• Sumber: Edie Kur
• http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium/Konservasi/49.%20konservasi%
20-%20Karimun,%20kep.riau.pdf nia Djunaedi, Utoyo dan Sutrisno
Underground Gold Mine

• https://www.youtube.com/watch?v=qp7bm24PDwcF
irst level
• https://www.youtube.com/watch?v=SRuH2gox_sc
Praktikum
• Kelompok Praktikum
• Carilah sebuah film mining proses link (1 kelompok 1 film, tidak boleh
sama
• Bagi ke tiap orang anggota kelompok, carilah risiko:
– Kimia
– Fisika
– Biologi
– Psikologi
– Ergonomi
– Lingkungan
– Gabung lingk Praktikum
MINE CLOSURE/ PASCA TAMBANG
Efek Tambang ke Lingkungan
• Perubahan kimiawi terutama berdampak terhadap
air tanah dan air permukaan
• perubahan morfologi dan topografi lahan
• perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan
kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa
flora dan fauna
• penurunan produktivitas tanah dengan akibat
menjadi tandus atau gundul.
Lahan Bekas Tambang sbg Ekosistem Rusak
• intensitas gangguan ekosistem dikategorikan
1. ringan: struktur dasar suatu ekosistem tidak terganggu  contoh:
pohon besar mati / roboh yang menyebabkan pohon lain rusak,
penebangan kayu selektif dan hati-hati,
2. Menengah: struktur hutannya rusak berat/hancur, namun
produktifitasnya tanahnya tidak menurun  misalnya
penebangan hutan primer untuk ditanami jenis tanaman lain (kopi,
coklat, palawija dan lain-lainnya),
3. Berat: struktur hutan rusak berat/hancur & produkfitas tanahnya
menurun, contohnya terjadi aliran lava dari gunung berapi,
penggunaan peralatan berat untuk membersihkan hutan, termasuk
dalam hal ini akibat kegiatan pertambangan.
• Metode pelindian heap leaching (Gambar 1) banyak digunakan untuk
pertambangan emas sedangkan pelindian dengan timbunan banyak
digunakan untuk pertambangan tembag
PENGELOLAAN LIMBAH / WASTE
• Limbah sejalan reklamasi, memperhatikan:
– Dampak K3 transportasi, simpan&gunakan Handak &
bahan kimia racun, radioaktif & debu
– Sifat geoteknik, konstruksi sipil landscaping, dam tailing
– ngelolaan (penampungan, pengendalian dan pembuangan)
lumpur (untuk pembuangan overburden yang berasal dari
sistem penambangan dredging dan semprot
– Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah
tanah
LIMBAH / WASTE
• Limbah sejalan reklamasi, memperhatikan:
– Luas & kedalaman zonasi mineral
– Jumlah yg ditambang, dibuang  menentukan lokasi
& desain penempatan limbah batuan
– Kemungkinan sifat racun limbah batuan
– Potensi air asam tambang
– Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat
penambangan bawah tanah
Penutupan Tambang – Mine Closure

Terdiri dari :
• REKLAMASI,
• REHABILITASI DAN,
• REVEGETASI
REKLAMASI
• REKLAMASi : kegiatan yang bertujuan memperbaiki
atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya
• Tujuan Reklamasi:
– mencegah erosi atau mengurangi kecepatan aliran
air limpasan
– menjaga lahan agar tidak labil dan lebih produktif
Penetapan Rencana Reklamasi
mempertimbangkan
• Pengisian kembali bekas
tambang, penebaran tanah
pucuk dan penataan kembali
lahan bekas tambang serta
penataan lahan bagi
pertambangan yang kegiatannya
tidak dilakukan pengisian kembali
Penetapan Rencana Reklamasi
mempertimbangkan
• Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing,
kestabilan lereng dan permukaan timbunan,
pengendalian erosi dan pengelolaan
• Sulfida logam yang masih terkandung
pada tailing atau waste merupakan pengotor yang
potensial akan menjadi bahan toksik dan penghasil
air asam tambang yang akan mencemari
lingkungan, pemanfaatan sulfida logam tersebut
merupakan salah satu alternatif penanganan.
Demikian juga kandungan mineral ekonomi yang
lain, diperlukan upaya pemanfaatan
Penetapan Rencana Reklamasi
mempertimbangkan
• Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya radiasi
• Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau
limbah batuan yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi
• Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang, potensi terjadinya AAT
dari bukaan tambang yang terlantar, pengelolaan tailing dan timbunan
limbah batuan (sebagai akibat oksidasi sulfida yang terdapat dalam bijih atau
limbah batuan)
• Penanganan potensi timbulnya gas metan dan emisinya dari tambang
batubara (Karliansyah, 2001).
• Penanganan/penyimpanan bahan galian yang masih potensial untuk menjadi
bernilai ekonomi baik dalam kondisi in-situ, berupa tailing atau wast
REHABILITASI
• REHABILITASI: pengembalian ke kondisi aman dan produktif
suatu kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh
kegiatan pertambangan
• kegiatan yang terus menerus dan berlanjut sepanjang umur
pertambangan sampai pasca tambang
• Tujuan (jangka pendek) :
– membentuk bentang alam (landscape) yang stabil terhadap
erosi
– engembalikan lokasi tambang ke kondisi yang
memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif.
• Bentuk lahan produktif tercapai  penyesuaian tataguna lahan pasca tambang, yang
tergantung pada faktor
– potensi ekologis lokasi tambang
– keinginan masyarakat serta pemerintah.

• Bekas lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus dipertahankan tetap terintegrasi
dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.
• Teknik rehabilitasi, meliputi
- regarding,
- reconturing,
- penanaman kembali permukaan tanah yang tergradasi
- penampungan dan pengelolaan racun dan air asam tambang (AAT) 
menggunakan penghalang fisik maupun tumbuhan untuk mencegah erosi atau
terbentuknya AAT
REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

1. Rekonstruksi Tanah
2. Revegetasi
3. Pencegahan Air Asam Tambang
4. Pengaturan Drainase
5. Tataguna lahan pasca tambang
1. REKONSTRUKSI TANAH
• rekonstruksi lahan dan pengelolaan tanah pucuk.
• Pada kegiatan ini, lahan yang masih belum rata harus
terlebih dahulu ditata dengan penimbunan kembali (back
filling) dengan memperhatikan jenis dan asal bahan
urugan, ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air
(drainase) yang kemungkinan terganggu.
• Pengembalian bahan galian ke asalnya diupayakan
mendekati keadaan aslinya. Ketebalan penutupan tanah
(sub-soil) berkisar 70-120 cm yang dilanjutkan dengan re-
distribusi tanah pucuk (Gambar 7).
2. REVEGETASI
• Perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikan ruang tubuh,
pemberian tanah pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar
dan pemberian kapur.
• Kendala : masalah fisik, kimia (nutrients dan toxicity), dan biologi.
– Masalah fisik tanah mencakup tekstur dan struktur tanah.
– Masalah kimia tanah berhubungan dengan reaksi tanah (pH),
kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity. pH yang rendah 
cara penambahan kapur.
– kendala biologi seperti tidak adanya penutupan vegetasi dan
tidak adanya mikroorganisme potensial dapat diatasi dengan
perbaikan kondisi tanah, pemilihan jenis pohon, dan
pemanfaatan mikroriza.
Revegetasi
• Ekologi : pemanfaatan spesies tanaman lokal dapat
beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidak untuk kondisi
tanah
•  perlu pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi
setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh,
misalnya sengon (adaptif untuk tambang),  dapat
mengubah iklim mikro pada lahan bekas tambang tersebut.
• keberhasilan dalam merestorasi lahan bekas tambang 
perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan
penggunaan pupuk.
• Evaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada
lahan bekas tambang, ditentukan
– persentasi daya tumbuhnya,
– persentasi penutupan tajuknya,
– pertumbuhannya,
– perkembangan akarnya,
– penambahan spesies pada lahan tersebut,
– peningkatan humus,
– pengurangan erosi, dan
– fungsi sebagai filter alam. (Rahmawaty, 2002).
PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG (AAT)
• Pencegahan  menghindari terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara bebas.
• Secara kimia kecepatan pembentukan asam tergantung  pH, suhu, kadar oksigen udara dan
air, kejenuhan air, aktifitas kimia Fe3+, dan luas permukaan dari mineral sulfida yang terpapar
pada udara.
• kondisi fisika, kecepatan pembentukan asam  cuaca, permeabilitas dari batuan, pori-pori
batuan, tekanan air pori, dan kondisi hidrologi.
• Penanganan AAT mencegah pembentukannya & menetralisir air asam yang tidak
terhindarkan terbentuk.
• Pencegahan pembentukan AAT  melokalisir sebaran mineral sulfida & menghindarkan agar
tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara
lain lempung, serta dihindari terjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air
tanah.
• Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk menghasilkan keluaran air yang aman untuk
dibuang ke dalam badan air. Penanganan dapat dilakukan juga dengan bahan penetral
(batugamping)  yaitu air asam dialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat
keasaman (Suprapto, 2002)
PENGATURAN DRAINASE
• Drainase lingkungan pasca tambang dikelola 
menghindari efek pelarutan sulfida logam dan bencana
banjir & menyebabkan rusak /jebolnya bendungan
penampung tailing serta infrastruktur lainnya.
• Kapasitas drainase memperhitungkan  iklim dalam
jangka panjang, curah hujan maksimum, periode banjir
besar periode waktu jangka panjang maupun pendek.
• Arah aliran yang tidak terhindarkan & harus meleweti
zona mengandung sulfida logam perlu pelapisan
pada badan alur drainase menggunakan bahan
impermeable  menghindarkan terbentuk AAT
Tata Guna Lahan tambang
• Lahan bekas tambang tidak selalu dekembalikan ke peruntukan semula. Hal ini
tertgantung pada penetapan tata guna lahan wilayah tersebut. Pekembangan
suatu wilayah menghendaki ketersediaan lahan baru yang dapat dipergunakan
untuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas tambang bauksit
sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi pengembangan kota
Tanjungpinang
Sumber

• https://www.agincourtresources.com/read-
agincourt/cari-tahu-pengertian-eksplorasi-
tambang/#:~:text=Dari%20definisi%20di%20atas%2C
%20dapat,menghasilkan%20sumber%20daya%20ala
m%20tertentu.
• www.sorikmas.co.id
• http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_c
ontent&id=609

Anda mungkin juga menyukai