Tugas Kerajaan Demak
Tugas Kerajaan Demak
Tugas Kerajaan Demak
“ KERAJAAN DEMAK”
Disusun Oleh :
Danu Fattahillah
Kelas :
7.10
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo
yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu
brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo )
“ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni
mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah
kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang
dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya
kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah
nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di
desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya
dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
a. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang
mengandung air ( rawa)
b. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof.
Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg
artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu
itu.
c. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya
pegangan atau pemberian.
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa
raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk
kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan
lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana
yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta
APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan
letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan
( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur
kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-
nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil (
setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya
islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai
pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga,
Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting
pada masa perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang memberi
nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan kekuatan potugis dan
membuat pertahanan yang kuat di Indonesia. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara
raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui
pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga
tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka peninggalan dari
kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari
pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan
Sunan Kalijaga. Di serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar
perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan
kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil peradaban Demak yang
sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :
Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-undang dan
peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara, sebagai kitab hukum, maka
di dalamnya antara lain menerangkan tentang pemimpin keagamaan yang pernah menjadi
hakim. Mereka disebut dharmahyaksa dan kertopapatti.
Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di Masjid
Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu nama Sunan Kalijaga.
Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu juga dikaitkan dengan nama
sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya
dipakai oleh imam-imam masjid.
Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad
XVI.
Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa.
Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat Islam
Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan kekhalifahan Ustmaniyah di Turki )
Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat,
pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para wali yang
sezaman dengan Kerajaan Demak.
Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa
yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya
“diislamkan”.
Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran serta Islam
dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih Unggul, disamping itu
peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.
Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan
menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga
perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan
pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang
terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk
membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan
kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa
menjadi raja Demak yang berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana
secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak.
Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang
Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia
timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa
hanyalah masjid Demak dan Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan
mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini.
Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang
lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingir adalah anak dari
Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta.
Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran
Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran
kalinyamat membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan
mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat.
Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran
Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng
Pamanahan. Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng
Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.
Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia
memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu
Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam,
Masjid Demak pun dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh para
pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan
bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan
daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra
Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang
Portugis, di terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah
dapat menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan
Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu,
Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa
Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi
bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun
1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha
hebat di Demak tentang siapa yang menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti
Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya. Para calon pengganti raja yang bertikai itu
adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda
Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya
merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut
takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke
dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda
Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu
malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui
kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya
diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan
sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun
tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud
dengan sisa-sisa tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati
Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan
Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang
berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada
tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa
gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan
sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan
persatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah,
yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak
berkembang dengan pesat. Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian
yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Kemajuan yang
dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demak
tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Para wali adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih
menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.
3.2 Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Demak di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib
mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati
yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara
budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti
kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama
menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kopi-ireng.com/2015/04/sejarah-kerajaan-demak.html
http://noviapingkanita.blogspot.co.id/
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-demak.html
http://salsazh.blogspot.com/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_12.html
http://miratriani.blogspot.com/2012/01/makalah-kerajaan-demak.html
http://adelliyanurkhoirunnisak.blogspot.com/2016/03/makalah-kerajaan-islam-demak-v.html