Sejarah Kerajaan Demak
Sejarah Kerajaan Demak
Sejarah Kerajaan Demak
Disusun Oleh :
1. Lailatul Yuni'mah
2. Rivalina Dwi Jayanti
3. Asti Noviana
4. Ayuk Miftakhul Jannah
5. Dwik Safitri
6. Avit Nur Ajizah
7. Risky Aris Ariani.
Kelas : X Farmasi 2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka terdapat beberapa rumusan masalah diataranya
yaitu :
1. Bagaiamana sejarah lahirnya kerjaan Demak?
2. Dimana letak kerjaan Demak?
3. Siapa saja yang pernah memimpin kerajaan Demak?
4. Bagaimana terjadinya peradaban kerajaan Islam Demak pada abad XVI?
III. PEMBAHASAN
A. Awal Kerajaan Demak
Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Demak, dan berdiri pada tahun 1478
M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra
Sengkala: Sirna hilang Kertaning Bumi, yang berarti tahun saka 1400 atau 1478 M.
Kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Fatah. Beliau selalu memajukan agama
islam di bantu oleh para wali dan saudagar Islam.
Raden Fatah nama kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah
putera raja Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan di
Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara
Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.
Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu
agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan
akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya
dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya
tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama
kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat
ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan
akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya
akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.
- Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati
Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan
Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda
dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya
tidak begitu pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati
Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar
Sultan Trenggana.
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk
menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati
unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada
perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka,
armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu
oleh menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan
kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus.
Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.
Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia
menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu
sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis. Adipati
Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M.
- Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada
tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah
pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk
menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada
Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan
kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta
(berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M
itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai,
seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang
Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan
kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal.
Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung
Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah,
yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
- Sunan Prawata
Sunan Prawata adalah nama lahirnya (Raden Mukmin) adalah raja
keempat Kesultanan Demak, yang memerintah tahun 1546-1549. Ia lebih
cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik. Pada masa
kekuasaannya, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan
Gresik, berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya. Menurut Babad Tanah
Jawi, ia tewas dibunuh oleh orang suruhan bupati Jipang Arya Penangsang, yang
tak lain adalah sepupunya sendiri. Setelah kematiannya, Hadiwijaya
memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, dan Kesultanan Demak pun
berakhir.
Sepeninggal Sultan Trenggana yang memerintah Kesultanan Demak tahun
1521-1546, Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta.Ia berambisi untuk
melanjutkan usaha ayahnya menaklukkanPulau Jawa. Namun, keterampilan
berpolitiknya tidak begitu baik, dan ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada
sebagai raja. Raden Mukmin memindahkan pusat pemerintahan dari kota Bintoro
menuju bukit Prawoto. Lokasinya saat ini kira-kira adalah desa Prawoto,
Kecamatan Sukolilo,Kabupaten Pati, Jawa Tengah.Oleh karena itu, Raden
Mukmin pun terkenal dengan sebutan Sunan Prawoto.
Pemerintahan Sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan seorang Portugis
bernama Manuel Pinto. Pada tahun 1548, Manuel Pinto singgah ke Jawa sepulang
mengantar surat untuk uskup agung Pastor Vicente Viegas di Makassar. Ia sempat
bertemu Sunan Prawoto dan mendengar rencananya untuk mengislamkan seluruh
Jawa, serta ingin berkuasa seperti sultan Turki. Sunan Prawoto juga berniat
menutup jalur beras ke Malaka dan menaklukkan Makassar.Akan tetapi, rencana
itu berhasil dibatalkan oleh bujukan Manuel Pinto.
Cita-cita Sunan Prawoto pada kenyataannya tidak pernah terlaksana.Ia
lebih sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan kekuasaannya. Satu per
satu daerah bawahan, sepertiBanten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang
bebas; sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.
2. Kehidupan Ekonomi
Letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan
Demak berkembang sebagai kerajaan maritim.
Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara
daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-
rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin
berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-
pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak
juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil
pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya
ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di
bidang ekonomi.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek. Namun, para rajanya merupakan pahlawan-
pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama mereka adalah Raden Fatah, yang berhasil
menjadikan negerinya sebagai sebuah negara independen pada masanya. Setelah itu
anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus) berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan
wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang
pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja
paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah
seorang mujahid besar yang di antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya
Islam ke daerah Jawa Barat. Dia wafat pada tahun 953 H/1546M.
Kebudayaan yang berkembang di kerajaan Demak bercorak Islam. Hal tersebut
tampak dari peninggalan-peninggalan sejarahnya berupa masjid, makam, batu nisan, kitab
suci Al-Quran, kaligrafi dan karya sastra. Sampai sekarang pun Demak di kenal sebagai
pusat pendidikan agama Islam.
B. Saran
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah ini,
menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat penulis hindari. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi
penulis khususnya.
V. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-Usairy, 2003, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana
H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, 2003, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Jakarta: PT. Pustaka
Utama Grafiti
Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk, 2007, Sejarah untuk SMA/SMA kelas XI IPS, Jakarta:
Grasindo
Nana Supriatna, 2007, Sejarah untuk kelas XI SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama
Syafi’i dan Sabil Huda, 1987, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk MTs kelas 3, Bandung:
CV. ARMICO