Abses Tuberkulosis
Abses Tuberkulosis
Abses Tuberkulosis
ABSTRACT
Tuberculosis is highly prevalent in developing countries. It is most commonly seen infecting the lungs but can also
be found as extrapulmonary tuberculosis (EPTB). Central nervous system (CNS) tuberculosis represented about 10% of
EPTB. The primary form of CNS TB is meningitis TB. There are however, other rarer forms, such as tuberculous brain
abscess (TBA). Abscesses are more commonly seen in immunocompromised patients. A 19 year old female came with a
complaint of headache for 1 week accompanied with recurrent fever, nausea, and vomiting. Physical examination shows
nuchal rigidity in the patient. Blood workup revealed that the patient was HIV negative. Primary lung tuberculosis was
found in the patient on chest x-ray. On brain MRI abscesses were found. The patient was given anti-tuberculous drug reg-
iment. Follow up brain MRI was performed 2 months after treatment with oral anti-tuberculous therapy 1x3 4 fixed drug
combination (FDC). Before treatment, brain MRI with contrast showed two ring enhanced lesions with irregular border
on the right cerebellum hemisphere with approximate size 2.8x2.6x1.8 cm (AP x transversal x height) with some satellite
nodules and enhancements on right tentorium cerebelli. There’s also another ring enhanced lesion with irregular border on
right frontal lobe pre central gyrus with approximate size 1.4x2x1.1 cm (AP x transversal x height) with perifocal oedema.
Follow up MRI after oral anti-tuberculous therapy showed decreased in size for both lesions. We documented one case
of brain tuberculosis in non HIV patient, which showed significant improvement after given oral anti-tuberculous drugs.
Keywords: extrapulmonary tuberculosis, tuberculosis, tuberculous brain abscess,
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi yang tinggi di negara berkembang. Pada um-
umnya tuberkulosis menginfeksi paru, akan tetapi dapat juga ditemukan sebagai tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis
sistem saraf pusat (SSP) mencakup 10% dari kasus tuberkulosis ekstra paru. Bentuk primer dari TB SSP adalah menin-
gitis TB, akan tetapi terdapat bentuk infeksi lainnya seperti tuberkuloma ataupun abses tuberkulosis. Abses tuberkulosis
biasanya terjadi pada pasien imunokompromais. Perempuan berusia 19 tahun datang dengan keluhan sakit kepala selama
1 minggu disertai demam yang rekuren, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik menunjukan adanya kaku kuduk. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa pasien HIV negatif. Pada foto rontgen thoraks ditemukan gambaran TB
paru primer. Pada MRI kepala ditemukan abses pada hemisfer cerebellum kanan berukuran 2,8x2,6 x1,8 cm (AP x trans-
versal x tinggi) disertai satelit nodul dan penyangatan pada tentorium serebeli, dan girus presentralis lobus frontalis kanan
berukuran 1,4x2x1,1 cm (AP x transversal x tinggi) disertai emeda perifokal. Pasien diterapi dengan menggunakan obat
anti tuberkulosis (OAT) 1x3 4 fixed drug combination (FDC). MRI kembali dilakukan dua bulan setelah pengobatan dan
menunjukan ukuran kedua abses mengecil. Telah dilaporkan sebuah kasus abses tuberkulosa otak pada remaja dengan HIV
negatif yang menunjukan perbaikan setelah dilakukan terapi dengan OAT.
Kata Kunci: abses tuberkulosa otak, tuberkulosis ekstra paru, tuberkulosis
*Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Jakarta. **Depertemen Radiologi Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta. Korespondensi:
[email protected]
Gambar 1. Foto thoraks AP menunjukan adanya fibroinfiltrat pada lapang tengah dan atas kedua paru
(lingkaran merah) disertai efusi pleura kiri (), sugestif tuberkulosis paru.
tuberkulosa adalah tuberkuloma yang juga ditemukan berbeda pada abses tuberkulosa akan menyebabkan
pada parenkim otak. Gambaran tuberkuloma pada gambaran T2 sebagai hiperintens pada bagian tengah
MRI bergantung pada tahap dari tuberkuloma itu dan hipointens pada perifer. Dapat ditemukan juga
sendiri. Noncaseating granuloma akan tampak edema perifokal dan efek massa. Gambaran post
hiperintens padda T2 dan hipointens pada T1, serta kontras akan menunjukan penyangatan berbentuk
menyangat kontras. Solid caseating granuloma cincin yang tipis dan seragam, akan tetapi dapat juga
akan terlihat hipointens baik pada T1 maupun T2, tebal dan ireguler pada pasien imunokompromais.6-7
meskipun pada T1 dapat terlihat sebagai hiperintens Diagnosis banding lain dapat berupa abses
pada tepinya. Bila terjadi likuifikasi inti tuberkuloma piogeni, yang juga menunjukan penyangatan kontras
atau caseous necrosis, maka bagian tengah akan tampak berbentuk cincin pada MRI dengan bentuk bulat/
hiperintens pada T2 disertai penyegatan berbentuk elips dan densitas rendah di bagian tengahnya.
cincin pada tepinya.6 Salah satu cara membedakan abses tuberkulosa
Gambar 2. MRI T1 dengan kontras sebelum pengobatan menunjukan lesi dengan penyangatan berbentuk cincin dengan
tepi ireguler pada hemisfer cerebellum kanan (A) potongan aksial, (B) potongan sagittal, (C) potongan koronal.
Gambar 3. MRI T1 dengan kontras setelah pengobatan 2 bulan menunjukan ukuran lesi disertai penyangatan yang lebih kecil
pada hemisfer cerebellum kanan (A) potongan aksial, (B) potongan sagittal, (C) potongan koronal.
Gambar 4. MRI T1 dengan kontras sebelum pengobatan menunjukan adanya lesi dengan penyegatan berbentuk cincin dengan tepi
ireguler pada gyrus presentralis lobus frontalis kanan (A) potongan aksial, (B) potongan sagittal, (C) potongan koronal.
Gambar 5. MRI T1 dengan kontras setelah penngobatan 2 bulan menunjukan penyangatan minimal pada gyrus presentralis
lobus frontalis kanan (A) potongan aksial, (B) potongan sagittal, (C) potongan koronal.