Jurnal 1
Jurnal 1
Jurnal 1
E-ISSN 2746-6876
Oleh:
Nasrun Nurma1, Angkasa Putra2,3,4*, Abdul Rauf1, Kamil Yusuf1, Made Mahendra
Jaya5, Hawati6, Rakhma Fitria Larasati5, Herianto Suriadin7, Sarifah Aini2, Eli
Nurlaela8
Email: [email protected]
1
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Muslim Indonesia,
Jl. Urip Sumoharjo No. Km 5, Panaikang, Kec. Panakkukang, Makassar,
Sulawesi Selatan, 90231
2
International Partnership Office Politeknik Ahli Usaha Perikanan,
Jl. AUP No. 1, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12520
3
Institute of Productivity, Research, Innovation, and Development for Fisheries,
Jl. AUP No. 1, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12520
4
Dewan Pakar Maritim Muda Nusantara, EightyEight@Kasablanka Tower A,
Jl. Raya Casablanca No. Kav. 88, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta, 12870
5
Program Studi Perikanan Tangkap, Politeknik Kelautan dan Perikanan
Jembrana
Pengambengan, Negara, Jembrana, Bali, 82218
6
Program Studi Teknik Penangkapan Ikan, Politeknik Kelautan dan Perikanan
Bone
Jl. Sungai Musi KM. 9, Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 92719
7
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia,
Jl. Urip Sumoharjo No. Km 5, Panaikang, Kec. Panakkukang,
Makassar, Sulawesi Selatan, 90231
8
Program Studi Teknologi Perikanan Tangkap, Politeknik Ahli Usaha Perikanan
Jl. AUP No. 1, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12520
ABSTRAK
Kata Kunci: Hard Coral; Kondisi Tutupan Karang; Line Intercept Transect;
TNTBR.
ABSTRACT
Keywords: Coral Cover Conditions; Hard Coral; Line Intercept Transect; TNTBR.
Fi = Frekuensi jenis
Frekuensi Jenis Biota Karang Pi = Jumlah plot yang
ditemukan jenis i
Frekuensi jenis biota karang ∑P = Jumlah semua plot
dan fauna karang dianalisis dengan 𝑹𝒇𝒊 = 𝑭𝒊/ ∑ 𝑭 × 𝟏𝟎𝟎
menggunakan formula menurut
Bengen (2000): Di mana :
Rfi = Frekuensi relatif
𝑭𝒊 = 𝑷𝒊/ ∑ 𝑷 Fi = Frekuensi jenis i
Di mana: ∑F = Frekuensi semua jenis
II 62,48
75 – 100
III 49,88 Baik Sekali
Rata-rata 47,51
Rata-rata Keseluruhan 56,48 Baik
Tabel 4. Hasil Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Pada Lokasi Penelitian
(Data Primer, 2021)
Stasiun
Kedalaman Rata -
Parameter Satuan I II III Baku Mutu
(m) Rata
(JRST) (JWP) (JZR)
Suhu °C 30.2 28 29.3 29.1 28 - 30
6
6
3 3
Jumlah kemunculan
4 2 2
2 0
0
ACB ACD ACE
Code Benthos
Kedalaman 12 meter Kedalaman 5 meter
10
10
7 7 7
Jumlah Kemunculan
8
6
3
4 2
1 1
2 0 0
0
ACB ACD ACE ACS ACT
Code Benthos
Kedalaman 12m Kedalaman 5m
Grafik hasil olah data pada 5 jenis Acropora Submassive (ACS) dengan
karang keras (Acropora) stasiun III frekuensi kemunculan 1. Menurut
yakni Acropora Branching (ACB), Rani et al. (2004), sebagai fast
Acropora Digite, (ACD), Acropora growing species, jenis karang
Encrusting (ACE), Acropora Acropora mampu bertahan dan
Submassive (ACS), dan Acropora mendominasi terumbu karang di
Tabulate (ACT) disajikan pada kedalaman 3 meter ke atas. Namun,
Gambar 5. Karang keras yang penyebab rendahnya pertumbuhan
mendominasi pada stasiun III adalah karang Acropora pada stasiun I
Acropora Branching (ACB) dengan disebabkan karena kelompok karang
frekuensi kemunculan mencapai 17, Acropora sudah banyak mengalami
dan yang paling rendah diketahui kerusakan akibat aktivitas manusia.
10
9
10 8
Jumlah Frekuensi
8
6 4
4 2 2 2
1
2 0 0
0
ACB ACD ACE ACS ACT
Code Benthos
Kedalaman 12m Kedalaman 5m
50 42
40
Jumlah Kemunculan 24
30
17
20
7
10 2
0
ACB ACD ACE ACS ACT
Code Benthos
Gambar 6. Total Frekuensi Kemunculan Karang Keras di Perairan Pulau Jinato