Makalah Arya Tebu
Makalah Arya Tebu
Makalah Arya Tebu
MAKALAH
Oleh:
ARYA DARMA
2004290014
AGROTEKNOLOGI 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pengampu mata
kuliah Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu yaitu ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida
Lubis M. P, Serta Para Asisten Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa
dan Tebu Abangda Dicky Zulkarnain Tanjung S.P dan Abangda Aditya Nur Cahyo
yang telah memberi arahan serta ilmu dalam pengerjaan makalah ini
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Budidaya Tanaman
Kakao, Kelapa dan Tebu dengan judul “Budidaya Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L) Dengan Penggunaan Pupuk Kandang”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. menulis skripsi ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. iii
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2
Rumusan Masalah............................................................................ 2
ISI ............................................................................................................... 3
Klasifikasi Ilmiah Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L) ...... 3
Teknik Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L) ....... 3
Peranan Pupuk Kandang Bagi Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L) ............................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 13
Kesimpulan...................................................................................... 13
Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
LAMPIRAN................................................................................................ 16
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Penanaman Tebu
(Saccharum officinarum L) .................................................................. 16
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tebu ialah salah satu komoditas perkebunan yang diutamakan sebagai
konsumsi dalam negeri yang menjadi bahan baku dalam produksi Gula Kristal Putih
(GKP) atau gula pasir. Meningkatnya konsumsi gula di Indonesia menyebabkan
meningkatnya tuntutan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar, Pengembangan tebu
tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, tetapi telah dilakukan
pengembangan di daerah baru yaitu di wilayah Indonesia Timur salah satunya Pulau
Sulawesi (Kusuma, 2017).
Perkembangan produksi gula pasir perkebunan besar (PB) dan perkebunan
rakyat (PR) dari tahun 2013 sampai dengan 2017 cenderung mengalami penurunan.
Produksi gula dari PB dan PR mengalami penurunan karena penurunan luas areal. Pada
tahun 2017 produksi gula mengalami penurunan menjadi 2,19 juta ton atau menurun
sebesar 172,06 ribu ton (7,28 persen) dibandingkan tahun 2016. Kekurangan pasokan
gula dalam negeri mengharuskan Indonesia melakukan impor gula dari berbagai negara.
Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 13 negara yang menjadi pemasok gula Indonesia
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019).
Faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tebu yaitu penggunaan bibit
serta kegiatan pemeliharaan tanaman tebu yang dilaksanakan dikebun. Peningkatan
produktivitas tebu dapat dipengaruhi oleh semakin baiknya tingkat teknologi yang
digunakaan pada saat kegiatan budidayanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas tebu adalah ketersediaan air, aplikasi biochar ke lahan pertanian (lahan
kering dan basah) dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air dan hara
(Insan, 2016).
Meskipun peluang pengembangan tebu di Indonesia sangat besar, masih terdapat
beberapa masalah yang dihadapi oleh petani tebu, seperti pengadaan bibit yang
berkualitas karena bibit sangat menentukan tingkat produktivitas. Bibit yang berkualitas
selain unggul secara genetik, pertumbuhan fisiknya harus sehat. Hal ini dicapai dengan
tersedianya unsur hara makro utama seperti Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Faktor
vi
penghambat yang lain adalah tidak tersedianya unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman pada kadar yang cukup (Mulyono, 2018).
Untuk mendapatkan bibit yang baik dan berkualitas maka perlu dilakukan
pemupukan diawal pembibitan. Pupuk yang diberikan pada bibit berdasarkan sifat
senyawanya ada dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Salah satu pupuk
organik yang dapat diberikan pada tanaman adalah pupuk kompos, dan penambahan
unsur hara lainnya seperti dengan aplikasi biochar. Karena biochar (biological charcoal)
dapat mengatasi beberapa keterbatasan dalam pengelolaan Karbon. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan biochar dapat menambah kelembaban tanah dan kesuburan
lahan pertanian (Zaini, 2017).
Selain itu, untuk meningkatkan produksi tanaman tebu, teknik budidaya tanaman
tebu perlu diperhatikan khususnya pada pemupukan. Pemupukan sangat menentukan
peningkatkan produktivitas tanaman, namun pemberian pupuk kimiawi secara terus
menerus dikhawatirkan dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu
upaya untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan sistem pemupukan yang ramah
lingkungan dan aman bagi tanaman. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki
kesuburan tanah sekaligus menyediakan unsur- unsur hara yang dibutuhkan oleh
komoditas pertanian khususnya tanaman tebu. Pupuk organik cair memiliki manfaat
bagi tanaman yaitu untuk menyuburkan tanaman, menjaga stabilitas unsur hara dalam
tanah, mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, membantu
revitalisasi produktivitas tanah, dan meningkatkan kualitas produksi tanaman
(Wilisaberta, 2018).
Tujuan
Untuk Mengetahui Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L)
Dengan Menggunakan Pupuk Kandang.
Rumusan Masalah
1. Apa Klasifikasi Ilmiah Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L)
2. Bagaimana Teknik Budidaya Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L)
3. Apa Peranan Pupuk Kandang Kambing, Sapi, Ayam, Bebek, dan Kuda Bagi
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L)
vii
BAB II
ISI
sawah adalah bulan Mei – Juni, sehingga pada saat panen bulan Juli – September
tanaman sudah cukup masak dan memiliki bobot tebu yang tinggi. Penanaman bibit
diusahakan agar mata bibit menghadap ke samping. Apabila mata bibit menghadap
keatas maka tunas akan muncul lebih dulu pada permukaan tanah daripada mata bibit
yang menghadap kebawah. Keadaan tersebut disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
oleh tunas untuk mencapai permukaan tanah menjadi dua kali lebih lama, secara
perhitungan jaraknya lebih jauh untuk mencapai permukaan tanah sehingga
mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam dan pertumbuhan tunas terganggu.
Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan
yang ditanam di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering dipakai bibit bagal
mata empat. Waktu tanam tebu di lahan kering terdiri dari dua periode, yaitu:
- Periode I yaitu menjelang musim kemarau (Mei – Agustus) pada daerah – daerah
basah dengan 7 bulan basah dan daerah sedang yaitu 5 – 6 bulan basah, atau pada
daerah yang memiliki tanah lembab. Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk
periode ini.
- Periode II yaitu menjelang musim hujan (Oktober – November) pada daerah sedang
dan kering yaitu 3 – 4 bulan basah. Bibit yang akan ditanam adalah bibit dengan 11
mata tumbuh per meter juringan. Selain itu juga, untuk menghindari penyulaman
yang membutuhkan biaya besar. Bibit ditanam dengan posisi mata disamping dan
disusun secara end to end (nguntu walang).
Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit,
pada umumnya kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan
sehingga kemungkinan tunas mati akan besar. Oleh karena itu, dengan over lapping atau
double row, tunas yang hidup disebelahnya diharapkan dapat menggantikannya. Cara
penanaman tebu bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: bibit yang telah diangkut
menggunakan keranjang diecer pada guludan agar mudah dalam mengambilnya,
kemudian bibit ditanam merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal
bibit itu sendiri, untuk tanaman pertama pada lahan kering biasanya cenderung
anakannya sedikit berkurang dibandingkan tanah sawah (reynoso), sehingga jumlah
bibit tiap juringan diusahakan lebih bila dibandingkan dengan lahan sawah (± 80 ku),
dan bila pada saat tanam curah terlalu tinggi, diusahakan tanam dengan cara
glatimongup (bibit sedikit terlihat) (Marjayanti dan Arsana, 2018).
x
xi
daun menjadi hijau kekuningan dan terdapat lapisan jamur seperti kertas di sekeliling
batang. Pengendalian: tanah dijaga agar tetap kering.
c) Noda kuning Penyebab: jamur Cercospora kopkei. Bagian yang diserang daun dan
bagian-bagaian dengan kelembaban tinggi. Gejala: noda kuning pucat pada daun
muda yang berubah menjadi kuning terang. Timbul noda berwarna merah darah tidak
teratur; bagian bawah tertutup lapisan puiih kotor. Helai daun mati berwarna agak
kehitaman. Pengendalian: adalah dengan memangkas dan membakar daun yang
terserang. Kemudian menyemprot dengan tepung belerang ditambah kalium
permanganat.
d) Penyakit nanas Penyebab: adalah jamur Ceratocytis paradoxa. Bagian yang diserang
adalah bibit yang telah dipotong. Gejala: warna merah bercampur hitam pada tempat
potongan, bau seperti buah nanas. Pengendalian: luka potongan diberi ter atau
desinfeksi dengan 0,25% fenylraksa asetat.
e) Noda cincin Bagian yang diserang daun, lebih banyak di daerah lembab daripada
daerah kering. Penyebab: jamur Heptosphaeria sacchari, Helmintosporium sachhari,
Phyllsticta saghina. Gejala: noda hijau tua di bawah helai daun, bagian tengah noda
menjadi coklat; pada serangan lanjut, warna coklat menjadi jernih, daun kering.
Pengendalian: mencabut tanaman sakit dan membakarnya.
f) Busuk bibit Bagian yang diserang adalah bibit dengan gejala tanaman kekuningan dan
layu. Penyebab: bakteri. Gejala: bibit yang baru ditanam busuk dan buku berwarna
abu-abu sampai hitam. Pengendalian: menanam bibit sehat, perbaikan sistim
pembuangan air yang baik, serta tanah dijaga tetap kering.
g) Blendok Bagian yang diserang adalah daun tanaman muda berumur 1,5-2 bulan pada
musim kemarau. Penyebab: Xanthomonas albilicans. Gejala: terdapat pada khlorosis
pada daun; pada serangan hebat seluruh daun bergaris hijau dan putih; titik tumbah
dan tunas berwarna merah. Pengendalian: Menanam bibit resisten (2878 POY, 3016
POY), Lakukan desinfeksi para pemotong bibit, merendam bibit dalam air panas
52,5oC dan lonjoran bibit dijemur 1-2 hari. h) Virus mozaik Penyebab: Virus.
Pengendalian: menjauhkan tanaman inang, bibit yang sakit dicabut dan dibakar
(Ernawati, dan Rejeki, 2018).
Panen Dan Pasca Panen Tanaman Tebu
xiv
Pelaksanaan pemanenan tanaman tebu mesti diatur dengan baik agar dapat
dipungut secara efisien serta diolah dalam kondisi yang optimum. Melalui pengaturan
panen yang tepat, penyediaan bahan baku berupa tebu ini bisa terus berkesinambungan
dan sesuai kapasitas pabrik sehingga pengolahan bisa berlangsung secara efisien. Pada
dasarnya, kegiatan pemanenan ini merupakan tanggung jawab petani. Namun pada
pelaksanaannya, petani biasa menyerahkan pekerjaan ini ke KUD atau pabrik.
Waktu pelaksanaan pemanenan tebu berlangsung selama Mei sampai
September. Di musim kering ini, tanaman tebu sedang dalam keadaan yang optimum
dan mengandung tingkat rendemen paling tinggi. Pergiliran panen tebu mesti dikerjakan
dengan mempertimbangkan tingkat kemasakan tebu dan kemudahan pengangkutan hasil
panen dari area perkebunan menuju ke pabrik pengolahannya. Adapun kegiatan panen
ini meliputi estimasi produksi tebu, analisis tingkat kemasakan, dan tebang angkut.
Berikut cara pemanenan tanaman tebu:
1) Mencangkul tanah di sekitar rumpun tebu sedalam 20 cm.
2) Pangkal tebu dipotong dengan arit jika tanaman akan ditumbuhkan kembali. Batang
dipotong dengan menyisakan 3 buku dari pangkal batang.
3) Mencabut batang tebu sampai ke akarnya jika kebun akan dibongkar. Potong akar
batang dan 3 buku dari permukaan pangkal batang.
4) Pucuk dibuang.
5) Batang tebu diikat menjadi satu (30-50 batang/ikatan) untuk dibawa ke pabrik untuk
segera digiling Panen dilakukan satu kali di akhir musim tanam (Naruputro, 2019).
Peranan Pupuk Kandang Bagi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L)
Pupuk Kandang Kambing
Pupuk kandang memiliki sifat yang tidak merusak tanah, menyediakan unsur
hara makro dan mikro. Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya
menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki
struktur tanah. Salah satu jenis pupuk kandang yaitu pupuk kandang dari kotoran
kambing. Pupuk kotoran kambing memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk
kotoran sapi dan kuda, yaitu memiliki unsur makro Nitrogen (N), Fosfor (P), serta
Kalium (K) lebih tinggi. Oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui kombinasi media tanam dan takaran pupuk kandang kambing yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (Cahyani, 2016).
xv
xvi
tumbuh dengan baik. Sehingga, tanaman akan memiliki dedaunan yang lebih hijau,
batang yang lebih kuat, bunga yang lebih indah dan buah yang lebih besar, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, pupuk kandang ayam juga membantu tanaman
tumbuh lebih cepat dan sehat, bahkan dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
Pupuk yang berasal dari kotoran kuda termasuk pupuk yang mudah mengalami
penguraian, hal ini mengingat susunan kimianya mengandung senyawa-senyawa yang
memungkinkan bakteri-bakteri berkembang dengan aktif. Adanya penguraian yang
cepat maka pemakaian atau pembenahan pupuk kuda yang telah matang sebaiknya
dilakukan satu minggu sebelum tanam. Perlakuan demikian dilakukan untuk mencegah
hilangnya unsur hara yang terkandung kotoran kuda berpengaruh terhadap jumlah daun,
berat basah, dan berat kering tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap pada tinggi
tanaman jahe empirit, dosis pupuk kotoran kuda yang paling efektif untuk tanaman
adalah 71 gram/polybag. (Lilis, 2016).
xix
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaiu:
1. Tanaman tebu ialah salah satu komoditas perkebunan yang diutamakan sebagai
konsumsi dalam negeri yang menjadi bahan baku dalam produksi Gula Kristal Putih
(GKP) atau gula pasir.
2. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu
rumput-rumputan. Saccharum officinarum merupakan spesies paling penting dalam
genus Saccharum sebab kandungan sukrosanya paling tinggi dan kandungan seratnya
paling rendah.
3. Tanaman tebu berasal dari India, berdasarkan catatan-catatan kuno dari negeri
tersebut. Bala tentara Alexander the Great mencatat adanya tanaman di negeri itu
ketika mencapai India pada tahun 325 SM.
4. Peranan pupuk kandang sangat penting bagi tanaman tebu yaitu meningkatkan
jumlah hasil panen, memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan unsur hara pada
tanah.
5. Teknik budidaya tanaman tebu harus benar-benar sangat di perhatikan baik dari
persiapan lahan, pemilihan bibit, persemaian hingga panen dan pasca panen.
Saran
Panduan budidaya Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) melibatkan
pemilihan varietas yang sesuai, penggunaan media tanam yang baik, paparan sinar
matahari cukup, irigasi yang bijak, dan perlindungan dari hama dan penyakit. Dengan
Daftar Pustaka
Ernawati, F. dan T. Rejeki. 2018. Penyakit Pembuluh (Ratoon Stunting Disease) yang
Merugikan Tanaman Tebu. BBP2TP Surabaya.
Mansur, 2015. Pengaruh Perbedaan Jumlah Ruas dan Jenis Pupuk Organik terhadap
pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L) dipolybag. Skripsi
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang.
Marjayanti, S dan W.D. Arsana. 2018. Keragaan beberapa varietas kedelai dan tebu
keprasan dalam sistem tumpangsari. Majalah Perusahaan Gula TH XXIX (3-4) :
6 – 7.
Purba, J. H., P. Putu, dan K. S. Kadek. 2018. Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Jarak
Tanam Terhadap Pertumbuhan Hasil Kedelai (Glycine max L) Varietas
Edamame. 1 (2) : 69-81.
LAMPIRAN