Makalah Hidroponik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN ALAT DARI USAHA TANAMAN SISTEM


HIDROPONIK
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Dewi fortuna ,S.TP,M.P

Disusun Oleh Kelompok 4


1. Neresilya Viora Ainsri (D1C223005)
2. Ramadhana Puji Triardi (D1C223017)
3. Wisnu Fadhila (D1C223029)
4. Juita Silitonga (D1C223041)
5. Fathun Qorib (D1C223053)
6. Rizky Pratama (D1C223065)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Pengembangan Alat dari
Usaha Tanaman Sistem Hidroponik”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Jambi, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1.PENDAHULUAN…………………………………………………………………
1.1.Latar belakang………….…………………………………………………………….
1.2.Tujuan…………………………………………………………………………………
BAB 2.PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
2.1.PH Meter………………………………………………………………………………
2.2.Pipa paralon……………………………………………………………………………
2.3.System pengairan………………………………………………………………………
2.4.Green house…………………………………………………………………………….
BAB 3 KESIMPULAN………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah,
melainkan menggunakan udara sebagai media tanamnya. Di Indonesia, perkembangan alat-
alat hidroponik dengan teknologi telah memberikan beberapa keuntungan, seperti tidak
memerlukan lahan yang luas, mudah dalam perawatan, memiliki nilai jual yang tinggi, dan
dapat dilakukan di lingkungan perkotaan yang minim lahan.
Beberapa jenis hidroponik yang digunakan di Indonesia antara lain sistem irigasi tetes, sistem
wick, dan sistem Nutrient Film Technique (NFT).
Selain itu, media tanam yang digunakan dalam hidroponik dapat beragam, seperti
menggunakan media sabut kelapa atau rockwool.
Budidaya hidroponik juga memiliki kelebihan, seperti pertumbuhan tanaman yang cepat dan
subur, serta tidak mempengaruhi pH udara.
Namun, ada kelemahannya, seperti memerlukan biaya yang mahal dan membutuhkan
keterampilan khusus.
Dengan kemajuan teknologi, hidroponik juga dapat dikombinasikan dengan teknologi IoT
(Internet of Things) untuk menyatukan pertumbuhan tanaman.
Hidroponik juga merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan yang
cukup untuk cocok ditanam.Dengan demikian,perkembangan alat-alat hidroponik dengan
teknologi di Indonesia telah memberikan alternatif yang menarik dalam budidaya tanaman,
terutama di lingkungan perkotaan yang minim lahan.

1.2.Tujuan
• Menganalisa perkembangan alat dari usaha tanaman system hidroponik
• Mengetahui perkembangan alat hidroponik dan system system yang digunakan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.Ph Meter
Salah satu pengembangan alat PH meter pada system tanaman hidroponik adalah dengan
mengembangkan system pemantauan dan pengendalian larutan nutrisi pada hidroponik
system DFT berbasis Internet of Thinks (IoT).Sistem kendali yang digunakan adalah sensor
PH sebagai pendeteksi nilai PH larutan,Arduino uno sebagai mikrokontroler,modul ESP 8266
sebagai modul wifi , dan aplikasi Blnyk sebagai platform IoT dan kontrol PID.
Derajat keasaman (pH) larutan nutrisi yang berada pada tandon hidroponik dapat dengan
mudah mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena adanya serapan akar tanaman yang
tidak seimbang pada anion dan kationnya. Pengendalian tingkat keasaman pada larutan
nutrisi dapat diatur dengan larutan penurun atau penambah pH.
Deep Flow Technique (DFT) merupakan suatu sistem budidaya hidroponik dimana pada
prosesnya menggunakan lapisan larutan nutrisi dengan kedalaman 2-5 cm yang berguna
sebagai tempat meletakkan akar tanaman. Tanaman kangkung adalah salah satu tanaman
yang biasa digunakan dalam budidaya hidroponik dengan sistem DFT, hal ini dikarenakan
tanaman yang menggunakan sistem tersebut adalah tanaman yang memiliki umur panen yang
cepat.melakukan penelitian membuat alat pengendalian pH dengan mengguunakan kontrol
PID yang berfungsi dengan baik, namun tidak disambungkan pada platform IoT.
PID merupakan singkatan dari Proportional Integral Derivative, yaitu kontrol yang berfungsi
untuk meminimalkan error pada sistem. IoT (Internet of Things) merupakan sistem sensor
atau gabungan dari beberapa sensr, komputasi dan perangkat digital yang tersambung satu
sama lain dan berkomunikasi . membuat alat untuk melakukan pemantauan pH larutan nutrisi
hidroponik menggunakan sistem NFT (Nutritient Film Technique) dengan menggunakan data
secara online berbasis cloud yang digunakan sebagai platform IoT. Ayudyana & Asrizal
(2019) melakukan rancang bangun pengontrolan pada pH dengan menggunakan platform IoT
ThinkSpeak sebagai open source yang menampilkan data yang dibaca sensor pH.Berdasarkan
hal tersebut, sehingga dilakukan suatu penelitian budidaya hidroponik dengan sistem DFT
yaitu membuat alat pemantauan sekaliguspengendalian pH secara otomatis pada larutan
nutrisi hidroponik yang tersambung dengan platform IoT yaitu Blynk App. Blynk adalah
salah satu dashboard digital dalam membuat interface grafis untuk alat tertentu yang berbasis
IoT . Pada penelitian ini menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler dan Module
ESP8266 sebagai modul wifi.Proses pengendalian pH menggunakan sensor pH yang
diletakkan di wadah larutan nutrisi sebagai data input. Kemudian Arduino menentukan
perintah selanjutnya. Apabila nilai pH besar dari nilai setpoint, maka pompa akan
mengalirkan larutan pH down (larutan asam) akan menyala dan sebaliknya.Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan dan pengendalian pada pH larutan
nutrisi menggunakan budidaya hidroponik sistem DFT dengan berbasis Internet of Things
(IoT) pada tanaman kangkung. Sistem yang dibuat diharapkan nutrisi tanaman dapat
terpenuhi dan tanaman dapat tumbuh sempurna, sehingga hasil dapat maksimal.
Gambar 2.1 rancangan instalasi hidroponik system kontrol
• Perbedaan PH meter dan sensor PH
Terdapat perbedaan antara pH meter dan sensor pH dalam mengukur pH larutan
nutrisi pada sistem hidroponik. Perbedaan ini dapat mempengaruhi akurasi
pengukuran pH dalam sistem hidroponik, sehingga pemilihan perangkat yang tepat
sangat penting untuk memastikan kondisi optimal bagi tanaman hidroponik.
Dalam praktiknya, penggunaan sensor pH dan pH meter pada sistem hidroponik dapat
memberikan informasi yang berguna untuk mengontrol dan menjaga tingkat pH
larutan nutrisi, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Namun, perbedaan hasil
pengukuran antara kedua perangkat tersebut perlu diperhatikan untuk memastikan
keakuratan pengukuran pH dalam sistem hidroponik.
• Kelebihan dan kekurangan PH meter dan sensor PH Penggunaan pH meter dan
sensor pH pada sistem hidroponik manual memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu
dipertimbangkan.
• Kelebihan Penggunaan pH Meter:
Akurasi Tinggi : pH meter umumnya memberikan hasil pengukuran yang akurat dan
stabil.
Penggunaan yang Mudah : Penggunaan pH meter relatif mudah dan tidak
memerlukan kalibrasi yang rumit.
Cepat dalam pengukuran : Dapat memberikan hasil pengukuran secara cepat.
• Kekurangan Penggunaan pH Meter:
Memerlukan Perawatan : Memerlukan perawatan dan kalibrasi berkala untuk menjaga
akurasi.
Biaya : pH meter mungkin memerlukan biaya lebih tinggi untuk perawatan dan
penggantian elektroda.
• Kelebihan Penggunaan Sensor pH:
Monitoring Kontinu : Sensor pH memungkinkan untuk melakukan monitoring pH
secara kontinyu tanpa perlu intervensi manual.
Pemantauan Real-time : Dapat memberikan informasi real-time mengenai perubahan
pH dalam larutan nutrisi. Penelitian
• Kekurangan Penggunaan Sensor pH:
Kalibrasi yang Rumit : Memerlukan kalibrasi yang cermat dan teratur untuk
memastikan keakuratan pengukuran.
Keterbatasan Akurasi : Sensor pH mungkin memiliki keterbatasan akurasi
dibandingkan dengan pH meter.
2.2.Pipa Paralon.
Salah satu faktor lambatnya pertumbuhan tanaman hidroponik ialah kebersihan pipa
hidroponik dari lumut yang menempel pada dasar pipa.para petani hidroponik masih
membersihkan wadah dengan menggunakan sikat secara manual,Hal ini sangat menguras
tenaga dan membutuhkan pengalaman dalam membersihkan wadah tersebut.untuk
mengefisienkan waktu serta tenaga para petani ,Maka dikembangkan prototype sistem
pembersih pipa hidroponik berbasis arduino dan elektropneumatik yaitu alat pembersih
portable pipa hidroponik dengan system gerak otomatis. Pengembangan ini mencangkup dua
tahap yakni tahap pembuatan alat dan tahap pengujian alat. Alat ini dapat digunakan
dengan dua mode kerja yaitu semi otomatis dan otomatis. Mode semi otomatis yaitu dengan
penggunaan tombol pada solenoid valve yang ditekan untuk menggerakkan silinder,
sedangkan mode otomatis yaitu penambahan kontrol dengan menggunakan sensor bluetooth
HC-05 sebagai penghubung smartphone ke Arduino Uno untuk mengatur waktu bekerja
silinder pada saat membersihkan pipa hidroponik

Gambar 2.2 prototype pembersih portable pipa hidroponik


Table 1.spesifikasi tingkat kebersihan pipa hidroponik

Tabel 2.pengujian secara manual

Pengujian manual dilakukan dengan menggunakan sikat wc yang diberi tongkat dan didorong
menggunakan tenaga manusia. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat kebersihan pipa hidropoonik.
Tabel 3.pengujian semi otomatis
Pengujian semi otomatis dilakukan dengan menggunakan silinder pneumatic dan selenoid
valve yang dimana silinder akan bekerja Ketika tombol ditahan maka silinder bergerak maju
dan Ketika tombol selenoid valve dilepas akan bergerak mundur.
Tabel 4.pengujian secara otomatis
Pengujian manual dilakukan dengan menggunakan sikat wc yang diberi tongkat dan didorong
menggunakan tenaga manusia. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat kebersihan pipa hidropoonik.

2.3.Sistem pengairan
SSistem pengairan hidroponik ini menggunakan beberapa komponen utama seperti
Arduino uno dan Pompa Air serta beberapa komponen pendukung seperti sensor
ultrasonik, dan sensor TDS. Sensor ultrasonik akan mengukur ketinggian air dalam
tandon instalasi. Ketika ketinggian air berkurang sebanyak jarak yang ditetapkan (dalam
cm) dari sensor. Maka alat akan mengaktifkan program untuk mengisi air bersih ke
dalam tandon hingga ketinggian air pada batas normalnya (7 cm). Sensor TDS akan
mengukur kepekatan nutrisi dalam tandoninstalasi. Ketika kepekatan nutrisi
berkurang sebanyak 10% dari batas kepekatan yang ditetapkan, maka alat akan
mengaktifkan sebuah program untuk menambahkan nutrisi AB Mix sebanyak yang
diperlukan untuk mengembalikan kepekatan ke batas yang ditetapkan. Pada waktu
yang ditentukan (sore -pagi), alat akan mematikan pompa air tandon. Kemudian akan
menyalakan kembali pompa air pada pagi hari hingga sore. Keypad digunakan untuk
melakukan pengaturan nilai kepekatan nutrisi dan batas air minimum yang diinginkan.
Fungsi –fungsi tombol keypad diantaranya:
• 9 0 –untuk memasukkan nilai angka
• *untuk menyimpan perubahan.
• *tahan untuk beralih ke mode pengubahan.
• # untuk kembali ke menu sebelumnya.

Gambar 2.3 rangkaian alat

2.4.Green house
Saat ini penggunaan green house sudah banyak ini, penggunaan greenhouse sudah diminati
oleh hampir sebagian besar praktisi bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan pribadi
termasuk untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang langka di pasaran. Teknologi yang
dipakai pada greenhouse ini sudah menggunakan teknologi kontrol semi otomatis yang
berarti sebagian besar kontrol terhadap aktifitas yang terjadi di dalam greenhouse masih ada
campur tangan manusia, walaupun pada greenhouse tersebut sudah terpasang beberapa sensor
untuk membaca suhu, kelembaban, intensitas dan cahaya lain-lain kemudian data dari sensor-
sensor tersebut dijadikan sebagai acuan untuk melakukan proses pengontrolan terhadap
kondisi lingkungan di dalam greenhouse termasuk dalam proses penyiraman secara otomatis
yang dikontrol melalui aplikasi tertentu. Kelemahan dari model ini adalah disisi aktifitas
campur tangan manusia dalam hal melihat dan memonitoring secara langsung kondisi aktual
tanaman pada greenhouse tersebut termasuk bila fungsi greenhouse ini dijadikan sebagai
bahan referensi untuk bidang marketing dan lain sebagainya. Pemanfaatan greenhouse untuk
budidaya tanaman perkebunan (holtikultura) di Nusa Tenggara Timur sampai saat ini belum
dilakukan. Padahal dengan sistem ini kemungkinan permasalahan utama seperti kondisi
cuaca panas, tanah kering, ketersediaan lahan dan minimnya sumber air itu dapat diatasi.
Untuk itulah melalui penelitian ini akan dikembangkan prototipe atau model smart
greenhouse tipe tanam hidroponik terhadap tanaman perkebunan sampel dengan
menggunakan teknologi kontrol otomatisasi greenhouse yang dikontrol secara otomatis
melalui suatu aplikasi berbasis web dimana referensi kontrol greenhouse tersebut diperoleh
dari data sensor.

Gambar 2.4 Desain system perancangan green house

A. Implementasi Blok Kontrol


Berdasarkan desain sistem kontrol yang dibuat, terdapat beberapa fungsi kerja dari
masing-masing bagian seperti dalam penjelasan berikut :
1.Sensor Suhu dipakai untuk menentukan suhu dalam pipa, diletakkan dalam pipa untuk
mendapat nilai suhu akibat efek penguapan nutrisi
2. Sensor cahaya dipakai untuk mengukur besaran intensitas cahaya yang ada kemudian
dipakai
sebagai indikator untuk menghidupkan lampu UV bagi tanaman pada hidroponik dimalam
hari.
3. Sensor PH dipakai untuk menentukan kadar PH dalam nutrisi
4. Sensor Kelembaban dipakai untuk menentukan tingkat kekeringan udara disekitar sistem
hidroponik
5. Mikrokontroler digunakan untuk mengatur otomatisasi sistem hidroponik berdasarkan
logika :
Sensor Suhu menjadi inputan bagi mikrokontroler untuk mengontrol pompa untuk hidup dan
mati dalam menyuplai nutrisi dan kipas angin
Sensor Kelembaban menjadi inputan bagi mikrokontroler untuk mengontrol pompa sprinkler
Sensor cahaya menjadi inputan bagi mikrokontroler untuk mengontrol on atau off lampu
Sensor level air menjadi inputan bagi mikrokontroler untuk mengontrol pompa tambah nutrisi
bagi bak nutrisi
Sensor PH menjadi inputan bagi mikrokontroler untuk mengontrol pompa tambah nutrisi dan
tambah air untuk bak nutrisi Relay digunakan untuk mengaktifkan on atau off pompa dan
lampu serta kipas angin
Modul Wifi dipakai untuk interface antara mikrokontroler dan Komputer sebagai pengontrol
sistem berbasis Web.
B. Implementasi Aplikasi Web Kontrol
Aplikasi kontrol otomatisasi prototipe smart greenhouse hidroponiknya dilakukan
berdasarkan logika pemograman yang tersusun dalam bahasa pemograman arduino dan web
interface dengan memanfaatkan pemograman web PHP dan MySQL. Aplikasi ini bekerja
untuk melakukan kontrol otomatis terhadap beberapa aktuator yang dipersiapkan untuk
menunjang kerja dari sistem hidroponik yang meliputi sistem pencahayaan, sistem pengairan,
sistem monitoring lingkungan
berdasarkan cahaya, pH, suhu dan kelembaban yang ditampilkan pada sistem kontrol manual
arduino dan pada web.
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan sumber yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan alat hidroponik memiliki beberapa keunggulan dan manfaat, antara lain:

Efisiensi dan Produktivitas: Budidaya sayuran secara hidroponik lebih efisien dibandingkan
dengan budidaya konvensional, karena tidak memerlukan lahan yang luas dan memiliki
produktivitas yang tinggi

Media Tanam Alternatif: Penggunaan media tanam alternatif seperti tandan kosong kelapa
sawit dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas hidroponik.

Kemudahan Perawatan: Hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas, memudahkan


perawatan, dan memiliki nilai jual yang tinggi

Pemanenan yang Mudah: Proses pemanenan tanaman hidroponik lebih mudah dan hasil
panen cenderung lebih banyak.

Fleksibilitas Lokasi: Hidroponik dapat dilakukan di berbagai tempat, bahkan di lahan


terbatas, sehingga cocok untuk diterapkan dalam sistem pertanian perkotaan

Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan alat hidroponik,
seperti penggunaan media tanam yang tepat, pemilihan nutrisi yang sesuai, dan perlakuan
terhadap media tanam agar terhindar dari jamur.

. Dengan demikian, pengembangan alat hidroponik memiliki potensi untuk menjadi solusi
pertanian yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan, terutama dalam konteks pertanian
perkotaan
DAFTAR PUSTAKA

• JURNAL ILMIAH FLASH Vol. 4 No. 2, Halaman: 94-95


• JURNAL DINAMIKA Desember 2018 Vol. 7, No. 2, Agustus2022E-
ISSN : 2503-1112 | P-ISSN : 2503-1031DOI : 10.25047/j-
dinamika.v7i2.2865
• Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri IX 2022 Volume 1
Tahun 2022, e-ISSN 2964-1896

Anda mungkin juga menyukai