355 777 1 SM
355 777 1 SM
355 777 1 SM
Abstrak
Hidroponik adalah salah satu cara untuk menanam tanaman dalam skala besar tanpa
memerlukan lahan yang sangat cocok untuk dibudidayakan didaerah perkotaan. Namun, sistem ini
mempunyai beberapa kekurangan yaitu, hidroponik sangat membutuhkan lingkungan yang terkontrol
untuk menghindari penurunan kualitas tanaman hingga layunya tanaman. Penggunaan alat ukur manual
yang sebenarnya menyita waktu jika si pemilik sedang sibuk dengan pekerjaan kantornya. Maka dari itu
diperlukan solusi untuk memantau kondisi tanaman dan kontrol secara otomatis jika kondisi tersebut tidak
sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hidroponik akan dipasang mikrokontroler yang terhubung ke
internet akan mengirim data mengenai kondisi air ke aplikasi smartphone Android secara realtime melalu
protokol MQTT. Selain dari itu dikembangkan sistem kontrol manual dan otomatis untuk mengontrol pH
air, ketinggian air, dan nutrisi agar sesuai dengan kondisi yang optimal bagi tumbuhan. Berdasarkan hasil
dari penelitian ini didapatkan aplikasi Android yang dapat memantau tanaman hidroponik secara realtime
serta mengontrol pertambahan nutrisinya melalui internet.
1. Pendahuluan
Di era kehidupan modern sekarang ini sudah sangat jarang ditemukan lahan pertanian di kota –
kota besar, terlebih bagi masyarakat perkotaan yang tinggal di pemukiman padat, perumahan dan dengan
bentuk hunian yang minimalis. Bahkan sampai tidak memungkinkan menyediakan lahan untuk pekarangan
atau halaman rumah. Ini menjadi sebuah masalah bagi masyarakat untuk bisa berkebun di halaman rumah.
Apalagi bagi kalangan yang memiliki hobi berkebun, tidak bisa menyalurkan hobinya[1].
Hidroponik menjadi sebuah alternatif bagi masyarakat yang ingin berkebun, namun tidak memiliki
cukup tempat untuk bercocok tanam. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan
media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan
air sebagai medium untuk menggantikan tanah [2]. Namun bercocok tanam dengan cara hidroponik ini
perlu penanganan, perawatan dan pemantauan yang lebih dibandingkan dengan bercocok tanam
konvensional dengan media tanah. Sehingga pemilik perlu untuk memberikan perhatian lebih kepada
tanamannya
Pada sistem hidroponik yang biasa dilakukan sekarang ini, masih dilakukan kontrol paramater
secara manual oleh manusia. Parameter yang umumnya dikontrol adalah pH air, kepekatan nutrisi, tinggi
air, serta temperatur dan kelembapan udara. Pengaruh pH larutan pada tanaman hidroponik adalah pengaruh
daya serap tanaman untuk menyerap unsur hara pada air. Pada pH larutan dibawah 6.0 (asam) unsur hara
makro seperti kalsium, magnesium dan fosfor akan sulit diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman akan
tumbuh kerdil dan tidak dapat berproduksi dengan maksimal. Pada pH larutan nutrisi datas 7.0 (basa) unsur
hara mikro seperti tembaga, mangan, seng, dan besi tidak dapat diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman
mengalami defisiensi unsur hara, dan pertumbuhannya akan cepat mati. Sehingga daripada itu diperlukan
kondisi pH larutan yang bersifat netral yaitu berkisar 6.0 – 7.0. Pada pH larutan netral unsur hara makro
maupun mikro tidak mengalami pengikatan unsur hara, pada kondisi ini tanaman hidroponik dapat tumbuh
dan berpdouksi dengan maksimal, usia tanaman juga lebih panjang atau maksimal sesuai dengan jenis
tanamannya.
Pemberian larutan nutrisi berdasarkan nilai EC (Electrical Conductivity) dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil beberapa tanaman contohnya pada tanaman bayam (Amaranthus sp.) pada
hidroponik sistem rakit apung (Floating Hydroponics System), karena terdapat nilai EC yang
menunjukkan hasil tertinggi [3]. Selain itu proses penguapan air (evaporasi) menjadi masalah tersendiri
pada hidroponik. Maka diperlukan sistem kontrol untuk melakukan pengisian air otomatis jika volume air
pada tandon tempat penyimpan air kurang. Suhu air nutrisi juga tak kalah penting dalam hidroponik.
177
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018
STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018
Dengan suhu yang ideal, tanaman dapat menyerap unsur hara dengan maksimal sehingga dapat tumbuh
dengan baik. Suhu air ideal berkisar 18 derajat sampai 25 derajat celcius.
Mmasyarakat perkotaan sebagian besar adalah pekerja yang serba sibuk. Dengan adanya hal ini
maka dibutuhkan sebuah alat bantu berupa sistem yang dapat digunakan sebagai alat perawatan yang
bekerja secara otomatis untuk menentukan solusi permasalahan-permasalahan dalam hidroponik. Dari
permasalahan tersebut penulis membuat penelitian yang dapat digunakan sebagai sistem pemantau kondisi
hidroponik oleh pemilik serta dapat dikontrol menggunakan sebuah aplikasi tanpa si pemilik berada di
lokasi hidroponik. Mengimplementasikan beberapa jenis sensor yang terpasang pada instalasi sistem
hidroponik, yang akan mengukur dan mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Dengan memanfaatkan
teknologi sekarang, sistem cerdas diharapkan dapat membantu para pemilik hidroponik dalam memantau
keadaan dan perawatan otomatis kepada tanaman yang sedang dibudidayakan kapanpun dan dimanapun.
Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Wahyu Adi Prayitno, Adharul Muttaqin
dan Dahnial Syauqy yaitu Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali Penyiraman Tanaman
Hidroponik menggunakan Blynk Android telah dibuat sistem monitoring dan kontrol yang terhubung cloud
blynk melalui internet. Namun terdapat kekurangan pada penelitian tersebut, yaitu pada sisi pengiriman
data yang dilakukan dari aplikasi ke hidroponik terdapat delay waktu selama 1-2 menit [4], berbeda dengan
penelitian ini yaitu untuk komunikasi data dari mikrokontroler ke aplikasi Android menggunakan protokol
MQTT sehingga waktu pengiriman data tidak memakan waktu lama.
2. Metode Penelitian
2.1 Instalasi Teknologi Informasi pendukung pada tanaman Hidroponik
Pada gambar 4 digambarkan keseluruhan sistem hidroponik beserta sistem monitoring dan kontrolnya.
Menggunakan bahan pipa PVC untuk frame dan juga sistem perairan hidroponik. Perangkat keras yang
dibutuhkan pada sistem kontrol dan monitoring hidroponik ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor pH meter, Sensor ultrasonik, Sensor EC meter, Sensor suhu air, Sensor suhu dan
kelembapan udara DHT22.
2. Solenoid Valve & Module Relay
3. Mikrokontroler Arduino & NodeMCU
4. Router wireless.
5. Pompa Air
178
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018
STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018
Pada gambar 2 digambarkan komponen apa saja tersambung dan juga bagaimana jalur data dari
sensor hingga sampai ke aplikasi. Instalasi dilakukan dengan menghubungan semua komponen sehingga
menjadi suatu sistem yang utuh. Sensor pH, sensor EC, sensor DHT22 dan sensor suhu air dihubungkan ke
Arduino, kemudian Arduino disambungkan ke NodeMCU melalui komunikasi serial, sehingga arduino
dapat mengirimkan data tersebut ke NodeMCU untuk dikirimkan kembali ke aplikasi Android. NodeMCU
juga dihubungkan dengan sensor ultrasonik sebagai sensor jarak untuk mengetahui ketinggian air, lalu jika
ketinggian air melewati batas minimum maka mikrokontroler NodeMCU akan segera memberikan sinyal
ke module relay untuk membuka solenoid valve sehingga air bersih dialirkan ke tandon.Terdapat 5 buah
solenoid valve masing-masing yaitu untuk mengeluarkan air bersih, air nutrisi dan 2 pengatur pH air. Air
nutrisi di kontrol oleh aplikasi secara manual sedangkan untuk pengaturan pH dapat secara otomatis dan
juga manual sesuai mode yang dikirimkan ke NodeMCU. NodeMCU yang telah terkoneksi ke router
internet dapat mengirimkan data sensor yang telah didapat dan juga mengirimkan perintah ke NodeMCU
menggunakan protokol MQTT sebagai kontrol ke hidroponik. Selain itu NodeMCU juga telah siap
menerima perintah pada smartphone Android jika kalau mode yang digunakan adalah manual. Sehingga
pemilik dapat dengan mudah melakukan eksperimen terhadap tanamannya untuk kapan diberi nutrisi
ataupun pengontrolan pH air.
Aplikasi yang dibuat berfungsi memantau kondisi pH air, suhu air, ketinggian air, EC air,
temperatur & kelembaban udara pada hidroponik yang dideteksi oleh sensor. Aplikasi ini dibuat dengan
menggunakan Android Studio yang menggunakan bahasa pemrograman java. Untuk melakukan
komunikasi antara hidroponik dan aplikasi Android melalui internet digunakan protokol MQTT, MQTT
adalah protokol pengiriman dan penerimaan pesan yang memungkinkan beberapa device saling mengirim
dan menerima data berupa string dengan mudah. Dalam MQTT diperlukan broker yang berfungsi sebagai
penerima pesan apa saja pada suatu topik yang masuk dan meneruskan pesan tersebut ke client apa saja
yang terkoneksi dan yang telah melakukan subscribe pada topik tersebut. Broker yang digunakan pada
aplikasi yang dibuat adalah broker publik yang sudah tersambung ke internet seperti publik broker milik
HiveMQ, mosquitto, dan eclipse.
Dapat dilihat pada gambar 2 struktur navigasi yang digunakan dalam pembuatan aplikasi interaktif
ini adalah struktur campuran untuk seluruh aktivitas pada aplikasi ini. Pada saat pertama aplikasi dijalankan,
pengguna akan langsung dihadapkan pada layar splashscreen, setelah 3 detik kemudian muncul layar utama
yang menampilkan data status koneksi dan data sensor pada hidroponik seperti sensor suhu air, pH air,
sensor jarak untuk mengukur ketinggian air, sensor suhu dan kelembapan udara. Serta pada layar pertama
terdapat input untuk kontrol pemberian nutrisi berdasarkan jumlah mililiter yang di input.
179
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018
STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018
tingkat EC, pH air, dan juga suhu dan kelembapan udara. Pada layar perubahan WiFi hidroponik akan
dimasukan input SSID dan password WiFi yang digunakan untuk merubahan konfigurasi jaringan wireless
mikrokontroler.
Gambar 5. Layar utama Gambar 6. Option server Gambar 7. Navigation-drawer Gambar 8. Kontrol pH
180
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018
STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018
Tabel 1 - Hasil pengujian pengiriman perintah dari android ke sistem untuk membuka solenoid nutrisi
Hasil pengujian pengiriman perintah dapat dilihat pada tabel 1 yang menunjukan hasil dari
percobaan pengiriman data dar Android ke mikrokontroler dengan menggunakan beberapa jenis jaringan
dan jenis server. Kesimpulan dari hasil tersebut menunjukan bahwa pengunaan server yang berbeda-beda
tidak terjadi perubahan signifikan terhadap lamanya waktu terkoneksi ke server akan tetapi penggunaan
jenis jaringan yang mempengaruhinya. Jenis jaringan yang terbaik adalah menggunakan jariangan WiFi
dan 4G, sedangkan jaringan 3G proses koneksi kadang terjadi error, dan pada jaringan EDGE koneksi
kurang stabil terkadang proses cepat dan lambat dan juga sering terjadi error.
181
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018
STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018
Pada tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian pengiriman data sensor dari mikrokontroler ke Arduino
hampir sama dengan pengujian pada tabel akan tetapi karena mikrokontroler mempunyai beban untuk
membaca sensor setiap saat maka pembacaan data yang diterima terjadi penambahan delay kurang lebih
sebanyak 1 detik.
4. Kesimpulan
Dalam penelitian ini telah berhasil membuat sistem pemantauan online berbasis aplikasi Android
yang diimplementasikan pada Hidroponik yang penulis buat. Sistem ini dibuat untuk memberi kemudahan
dalam mengakses informasi dan mengontrol nutrisi yang diperlukan dalam kebutuhan pemilik hidroponik
tanpa perlu berada di lokasi.
Pemilik dapat dengan mudah memantau kondisi lingkungan tanaman hidroponik secara realtime
terutama kondisi air yang sangat vital bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu kelebihan fitur yang ada pada
aplikasi ini adalah penggunaan protokol MQTT untuk pengiriman data yang relatif kecil dan cepat,
sehingga aplikasi benar-benar dapat online ke internet bukan hanya sekedar jaringan lokal.
Daftar Pustaka
182