Makalah Tsunami Aceh

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
TERJADINYA TSUNAMI ACEH

Kelas : X G
Nama Absen
Deco Ibnu Alfa Rizal 04
Syawal Kahfi Novan 35

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR


LAMPUNG TENGAH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Baginda Muhammad SAW yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh
alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran “Geografi”.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimah kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
guru pengampu mata pelajaran Geografi, Ibu Diana Sofyan, S.Pd. Akhirnya penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.

Terbanggi Besar, 22 November 2022

Penulis

ii
ABSTRAK

Bencana tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 merupakan bencana alam
terbesar selama beberapa dekade terakhir yang terjadi di Indonesia dan menelan korban
jiwa serta harta benda yang banyak. Pasca bencana tsunami Aceh tentunya pemerintah
memerlukan banyak dana untuk rekonstruksi pasca bencana. Gempa tektonik pada
Samudra Hindia ini menyebabkan gempa dengan kekuatan magnitude 9.2 skala richter
dan tsunami setinggi 15 meter atau 50 kaki yang kemudian menerjang daratan aceh dan
meluluhlantahkannya. Berbagai dampak yang timbul akibat dari adanya bencana
tsunami Aceh 2004 salah satunya menimbulkan kerusakan di kota Nias, Sumatera
Utara dan beberapa negara yang memiliki wilayah pesisir di Samudera Hindia seperti
Malaysia, Thailand, Bangladesh, Sri Lanka, India dan Maladewa.

Kata Kunci : Tsunami, Aceh, Bencana.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 4
1. Pengertian Tsunami ........................................................................................ 4
2. Penyebab terjadinya Tsunami ........................................................................ 5
B. Alur Pikir Penelitian........................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 6
A. Objek Penelitian Secara Keseluruhan ................................................................ 6
BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................................... 7
A. Penyebab Tsunami Aceh .................................................................................... 7
B. Kronologi Tsunami Aceh ................................................................................... 8
C. Fakta Penyebab Tsunami Aceh .......................................................................... 9
1. Gempa Terbesar Ketiga di Dunia ................................................................... 9
2. Korban Melebihi 280.000 Nyawa .................................................................. 9
3. Tidak Hanya Aceh Gempa Juga Menyebabkan Tsunami Di 14 Negara ........ 9
4. Melepaskan Energi Setara dengan Lebih dari 1.500 Kali Bom Atom
Hiroshima............................................................................................................. 10
D. Dampak Bencana Tsunami Terhadap Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam .. 10
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ........................................................... 10
2. Dampak Tsunami Aceh tahun 2004 ............................................................. 11
3. Kerugian pasca Tsunami Aceh ..................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menjelang pergantian tahun 2004, negara Indonesia dirundung bencana
besar. Setelah Nabire, Papua dan Alor, Nusa Tenggara Timur, Aceh pun tak luput
dari bencana. Bencana alam tsunami yang sebelumya didahului gempa di Aceh
pada hari minggu pagi tanggal 26 Desember 2004, dengan pusat gempa yang
berada pada jarak 148 km sebelah selatan kota Meulaboh, dan terjadi di
kedalaman 10 km dibawah permukaan air laut, adalah sebuah musibah seluruh
Indonesia dan seluruh dunia. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia
mengalami dampak paling besar. Sebulan setelah kejadian, tercatat sekitar 200
ribu jiwa tewas di 13 negara; Malaysia, india, Myanmar, Thailand, Srilanka,
Bangladesh, Maladewa, Philipina, dan beberapa negara di Benua Afrika. Dari
negara-negara yang terkena bencana ini, Indonesia menempati urutan teratas bila
dipandang dari korban jiwa dan korban harta benda. Puluhan ribu rumah bukan
hanya rusak, namun rata dengan tanah. Ratusan ribu mereka yang selamat,
menyebar ke pengungsian atau ke kota lain untuk mengungsi. Menurut data
terakhir, sekitar 120 ribu jiwa masih dinyatakan hilang, 514 ribu orang
mengungsi di 18 kabupaten, 790 ribu yang lainnya di pos pengungsian masih
sangat membutuhkan bantuan, terutama pangan.
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla mengemukakan bahwa jumlah
korban yang tewas yang mengetahui pasti hanya Allah SWT. Namun angka 200
ribu kemungkinan merupakan angka yang benar. Jumlah anak yatim diperkirakan
mencapai 100.000 anak, dan yang betul-betul tidak punya siapa-siapa lagi sekitar
20 ribu anak. UNICEF memperkirakan sepertiga dari jumlah korban bencana
adalah anak-anak. Jumlah korban anak-anak ini delapan kali lipat total orang
yang hilang selama masa Daerah Otonomi Militer. Hal ini bukanlah hal yang
ringan yang harus ditanggung oleh rakyat Indonesia pada umumnya dan rakyat
Aceh pada khususnya. Ditengah bencana Tsunami, mereka masih harus
1
menanggung beban pertikaian antara GAM-TNI yang baru-baru ini menegaskan
kesepakatan damai diantaranya, hal ini menambah berat beban yang harus
ditanggung oleh warga Aceh.
Bencana tsunami yang datang tanpa diduga dan banyak merenggut korban
jiwa warga Aceh telah menimbulkan banyak dampak bagi rakyat Aceh baik
secara moril maupun materiil, mereka harus kehilangan banyak anggota keluarga
baik itu ayah, ibu, anak, saudara, maupun tetangga dan kawan sejawat. Anak
banyak yang menjadi yatim piatu karena ditinggalkan oleh orang tua mereka dan
keluarga mereka, banyak ibu yang harus berjuang sendiri menghadapi bencana
alam ini sendiri karena anggota keluarga yang hilang entah kemana, di samping
itu, mereka juga harus merelakan dirinya untuk tinggal di barak-barak
pengungsian dengan waktu yang belum dapat dipastikan karena kehilangan
tempat tinggal, dan harta benda.Bencana alam ini juga melumpuhkan segi
ekonomi dari rakyat Aceh karena banyak diantara mereka yang harus kehilangan
mata pencaharian karena hancur oleh bencana tersebut, bahkan tidak sedikit dari
mereka yang menjadi pemulung, sebuah profesi yang dalam mimpi-pun tidak
pernah mereka bayangkan.
Berdasarkan permasalahan dan fenomena seperti yang telah diungkapkan
di muka, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin
mengetahui lebih mendalam serta memperoleh gambaran yang jelas mengenai
penyebab terjadinya tsunami Aceh pada tahun 2004. Guna menjawab
permasalahan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul: “Terjadinya Tsunami Aceh”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bencana tsunami?
2. Bagaimana penyebab terjadinya tsunami Aceh 2004?
3. Bagaimana kronologi terjadinya tsunami Aceh 2004?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tsunami Aceh 2004?

2
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji lebih mendalam, dan
memaparkan berbagai penyebab terjadinya tsunami Aceh yang melanda
Indonesia pada tahun 2004.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kemanusiaan dan
kepedulian sosial di kalangan masyarakat dengan berperilaku prososial.
2. Bagi ilmu pengetahuan.
Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi ilmu sejarah terkait
bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Tsunami
Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang memiliki arti secara
harafiah yaitu “ombak besar di lautan” yaitu gulungan ombak besar yang
muncul setelah terjadinya gempa bumi di lempengan dasar laut. Kata ‘Tsunami’
kemudian dipakai secara internasional untuk menunjukkan gelombang laut
tersebut. Menurut Prof. Izumi Yokoyama , tsunami berarti gelombang laut
(nami) yang menghantam pelabuhan (tsu). Awal mula penggunaan kata
Tsunami adalah dari kalangan nelayan Jepang yang merasakan gelombang
yang panjang dan besar di tengah laut yang melewati mereka. Namun
sekembalinya mereka ke pelabuhan mereka mendapati bahwa pelabuhan
tersebut dan wilayah sekitarnya telah rusak parah akibat dari gelombang besar
yang mereka rasakan di tengah laut tadi. Karena hal tersebut para nelayan
berasumsi bahwa gelombang tersebut muncul di sekitar wilayah pesisir saja.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tsunami adalah gelombang laut
dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan
gunung api di dasar laut (umumnya terjadi di wilayah Jepang dan sekitarnya).
Penjelasan lainnya yang disampaikan oleh T. Bachtiar bahwa tsunami adalah
gelombang yang mempunyai panjang sampai dengan 200 Km. Periode
tsunami adalah estimasi waktu tsunami untuk yang mencapai daerah pesisir
sekitar 20 menit. Kecepatan dari gelombang tsunami sangggup menembus 800
km/jam, bergantung pada kedalaman laut. Pada tingkat kedalaman laut sekitar
5.000 meter, kecepatan rambat tsunami sangat cepat, bisa mencapai kecepatan
250 meter/detik. Sedangkan di kedalaman 4.000 meter kecepatannnya 200
meter/detik, dan bila mencapai laut yang memiliki kedalaman sedalam 40
meter maka gelombang tsunami hanya memiliki kecepatan 20 meter/detik.

4
2. Penyebab terjadinya Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut besar yang diakibatkan dari munculnya
gelombang energi secara tiba-tiba yang merambat akibat dari gempa bumi di
dasar laut atau letusan gunung berapi yang mempunyai kekuatan yang sangat
besar. Tsunami akan terjadi jika terdapat anomali yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar volume air. Terjadinya gerakan secara vertikal
pada lempengan kerak bumi yang mengakibatkan gempa kuat di dasar laut
yang dangkal dapat menyebabkan lempeng laut tersebut bergerak vertikal,
maka pergerakan ini dapat mengakibatkan gangguan pada kesetimbangan
volume air laut yang berada di atasnya. Atau ketika terjadi patahan didasar
lempeng laut, maka massa batuan akan terjerembab dan air laut diatasnya
masuk kedalam patahan tersebut. Dari patahan tersebut terjadilah gerakan
osilasi naik-turun untuk mendapatkan keseimbangan dan terjadilah tsunami ke
segala penjuru arah.
Tsunami yang lebih besar dapat dihasilkan dari aktivitas tanah longsor,
letusan gunung berapi seperti di Santorini dan Krakatau, dan juga akibat dari
benturan benda ke dalam laut. Tsunami jenis ini kemudian dikenal sebagai
“mega-tsunami”. Megatsunami menimbulkan gelombang yang sangat besar,
seperti bencana tanah longsor di Litua Bay pada tahun 1958 yang
menghasilkan gelombang dengan tinggi mencapai 528 meter di atas
permukaan laut. Contoh lain dari tsunami yang ditimbulkan yang bukan
disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut adalah letusan gunung krakatau
pada tahun 1883.

B. Alur Pikir Penelitian

Bencana Penyebab Tsunami Dampak


Alam Tsunami Tsunami

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian Secara Keseluruhan


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitataif dimana penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang terjadi pada saat bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh.
Penelitian ini juga menggunakan studi literatur yang dilakukan untuk
mengumpulkan data pustaka dengan cara membaca, mencatat dan mengolah data
penelitian. Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu pengumpulan materi yang
hendak digunakan dalam penulisan makalah untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh.

6
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Penyebab Tsunami Aceh


Penyebab tsunami Aceh tahun 2004 sendiri diketahui dipicu oleh adanya
gempa tektonik yang juga merupakan gempa terbesar ketiga yang pernah tercatat
di dunia dan memiliki patahan lempeng terpanjang. Gempa tektonik pada Samudra
Hindia ini menyebabkan gempa dengan kekuatan magnitude 9.2 skala richter dan
tsunami setinggi 15 meter atau 50 kaki yang kemudian menerjang daratan aceh
dan meluluhlantahkannya. Bencana ini juga meninggalkan bekas luka yang dalam
untuk para penduduk yang tinggal di Desa Gampong di Ulee Lheue, Banda Aceh.
Dipicu oleh pergerakan dua lempeng bumi yang terletak di Samudra Hindia
berdasarkan informasi dari Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa bumi Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, yang
mengungkapkan bahwa tsunami Aceh pada 2004 dipicu oleh gempa tektonik.
Daryono juga turut menjelaskan bukti-bukti gempa tektonik yang berupa data
rekaman getaran tanah dalam seismogram, yang menunjukkan adanya rekaman
gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) yang tercatat tiba lebih
awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya, lalu diikuti oleh
gelombang permukaan (surface).
Munculnya fase gelombang ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan
tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik. Munculnya gelombang S (Shear)
yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di
Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang
terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat terjadinya patahan lempeng.
Gempa tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 ini diketahui tidak terjadi
dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka
(foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue
dengan magnitudo 7,0 pada 2 November 2002. Sejak itu terjadilah serangkaian
gempa kecil yang terus menerus terjadi yang merupakan gempa pendahuluan

7
hingga akhirnya terjadi gempa puncak yang terjadi pada 26 Desember 2004 pukul
07.59 WIB.dengan gempa berkekuatan 9,2 skala richter.

Gambar 1. Pasca Tsunami Aceh 2004

B. Kronologi Tsunami Aceh


Tepatnya pada pukul 10.59 waktu setempat, muncul gelombang raksasa
yang dipicu oleh adanya gempa bumi tektonik di bawah laut dengan jarak sekitar
100 kilometer dari barat pantai Sumatera. Pusat gempa diketahui berada di
kedalaman sekitar 30 kilometer di bawah dasar laut. Terdapat dua lempeng
continental yang saling bertumbukan hingga akhirnya menyebabkan tekanan yang
hebat dan menyebabkan gempa dengan kekuatan hingga 9.3 skala richter. Gempa
bumi tersebut kemudian berlangsung sampai 10 menit dimana biasanya gempa
semacam ini hanya terjadi selama beberapa detik.
Lempeng yang bergeser ini kemudian naik hingga 15 meter secara vertikal.
Hal ini mengakibatkan volume air yang turut bergerak naik hingga 10 meter. Yang
yang terdorong itu kemudian membentuk gelombang besar yang bergerak dengan
kecepatan tinggi menuju arah pantai. Di area laut dalam, pergerakan air ini tidak
terlalu terasa di permukaan, namun seiring dengan pergerakan gelombang menuju
area pandai, gelombang air pun juga turut semakin bergulung tinggi hingga
akhirnya gelombang tersebut mencapai ketinggian sekitar 15 – 30 meter.
Tsunami ini kemudian menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar
dengan meluluhlantakkan Aceh dan beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka,
8
India, dan Thailand. Banda Aceh dilaporkan sebagai daerah dengan kerusakan dan
jumlah kematian terbesar yang tercatat.

Gambar 2. Masjid di Aceh pasca Tsunami

C. Fakta Penyebab Tsunami Aceh


Terdapat 4 fakta dibalik penyebab tsunami Aceh tahun 2004, yang mana
tsunami Aceh ini juga dikenal dengan nama boxing-day tsunami atau gempa dan
tsunami samudra Hindia:
1. Gempa Terbesar Ketiga di Dunia
Gempa bumi ini awalnya diperkirakan berkekuatan 8.8 magnitudo.
Gempa tersebut kemudian direvisi menjadi Magnitudo 9,1-9,3 dalam beberapa
penelitian internasional pada tahun 2006. Hal ini membuat gempa dan tsunami
aceh menjadi gempa terbesar ketiga yang pernah melanda suatu wilayah dalam
sejarah dan gempa terbesar yang terjadi di tahun 2000 an.
2. Korban Melebihi 280.000 Nyawa
Tsunami dan gempa bumi Aceh menyebabkan korban tewas hingga
280.000 orang yang tercatat, dengan korban jiwa di Indonesia sebanyak
220.000 kematian, Sri Lanka sebanyak 35.000 kematian, India sebanyak
18.000 kematian, dan Thailand sebanyak 8.000 kematian. Tsunami tidak
hanya merenggut nyawa penduduk namun juga menyebabkan kerusakan serius
baik lingkungan membentang di sepanjang garis pantai.
3. Tidak Hanya Aceh Gempa Juga Menyebabkan Tsunami Di 14 Negara
Lokasi pusat gempa diperkirakan berasal dari 160 kilometer sebelah
utara Pulau Simeulue pada kedalaman 30 kilometer. Hal ini menyebabkan
9
gelombang setinggi 15 - 30 meter yang akhirnya menimbulkan gelombang
tsunami di 14 garis pantai di 14 negara yang berbeda diantaranya ada
Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Maladewa.
Dengan Banda Aceh sebagai daerah dengan kerusakan terparah.
4. Melepaskan Energi Setara dengan Lebih dari 1.500 Kali Bom Atom
Hiroshima
Energi yang dilepaskan oleh gempa dan tsunami Aceh di permukaan
bumi pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 26 megaton TNT atau 1.500 kali
bom atom Hiroshima. Namun, dikatakan hampir tidak mencapai level Tsar
Bomba bekas Soviet. Sebagian besar energi yang dihasilkan di bawah tanah
setara dengan 9.600 gigaton TNT.

D. Dampak Bencana Tsunami Terhadap Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan sebuah daerah yang memiliki
status daerah istimewa setingkat provinsi yang terletak di bagian paling barat
dari pulau Sumatera. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam secara geografis
berbatasan langsung dengan Teluk benggala di sebelah utara, Samudera
Hindia di sebelah barat, Selat malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di
sebelah selatan dan tenggara, Provinsi Nanggroe Aceh darussalam memliki
total luas wilayah seluas 55.390 km2. Sebelum peristiwa bencana alam
tsunami melanda Provinsi Naggroe Aceh Darussalam memiliki jumlah
penduduk dengan total 4.010.865 (2000) dengan kepadatan 80/km2, dari total
kepadatan penduduk tersebut sekitar 221.000 orang diantaranya berkmukim di
ibu kota provinsi yaitu Banda Aceh. Dalam segi pemeluk agama hampir
seluruh masayarakat Aceh merupakan muslim atau pemeluk agama Islam
dengan jumlah presentase mencapai 97,6 % dari total penduduk Aceh. Selain
pemeluk agama Islam, penduduk Aceh juga menganut agama lain yaitu
penganut agama Kristen sebesar 1,7 %, penganut agama Hindu 0,08%, dan

10
penganut agama Budha sebesar 0,55%. Bagi penganut agama Islam maka
diberlakukan hukum syariat Islam di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam.
Dalam sejarahnya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pertama kali
terbentuk pada tanggal 17 Desember tahun 1979 dengan gubernur pertamanya
bernama Teuku M Daud Beureuh. Sejak tahun 1976, Aceh telah mengalami
konflik yang berkepanjangan dengan pemerintah republik Indonesia akibat
dari pembentukan organisasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dipimpin
oleh Hasan Tiro dengan tujuan untuk memisahkan diri Aceh dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pergolakan demi pergolakan selalu mewarnai
kehidupan politik di Aceh menyebabkan kehidupan di Aceh tidak pernah
tearsa aman sepanjang pembentukannya. Sampai pada tahun 1989 pemerintah
Indonesia menetapkan daerah operasi militer di Provinsi Naggroe Aceh
Darussalam, hingga seterusnya pada bulan Mei 2003 hingga Mei tahun 2004
pemerintah Indonesia memberlakukan status darurat militer di Aceh dan
diteruskan dengan pemberlakuan status darurat sipil.
Tsunami pada tanggal 24 Desember tahun 2004 telah mengubah status
darurat sipil Aceh menjadi bencana nasional. Dengan diubahnya status di
daerah Aceh maka langkah ini dirasa tepat karena sebelum bencana tsunami
pun Aceh memang sudah membutuhkan banyak perhatian dan pembangunan
yang siginifikan maka status darurat bencana ini mengalirkan bantuan yang
luar biasa bagi Aceh untuk kemudian menciptakan kehidupan yang baru dan
lebih baik lagi masyarakat Aceh.
2. Dampak Tsunami Aceh tahun 2004
Gempa bumi yang disusul dengan gelombang tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 tidak hanya merugikan wilayah yang ada di sekitar Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, namun juga menimbulkan kerusakan di kota Nias,
Sumatera Utara dan beberapa negara yang memiliki wilayah pesisir di
Samudera Hindia seperti Malaysia, Thailand, Bangladesh, Sri Lanka, India
dan Maladewa.

11
Wilayah yang terkena oleh kehancuran akibat gelombang tsunami tidak
hanya wilayah yang berada di dalam zona subduksi (daerah yang terdekat atau
daerah yang mendekati sumber bencana), di wilayah yang dilewati oleh
gelombang tsunami, infrastruktur dan struktur bangunan mengalami kerusakan.
Seluruh infrastruktur pendukung sarana transportasi seperti jalan raya
terkelupas dari tempatnya, dan jembatan ambruk atau patah. Namun meskipun
bencana tsunami menimbulkan kerusakan infrastruktur yang masif, di
beberapa tempat masih terdapat bangunan yang berdiri kokoh salah satu
contohnya adalah masjid Baiturrahman Aceh yang tetap berdiri meskipun
tsunami menerjangnya.
3. Kerugian pasca Tsunami Aceh
Akibat yang ditimbulkan tsunami dalam sektor ekonomi adlah
perekonomian di Aceh akan menurun sebesar 14 persen.Untuk secara
keseluruhan ada total tiga perempat juta manusia – satu untuk setiap enam
penduduk Aceh – menjadi korban langsung baik itu dikarenakan menjadi
korban meninggal atau hilang, kehilangan sanak saudara dan keluaraga, juga
menjadi korban yang kehilangan rumahnya dan juga pekerjaannya akibat
tsunami.
Berdasarkan data APINDO kerugian materil juga sangat parah
dirasakan oleh Indonesia dalam segi ekonomi bencana tsunami ini mengurangi
aktifitas ekonomi sampai 68% dimana sebanyak 1,3 juta rumah dan gedung
hancur, 18 jembatan rusak, dan 120 kilometer jalan tidak bisa dilalui. Total
seluruh kerugian akibat dari bencana tsunami aceh tahun 2004 adalah sekitar
Rp 42,7 triliun atau hampir setara dengan 2,2% PDB nasional Indonesia dan
97% PDB Aceh (APINDO, 2004).
Korban meninggal akibat tsunami ini begitu banyak sehingga banyak
jenazah yang sampai membusuk karena tidak dimakamkan dengan cepat.
Adanya permasalahan ini menimbulkan penyakit karena banyaknya mayat
yang tidak dikebumikan secara cepat.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Gempa dan Tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 26 Desember tahun 2004 merupakan peristiwa bencana besar yang
membuat Indonesia sangat terpukul karena jumlah korban jiwa yang besar,
kerusakan dan kerugian ekonomi yang mencapai milyaran rupiah. Akibat besarnya
jumlah korban dan kerusakan fisik maka bencana gempa dan tsunami ini dapat
diklasifikasi sebagai bencana nasional karena sifat kerugian massif kerugian baik
kerugian materil maupun juga imateril. Peristiwa gempa dan tsunami Aceh telah
memberikan pelajaran besar bagi Indonesia dan dunia bahwa bencana tidak dapat
diprediksi terjadinya sehingga setiap negara sangat membutuhkan persiapandan
upaya yang matang dalam mencegah kerugian bencana. Upaya yang dilakukan
negara dalam mencegah timbulkan kerugian besar akibat bencana disebut dengan
“Disaster Risk Reduction”.

B. Saran
Bencana tsunami merupakan bencana alam yang tak bisa dihindar maupun
diprediksi. Bencana tsunami bisa terjadi apabila terjai gempa bumi dibawah laut,
gempa diatas 6 skala richter, ataupun permukaan laut turun secara tiba-tiba.
Sehingga diperlukan pengkajian tingkat resiko bencana yang hasilnya bisa
digunakan untuk menyusun aksi praktis dalam rangka kesiapsiagaan, seperti
menyusun rencana dan jalur evakuasi, pengambilan keputusan daerah tempat
tinggal dan sebagainya.
Selanjutnya penelitian yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini memang
belum sempurna dan perlu ditingkatkan lagi untuk menunjang keefektifan dari
karya tulis sendiri agar dapat menjadi rujukan yang sesuai sebagai penunjang
karya tulis yang akan datang. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
untuk perbaikan karya tulis selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hilman Natawidjaja, Danny. 2015. Siklus Mega-Tsunami di Wilayah Aceh - Andaman


Dalam Konteks Sejarah. Ris.Geo.Tam. 25(1): 10-12

Muhammad Natsir, dkk. 2015. Estimasi Waktu dan Tinggi Gelombang Tsunami di
Lhok Kruet Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Teuku Umar. 1(1): 85-87

Verianty, Woro Anjar. 2022. Penyebab Tsunami Aceh 2004, Bencana Alam Terparah
Dalam Sejarah Modern. https://m.liputan6.com/hot/read/5042822/penyebab-
tsunami-aceh-2004-bencana-alam-terparah-dalam-sejarah-modern diakses
Selasa, 22/11/2022

Widiatmoko, F. R., Zamroni, A., Siamashari, M. A., & Maulina, A. N. (2019).


Rekaman stasiun GPS sebagai pendeteksi pergerakan tektonik, studi kasus:
bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Jurnal Sumberdaya Bumi
Berkelanjutan (SEMITAN), 1(1), 236-240.

Wiyanto, Adi. 2020. Tsunami Aceh, bencana alam terbesar 16 tahun lalu.
https://amp.kontan.co.id/news/tsunami-aceh-bencana-alam-terbesar-16-
tahun-lalu diakses pada Selasa, 22/11/2022

14

Anda mungkin juga menyukai