MAKALAH Pencemaran Udara
MAKALAH Pencemaran Udara
MAKALAH Pencemaran Udara
Dosen Pembimbing:
Ir. Sakti Adji Adisasmitha, Msi, M.Eng. Sc, Ph.D
Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly. M.T.
Disusun Oleh :
Firdha Nurhikmah NIM: D131171307
Nurafni Fitrisari Affandi NIM: D131171317
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen,
20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri
dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan
Akhir-akhir ini kualitas udara disekitar kita semakin buruk ini terlihat
dari berbagai macam penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang banyak
diderita oleh sebagian besar masyarakat terlebih di daerah perkotaan. Hal ini
hanya itu bahkan di daerah pedesaaan yang dikenal dengan udaranya yang sejuk
usaha pembukaan lahan dengan cara membakar hutan dan lahan gambut masalah
1
lonjakan kendaraan di Yogyakarta mencapai angka 1.441.538 per tahun, hal ini
disebabkan oleh pencemaran udara oleh emisi gas buang kendaraan/ gas CO.
Polusi gas CO dapat mengganggu kehidupan manusia, jika terhirup oleh manusia
maka molekul tersebut akan masuk kedalam saluran pernapasan kemudian masuk
ke paru – paru dan akan menempel pada hemoglobin darah, serta dapat
I.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari
alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas,
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun
manusia.
atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing
3
tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat
menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.
dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang
Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan
Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak
berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-banar bersih
sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan
4
padat lalu lintasnya. Udar ynag tercemar dapat merusak lingkungan dan
(rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup
manusia.
yakni :
proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam
Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya
tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap,
buangan nuklir.
5
II.3 Komponen Pencemaran Udara
teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.
4. Partikulat
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa -
129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara,
berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses
industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif
sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon
3. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
6
Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk
daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat,
udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota
atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka
dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal
ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO
yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu
mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat
gas NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak
berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat
hidung.
Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena
Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil
pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-
7
NO2 + sinar matahari NO + O
O + O2 O3 (ozon)
O3 + NO NO2 + O2
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2
dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan
tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah
bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau
H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) bneda-benda
lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses
kimiawi lainnya.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia
(tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Gas dari
pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian
gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian
industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan
kadar gas SOx diudara meningkat. Reaksi antara gas SOx denagn uap air yang
terdapat diudara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam
sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan,
terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam
sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada
8
beberapa negar industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat
serius karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan
Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula
berbenruk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS 2 dan
Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkannya
SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada
proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga
merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahna
kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan
berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan
karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu
9
II.3.4 Partikulat
atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit
sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian
yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar
partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana
sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan
Sunber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga
dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah :
1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
gunung berapi.
3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah
pegunungan.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam sering kali dianggap wajar.
kenyamannan hidup maka hal tersebut dianggap sebagai musibah bencana alam.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu
kejadiaan yang hebat adalah pencemaran partikel akibat letusan gunung Krakatau
pada tahun 1885. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar akibat letusan
gunung Krakatau, tidak hanya jatuh disekitar selat Sunda (Jawa Barat dan
10
Lampung) saja, namun sempat melayang diatmosfer mengelilingi dunia dalam
bumi. Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa detik sampai beberapa bulan.
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah
“mati” karena jatuh mengendap dibumi, dapat “hidup” kembali apabila tertiup
dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat
transportasi.
11
Sumber: Ismail (2013). Makalah Pencemaran Udara.
12
II. 5 Pencemaran Udara di Yogyakarta
meningkat di atas 250 persen kurun waktu tahun 2011 hingga 2014.
hidup di DIY, hingga diatas 250 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
DIY Bambang Kristianto dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup DIY tahun
di DIY. Terutama soal pencemaran udara yang meningkat dratis dari tahun 2011
yang tercatat terjadi pada 127 desa/kelurahan, menjadi 415 desa/kelurahan pada
pencemaran, seperti pencemaran air dan tanah akibat pengolahan limbah industri
yang tidak tepat dan pencemaran udara, akibat pembakaran pada kendaraan
dapat timbul dari alam seperti gunung meletus, gas beracun, dan lain-lain, yang
13
Tabel 3. Gambaran Umum Kualitas Udara di Yogyakarta 2015
Sumber: Nabilah (2017). Analisis Cluster Tingkat Kualitas Udara Ambien Jalan
Raya di DIY 2015.
di DIY tahun 2015 berdasarkan tujuh jenis polutan, suhu, dan kebisingan.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa dari sembilan variabel yang digunakan
variabel yang berada di atas baku mutu yang telah ditetapkan adalah debu
diameter 10 yaitu dengan nilai konsentrasi tertinggi 445,10 ug/m3 dan kebisingan
(variabel suhu tidak memiliki baku mutu). Lokasi depan Hotel Shapir, Jl. Solo Yk
merupakan jalan raya padat kendaraan, minim adanya pepohonan, dan memiliki
ukuran jalan yang cukup sempit. Pada awal tahun 2015, di sekitar titik H terdapat
14
pembangunan Lippo Mall yang ditargetkan beroperasi pada bulan Mei 2015
Mall ini menghasilkan banyaknya debu diameter 10 yang sangat tinggi. Tingginya
diameter 10 oleh angin dan lalu lalang kendaraan dari tempat pembangunan Lippo
kebisingan ini menandakan bahwa kepadatan lalu lintas di Depan Pizza Hut, Jl.
Jend. Sudirman Yk., dan Depan Mirota, Jl. Godean Yk yang tinggi. Namun secara
keseluruhan gambaran kualitas udara ambien jalan raya di DIY tahun 2015 masih
tergolong baik karena rata-rata setiap variabel penelitian masih berada di bawah
utama , yakni :
15
mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa
kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat yang
teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan
16
- Mengubah proses
- Mengelola limbah
sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-
- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri
yang
- tidak beracun.
maka
lstrik
17
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
3. Polutan-polutan pencemaran udara terdiri dari CO, CO2, NO, NO2, SO2, SO3,
- Merancang alat yang dapat mengubah polutan menjadi gas yang tidak
berbahaya.
- Mengadakan reboisasi.
III.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Nabilah, I., P., W.. 2015. “Analisis Cluster Tingkat Kualitas Udara Ambien Jalan
Raya di DIY 2015”. Artikel. 1:1. 182.
19