Makalh Materi Kommas
Makalh Materi Kommas
Makalh Materi Kommas
Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan
mempunyai tujuan;
Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif, untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan
pemilihan media terletak pada anggota khalayak;
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya.
Kebutuhan yang dipenuhi hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas;
bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku
khalayak yang bersangkutan.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak;
artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-
situasi tertentu.
Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu
orientasi khalahyaknya (Rakhmat, 2011, p.203)
Model uses and gratification memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Ini
memang mengundang kritik. Akan tetapi, yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses
pengirim pesan ke proses penerimaan pesan.
Teori Uses and Gratifications adalah khalayak yang pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan
motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif terpenuhi maka
kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media memeuhi kebutuhan khalayak disebut media
efektif. (Kriyantono, 2009, p. 207-208)
Jurnalisme dan media massa tidak mencerminkan realitas, tetapi menyaring dan membentuk isu.
Media massa menawarkan banyak topik dan lebih menekankan pada topik tertentu, yang pada
gilirannya memungkinkan audiens untuk menentukan topik mana yang lebih penting daripada yang
lain.
Setiap media memiliki potensinya sendiri untuk membentuk dan mengembangkan agendanya sendiri. Pada
dasarnya, kunci dari teori agenda adalah menentukan peran suatu isu atau peristiwa dalam proses gating.
Media cenderung membentuk persepsi publik dengan memberikan bagian pada setiap isu. Misalnya,
menyoroti masalah. Penonjolan tersebut menunjukkan adanya perbedaan perhatian yang kemudian
mempengaruhi persepsi (pengetahuan dan citra) terhadap peristiwa atau subjek di mata publik.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa teori agenda-setting bersifat unik karena mendukung dua asumsi
dasar yang menarik. Pertama, teori ini dengan jelas menyatakan bahwa media massa memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi dan membentuk persepsi masyarakat. Di sisi lain, teori ini juga mendukung hipotesis
bahwa pada akhirnya segala sesuatu kembali kepada individu, di mana ia bebas memilih apa yang ingin
diterimanya.
Jenis-Jenis Agenda Setting
Mengutip Alvernia University, ada tiga jenis, yakni:
Agenda setting publik: ketika masyarakat menentukan agenda cerita mana yang dianggap penting.
Agenda setting media: ketika media menentukan agenda cerita mana yang dianggap penting.
Agenda setting kebijakan: ketika agenda publik dan media memengaruhi keputusan pembuat
kebijakan publik.
Faktor Penentu Agenda Setting
Sebelum media mempublikasikan sebuah berita, biasanya akan gatekeeping yang dipakai demi menyaring
kumpulan informasi.
a) Gatekeeping
Menurut Lumen, gatekeeping adalah serangkaian checkpoint yang harus dilalui berita sebelum muncul di
masyarakat. Melalui proses ini, ada pihak yang memutuskan apakah sebuah kisah harus dilihat dan
didengarkan masyarakat. Gatekeeping juga bertujuan untuk menjaga kedamaian dan stabilitas publik.
Gatekeeper bertugas dan memiliki kendali atas pilihan konten yang didiskusikan di media. Gatekeeper
biasanya adalah reporter, penulis, dan editor.
Lebih lanjut, melansir Communication Theory, beberapa faktor lain yang turut menentukan agenda setting
adalah: