Makalah Operasional Riset Kelompok Metode Ransportasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Riset Operasional

Dosen pengampu: Yuli Yanti Yurnita SE, M.Ak

METODE TRANSPORTASI

Disusun Oleh
Kelompok 2(c) :

1. Zafia Azzahra (21020099)


2. Rika Junita (21020111)
3. Anjas wisnu wardana (21020110)
4. Alfajri Balbo (21020985)

5. Arsyad jefrian (21020117)

ADMINISTRASI BISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

KOTA BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Pencipta Alam Semesta dan isinya. Shalawat
serta salam semoga Allah SWT. Limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Riset Operasional yang
berjudul “Metode Transportasi”. Kami menyusun makalah ini secara sistematis dan
sesuai dengan penggolongan kaidah ilmiah, dengan maksud agar bisa dijadikan referensi
tambahan bagi pembaca. Semoga dengan makalah ini kita dapat memahami materi
Metode Transportasi dengan benar.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, kami berharap bahwa pembaca bisa memberikan kritik dan saran
yang dapat membangun penulis. Kritik yang baik dari pembaca sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Metode Transportasi ...............................................................................................6
B. Tujuan Metode Transportasi .....................................................................................................6
C. Macam-Macam Metode Transportasi........................................................................................7
D. Langkah-Langkah Metode Transportasi ...................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

Riset Operasional | DAFTAR ISI 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu
produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa
tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transport minimum. Karena hanya ada
satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaanya dari satu atau
lebih sumber. Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transport pada suatu rute
tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Unit yang dikirimkan
sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut. Yang penting, satuan penawaran
dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten.
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari beberapa sumber ke tempat-tempat yang membutuhkan barang.
Pendistribusian barang harus diatur sedemikian rupa, karena ada perbedaan jarak atau
biaya dari sumber-sumber yang ada dan tempat-tempat yang yang membutuhkan
barang. Tujuan dari masalah transportasi adalah untuk menentukan jumlah yang
optimal dari barang yang akan diangkut dari berbagai sumber ke berbagai tujuan
sehingga biaya transportasi total minimum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Metode Transportasi?
2. Apa Tujuan Metode Transportasi?
3. Apa Saja Macam-Macam Metode Transportasi?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Transportasi?

C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui beberapa hal berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Metode Transportasi.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Metode Transportasi.
3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Metode Transportasi.
4. Untuk Memahami Langkah-Langkah Metode Transportasi.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 4


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Transportasi

Metode transportasi yaitu suatu metode yang di gunakan untuk mengatur


distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat
yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini
harus di atur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu
sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda.

Model transportasi diantaranya yaitu:


1. Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network).
2. Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari
sejumlah sumber ke berbagai tujuan.
3. Satiap sumber mempunyai sejumlah barang untuk di tawarkan dan setiap tujuan
mempunyai permintaan terhadap barang tersebut.
4. Terdapat biaya transportasi per unit barang dari setiap rute.
5. Asumsi dasar yaitu biaya transportasi pada suatu rute tertentu proporsional dengan
banyak barang yang di kirim.

B. Tujuan Metode Transportasi

Suatu proses pengaturan distribusi barang dari tempat yang menghasilkan


barang dengan kapasitas tertentu ke tempat yang membutuhkan barang tersebut
dengan jumlah kebutuhan tertentu agar biaya distribusi dapat di tekan seminimal
mungkin.
Berikut tujuan dari metode transportasi :
1. Berguna untuk memecahkan permasalahan distribusi.
2. Memecahkan permasalahan bisnis lainnya seperti masalah pengiklanan, alokasi
dana untuk investasi, analisis lokasi dsb.
3. Menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber ke setiap tujuan
sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan.

Ciri-ciri penggunaan :
1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu.
2. Kuantitas barang yang di distribusikan dari setiap sumber dan yang di minta oleh
tujuan besarnya tertentu.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 5


3. Barang yang di kirim dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan
permintaan dan kapasitas sumber

C. Macam-Macam Metode Transportasi


Ada tiga macam metode dalam metode transportasi, yaitu :
1) Metode Stepping Stone

Metode Stepping Stone adalah memindahkan batu dari sel satu ke sel satu lain.
Sebelumnya patokan sel pada sudut kiri atas diisi lebih dahulu. Berikut tabel
matrik alokasi yang pertama dengan mengisi sel pojok kiri atas.
Tabel 2.1 Matriks ke-1/ SS

Sel ( J,P× ) sebagai perpotongan baris J dengan kolom P merupakan kotak sel
yang terdapat dipojok kiri atas ( north west corner). Isilah sel-sel lain dengan
memperhatikan kapasitas pada baris maupun daya tampung pada kolom masing-
masing. Misalnya sel (J,P) tidak dapat diisi 1.000 unit karena daya tampung P
hanya 900. Pada sel (J,P) diisi dengan angka 900 saja. Kapasitas J sebesar 1.000
unit, baru dialokasikan sebanyak 900 ke P sehingga sisa 100 unit dikirimkan ke
sel (J,Mk). Sementara sel (J,Jp) kosong alias nol. Sel (M,P) sebesar 0 unit karena
kolom P hanya memerlukan 900 unit saja, dengan demikian sel (M,Mk) harus diisi
sebesar 1.200-100 unit = 1.100 unit. Lalu perhatikan baris M di mana kapasitas
yang tersedia sebesar 1.500, sedangkan yang telah dialokasikan hanya sebesar
1.100 unit ke sel (M,Mk) sehingga sebesar 1.500 unit – 1.100 unit = 400 unit harus
dialokasikan ke sel (M,Jp).
Dengan alokasi pengiriman barang dari dua tempat asal Jakarta dan Medan ke
Pontianak, Makasar, dan Jayapura seperti tercantum dalam Matriks ke-1,
selanjutnya kita dapat menghitung total biaya transportnya, yakni sebesar:
900 unit × Rp 10.000/unit = Rp 9.000.000,00
100 unit × Rp 25.000/unit = Rp 2.500.000,00
1.100 unit × Rp 40.000/unit = Rp 44.000.000,00
400 unit × Rp 80.000/unit = Rp 32. 000.000,00 +
Total biaya transportasinya = Rp 87.500.000,00

2) Metode MODI (Modified Distribution Method

Metode MODI atau singkatan dari metode Modified Distribution


Method, merupakan modifikasi perhitungan biaya transportasi cara Stepping
Stone (memindahkan batu). Artinya, MODI ini merupakan perbaikan dari
cara Stepping Stone tersebut, karena secara umum lebih singkat.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 6


Langkah dari MODI adalah sebagi berikut :
a. Mengisi sel berdasrkan northwest corner, sebagai langkah awal yakni mengisi
sel yang terdapat di sudut kiri atas terlebih dahulu. selanjutnya dengan
memperhatikan kapasitas-kapasitas maupun daya tampung setiap kolom, sel-
sel berikutnya diisi.
b. Sel-sel yang berisi “batu” dinilai dengan rumus sebagi berikut.

Nilai tempat awal (A) + nilai tempat tujuan (T) + nilai sel (A, T) = 0

Dari - ke T

A Sel (A, T)

Nilai tempat tujuan T bila mempunyai J kolom, kita beri simbol Kj, sedangkan sel-
sel yang merupakan perpotongan baris Bi dan kolom Kj disebut sel (Bi, Kj),
sehingga rumus umumnya menjadi :

Nilai Bi + Nilai Kj + (Bi, Kj) = 0

Untuk menerapkan rumus tersebut, pada tahap pertama B, dari baris i diberi nilai
sebesar 0 (nol).
Setelah seluruh sel-sel yang terisi “dinilai” untuk menghitung
besarnya Bi dan Kj, selanjutnya dengan rumus yang sama dinilai pula semua sel yang
kosong. Tujuannya untuk mencari sel yang bernilai paling rendah, dan kemudian
menjadi sel yang harus diisi. Disinilah kelebihan MODI dengan Stepping Stone, yaitu
sel yang akan diisi perlu “dinilai” terlebih dahulu, sedangkan pada Stepping
Stone cara menilai sel-sel yang harus diisi dihitung secara lebih panjang prosesnya
dan lebih lama.
Bila sel-sel kosong telah terisi, berarti diperoleh matriks baru yang berbeda
alokasinya dengan matriks awal, selanjtunya matriks baru tersebut perlu dinilai lagi
dengan prosedur yang sama dari (a) sampai dengan (e)
Tampaknya akan lebih mudah penghayatannya bila penerapan metode MODI
ini dijelaskan dengan contoh seperti di bawah ini:
Tabel 2.2 Matriks ke-1/MODI
Dari – ke K1 = -10 K2 = -25 K3 = -65 Kapasitas
B1 = 0 10 25 60
900 100 1.000
B2 = - 15 15 40 80 1.500
1.100 400

Riset Operasional | DAFTAR ISI 7


Daya 900 1.200 400 2.500
Tampun
g

Ingat pada matriks ke-1, sel-selnya diisi di sudut kiri atas (north west corner)
dengan memperhatikan kapasitas dan daya tampung masing-masing baris dan
kolom.

Menilai sel yang terisi:


1. Sel ( B1,K1) : B1 + (B1,K1) +K1 = 0
0 + 10 + K1 = 0
K1 = -10 Cantumkan angka – 10 pada K1 di matriks ke -1

2. Sel ( B1,K2) : B1 + (B1,K2) +K2 = 0


0 + 25 + K2 = 0
K2 = - 25 Cantumkan angka – 25 pada K2 di matriks ke -1
3. Sel ( B2,K2) : B2 + (B2,K2) +K2 = 0
B2 + 40 + (-25) = 0
B2 + 15 = 0
B2 = -15 Cantumkan angka – 15 pada B2 pada baris di matriks ke -1
4. Sel ( B2,K3) : B2 + (B2,K3) + K3 = 0
-15 + 80 + K3 = 0
K3 = -65
Jadi B1, B2, K1, K2, dan K3 telah diisikan nilainya. Selanjutnya kita perlu menilai
sel-sel kosong mana yang berpotensi diisi menerima pindahan. Dalam hal ini
terdapat dua sel saja, yakni sel ( B1,K3), dan ( B2,K1).
1. Sel ( B1,K3) : B1 + (B1,K3) +K3 = 0
0 + 60 + (-65) = -5
2. Sel ( B2,K1) : B2 + (B2,K1) +K1 = 0
-15 + 15 + (-10) = 0
0 – 10 = -10
Membandingkan kedua sel kosong tersebut, maka sel (B2, K1) mempunyai nilai
negatif sebesar –10, sedangkan sel (B1, K3) hanya sebesar –5. Jadi sel (B2, K1) harus
diisi dengan memindahkan dari sel yang ada. Berikut matriks ke-2 di bawah ini.
Sel (B2, K1) diisi 900 unit. Sel yang lain pun isinya bergeser sesuai kapasitas dan
daya tampung.

Tabel 2.3Matriks ke-2/MODI

Riset Operasional | DAFTAR ISI 8


Dari – ke K1 = 0 K2 = -25 K3 = -60 Kapasitas
B1 = 0 10 25 60 1.000
0 600 400
B2 = - 15 15 40 80 1.500
900 600 0
Daya 900 1.200 400 2.500
Tampun
g
Karena sel (B2, K1) menerima 900 unit dari sel (B1, K1), maka sel (B2, K2) dan sel (B2,
K3) harus berkurang karena kapasitas baris B2 hanya 1.500 unit. Di lain pihak, sel (B1,
K3) juga harus diisi sebanyak 400 unit dengan memindahkan dari sel (B2, K3)
sehingga sel (B2, K2) tinggal 1.500 – 900 = 600 unit. Kemudian di cek lagi apakah
matrik ke-2 MODI sudah optimum. Caranya sama:
1. Mulai dengan B1 = 0, lalu gunakan rumus untuk mencari nilai B2, K2, K3.
Perhatika sel-sel yang terisi saja dulu.
Sel (B1, K2) B1 + (B1, K2) + K2 = 0
0 + 25 + K2 = 0
K2 = -25
Sel (B1, K3) B1 + (B1, K3) + K3 = 0
0 + 60 + K3 = 0, K3 = -60
Sel (B2, K2) B2 + (B2, K2) + K2 = 0
B2 + 40 + (-25) = 0
B2 + 40 -25 = 0
B2 = -15
Sel (B2, K1) B2 + (B2, K1) + K1 = 0
-15 + 15 + K1 = 0
K1 = 0
Tahap berikutnya adalah menilai sel-sel yang kosong, yakni:
Sel (B1, K1) = B1 + (B1, K1) + 0 = 0 + 10 + 0 = 10, artinya bila sel ini diisi justru akan
menambah biaya transportasi sebesar Rp 10.000,00 per unit barang. Jadi, jangan diisi,
karena nilainya positif atau + (plus).
Sel (B2, K3) B2 + (B2, K3) + K3
-15 + 80 + (-60)
80 - 75 = 5

Riset Operasional | DAFTAR ISI 9


Sel (B2, K3) juga jangan diisi, karena hasilnya positif 5 atau +5.
Kesimpulannya, kedua sel yang kosong pada Matriks ke-2/ MODI tersebut
mempunyai nilai yang positif (+). Jadi, Matriks ke-2/ MODI tersebut telah optimum.
Berapa total biaya transportasinya? Mari kita hitung.
transportasi = 600 (Rp 25.000,00) + 400 (Rp 60.000,00) + 600 (Rp 40.000,00) + 900 (
Rp 15.000,00)
TBT = Rp 15.0000.000,00 + Rp 24.000.000,00 + Rp 24.000.000,00 + Rp
13.500.000,00
TBT = Rp 76.500.000,00
Artinya, total biaya transportasi yang paling minimum sebesar Rp 76.500.000,00.
Ternyata cara matematis, stepping stone, dan MODI menghasilkan total biaya
minimum yang sama, yakni Rp 76.500.000,00.

3) Metode VAM (Vogel’s Approximation Method)

Prosedur VAM terdiri dari:


a) Cari dan hitung besarnya selisih angka biaya transport peringkat terkecil
dengan angka biaya transport yang lebih besar pada peringkat berikutnya, dalam
setiap baris dan kolom masing-masing. Contoh peringkat terkecildengan peringkat
berikutnya : Misal, dari angka 8,12,17, dan 6. Angka peringkat terkecil 6,
sedangkan peringkat berikutnya 8, jadi selisihnya 8 -6 = 2. b) Angka selisih
tersebut dalam butir (a) ditempatkan di ujung masing-masing baris atau di ujung
puncak kolom masing-masing. c) Angka-angka tersebut, baik yang berada di
ujung baris maupun puncak kolom dipilih yang paling besar selisihnya. Angka
yang dipilih menunjukkan baris atau kolom yang sel-selnya akan dipilih untuk
diisi sesuai dengan kapasitas atau daya tampungnya.d) Hanya sel-sel baris atau
kolom yang mempunyai biaya transportasi paling kecil mendapat prioritas untuk
memperoleh alokasi untuk diisi.e) Bila baris atau kolom yang selnya diisi telah
penuh sebesar kapasitas atau daya tampungnya, maka baris atau kolom tersebut
sebaiknya di “arsir” sebagai “tanda” agar tidak diganggu dalam proses
perhitungan berikutnya. Akan tetapi, apabila baris atau kolom belum penuh,
karena masih lebih kecil dari kapasitas atau daya tampungnya maka biarkan saja
tidak perlu diarsir.f) Tahap berikutnya, menjalani prosedur secara cermat dari
(a) sampai dengan (e).Untuk menerapkan tahap-tahap tersebut sebaiknya
perhatikan contoh berikut.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 10


- 15 20 Lapis -2

5 15 20 Lapis -1

Dari – ke K1 K2 K3 Kapasitas

B1 10 25 400 60 15 35
0 600 1.000

B2 15 40 80 1.500 25 40
900 600 0

Daya 900 1.200 400 2.500 Lapis -1 Lapis -2


Tampung

Pada lapisan 1, perbedaan angka pada kolom dari baris berturut-turut adalah 5,15, 20,
15, dan 25. Mana yang paling besar? Tentu angka 25.
Catatan:
Angka 5 dalam kolom K1 sebesar 5 hasil dari 15-10. Sedangkan angka 25 pada
baris B2 berasal dari 40 – 15. Demikian pula angka lain dihitung dengan cara yang sama,
seperti disebutkan langkah (a).
Angka 25 berada pada baris B2 sehingga baris B2 dipilih untuk diisi. Oleh karena itu,
buat garis arah ( ) untuk menunjukkan baris B2 sebagai baris yang mempunyai sel (B2, K1),
sel (B2, K2), dan sel (B2, K3). Sel mana dari ketiga sel tersebut yang mempunyai angka biaya
transport paling kecil? Tentu saja sel (B2, K1) yaitu 15. Jadi, isi saja sel (B2, K1) tersebut
dengan angka 900. Mungkin anda bertanya mengapa tidak diisi dengan angka 1.500 unit?
Karena daya tampung kolom K1 hanya 900 unit saja.
Jika demikian, berarti kolom K1 sudah terpenuhi kebutuhannya, sehingga
kolom K1 diarsir. Selesai tahap ke-1, lalu diulang proses yang sama untuk 4 sel yang tersisa.
Buat lapis ke-2 untuk mencari selisih angka biaya transport seperti di atas. Dari lapis ke-2
kita diperoleh angka-angka 15, 20, 35, dan 40. Mana yang paling besar? Tentu 40. Artinya,
baris B2 terpilih lagi untuk diisi sel-sel tersisa yaitu sel (B2, K2), dan sel (B2, K3). Sel yang

Riset Operasional | DAFTAR ISI 11


mempunyai biaya transport paling kecil adalah (B2, K2), yakni 40. Berapa unit harus diisikan
pada sel (B2, K2)? Jumlahnya 1.500 unit – 900 unit = 600 unit. Jadi, baris B2 sudah penuh
sebanyak kapasitas 1.500 unit. Oleh karena itu baris B2 diarsir saja. Selesai tahap ke-2,
seterusnya kita perhatikan sel yang tersisa, yaitu sel (B1, K2) dan (B1, K3). Isi saja masing-
masing dengan memperhatikan daya tampung dan kapasitas. Jadi, sel (B1, K2) diisi dengan
600 unit (=1.200 unit – 600 unit. Sedangkan sel (B1, K3) dengan 400 unit (= 1.000 unit – 600
unit).
Berarti selesai sudah alokasi “pengiriman dari tempat asal ke tempat tujuan dengan
total biaya transportasi sebesar
= (600 × 25.000) + ( 400 × 60.000) + (900 × 15.000) + (600 × 40.000)
= 15.000.000 + 24.000.000 + 13.500.000 + 24.000.000
= 76.500.000
Jadi t min = Rp 76.500.000,00

D. Langkah-Langkah Metode Transportasi


Menurut Siswanto (2006) : “model Transportasi pada saat dikenali petama
kali, diselesaikan secara manual dengan menggunakan alogaritma yang dikenal
sebagai alogaritma transportasi. Alogaritma ini cukup dikenal dan masih sering
diajarkan hingga tahun 90-an”.

Berikut langkah-langkah metode transportasi:

 Pertama, diagnosismasalah dimulai dengan pengenalan sumber, tujuan,


parameter, dan variabel.
 Kedua, seluruh informasi tersebut kemudian dituangkan kedalam matriks
transportasi.
Dalam hal ini,
1. Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan
maka sebuah kolom semu (dummy) perlu ditambahkan untuk menampung
kelebihan kapasitas itu.
2. Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan
maka sebuah baris peerlu ditambahkan untuk menyediakan kapasitas semu
yang akan memenuhi kelebihan permintaan itu. Jelas sekali bahwa
kelebihan permintaan itu tidak bisa dipenuhi.
 ketiga, setelah matriks transportasi terbentuk kemudian dimulai menyusun
tabel awal. Alogaritma transportasi mengenal empat macam metode untuk
menyususn tabel awal, yaitu:
1. Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method.
2. Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method.
3. VAM atau Vogell’s Approximation Method.

Riset Operasional | DAFTAR ISI 12


Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi
distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi
keseluruh tujuan.
 Keempat, setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah
selanjutnya adalah pengujian optimalittas tabel untuk mengetahui apakah
biaya distribusi total telah minimum. Secara matematis, pengujian ini
dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum telah tercapai.
Ada dua macam pengujian optimalitas alogaritma transportasi, yaitu:
1. Stepping Stone Method.
2. MODI atau Modified Distribution Method.
 Langkah terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah keempat terbukti
bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin
diturunkan lagi. Dengan demikian, jelas sekali bahwa langkah kelima ini
tidak akan dilakukan apabila pada langkah keempat telah membuktikan
bahwa tabel telah optimal.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode transportasi yaitu suatu metode yang di gunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat
yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah.
Tujuan metode transportasi yaitu:
1. Suatu proses pengaturan distribusi barang dari tempat yang menghasilkan barang
dengan kapasitas tertentu ke tempat yang membutuhkan barang tersebut dengan
jumlah kebutuhan tertentu agar biaya distribusi dapat di tekan seminimal
mungkin.
2. Berguna untuk memecahkan permasalahan distribusi.
3. Memecahkan permasalahan bisnis lainnya seperti masalah pengiklanan, alokasi
dana untuk investasi, analisis lokasi dsb.
Ada tiga macam metode dalam metode transportasi:
1. Metode Stepping Stone.
2. Metode MODI (Modified Distribution Method).
3. Metode VAM (Vogel’s Approximation Method).

Riset Operasional | DAFTAR ISI 13


B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari segala
aspek, untuk itu kami sebagai penulis berharap kepada pembaca agar senantiasa dapat
memberikan saran kepada kami selaku penulis dari makalah kami untuk perbaikan
kedepannya. Dan kami berharap, semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Trihudiyatmanto. 2017. “Metode transportasi”. Https://www.slideshare.net.com >


hudysadwara. Di akses pada tanggal 28 november 2017

Drs. Suyadi Prawirosentono, MM., M. B.A. 2005. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta:
Sinar Grafika Offset
Ratna Dewi.S, dkk .2021. “Riset Oprasional”. Jakarta: Universitas Gunadarma

Riset Operasional | DAFTAR ISI 14

Anda mungkin juga menyukai