Laporan Praktek Perkerasan Jalan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN

DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

LAPORAN PRAKTIK
PERKERASAN JALAN

DISUSUN OLEH :
CINTHIA OKTAVIYANI
062240113231
2 PJJ E ALIH JENJANG

DOSEN PEMBIMBING :
H. Akhmad Mirza, S.T., M.T.

DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2023
LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN

Dibuat untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Perkerasan Jalan pada Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya

Palembang, 16 Juli 2023


DISAHKAN OLEH
DOSEN PEMBIMBING

H. Akhmad Mirza, S.T., M.T.


NIP. 196005121986031005

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD ii


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik yang penulis buat ini.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak H. Akhmad Mirza, S.T., M.T. yang
telah memberikan dukungan dan bimbingannya kepada penulis selama masa praktik
dilaksanakan.

Laporan ini dibuat dan disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Praktik Perkerasan Jalan Mahasiswa DIV Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri
Sriwijaya. Tentunya penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam menyusun laporan ini. Namun
tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Wassalamualaikum wr. wb
Palembang, 13 Juli 2023

Cinthia Oktaviyani
NIM. 062240113231

DAFTAR ISI

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD iii


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

Halaman Judul ................................................................................................................................ i


Lembar Pengesahan ....................................................................................................................... ii
Kata Pengantar .............................................................................................................................. iii
Daftar Isi ....................................................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan ............................................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan............................................................................................................... 2
BAB II Landasan Teori
2.1 Pengertian Drainase ....................................................................................................................

2.2 Tujuan Drainase ..........................................................................................................................

2.3 Fungsi Drainase ..........................................................................................................................

2.4 Jenis Jenis Drainase ....................................................................................................................

2.5 Pola Pola Saluran ........................................................................................................................

2.6 Analisa Frekuensi Curah Hujan...................................................................................................


BAB III Uraian Kerja
3.1. Pekerjaan Galian Tanah Saluran Terbuka.................................................................................
3.2. Pekerjaan Pemasangan Bowplank.............................................................................................
BAB IV Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................
4.2 Saran ...........................................................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................................................

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD iv


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik Sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga
mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Salah satu infrastuktur yang penting
untuk kemaslahatan manusia adalah jalan raya. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air. Sedangkan jalan raya ialah
jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringan-jaringan jalan bisa
dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Sebuah
pepatah mengatakan: “Bagaimana jalannya demikian pula bangsanya”, dan hanya bangsa yang
ingin maju saja mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan perhubungan pada
umumnya.
Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan agregat dan aspal atau
semen (Portland Cement) sebagai bahan ikatnya sehingga lapis konstruksi tertentu, yang
memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan
beban lalulintas diatasnya ke tanah dasar secara aman. Fungsi utama dari perkerasan sendiri
adalah untuk menyebarkan atau mendistribusikan beban roda ke area permukaan tanah-dasar
(sub-grade) yang lebih luas dibandingkan luas kontak roda dengan perkerasan, sehingga
mereduksi tegangan maksimum yang terjadi pada tanah-dasar. Perkerasan harus memiliki
kekuatan dalam menopang beban lalu-lintas. Permukaan pada perkerasan haruslah rata tetapi
harus mempunyai kekesatan atau tahan gelincir (skid resistance) di permukaan perkerasan.
Perkersasan dibuat dari berbagai pertimbangan, seperti: persyaratan struktur, ekonomis,
keawetan, kemudahan, dan pengalaman (Crhistiady, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan?

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 1


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

2. Apa saja jenis jenis perkerasan jalan?


3. Apa saja bagian bagian dari jalan?
4. Apa pengertian dari perkerasan lentur/flexible pavement?
5. Apa saja lapisan dari perkerasan lentur?
6. Bagaimana proses pembuatan perkerasan jalan flexible pavement yang dilaksanakan
secara manual?

1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan


1.3.1 Tujuan Pembahasan
 Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan pembuatan jalan secara nyata
di lapangan.
 Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti apa itu perkerasan jalan, dan macam
macam bentuk dalam pekerjaan perkerasan.
 Mahasiswa diharapkan mengetahui langkah langkah pembuatan berbagai macam
perkerasan jalan.
 Mahasiswa diharapkan mengetahui alat dan bahan pembuatan perkerasan jalan, serta
dapat membuat jalan di lapangan.

1.3.2 Manfaat Pembahasan


 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari pembuatan perkerasan jalan
serta langkah-langkah pembuatanya.
 Mahasiswa mendapatkan bekal dasar konstruksi perkerasan jalan sehingga dapat
bermanfaat untuk dirinya di kemudian hari.
 Mahasiswa dapat mengembangkan potensinya sehingga dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan berguna untuk nusa dan bangsa.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang dipergunakan untuk mempermudah dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini adalah :
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang Praktek Pekerasan Jalan dilakukan, maksud dan
tujuan, dan sistematika penulisan.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 2


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

Bab II LANDASAN TEORI


Pada bab ini dibahas tentang penjelasan mengenai perkerasan jalan, jenis jenis perkerasan,
manfaat perkerasan jalan, dan bagian bagian dari jalan yang bersumber dari berbagai sumber-
sumber yang terkait.

Bab III ALAT BAHAN


Pada bab ini berisi pembahasan mengenai alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan perkerasan jalan.

Bab IV URAIAN KERJA


Pada bab ini berisi pembahasan mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan di
lapangan selama masa praktek.

Bab V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan akhir dari pelaksanaan praktek yang telah dilakukan.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 3


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perkerasan Jalan


Sukirman (2003) menjelaskan bahwa, perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang
terletak diantara lapisan tanah dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan
kepada sarana transportasi. Fungsi perkerasan adalah untuk memikul beban lalu lintas secara
aman dan nyaman, serta sebelum umur rencananya tidak terjadi kerusakan yang berarti. Supaya
perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi juga ekonomis, maka
perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis. Lapisan paling atas disebut juga sebagai lapis permukaan,
merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapisan fondasi, yang
diletakan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Pengertian lainnya perkerasan jalan adalah
campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas.
Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali
dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain semen, aspal
dan tanah liat.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus adalah
jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk
kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Tol adalah sejumlah
uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Jalan bebas hambatan adalah jalan
umumuntuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa
adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.
Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai
rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan mukabumi, pembangunan jembatan dan
terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan
hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. Dalam proses
pembuatan jalan itu sendiri disebut dengan perkerasan jalan.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 4


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

2.2 Bagian Bagian Jalan

Gambar 2.1 Penampang Melintang Jalan

Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan, Pada
potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan yang utama
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas, terdiri dari jalur lalu lintas, lajur lalu lintas,
bahu jalan, trotoar, dan median jalan.
2. Bagian yang berguna untuk drainase jalan, terdiri dari saluran samping, kemiringan melintang
jalur lalu lintas, kemiringan melintang bahu, dan kemiringan lereng.
3. Bagian pelengkap jalan, terdiri dari kereb dan pengaman tepi.
4. Bagian konstruksi jalan, terdiri dari lapisan perkerasan jalan, lapisan pondasi atas, lapisan
pondasi bawah dan lapisan tanah dasar.
5. Daerah manfaat jalan (damaja)
6. Daerah milik jalan (damija)
7. Daerah pengawasan jalan (dawasja)

2.3 Jenis Perkerasan Jalan


Menurut Sukirman (1999), berdasarkan bahan pengikatnya kontruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan atas:
a. Flexible Pavement (Perkerasan Lentur)
Perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal panas
atau hot mix. Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya pengembangan suatu daerah.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 5


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

b. Rigid Pavement (Perkerasan Kaku)


Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat
(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas
tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi
sebagai lapis permukaan.
c. Composite Pavement (Gabungan Rigid dan Flexible Pavement)
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan
ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlu ada persyaratan
ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak
refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.
Di Indonesia biasa menggunaan dua jenis konstruksi perkerasan yaitu konstruksi perkerasan
lentur (flexible pavement) dan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement). Perbedaan dari dua
jenis konstruksi perkerasan ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku

2.4 Pengertiann Perkerasan Lentur


Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan
bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan
dibawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut mempunyai Flexibilitas/Kelenturan yang

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 6


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

dapat menciptakan kenyamanan kenderaan dalam melintas diatasnya.Perlu dilakukan kajian


yang lebih intensif dalam penerapannya dan harus juga memperhitungkn secara ekonomi, sesuai
dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya,
sehingga konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal. Perkerasan lentur terdiri
dari beberapa lapisan, seperti :

2.4.1 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)


Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah
dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR). Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
• Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang
kurang baik.

2.4.2 Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar
dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
• Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 7


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

2.4.3 Lapisan pondasi atas (base course)


Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi
bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
• Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume
pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

2.4.4 Lapisan Permukaan (Surface Course)


Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas
lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis
permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance)
permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Jalan Aspal


Kelebihan jalan aspal diantara nya :
a. Jalan lebih halus, mulus dan tidak bergelombang sehingga enak dalam berkendara.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 8


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

b. Warna hitam aspal mempengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih teduh dan nyaman.
c. Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kenderaan ringan, jalan aspal lebih murah
disbanding konstrukdi jalan beton.
d. Proses perawatan lebih murah karena tinggal mengganti pada area yang rusak saja, dengan
cara mengganti dngan yang baru pada area jalan yang rusak.
Kekurangan jalan aspal diantara nya :
a. Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran drainase yang baik untuk
proses pengeringan jalan aspal pasca hujan atau banjir.
b. Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah lebih dahulu sebelum
ditumpangi oleh konstruksi jalan aspal.

2.5 Bahan Penyusun Perkerasan Lentur


1. Aspal

Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam


pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis
perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu
campuran yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat
(Kerbs and Walker, 1971). Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk
mengisi rongga antara butir agragat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
Pada temperatur ruang aspal bersifat thermoplastis, sehingga aspal akan
mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu dan kembali membeku jika
temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran
perkerasan jalan.Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4-10%
berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan volume campuran (Silvia
Sukirman, 2003).
Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal
minyak.Aspal alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam, dan dapat
digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit pengolahan.Aspal minyak
adalah aspal yang merupakan residu pengilangan minyak bumi.

2. Agregat

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 9


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

Agregat adalah material granural, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan
kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu semen hidraulik atau adukan.Agregat diperoleh dari sumber
daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses
pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh
dengan memecah batuan induk yang lebih besar.
Pemilihan jenis agregat yang sesuai untuk digunakan pada konstruksi
perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gradasi, kekuatan, bentuk butir,
tekstur permukaan, kelekatan terhadap aspal serta kebersihan dan sifat kimia.Jenis
dan campuran agregat sangat mempengaruhi daya tahan atau stabilitas suatu
perkerasan jalan (Kerbs, and Walker, 1971).

2.6 Campuran Aspal Panas

Merupakan campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan
aspal.Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan agregat
terselimuti aspal dengan seragam.Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh
kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka
kedua-duanya dipanaskan pada temperatur tertentu.Umumnya suhu pencampuran
dilakukan pada suhu 145oC – 155oC.

Saat ini di Indonesia terdapat berbagai macam bentuk aspal campuran panas
yang digunakan untuk lapisan perkerasan jalan. Perbedaannya terletak pada jenis
gradasi agregat dan kadar aspal yang digunakan. Pemilihan jenis beton aspal yang
akan digunakan di suatu lokasi sangat ditentukan oleh jenis karakteristik beton aspal
yang lebih diutamakan. Sebagai contoh, jikaperkerasan direncanakan akan digunakan
untuk melayani lalu lintas berat, maka sifat stabilitas lebih diutamakan. Ini berarti
jenis beton aspal yang paling sesuai adalah beton aspal yang memiliki agregat
campuran bergradasi baik. Pemilihan jenis beton aspal ini mempunyai konsekuensi

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 10


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

pori dalam campuran menjadi lebih sedikit, kadar aspal yang dapat dicampurkan juga
berkurang, sehingga selimut aspal menjadi lebih tipis (Silvia Sukirman, 2003).

Jenis beton aspal campuran panas yang ada di Indonesia saat ini adalah:

1. Laston (Lapisan Aspal Beton), adalah beton aspal bergradasi menerus yang umum
digunakan untuk jalan-jalan dengan beban lalu lintas yang cukup berat. Laston
dikenal pula dengan namaAC (Asphalt Concrete). Karakteristik beton aspal yang
terpenting pada campuran ini adalah stabilitas. Tebal nominal minimum Laston 4-6
cm.
Sesuai fungsinya Laston mempunyai 3 macam campuran yaitu:
a. Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan namaAC-WC
(AsphaltConcrete-Wearing Course). Tebal nominal minimum AC-WC
adalah 4cm.
b. Laston sebagai lapisan pengikat, dikenal dengan namaAC-BC
(AsphaltConcrete-Binder Course). Tebal nominal minimum AC-WC
adalah 5 cm.
c. Laston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan namaAC-Base
(AsphaltConcrete-Base). Tebal nominal minimum AC-BC adalah 6 cm.

2. Lataston (Lapisan Tipis Aspal Beton), adalah beton aspal bergradasi senjang.
Lataston biasa pula disebut dengan HRS (Hot Rolled Sheet). Karakteristik beton
aspal yang terpenting pada campuran ini adalah durabilitas dan fleksibilitas.
Sesuai fungsinya Lataston mempunyai 2 macam campuran yaitu:
a. Lataston sebagai lapisan aus, dikenal dengan namaHRS-WC (Hot
RolledSheet-Wearing Course). Tebal nominal minimum HRS-WC adalah 3
cm.
b. Lataston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan namaHRS-Base
(HotRolled Sheet-base). Tebal nominal minimum HRS-Base adalah 3,5
cm.
3. Latasir (Lapisan Tipis Aspal Pasir), adalah beton aspal untuk jalan-jalan dengan
lalu lintas ringan, khususnya dimana agregat kasar tidak atau sulit diperoleh.
Lapisan ini khusus mempunyai ketahanan alur (rutting) rendah. Oleh karena itu

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 11


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

tidak diperkenankan untuk daerah berlalu lintas berat atau daerah tanjakan. Latasir
biasa pula disebut sebagai SS (Sand Sheet) atau HRSS (Hot Rolled Sand Sheet).
Sesuai gradasi agregatnya, campuran latasirdapat dibedakan atas:
a. Latasir kelas A, dikenal dengan namaHRSS-A atau SS-A. Tebal nominal
minimum HRSS-A adalah 1,5 cm.
b. Latasir kelas B, dikenal dengan namaHRSS-B atau SS-B. Tebal nominal
minimum HRSS-A adalah 2 cm. Gradasi agregat HRSS-B lebih kasar dari
HRSS-A.

4. Lapisan perata adalah beton aspal yang digunakan sebagai lapisan perata dan
pembentuk penampang melintang pada permukaan jalan lama. Semua jenis
campuran beton aspal dapat digunakan, tetapi untuk membedakan dengan
campuran untuk lapis perkerasan jalan baru, maka setiap jenis campuran beton
aspal tersebut ditambahkan huruf L (Leveling). Jadi ada jenis campuran AC-
WC(L), AC-BC(L), AC-Base(L), HRS-WC(L), dan seterusnya.

5. SMA (Split Mastic Asphalt) adalah beton aspal bergradasi terbuka denganselimut
aspal yang tebal. Campuran ini mempergunakan tambahan berupa fiber selulosa
yang berfungsi untuk menstabilisasi kadar aspal yang tinggi. Lapisan ini terutama
digunakan untuk jalan-jalan dengan beban lalu lintas berat. Ada 3 jenis SMA,
yaitu:

a. SMA 0 / 5 dengan tebal perkerasan 1,5 – 3 cm.

b. SMA 0 / 8 dengan tebal perkerasan 2 – 4 cm.

c. SMA 0 / 11 dengan tebal perkerasan 3 – 5 cm.

(Silvia Sukirman, Beton Aspal Campuran Panas, 2003)

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 12


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

BAB III
URAIAN KERJA

1.1 Pekerjaan Galian Saluran Terbuka


1.1.1 Dasar Teori
Galian tanah merupakan pekerjaan selanjutnya setelah stake out dipasang. Galian
tanah untuk saluran tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan pada stake
out, tanah digali mempuyai talud yang sesuai dengan karakter tanah. Bila tanah cadas
(keras) talud galian bisa tegak, namun bila tanah berpasir maka talud ukuran dalam 1
juga ukuran miring seperti dibawah ini :
Sifat tanah dan karakteristiknya perku diketahui agar pada saat digali tidak terjadi
longsoran yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

1.1.2 Daftar Alat dan Bahan


 Peralatan :
1. Rol Meter
2. Cangkul
3. Sekop
4. Stemper

1.1.3 Langkah Kerja


1. Penggalian tanah berbeda untuk tiap masing masing kelompok. Dikarenakan
sesuai teori air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
2. Cangkul tanah sesuai rencana galian 6m untuk masing masing kelompok, bila
pada tahap penggalian menemukan kendala yaitu batu gunakan lempak untuk
mencongkel batu ataupun bisa menggunakan linggis untuk mencongkelnya.
3. Pinggirkan hasil galian menggunakan skop, tanah galian ini sangat berguna untuk
urugan.
4. Pada saat menggali cek terus kedalaman galian sesuai job sheet jangan sampai
kedalaman melampaui dari yang ditentukan. Kedalaman awal 50 cm dan di titik
akhir drainase kedalaman harus 62 cm

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 13


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

5. Bila galian sudah sempurna, lakukan pemeriksaan ulang kemiringan dasar saluran
dengan cara mengukur tinggi benang dengan saluran sama tingginya dari hulu
sampai hilir dan lakukan perapihan kemiringan talud serta minta petunjuk
instuksur untuk penyempurnaan dan penilaian.
6. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga
kekompakan esame teman kerja.
7. Periksakan hasil kerja anda.
8. Gambarkan kembali apa yang sudah anda praktekkan dan buat laporan.

3.1.4 Gambar Kerja

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 14


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

1.2 Pekerjaan Pemasangan Bowplank


1.2.1 Dasar Teori
Bowplank ialah penanda sementara yang digunakan untuk menentukan titik-titik as
pada area kerja di dalam proyek pembangunan sesuai dengan hasil pengukuran yang
telah dilakukan sebelumnya. Fungsi utama bowplank adalah sebagai penentu arah
pondasi dan ketinggian lantai bangunan. Bowplank juga bisa berfungsi untuk
membuat sudut siku dengan menggunakan bantuan theodolit.
Karena hanya dipasang untuk sementara waktu, bowplank biasanya dibuat dari bahan
yang murah seperti kayu berkualitas rendah. Kayu yang berbentuk tiang pancang ini
selanjutnya ditancapkan di sudut-sudut area pekerjaan pembuatan bangunan.
Sedangkan kayu yang berbentuk papan dipasang secara horisontal menghubungkan
masing-masing tiang pancang. Setelah itu, titik-titik as untuk menandai area kerja
pondasi, kolom, dinding, dan lain-lain dibuat memakai tali kenor yang dibentangkan
serta diikatkan di papan kayu yang dipasang secara mendatar. Terdapat enam syarat
yang harus dipenuhi agar pembuatan bowplank benar dan sesuai ketentuan, di
antaranya :
1. Kedudukan masing-masing patok kayu dibuat sedemikian rupa agar kekuatannya
terjamin dan tidak mudah goyah.
2. Posisinya berada di jarak yang cukup dari titik pembangunan sehingga tidak
mengganggu atau diganggu pekerjaan lainnya.
3. Keberadaannya bisa dilihat dengan jelas sehingga para pekerja bisa mudah
menemukannya.
4. Penanda yang dipasang secara horisontal harus berada di satu bidang yang rata.
5. Arahnya harus diletakkan serempak menghadap ke dalam bangunan.
6. Benang merupakan penanda untuk garis tengah pondasi dan dinding.

1.2.2 Daftar Alat dan Bahan


 Peralatan :
- Selang Air - Cangkul
- Hammer - Waterpass
- Rol meter - Penggaris Siku
- Pensil

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 15


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

 Bahan :
- Papan Kayu 2/20
- Balok Kayu 8/12

1.2.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti tercantum pada daftar di atas.
Pastikan semuanya lengkap agar tidak terjadi kesulitan dalam pemasangan
bowplank nantinya.
2. Buat tiang pancang dari kayu berukuran 1 m sebanyak empat buah. Caranya yaitu
lancipkan salah satu ujung kayu memakai sabit agar mudah ditancapkan ke dalam
tanah.
3. Tancapkan kayu tiang pancang pertama ke dalam tanah sambil dipukul
menggunakan palu pelan saja supaya menancap kuat dan tidak mudah goyah.
Tancapkan tiang kayu tersebut sampai bagian yang tersisa di atas permukaan
tanah setara dengan ketinggian permukaan lantai yang direncanakan.
4. Agar kedudukannya semakin mantap, sebaiknya tiang pancang ditahan lagi
dengan dua bilah kayu. Periksa tingkat ketegakannya memakai unting-unting
untuk memastikan tiang pancang tersebut berdiri tegak.
5. Ulangi pemasangan tiang pancang di ketiga sudut area lahan pembangunan
lainnya. Jangan lupa untuk memeriksa ketegakan posisinya memakai unting-
unting. Cek juga tingkat ketinggian tiang pancang menggunakan waterpass dari
selang guna memastikan semua tiang pancang mempunyai ukuran ketinggian
yang sama persis.
6. Pasang papan kayu yang diposisikan secara horisontal menghubungkan tiang
pancang yang satu dengan lainnya. Sekali lagi periksa permukaan yang dibentuk
oleh papan kayu yang dipasang mendatar ini benar-benar rata. Kini tercipta
sebuah penanda dari kayu yang mengelilingi area lahan pembangunan.
7. Bentangkan benang sebagai penanda tanah yang akan digali untuk keperluan
pekerjaan pondasi bangunan dan pendirian dinding. Benang ini diikatkan dari sisi
papan kayu yang dipasang dalam posisi mendatar ke sisi papan kayu di
seberangnya sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Lakukan sampai
seluruh penanda dari tali tersebut selesai dipasang.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 16


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

8. Cek sekali lagi posisi dan ketinggian pemasangan benang-benang tadi supaya
dapat dipastikan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

3.2.4 Gambar Kerja

3.3. Pekerjaan Pemasangan Buis Beton dan Bak Kontrol


3.1 Dasar Teori
Buis beton setengah bulat merupakan jenis saluran yang sering digunakan sebagai
bahan dasar saluran terbuka. Ukuran ini berfariasi dari ukuran 10 cm hingga
berdiameter 50 cm, namun bila pipa beton mencapai diameter 1 m bahkan lebih. Cara
menyambung Buis ini yaitu menggunakan mortal /adukan semen spesi dengan
campuran 1 : 5 ( 1 semen : 5 pasir ) yang kedap air dengan cara ditempelkan pada
daerah sambungan Buis benar- benar sudah lurus serta rapi. Penyambugan dilakukan
bila posisi Buis benar-benar sudah lurus serta kemiringan yang benar. Letak mortal

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 17


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

ditempatkan dibagian luar dari Buis atau dibagian bawah, selain sebagai penguat
sambungan juga berfungsi sebagai pondasi per letekan Buis. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat gambar kerja pada job sheet.

3.2 Daftar Alat dan Bahan


 Peralatan :
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 m
3. Selang pelastik 12 mm ( Selang Timbang )
4. Pensil
5. Siku-siku
6. Martil kecil
 Bahan :
1. Pasir Pasang
2. Buis Beton diameter 20 cm
3. Bata
4. Pasir
5. Kapur
6. Air

3.3 Langkah Kerja


1. Siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada jobsheet
2. Letakkan Buis beton pada pinggir galian yang sudah disiapkan secara teratur dan
pada posisi yang benar
3. Hamparkan pasir urug pada dasar saluran dengan tebal 2 cm secara merata, siram
sedikit dengan air agar padat
4. Susunlah Buis beton pada dasar saluran dalam posisi terlentang, secara bertahap
satu persatu denagn cara memberikan mortal (semen spesi)yang sudah diaduk
secara homogen pada ujung-ujung Buis tadi
5. Letakkan Buis berikutnya hingga terpasang lurus dengan kemiringan aliran yang
sudah ditentukan pada benang yang ada pada stake out

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 18


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

6. Ukur kemiringan pasangan Buis yang sudah dipasang dengan cara menjinjingkan
unting-unting pada jalur benang As saluran,beri tanda pada pertemuan antara
benang unting –unting dan benang As saluran.pindahkan ukuran tersebut dari hulu
Buis/saluran hingga hilirnya atau hingga ujung Buis/saluran.
7. Setelah Buis terpasang dengan kemiringan yang benar lalu diwaterpas secara lurus
dan rapi,timbunlah sisi kiri dan kanan dengan tanah urug/timbun,padatkan tanah
urug tersebut hingga mencapai tinggi 2 cm di bawah bibir Buis
8. beri beton cor dengan campuran 1 semen : 5 pasir ,direskam dengan rata dan rapi.
9. bila pasangan sudah selesai dan benar ukurannya,maka periksalah kebenarannya
kepada instruktur yang membimbing anda untuk dilakukan pengukuran dan
penilitian.
10. Periksakan hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan pengecekan dan
penilaian.
11. konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga
kekompakan bersama team kerja.

3.4 Pekerjaan Pembongkaran


3.4.1 Dasar Teori
Pembongkaran adalah salah satu konstruksi yang paling berbahaya dibanding dengan
kegiatan lain. Oleh sebab itu banyak peraturan-peraturan yang di terapkan di
pembongkaran konstruksi, untuk meminimalkan cedera ataupun kematian. Hal-hal yang
harus dilakukan sebelum pembongkaran antara lain :
a. Mengembangkan sistem kerja yang aman.

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 19


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

b. Menghapus kaca dari semua jendela untuk menghindari kaca pecah.


c. Melindungi masyarakat dengan membatasi akses ke tempat pembongkaran.
d. Membuat peraturan dan menjamin keselamatan bagi pembongkar.

3.4.2 Daftar Alat dan Bahan


 Peralatan :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Stemper

3.4.3 Langkah Kerja


1. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
2. Langkah pertama bongkar dulu pasangan bata bak kontrolnya.
3. Jika sudah angkat buis beton.
4. Lalu timbun galian tanah dan padatkan menggunakan stemper.

3.4.4 Gambar Kerja

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Drainase merupakan pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air buangan hujan,
air permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan wc (buangan domestic).
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 20


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Sedangkan
drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengakajian pada kawasan
perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan social budaya
yang ada di kawasan kota tersebut.
Drainase perkotaan / terapan merupakan sistem pengiringan dan pengaliran air dari
wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri, kampus dan sekolah, rumah
sakit dan fasilitas umum, lapangan olahraga lapangan parkir, pelabuhan udara. Kriteria desain
drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada tambahan variable
desain seperti keterkaitan dengan tata guna lahan, keterkaitan dengan masterplan drainasi
kota, keterkaitan dengan masalah sosial budaya. Mahasiswa juga diharapkan mengetahui
langkah kerja dari praktik kerja beton, antara lain :
1. Pengertian Drainase
2. Fungsi dan Tujuan Drainase
3. Macam macam saluran
4. Pola pola saluran
5. Cara membuat drainase yang baik dan benar
Dari makalah ini penulis dapat MEMAHAMI dasar dasar kerja saluran yang dilakukan
dilapangan. Dari pengalaman praktik dilapangan dan hasil mencari di internet, penulis dapat
menyusun makalah ini. Namun tentunya materi ini tidak sebanding dengan ilmu yang
didapatkan dari praktik dilapangan.

4.2 Saran
Dari pembahasan diatas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Gunakanlah alat sesuai fungsinya
2. Periksa semua alat sebelum bekerja
3. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja
4. Patuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku di bengkel
5. Pahami job yang akan dilaksanakan sebelum bekerja

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 21


LAPORAN PRAKTIK PERKERASAN JALAN
DIV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
TelP. 0711-353414 Fax. 0711-355918 [email protected]

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.lppm.unila.ac.id/7519/1/SISTEM%20DRAINASE%20SALURAN
%20TERBUKA.pdf
https://laporanbengkelsipil.blogspot.com/2019/03/laporan-praktek-drainase-politeknik.html

CINTHIA OKTAVIYANI / 062240113231 / 4SD 22

Anda mungkin juga menyukai