Ekma 4313 Ekonomi Manajerial
Ekma 4313 Ekonomi Manajerial
Ekma 4313 Ekonomi Manajerial
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada lamanhttps://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujianUAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaansaya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturanakademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidakmelakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jembrana, 8 Juli 2023
Jawaban:
a. Pendekatan kurva indiferens adalah salah satu konsep dalam teori ekonomi yang digunakan untuk
menggambarkan preferensi konsumen terhadap kombinasi dua barang atau lebih. Pendekatan ini
didasarkan pada asumsi bahwa konsumen memiliki preferensi yang konsisten dan dapat diukur.
Beberapa asumsi dalam pendekatan kurva indiferens antara lain:
1) Asumsi kesenangan: Konsumen memiliki preferensi ordinal yang berarti mereka hanya bisa
membandingkan dan mengurutkan pilihan yang mereka miliki, tapi tidak bisa mengukur
kesenangannya secara absolut.
2) Asumsi kesetaraan margin: Konsumen menganggap margin kesetaraan bagi setiap kombinasi
barang yang tepat memuaskan preferensinya.
3) Asumsi substitusi terbatas: Konsumen dapat memilih dari berbagai kombinasi barang, tetapi ada
batasan substitusi antara barang-barang tersebut.
4) Asumsi Marginal Rate of Substitution (MRS) berkurang: Tingkat penggantian satu barang dengan
barang lain akan berkurang seiring dengan peningkatan jumlah barang tersebut yang dikonsumsi.
1) Kurva indiferens selalu berbentuk menurun. Ini artinya semakin banyak konsumsi suatu barang,
semakin sedikit konsumsi barang lain yang diinginkan.
2) Kurva indiferens tidak pernah saling berpotongan, hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kurva
indiferens merepresentasikan tingkat utilitas (kesenangan) yang berbeda.
3) Kurva indiferens biasanya berbentuk lengkung concave ke titik asal. Hal ini menggambarkan asumsi
bahwa utilitas marginal barang tersebut cenderung berkurang seiring dengan peningkatan konsumsi
barang tersebut.
c. Gambar dengan empat kurva indiferens tersebut menggambarkan preferensi konsumen terhadap
kombinasi dua barang. Masing-masing kurva indiferens merepresentasikan tingkat kesenangan yang
berbeda. Semakin jauh ke kanan dan ke atas kurva indiferens, semakin tinggi tingkat kesenangan yang
diinginkan oleh konsumen. Pun demikian, semakin ke kiri dan ke bawah, semakin rendah tingkat
kesenangan yang diinginkan. Dengan adanya empat kurva indiferens, kita dapat melihat bahwa
konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap kombinasi dua barang tersebut.
Nomor 2
Jawaban:
Pasar persaingan sempurna dan monopoli sangat jarang terjadi di dunia nyata karena hampir semua
perusahaan menghadapi situasi persaingan. Akan tetapi, dalam kondisi persaingan, perusahan
perusahaan tersebut masih mempunyai kendali terhadap harga/output mereka. Struktur pasar
persaingan monopolistik sangat mirip dengan pasar persaingan sempurna, tapi ada diferensiasi
produk perbedaan perbedaan dari produk produk yang dihasilkan oleh perusahaan satu dengan
perusahaan lain yang menyediakan produk sama atau serupa.
a. Perbedaan antara struktur pasar persaingan monopolistik dan pasar persaingan sempurna adalah
sebagai berikut:
b. Perusahaan perlu melakukan diferensiasi produk secara kuat untuk beberapa alasan:
2. Menciptakan Nilai Tambah: Dengan melakukan diferensiasi produk, perusahaan dapat menambah
nilai pada produknya dengan menawarkan fitur atau manfaat tambahan yang tidak dimiliki oleh
produk pesaing. Ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan alasan bagi mereka
untuk memilih produk perusahaan.
5. Peningkatan daya tarik pelanggan: Diferensiasi produk yang kuat dapat meningkatkan daya tarik
pelanggan terhadap merek atau produk perusahaan. Dalam hal ini, Maybelline's Wondercurl yang
dirancang untuk melentikkan bulu mata wanita Asia menarik perhatian pelanggan yang mencari solusi
untuk masalah spesifik yang mereka hadapi. Dengan menghadirkan produk yang relevan dan
mengatasi kebutuhan pelanggan secara efektif, perusahaan dapat membangun loyalitas pelanggan
yang kuat.
6. Pengaruh terhadap harga: Melalui diferensiasi produk, perusahaan dapat mempengaruhi harga
produknya dalam batas tertentu. Dengan menciptakan nilai tambah dan keunikan pada produknya,
perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi daripada produk serupa di pasaran. Pelanggan
yang merasa nilainya sebanding dengan perbedaan yang ditawarkan akan lebih cenderung membayar
harga yang lebih tinggi. Ini dapat memberikan margin keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.
Dalam kasus L'Oreal Paris, inovasi dengan meluncurkan produk Maybelline's Wondercurl yang
diformulasikan khusus untuk melentikkan bulu mata wanita Asia merupakan contoh diferensiasi
produk yang kuat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang spesifik
dan meraih keunggulan kompetitif dengan memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi dalam pasar
tersebut.
Nomor 3
Jawaban:
Harga menunjukkan seberapa harus membayar untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan.
Terkait dengan penentuan harga produk, secara tradisonal , harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran terhadarp produk. Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan teori harga,
penentuan harga produk harus mempertimbangkan motivasi ( tujuan ) perusahaan, struktur pasar
maupun berbagai macam aspek lainnya seperti karakteristik produk fsn daya beli konsumen . Harga
suatu produk dapat ditentukan berbasis pada harga pasar ( market-based pricing ), kondisi persaingan
( competitive pricing ), biaya ( cost-based pricing ), dan nilai ( value-based pricing ).
a. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan strategi harga antara lain:
1. Tujuan Perusahaan: Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka
panjangnya, apakah ingin meningkatkan pangsa pasar, memaksimalkan laba, atau membangun citra
merek. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi,
yaitu manusia, alam dan modal. Salah satu tujuan perusahaan tentunya untuk mencapai dan
menghasilkan sesuatu guna untuk memenuhi kebutuhan ekonomis manusia
2. Segmentasi Pasar: Perusahaan harus memahami segmen pasar yang dituju dan karakteristik
konsumen di segmen tersebut. Pertimbangkan daya beli, preferensi harga, dan sensitivitas harga dari
setiap segmen. Jika perusahaan menghadapi pasar yang beragam, penting untuk mempertimbangkan
segmentasi pasar. Mungkin ada segmen pasar yang bersedia membayar lebih untuk produk atau paket
tertentu, sementara segmen lainnya lebih sensitif terhadap harga. Strategi harga harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik setiap segmen pasar.
3. Analisis Kompetitif: Perusahaan perlu menganalisis persaingan di pasar untuk menentukan posisi
harga yang kompetitif. Pertimbangkan harga pesaing, keunggulan kompetitif, dan strategi diferensiasi
produk. Perusahaan juga harus melakukan analisis pasar yang komprehensif, termasuk memahami
permintaan pasar, profil pelanggan, perilaku pembelian, dan posisi pesaing. Informasi ini akan
membantu perusahaan menentukan harga yang sesuai dengan kondisi pasar dan persaingan.
4. Biaya Produksi: Perusahaan harus memahami biaya produksi, biaya overhead, dan biaya lainnya
yang terkait dengan produk atau paket yang ditawarkan. Harga harus mencakup biaya produksi dan
memberikan margin keuntungan yang sesuai. Dalam menjalankan sebuah usaha, tentu kadang kita
mengenal istilah biaya produksi. Hal ini merupakan salah satu komponen yang penting, dengan
menghitung biaya produksi dengan cermat, kita dapat meminimalisir kerugian atau pengeluaran yang
tidak perlu selama produksi. Perhitungan biaya produksi terbilang cukup kompleks karena banyak
sekali jenis komponen pengeluaran dalam perusahaan manufaktur yang harus dihitung.
5. Persepsi Nilai Pelanggan: Perusahaan harus memahami bagaimana pelanggan menilai produk dan
apakah mereka melihat nilai tambahan dalam pembelian paket dibandingkan dengan pembelian
produk terpisah.
b. Perusahaan Wardah menggunakan strategi harga bundling atau penawaran paket. Mereka
mengemas produk-produk perawatan kulit dalam satu paket dengan harga yang lebih terjangkau
daripada membeli produk-produk tersebut secara terpisah. Strategi ini memungkinkan perusahaan
untuk meningkatkan penjualan dengan menarik pelanggan yang menginginkan produk yang berbeda
namun dalam satu paket yang lebih hemat biaya. Hal ini juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan memberikan nilai tambahan.
Perusahaan Samsung juga menggunakan strategi harga bundling dengan penawaran paket. Mereka
menjual produk gadget seperti smartphone, earbuds, dan smartwatch dalam satu paket dengan harga
yang lebih terjangkau daripada membeli produk tersebut secara terpisah. Strategi ini memberikan
insentif kepada konsumen untuk membeli beberapa produk sekaligus dan memberikan pengalaman
yang terintegrasi antara perangkat mereka. Hal ini juga dapat meningkatkan nilai pelanggan dan
memperkuat loyalitas merek Samsung.
Kedua perusahaan tersebut menggunakan strategi harga bundling untuk meningkatkan penjualan,
memberikan nilai tambahan kepada pelanggan, dan menciptakan keunggulan kompetitif melalui
penawaran paket yang lebih menarik secara harga.
Nomor 4
Jawaban:
a. Eksternalitas dalam kegagalan pasar mengacu pada dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
ekonomi atau produksi suatu perusahaan yang mempengaruhi pihak-pihak lain di luar pasar.
Eksternalitas dapat berupa dampak positif (eksternalitas positif) atau dampak negatif (eksternalitas
negatif) terhadap masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Dalam kasus PT Indah Kiat Pulp and Paper
Tbk, limbah cair dan gas yang mencemari lingkungan merupakan contoh eksternalitas negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan produksi perusahaan.
Eksternalitas negatif seperti ini merupakan contoh kegagalan pasar karena pasar sendiri tidak mampu
menangani dampak sosial dan lingkungan ini secara efisien. Biaya eksternal yang timbul tidak
tercermin dalam harga produk.
b. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi kegagalan pasar yang disebabkan oleh
eksternalitas negatif. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah:
1. Mengatur dan menerapkan standar lingkungan yang ketat: Pemerintah dapat menetapkan aturan
dan standar yang jelas terkait pembuangan limbah dan emisi gas beracun. Hal ini bertujuan untuk
membatasi atau menghilangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap
lingkungan.
2. Mengawasi dan mengontrol kegiatan produksi: Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang
ketat terhadap perusahaan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi aturan dan standar
lingkungan yang telah ditetapkan. Inspeksi dan pengawasan rutin harus dilakukan untuk memastikan
perusahaan mematuhi ketentuan yang berlaku.
3. Memberlakukan sanksi dan hukuman: Jika perusahaan melanggar aturan dan standar lingkungan,
pemerintah harus memberlakukan sanksi dan hukuman yang sesuai. Ini dapat berupa denda,
pencabutan izin usaha, atau tindakan hukum lainnya. Tujuannya adalah untuk mendorong perusahaan
agar bertindak secara bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
kegiatan mereka.
4. Mendorong praktik produksi yang berkelanjutan: Pemerintah dapat memberikan insentif atau
dukungan bagi perusahaan yang menerapkan praktik produksi yang ramah lingkungan. Hal ini dapat
meliputi pemberian insentif fiskal, pengembangan teknologi hijau, atau bantuan dalam
pengembangan sistem pengelolaan limbah yang efisien.
5. Menerapkan regulasi dan standar lingkungan: Pemerintah dapat menetapkan regulasi dan standar
lingkungan yang ketat untuk mengontrol emisi limbah dan pencemaran lingkungan. Hal ini mencakup
batasan jumlah limbah yang dapat dibuang, metode pengelolaan limbah yang harus digunakan, dan
upaya untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
6. Menerapkan Mekanisme Harga Mekanisme harga dibuat untuk merubah perilaku pelaku transaksi
yaitu produsen dan konsumen. Mekanisme harga berfungsi sebagai tolak ukur untuk mengalokasikan
sumber daya. Jika ditemukannya produk yang dapat merugikan konsumen, maka pemerintah dapat
mengatur pengurangan konsumsi konsumen dengan menaikkan pajak produk
Pemerintah dapat berperan aktif dalam mengatasi kegagalan pasar yang disebabkan oleh
eksternalitas negatif. Upaya ini diharapkan dapat memastikan perlindungan lingkungan yang lebih
baik dan mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungan
dari kegiatan produksinya.