BJU - EKMA 4312 Nim-042795293 Ekonomi Manajerial
BJU - EKMA 4312 Nim-042795293 Ekonomi Manajerial
BJU - EKMA 4312 Nim-042795293 Ekonomi Manajerial
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Batam, 31 Desember 2022
Disebutkan juga dalam teori ekonomi, berdasarkan pilihan rasional, biasanya konsumen akan berusaha
meningkatkan dan memaksimalkan utilitasnya. Namun, secara praktek, sulit untuk mengukur utilitas
konsumen karena sifatnya sangat relatif.
Dari penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa utilitas adalah kemampuan suatu produk atau
komoditas dalam memuaskan keinginan manusia. Sehingga, utilitas juga disebut sebagai segala sesuai
yang memuaskan komoditas produk atau layanan.
Fungsi Utilitas
Sederhananya. Fungsi utilitas adalah mengukur seberapa besar manfaat atau kepuasan yang dialami
oleh konsumen ketika mereka menggunakan suatu barang atau jasa. Dari situ, konsumen bisa
memberikan penilaian terhadap produk tersebut dan berbagai pengalaman mereka. Sehingga, jika nilai
utilitas tinggi maka bisa dikatakan bahwa nilai kepuasan konsumen akan suatu produk tinggi. Hal ini
menjadikan value yang dimiliki oleh perusahaan juga meningkat, dan sebaliknya.
Jenis-jenis Utilitas
Dalam teorinya, utilitas memiliki berbagai jenis. Adapun jenis-jenis utilitas adalah sebagai berikut.
Utilitas waktu (time utility)
Utilitas waktu berorientasi pada ketersediaan produk. Sehingga, konsumen bisa membelinya kapan saja
sesuai kebutuhan mereka. Suatu perusahaan dapat memaksimalkan utilitas ini dengan menyesuaikan
proses produksi. Mulai dari perencanaan hingga pengiriman.
Pendekatan Utilitas
Selain dibagi menjadi beberapa jenis, utilitas juga memiliki dua pendekatan, yaitu kardinal dan ordinal.
Berikut masing-masing penjelasannya.
Misalnya, kita lebih puas jika bisa membeli dua roti dengan uang Rp50 ribu. Sedangkan, Deni lebih puas
bila uang Rp50 ribu tersebut untuk membeli dua roti dan dua minuman. Dengan kata lain, kepuasan
yang didapat ditentukan sendiri oleh konsumen tanpa adanya pengukuran nilai.
Dalam mengukurnya, ekonom akan menggunakan satuan “util”. Misalnya, Ali memahami bahwa makan
nasi goreng akan menghasilkan 10 util, sedangkan makan ikan bakar akan menghasilkan 15 util. Maka
makan ikan bakar bisa lebih memuaskan.
Biaya Utilitas
Melalui perkembang bidang ekonomi, saat ini kita mengenal adanya biaya utilitas atau utility cost. Apa
itu? Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang atau perusahaan berkaitan dengan
biaya listrik, air, telephone, internet dan sebagainya.
Biaya ini dibagi menjadi dua jenis yaitu tetap dan variabel. Biaya utilitas adalah tetap apabila
penggunaannya tidak berpengaruh pada tagihan. Misalnya, biaya paket bulanan internet. Sedangkan,
bersifat variabel bila besarnya tagihan dipengaruhi oleh penggunaan.
Berbicara mengenai pembayaran utilitas, saat ini kita tidak perlu khawatir dalam melakukan
pembayaran berbagai utility cost seperti listrik atau internet. Karena, OCBC NISP telah memberikan
kemudahan dengan menghadirkan aplikasi ONe Mobile tanpa harus ke kantor atau minimarket.
b.
2. a. Bagaimanakah bentuk struktur pasar persaingan tidak sempurna yang saudara ketahui?
b. PT. Pertamina termasuk kategori perusahaan dalam pasar monopoli, bagaimanakah cara perusahaan monopoli
memperoleh atau mempertahankan keuntungan diatas normal?
Jawabn a.
3. a. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan dalam penerapan strategi diskriminasi harga di pasar! Berikan
contoh!
b. Berdasarkan ilustrasi di atas, tergolong kedalam kategori metode apa yang digunakan oleh Supermarket Istana
Bangunan dalam menerapkan strategi penentuan harga?
Jawaban a.
Kasus Diskriminasi Harga Derajat I
Diskriminasi harga derajat I dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap konsumen
berdasarkan reservation price (Willingness To Pay) masing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya
beli masing-masing konsumen. Walaupun harga yang ditetapkan berbeda-beda, tetapi biaya yang dikeluarkan
oleh produsen adalah sama
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat terbang. Jika si dokter mengetahui
bahwa tingkat ekonomi pasien lemah, dokter bisa meminimalkan biaya bahkan bisa menggratiskan biaya. Harga
yang ditetapkan untuk pasien yang mampu secara ekonomi dapat dikenakan tarif. Biaya yang dikeluarkan oleh
dokter untuk menangani setiap pasien sama. Tetapi karena mempertimbangkan kemampuan ekonomi pasien,
dokter tidak menerapkan beban biaya yang sama kepada setiap pasiennya. Tiket pesawat pun memakai konsep
diskriminasi harga derajat I. Harga Tiket Pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta menuju Banjarmasin kelas ckonomi
berangkat tanggal 5 Febuari 2013 pukul 10.10 jika dipesan tanggal 4 Febuari 2013, harga tiketnya adalah Rp.
500.000,00 Sedangkan jika dipesan pada hari H yaitu tanggal 5 Febuari 2013 (pesawat yang sama) harganya
menjadi Rp. 1.400.000,00. Kenaikan harganya hampir 150%. Dalam satu pesawat yang sama, kemungkinan setiap
orang membayar berbeda untuk harga tiket pesawatnya, padahal biaya yang dikeluarkan produsen untuk setiap
konsumen sama. Inilah contoh-contoh kasus diskriminasi harga derajat I, ketika perbedaan harga dibedakan
berdasarkan daya beli setiap konsumen. DANG-UNDANG ANGAN PRAKTIK
•TIDAK SEHAT
wasan Yuridika Kasus Diskriminasi Harga Derajat Il Diskriminasi harga derajat 2 dilakukan dengan cara
menerapkan harga yang berbeda- beda pada jumlah batch atau (lot produk yang dijual. Diskriminasi harga in
dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi mengenai reservation price konsumen. Contoh: perbedaan
harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran, pembeli yang membeli mie instan I bungkus dan 1
kardus akan berbeda harganya. Berikut adalah contoh diskriminasi produk, pada produk mie instan produksi PT.
Indofood sukses makmur, yang di jual di Carrefour Indonesia, sebagai berikut Tabel 1. Perbandingan Harga
Indomie Pada Pembelian Kardus Dan Eceran
Keterangan : 1 Kardus mie instan isi 40 pcs Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat perbedaan harga pembelian eccran
dan pembelian banyak (kardusan). Selisih harga yang terjadi berkisar antara Rp 112,5 sampai dengan Rp187,5.
Perbedaan harga antara penjualan secara kardus dan secara eceran sebenarnya menguntungkan baik bagi
produsen maupun konsumen. Ketika membeli secara kardus, produsen mendapatkan keuntungan pembelian 40
pcs secara langsung walaupun secara nominal lebih sedikit dengan keuntungan pembelian 40 pes secara eceran.
Konsumen pun merasa diuntungkan dengan harga yang lebih murah bila membeli banyak (kardus). Bagi
konsumen yang tidak memerlukan mi instan dalam jumlah banyak, pembelian secara eceran sangat
menguntungkan konsumen. Bagi produsen pun, penjualan secara eceran akan menambah keuntungan. Kebijakan
diskriminasi harga derajat I dapat meningkatkan kesejahteraan konsumen karena jumlah output bertambah dan
harga jual semakin murah. Hal in dikarenakan pelaku usaha menggunakan sistem perbedaan harga per unit pada
pembelian grosir dan pembelian eceran. Harga eceran lebih tinggi dari pada harga per kardus, schingga konsumen
lebih baik membeli barang langsung per kardus daripada membeli barang eceran. POR
Kasus Diskriminasi Harga Derajat III
Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk setiap kelompok
konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen. Diskriminasi harga derajat 3
dilakukan karena perusahaan tidak mengetahui reservation price masing-masing konsumen, tapi mengetahui
reservation price kelompok konsumen.
Contoh kasus dari diskriminasi harga derajat ketiga adalah perbedaan harga yang ditawarkan oleh pedagang
minuman dan makanan ringan. Untuk jenis produk yang sama, harga makanan yang di jual di warung pinggir jalan
dan di Bandara Sockarno Hatta mengalami perbedaan sebesar Rp 5.000,00, sedangkan untuk harga minuman
berbeda Rp. 2.000,00. Perbedaan harga ini disebabkan karena menurut produsen, terjadi perbedaan kemampuan
atau daya beli antara dua lokasi tersebut. Produsen menganggap bahwa bandara merupakan kawasan yang cukup
elit, sehingga produsen menganggap bahwa konsumen mampu membeli dengan harga yang lebih tinggi. Dari segi
biaya variabel, beban biaya antara di warung klontongan dan di Bandara Soekarno Hatta adalah sama. Tetapi
karena daya belinya yang berbeda, harga yang ditawarkan pun berbeda Diskriminasi Harga dalam Pasar Monopoli
Sebagai penjual tunggal, produsen monopolis memiliki kemampuan untuk membeda-bedakan konsumen dengan
menetapkan harga yang berbeda-beda pada produk yang dijualnya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah
diskriminasi harga. Kelebihan produsen monopolis dalam melakukan diskriminasi harga ini tidak terdapat pad
produsen-produsen dalam pasar persaingan sempurna, Secara teoritis, definisi diskriminasi harga dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1) penetapan akan suatu harga yang berbeda-beda bagi para pembeli
terhadap barang yang sama atau 2) penetapan tingkat harga, di mana perbandingan antara harga dan MC
berbeda-beda di antara para pembeli, yakni (P/MC,) ‡ (P/MC). Para ekonom lebih menyukai pengertian yang
kedua karena pengertian tersebut mempertimbangkan fakta bahwa biaya pelayanan bagi kelompok-kelompok
pelanggan dapat berbeda-beda. Terdapat sejumlah poin penting yang perl diperhatikan terkait diskriminasi harga
pada pasar monopoli, yaitu:
1) diskriminasi harga,
2) penggolongan diskriminasi harga, dan
3) syarat-syarat efektivitas diskriminasi harga.
2. diskriminasi harga. Diskriminasi harga memungkinkan monopolis untuk memperoleh penerimaan (revenue)
yang lebih banyak daripada yang dapat diperolehnya jika hanya menggunakan harga tunggal. Tambahan
penerimaan tersebut dapat digunakan untuk menambah memperbaiki pelayanan bagi konsumen. Selain itu,
diskriminasi harga tersebut juga dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan monopolis tersebut. h
Penggolongan diskriminasi harga. Penggolongan diskriminasi harga tergantung pada derajat diskriminasinya.
Menurut .C. Pigou, dalam bukunya yang berjudul The Economies of Welfare (1920), derajat diskriminasi ini dibagi
menjadi 3, yaitu: 1) Diskriminasi harga derajat ketiga: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang
berbeda-beda untuk para pelanggan pada pasar yang berbeda. Contoh dari bentuk diskriminasi harga ini adalah
penerapan harga listrik PLN yang membedakan antara rumah tanga dan industri (tarif listrik per unit untuk
industri lebih mahal). Contoh lainnya adalah penerapan harga tiket seminar akademis yang berbeda antara
mahasiswa S1, mahasiswa S2 dan S3, dan praktisi (harga tiket masuk untuk mahasiswa S1 cenderung lebih
murah).
2) Diskriminasi harga derajat kedua; kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
beberapa golongan barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh umum diskriminasi derajat kedua adalah
praktik declining rate schedules, yaitu pemberlakuan tingkat harga per unit produk yang semakin rendah untuk
pembelian produk dalam jumlah yang semakin banyak (seperti diskon bagi produk pakaian untuk pembelian lebih
dari dua potong di supermarket atau harga yang lebih rendah bagi produk minuman tertentu dengan syarat
membeli produk makanan tertentu). Contoh lainnya adalah penerapan harga produt ya lebih murah untuk produk
yang memiliki tanda khusus (kupon) atau yang memiliki kart belanja di supermarket tertentu.
3) Diskriminasi harga derajat pertama: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap unit barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh dari bentuk diskriminasi ini adalah dokter di wilayah
terpencil yang menerapkan harga untuk jasanya kepada pasien berdasarkan kemampuan pasiennya. Contoh
kedua adalah penjual berlia yang menentukan harga berlian berdasarkan analisis terhadap kemause calon
pembeli untuk membayar. Semua surplus konsumen dapat diambil oleh perusahaan dengan menerapkas
diskriminasi harga derajat pertama. Oleh karena itu, monopolis tersebut akas menetapkan tingkat harga untuk 1
unit pertama sebesar P (lihat Gambar 5.8} Tingkat harga untuk unit yang kedua akan ditetapkan seperti tampak
pada daeran yang diarsir kedua yang diambil. Demikian pula seterusnya. Syarat-syarat efektivitas diskriminasi
harga. Diskriminasi harga derajat pertama dan kedua memerlukan informasi tentang kurva permintaan individual.
Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga memerlukan informasi tentang elastisitas permintaan yang berbeda-
beda dari konsumen. Ketiga derajat diskriminasi di atas menghendaki para penjual mampu untuk 'memilah-
milah' para pembeli. Jika seorang pembeli dapat mentransfer barang kepada pembeli lainnya maka efektivitas
diskriminasi harga tersebut sangat terbatas. Misalnya seorang pembeli yang dapat berperan sebagai 'pedagang
bear' bagi pembeli lainnya, sebagai contoh: Diskriminasi harga yang dilakukan oleh PT PL dan PT Telkom cukup
efektif karena pelanggan listrik maupun telepon membutuhkan kabel-kabel penghubung kepada setiap
pelanggan. Oleh karena itu, sulit bagi para pelanggan untuk mentransfer listrik antara sesama pelanggan.
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat terbang. Jika si dokter mengetahui
bahwa tingkat ekonomi pasien lemah, dokter bisa meminimalkan biaya bahkan bisa menggratiskan biaya. Harga
yang ditetapkan untuk pasien yang mampu secara ekonomi dapat dikenakan tarif.
iket pesawat pun memakai konsep diskriminasi harga derajat.
b.
Kupon (coupons). Dalam kasus ini, sejumlah Pengecer menyebarkan kupon yang menawarkan potongan harga
melalui leaflet, brosur, maupun iklan koran untuk mendapatkan kupon diskon. Segmentasi yang terjadi dalam
kasus pemberian kupon ini adalah antara orang memiliki banyak waktu memiliki biaya apportunitas tinggi Dan
orang yang memiliki sedikit waktu memiliki biaya oportunitas rendah
jawaban a.
Regulasi ekonomi merupakan kontrol dari pemerintah terhadap aktivitas bisnis. Regulasi merupakan suatu bentuk
keterlibatan pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa di pasar yang didasari pada keinginan untuk
mengatasi berbagai macam kegagalan pasar. Ada 2 jenis dasar regulasi, yaitu regulasi struktural dan regulasi
perilaku. Regulasi struktural berfokus pada struktur pasar, seperti pemisahan fungsional sejumlah perusahaan ke
dalam aktivitas-aktivitas yang saling melengkapi, pembatasan jumlah perusahaan yang masuk ke pasar, peraturan
terkait perusahaan asing yang terlibat di pasar. Sementara itu, regulasi perilaku bertujuan untuk memengaruhi
perilaku perusahaan melalui berbagai sarana, seperti kontrol harga, fee dan komisi resmi, kontrol terhadap
aktivitas periklanan serta pengeluaran riset dan pengembangan, atau pembatasan pada pengembangan jaringan
distribusi. Regulasi tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang menciptakan dan dikenai regulasi yang disebut
lingkungan regulasi. Lingkungan regulasi mencakup sistem regulasi dan entitas yang bersentuhan dengan regulasi
terkait. Sistem regulasi sendiri di sini mencakup kombinasi antara lembaga, aturan-aturan formal maupun
nonformal, serta proses-proses yang memberi akses kontrol kepada pemerintah terkait aktivitas operasional dan
investasi perusahaan-perusahaan di pasar. Regulasi tidak selalu dapat diterapkan dengan lancar, seringkali
muncul permasalahan bahkan gagal diterapkan. Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan regulasi, di
antaranya adalah: 1) regulasi yang seringkali memicu penurunan kualitas pelayanan, 2) regulasi yang kadangkala
menghambat inovasi dan peningkatan efisiensi, dan 3) munculnya regulatory capture.
b.
KEGAGALAN REGULASI
Penerapan regulasi dalam pasar tidak selalu berjalan lancar. Berikut sejumlah permasalahan yang dapat muncul
dalam penerapan regulasi (Lipczynski, 2005; Clarkson & Miller, 1982):
1, Regulasi yang memicu penurunan kualitas pelayanan. Terdapat kemungkinan bahwa pengaturan harga oleh
pemerintah-_ berupa penetapan harga batas atas untuk melindungi konsumen justru berpotensi mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan karena atau menggunakan input-input yang kurang baik demi penurunan biaya
produksi dalam rangka memenuhi batas atas harga produk yang diizinkan.
2, Regulasi terkait harga menghambat inovasi dan peningkatan efisiensi. Kebijakan harga yang ditetapkan
pemerintah seringkali mengurangi motivasi perusahaan untuk mencapai kondisi efisien, melakukan inovasi, dan
pembaharuan teknologi. Sebagai contoh, misalkan perusahaan X Y Z menjadi sasaran penerapan peraturan
pemerintah terkait pembatasan maksimal keuntungan sebesar 5%. Sat ini, keuntungan Perusahaan XYZ adalah
sebesar 5%. Perusahaan XYZ sebenarnya mampu meningkatkan keuntungannya menjadi 10-15% melalui
penghematan biaya atau pun perluasan pasar, namun karena aturan membatasi keuntungan maksimal 5% maka
perusahaan XYZ memutuskan untuk tetap beroperasi pada tingkat keuntungan 5%. Contoh lainnya adalah pada
perusahaan yang mengandalkan pendapatannya dengan perolehan harga yang lebih tinggi pada kondisi puncak,
misalnya masa liburan (peak-period). Ketika pemerintah menerapkan regulasi penerapan harga tertinggi untuk
produk perusahaan tersebut, tentunya regulasi in mudah menimbulkan penolakan jika batasan harga tertinggi
membatasi peluang mereka untuk memperoleh aliran pendapatan yang besar untuk mengkompensasi masa sepi.
Munculnya fenomena regulatory capture. Menilik teori principal-agent, pemerintah sebagai pembuat dan
penegak regulasi merupakan principal. Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang teregulasi merupakan agent.
Perusahaan yang teregulasi tersebut cenderung memiliki tujuan sendiri yang berbeda dari tujuan awal
pemerintah selaku pembuat regulasi. Kemudian, perusahaan-perusahaan tersebut berkumpul membentuk
kekuatan bersama dan mencoba bergerak memengaruhi pemerintan sebagai pembuat regulasi. Oleh karena itu,
waktu demi waktu dan dengan kepemilikan informasi yang lebih sempurna dibandingkan pemerintah,
perusahaan-perusahaan yang teregulasi sedikit banyak akan memengaruhi idealisme dan tujuan awal dari
pemerintah selaku pembuat dan pelaksana regulasi. Akibatnya, kebijakan yang diambil pemerintah lebih
merepresentasikan kepentingan perusahaan-perusahaan yang teregulasi tersebut. Bahkan, tidak jarang bahwa
pembuat regulasi adalah orang-orang dari kalangan industri, baik yang pernah terlibat dalam industri atau akan
bekerja pada industri tersebut. Proses tersebut membuat perusahaan-perusahaan yang teregulasi mampu
menyetir pembuat (pelaksana) regulasi berikut regulasi yang dibuat (diterapkan). Fenomena inilah yang disebut
regulatory capture.
c.
Salah satu peran pemerintah dalam mengatur mekanisme pasar adalah menetapkan lembaga pengawas pasar
(market supervision) keberadaan institusi ini sebagai regulator atau pengawas dalam proses mekanisme pasar
terutama mengontrol harga dan para pelaku pasar (Fuad, 2016).
Intervensi pemerintah dilakukan secara langsungdalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau
produsen melalui kebijakan penetapan harga minimum ( floor price ) dan kebijakan penetapan harga maksimum (
ceiling price ). Peran pemerintah dalam menentukan harga pasar secara langsung adalah dengan menetapkan
batas harga minimum dan batas harga maksimum. Sedangkan peran pemerintah dalam menentukan harga pasar
secara tidak langsung ialah dengan adanya penetapan pajak terhadap barang mewah serta pemberian subsidi
kepada produsen.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada
peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan
penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam
perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
§ Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum,
pertahanan, dan keamanan.
§ Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan
raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
§ Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
ü Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan
pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya
pencemaran lingkungan.
ü Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini
memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat
menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran
dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi
atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para
pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan
(eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam
kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut
sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam
barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat dinikmati bersama. Contoh barang
dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan. Dengan
pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan kegiatan ekonomi secara langsung sehingga
masyarakat dapat lebih cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya dapat dipisahkan dari
penggunaan oleh orang lain. Contoh : pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan
barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing
orang.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan
ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam
dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang
merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya,
sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik
tersebut seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika
pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan
limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan
adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga
mengenakan pajak polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar
sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni
dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah ini merupakan
penjelasannya :
Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling price) dapat di lihat dalam kurva 5.2 sebagai berikut :
Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui
pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya
produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam
upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.