BJU - EKMA 4312 Nim-042795293 Ekonomi Manajerial

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : NORHAFILAH BINTI HASANUDIN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042795293

Tanggal Lahir : 13 OKTOBER 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4312/Ekonomi Manajerial

Kode/Nama Program Studi : 54/MANAJEMEN (S1)

Kode/Nama UPBJJ : 13/UPBJJ UT Batam


Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/31 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Norhafilah Binti Hasanudin


NIM : 042795293
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4312/Ekonomi Manajerial
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen (S1)
UPBJJ-UT : Batam

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Batam, 31 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Norhafilah Binti Hasanudin


1. a. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan utilitas? Berikan penjelasannya.
b. Gambarlah kurva Total Utilitas dan Marginal Utility terhadap jumlah barang C yang dikonsumsi!
Jawaban a.
Apa itu Utilitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam konteks umum pengertian utilitas adalah faedah atau
manfaat. Sedangkan pada ilmu ekonomi, utilitas adalah istilah yang diturunkan dari konsep
pemanfaatan. Mengacu pada kepuasan konsumen saat mengkonsumsi barang atau jasa. Kegunaan
teori utilitas dalam bidang ekonomi pertama kali dicanangkan pada abad ke-18 oleh Daniel Bernoulli,
seorang matematikawan Swiss. Mulai saat itu, teori ekonomi selalu mengalami perkembangan dna
mengarah ke berbagai jenis penggunaan ekonomi.

Disebutkan juga dalam teori ekonomi, berdasarkan pilihan rasional, biasanya konsumen akan berusaha
meningkatkan dan memaksimalkan utilitasnya. Namun, secara praktek, sulit untuk mengukur utilitas
konsumen karena sifatnya sangat relatif.
Dari penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa utilitas adalah kemampuan suatu produk atau
komoditas dalam memuaskan keinginan manusia. Sehingga, utilitas juga disebut sebagai segala sesuai
yang memuaskan komoditas produk atau layanan.
Fungsi Utilitas
Sederhananya. Fungsi utilitas adalah mengukur seberapa besar manfaat atau kepuasan yang dialami
oleh konsumen ketika mereka menggunakan suatu barang atau jasa. Dari situ, konsumen bisa
memberikan penilaian terhadap produk tersebut dan berbagai pengalaman mereka. Sehingga, jika nilai
utilitas tinggi maka bisa dikatakan bahwa nilai kepuasan konsumen akan suatu produk tinggi. Hal ini
menjadikan value yang dimiliki oleh perusahaan juga meningkat, dan sebaliknya.

Jenis-jenis Utilitas
Dalam teorinya, utilitas memiliki berbagai jenis. Adapun jenis-jenis utilitas adalah sebagai berikut.
Utilitas waktu (time utility)
Utilitas waktu berorientasi pada ketersediaan produk. Sehingga, konsumen bisa membelinya kapan saja
sesuai kebutuhan mereka. Suatu perusahaan dapat memaksimalkan utilitas ini dengan menyesuaikan
proses produksi. Mulai dari perencanaan hingga pengiriman.

Utilitas kepemilikan (possession utility)


Utilitas kepemilikan dikaitkan dengan kepuasan konsumen ketika memiliki suatu produk. Misalnya,
memiliki mobil sering dianggap sebagai utilitas tinggi. Selain itu, akses kemudahan dalam memiliki
produk juga berpengaruh pada peningkatan utilitas.

Utilitas tempat (place utility)


Utilitas tempat adalah tentang ketersediaan produk secara fisik dan bagaimana hal itu bisa diakses oleh
konsumen. Misalnya, lokasi toko yang mudah dijangkau.

Utilitas bentuk (form utility)


Seperti namanya, jenis utilitas ini mengacu pada seberapa baik kualitas dan bentuk produk yang
digunakan oleh para konsumen. Apakah produk tersebut bisa memberikan solusi kepada mereka.

Pendekatan Utilitas
Selain dibagi menjadi beberapa jenis, utilitas juga memiliki dua pendekatan, yaitu kardinal dan ordinal.
Berikut masing-masing penjelasannya.

Kardinal (cardinal utility)


Kardinal pada utilitas adalah suatu pendekatan terhadap manfaat atau kegunaan yang tidak dapat
diukur, namun bisa dibandingkan antara satu produk dengan lainnya. Sehingga, pendekatan ini bersifat
kualitatif.

Misalnya, kita lebih puas jika bisa membeli dua roti dengan uang Rp50 ribu. Sedangkan, Deni lebih puas
bila uang Rp50 ribu tersebut untuk membeli dua roti dan dua minuman. Dengan kata lain, kepuasan
yang didapat ditentukan sendiri oleh konsumen tanpa adanya pengukuran nilai.

Ordinal (ordinal utility)


Berbanding terbalik dengan kardinal, pendekatan ordinal pada utilitas adalah suatu pendekatan
terhadap manfaat yang bisa diukur melalui angka secara sistematis. Sehingga pendekatan ini bersifat
kuantitatif.

Dalam mengukurnya, ekonom akan menggunakan satuan “util”. Misalnya, Ali memahami bahwa makan
nasi goreng akan menghasilkan 10 util, sedangkan makan ikan bakar akan menghasilkan 15 util. Maka
makan ikan bakar bisa lebih memuaskan.

Biaya Utilitas
Melalui perkembang bidang ekonomi, saat ini kita mengenal adanya biaya utilitas atau utility cost. Apa
itu? Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh seseorang atau perusahaan berkaitan dengan
biaya listrik, air, telephone, internet dan sebagainya.

Biaya ini dibagi menjadi dua jenis yaitu tetap dan variabel. Biaya utilitas adalah tetap apabila
penggunaannya tidak berpengaruh pada tagihan. Misalnya, biaya paket bulanan internet. Sedangkan,
bersifat variabel bila besarnya tagihan dipengaruhi oleh penggunaan.

Berbicara mengenai pembayaran utilitas, saat ini kita tidak perlu khawatir dalam melakukan
pembayaran berbagai utility cost seperti listrik atau internet. Karena, OCBC NISP telah memberikan
kemudahan dengan menghadirkan aplikasi ONe Mobile tanpa harus ke kantor atau minimarket.

b.

2. a. Bagaimanakah bentuk struktur pasar persaingan tidak sempurna yang saudara ketahui?
b. PT. Pertamina termasuk kategori perusahaan dalam pasar monopoli, bagaimanakah cara perusahaan monopoli
memperoleh atau mempertahankan keuntungan diatas normal?
Jawabn a.

Gambar Struktur organisasi pasar persaingan tidak sempurna


Pasar persaingan tidak sempurna juga seringkali disebut sebagai suatu bentuk pasar yang tidak terorganisir secara
sempurna. Karena itu, jenis pasar ini dianggap tidak sempurna karena adanya kecacatan yang bisa menimbulkan
ketidakadilan di dalam pasar. Dikutip dari Investopedia, pasar persaingan tidak sempurna adalah terjadi di suatu pasar
apabila salah satu syarat dalam pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi. Baca juga: Harga Minyak
Pasar persaingan tidak sempurna merupakan struktur pasar dalam dunia perekonomian. Pasar ini tercipta ketika
pasar persaingan sempurna tidak berjalan dengan baik. Jika pasar persaingan sempurna mencerminkan kondisi di
mana penjual dan pembeli hadir dalam jumlah besar, maka lain halnya dalam struktur pasar persaingan tidak
sempurna. Di pasar ini, penjual atau pedagang lebih sedikit ketimbang pembeli. Walau berjumlah sedikit, penjual di
pasar persaingan tidak sempurna berhak atas penjualan produk tertentu dan hanya mereka yang boleh atau mampu
menjual produk dengan jumlah terbatas. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam penentuan harga
produk di pasar. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ciri-ciri pasar persaingan tidak sempurna ialah sebagai berikut:
Ketidakseimbangan penjual dan pembeli Dalam pasar persaingan tidak sempurna, hanya terdapat satu atau beberapa
penjual yang jumlahnya lebih sedikit dari pembeli. Kondisi ini menyebabkan penjual lebih memiliki kuasa di pasar.
Penjual menentukan harga Di pasar ini, penjual lebih berkuasa dan hanya sedikit pihak yang mempengaruhi pasar,
sehingga penjual bebas dalam menentukan harga. Kuasa ini memungkinkan perusahaan meraup keuntungan yang
lebih besar.
Sulit berpartisipasi Industri pasar persaingan tidak sempurna hanya mampu dijalankan pihak tertentu. karenanya,
cukup sulit bagi penjual lain untuk berpartisipasi atau masuk dan memulai bisnis di pasar ini. Tidak ada barang
pengganti Minimnya kebebasan untuk berpartisipasi dalam pasar membuat ketersediaan atas pengganti produk
dengan fungsi dan manfaat yang sama sulit dicari.
b.
PASAR MONOPOLI
Pasar monopoli adalah struktur pasar yang dicirikan dengan adanya satu produsen atau penjual tunggal dari
suatu produk yang tidak memiliki produk pengganti. Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus
pula merupakan industrinya. Struktur pasar monopoli- seperti halnya persaingan sempurna- hanya ada dalam
teori saja. Dalam kenyataannya, tidak ada barang yang hanya dihasilkan oleh satu produsen saja dan bebas dari
persaingan. Barang-barang publik-_yang sering digunakan sebagai ilustrasi pasar monopoli- sebenarnya juga
adalah monopolis yang tidak sempurna. Sebagai contoh, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) sering disebut
sebagai salah satu bentuk praktik monopoli untuk angkutan kereta api di Indonesia. Meskipun demikian, PT KAI
ini ternyata juga menghadapi persaingan keras dari berbagai macam penyedia jasa angkutan udara, angkutan
laut, maupun angkutan darat. Monopoli memang sangat jarang terjadi. Meskipun demikian, bahasan struktur
pasar monopoli masih tetap penting untuk ditelaah secara mendalam, Banyak hubungan ekonomi dalam struktur
pasar monopoli yang bisa digunakan untuk mengestimasi perilaku optimal perusahaan pada struktur pasar yang
bersifat semi persaingan (memiliki sebagian karakteristik persaingan namun juga memiliki karakteristik
monopolis) yang saat ini mendominasi struktur pasar di dunia nyata. Selain itu, pemahaman yang mendalam
tentang hubungan-hubungan dalam pasar monopoli memberikan landasan yang diperlukan untuk menelaah
ekonomi regulasi (economics of regulation), suatu topik yang penting bagi para manajer di dunia bisnis.
1. Keputusan Penetapan Harga/Output dalam Struktur Pasar Monopoli Dalam pasar monopoli, kurva permintaan
identik dengan kurva permintaan perusahaan, di mana keduanya memiliki slope yang menurun. Berbeda dengan
pasar persaingan sempurna di mana individu penjual ataupun pembeli tidak dapat memengaruhi harga,
perusahaan dalam struktur pasar monopoli- biasa disebut monopolis- mampu menentukan harga (price maker)
atau menentukan jumlah output yang diproduksi (dijualnya). Meskipun demikian, monopolis tidak bisa
menetapkan keduanya (harga atau jumlah) secara bersama-sama. Contohnya, monopolis dapat menjual 100 unit
output pada tingkat harga Rp10 ribu per unit, sementara pada tingkat harga Rp8 ribu, monopolis dapat menjual
150 unit output. Jika perusahaan tersebut memutuskan untuk menjual 100 unit maka ia akan menerima RpI0 ribu
per unit dan jika a ingin untuk menjual 150 unit, la akan menerima harga sebesar Rp8 ribu. Sama seperti
produsen dalam konsep pasar persaingan sempurna, monopolis akan menggunakan kaidah maksimisasi laba,
yakni berproduksi pada tingkat output di mana MR=MC. Meskipun demikian, kurva permintaan monopolis tidak
berbentuk borizontal (tidak bersifat elastis sempurna). Pada setiap tingkat output, MR monopolis selalu lebih kecil
dari P untuk tingkat output lebih besar dari bahwa perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada
tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba maksimum
monopolis adalah (P - C) Q ditunjukkan oleh bidang PP*CC. Walaupun Q merupakan tingkat output optimal
jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika AR atau P lebih bear daripada AVC. Seperti
pasar persaingan sempurma, jika P berada di bawah AVC, kerugian akan imumkan dengan berhenti berproduksi.
Penentuan Harga Output dalam Struktur Pasar Monopoli
2. Keseimbangan Jangka Panjang Monopolis, seperti jenis perusahaan lainnya akan berproduksi dalam jangka
panjang jika semua biaya dapat tertutupi, di mana P> AC (Ingat bahwa dalam jangka panjang, semua biaya
adalah biaya variabel dalam jangka panjang). Tidak ada perusahaan, baik yang monopolistik atau kompetitif yang
akan beroperasi dalam jangka panjang jika menderita rugi. Salah satu hal yang membedakan perusahaan
monopolis dan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna adalah bahwa monopolis, dalam jangka panjang,
tidak harus selalu beroperasi pada titik minimum kurva LAC. Sebagai contoh, Pada kondisi tersebut, perusahaan
akan memproduksi output sebear Q unit pada AC sebesar C per unit, sedikit di atas titik minimum kurva AC.
Perusahaan ini adalah monopolis alamiah (natural monopolist), yaitu suatu unit usaha di mana tingkat output
yang memaksimumkan labanya terjadi pada titik di mana LRAC sedang menurun. Ada sisi positif dan sisi negatit
pasar monopoll, knususnya monopoli, tenutama monopoli alamiah. Di satu sisi, monopolis alamiah dapat
mendorong pencapais efisiensi ekonomi dengan adanya pembatasan jumlah perusahaan yang berproduce
(artinya pencapaian skala ekonomis dari produksi lebih memungkinkan untuk tercapa) Di sisi lain, kelemahan dari
pasar monopoli, yaitu terjadinya eksploitasi ekonomi karena perusahaan monopolis cenderung membatasi jumlah
produksi untuk memperoli laba di atas normal (excessive profit). Excessive profit adalah laba yang sangat besa.
di mana tingkat pengembalian (rate of return) yang diterima perusahaan dari modal yang diinvestasikan lebih
bear dari tingkat penerimaan normal. Dalam pasar monopol, sering dikenal juga istilah 'underproduction', yaitu
suatu keadaan ketika perusahaa melakukan pembatasan tingkat produksi pada suatu posisi di mana nilai sumber
daa yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output tambahan (MC) lebih kecil dan manfaat yang diperoleh
dari unit tambahan tersebut (diukur dengan harga kesangeupe konsumen untuk membayar unit tambahan
tersebut). Fenomena underproduction inil* yang menjadi salah satu alasan mengapa seringkali, dalam monopoli,
MC lebih keil dari P pada tingkat output yang memaksimumkan laba.
4. Faktor-faktor Hambatan Mask Pasar dalam Pasar Monopoli Laba di atas normal (excessive profit) yang
diterima monopolis tentuna st- mengundang produsen baru untuk dapat masuk ke pasar. Salah satu cara
monopolis untuk mempertahankan laba di atas normal tersebut adalah dengan mencegah pemain bar yang
masuk ke pasarnya. Ada sejumlah faktor atau sarana yang dapat dimanfaatkan dan didayagunakan ole
monopolis dalam mempertahankan pasar dan laba yang diperolehnya, di antaranya: a. Hak monopoli dan hak
paten. Kondisi monopoli yang terjadi di suatu pasar dapat terjadi karena pemberian hak monopoli dan hak paten
(biasanya dilakukan oleh pemerintah suatu negara ke suatu perusahaan, baik perusahaan milik negara ataupun
swasta). Hak monopoli (franchises) adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perorangan/perusahaan
tertentu untuk menjadi pemasok tunggal barang tertentu di daerah tertentu, Sementara itu, hak paten adalah hak
untuk monopoli yang diberikan kepada seorang penemu (inventor) atau pencipta (creator) oleh pemerintah.
Melalui pemberian kedua hak tersebut, pemerintah menciptakan suatu pasar monopoli. Contoh perusahaan
monopolis adalah perusahaan listrik, telepon, jasa pos, dan penyedia jasa transportasi kereta api. Skala produksi
yang bear. Salah satu faktor penghalang utama bagi perusahaan yang akan masuk ke pasar monopoli adalah
skala produksi yang cukup besar dari monopolis yang mendorong terciptanya skala produksi monopolis yang
mengarah pada kondisi efisien. Suatu perusahaan yang beriat memasuki pasar dan mempunyai skala produksi
yang efisien (tercermin dari biaya produksi yang sama atau lebih rendah dibandingkan monopolis) menyadari
bahwa kenaikan output-nya akan menurunkan harga produk di pasar dan tentunya cenderung akan mendapat
tekanan dari monopolis. Sementara itu, perusahaan yang skala produksinya tidak efisien- tercermin dari biaya
produksi yang lebih tinggi dibandingkan monopolis- akan mengalami kerugian jika ia masuk ke pasar.
Penguasaan terhadap suatu sumber daya. Seorang produsen pada pasar monopolis cenderung akan menguasai
sumber daya pokok yang akan digunakan oleh produsen lain untuk memproduksi suatu produk. Hal ini juga
menjadi salah satu faktor penghalang bagi produsen lain untuk dapat mask ke pasar monopoli. Diskriminasi
Harga dalam Pasar Monopoli Sebagai penjual tunggal, produsen monopolis memiliki kemampuan untuk
membeda-bedakan konsumen dengan menetapkan harga yang berbeda-beda pada produk yang dijualnya.
Kemampuan ini dikenal dengan istilah diskriminasi harga. Kelebihan produsen monopolis dalam melakukan
diskriminasi harga ini tidak terdapat pad produsen-produsen dalam pasar persaingan sempurna, Secara teoritis,
definisi diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1) penetapan akan suatu harga yang
berbeda-beda bagi para pembeli terhadap barang yang sama atau 2) penetapan tingkat harga, di mana
perbandingan antara harga dan MC berbeda-beda di antara para pembeli, yakni (P/MC,) ‡ (P/MC). Para ekonom
lebih menyukai pengertian yang kedua karena pengertian tersebut mempertimbangkan fakta bahwa biaya
pelayanan bagi kelompok-kelompok pelanggan dapat berbeda-beda. Terdapat sejumlah poin penting yang perl
diperhatikan terkait diskriminasi harga pada pasar monopoli, yaitu:
1) tujuan dan manfaat diskriminasi harga,
2) penggolongan
diskriminasi harga, dan
3) syarat-syarat efektivitas diskriminasi harga.
2. Tujuan dan manfaat diskriminasi harga. Diskriminasi harga memungkinkan monopolis untuk memperoleh
penerimaan (revenue) yang lebih banyak daripada yang dapat diperolehnya jika hanya menggunakan harga
tunggal. Tambahan penerimaan tersebut dapat digunakan untuk menambah memperbaiki pelayanan bagi
konsumen. Selain itu, diskriminasi harga tersebut juga dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan
monopolis tersebut.
h Penggolongan diskriminasi harga. Penggolongan diskriminasi harga tergantung pada derajat diskriminasinya.
Menurut .C. Pigou, dalam bukunya yang berjudul The Economies of Welfare (1920), derajat diskriminasi ini dibagi
menjadi 3, yaitu:
1) Diskriminasi harga derajat ketiga: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
para pelanggan pada pasar yang berbeda. Contoh dari bentuk diskriminasi harga ini adalah penerapan harga
listrik PLN yang membedakan antara rumah tanga dan industri (tarif listrik per unit untuk industri lebih mahal).
Contoh lainnya adalah penerapan harga tiket seminar akademis yang berbeda antara mahasiswa S1, mahasiswa
S2 dan S3, dan praktisi (harga tiket masuk untuk mahasiswa S1 cenderung lebih murah).
2) Diskriminasi harga derajat kedua; kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
beberapa golongan barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh umum diskriminasi derajat kedua adalah
praktik declining rate schedules, yaitu pemberlakuan tingkat harga per unit produk yang semakin rendah untuk
pembelian produk dalam jumlah yang semakin banyak (seperti diskon bagi produk pakaian untuk pembelian lebih
dari dua potong di supermarket atau harga yang lebih rendah bagi produk minuman tertentu dengan syarat
membeli produk makanan tertentu). Contoh lainnya adalah penerapan harga produt ya lebih murah untuk produk
yang memiliki tanda khusus (kupon) atau yang memiliki kart belanja di supermarket tertentu.
3) Diskriminasi harga derajat pertama: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap unit barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh dari bentuk diskriminasi ini adalah dokter di wilayah
terpencil yang menerapkan harga untuk jasanya kepada pasien berdasarkan kemampuan pasiennya. Contoh
kedua adalah penjual berlia yang menentukan harga berlian berdasarkan analisis terhadap kemause calon
pembeli untuk membayar. Semua surplus konsumen dapat diambil oleh perusahaan dengan menerapkas
diskriminasi harga derajat pertama. Oleh karena itu, monopolis tersebut akas menetapkan tingkat harga untuk 1
unit pertama sebesar P (lihat Gambar 5.8} Tingkat harga untuk unit yang kedua akan ditetapkan seperti tampak
pada daeran yang diarsir kedua yang diambil. Demikian pula seterusnya. Syarat-syarat efektivitas diskriminasi
harga. Diskriminasi harga derajat pertama dan kedua memerlukan informasi tentang kurva permintaan individual.
Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga memerlukan informasi tentang elastisitas permintaan yang berbeda-
beda dari konsumen. Ketiga derajat diskriminasi di atas menghendaki para penjual mampu untuk 'memilah-
milah' para pembeli. Jika seorang pembeli dapat mentransfer barang kepada pembeli lainnya maka efektivitas
diskriminasi harga tersebut sangat terbatas. Misalnya seorang pembeli yang dapat berperan sebagai 'pedagang
bear' bagi pembeli lainnya, sebagai contoh: Diskriminasi harga yang dilakukan oleh PT PL dan PT Telkom cukup
efektif karena pelanggan listrik maupun telepon membutuhkan kabel-kabel penghubung kepada setiap
pelanggan. Oleh karena itu, sulit bagi para pelanggan untuk mentransfer listrik antara sesama pelanggan.

3. a. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan dalam penerapan strategi diskriminasi harga di pasar! Berikan
contoh!
b. Berdasarkan ilustrasi di atas, tergolong kedalam kategori metode apa yang digunakan oleh Supermarket Istana
Bangunan dalam menerapkan strategi penentuan harga?
Jawaban a.
Kasus Diskriminasi Harga Derajat I
Diskriminasi harga derajat I dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap konsumen
berdasarkan reservation price (Willingness To Pay) masing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya
beli masing-masing konsumen. Walaupun harga yang ditetapkan berbeda-beda, tetapi biaya yang dikeluarkan
oleh produsen adalah sama
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat terbang. Jika si dokter mengetahui
bahwa tingkat ekonomi pasien lemah, dokter bisa meminimalkan biaya bahkan bisa menggratiskan biaya. Harga
yang ditetapkan untuk pasien yang mampu secara ekonomi dapat dikenakan tarif. Biaya yang dikeluarkan oleh
dokter untuk menangani setiap pasien sama. Tetapi karena mempertimbangkan kemampuan ekonomi pasien,
dokter tidak menerapkan beban biaya yang sama kepada setiap pasiennya. Tiket pesawat pun memakai konsep
diskriminasi harga derajat I. Harga Tiket Pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta menuju Banjarmasin kelas ckonomi
berangkat tanggal 5 Febuari 2013 pukul 10.10 jika dipesan tanggal 4 Febuari 2013, harga tiketnya adalah Rp.
500.000,00 Sedangkan jika dipesan pada hari H yaitu tanggal 5 Febuari 2013 (pesawat yang sama) harganya
menjadi Rp. 1.400.000,00. Kenaikan harganya hampir 150%. Dalam satu pesawat yang sama, kemungkinan setiap
orang membayar berbeda untuk harga tiket pesawatnya, padahal biaya yang dikeluarkan produsen untuk setiap
konsumen sama. Inilah contoh-contoh kasus diskriminasi harga derajat I, ketika perbedaan harga dibedakan
berdasarkan daya beli setiap konsumen. DANG-UNDANG ANGAN PRAKTIK
•TIDAK SEHAT
wasan Yuridika Kasus Diskriminasi Harga Derajat Il Diskriminasi harga derajat 2 dilakukan dengan cara
menerapkan harga yang berbeda- beda pada jumlah batch atau (lot produk yang dijual. Diskriminasi harga in
dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi mengenai reservation price konsumen. Contoh: perbedaan
harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran, pembeli yang membeli mie instan I bungkus dan 1
kardus akan berbeda harganya. Berikut adalah contoh diskriminasi produk, pada produk mie instan produksi PT.
Indofood sukses makmur, yang di jual di Carrefour Indonesia, sebagai berikut Tabel 1. Perbandingan Harga
Indomie Pada Pembelian Kardus Dan Eceran

Keterangan : 1 Kardus mie instan isi 40 pcs Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat perbedaan harga pembelian eccran
dan pembelian banyak (kardusan). Selisih harga yang terjadi berkisar antara Rp 112,5 sampai dengan Rp187,5.
Perbedaan harga antara penjualan secara kardus dan secara eceran sebenarnya menguntungkan baik bagi
produsen maupun konsumen. Ketika membeli secara kardus, produsen mendapatkan keuntungan pembelian 40
pcs secara langsung walaupun secara nominal lebih sedikit dengan keuntungan pembelian 40 pes secara eceran.
Konsumen pun merasa diuntungkan dengan harga yang lebih murah bila membeli banyak (kardus). Bagi
konsumen yang tidak memerlukan mi instan dalam jumlah banyak, pembelian secara eceran sangat
menguntungkan konsumen. Bagi produsen pun, penjualan secara eceran akan menambah keuntungan. Kebijakan
diskriminasi harga derajat I dapat meningkatkan kesejahteraan konsumen karena jumlah output bertambah dan
harga jual semakin murah. Hal in dikarenakan pelaku usaha menggunakan sistem perbedaan harga per unit pada
pembelian grosir dan pembelian eceran. Harga eceran lebih tinggi dari pada harga per kardus, schingga konsumen
lebih baik membeli barang langsung per kardus daripada membeli barang eceran. POR
Kasus Diskriminasi Harga Derajat III
Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk setiap kelompok
konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen. Diskriminasi harga derajat 3
dilakukan karena perusahaan tidak mengetahui reservation price masing-masing konsumen, tapi mengetahui
reservation price kelompok konsumen.
Contoh kasus dari diskriminasi harga derajat ketiga adalah perbedaan harga yang ditawarkan oleh pedagang
minuman dan makanan ringan. Untuk jenis produk yang sama, harga makanan yang di jual di warung pinggir jalan
dan di Bandara Sockarno Hatta mengalami perbedaan sebesar Rp 5.000,00, sedangkan untuk harga minuman
berbeda Rp. 2.000,00. Perbedaan harga ini disebabkan karena menurut produsen, terjadi perbedaan kemampuan
atau daya beli antara dua lokasi tersebut. Produsen menganggap bahwa bandara merupakan kawasan yang cukup
elit, sehingga produsen menganggap bahwa konsumen mampu membeli dengan harga yang lebih tinggi. Dari segi
biaya variabel, beban biaya antara di warung klontongan dan di Bandara Soekarno Hatta adalah sama. Tetapi
karena daya belinya yang berbeda, harga yang ditawarkan pun berbeda Diskriminasi Harga dalam Pasar Monopoli
Sebagai penjual tunggal, produsen monopolis memiliki kemampuan untuk membeda-bedakan konsumen dengan
menetapkan harga yang berbeda-beda pada produk yang dijualnya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah
diskriminasi harga. Kelebihan produsen monopolis dalam melakukan diskriminasi harga ini tidak terdapat pad
produsen-produsen dalam pasar persaingan sempurna, Secara teoritis, definisi diskriminasi harga dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1) penetapan akan suatu harga yang berbeda-beda bagi para pembeli
terhadap barang yang sama atau 2) penetapan tingkat harga, di mana perbandingan antara harga dan MC
berbeda-beda di antara para pembeli, yakni (P/MC,) ‡ (P/MC). Para ekonom lebih menyukai pengertian yang
kedua karena pengertian tersebut mempertimbangkan fakta bahwa biaya pelayanan bagi kelompok-kelompok
pelanggan dapat berbeda-beda. Terdapat sejumlah poin penting yang perl diperhatikan terkait diskriminasi harga
pada pasar monopoli, yaitu:
1) diskriminasi harga,
2) penggolongan diskriminasi harga, dan
3) syarat-syarat efektivitas diskriminasi harga.
2. diskriminasi harga. Diskriminasi harga memungkinkan monopolis untuk memperoleh penerimaan (revenue)
yang lebih banyak daripada yang dapat diperolehnya jika hanya menggunakan harga tunggal. Tambahan
penerimaan tersebut dapat digunakan untuk menambah memperbaiki pelayanan bagi konsumen. Selain itu,
diskriminasi harga tersebut juga dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan monopolis tersebut. h
Penggolongan diskriminasi harga. Penggolongan diskriminasi harga tergantung pada derajat diskriminasinya.
Menurut .C. Pigou, dalam bukunya yang berjudul The Economies of Welfare (1920), derajat diskriminasi ini dibagi
menjadi 3, yaitu: 1) Diskriminasi harga derajat ketiga: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang
berbeda-beda untuk para pelanggan pada pasar yang berbeda. Contoh dari bentuk diskriminasi harga ini adalah
penerapan harga listrik PLN yang membedakan antara rumah tanga dan industri (tarif listrik per unit untuk
industri lebih mahal). Contoh lainnya adalah penerapan harga tiket seminar akademis yang berbeda antara
mahasiswa S1, mahasiswa S2 dan S3, dan praktisi (harga tiket masuk untuk mahasiswa S1 cenderung lebih
murah).
2) Diskriminasi harga derajat kedua; kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
beberapa golongan barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh umum diskriminasi derajat kedua adalah
praktik declining rate schedules, yaitu pemberlakuan tingkat harga per unit produk yang semakin rendah untuk
pembelian produk dalam jumlah yang semakin banyak (seperti diskon bagi produk pakaian untuk pembelian lebih
dari dua potong di supermarket atau harga yang lebih rendah bagi produk minuman tertentu dengan syarat
membeli produk makanan tertentu). Contoh lainnya adalah penerapan harga produt ya lebih murah untuk produk
yang memiliki tanda khusus (kupon) atau yang memiliki kart belanja di supermarket tertentu.
3) Diskriminasi harga derajat pertama: kondisi di mana perusahaan menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap unit barang yang dijual ke para pelanggan. Contoh dari bentuk diskriminasi ini adalah dokter di wilayah
terpencil yang menerapkan harga untuk jasanya kepada pasien berdasarkan kemampuan pasiennya. Contoh
kedua adalah penjual berlia yang menentukan harga berlian berdasarkan analisis terhadap kemause calon
pembeli untuk membayar. Semua surplus konsumen dapat diambil oleh perusahaan dengan menerapkas
diskriminasi harga derajat pertama. Oleh karena itu, monopolis tersebut akas menetapkan tingkat harga untuk 1
unit pertama sebesar P (lihat Gambar 5.8} Tingkat harga untuk unit yang kedua akan ditetapkan seperti tampak
pada daeran yang diarsir kedua yang diambil. Demikian pula seterusnya. Syarat-syarat efektivitas diskriminasi
harga. Diskriminasi harga derajat pertama dan kedua memerlukan informasi tentang kurva permintaan individual.
Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga memerlukan informasi tentang elastisitas permintaan yang berbeda-
beda dari konsumen. Ketiga derajat diskriminasi di atas menghendaki para penjual mampu untuk 'memilah-
milah' para pembeli. Jika seorang pembeli dapat mentransfer barang kepada pembeli lainnya maka efektivitas
diskriminasi harga tersebut sangat terbatas. Misalnya seorang pembeli yang dapat berperan sebagai 'pedagang
bear' bagi pembeli lainnya, sebagai contoh: Diskriminasi harga yang dilakukan oleh PT PL dan PT Telkom cukup
efektif karena pelanggan listrik maupun telepon membutuhkan kabel-kabel penghubung kepada setiap
pelanggan. Oleh karena itu, sulit bagi para pelanggan untuk mentransfer listrik antara sesama pelanggan.
Contoh dari diskriminasi harga adalah pelayanan dokter dan tiket pesawat terbang. Jika si dokter mengetahui
bahwa tingkat ekonomi pasien lemah, dokter bisa meminimalkan biaya bahkan bisa menggratiskan biaya. Harga
yang ditetapkan untuk pasien yang mampu secara ekonomi dapat dikenakan tarif.
iket pesawat pun memakai konsep diskriminasi harga derajat.
b.
Kupon (coupons). Dalam kasus ini, sejumlah Pengecer menyebarkan kupon yang menawarkan potongan harga
melalui leaflet, brosur, maupun iklan koran untuk mendapatkan kupon diskon. Segmentasi yang terjadi dalam
kasus pemberian kupon ini adalah antara orang memiliki banyak waktu memiliki biaya apportunitas tinggi Dan
orang yang memiliki sedikit waktu memiliki biaya oportunitas rendah

4. a. Apakah yang dimaksud dengan regulasi ekonomi? Berikan penjelasan!


b. Permasalahan apa saja yang dapat muncul dalam penerapan regulasi beserta contoh?
c. Bagaimanakah peran dan tindakan pemerintah agar mampu meratakan tingkat harga diseluruh wilayah
Indonesia?

jawaban a.
Regulasi ekonomi merupakan kontrol dari pemerintah terhadap aktivitas bisnis. Regulasi merupakan suatu bentuk
keterlibatan pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa di pasar yang didasari pada keinginan untuk
mengatasi berbagai macam kegagalan pasar. Ada 2 jenis dasar regulasi, yaitu regulasi struktural dan regulasi
perilaku. Regulasi struktural berfokus pada struktur pasar, seperti pemisahan fungsional sejumlah perusahaan ke
dalam aktivitas-aktivitas yang saling melengkapi, pembatasan jumlah perusahaan yang masuk ke pasar, peraturan
terkait perusahaan asing yang terlibat di pasar. Sementara itu, regulasi perilaku bertujuan untuk memengaruhi
perilaku perusahaan melalui berbagai sarana, seperti kontrol harga, fee dan komisi resmi, kontrol terhadap
aktivitas periklanan serta pengeluaran riset dan pengembangan, atau pembatasan pada pengembangan jaringan
distribusi. Regulasi tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang menciptakan dan dikenai regulasi yang disebut
lingkungan regulasi. Lingkungan regulasi mencakup sistem regulasi dan entitas yang bersentuhan dengan regulasi
terkait. Sistem regulasi sendiri di sini mencakup kombinasi antara lembaga, aturan-aturan formal maupun
nonformal, serta proses-proses yang memberi akses kontrol kepada pemerintah terkait aktivitas operasional dan
investasi perusahaan-perusahaan di pasar. Regulasi tidak selalu dapat diterapkan dengan lancar, seringkali
muncul permasalahan bahkan gagal diterapkan. Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan regulasi, di
antaranya adalah: 1) regulasi yang seringkali memicu penurunan kualitas pelayanan, 2) regulasi yang kadangkala
menghambat inovasi dan peningkatan efisiensi, dan 3) munculnya regulatory capture.

b.
KEGAGALAN REGULASI
Penerapan regulasi dalam pasar tidak selalu berjalan lancar. Berikut sejumlah permasalahan yang dapat muncul
dalam penerapan regulasi (Lipczynski, 2005; Clarkson & Miller, 1982):
1, Regulasi yang memicu penurunan kualitas pelayanan. Terdapat kemungkinan bahwa pengaturan harga oleh
pemerintah-_ berupa penetapan harga batas atas untuk melindungi konsumen justru berpotensi mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan karena atau menggunakan input-input yang kurang baik demi penurunan biaya
produksi dalam rangka memenuhi batas atas harga produk yang diizinkan.
2, Regulasi terkait harga menghambat inovasi dan peningkatan efisiensi. Kebijakan harga yang ditetapkan
pemerintah seringkali mengurangi motivasi perusahaan untuk mencapai kondisi efisien, melakukan inovasi, dan
pembaharuan teknologi. Sebagai contoh, misalkan perusahaan X Y Z menjadi sasaran penerapan peraturan
pemerintah terkait pembatasan maksimal keuntungan sebesar 5%. Sat ini, keuntungan Perusahaan XYZ adalah
sebesar 5%. Perusahaan XYZ sebenarnya mampu meningkatkan keuntungannya menjadi 10-15% melalui
penghematan biaya atau pun perluasan pasar, namun karena aturan membatasi keuntungan maksimal 5% maka
perusahaan XYZ memutuskan untuk tetap beroperasi pada tingkat keuntungan 5%. Contoh lainnya adalah pada
perusahaan yang mengandalkan pendapatannya dengan perolehan harga yang lebih tinggi pada kondisi puncak,
misalnya masa liburan (peak-period). Ketika pemerintah menerapkan regulasi penerapan harga tertinggi untuk
produk perusahaan tersebut, tentunya regulasi in mudah menimbulkan penolakan jika batasan harga tertinggi
membatasi peluang mereka untuk memperoleh aliran pendapatan yang besar untuk mengkompensasi masa sepi.
Munculnya fenomena regulatory capture. Menilik teori principal-agent, pemerintah sebagai pembuat dan
penegak regulasi merupakan principal. Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang teregulasi merupakan agent.
Perusahaan yang teregulasi tersebut cenderung memiliki tujuan sendiri yang berbeda dari tujuan awal
pemerintah selaku pembuat regulasi. Kemudian, perusahaan-perusahaan tersebut berkumpul membentuk
kekuatan bersama dan mencoba bergerak memengaruhi pemerintan sebagai pembuat regulasi. Oleh karena itu,
waktu demi waktu dan dengan kepemilikan informasi yang lebih sempurna dibandingkan pemerintah,
perusahaan-perusahaan yang teregulasi sedikit banyak akan memengaruhi idealisme dan tujuan awal dari
pemerintah selaku pembuat dan pelaksana regulasi. Akibatnya, kebijakan yang diambil pemerintah lebih
merepresentasikan kepentingan perusahaan-perusahaan yang teregulasi tersebut. Bahkan, tidak jarang bahwa
pembuat regulasi adalah orang-orang dari kalangan industri, baik yang pernah terlibat dalam industri atau akan
bekerja pada industri tersebut. Proses tersebut membuat perusahaan-perusahaan yang teregulasi mampu
menyetir pembuat (pelaksana) regulasi berikut regulasi yang dibuat (diterapkan). Fenomena inilah yang disebut
regulatory capture.
c.
Salah satu peran pemerintah dalam mengatur mekanisme pasar adalah menetapkan lembaga pengawas pasar
(market supervision) keberadaan institusi ini sebagai regulator atau pengawas dalam proses mekanisme pasar
terutama mengontrol harga dan para pelaku pasar (Fuad, 2016).
Intervensi pemerintah dilakukan secara langsungdalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau
produsen melalui kebijakan penetapan harga minimum ( floor price ) dan kebijakan penetapan harga maksimum (
ceiling price ). Peran pemerintah dalam menentukan harga pasar secara langsung adalah dengan menetapkan
batas harga minimum dan batas harga maksimum. Sedangkan peran pemerintah dalam menentukan harga pasar
secara tidak langsung ialah dengan adanya penetapan pajak terhadap barang mewah serta pemberian subsidi
kepada produsen.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada
peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan
penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam
perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

§ Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum,
pertahanan, dan keamanan.
§ Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan
raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
§ Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
ü Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan
pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya
pencemaran lingkungan.

ü Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini
memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat
menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran
dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.

Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi
atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para
pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan
(eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam
kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut
sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam
barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat dinikmati bersama. Contoh barang
dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan. Dengan
pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan kegiatan ekonomi secara langsung sehingga
masyarakat dapat lebih cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya dapat dipisahkan dari
penggunaan oleh orang lain. Contoh : pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan
barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing
orang.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan
ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam
dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang
merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya,
sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik
tersebut seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika
pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan
limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan
adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga
mengenakan pajak polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain.

Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar
sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni
dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah ini merupakan
penjelasannya :

Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian


Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang
merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat
dilakukan dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak langsung. Berikut adalah intervensi
pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau
produsen melalui kebijakan penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum
(ceiling price).
Intervensi Pemerintah secara Langsung
1. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi
produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang
terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan
dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan
pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG
(Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini sering
mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum. Untuk
mengetahui proses terbentuknya harga minimum, dapat dilihat pada Kurva 5.1 sebagai berikut :

2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)


Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk
melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar
batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum
tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM,
dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti
halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.

Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling price) dapat di lihat dalam kurva 5.2 sebagai berikut :

b. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung


1. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk
berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif
pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri
yang harganya relatif lebih murah.

Adapun proses penetapan pajak dapat di lihat sebagai berikut :

Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui
pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya
produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam
upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

Sumber : BMP Ekonomi Manajerial EKMA 4312/3 SKS/1-9


: Jurnal Ekonomoni Manjaerial Universitas terbuka Pusat/Jakarta
: Berita/https;pemerintah dalam menangani perekonomian Indonesia
: buku Gramedia online mengenai perekonomian indonesia

Anda mungkin juga menyukai