Laporan Nilai Rentang 230320
Laporan Nilai Rentang 230320
Laporan Nilai Rentang 230320
Editor
Delita Prihatni
Agus Kosasih
Ida Parwati
2019
RENTANG NILAI NORMAL HEMATOLOGI PENDUDUK
INDONESIA DEWASA
Tim Penyusun* :
Dr. Agus Kosasih, dr. Sp.PK(K)
Dr. Delita Prihatni, dr. Sp.PK(K), M.Kes
Prof. Dr.Ida Parwati, dr. Sp.PK(K), Ph.D
Louisa dr.Sp.PK
Marina Ludong, dr. Sp.PK
Rudianto dr. Sp.PK (Alm)
Kontributor* :
1. RSUP H. Adam Malik (Medan)
2. RSUP Dr .Cipto Mangunkusumo (Jakarta)
3. RS Pusat Pertamina (Balikpapan)
4. RSUP Dr. Hasan Sadikin (Bandung)
5. RSUP Dr .M. Djamil (Padang)
6. RSUD Dr. Moewardi (Solo)
7. RSUP Dr. Kariadi (Semarang)
8. RSU Dr Saiful Anwar (Malang)
9. RSUD Dr Soetomo (Surabaya)
10. RS Dr Soedarso (Pontianak)
11. RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo (Makasar)
12. RSUD Prof Dr WZ Yohannes (Kupang)
13. RSUP Prof Dr RD Kandou (Menado)
14. RS Dok II (Jayapura)
15. Laboratorium Klinik Pramita (Bandung)
* Berdasarkan abjad
ISBN: 978-623-9259-51-8
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya
tanpa izin dari penerbit.
3
KATA PENGANTAR
Ida Parwati
Ketua PDS PatKLIn
Periode 2013-2016
Periode 2016-2019
4
PERSETUJUAN ETIK
5
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim dengan rentetan kepulauan yang terbentang dari
Sabang hingga Merauke dan dilaporkan memiliki jumlah penduduk yang mencapai hampir 300
juta. Populasi tersebut tersusun atas berbagai suku dan budaya yang melahirkan variasi bahasa,
gaya hidup, pola makan serta memiliki lingkungan yang berbeda-beda. Indonesia sebagai bagian
dari benua Asia yang memiliki keragaman suku dan etnis, kemungkinan memiliki rentang nilai
normal yang berbeda dengan nilai rentang yang selama diadopsi dari negara-negara Barat.
Rentang nilai normal yang berdasarkan populasi akan lebih menggambarkan kondisi populasi
tersebut.
Pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang berperan
penting dalam pelayanan kesehatan; dimana pemeriksaan laboratorium berperan dalam proses
skrining atau deteksi dini penyakit, penegakkan diagnosis, evaluasi terapi dan kondisi pasien
hingga memperkirakan luaran (prognosis) dari kondisi pasien. Hasil pemeriksaan laboratorium
akan menjadi dasar pertimbangan klinisi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam
penatalaksanaan pasien. Dalam melakukan interpretasi hasil tersebut akan mengacu pada rentang
nilai normal (reference range) yang dilampirkan oleh laboratorium.
Rentang nilai normal yang saat ini dicantumkan oleh mayoritas laboratorium di Indonesia
sebagian besar diadopsi dari literatur, insert package, buku ajar (textbook) atau hasil penelitian
asing; nilai-nilai rentang tersebut umumnya diperoleh berdasarkan penelitian/evaluasi terhadap
populasi ras Kaukasia.1 Nilai rentang yang diadopsi tersebut belum tentu sesuai untuk populasi
rakyat Indonesia, mengingat perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup, pola makan, etnis, status
sosio-ekonomi dan lingkungan. Beberapa penelitian di negara Asia lain menunjukkan adanya
perbedaan nilai rentang yang bermakna dibandingkan dengan nilai tersebut.2-5
Selain itu penetapan nilai normal dibutuhkan sebagai solusi dan menjawab tuntutan
berbagai survey Akreditasi Rumah Sakit maupun laboratorium. Pemeriksaan laboratorium terdiri
atas parameter hematologi, kimia klinik, imunoserologi dan mikrobiologi. Parameter hematologi
merupakan parameter yang paling banyak digunakan setelah parameter Kimia Klinik. Untuk itu
maka Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia,
(PDS PatKLIn) mengumpulkan data dari berbagai Rumah Sakit dan Laboratorium Klinik,
mengevaluasi, menyusun dan menyajikan nilai rujukan hematologi orang dewasa di Indonesia.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan pedoman penentuan rentang nilai normal telah dibakukan oleh Clinical and
Laboratory Standards Institute (CLSI) pada tahun 2008.6 Rentang nilai normal umumnya
merujuk pada data kuantitatif yang disajikan dalam bentuk rentang bawah hingga rentang atas.1
Rekomendasi ideal dari Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) dan
The International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC)
menyatakan bahwa setiap laboratorium mempunyai rentang nilai normal sendiri. Ketika
membuat nilai rentang normal, hal yang perlu diperhatikan adalah subjek yang diuji (populasi
rujukan) harus semirip mungkin dengan populasi yang akan menggunakan rentang nilai normal
tersebut. Faktor lain yang perlu di pertimbangkan selain ras atau lingkungan, adalah usia, jenis
kelamin dan faktor lain seperti obesitas.7
Secara umum diperlukan minimal 120 data yang untuk menentukan rentang nilai
normal dengan taraf kepercayaan 90% bila menggunakan statistik non-parametrik. Semakin
banyak data maka akan semakin baik, tetapi tetap tidak ada cara sederhana untuk mengetahui
berapa banyak subjek yang diperlukan. Dapat di pertimbangkan untuk menggunakan minimal
120 data, untuk 1 subkelompok seperti masing-masing jenis kelamin atau kelompok umur yang
berbeda.7
Faktor-faktor yang perlu di pertimbangkan dalam menetapkan nilai rentang normal
secara umum adalah utilitas klinis, variasi biologis dan berbagai variasi metode yang digunakan.
Menjelaskan sumber data, termasuk: jumlah subjek, sifat subjek, pengecualian, faktor pra-
analitik, metode statistik menetapkan outlier. Menentukan pertimbangan pembagian usia, jenis
kelamin, dll, kemudian menentukan cara pembulatan. Penggunaan interval referensi umum tetap
menjadi pertimbangan. Relevansi klinis dari batas referensi tetap dipertimbangkan sebelum
implementasi.
Relevansi klinis membutuhkan konfirmasi validitas nilai rentang normal sejawat lain
sangat penting, mempertimbangkan pengalaman mereka menggunakan pemeriksaan
laboratorium untuk mengelola pasien. Tanpa tahap konsultatif, dan persetujuan mereka,
dikhawatirkan, klinisi mengabaikan nilai rentang normal yang ditetapkan. Jadi dalam penetapan
final dan implementasi batas bawah dan batas atas nilai rentang normal diperlukan professional
judgement dalam hal ini klinisi sebagai user untuk mempertimbangkan berbagai faktor dalam
7
implementasi klinis.7
Terkait pemeriksaan parameter hematologi, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan hematologi secara umum, meskipun sulit untuk melakukan telusurnya, tetapi
paling tidak menjadi salah satu pertimbangan.
Faktor-faktor tersebut adalah:8
− Makanan; volume plasma akan meningkat dalam 2 jam setelah makan 800 kalori sehingga
hasil hematologi lebih rendah dari keadaan sebenarnya;
− Kehamilan, dimana terjadi perubahan konsentrasi plasma (hemodilusi dan hemokonsentrasi)
pada perjalanan kehamilan;
− Riwayat donor darah
− Tabung dan antikoagulan; perbandingan jumlah darah dengan
antikoagulan yang dipakai
harus tepat.
− Faktor-faktor yang mempengaruhi proses preanalitik seperti teknik dan proses flebotomi
diantaranya perubahan posisi berbaring ke berdiri akan menurunkan volume plasma dan
demikian sebaliknya perubahan posisi berdiri ke berbaring akan meningkatkan volume
plasma;
pembendungan lebih dari 1 menit akan menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan hasil pemeriksaan parameter hematologi), sedangkan pembendungan lebih dari
7 menit akan meningkatkan protein plasma sebanyak 20%.
8
III. SUBJEK DAN METODE
Subyek penelitian diambil dari 14 Rumah Sakit dan 1 laboratorium Klinik di Indonesia
yang bersedia untuk kontribusi data, dimana subyek dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian. Data diambil dari Laboratory Information System (LIS) dengan pendekatan
retrospektif dan data disajikan dalam bentuk deskriptif.
Penetapan besar sampel minimal mengikuti pedoman dari Clinical and Laboratory Standards
Institute (CLSI) yaitu sebanyak total minimal 240 subjek (120 subjek pria dan 120 subjek
wanita) dari masing-masing instansi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak tereksklusi.
9
3.5 Variabel penelitian
Variabel yang diteliti dalam pemeriksaan ini adalah parameter dalam pemeriksaan hematologi;
yaitu kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit (RBC), indeks eritrosit (MCV, MCH,
MCHC, RDW), jumlah leukosit, jumlah trombosit dan hitung jenis leukosit (eosinofil, basofil,
neutrofil, limfosit, monosit).
Alur penelitian
Pembuatan Proposal
Pengumpulan data
Cleaning data
Pengolahan data
Hasil
10
3.6 Pengumpulan data
1. Penelitian dimulai dengan permohonan ethical clearance yang menginduk pada RS Dr. Hasan
Sadikin Bandung disertai permohonan ijin untuk pengumpulan data kepada masing-masing
Direktur/Kepala Instansi dengan melibatkan bagian Patologi Klinik masing-masing instansi
terkait.
2. Data yang dikumpulkan adalah data usia, jenis kelamin, hematologi dan kimia klinik yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan yang terekam dalam LIS pada masing-masing instansi yang
ikut dalam penelitian ini.
3. Data dikumpulkan oleh masing-masing PIC masing-masing RS/Laboratorium, kemudian
dikirimkan kepada PIC utama dalam format Excel.
4. Data yang diperoleh kemudian dikelola menggunakan perangkat lunak.
11
IV. HASIL PENELITIAN
12
4.2 Rujukan Hematologi Perempuan Dewasa Indonesia (Usia 18-60 tahun)
Analisis data dilakukan pada semua data yang didapatkan sesuai kriteria inklusi dan ekslusi,
terdiri atas 3365 data jenis kelamin perempuan dan 2107 data jenis kelamin laki-laki. Seluruh
data dianalisis secara langsung dengan persentil 5% ke 95%, kecuali untuk data MCV dan
eosinofil dilakukan cleaning sesuai nilai normal yang berlaku.
13
PUSTAKA ACUAN
3. Horn PS, Pesce AJ. Effect of ethnicity on reference intervals. Clinical chemistry.
2002;48(10):1802-4.
5. Johnson AM, Petersen PH, Whicher JT, Carlström A, MacLennan S. Reference intervals
for plasma proteins: similarities and differences between adult Caucasian and Asian
Indian males in Yorkshire, UK. Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (CCLM).
2004;42(7):792-9.
8. Kelompok Kerja Hematologi PDS PatKLIN. Kosasih AS, Setiawan L (eds.). Panduan
pemeriksaan hematologi. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan
Kedokteran Laboratorium Indonesia. 2016. Hal. 2-69
9. Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Cahpter 30: Basic examination of blood and bone
marrow. Dalam: McPherson RA, Pincus MR (eds.). Henry’s-clinical diagnosis and
nd
management by laboratory methods. 2 ed. Amerika Serikat: Elsevier Saunders. 2011.
Hal. 509-533.
10. Ward LC, Heitmann BL, Craig P, Stroud D, Azinge EC, Jebb S, et al. Association
between ethnicity, body mass index and bioelectrical impedance: implications for the
population specificity of prediction equations. Ann N Y Acad Sci. 2000;904:199-202.
11. Ambayya A, Su AT, Osman NH, Nik-Samsudin NR, Khalid K, Chang KM, Sathar J,
Rajasuriar JS, Yegappan S. Haematological reference intervals in a multiethnic
population. PLoS One. 2014;9(3):e91968.
14
Lampiran
Tabel 1
Frequency Percent
Kota Medan 276 5
Bandung 267 4.9
Padang 533 9.7
Jakarta 927 16.9
Surakarta 234 4.3
Surabaya 194 3.5
Malang 66 1.2
Makasar 230 4.2
Balikpapan 1371 25.1
Pontianak 26 0.5
Kupang 30 0.5
Manado 594 10.9
Jayapura 402 7.3
Lab Pramita
Bandung 150 2.7
Semarang 172 3.1
Jenis Kelamin Laki-laki 3365 61.5
Perempuan 2107 38.5
Kategori Usia 0-5 Tahun 22 0.4
6-17 Tahun 20 0.4
18-65 Tahun 5167 94.4
66-79 Tahun 69 1.3
>=80 Tahun 5 0.1
Missing 189 3.6
15
Tabel 2. Usia 18-60 Tahun Hematologi Darah
N=5108 Percentiles
Usia Kelompok Variabel Mean Std. Deviation
Valid Missing Minimum 2.5 5 25 50 75 95 97.5 Maximum
18-60 Keseluruhan Hb (g/dl)
Tahun 5108 0 14.5 1.7 4.0 11.0 11.7 13.3 14.6 15.8 17.0 17.4 20.1
Hct / Ht (%) 5092 16 43.4 4.6 20.3 34.2 36.0 40.1 43.6 46.7 50.3 51.6 75.0
WBC (x1000/mm3) 5105 3 7.67 1.98 2.48 4.63 4.97 6.27 7.43 8.73 11.18 12.37 19.51
RBC (Juta) 4936 172 5.21 0.60 2.43 4.13 4.27 4.79 5.21 5.60 6.15 6.40 8.25
PLT (x1000/mm3) 5094 14 299 72 36 170 193 251 294 340 421 455 771
MCV (fL) 4893 215 83.5 6.0 28.0 68.6 72.7 81.0 84.3 87.0 91.4 93.0 108.3
MCHC (%) 4322 786 33.5 1.4 11.3 30.8 31.3 32.6 33.5 34.4 35.7 36.3 40.5
MCH (pg) 4897 211 28.0 2.4 4.3 21.8 23.4 27.0 28.4 29.5 31.1 31.8 39.5
Eosinofil relatif (%) 3904 1204 4.1 3.6 0.0 0.6 0.8 1.8 3.0 5.3 10.3 13.0 37.5
Basofil relatif (%) 3906 1202 0.4 0.3 0.0 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 1.0 1.2 4.6
Neutrofil relatif (%) 3906 1202 57.1 8.5 17.3 40.2 43.4 51.4 57.0 62.7 71.0 74.1 87.5
Limfosit relatif (%) 3905 1203 32.4 7.7 7.6 17.7 20.0 27.1 32.2 37.4 44.6 47.7 72.9
Monosit relatif (%) 3906 1202 6.4 2.0 1.0 3.3 3.7 5.0 6.1 7.5 9.9 10.9 21.9
RDW - SD (%) 460 4648 39.1 3.1 32.3 34.0 34.7 36.9 38.8 40.7 44.8 46.2 51.2
RDW - CV (%) 1263 3845 12.8 1.3 9.3 11.2 11.4 12.0 12.6 13.2 15.3 16.5 21.6
Eosinofil absolut 588 4520 0.24 0.24 0.00 0.03 0.04 0.11 0.18 0.29 0.64 0.76 2.55
Basofil absolut
588 4520 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01 0.03 0.04 0.06 0.08 0.10 0.13
Neutrofil absolut
588 4520 4.62 1.53 0.97 2.24 2.65 3.53 4.33 5.45 7.55 8.47 11.39
Limfosit absolut
588 4520 2.45 0.66 0.61 1.24 1.46 2.04 2.41 2.82 3.67 3.94 5.20
Monosit absolut 588 4520 0.55 0.21 0.14 0.27 0.31 0.42 0.53 0.65 0.84 0.96 2.88
Laki-laki Hb (g/dl) 3136 0 15.4 1.2 4.0 12.7 13.4 14.7 15.5 16.2 17.3 17.6 20.1
Hct / Ht (%) 3126 10 45.7 3.5 25.2 38.5 39.9 43.6 45.8 48.0 51.1 52.0 75.0
WBC (x1000/mm3) 3136 0 7.65 1.94 2.97 4.73 5.07 6.30 7.39 8.63 11.10 12.24 19.51
RBC (Juta) 3036 100 5.49 0.51 2.96 4.55 4.74 5.18 5.47 5.77 6.32 6.56 8.25
16
PLT (x1000/mm3) 3126 10 284 65 63 163 185 241 280 322 398 423 650
MCV (fL) 3014 122 83.5 5.7 28.0 69.6 73.4 81.1 84.1 87.0 91.0 92.2 108.3
MCHC (%) 2821 315 33.8 1.4 11.3 31.4 31.9 32.9 33.7 34.7 36.0 36.5 40.5
MCH (pg) 3015 121 28.2 2.3 16.0 22.5 24.2 27.3 28.5 29.6 31.2 32.0 39.5
Eosinofil relatif (%) 2597 539 4.4 3.8 0.0 0.7 1.0 2.0 3.3 5.7 11.1 14.4 37.5
Basofil relatif (%) 2597 539 0.4 0.4 0.0 0.0 0.0 0.2 0.3 0.5 1.0 1.2 4.6
Neutrofil relatif (%) 2597 539 56.2 8.5 17.3 39.3 42.5 50.5 56.1 62.0 70.0 73.0 85.6
Limfosit relatif (%) 2597 539 32.8 7.8 7.6 17.9 20.4 27.5 33.0 38.0 45.5 48.1 72.9
Monosit relatif (%) 2597 539 6.4 2.0 1.7 3.3 3.6 4.9 6.1 7.5 10.0 11.0 21.9
RDW - SD (%) 51.2
379 2757 39.0 3.1 32.3 33.8 34.7 36.8 38.6 40.6 44.5 46.0
RDW - CV (%) 658 2478 12.6 1.1 10.3 11.1 11.3 11.9 12.4 13.0 14.6 15.7 18.8
Eosinofil absolut 281 2855 0.28 0.29 0.01 0.03 0.05 0.12 0.21 0.34 0.64 1.00 2.55
Basofil absolut 281 2855 0.05 0.02 0.01 0.01 0.02 0.03 0.05 0.06 0.09 0.11 0.13
Neutrofil absolut 281 2855 4.67 1.53 1.80 2.30 2.72 3.58 4.37 5.48 7.53 8.74 11.39
Limfosit absolut 281 2855 2.51 0.71 0.61 1.16 1.46 2.05 2.46 2.91 3.73 4.04 5.20
Monosit absolut 281 2855 0.60 0.24 0.19 0.27 0.33 0.45 0.57 0.71 0.91 1.07 2.88
Perempuan Hb (g/dl) 1972 0 13.1 1.3 4.2 10.2 10.9 12.4 13.2 13.9 15.0 15.5 17.8
Hct / Ht (%) 1966 6 39.7 3.4 20.3 32.5 34.0 37.7 39.9 41.9 45.1 46.6 54.0
WBC (x1000/mm3) 1969 3 7.69 2.05 2.48 4.46 4.80 6.23 7.50 8.83 11.34 12.47 18.90
RBC (Juta) 1900 72 4.77 0.45 2.43 3.98 4.11 4.48 4.75 5.02 5.54 5.74 6.75
PLT (x1000/mm3) 1968 4 323 75 36 197 216 273 316 365 452 488 771
MCV (fL) 1879 93 83.6 6.4 40.7 67.6 71.8 80.8 84.6 87.5 92.1 94.0 101.2
MCHC (%) 1501 471 33.0 1.4 26.5 30.2 30.8 32.1 33.0 33.9 35.2 35.6 37.3
MCH (pg) 1882 90 27.6 2.7 4.3 20.8 22.6 26.5 28.1 29.2 31.0 31.4 35.0
Eosinofil relatif (%) 1307 665 3.5 2.9 0.0 0.4 0.6 1.5 2.6 4.5 9.6 10.9 28.0
Basofil relatif (%) 1309 663 0.4 0.3 0.0 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 1.0 1.2 3.1
Neutrofil relatif (%) 1309 663 58.8 8.3 26.2 42.4 45.0 53.3 59.0 64.1 72.8 75.1 87.5
Limfosit relatif (%) 1308 664 31.4 7.4 7.9 16.9 19.0 26.5 31.3 36.5 43.3 45.2 61.1
17
Monosit relatif (%) 1309 663 6.3 1.9 1.0 3.3 3.7 5.0 6.1 7.4 9.6 10.7 18.0
RDW - SD (%) 81 1891 39.7 3.0 33.5 34.2 34.6 37.7 39.0 41.1 46.0 47.4 48.1
RDW - CV (%) 605 1367 13.1 1.4 9.3 11.2 11.5 12.2 12.8 13.6 15.7 16.9 21.6
Eosinofil absolut 307 1665 0.21 0.19 0.00 0.03 0.04 0.09 0.16 0.26 0.63 0.75 1.39
Basofil absolut 307 1665 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01 0.03 0.04 0.05 0.08 0.09 0.11
18
19