Makalah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Nesia
Makalah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Nesia
Makalah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Nesia
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat dan Kasih Karunia-Nya penyusunan Makalah dengan judul
“Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil” ini dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai waktu yang telah direncanakan. Penyusunan Laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan
Bayi. Laporan ini juga merupakan tugas yang dapat dimanfaatkan untuk
menambah ilmu pengetahuan dan juga bisa dijadikan motivasi bagi kita semua.
Penyusunan laporan ini, tentu masih jauh untuk dikatakan sempurna, hal ini
karena keterbatasan kami dalam menguasai wawasan dan ilmu pengetahuan
yang masih sangat terbatas. Walaupun demikian kami berharap semoga
penyusunan Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan bagi
teman-teman dan bagi kami selaku penyusun makalah ini. Akhir kata semoga
kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada kami mendapat imbalan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, amin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil ............................................................................. 6
1. Pengkajian Data .................................................................................................................................. 7
2.2 Jenis Jenis Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil ................................................ 8
a. Inspeksi ................................................................................................................................................ 8
b. Palpasi Leopold ................................................................................................................................... 8
c. Auskultasi DJJ................................................................................................................................... 11
D. PERKUSI .......................................................................................................................................... 12
Pengukuran Panggul Luar ................................................................................................................... 13
Perhitungan Prediksi Persalinan ......................................................................................................... 14
Pengukuran Tingginya Fundus Uteri ................................................................................................. 14
Gerakan Fetus Pertama ....................................................................................................................... 15
Pemeriksaan Ultrasonografi ................................................................................................................ 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini agar mahasiswa/pembaca mengetahui :
1. Penegertian dari pemeriksaan fisik pada ibu hamil
2. Tujuan/Manfaat dari pemeriksaan fisik pada ibu hamil
3. Cara/prosedur pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Pengkajian Data
a. Biodata
7
2.2 Jenis Jenis Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan kebidanan terhadap ibu hamil dilakukan dengan tiga cara yaitu
inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.
a. Inspeksi
Inspeksi pada ibu hamil dilakukan dengan memeriksa beberapa bagian tubuh yaitu
wajah, leher, dada, perut, vulva, dan ekstremitas.
1) Inspeksi wajah dilakukan dengan memeriksa ada tidak-nya edema dan cloasma
gravidarum pada wajah serta pucat atau tidaknya selaput mata.
2) Inspeksi leher dilakukan untuk memeriksa membesarnya kelenjar gondok atau
limfe.
3) Inspeksi dada dilakukan untuk memeriksa bentuk payudara dan pigmentasi
puting susu.
4) Inspeksi perut dilakukan untuk memeriksa arah membesarnya perut; ke samping
atau ke depan. Selain itu, inspeksi perut bertujuan untuk mengetahui kondisi pusat,
pigmentasi linea alba, dan ada tidaknya striae gravidarum (SG).
5) Inspeksi vulva dilakukan untuk mengecek keadaan perineum, ada tidaknya
tanda chadwick dan fluor. Inspeksi ekstremitas dilakukan untuk mengecek apakah
terdapat varises pada ibu hamil.
b. Palpasi Leopold
Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan.
8
Dalam kebidanan, perasat ini dikenal sebagai 'palpasi Leopold. Palpasi Leopold
dilakukan dengan 4 langkah yaitu; Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold
IV. Masing-masing langkah tersebut mempunyai tujuan tersendiri.
1) Leopold I
Langkah ini ditujukan untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus rahim
Pemeriksaan ini dilakukan dengan berdiri menghadap ibu hamil. Kaki ibu hamil
dibengkokkan pada lipatan paha lalu kedua tangan mengelilingi bagian atas fundus
untuk memeriksa bagian tubuh janin mana yang terpegang. Bagian janin yang
teraba di fundus disimpulkan sebagai bokong apabila yang teraba adalah bulat
lunak dan tidak melenting, sedangkan apabila teraba bulat keras dan melenting
maka bagian tersebut disimpulkan sebagai kepala. Jika teraba keras seperti papan,
keras, dan panjang maka disimpulkan sebagai punggung, atau jika teraba bagian
kecil-kecil maka disimpulkan sebagai ekstremitas.
2) Leopold II
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui letak bagian apa yang berada di sisi kanan
atau kiri perut ibu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meletakkan tangan pada
samping rahim dan memeriksa bagian kecil janin. Hasil disimpulkan sebagai
punggung kanan janin apabila di perut sebelah kanan ibu teraba bagian yang
panjang, lurus, dan keras, dan di perut sebelah kiri teraba bagian yang kecil-kecil.
Apabila bagian janin yang panjang, lurus, dan keras di sebelah kiri dan bagian
kecil-kecil teraba di perut ibu sebelah kanan, maka bagian tersebut disimpulkan
sebagai punggung kiri janin. Kemungkinan lain posisi janin dapat pula teraba bulat
lunak dan tidak melenting yaitu bokong, dan apabila teraba bulat keras dan
melenting yaitu kepala. Untuk mengetahui letak punggung janin, selain den-gan
palpasi Leopold, bisa dilakukan pula dengan perasatBudin dan Ahlfeld. Perasat
tersebut dilakukan dengan cara menekan perut ibu dengan sisi ulna tangan
pemeriksa secara vertikal. Dengan cara ini, akan terlihat bagian terbanyak janin
akan menempati salah satu sisi perut ibu. Jika sebagian besar janin menempati sisi
perut ibu sebelah kanan, berarti punggung kanan, demikian sebaliknya.
3) Leopold III
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui presentasi janin (bagian janin yang ada di
segmen bawah rahim) serta memastikan adanya penurunan kepala pada segmen
bawah rahim. Cara melakukan Leopold III ini adalah dengan menekan ibu jari dan
jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke abdomen ibu hamil
di atas simpisis pubis. Peganglah bagian presentasi janin dan tentukan bagian apa
yang terpegang. Hasil disimpulkan presentasi kepala, apabila bagian janin yang
ada di segmen bawah rahim teraba bulat keras dan melenting. Sementara itu, hasil
9
disimpulkan presentasi bokong apabila yang teraba bagian yang lunak dan tidak
melenting. Jika teraba keras seperti papan, keras dan panjang maka punggung, atau
jika teraba bagian kecil-kecil maka ekstremitas. Selain itu, langkah ini juga dapat
digunakan untuk memastikan penurunan presentasi janin pada segmen bawah
rahim.
4) Leopold IV
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi janin
masuk ke dalam ruang panggul. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
meletakkan kedua tangan di bagian bawah rahim dan menekannya ke dalam.
Setelah itu, gerakkan jari-jari tangan ke rongga panggul dan periksa di manakah
tonjolan sefalik, dan apakah bagian presentasi janin telah masuk ke rongga
panggul. Leopold IV hanya bisa dilakukan jika janin berumur minimal 6 bulan.
Hasil disimpulkan bagian terendah belum masuk panggul apabila kedua ujung jari
tangan pemeriksa saling menyatu (konvergen). Sementara itu, jika kedua ujung jari
tangan pemeriksa tidak saling bertemu (divergen), berarti bagian terendah janin
belum masuk panggul. Selain dengan Leopold IV, turunnya bagian terendah dapat
dinilai dengan perasat Pawlik (Pawlik's Manuver). Perasat ini dilakukan dengan
cara tangan pemeriksa diletakkan di bagian terendah janin menghadap ke ibu
dengan posisi jari telunjuk dan ibu jari membuka dan memegang presentasi janin,
lalu dengan pelan pemeriksa menggoyangkan presentasi janin. Bila presentasi
janindapat digoyangkan berarti presentasi janin belum masuk panggul, tapi bila
tidak bisa digoyangkan lagi berarti sudah masuk panggul. Jika sudah masuk PAP,
maka dapat dilakukan pengukuran penurunan kepala dengan perlimaan yaitu 1/5,
2/5, 3/5, 4/5, 5/5. Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara tangan kanan kelima
jari rapat diatas suprapubik dan tangan kiri memegang oksiput janin dari luar
abdomen. Setelah itu, tekan ke arah bawah dan tentukan seberapa turun presentasi
janin. Jika presentasi janin menyentuh tepi jari kelima maka penurunan kepala 5/5.
Cara mengetahui kesesuaian antara panggul dan janin atau untuk mengetahui
adanya Disproporsi Kepala dan Panggul (DKP) dilakukan dengan perasat Osborn
Test. Perasat ini dilakukan dengan cara meletakkan dua jari secara vertikal di atas
os sympisis, sementara tangan lainnya mendorong pelan kepala janin ke bawah.
Apabila kepala janin tidak melebihi 2 jari di atas sympisis, berarti tidak ada
kemungkinan DKP. Namun apabila kepala teraba melebihi 2 jari di atas sympisis,
berarti ada ketidakse suaian antara kepala dan panggul. Dalam melakukan palpasi
Leopold ini, bidan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
• Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai, pintu, dan memberikan
selimut untuk pasien.
10
• Posisi pasien tidur terlentang dengan bantal, dan posisi ini diupayakan tidak
terlalu lama untuk mencegah terjadinya supine hipotensi.
• Sebelum dilakukan palpasi, hendaknya pasien ditawarkan untuk BAK
terlebih dahulu.
• Sebelum melakukan palpasi, pastikan telapak tangan pemeriksa kering. Bila
perlu sebelumnya telapak tangan digosok-gosok agar hangat.
• Pergerakan tangan di atas perut ibu dilakukan dengan pelan, hati-hati, dan
telapak tangan tetap menempel perut untuk mencegah sensitivitas kulit
perut.
11
kali/menit disebut takhikardi (akselerasi) sebagai tanda fetal disstres. Auskultasi
dilakukan untuk memeriksa bunyi jantung janin,bising tali pusat, gerakan janin,
bising janin, bunyi aorta, dan bising usus janin dengan menggunakan stetoskop.
Hal-hal yang yang berkaitan dengan hasil auskultasi adalah sebagai
berikut.
1) Bunyi detak jantung janin dapat didengarkan melalui stetoskop saat usia janin
berada pada akhir bulan kelima. Jika janin sehat, detak jantung di antara 120-140
kali per menit. Jika kurang dari 120 kali per menit, maka janin dalam keadaan
darurat.
2) Bunyi bising tali pusat seperti suara tiupan.
3) Bunyi bising rahim dan aorta memiliki frekuensi sama dengan denyut nadi ibu.
4) Bunyi bising usus tidak teratur.
D. PERKUSI
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendegarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang di hantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh
yang di periksa. Pemeriksaan di lakukan dengan ketokan jari atau tangan pada
permukaan tubuh. Perjalanan getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan
media yang dilalui. Derajat bunyi di sebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang
di hasilkan dapat menentukan lokasi , ukuran , bentuk , dan kepadatan struktur di
bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan , semakin lemah
hantarannya dan udara/gas paling resonan.
12
Pengukuran Panggul Luar
Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak di antaranya tergantung pada
luasnya jalan lahir terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung normal, diperlukan
pengukuran panggul luar. Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis
atau secara rontgent. Ukuran panggul luar tak dapat dipergunakan untuk menilai
apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Meskipun demikian,
ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul (jangka martin) kecuali
ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur. Ukuran panggul luar
yang terpenting adalah:
a. Distantia Spinarum (24-26 cm)
Jarak antara kedua Spina Iliaka Anterior Superior (SIAS) sinistra dan dekstra
b. Distantia Kristarum (28-30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan
dekstra. Umumnya bila ukuran ini lebih kecil dari 2-3 cm dari ukuran normal,
maka dicurigai panggul patologik.
c. Distansi Obliqua Eksterna
Jarak antara spina iliaka posterior superior sinistra ke spina iliaka anterior superior
dekstra; dan dari spina iliaka posterior superior dekstra ke spina iliaka anterior
superior sinistra.Kedua ukuran ini bersilang, jika panggul normal ukuran ini tidak
jauh berbeda.
d. Conjunggta Externa/Boudeloque (18-20 cm) Jarak antara tepi atas sympisis ke
ujung prosesus spinosus ruas tulang lumbal ke lima
e. Ukuran Lingkar Panggul (80-90 cm)
Jarak dari tepi atas syimpisis ke pertengahan antara trochanter mayor dan spina
iliaka anterior superior sinistra ke prosesus spinosus lumbal ke-5 ke pertengahan
trokanter mayordan SIAS dekstra kembali ke tepi atas simpisis.
13
Gambar Pengukuran pangul pada ibu hamil
14
a. Akhir bulan III (12 minggu), fundus uteri 1-2 jari di atas sympisis.
b. Akhir bulan IV (16 minggu), pertengahan antara sympisis dan pusat.
c. Akhir bulan V (20 minggu), 3 jari bawah pusat.
d. Akhir bulan VI (24 minggu), setinggi pusat.
e. Akhir bulan VII (28 minggu), 3 jari di atas pusat.
f. Akhir bulan VIII (32 minggu), pertengahan PX dan pusat.
g. Akhir bulan IX (36 minggu), 3 jari di bawah PX.
h. Akhir buan X (40 minggu), Pertengahan PX dan pusat.
Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus uteri, maka penggunaan
midline/pita ukur lebih disarankan karena akan memberikan hasil yang lebih
akurat. Pengukuran dengan pita ukur ini dilakukan dengan menempatkan ujung
dari pita ukur pada tepi atas simpisis pubis sampai tepi fundus dengan lurus dan
usahakan kandung kemih dalam kondisi kosong. Pita ukur ini dapat dilakukan
mulai usia 24 minggu, dan kesesuaian dengan usia kehamilan akan terjadi deviasi
1-2 cm (Rumus MeDonald).
15
Gambar Gerakan fetus
Pemeriksaan Ultrasonografi
Menentukan umur kehamilan melalui ultrasonografi dengan mengukur bagian
janin, antara lain:
a. Menentukan panjang tulang femur.
b. Menentukan lingkaran perut.
c. Menentukan jarak kepala dan bokong.
Menentukan umur kehamilan melalui USG dengan melihat pertumbuhan organ-
organ janin sesuai umur kehamilan.
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Adapun tujuan pemeriksaan
pada ibu hamil yaitu untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat
keasadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami, antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(ketukan), dan auskultasi (mendengar). Tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu (bila keadaan umumnya baik
agar di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun), untuk
mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati
dan disembuhkan agar tidak menganggu.
17
DAFTAR PUSTAKA
18