Makalah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Nesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK IBU DAN BAYI

• Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil

• Dosen Pengampu : Arihta Br Sembiring,SST, M. Kes

Disusun Oleh :

Nama : Nesia Lativana Br Sinuraya


Nim : P07524422111
Kelas : Sarjana Terapan (II C) Kebidanan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
POLITEKNIK KEMENKES MEDAN
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat dan Kasih Karunia-Nya penyusunan Makalah dengan judul
“Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil” ini dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai waktu yang telah direncanakan. Penyusunan Laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan
Bayi. Laporan ini juga merupakan tugas yang dapat dimanfaatkan untuk
menambah ilmu pengetahuan dan juga bisa dijadikan motivasi bagi kita semua.
Penyusunan laporan ini, tentu masih jauh untuk dikatakan sempurna, hal ini
karena keterbatasan kami dalam menguasai wawasan dan ilmu pengetahuan
yang masih sangat terbatas. Walaupun demikian kami berharap semoga
penyusunan Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan bagi
teman-teman dan bagi kami selaku penyusun makalah ini. Akhir kata semoga
kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada kami mendapat imbalan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, amin.

Medan, 26 Juli 2023

Nesia Lativana Br Sinuraya

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil ............................................................................. 6
1. Pengkajian Data .................................................................................................................................. 7
2.2 Jenis Jenis Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil ................................................ 8
a. Inspeksi ................................................................................................................................................ 8
b. Palpasi Leopold ................................................................................................................................... 8
c. Auskultasi DJJ................................................................................................................................... 11
D. PERKUSI .......................................................................................................................................... 12
Pengukuran Panggul Luar ................................................................................................................... 13
Perhitungan Prediksi Persalinan ......................................................................................................... 14
Pengukuran Tingginya Fundus Uteri ................................................................................................. 14
Gerakan Fetus Pertama ....................................................................................................................... 15
Pemeriksaan Ultrasonografi ................................................................................................................ 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi
(bertemunya sel telur dan sel sperma) sampai lahirnya janin/ jabang bayi.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Maka dari itu untuk
memantau Kesehatan ibu dan janin diperlukan pemeriksaan pada ibu hamil.
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa jenis
pemeriksaan. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah
informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Adapun tujuan
pemeriksaan pada ibu hamil yaitu untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi,
tingkat keasadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami, antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan),
dan auskultasi (mendengar).
Dalam pemeriksaan fisik ini tentunya diperlukan konsep dan prinsip dasar,
kemudian kita mengetahui bagaiamana teknik pemeriksaan fisik dengan baik
agar hasil pemeriksaan yang kita peroleh tidak akan keliru. Oleh karena alasan
tersebut , penulis membuat makalah ini yang bertujuan untuk memberi
pemahaman dan pengetahuan kepada pembaca mengenai pemeriksaan fisik
pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik pada ibu hamil?
2. Apakah tujuan ataupun manfaat dari pemeriksaan fisik pada ibu hamil?
3. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada ibu hamil?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini agar mahasiswa/pembaca mengetahui :
1. Penegertian dari pemeriksaan fisik pada ibu hamil
2. Tujuan/Manfaat dari pemeriksaan fisik pada ibu hamil
3. Cara/prosedur pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengotimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kesehatan
reproduksi secara wajar. Atau Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap
dari penderita untuk mengetahui keadaan atau kelainan dari penderitaan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu (bila keadaan
umumnya baik agar di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun) ,
untuk mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan
disembuhkan agar tidak menganggu. Tujuan dilakukan pemeriksaan kehamilan
yakni untuk;
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi
c.Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibun bayi dapat melewati proses
kelahiran dengan selamat
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
f. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian ASI
eksklusif
g.Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
Sebelum kita memeriksa keadaan fisik pada ibu hamil kita akan memerlukan
beberapa data subjektif yang akan kita kaji pada pasien yaitu antara lain seperti :

6
1. Pengkajian Data
a. Biodata

Gambar format pengkajian biodata pada ibu hamil

7
2.2 Jenis Jenis Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan kebidanan terhadap ibu hamil dilakukan dengan tiga cara yaitu
inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.

Gambar jenis jenis pemeriksaan pada ibu hamil

a. Inspeksi
Inspeksi pada ibu hamil dilakukan dengan memeriksa beberapa bagian tubuh yaitu
wajah, leher, dada, perut, vulva, dan ekstremitas.
1) Inspeksi wajah dilakukan dengan memeriksa ada tidak-nya edema dan cloasma
gravidarum pada wajah serta pucat atau tidaknya selaput mata.
2) Inspeksi leher dilakukan untuk memeriksa membesarnya kelenjar gondok atau
limfe.
3) Inspeksi dada dilakukan untuk memeriksa bentuk payudara dan pigmentasi
puting susu.
4) Inspeksi perut dilakukan untuk memeriksa arah membesarnya perut; ke samping
atau ke depan. Selain itu, inspeksi perut bertujuan untuk mengetahui kondisi pusat,
pigmentasi linea alba, dan ada tidaknya striae gravidarum (SG).
5) Inspeksi vulva dilakukan untuk mengecek keadaan perineum, ada tidaknya
tanda chadwick dan fluor. Inspeksi ekstremitas dilakukan untuk mengecek apakah
terdapat varises pada ibu hamil.

b. Palpasi Leopold
Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan.

8
Dalam kebidanan, perasat ini dikenal sebagai 'palpasi Leopold. Palpasi Leopold
dilakukan dengan 4 langkah yaitu; Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold
IV. Masing-masing langkah tersebut mempunyai tujuan tersendiri.
1) Leopold I
Langkah ini ditujukan untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus rahim
Pemeriksaan ini dilakukan dengan berdiri menghadap ibu hamil. Kaki ibu hamil
dibengkokkan pada lipatan paha lalu kedua tangan mengelilingi bagian atas fundus
untuk memeriksa bagian tubuh janin mana yang terpegang. Bagian janin yang
teraba di fundus disimpulkan sebagai bokong apabila yang teraba adalah bulat
lunak dan tidak melenting, sedangkan apabila teraba bulat keras dan melenting
maka bagian tersebut disimpulkan sebagai kepala. Jika teraba keras seperti papan,
keras, dan panjang maka disimpulkan sebagai punggung, atau jika teraba bagian
kecil-kecil maka disimpulkan sebagai ekstremitas.
2) Leopold II
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui letak bagian apa yang berada di sisi kanan
atau kiri perut ibu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meletakkan tangan pada
samping rahim dan memeriksa bagian kecil janin. Hasil disimpulkan sebagai
punggung kanan janin apabila di perut sebelah kanan ibu teraba bagian yang
panjang, lurus, dan keras, dan di perut sebelah kiri teraba bagian yang kecil-kecil.
Apabila bagian janin yang panjang, lurus, dan keras di sebelah kiri dan bagian
kecil-kecil teraba di perut ibu sebelah kanan, maka bagian tersebut disimpulkan
sebagai punggung kiri janin. Kemungkinan lain posisi janin dapat pula teraba bulat
lunak dan tidak melenting yaitu bokong, dan apabila teraba bulat keras dan
melenting yaitu kepala. Untuk mengetahui letak punggung janin, selain den-gan
palpasi Leopold, bisa dilakukan pula dengan perasatBudin dan Ahlfeld. Perasat
tersebut dilakukan dengan cara menekan perut ibu dengan sisi ulna tangan
pemeriksa secara vertikal. Dengan cara ini, akan terlihat bagian terbanyak janin
akan menempati salah satu sisi perut ibu. Jika sebagian besar janin menempati sisi
perut ibu sebelah kanan, berarti punggung kanan, demikian sebaliknya.
3) Leopold III
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui presentasi janin (bagian janin yang ada di
segmen bawah rahim) serta memastikan adanya penurunan kepala pada segmen
bawah rahim. Cara melakukan Leopold III ini adalah dengan menekan ibu jari dan
jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke abdomen ibu hamil
di atas simpisis pubis. Peganglah bagian presentasi janin dan tentukan bagian apa
yang terpegang. Hasil disimpulkan presentasi kepala, apabila bagian janin yang
ada di segmen bawah rahim teraba bulat keras dan melenting. Sementara itu, hasil

9
disimpulkan presentasi bokong apabila yang teraba bagian yang lunak dan tidak
melenting. Jika teraba keras seperti papan, keras dan panjang maka punggung, atau
jika teraba bagian kecil-kecil maka ekstremitas. Selain itu, langkah ini juga dapat
digunakan untuk memastikan penurunan presentasi janin pada segmen bawah
rahim.
4) Leopold IV
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi janin
masuk ke dalam ruang panggul. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
meletakkan kedua tangan di bagian bawah rahim dan menekannya ke dalam.
Setelah itu, gerakkan jari-jari tangan ke rongga panggul dan periksa di manakah
tonjolan sefalik, dan apakah bagian presentasi janin telah masuk ke rongga
panggul. Leopold IV hanya bisa dilakukan jika janin berumur minimal 6 bulan.
Hasil disimpulkan bagian terendah belum masuk panggul apabila kedua ujung jari
tangan pemeriksa saling menyatu (konvergen). Sementara itu, jika kedua ujung jari
tangan pemeriksa tidak saling bertemu (divergen), berarti bagian terendah janin
belum masuk panggul. Selain dengan Leopold IV, turunnya bagian terendah dapat
dinilai dengan perasat Pawlik (Pawlik's Manuver). Perasat ini dilakukan dengan
cara tangan pemeriksa diletakkan di bagian terendah janin menghadap ke ibu
dengan posisi jari telunjuk dan ibu jari membuka dan memegang presentasi janin,
lalu dengan pelan pemeriksa menggoyangkan presentasi janin. Bila presentasi
janindapat digoyangkan berarti presentasi janin belum masuk panggul, tapi bila
tidak bisa digoyangkan lagi berarti sudah masuk panggul. Jika sudah masuk PAP,
maka dapat dilakukan pengukuran penurunan kepala dengan perlimaan yaitu 1/5,
2/5, 3/5, 4/5, 5/5. Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara tangan kanan kelima
jari rapat diatas suprapubik dan tangan kiri memegang oksiput janin dari luar
abdomen. Setelah itu, tekan ke arah bawah dan tentukan seberapa turun presentasi
janin. Jika presentasi janin menyentuh tepi jari kelima maka penurunan kepala 5/5.
Cara mengetahui kesesuaian antara panggul dan janin atau untuk mengetahui
adanya Disproporsi Kepala dan Panggul (DKP) dilakukan dengan perasat Osborn
Test. Perasat ini dilakukan dengan cara meletakkan dua jari secara vertikal di atas
os sympisis, sementara tangan lainnya mendorong pelan kepala janin ke bawah.
Apabila kepala janin tidak melebihi 2 jari di atas sympisis, berarti tidak ada
kemungkinan DKP. Namun apabila kepala teraba melebihi 2 jari di atas sympisis,
berarti ada ketidakse suaian antara kepala dan panggul. Dalam melakukan palpasi
Leopold ini, bidan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
• Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai, pintu, dan memberikan
selimut untuk pasien.

10
• Posisi pasien tidur terlentang dengan bantal, dan posisi ini diupayakan tidak
terlalu lama untuk mencegah terjadinya supine hipotensi.
• Sebelum dilakukan palpasi, hendaknya pasien ditawarkan untuk BAK
terlebih dahulu.
• Sebelum melakukan palpasi, pastikan telapak tangan pemeriksa kering. Bila
perlu sebelumnya telapak tangan digosok-gosok agar hangat.
• Pergerakan tangan di atas perut ibu dilakukan dengan pelan, hati-hati, dan
telapak tangan tetap menempel perut untuk mencegah sensitivitas kulit
perut.

Gambar pemeriksaan leopold pada ibu hamil


c. Auskultasi DJJ
Auskultasi pada ibu hamil atau auskultasi DJJ (Denyut Jantung Janin) ditujukan
untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan. Perasat ini sering
dilakukan setelah palpasi abdominal. Setelah diketahui letak janin, dapat diketahui
punctum maximum di mana DJJ dapat terdengan dengan jelas. Penilaian DJJ
dilakukan dengan alat stetoskop pinard/Linex atau dengan dopler. Hal yang perlu
diperhatikan saat auskultasi DJJ adalah punctum maximum, frekuensi normal DJJ
120-160 kali/menit, dan irama keteraturan (reguler/ire-guler). Dengarkan dengan
benar antara DJJ atau bising usus milik ibu. DJJ dapat didengarkan lebih awal pada
usia kehamilan 18 minggu dengan stetosop Laennec, jika dengan dopler dapat
terdengar pada usia 12 minggu. Perhitungan DJJ selama 1 menit penuh, jika DJJ di
bawah 100 kali/menit disebut bradikhardia (deselerasi) dan bila lebih dari 180

11
kali/menit disebut takhikardi (akselerasi) sebagai tanda fetal disstres. Auskultasi
dilakukan untuk memeriksa bunyi jantung janin,bising tali pusat, gerakan janin,
bising janin, bunyi aorta, dan bising usus janin dengan menggunakan stetoskop.
Hal-hal yang yang berkaitan dengan hasil auskultasi adalah sebagai
berikut.
1) Bunyi detak jantung janin dapat didengarkan melalui stetoskop saat usia janin
berada pada akhir bulan kelima. Jika janin sehat, detak jantung di antara 120-140
kali per menit. Jika kurang dari 120 kali per menit, maka janin dalam keadaan
darurat.
2) Bunyi bising tali pusat seperti suara tiupan.
3) Bunyi bising rahim dan aorta memiliki frekuensi sama dengan denyut nadi ibu.
4) Bunyi bising usus tidak teratur.

D. PERKUSI
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendegarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang di hantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh
yang di periksa. Pemeriksaan di lakukan dengan ketokan jari atau tangan pada
permukaan tubuh. Perjalanan getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan
media yang dilalui. Derajat bunyi di sebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang
di hasilkan dapat menentukan lokasi , ukuran , bentuk , dan kepadatan struktur di
bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan , semakin lemah
hantarannya dan udara/gas paling resonan.

Gambar Melakukan Perkusi Pada Pasien

12
Pengukuran Panggul Luar
Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak di antaranya tergantung pada
luasnya jalan lahir terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung normal, diperlukan
pengukuran panggul luar. Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis
atau secara rontgent. Ukuran panggul luar tak dapat dipergunakan untuk menilai
apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Meskipun demikian,
ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul (jangka martin) kecuali
ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur. Ukuran panggul luar
yang terpenting adalah:
a. Distantia Spinarum (24-26 cm)
Jarak antara kedua Spina Iliaka Anterior Superior (SIAS) sinistra dan dekstra
b. Distantia Kristarum (28-30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan
dekstra. Umumnya bila ukuran ini lebih kecil dari 2-3 cm dari ukuran normal,
maka dicurigai panggul patologik.
c. Distansi Obliqua Eksterna
Jarak antara spina iliaka posterior superior sinistra ke spina iliaka anterior superior
dekstra; dan dari spina iliaka posterior superior dekstra ke spina iliaka anterior
superior sinistra.Kedua ukuran ini bersilang, jika panggul normal ukuran ini tidak
jauh berbeda.
d. Conjunggta Externa/Boudeloque (18-20 cm) Jarak antara tepi atas sympisis ke
ujung prosesus spinosus ruas tulang lumbal ke lima
e. Ukuran Lingkar Panggul (80-90 cm)
Jarak dari tepi atas syimpisis ke pertengahan antara trochanter mayor dan spina
iliaka anterior superior sinistra ke prosesus spinosus lumbal ke-5 ke pertengahan
trokanter mayordan SIAS dekstra kembali ke tepi atas simpisis.

13
Gambar Pengukuran pangul pada ibu hamil

Perhitungan Prediksi Persalinan


Menentukan umur kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan,
salah satunya dengan mempergunakan rumus Naegle. Berdasarkan hukum
Naegele, hari persalinan diprediksi dengan menghitung: hari pertama haid terakhir,
ditambah 7, dan dikurangi 3 bulan. Rumus Neagle memperhitungkan umur
kehamilan berlangsung selama 288 hari (± 40 minggu). Rumus ini menghitung
umur kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir hingga tanggal saat
anamnese dilakukan. Umur kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Dari
rumus Neagle, selain umur kehamilan, dapat diperkirakan pula hari perkiraan
persalinan. Tetapi rumus ini hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus haidnya
teratur. Rumus ini tidak bisa digunakan untuk:
a. Ibu yang mempunyai riwayat haid tidak teratur.
b. Ibu yang hamil lagi saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi sesudah
melahirkan.
c. Ibu hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB dan belum pernah haid lagi.

Pengukuran Tingginya Fundus Uteri


Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur kehamilan
menggunakan cara palpasi Leopold I. Sebelum bulan ke-3, fundus uteri belum
dapat diraba dari luar. Berikut ukuran TFU menurut rumus Bartholomew

14
a. Akhir bulan III (12 minggu), fundus uteri 1-2 jari di atas sympisis.
b. Akhir bulan IV (16 minggu), pertengahan antara sympisis dan pusat.
c. Akhir bulan V (20 minggu), 3 jari bawah pusat.
d. Akhir bulan VI (24 minggu), setinggi pusat.
e. Akhir bulan VII (28 minggu), 3 jari di atas pusat.
f. Akhir bulan VIII (32 minggu), pertengahan PX dan pusat.
g. Akhir bulan IX (36 minggu), 3 jari di bawah PX.
h. Akhir buan X (40 minggu), Pertengahan PX dan pusat.
Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus uteri, maka penggunaan
midline/pita ukur lebih disarankan karena akan memberikan hasil yang lebih
akurat. Pengukuran dengan pita ukur ini dilakukan dengan menempatkan ujung
dari pita ukur pada tepi atas simpisis pubis sampai tepi fundus dengan lurus dan
usahakan kandung kemih dalam kondisi kosong. Pita ukur ini dapat dilakukan
mulai usia 24 minggu, dan kesesuaian dengan usia kehamilan akan terjadi deviasi
1-2 cm (Rumus MeDonald).

Gambar Pengukuran Fundus Uteri

Gerakan Fetus Pertama


Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur kehamilan 16
minggu, maka perkiraan umur kehamilan dapat ditetapkan. Namun perkiraan ini
biasanya kurang tepat.

15
Gambar Gerakan fetus

Pemeriksaan Ultrasonografi
Menentukan umur kehamilan melalui ultrasonografi dengan mengukur bagian
janin, antara lain:
a. Menentukan panjang tulang femur.
b. Menentukan lingkaran perut.
c. Menentukan jarak kepala dan bokong.
Menentukan umur kehamilan melalui USG dengan melihat pertumbuhan organ-
organ janin sesuai umur kehamilan.

Gambar pemeriksaan Ultrasonografi

16
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi,
menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Adapun tujuan pemeriksaan
pada ibu hamil yaitu untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat
keasadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu
dipahami, antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(ketukan), dan auskultasi (mendengar). Tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu (bila keadaan umumnya baik
agar di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun), untuk
mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati
dan disembuhkan agar tidak menganggu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amriani, Nugrawati Nelly,Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.Jawa


Barat:CV.Adanu Abdimata 2021.
Hidayat A.Aziz Alimul, Uliyah Muarilatul, Surachmindari Moh.Wildan. Buku Ajar
Keterampilan Dasar Kebidanan.Jakarta Selatan:Salemba Medika2016.

Elmeida Ika Fitriana, Firdaus Siska.Keterampilan.Dasar Kebidanan.Jakarta


Timur:CV.Trans Info Media 2021.

Andriyani Ari,Fitrina Yuni. Keterampilan Dasar Kebidanan


(KDK).Yoygyakarta:PT.Pustaka Baru 2018.

Lisnawati Lilis.Buku Pintar Bidan Aplikasi Penatalaksanaan Gawatdarurat


Kebidanan di Rumah Sakit. Jakarta Timur:CV.TRANS INFO MEDIA 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai