Proposal Tak Berpakaian Rapi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Disusun Oleh :

Kelompok 6
Selvi Murib 22062096

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal TAK DPD. Penulisan
proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar profesi Ners pada program studi profesi Ners. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan yang sudah menerima dan membimbing kami selama praktek di tempat
ini. Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Proposal ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan jiwa dan pihak Rumah Sakit.

Jakarta, 22 April 2023


BAB I

PENDALUAN

A. Latar Belakang

Menurut Yosep, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi banyak

menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental, dan

sosial yang dapat membuat kemampuan manusia mengalami keterbatasan diri

dalam mencapai kepuasan dan kesejahteraan hidup, sehingga sering

menimbulkan tekanan atau kesulitan dalam menghadapi masalah kehidupan. Hal

ini sering menimbulkan tekanan dan akan mengarah pada dampak kurang baik

seperti timbulnya kecemasan, bila kecemasan tidak segera diatasi atau ditangani

akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berkonsentrasi dan

berorientasi pada realita kehidupan ( Kurniawan, 2015)

Kesehatan merupakan hal yang sangat mendasar bagi kelangsungan hidup

manusia.World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

keadaan fisik, mental, dan social bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau

kelemahan. Menurut UU No. 36 tahun 2009 sehat adalah keadaan sehat, baik

sehat mental, fisik, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan sikap orang

untuk hidup produktif secara social dan ekonomis (Djamaludin dalam

Kurniawan, 2015). Jika keadaan mental, fisik, spiritual maupun sosial terganggu

maka menimbulkan terjadinya stress atau gangguan jiwa.

Salah satu gangguan yang dialami pasien dengan Skizofrenia ditunjukan

sering melamun dan sering mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya secara

mandiri (defisit perawatan diri), penderita gangguan jiwa akan jelas mengalami

penurunan keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, kemampuan bekerja,

melakukan hubungan sosial, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.

Menurunnya keinginan melakukan kegiatan dan kebersihan dirinya secara

mandiri itu disebabkan oleh kurangnya motivasi sehingga penderita gangguan

jiwa tidak mau melakukan kegiatan, termasuk perawatan dirinya sendiri (Rusdi &
Dermawan, 2013). Pemeliharaan perawatan diri berarti tindakan memelihara

kesehatan dan kebersihan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.

Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene yang baik apabila , orang

tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit,

gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, telinga, kuku, genetalia, berhias/kerapihan

pakaiannya (Arif, 2008).Pada dasarnya pakaian merupakan hal pokok bagi

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari, selain kebutuhan akan

makanan dan tempat tinggal. Pakaian dapat memberikan nilai keindahan,

kenyamanan, dan bentuk proteksi diri. Dari berpakaian inilah kita dapat

membentuk sebuah citra diri yang akan terpancar dari diri seseorang sebagai

sarana komunikasi antara individu dengan individu lainnya. Berpenampilan

menarik tentunya dapat menjadi kunci sukses kita dalam kehidupan sosial

bermasyarakat, kita akan menyadari bahwa lewat berpakaian kita dapat

mengungkapkan ekpresi diri dan menunjukkan diri kita yang sesungguhnya.

Berpakaian bersih merupakan hal dasar dalam berpakaian karena dari penampilan

yang bersih dapat memberikan kesan yang menarik. Jangan sampai kita

memaksakan mengenakan baju favorit namun ternyata kotor. Jika kita sudah

mulai menjaga kebersihan, pastinya akan terbiasa untuk rapi. Mengkombinasikan

pakaian juga penting namun pastinya harus sesuai dengan tempat yang akan kita

tuju, sehingga kita tidak melupakan kesopanan dan etika dalam berpakaian.

Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungandengan

gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri ( Personal

Hygiene). Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan

jiwamerupakan :suatu keadaan dimana seseorang mengalami

kerusakankemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (kegiatan hidup

sendiri).Defisit perawatan diri merupakan akibat dari ketidakmampuan

seseorangdalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun

ketidaktahuandalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari


ketidakmampuanmerawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri

secara mandiri,dan toileting  secara mandiri (Damaiyanti, 2018). Salah satu terapi

untuk defisit perawatan diri (DPD) adalah Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

khususnya pemeliharaan kesehatan diridengan cara berpakaian rapi .Terapi

Aktivitas Kelompok: defisit perawatan diri (DPD) adalah terapi yang

menggunakan aktivitas sebagai cara untuk pemeliharaan kesehatan dengan

berpakaian rapi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk

didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2017). Terapi Aktivitas Kelompok:

berpakaian rapi bertujuan agar pasien dapat mempersepsikan cara yang

dipaparkan kepadanya dengan tepat dan dapat menyelesaikan masalah yang

timbul dari stimulus yang dialami dan dapat membantu pasien mengenali cara

pemeliharahaan kesehatan dengan cara berpakaian rapi yang benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat disimpulkan

rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah penerapan terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi pada pasien dengan defisist perawatan diri dengan cara

berpakaian yang benar di Ruangan Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan penerapan terapi aktivitas kelompok (TAK) klien

mampu melakukan perawatan diri secara mandiri khusunya berpakaian rapi di

Ruangan Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui variasi respon pasien setelah penerapan terapi aktivitas

kelompok (TAK) Klien dengan riwayat gangguan jiwa di sertai dengan

gangguan defisist perawatan diri.di Ruangan Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penerapan terapi

aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi pada asuhan keperawatan


pasien gangguanjiwa di sertai dengan gangguan defisit perawatan diri

dengana cara berpakaian rapi di Ruangan Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan.

D. Manfaat

1. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan Jiwa

Manfaat karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi ilmu keperawatan jiwa tentang penerapan terapi aktivitas

kelompok. klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri khusunya

berpakaian rapi

2. Bagi Pasien Gangguan jiwa dengan riwayat gangguan DPD khususnya


berpakaian rapi

Manfaat yang dapat dirasakan langsung dengan dilakukan penerapan

terapi aktivitas kelompok yaitu mampu memelihara perawatan diri secara

mandiri khususnya barpakaian rapi.

3. Bagi Perawat di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan.

Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai gambaran tentang

penerapan terapi aktivitas kelompok gangguan jiwa dengan riwayat

gangguan defisit perawatan dirikhususnya berpakaian rapi

4. Bagi Rumah Sakit Jiwa RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Dapat memberikan gambaran hasil dari penerapan terapi aktivitas

kelompok bagaimana cara pemeliharaan perawatan diri khususnnya

berpakaian rapi diharapkan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok menjadi

salah satu terapi modalitas rutin sebagai terapi bagi pasien gangguan jiwa

dengan riwayat gangguan defisist perawatan diri khususnya berpakaian rapi.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Terapi Aktivitas Kelompok

1. Pengertian

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah manual, rekreasi, dan

teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta

meningkatkan respon sosial dan harga diri. Terapi aktivitas kelompok

merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada

sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.

Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi

persepsi, sensori, orientasi realita, sosialisasi dan penyaluran energi (Keliat

& Akemat, 2016).

2. Terapi Aktivitas Kelompok (DPD) Khusus berpakaian rapi

Terapi aktivitas kelompok (TAK) defisist perawatan diri adalah terapi yang

menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan

pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuan

dari terapi ini untuk membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi,

menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta

mengurangi perilaku maladaptif (Sutejo, 2017). Hasil diskusi kelompok dapat

berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah dengan cara

perawatan diri dengan cara berpakaian rapi.

B. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Defisit perawatan diri


A. Tujuan
1.Tujuan Umum
Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri khususnya
berpakaian rapi
2. Tujuan Khusus
1) Klien mampu memahami manfaat berpakaian rapi
2) Klien mampu mengelolah pakaian bekas pakai
3) Klien mampu memilih pakaian yang sesuai
4) Klien mampu menggunakan pakaian yag sesuai

B. Kriteria Anggota Kelompok


1.Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan
gangguan perawatan diri.
2. klien yang mengikuti TAK ini adalah tidak mengalami perilaku
agresifatau mengamuk, dalam keadaan tenang.
3. Klien yang mengikuti TAK ini adalah klien yang tidak dalam
keadaansakit, terinfus dan terpasang alat medis lainnya.
4. Klien yang dapat diajak bekerjasama (kooperatif).
5. Klien yang sudah mengikuti TAK Defisit Perawatan Diri sesi IA-ID
C. Proses Seleksi
1.Mengobservasi klien yang masuk kriteria
2.Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
3.Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
4.Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK,
meliputi:menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan
kelompok danaturan main dalam kelompok.
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN

(BERPAKAIAN RAPI)

1. Topik : Terapi Aktivitas Kelompok Perawatan diri dengan cara berpakaian rapi
2. Tujuan :
 Tujuan Umum :
Klien dapat memelihara atau merawat kebersihan sendiri secara mandiri dengan
cara barpakaian rapi
 Tujuan Khusus
- Klien mampu memahami manfaat berpakaian rapi
- Klien memahami mengelolah pakaian bekas pakai
- Klien mampu memilih pakaian yang sesuai
- Klien mampu menggunakan pakaian yang sesuai
3. Landasan Teori
Word Health Organization (2018),mendefinisikan kesehatan sebagai
keadaan sehat fisik,mental,dan social,bukan keadaan semata-mata
keadaan tanpa penyakit atau kelemahan.
4. Klien
1. Karakteristik
 Klien dengan gangguan jiwa yang memiliki riwayat defisit perawatan diri
 Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk, dan dalam keadaan tenang
 Klien dapat diajak bekerja sama (kooperatif)
2. Proses seleksi
 Menggumpulkan data klien
 Menganalisis data klien
 Observasi di ruangan klien
 Menentukan klien
5. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu,19,April 2023
Tempat : Ruangan Elang
Waktu : 10 – 15 menit
2. Tim Terapis
Tim terapis berjumlah 5 orang dan klien berjumlah 5 orang dan tugasnya
Leader : Selvi D.Murib
1) Memimpin berlangsungnya TAK
2) Merencanakan , mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK
3) Menyampaikan materi sesuai TAK
4) Memimpin diskusi kelompok
Co Leader : Helinda Parengkuan
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
5) Menutup acara bersama leader
Fasilitator 1 : Maria
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberi stimulus dan motivasi kepada klien atau anggota kelompok
untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK
Fasilitator 2 : Niyoman
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberi stimulus dan motivasi kepada klien atau anggota kelompok
untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK
Observer : Injilia Pai
1) Mencatat serta mengamati respon klien
2) Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan,proses hingga
penutupan.
3. Metode dan media
1) Memperkenalkan semua anggota kelompok
2) Menanyakan perasaan pasien
3) Diskusi dan tanya jawab
4) Simulasi
4. Setting Tempat duduk
5. Proses Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
Salam Terapautik (salam dari terapis atau leader ke klien)
a. Evaluasi validasi
Menanyakan kepada klien apakah sudah pernah terlibat dalam TAK
b. Kontrak
 Menjelaskan topik : Berpakaian rapi
 Waktu : waktu yang dibutuhkan untuk melakukan TAK
perawatan mandi sekitar 10-15 menit
 Tempat : Ruangan Elang
 Tujuan : klien mengetahui cara melakukan perawatan diri
dengan berpakaian rapi

2) Fase kerja
Diskusi manfaat berpakaian yang baik. Tanyakan kepada semua klien secara
bergantian manfaat berpakaian yang baik.. Jika ada yang tidak bisa
menjawab, beri stimulus hingga klien bisa menjawab.
 Manfaat berpakaian yang baik :
a. Mencegah infeksi
b. Meningkatkan penampilan diri
 Diskusikan alat dan bahan berpakaian yang baik :
a. 1 set set pakaian dalam: celana dalam,kaos dalam,BH (Wanita)
b. 1 set pakalain luar : kemeja,celana panjang atau rok,jilbab (jika
wanita berjilbab)
c. Kaca cermin
 Diskusikan cara berpakaian yang benar :
a. Siapkan pakaian bersih
b. Pakai pakaian dalam
c. Pakai pakaian luar
d. Bercermin,perhatikan sudah rapi
e. Simpan pakaian kotor di tempat yang disediakan
3) Tahap terminasi
a. Evaluasi subjektif
 evaluasi subjektif : tanyakan perasaan setelah belajar cara
berpakaian yang baik dan telah mencoba perawatan kuku
 Evaluasi objektif : minta klien untuk menyebutkan tentang
manfaat berpakaian yang baik,alat dan bahan untuk perawatan
kuku dan cara berpakaian yang baik yang benar.
b. Rencana tindak lanjut :
Anjurkan klien untuk berpakaian yang baik minimal 2x hari
c. Kontra waktu dan tempat

Anda mungkin juga menyukai