Percobaan I Hammer Test Serly
Percobaan I Hammer Test Serly
Percobaan I Hammer Test Serly
MEKANIKA BATUAN
HAMMER TEST
OLEH :
NIM : 190930386
KELOMPOK : I (SATU)
GELOMBANG : 2 (DUA)
NOVEMBER
2021
PERCOBAAN I
HAMMER TEST
A. Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan angka pantul tanpa merusak
batuan.
B. Landasan Teori
Alat Hammer Test berguna untuk mengetahui keseragaman batuan pada
struktur karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini
sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu
yang singkat.
1 LABORATORIUM MEKANIKA
Keteragan :
2 LABORATORIUM MEKANIKA
Kelebihan Hammer Test yaitu :
3 LABORATORIUM MEKANIKA
perbandingan kekuatan terhadap berat yang relatif lebih rendah dan
stabilitas volumenya relatif rendah. Pemakaian beton telah dimulai
sejak zaman Romawi. Namun baru pada awal abad 19 bahan beton
mengalami banyak perkembangan.
4 LABORATORIUM MEKANIKA
serta kualitas perawatan. Kekuatan tekan beton yang paling umum
digunakan adalah sekitar 2 . Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui
tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara
memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban
tertentu dengan benda uji berupa kubus 150 x 150 mm. Selanjutnya,
benda uji ditekan dengan mesin tekan sampai pecah. Beban tekan
maksimum sampai benda uji pecah dibagi dengan luas penampang benda
uji merupakan nilai kuat tekan beton yang dinyatakan dalam Mpa atau
Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah ASTMC39 atau menurut
yang disyaratkan Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun 1989.
Kuat tekan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1. Pengaruh mutu semen Portland
2. Pengaruh dari perbandingan adukan beton
3. Pengaruh air untuk membuat adukan
4. Pengaruh umur beton
5. Pengaruh waktu pencampuran
6. Pengaruh perawatan
7. Pengaruh bahan campuran tambahan
(Ika Sulianti,2018).
5 LABORATORIUM MEKANIKA
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1.Hummer Test
2.Alat Kalibrasi Anvil
3.Modul
4.Pulpen
5.Spidol
1 1 1
1 1
b. Bahan
-Beton
6 LABORATORIUM MEKANIKA
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan untuk
pengujian Hammer Test
7 LABORATORIUM MEKANIKA
6. Hasil yang didapat kemudian dicatat pada tabel
hasil
Pengamplasan Bahan
Hammer Test
Sampel Kasar
Sampel Halus
Pembacaan Hasil
8 LABORATORIUM MEKANIKA
LABORATORIUM MEKANIKA
Teknik Pertambangan
Mekanika Batuan
HAMMER TEST
Nama sampel : Batuan Tanggal pengujian: 14/11/2021
No.sampel : BHT Jeni alat : Hammer Test
Angka kalibrasi anvil : 80 R koreksi : 80/60
Tabel 1.1 Hasil pengujian Hammer Test
A A A
C
C C
B
b
B
@ @
9 LABORATORIUM MEKANIKA
LABORATORIUM MEKANIKA
Teknik Pertambangan
Mekanika Batuan
HAMMER TEST
Nama sampel : Batuan Tanggal pengujian : 14/11/2021
No.sampel : BHK Jeni alat : Hammer Test
Angka kalibrasi anvil : 80 R koreksi : 80/60
Tabel 1.2 Hasil pengujian Hammer Test
Angka Pantul
R
Kode N ∑R Ṝ Faktor Ket
1 2 3 Koreksi
Koreksi
Sampel kasar
01 21 26 21 3 68 22.7 1.333 30.222
Sampel kasar
02 21 19 19 3 59 19.7 1.333 26.222
Sampel kasar
03 21 22 20 3 63 21 1.333 28
Sumber : hasil pengujian hammer test kelompok I
Sketsa gambar :
A
A
C A
C
C
B @ c
B @ B
@
ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN
10 LABORATORIUM MEKANIKA
1. Sampel Halus 01
Tabel 1.3 Hasil pengujian titik A
Kuat Tekan Beton
R F̅c R - F̅c (R - F̅c)2
(F'c)
25 16 2 4
28 25 5 25
23
30 28 7 49
83 69 78
Standar deviasi = 2.20794
Kuat tekan beton Ak = 2.94392
Angka pantul
R1 = 25
R2 = 28
R3 = 30
Total = 83
Kuat tekan beton
F’c 1 = 16
F’c2 = 25
F’c3 = 28
Total = 69
Rata-rata kuat tekan beton
F̅c =
F̅c = 23
R - F̅c 1 = 25 – 23
11 LABORATORIUM MEKANIKA
=2
R - F̅c 2 = 28 – 23
=5
R - F̅c 3 = 30 – 23
=7
(R - F̅c)2 = (25 – 23)2
=4
(R - F̅c)2 = (28 – 23)2
= 25
(R - F̅c)2 = (30 – 23)2
= 49
2. Sampel Halus 02
Tabel 1.4 Hasil pengujian titik B
Kuat Tekan Beton
R F̅c R - F̅c (R - F̅c)2
(F'c)
25 21 12 144
22 17 9 81
13
19 0 6 36
66 38 261
Standar deviasi = 4.038874
Kuat tekan beton Ak = 5.385165
Angka pantul
R1 = 25
R2 = 22
12 LABORATORIUM MEKANIKA
R3 = 19
Total = 66
Kuat tekan beton
F’c 1 = 21
F’c2 = 17
F’c3 =0
Total = 38
Rata-rata kuat tekan beton
F̅c =
F̅c = 13
R - F̅c 1 = 25 – 13
= 12
R - F̅c 2 = 22– 13
=9
R - F̅c 3 = 19-13
=6
(R - F̅c)2 = (25 – 13)2
= 144
(R - F̅c)2 = (22– 13)2
= 81
(R - F̅c)2 = (19-13)2
= 36
13 LABORATORIUM MEKANIKA
3. Sampel Halus 03
Tabel 1.5 Hasil pengujian titik C
18 0 12 144
22 18 16 256
6
14 0 8 64
54 18 464
Kuat Tekan
Beton Ak 7.18022
Sumber : Serly silomba, 2021
Standar deviasi = 5.385165
Kuat tekan beton Ak = 7.18022
Angka pantul
R1 = 18
R2 = 22
R3 = 14
Total =54
Kuat tekan beton
F’c 1 =0
F’c2 = 18
F’c3 =0
Total = 18
Rata-rata kuat tekan beton
14 LABORATORIUM MEKANIKA
F̅c =
F̅c =6
R - F̅c 1 = 18-6
= 12
R - F̅c 2 = 22-6
= 16
R - F̅c 3 = 14-6
=8
(R - F̅c)2 = (18-6)2
= 144
(R - F̅c)2 = (22-6)2
= 256
(R - F̅c)2 = (14-6)2
= 68
4. Sampel Kasar 01
Tabel 1.6 Hasil pengujian titik A
(R -
R Kuat Tekan Beton (F'c) F̅c R - F̅c
F̅c)₂
21 11 5 25
26 22 10 100
16
21 15 5 25
68 48 150
Standar deviasi = 3.061862
Kuat tekan beton Ak = 4.082483
15 LABORATORIUM MEKANIKA
Angka pantul
R1 = 21
R2 = 26
R3 = 21
Total = 68
Kuat tekan beton
F’c 1 = 11
F’c2 = 22
F’c3 = 15
Total = 48
Rata-rata kuat tekan beton
F̅c =
F̅c = 16
R - F̅c 1 = 21 – 16
=5
R - F̅c 2 = 26 – 16
= 10
R - F̅c 3 = 21 – 16
=7
(R - F̅c)2 = (21– 16)2
= 25
(R - F̅c)2 = (26 – 16)2
= 100
(R - F̅c)2 = (26 – 16)2
= 25
16 LABORATORIUM MEKANIKA
5. Sampel Kasar 02
Tabel 1.7 Hasil pengujian titik B
21 11 17 196
19 0 15 225
4
19 0 15 225
59 11 646
17 LABORATORIUM MEKANIKA
Total = 11
Rata-rata kuat tekan beton
F̅c =
F̅c =4
R - F̅c 1 = 21 – 4
= 17
R - F̅c 2 = 19 – 4
= 15
R - F̅c 3 = 19 – 4
= 15
(R - F̅c)2 = (21 – 4)2
= 196
(R - F̅c)2 = (19 – 4)2
= 225
(R - F̅c)2 = (19 – 4)2
= 225
6. Sampel Kasar 03
Tabel 1.8 Hasil pengujian titik C
21 11 10 100
22 7 11 121
11
20 15 9 81
63 33 302
Kuat Tekan
Beton Ak 5.792716
Sumber : Serly silomba, 2021
18 LABORATORIUM MEKANIKA
Standar deviasi = 4.344537
Kuat tekan beton Ak = 5.792716
Angka pantul
R1 = 21
R2 = 22
R3 = 20
Total = 63
Kuat tekan beton
F’c 1 = 11
F’c2 =7
F’c3 = 15
Total = 33
Rata-rata kuat tekan beton
F̅c =
F̅c = 11
R - F̅c 1 = 21 – 11
= 10
R - F̅c 2 = 22 – 11
= 11
R - F̅c 3 = 20 – 11
=9
(R - F̅c)2 = (21 – 11)2
= 100
(R - F̅c)2 = (22 – 11)2
= 121
(R - F̅c)2 = (20 – 11)2
= 81
b. Pembahasan
19 LABORATORIUM MEKANIKA
1. Sampel halus
Titik A
Pada sampel halus dengan titik A memiliki angka pantul rata-rata
23, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
36.889, sehingga didapat standar deviasi yaitu 2.20794 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 2.94392.
Titik B
Pada sampel halus dengan titik B memiliki angka pantul rata-rata
13, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
29.333, sehingga didapat standar deviasi yaitu 4.038874 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 5.385165.
Titik C
Pada sampel halus dengan titik C memiliki angka pantul rata-rata
6, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu 24,
sehingga didapat standar deviasi yaitu 5.385165 dan kuat tekan beton
Ak yang didapatkan yaitu 7.18022.
2. Sampel kasar
Titik A
Pada sampel halus dengan titik A memiliki angka pantul rata-rata
16, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
30.222, sehingga didapat standar deviasi yaitu 3.061862 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 4.082483.
Titik B
Pada sampel halus dengan titik B memiliki angka pantul rata-rata
4, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu
26.222, sehingga didapat standar deviasi yaitu 6.354133 dan kuat tekan
beton Ak yang didapatkan yaitu 8.472177.
Titik C
Pada sampel halus dengan titik C memiliki angka pantul rata-rata
11, dengan factor koreksi 1.333 dan R koreksi yang dimiliki yaitu 28,
sehingga didapat standar deviasi yaitu 4.344537 dan kuat tekan beton
Ak yang didapatkan yaitu 5.792716.
20 LABORATORIUM MEKANIKA
D. Penutup
1. Kesimpulan
a. Pada sampel halus memiliki tiga titik yaitu titik A,B, dan C yang
masing masing memiliki standar deviasi dan kuat tekan beton Ak
yaitu, pada Titik A memiliki standar deviasi 2.20794 dan kuat tekan
beton Ak yang dimiliki yaitu 2.94392, pada titik B memiliki standar
deviasi 4.038874 dan kuat tekan beton Ak yang dimiliki 5.385165,
dan pada titik C memiliki standar deviasi yaitu 5.385165 dan kuat
tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu 7.18022.
b. Pada sampel kasar memiliki tiga titik yaitu titik A,B, dan C yang
masing masing memiliki standar deviasi dan kuat tekan beton Ak
yaitu, pada Titik A memiliki standar deviasi 3.061862 dan kuat tekan
beton Ak yang dimiliki yaitu 4.082483, pada titik B memiliki standar
deviasi 6.354133 dan kuat tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu
8.472177, dan pada titik C memiliki standar deviasi 4.344537 dan
kuat tekan beton Ak yang dimilikinya yaitu 5.792716.
2. Saran
a. Saran saya untuk lab yaitu semoga kedepannya peralatan yang akan
digunakan saat praktikum bisa dilengkap supaya setiap praktikan yang
akan melakukan percobaan tidak lama menunggu untuk mencoba
melakukan percobaan.
21 LABORATORIUM MEKANIKA
b. Saran untuk asdos yaitu semoga kedepannya lebih baik dari
sebelumnya dan untuk asdos sekarang semoga tetap semangat.
c. Saran untuk teman kelompok semoga jangan cuman jadi beban
kelompok kalua biasa kerja samanya.
DAFTAR PUSTAKA
22 LABORATORIUM MEKANIKA