Industri Semen (Adkl)
Industri Semen (Adkl)
Industri Semen (Adkl)
Disusun
Oleh :
Nama : Hedriawan
NIM : PO.71.4.221.22.2.004
Tingkat : D.IV C/ALIH JENJANG
Wasallam
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………25
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Analisis tentang Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) pada
Industri semen?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang analisis dampak kesehatan lingkungan
(ADKL) pada industri semen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian semen
Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang
proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.
Industri semen merupakan salah satu penyumbang polutan yang cukup besar pada
pencemaran udara seperti emisi gas dan partikel debu. Dalam proses produksi industri
semen sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil, jadi menimbulkan dampak gas
rumah kaca. Disamping itu, dalam proses produksi industri semen juga memberikan
dampak fisik secara langsung baik pada Pekerja dan Masyarakat sekitar, yaitu
dampak tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi
semen. Paparan dan dampak dari industri semen ini bila melampaui nilai ambang
batas yang ditentukan oleh MNLH dan Kep.Bapedal, akan membawa dampak
potensial bagi kesehatan, baik pekerja dan masyarakat.
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel,
yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk
limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan
udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2
dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat
kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
C. Langkah-langkah ADKL
Evaluasi informasi kajian pencemaran dilakukan untuk mengenal lebih baik hal – hal
yang berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk pada paradigm kesehatan
lingkungan, evaluasi diarahkan pada 4 simpul .
D. Metode ADKL
Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL dibedakan menjadi 2
cara pokok yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder (Ditjend PL.2002:2-15)
:
a. Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara lain :
1) Wawancara
2) Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3) Pengamatan terhadap subyek
4) Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5) Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan lapangan.
b. Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk pengukuran
pemajanan dalam kaitannya dengan analisis epidemiologis antara lain :
1) Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman sekarang.
2) Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk tujuan
pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan sensus.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tahapan Proses Produksi Semen
Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
1. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi
semen: Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang
mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material
mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu
gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian
diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer
bagi material yang digali.
3. Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk
menentukan komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur
pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan
disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling
sampai kehalusan yang diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-
heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian
siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku
dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi
pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah
menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-
1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang
dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker,
dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100
°C.
6. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan
dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran
bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke
klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan
gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk
semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk
mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan
pipa menuju silo semen.
B. Kontak/Pemajanan
C. Identifikasi Resiko
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara
dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
yang semakin tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran
akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
2. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta
dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
yang semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat
menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat
disekitar pabrik.
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat
menyebabkan gangguan terhadap biota air dan pada tahap selanjutnya dapat
menyebabkan turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini
dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan
gangguan gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika
dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada kesehatan.
a. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
b. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2,
NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
e. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik,
biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya
pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.
2. Dampak Potensial
Sumber Evaluasi dampak
Jenis Dampak Lokasi
Dampak potensial
Peningkatan emisi Proses Stack EP Raw Peningkatan kadar
debu sumber tidak pembuatan Mill debu di udara
bergerak semen Stack EP Cooler Peningkatan risiko
Stack Coal Mill gangguan
Stack Finish pernapasan pada
Mill karyawan
Peningkatan emisi Proses Stack EP Raw Peningkatan kadar
gas buang sumber pembuatan Mill parameter polutan
emisi tidak semen Stack EP Cooler di udara
bergerak (PM10, Peningkatan risiko
PM25, SO2, NO2, kesehatan akibat
CO, O3, HC, Pb) kandungan
parameter polutan
di udara
Penurunan kualitas Penyimpanan Olay Storage Peningkatan kadar
udara ambien dan bongkar Open coal yard debu di udara
(kadar debu) muat bahan Silica and iron Peningkatan risiko
baku, bahan storage kesehatan akibat
bantu dan bahan Biomass storage kandungan debu di
bakar Additive storage udara
Limestone
storage
Coal roofed
storage
Peningkatan Proses Cement mill Peningkatan
kebisingan operasional Paper bag plant gangguan
pabrik dan Kiln pendengaran pada
kegiatan Raw mill karyawan
laboratorium Coal mill
Biomass
feeding facility
Penurunan kualitas Proses Settling pond Timbulnya
air buangan dan operasional Bak Penangkap pencemaran badan
air limbah pabrik dan Minyak / air dan ekosistem
kegiatan pengendap air
laboratorium
Sikap dan persepsi Kegiatan Masyarakat Adanya ketidak
masyarakat Operasioanal disekitar pabrik puasan masyarakat
pabrik terhadap
perusahaan dalam
hal kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan angka Kegiatan Di Peningkatan angka
kesakitan dan operasional klinik industry kesakitan dan
angka kecelakaan pabrik semen kecelakaan kerja
yang terjadi akibat karyawan
kerja
a. Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive kontak
dengan kulit. Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung (terlindung
maupun oleh keringat).
b. Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang,
alergi yang dapat timbul akibat debu semen diantaranya: bersin-bersin, susah bernafas
bagi penderita asthma, gatal-gatal.
c. Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu,
iritasi yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.
d. Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya
saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk,
menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan
sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan
pernafasan.
a. Lahan
Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat.
Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas
penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air
sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau
keselarasan lingkungan setempat.
b. Air
Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk
minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang
mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang
pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran pemajanan pada industri kimia berdasakan teori informasi
(teori simpul) seperti sumber pencemarnya adalah kualitas udara,
dengan media lingkungannya yaitu debu dan bahan polutan udara
(PM10, PM25, SO2, NO2, CO, CO2, O3, H2S HC, Pb), dengan Pemaparan
pada Manusia adalah menghirup udara tercemar serta dampak
lingkungannya menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi pada mata,
iritasi pada kulit.
2. Identifikasi risiko pada industri kimia meliputi proses produksi indutri
kimia, transportasi bahan baku, belt conveyor, bucket elevator, bahan
bakar dalam lokasi pabrik dan proses operasional pabrik dan kegiatan
laboratorium serta penilaian terhadap dampak adanya industri
kimia terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
3. Penetapan risiko pada industri kimia adalah peningkatan emisi debu
sumber tidak bergerak pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 07 Tahun 2007, tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak dengan dampak penurunan kualitas udara, gangguan
pada sistem pernafasan.
4. Lingkup analisis dampak industri kimia meliputi identifikasi dampak
penting, dampak potensial dan pemusatan dampak potensial.
B. Saran
1. Untuk Industri
Diharapkan untuk menyusun dokumen langkah-langkah Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) agar dapat mencegah terjadinya
dampak negatif.
2. Untuk Pemerintah
Diharapkan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap industri-
industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya melihat banyak
industri yang tidak mematuhi aturan-aturan yang ada terkait proses industri
serta dampaknya bagi kesehatan lingkungan maupun masyarakat.
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja industri-
industri yang tidak mematuhi aturan dalam proses industri terutama masalah
penanggulangan limbahnya.
DAFTAR PUSSTAKA