Industri Semen (Adkl)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

Dosen/ Instruktur : Hidayat.,SKM, M.Kes

MAKALAH ANALISIS DAMPAK KESEHATAN


LINGKUNGAN (ADKL) PADA INDUSTRI KIMIA
(INDUSTRI SEMEN)

Disusun
Oleh :
Nama : Hedriawan
NIM : PO.71.4.221.22.2.004
Tingkat : D.IV C/ALIH JENJANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh


              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga tugas Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)  ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.

Dalam tugas ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Analisis


Dampak Kesehatan Lingkungan. Namun dalam penyusunannya masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan
penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun tugas
ini.  

Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik


itu  penulis terlebih kepada pembacanya.

Wasallam  

Makassar,  09 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian industri semen............................................................................6


B. Jenis-jenis Industri semen............................................................................7
C. Langkah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)......................7
D. Metode Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) ......................10

BAB III PEMBAHASAN

A. Tahapan Proses Produksi Industri Semen..................................................11


B. Pengukuran Pemajanan pada Industri semen.............................................12
C. Identifikasi Risiko pada Industri semen.....................................................14
D. Penetapan Risiko pada Industri semen.......................................................15
E. Lingkup Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) terhadap Industri
semen..........................................................................................................17
F. Pencemaran dan penyakit yang ditimbulkan……………………………..21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran...........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………25
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup dan melakukan


aktivitas selama hidupnya. Kecenderungan manusia hidup berkelompok untuk saling
berinteraksi satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya baik itu kebutuhan yang
bersifat jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk
menjaga serta melindungi lingkungan hidup atau alam sekitarnya. Hal ini bukanlah
tanpa tujuan tetapi dilakukan agar manusia dan mahluk hidup lainnya itu bisa hidup
dengan baik dan layak sehingga bisa mempertahankan hidupnya.

 Kegiatan industri merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang


pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan industri selain
berdampak positif juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif dari kegiatan
industri salah satunya yaitu menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan
sekitar kegiatan industri.  Badan usaha yang tentu tidak dapat terpisahkan dari peran
manusia juga memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan dari kerusakan dan
ketidakseimbangan melalui apa yang disebut dengan corporate social
responsibility seperti bagaimana cara pengolahan limbah yang baik serta
pembuangannya jangan sampai menyebakan kerusakan pada lingkungan.

Pembahasan makalah ini yaitu mengenai pencemaran lingkungan yang diakibatkan


oleh aktivitas pabrik semen. Keberadaan pabrik yang sangat dekat dengan tempat
tinggal penduduk menimbulkan banyak spekulasi terutama pencemaran lingkungan
dan akibat yang akan diterima oleh masyarakat di sekitar pabrik.

       Permasalahan lingkungan dalam kaitan dengan keadaan ekonomi dan lingkungan


sosial, menuntut agar siapa saja yang memiliki cara terbaik dikemukakan dalam
bentuk gagasan rasional yang disampaikan untuk menjadi masukan  bagi aparat
fungsional serta tindak kebijaksanaan nyata dari berbagai pihak dalam upaya
menanggulangi masalah bahkan bahaya pencemaran lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Analisis tentang Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) pada
Industri semen?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang analisis dampak kesehatan lingkungan
(ADKL) pada industri semen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian semen

Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu
kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang
proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.

Industri semen merupakan salah satu penyumbang polutan yang cukup besar pada
pencemaran udara seperti emisi gas dan partikel debu. Dalam proses produksi industri
semen sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil, jadi menimbulkan dampak gas
rumah kaca. Disamping itu, dalam proses produksi industri semen juga memberikan
dampak fisik secara langsung baik pada Pekerja dan Masyarakat sekitar, yaitu
dampak tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi
semen. Paparan dan dampak dari industri semen ini bila melampaui nilai ambang
batas yang ditentukan oleh MNLH dan Kep.Bapedal, akan membawa dampak
potensial bagi kesehatan, baik pekerja dan masyarakat. 
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel,
yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk
limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan
udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2
dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat
kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.

B. Jenis jenis semen


Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran
serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi duka
kelompok yaitu : 1). Semen non-hidrolik dan 2). Semen hidrolik.
1.   Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air,
akan tetapi dapat mengeras diudara. Contoh utama dari semen non-hidrolik
adalah kapur.
Kapur dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis dialam. Kapur telah
digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran
untuk bangunan. Hal tersebut terlihat pada piramida-piramida di Mesir yang
dibangun 4500 tahun sebelum masehi. Kapur digunakan sebagai bahan
pengikat selama zaman Romawi dan Yunani.
Jenis kapur yang baik adalah kapur putih, yaitu yang mengandung kalsium
oksida yang tinggi ketika maish berbentuk kapur tohor (belum berhubungan
dengan air) dan akan mengandung banyak kalsium hidroksida ketika telah
berhubungan dengan air.
2.   Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
mengeras didalam air. Contoh semen hidrolik antara lain kapur hidrolik,
semen pozollan,semen terak, semen alam, semen portland, semen portland-
pozollan, semen portland terak tanur tinggi, semen alumina dan semen
expansif.

C.  Langkah-langkah ADKL

ADKL dapat dimulai berdasarkan keluhan masyaran atau kecurigaan yang


terbaca dari hasil pemantauan lingkungan dan sirveilans penyakit, dilanjutkan dengan
langkah-langkah ADKL. Dengan demikian, ADKL tidak berhenti sekali sejalan,
melainkan merupakan kegian berulang yang dinamis sesuai dengan tipe data yang
tersedia dari berbagai perspektif. Kadang – kadang perlu dilakukan studi kasus
lanjutan untuk mengalisis dampak kesehatan secara lebih dalam. Langkah –langkah
ADKL umumnya dibedakan dalam 7langkah yaitu : 
1.   Evaluasi data dan informasi yang berkaiatan dengan lokasi kegiatan

Evaluasi informasi kajian pencemaran dilakukan untuk mengenal lebih baik hal – hal
yang berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk pada paradigm kesehatan
lingkungan, evaluasi diarahkan pada 4 simpul .

2.   Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran


Perlu juga ditangkap suasana dan respons yang berkembang dilapangan  untuk
melengkapi 4 simpul informasi pada langkah 1. Mempelajari kepedulian dan respons
tentang kejadian pencemaran dari masyarakat, LSM, media maupun kepedulian dari
sector lain baik yang bersifat negatif (keluhan) atau positif (upaya tindakan
penganggulangan). 
3.   Menetapkan bahan pencemar sasaran kajian
Menetapkan pencemara sasaran adalah menetapkan bahan pemcemar yang akan
dijadikan sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada kesehatan. Penetapan ini
mungkin tidak cukup dilakukan sekali tetapi perlu berulang sehingga diperoleh
keyakinan bahwa bahan tersebut benar sebagai bahan pencemar penting.
4.   Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan
Identifakasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana seseorang
mingkin terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan mencakup semua elemen
yang menghubungkan sumber pencemar kependuduk terpajan. Jalur pemajanan itu
sendiri terdiri dari 5 elemen yaitu:
a.   Sumber pencemar adalah asal pencemar (missal: pabrik yang membuang limbah ke
lingkungan)      atau media lingkungan (timbunan sampah)
b.   Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah lingkungan dimana pencemar
dilepaskan: air, tanah, udara dan biota yang kemudian disebarkan dengan mekanisme
penyebaran tertentu ketitik – titik pemajanan
c.   Titik pemajanan adalah suatu area potensial atau riel dimana terjadi kontak antara
manusia dengan media lingkungan tercemar, missal sumur atau lapangan bermain.
d.   Cara pemajanan adalah cara dengan mana pencemar masuk atau kontak tubuh
manusia: tertelan, pernapasan atau kontak kulit.
e.   Penduduk berisiko adalah orang – orang yang terpajan atau berpotensi terpajan oleh
pencemar pada titik – titik pemajanan
5.   Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat
Memperkirakan damapk kesehatan adalah memebuat perkirakan apakah pencemar
yang lepas dan/ tau berada dimedia lingkungan berpotensi atau telah menimbulkan
damapk kesehatan. Karena demikian banyak pencemar yang ada dimedia lingkungan,
maka kemunginnan damapak kesehatan juga banyak. Karena itu perlu dicari untuk
mempersempit analisis. Ada 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a.   Evaluasi toksikologi
b.   Evaluasi jenis dampak
c.   Evaluasi kepedulian masyarakat
6.   kesimpulan dan rekomendasi
kesimpulan dan rekomendasi adalah menyusun kesimpulan tentang dampak
kesehatan yang berkaitan dengan kejadian pencemaran dan menyiapkan rekomendasi
dengan merinci tindakan yang telah di ambil dan yang masih perlu diambil.
7.   Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko adalah upaya yang secara sadar dilakukan untuk
mengendalikan risiko. Dalam pengertian yang lebih spesifik, pengelolaan resiko
lingkungan adalah pengelolaan situasi dan atau kondisi lingkungan yang mengandung
risiko yang diketahui dari hasil analisis sebelumnya. Banyak hal perlu memperoleh
pertimbangan secara proporsional mengingat kompleksitasnya.

D.  Metode ADKL
Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL dibedakan menjadi 2
cara pokok yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder (Ditjend PL.2002:2-15)
:
a.   Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara lain : 
1)  Wawancara
2)  Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3)  Pengamatan terhadap subyek
4)  Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5)  Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan lapangan.
b.   Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk pengukuran
pemajanan dalam kaitannya dengan analisis epidemiologis antara lain :
1)    Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman sekarang.
2)    Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk tujuan
pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan sensus.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tahapan Proses Produksi Semen
Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
1.   Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi
semen: Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang
mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material
mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu
gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian
diangkut ke alat penghancur.
2.   Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer
bagi  material yang digali.
3.   Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk
menentukan komposisi tumpukan bahan.
4.   Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur
pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan
disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling
sampai kehalusan yang diinginkan.
5.   Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-
heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian
siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku
dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi
pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah
menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-
1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang
dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker,
dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100
°C.
6.   Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan
dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran
bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke
klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan
gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk
semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk
mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan
pipa menuju silo semen.

B.  Kontak/Pemajanan

No SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4


(Sumber   (Media (Pemajanan (Dampak
Pencemar) Lingkungan) pada manusia) Kesehatan)
1. Sumber pencemar
lingkungan fisik Debu dan Menghirup Debu menyebabkan
    Kualitas udara bahan udara tercemar gangguan
polutan  udara pernapasan, iritasi
(PM10, pada mata, iritasi
PM25, SO2, pada kulit
NO2, CO, O3,
HC, Pb)
Kebisingan Terpapar bising Kebisingan
2.  Kebisingan ditempat kerja saat operasional menyebabkan
mesin dalam gangguan
pabrik pendengaran
(ketulian sementara
maupun ketulian
permanen)
3. Sumber pencemar Air limbah Air kontak Air limbah
lingkungan hasil melalui menyebabkan
biologis operasional minuman dan gangguan terhadap
     Kualitas  air pabrik kontak langsung pencernaan,
buangan dan air -   BOD       - dengan kulit penyakit kulit.
limbah Suhu
-   COD       - pH
-Nitrit       -
Plankton dan
benthos

C. Identifikasi Resiko

1.   Proses pembuatan semen

Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara
dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
yang semakin tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran
akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
2.   Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik

Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta
dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
yang semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat
menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat
disekitar pabrik.

3.   Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium

Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat
menyebabkan gangguan terhadap biota air dan  pada tahap selanjutnya dapat
menyebabkan turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini
dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan
gangguan gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika
dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada kesehatan.

4.   Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas kesehatan


masyarakat:

a.   Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.

b.   Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2,
NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.

c.   Penurunan kualitas udara  ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan


baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan
peningkatan kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan
debu di udara.
d.   Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya
kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.

e.   Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik,
biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya
pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.

f.    Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap


perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan
operasional pabrik semen.

g.   Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat


sekitar Industri.

D. Penetapan Risiko pada Industri semen

1. a. Potensi dampak : Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak


b. Baku mutu : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
07 Tahun 2007, Tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak.
c. Dampak : Penurunan kualitas udara, gangguan pada system
pernafasan
d. Evaluasi faktor dampak : Peningkatan kadar debu di udara, peningkatan
risiko gangguan pernapasan pada karyawan
2. a. Potensi dampak : Peningkatan angka kesakitan dan angka kecelakaan
yang terjadi akibat kerja
b. Baku mutu : Angka kesakitan pada masyarakat dan angka
kecelakaan yang terjadi akibat kerja
c. Dampak : Angka kesakitan penyakit tertentu pada masyarakat
dan pada angka kecelakaan yang terjadi akibat kerja
pada karyawan
d. Evaluasi faktor dampak : Peningkatan angka kesakitan dan kecelakaan
kerja karyawan dan pada masyarakat sekitar
pabrik.
3. a. Potensi dampak : Penurunan kualitas air buangan dan air limbah
b. Baku mutu : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air limbah.
c. Dampak : Penurunan indeks keaneka ragaman hayati,
terganggunya ekosistem perairan dan gangguan
kesehatan pada manusia
d. Evaluasi faktor dampak :  Timbulnya pencemaran badan air dan ekosistem
air

4. a. Potensi dampak : Sikap dan persepsi masyarakat


b. Baku mutu :Adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal kesempatan kerja penduduk lokal
c. Dampak : Masyarakat disekitar pabrik menjadi resah dan
kecemburuan social semakin tinggi.
d. Evaluasi faktor dampak : Adanya ketidak puasan masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal kesempatan kerja
penduduk lokal
5. a. Potensi dampak : Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak
bergerak udara (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, CO2, O3, H2S
HC, Pb).
b. Baku mutu : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
07 Tahun 2007, Tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak.
c. Dampak : Penurunan kualitas udara, gangguan pada system
pernafasan
d. Evaluasi faktor dampak : Peningkatan kadar parameter polutan di udara,
Peningkatan risiko kesehatan akibat kandungan
parameter polutan di udara
6. a. Potensi dampak : Peningkatan kebisingan
b. Baku mutu : Kep Men LH No 48 tahun 1996 tentang baku mutu
kebisingan
c. Dampak : Penurunan kualitas udara, Gangguan pada system
pendengaran
d. Evaluasi faktor dampak : Peningkatan gangguan pendengaran pada
karyawan
7. a. Potensi dampak : Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu)
b. Baku mutu : PP No. 41 Tahun 1999 tentang,
Pengendalian pencemaran udara.
c. Dampak : Penurunan kualitas udara, gangguan pada sistem
pernafasan
d. Evaluasi faktor dampak : Peningkatan kadar debu di udara, peningkatan
risiko kesehatan akibat kandungan debu di udara
E.Lingkup Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) pada Industri
Kimia
1. Identifikasi Dampak Penting

Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi


Peningkatan emisi debu Proses pembuatan  Stack EP Raw Mill
sumber tidak bergerak semen  Stack EP Cooler
 Stack Coal Mill
 Stack Finish Mill
Peningkatan emisi gas Proses pembuatan  Stack EP Raw Mill
buang sumber emisi tidak semen  Stack EP Cooler
bergerak (PM10, PM25,
SO2, NO2, CO, O3, HC,
Pb)
Penurunan kualitas udara Penyimpanan dan  Olay Storage
ambien (kadar debu) bongkar muat bahan  Open coal yard
baku, bahan bantu dan  Silica and iron storage
bahan bakar  Biomass storage
 Additive storage
 Limestone storage
 Coal roofed storage
Peningkatan kebisingan Proses operasional  Cement mill
pabrik dan kegiatan  Paper bag plant
laboratorium  Kiln
 Raw mill
 Coal mill
 Biomass feeding facility
Penurunan kualitas air Proses operasional  Settling pond
buangan dan air limbah pabrik dan kegiatan  Bak Penangkap Minyak /
laboratorium pengendap

Sikap dan persepsi Kegiatan Operasioanal  Masyarakat disekitar


masyarakat pabrik pabrik
Peningkatan angka Kegiatan operasional  Di klinik PT. Holcim
kesakitan dan angka pabrik Indonesia Tbk. Pabrik
kecelakaan yang terjadi Cilacap dan Puskesmas
akibat kerja kecamatan Cilacap
utara, Tengah, Selatan

2.  Dampak Potensial
Sumber Evaluasi dampak
Jenis Dampak Lokasi
Dampak potensial
Peningkatan emisi Proses  Stack EP Raw  Peningkatan kadar
debu sumber tidak pembuatan Mill debu di udara
bergerak semen  Stack EP Cooler Peningkatan risiko
 Stack Coal Mill gangguan
 Stack Finish pernapasan pada
Mill karyawan
Peningkatan emisi Proses  Stack EP Raw  Peningkatan kadar
gas buang sumber pembuatan Mill parameter polutan
emisi tidak semen  Stack EP Cooler di udara
bergerak (PM10,  Peningkatan risiko
PM25, SO2, NO2, kesehatan akibat
CO, O3, HC, Pb) kandungan
parameter polutan
di udara
Penurunan kualitas Penyimpanan  Olay Storage  Peningkatan kadar
udara ambien dan bongkar  Open coal yard debu di udara
(kadar debu) muat bahan  Silica and iron  Peningkatan risiko
baku, bahan storage kesehatan akibat
bantu dan bahan  Biomass storage kandungan debu di
bakar  Additive storage udara
 Limestone
storage
 Coal roofed
storage
Peningkatan Proses  Cement mill  Peningkatan
kebisingan operasional  Paper bag plant gangguan
pabrik dan  Kiln pendengaran pada
kegiatan  Raw mill karyawan
laboratorium  Coal mill
 Biomass
feeding facility
Penurunan kualitas Proses  Settling pond  Timbulnya
air buangan dan operasional  Bak Penangkap pencemaran badan
air limbah pabrik dan Minyak / air dan ekosistem
kegiatan pengendap air
laboratorium
Sikap dan persepsi Kegiatan  Masyarakat  Adanya ketidak
masyarakat Operasioanal disekitar pabrik puasan masyarakat
pabrik terhadap
perusahaan dalam
hal kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan angka Kegiatan  Di  Peningkatan angka
kesakitan dan operasional klinik industry kesakitan dan
angka kecelakaan pabrik semen kecelakaan kerja
yang terjadi akibat karyawan
kerja

3. Pemusatan Dampak Potensial


Dampak Penting Permasalahan Risiko Kesehatan
Lingkungan Hidup
Kualitas Udara Peningkatan kadar
Menimbulkan gangguan
emisi debu, penurunan
pernapasan akut dan gangguan
kualitas udara ambien,
pendengaran pada karyawan
dan peningkatan
dan masyarakat disekitar
kebisingan
pabrik seperti ketulian
sementara dan bisa sampai
pada ketulian permanen.

F.Pencemaran dan Penyakit yang Timbul

Dampak negatif dari industri semen utamanya adalah pencemaran udara oleh debu.


ongannya. Selain itu, pabrik semen juga meningkatkan suhu udara dan suara yang
ditimbulkan mesin-mesin dalam pabrik juga menimbulkan kebisingan. Berikut ini
adalah dampak negatif bagi kesehatan.

a.        Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive kontak
dengan kulit. Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung (terlindung
maupun oleh keringat).

b.       Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang,
alergi yang dapat timbul akibat debu semen diantaranya: bersin-bersin, susah bernafas
bagi penderita asthma, gatal-gatal.

c.       Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu,
iritasi yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.
d.      Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya
saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk,
menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan
sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan
pernafasan.

Debu semen memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan maupun


lingkungan hidup. Selain debu, berikut contoh dampak negatif dari pabrik semen bagi
lingkungan.

a. Lahan

Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat.
Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas
penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air
sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau
keselarasan lingkungan setempat.

b. Air

Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk
minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang
mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang
pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.

c. Flora dan Fauna

Berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan


jenis endemic, dan pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis, Sedangkan
berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka)
disebabkan karena berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-
hewan tersebut.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengukuran pemajanan pada industri kimia berdasakan teori informasi
(teori simpul) seperti sumber pencemarnya adalah kualitas udara,
dengan media lingkungannya yaitu debu dan bahan polutan  udara
(PM10, PM25, SO2, NO2, CO, CO2, O3, H2S HC, Pb), dengan Pemaparan
pada Manusia adalah menghirup udara tercemar serta dampak
lingkungannya menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi pada mata,
iritasi pada kulit.
2. Identifikasi risiko pada industri kimia meliputi proses produksi indutri
kimia, transportasi bahan baku, belt conveyor, bucket elevator, bahan
bakar dalam lokasi pabrik dan proses operasional pabrik dan kegiatan
laboratorium serta penilaian terhadap dampak adanya industri
kimia terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
3. Penetapan risiko pada industri kimia adalah peningkatan emisi debu
sumber tidak bergerak pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 07 Tahun 2007, tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak dengan dampak penurunan kualitas udara, gangguan
pada sistem pernafasan.
4. Lingkup analisis dampak industri kimia meliputi identifikasi dampak
penting, dampak potensial dan pemusatan dampak potensial.
B. Saran
1. Untuk Industri
Diharapkan untuk menyusun dokumen langkah-langkah Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) agar dapat mencegah terjadinya
dampak negatif.
2. Untuk Pemerintah
Diharapkan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap industri-
industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya melihat banyak
industri yang tidak mematuhi aturan-aturan yang ada terkait proses industri
serta dampaknya bagi kesehatan lingkungan maupun masyarakat.
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja industri-
industri yang tidak mematuhi aturan dalam proses industri terutama masalah
penanggulangan limbahnya.
DAFTAR PUSSTAKA

Fahmi, N. (2016, September 22). Laporan langkah-langkah analisis dampak


kesehatan lingkungan (ADKL) industri semen. from
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/09/laporan-langkah-langkah-
analisis-dampak_22.html?=. 06 Mei 2023.

Setiawan,dodi. 2015. Dampak industry terhadap lingkungan.


http://dodiedition.blogspot.com/2015/01/dampak-industri-terhadap-
lingkungan_28.html. 06 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai