Bab I Pendahuluan: Tugas Besar Rekayasa Hidrologi - 2023
Bab I Pendahuluan: Tugas Besar Rekayasa Hidrologi - 2023
Bab I Pendahuluan: Tugas Besar Rekayasa Hidrologi - 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Permukaan bumi sebagian besar tertutupi oleh air sebanyak 70,9 % baik berupa
perairan darat maupun perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan
yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air,
air yang mengalir di permukaan dan bergerak menuju ke daerah-daerah yang
lebih rendah membentuk sungai, danau, telaga, rawa, dan lain-lain yang memiliki
suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari
langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet bumi.
Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan
yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi)
berwujud cairan. Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di
bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang
lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat
untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan (Gunawan, 2019).
Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah hamparan pada permukaan bumi yang
dibatasi oleh punggungan perbukitan atau pegunungan di hulu sungai ke arah
lembah di hilir. DAS oleh karenanya merupakan satu kesatuan sumberdaya darat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hidrologi
Hidrologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang
terjadinya, pergerakan, dan distribusi air di bumi baik diatas maupun dibawah
permukaan bumi, tentang sifat fisik dan kimia air, serta reaksinya terhadap
lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan. Ilmu ini sangat penting
untuk dipelajari oleh orang-orang dibidang teknik sipil karena air merupakan
aspek penting dalam konstruksi seperti menentukan curah hujan di suatu daerah
dan penyediaan kebutuhan air. Tanpa cabang ilmu ini, maka sebuah rumah akan
akan sulit dalam mengatur air hujan dan air tanah. Sebuah konstruksi dengan
perhitungan hidrologi yang tepat juga bisa terhindar dari bahaya banjir, khususnya
di perkotaan.
Hidrologi sangat penting dalam sebuah konstruksi baik di wilayah desa maupun
perkotaan. Dalam cabang ilmu ini banyak sekali hal yang dipelajari yang
berkaitan dengan air, seperti pergerakan air, distribusi air diatas maupun dibawah
permukaan bumi, sifat-sifat fisik air, sifat-sifat kimia air, reaksi air terhadap
lingkungan dan kehidupan, serta kualitas dan kuantitas air di bumi.
2.2. Hidraulika
Hidraulika adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang perilaku zat
cair. Terdapat cabang ilmu yang hampir sama, namun berbeda yaitu illmu
hidrologi. Ilmu hidrologi mempelajari tentang air hujan, debit sungai, banjir, dan
sejenisnya. Pemanfaatan ilmu hidraulika ini antara lain untuk pembuatan
bangunan sebagai fasilitas hidup. Diantaranya adalah pembuatan gorong-gorong
yang letaknya perlu diperhitungkan sedemikian rupa sehingga setiap rumah dapat
teraliri dengan deras. Kemudian adalah bangunan penutup air pada bendungan
sehingga dapat diatur seberapa besar volume air yang akan ditahan dan dialirkan.
Lalu pengendalian banjir seperti penentuan daerah rawan banjir sehingga perlu
dipikirkan bagaimana langkah terbaik dalam mencegah banjir. Kemudian
pembuatan arus transportasi air yang dapat membagi semua lahan persawahan
dengan baik dan adil sehingga semua petani mendapatkan hasil panen yang baik
karena tanamannya mendapatkan kebutuhan air yang cukup.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam menentukan hujan maksimum rerata
yang terdapat di suatu DAS dari berbagai stasiun penakar, yaitu metode Thiessen
dan metode isohyet.
P 1 + P2 + P 3 + P 4
R = (2.1)
4
Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1, P2, … Pn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n
1. Lokasi stasiun hujan di plot pada peta. Antar stasiun dibuat garis lurus
penghubung.
2. Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap garis penghubung sedemikian
rupa, sehingga membentuk poligon Thiessen. Semua titik dalam satu
poligon akan mempunyai jarak terdekat dengan stasiun yang ada
didalamnya dibandingkan dengan jarak terhadap stasiun lainnya.
Selanjutnya, curah hujan pada stasiun tersebut dianggap representasi hujan
pada kawasan dalam poligon yang bersangkutan.
3. Luas areal pada tiap-tiap poligon dapat diukur dengan planimeter dan luas
total dapat diketahui dengan menjumlahkan luas poligon.
4. Hujan rata-rata DAS.
kedua garis isohyet tersebut. Metode isohyet digunakan untuk menentukan hujan
rata-rata pada suatu daerah bergunung dan sebgaran stasiun/pos pengamatan yang
tidak merata. Berdasarkan persamaan rumus sebagai berikut.
R =
A1
2 (
P1 + P2
) (P + P2
+ A2 1
2 )P + Pn
+…+ A n n
2 ( ) (2.3)
A 1 + A 2 +…+ A n
Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)
Analisis frekuensi curah hujan adalah kemungkinan tinggi hujan yang terjadi
dalam kala ulang tertentu baik jumlah frekuensi persatuan waktu maupun periode
ulangnya. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang
telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan dating
akan tetapi sama dengan sifat statik hujan masa lalu.
Untuk menentukan metode distribusi sebaran yang tepat terdapat syarat ketentuan
berdasarkan tabel berikut:
Ada beberapa metode dalam menghitung besarnya curah hujan pada kala ulang
tertentu, yaitu :
Keterangan :
Sx =
√ ∑ ( Xi - X )2
n-1
(2.5)
∑ log ( Xi ) (2.7)
i
log X =
n
Slog x =
√ ∑ ( log X - log X )2
n-1
(2.8)
Keterangan :
Log XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T
Log X = Harga rata-rata dari data
Slog x = Simpangan baku
KTr = Variabel reduksi Gauss
Keterangan :
XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T
Log X = Nilai rata-rata curah hujan
k = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
S log X = Standar Deviasi
Sementara itu, untuk menentukan metode distribusi frekuensi empiris mana yang
sesuai dengan sampel data yang ada, diperlukan pengujian secara statistik.
Terdapat dua cara pengujian, yaitu uji Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorov
k
(EF-OF)2 n
( X2 ) hit = ∑ , EF= (2.14)
i=1 EF k
Keterangan :
(X2)hit = Uji statistik
OF = Nilai yang diamati (Observed frequency)
EF = Nilai yang diharapkan (Expected frequency)
∆ maks = | Pe ( X ) - P t ( X ) | (2.15)
Keterangan :
∆ maks = Selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Pe(X) = Posisi data x menurut sebaran empiris
Pt(X) = Posisi data x menurut sebaran teoritis
Sumber: Samuel jr
Umumnya taraf signifiksi atau derajat nyata (α) diambil sebesar 5% dengan
asumsi bahwa 5 dari 100 kesimpulan kita akan menolak hipotesa yang seharusnya
kita terima atau kira-kira 95% konfiden bahwa kita telah membuat kesimpulan
yang benar. Pengujian ini dilakukan dengan mencari nilai selisih probabilitas tiap
varian, menurut distribusi empiris dan teoritis yaitu disimbolkan dengan Δ. Harga
Δ maksimum harus lebih kecil dari Δ kritis.
Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum
terjadinya aliran pada permukaan, penguapan, dan infiltrasi ke dalam tanah. Data
dari curah hujan yang dibutuhkan dalam pembuatan rencana adalah curah hujan
dengan jangka waktu pendek dan bukan merupakan curah hujan bulanan ataupun
tahunan. Curah hujan tersebut berdasarkan volume debit dari daerah pengaliran
yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana peluap seuatu bending,
gorong-gorong melintasi jalan dan saluran, dan selokan-selokan samping.
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan dalam satuan waktu tertentu yang
dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/tahun, dan lainnya. Besar intensitas
curah hujan berbeda-beda ditiap titiknya. Hal ini disebabkan faktor lamanya curah
hujan serta frekuensi kejadiannya. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan
berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode
ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.
Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik
maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (chatment) yang
kecil sampai yang besar. Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting
berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan secara statistik dengan suatu
frekuensi kejadiannya (Yulius, 2014). Adapun rumus intensitas hujan, yaitu :
Rumus Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953. Adapun rumus
tersebut adalah sebagai berikut.
a
I= (2.19)
√t + b
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
a, b = Koefisien
Q = 0,278 × C × I × A (2.20)
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
C = Koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran
BAB III
METODOLOGI
1. Flowchart
Mu
MULAI
Menghitung nilai
maksimum curah hujan
Dispersi
Mencari luas Daerah
Aliran Sungai dan Parameter statika
nilai distribusi Sx, Cs, Ck, Cv
Dispersi Log
Distributor Sebaran:
(Normal, Log
Normal, Gubel, Log
Person III
Tidak Memenuhi
Memenuhi
Smirnov-Kornogotov
dan Chi -Kuadrat
Menghitung intensitas
curah hujan:
Menghitung debit
(Mononobe, Ishiguro, rencana banjir
Talbot, dan Shearman)
SELESAI