PLC - P3G5 - Pertemuan 5 - Progres Laporan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 65

PERENCAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH PADA

KOTA SUKAWATI
Design of Wastewater Distribution System in Sukawati City
Camelia Yuliani Putri1, Firmansya Roi Situmorang2, Muhammad Nalendra Bimantara3, Putri
Nadia Teja4
Kamis – Kelompok 5
1,2,3,4)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor. 16680.
Email: cameliacamelia@apps,ipb.ac.id

TINJAUAN PUSTAKA
1. Air Limbah
Air yang telah mengalami penurunan kualitas secara signifikan akibat adanya
pengaruh campur tangan manusia dikenal dengan air limbah. Air limbah perkotaan
biasanya dialirkan di saluran air kombinasi atau saluran sanitasi, dan diolah di
fasilitas pengolahan air limbah atau septic tank. Pengolahan air limbah diperlukan
sebelum air limbah dilepas ke pembuangan akhir agar tidak terjadi pencemaran
lingkungan yang tidak diharapkan. Dalam Pelaksanaan Pengolahan air limbah yang
efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik, agar tidak mengakibatkan
pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan kerusakan pada makhluk hidup di air
dan tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum (Khaliq
2015). Air limbah yang telah diolah dilepaskan ke badan air penerima melalui saluran
pengeluaran. Air limbah, terutama limbah perkotaan, dapat bercampur dengan
berbagai kotoran seperti feses maupun urin. Peningkatan jumlah air limbah, air
limbah rumah tangga (domestic sewage) dan air limbah industri (non domestic
sewage), merupakan salah salah produk hasil yang dapat memberikan efek negatif
bagi stabilitas daya dukung lingkungan (Arsyad 2015). Kurangnya perhatian terhadap
pencemaran akibat air limbah merupakan masalah yang sangat ironis, terutama di
negara berkembang. 

2. Sistem Penyaluran Air Limbah


Pembuangan air limbah pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua sistem,
yaitu sistem terpisah dan sistem tercampur.Kedua sistem ini mencakup hubungan
pembuangan air limbah dan air hujan. Sistem terpisah mempersiapkan saluran
terpisah antara air limbah dan air hujan, sehingga kedua cairan tersebut akan
disalurkan secara terpisah melalui dua saluran yang berbeda. Air hujan disalurkan
melalui saliran terbuka, sementara air limbah disalurkan pada pipa tertutup. Sistem ini
banyak diterapkan pada daerah-daerah yang memiliki perbedaan musim relatif
panjang atau daerah yang memiliki frekuensi curah hujan yang banyak. Sistem ini
memberikan keuntungan berupa unit pengolahan air limbah yang relatif lebih kecil
karena tidak terpengaruh debit air hujan serta dimensi saluran yang digunakan tidak
terlalu besar. Sedangkan, beberapa kelemahannya berupa harus adanya upaya untuk
membuat dua saluran yang berbeda, sehingga memerlukan jalur tanah tertentu. 
Sistem tercampur tidak menyediakan saluran yang berbeda dalam penyaluran air
limbah dan air hujan melainkan disalurkan langsung melalui satu saluran yang sama
dan harus tertutup. Sistem ini digunakan pada daerah yang mempunyai frekuensi
musim kering dan penghujan yang cukup kecil serta dengan curah hujan yang juga
kecil. Beberapa keuntungan pemakaian sistem tercampur ini adalah pemilihan sistem
didasarkan atas pertimbangan debit air limbah pada dua musim, kemarau dan
penghujan tida terlalu besar beda frekuensinya. Selain itu, tidak ada kemungkinan
terangkatnya kotoran ke permukaan jalan oleh air hujan, serta akibat dari kemiringan
daerah yang cukup menyebabkan penempatan saluran tidak terlalu dalam dan tidak
diperlukan pemompaan. Air hujan yang tercampur dengan cairan limbah juga akan
berperan sebagai pengencer. Meski begitu, penggunaan sistem ini membutuhkan unit
pengolahan air buangan yang cukup besar. 

3. Proyeksi Penduduk
Penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam pembangunan nasional.
Kebijakan di bidang kependudukan bukan saja hanya menyangkut dalam kepadatan
penduduk, arus migrasi, kelahiran, kematian tetapi juga kebijakan yang dituangkan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat baik daerah perkotaan maupun
pedesaan dimana aspek kependudukan perlu dipertimbangkan sebagai tolok ukur
pembangunan masyarakat. Masalah kependudukan menjadi salah satu topik yang
luas. Hal itu adalah salah satu petunjuk semakin timbulnya kesadaran masyarakat
dunia bahwa krisis kependudukan telah berkembang mencapai situasi yang semakin
parah sehingga menjadi salah satu tantangan dan ancaman bagi kehidupan secara
keseluruhan. Banyak sedikitnya penduduk yang mendiami suatu daerah pada waktu
tertentu akan mempengaruhi pemerintah dalam merencanakan kebijakan program
pembangunan pemerintah daerah (Bancin dan Ahyaningsih 2016). Pertumbuhan
penduduk merupakan faktor yang paling penting dalam perencanaan kebutuhan air
bersih, dimana proyeksi jumlah penduduk digunakan sebagai dasar untuk menghitung
pelayanan air minum yang diterima oleh masyarakat. Perkiraan jumlah penduduk di
suatu daerah pada masa yang akan datang dapat ditentukan dengan metode
Geometrik, Aritmatik, dan Eksponensial (Lufira et al. 2012). 
Proyeksi penduduk dapat dijelaskan sebagai perkiraan banyaknya penduduk di
suatu daerah berdasarkan sensus (Rahmi 2007). Perkiraan penduduk yang dilakukan
tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus, tetapi puluhan tahun sesudah sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah
perhitungan kalkulasi menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi dimasa
yang akan datang. Jadi proyeksi jumlah penduduk menggunakan beberapa asumsi
sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas, mortalitas, dan
migrasi dimasa yang akan datang, dengan proyeksi penduduk kita akan dapat
memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Badan Pusat Statistik
(BPS) sudah beberapa kali membuat proyeksi penduduk berdasarkan data hasil
sensus (SP) 1997, 1980, 1990, 2000, dann survei penduduk antar sensus (SUSPAS)
1985. 
Proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode aritmetika,
geometrik, bunga berbunga, dan eksponensial. Proyeksi penduduk dengan metode
aritmetika mengasumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa yang akan datang
akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Hasil proyeksi akan
berbentuk suatu garis lurus. Kemudian, proyeksi penduduk dengan metode geometri
menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara geometri
dengan menggunakan dasar perhitungan majemuk. Laju pertumbuhan penduduk (rate
of growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Selanjutnya, proyeksi dengan metode
bunga berbunga mendeskripsikan persentase pertumbuhan atau pengurangan laju
pertumbuhan penduduk yang seragam. Di sisi lain, metode eksponensial
menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang
tahun, berbeda dengan metode geometri yang mengasumsikan bahwa pertambahan
penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu (Adioetomo dan
Samosir 2010). Pemilihan metode proyeksi terbaik dan paling tepat dilakukan dengan
perhitungan standar deviasi. Penentuan standar deviasi bertujuan untuk menganalisis
dan memberikan gambaran terkait data kependudukan di masa yang akan datang.
Besar kecilnya nilai standar deviasi tersebut menjurus pada besar dan kecilnya
kesalahan perhitungan yang terjadi dalam pengolahan data. Oleh karena itu,
pemilihan metode dilakukan dengan memilih metode yang menghasilkan data standar
deviasi paling kecil (Hartati et al. 2020). 

4. Sistem Perpipaan Air Limbah


Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi
tujuan antara lain saringan (strainer), katup atau kran, sambungan, nosel dan
sebagainya. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap,
sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T (tee).
Pada umumnya sistem perpipaan penyaluran air buangan terdiri dari pipa persil, pipa
servis, pipa lateral, dan pipa induk. Pipa Persil adalah pipa saluran yang umumnya
terletak di dalam rumah dan langsung menerima air buangan dari instalasi plambing
bangunan. Memiliki diameter 3 inci – 4 inci, kemiringan pipa 2%. Teknis
penyambungannya dengan pipa servis, membentuk sudut 45° dan apabila
perbandingan antara debit dari persil dengan debit dari saluran pengumpul kecil
sekali maka penyambungannya tegak lurus. 
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil yang
kemudian akan menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter pipa
servis sekitar 6–8 inci, kemiringan pipa 0,5–1 %. Lebar galian pemasangan pipa
servis minimal 0,45 m dengan kedalaman benam awal 0,6 m. Pipa lateral adalah pipa
saluran yang menerima aliran dari pipa servis untuk dialirkan ke pipa cabang, terletak
di sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan. Diameter awal pipa lateral minimal 8
inci, dengan kemiringan pipa sebesar 0,5 – 1%. Pipa cabang adalah pipa saluran yang
menerima air buangan dari pipa-pipa lateral. Diameternya bervariasi tergantung dari
debit yang mengalir pada masing-masing pipa. Kemiringan pipa sekitar 0,2–1%. Pipa
induk adalah pipa utama yang menerima aliran air buangan dari pipa-pipa cabang dan
meneruskannya ke lokasi instalasi pengolahan air buangan. Kemiringan pipanya
sekitar 0,2 – 1%. 

5. Instalasi Penngolahan Air Limbah


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Wastewater Treatment Plant
(WWTP) adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan
kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk dapat digunakan kembali
pada aktivitas yang lain. Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai
kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidakdapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang terdapat di alam (Wulandari 2014). Untuk mengolah air yang
mengandung senyawa organik, umumnya menggunakanteknologi pengolahan air
limbah secara biologis atau gabungan antara proseskimia-fisika. Proses secara biologis
tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik(dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa
udara) atau dengan kombinasi keduanya. Proses aerobik biasanya digunakan untuk
pengolahan limbah dengan beban BOD tidak terlalu besar, sedangkan proses
anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat
tinggi. 

6. Perencanaan Debit Air Limbah


Air limbah domestik adalah air yang telah digunakan oleh masyarakat dan
mengandung material yang ditambahkan ke air saat digunakan. Tambahan ini terdiri
dari limbah yang berasal dari tubuh manusia seperti feses dan urin yang dibuang
besama dengan air toilet. Selain itu air limbah domestik juga berasal dari air sisa
kegiatan pencucian, kamar mandi, dapur, dan lainlain. Air limbah domestik dibagi
menjadi dua yaitu greywater dan blackwater. Greywater, pada umumnya mengacu
pada air limbah yang dihasilkan dari rumah tangga dari kegiatan seperti mandi dan
mencuci pakaian. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan pemukiman (real state), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
apartement, dan asrama. Penentuan debit air limbah domestik dapat juga diperoleh
dari besarnya pemakaian air bersih dengan memperhitungkan faktor kehilangan
air,dimana besarnya debit air limbah sama dengan 80% dari konsumsi air bersih
pemakai. Aliran gravitasi merupakan salah satu metode pengaliran air limbah
domestik di dalam perpipaan dengan memanfaatkan Perbedaan energi dari perbedaan
elevasi antara titik hulu dan hilir pipa. Perbedaan elevasi dirancang melalui
pengaturan kemiringan perpipaan sehingga air limbah domestik di dalam pipa
tersebut dapat mengalir dengan kecepatan tertentu (Rahmanissa dan Slamet 2017).
Perhitungan debit air limbah meliputi debit rata-rata (Qr), debit minimum (Qmin),
debit maksimum (Qm), debit infiltrasi, dan debit puncak (Qp).
Menurut Hervi et al. (2017), debit puncak (Qpeak) adalah debit air buangan yang
dipergunakan dalam menghitung dimensi saluran. Debit puncak merupakan perkalian
antara debit ratarata dengan faktor peak. Faktor peak dihitung sesuai dengan jumlah
penduduk. Debit rata-rata air limbah (Qr) merupakan kumulatif debit rata-rata
kontribusi segmen pipa hulu. Debit infiltrasi berasal dari penambahan limpasan air
hujan melalui lubang manhole dan tutup-tutup bak kontrol (debit inflow). Dalam
penyaluran air limbah terdapat kemungkinan terjadinya pertambahan jumlah air yang
berasal dari infiltrasi air tanah, resapan air hujan, dan air permukaan (Hardjosuprapto
dan Masduki 2000).Debit minimum adalah debit air limbah pada saat pemakaian air
minimum yang digunakan dalam menentukan kedalaman. Sedangkan debit harian
maksimum (Qmd) adalah debit harian air limbah tertinggi dibandingkan debit harian
secara umum.

7. Perencanaan Dimensi Pipa


Menurut (Marhadi 2016), hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
perencanaan desain suatu sistem penyaluran air buangan meliputi, sistem perpipaan
merupakan saluran yang tertutup, sehingga terhindar dari gangguan terhadap
lingkungan di sekitarnya dan saluran tidak terganggu oleh kegiatan di sekitarnya, air
bekas dibuang dari pemukiman penduduk agar tidak mengganggu keindahan dan
kesehatan lingkungan yang ditimbulkan oleh proses penguraian maupun lalat dan
binatang lain yang mungkin hidup sehingga harus disalurkan ke pengolahan, waktu
pengaliran air buangan dari titik terjauh ke lokasi pengolahan tidak boleh lebih dari
18 jam untuk menghindari terjadinya proses penguraian dalam saluran, penyaluran air
buangan dilakukan dengan cara gravitasi dalam saluran tidak bertekanan, jaringan
sistem pengumpul harus melayani semua daerah pelayanan. Air limbah dialiri secara
gravitasi menggunakan saluran pipa/berbentuk lingkaran. Perhitungan dimensi pipa
berdasarkan nilai rasio tinggi muka air dan diameter pipa (d/D). Nilai rasio d/D
diperlukan karena penyaluran air limbah tidak memerlukan tekanan yang
menyebabkan saluran penuh. Adapun jenis pipa yang dipakai untuk saluran limbah
cair adalah pipa asbes semen, pipa beton, pipa besi cor, pipa tanah liat, dan pipa PVC
(Soeparman dan Soeparmin 2002).

8. Manhole
Manhole adalah salah satu bangungan pelengkap dalam penyaluran air limbah
yang berfungsi sebagai tempat pemeriksaan, perbaikan, dan pembersihan dari kotoran
yang mengendap dan benda yang masuk lalu tersangkut selama pengaliran. Manhole
ditempatkan pada setiap perbubahan arah aliran, baik vertikal maupun horizontal serta
setiap pertemuan atau percabangan saluran. Selain manhole, terdapat drop manhole
untuk mencegah pipa keluar dari tanah karena perbedaan elevasi yang lebih tinggi
daripada slope yang direncanakan dan membantu orang masuk dan memeriksa saluran
tersebut (Rakhmananda et al. 2016). Manhole dapat mempertemukan beberapa cabang
saluran, baik dengan ketinggian sama maupun berbeda (Arsyad 2016).
9. Perlengkapan Sistem Perpipaan
Jaringan perpipaan air limbah selalu dilengkapi elemen pelengkap untuk
memudahkan pemeliharaan serta meningkatkan kinerja sistem pengaliran yang ada.
Oleh karena itu, penambahan bangunan pelengkap pada sistem pengolahan limbah
cair juga dapat mengurangi biaya operasional dan memperpanjang umur sistem
pengolahan limbah cair (Yanti 2019). Berikut elemen pelengkap yang lazim digunakan
pada sistem pengolahanlimbah cair, yaitu manhole, drop manhole, junction
atatransition, belokan (bend), terminal clean out, ventilasi, bangunan penggelontor
dan pompa.
Manhole merupakan salah satu bangunan pelengkap dalam penyaluran air limbah.
Manhole berfungsi sebagai tempat pemeriksaan, perbaikan dan pembersihan dari
kotoran yang mengendap dan benda yang masuk lalu tersangkut selama pengaliran.
Selain itu, manhole juga dapat mempertemukan beberapa cabang saluran. Selain
manhole, bangunan pelengkap pada Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL
lainnya adalah drop manhole. Manhole ini memiliki bentuk yang berbeda dari
manhole standar karena memiliki sebuah pipa vertikal yang menurun ke dalam pipa
drainase atau saluran air limbah. Drop manhole ini berguna untuk mempermudah
akses ke bagian bawah saluran untuk pemeliharaan dan pemeriksaan. Drop manhole
biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti beton, fiberglass, atau
bahan logam, dan dilengkapi dengan tutup yang dapat diambil dan dipasang kembali
untuk mempermudah akses.
Selanjutnya, terdapat junction dan transition. Junction merupakan bangunan
pelengkap yang berfungsi untuk menyambungkan satu atau lebih saluran pada satu
titik temu dengan saluran induk.Junction ini dilengkapi dengan manhole agar
memudahkan pemeliharaan, karena penyumbatan akibat akumulasi lumpur sering
terjadi. Sedangkan transition adalah bangunan pelengkap yang berfungsi untuk
menyambung saluran bila terjadi perubahan diameter dan kemiringan.Transition juga
dilengkapi dengan manhole (Sucipto 2013). Kemudian, terdapat terminal clean out.
Terminal clean out ini merupakan salah satu elemen pelengkap yang berfungsi sebagai
pengganti manhole yang letaknya berada pada ujung saluran terutama pipa lateral
yang pendek dengan jarak dari manhole <50 m (Pratiwi dan Purwanti 2015). Elemen
pendukung selanjutnya adalah ventilasi. Ventilasi udara dalam saluran air limbah
ditempatkan pada tutup manhole. Dengan adanya ventilasi, maka gas yang timbul dari
proses dekomposisi anaerobik limbah organik dapat dicegah (Puger 2018).

10. Penggelontoran
Penggelontoran merujuk pada tindakan membuang atau melemparkan sesuatu
dengan jumlah yang banyak atau dalam jumlah besar. Penggelontoran merupakan
penambahan air dengan debit dan kecepatan tertentu ke dalam saluran.
Penggelontoran bertujuan untuk membuat aliran dalam pipa berjalan lancar sehingga
sedimen dan kepekatan air limbah dapat dikurangi atau dihilangkan. Penggelontoran
digunakan sebagai antisipasi air limpasan yang masuk ke saluran drainase. Sistem
penggelontoran ini membutuhkan pipa hingga ke lokasi pembuangan (Kurniawan dan
Dewi 2015). Sumber air penggelontoran berasal dari air tanah, air hujan, air minum,
air sungai, danau, dan sejenisnya. Penggelontoran dilakukan jika nilai ketinggian air
minimum (d min) kurang dari 100 mm dan kecepatan minimum (v min) kurang dari
0,6 m/detik. Sistem penggelontoran membutuhkan pipa hingga ke lokasi pembuangan.

11. Bangunan Penggelontor


Penggelontoran pada dasarnya dilakukan di suatu bangunan penggelontor.
Bangunan penggelontor berfungsi membersihkan endapan/kotoran dalam saluran. Air
penggelontoran harus bersih, tidak mengandung lumpur atau pasir, dan tidak asam,
basa, atau asin. Air penggelontor alirannya tidak merusak saluran, baik karena
penggerusan maupun tenaga arus balik. Sumber air penggelontor adalah air tanah, air
hujan, air sungai (Octavianus 2017). Kecepatan pengaliran minimum adalah sebesar
0,3 m/detik agar memenuhi syarat penggelontoran dan syarat kecepatan maksimum
sebesar 6 m/detik (Hardjosuprapto 2000). Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan sistem penyaluran air, salah satunya adalah
diameter minimum sebesar 100 mm sesuai dengan standar pada Kementerian
Pekerjaan Umum. 

12. Penanaman Pipa


Jaringan perpipaan direncanakan berada di bawah permukaan tanah. Penanaman
pipa mempertimbangkan diameter dan slope pipa. Penanaman pipa disesuaikan
dengan slope saluran yang telah diperhitungkan agar air limbah dapat mengalir secara
gravitasi (Pratiwi dan Purwanti 2015). Penanaman pipa membutuhkan perencanaan
profil hidrolis yang jelas. Profil hidrolis akan merepresentasikan penampang pipa
secara keseluruhan sehingga terlihat kedalaman pipa dan kemiringan pipa.Kedalaman
galian yang harus dilakukan juga harus dihitung dengan mempertimbangkan diameter
pipa yang akan ditanam. Menurut Kurniawan dan Dewi (2015), pompa digunakan jika
kedalaman galian terlalu dalam atau kemiringan pipa lebih besar dibandingkan
kemiringan elevasi tanah.
Fungsi pompa adalah mengangkut air limbah dari tempat rendah ke tempat lebih
tinggi untuk menghindari penanaman pipa yang terlalu dalam dan memberikan
tekanan yang cukup untuk proses pengolahan. Kapasitas pompa direncanakan
berdasarkan aliran puncak air limbah, demikian pula dengan perpipaan pada rumah
pompa. Semakin besar kapasitas pompa, biaya untuk perawatan dan pengontrolan
sistem perpompaan akan semakin mahal (Analisse 2009). Pompa sentrifugal
merupakan jenis pompa yang umum digunakan untuk memompa air limbah karena
tidak mudah tersumbat. Penggunaan pompa rendam (submersible) untuk air limbah
lebih baik karena dapat mencegah terjadinya kavitasi (Kurniawan dan Dewi 2015).
13. Drainase
Drainase yang berasal dari Bahasa Inggris drainage mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air (Krisnayanti et al. 2017). Drainase
digunakan untuk membuang atau mengalirkan air (air hujan, air limbah, atau air
tanah) ke tempat pembuangan yang telah ditentukan dengan cara gravitasi atau
menggunakan sistem pemompaan. Tujuan perencanaan drainase untuk mengalirkan
genangan air sesaat yang terjadi pada musim hujan serta dapat mengalirkan air kotor
hasil buangan dari rumah tangga. Kelebihan air pada daerah perkotaan biasanya
terjadi oleh air hujan. Kapasistas infiltrasi pada daerah perkotaan sangat kecil
sehingga terjadi limpasan air sesaat setelah hujan turun.

14. Intensitas Curah Hujan


Hujan Intensitasi curah hujan ialah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam
tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurub waktu
air hujan terkonsentrasi. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung
lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan akan sangat
berpengaruh pada kestabilan tanah sebagai dasar pondasi sebuah struktur sipil (Sitepu
et al. 2017). Analisis intensitas curah hujan dapat diproses dari data curah hujan yang
telah terjadi di masa lampau (Lubis 2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi curah
hujan antara lain garis lintang, ketinggian, jarak dari sumber air, arah angin, suhu
tanah, dan luas lahan.
Intensitas hujan dapat dihitung dari hasil pengukuran alat pengukur hujan otomatis
Intensitas hujan juga dapat didekati dengan menggunakan 3 metode, yaitu metode
Talbot, Sherman, dan Ishiguro. Besarnya intensitas hujan yang dihasilkan oleh
masing-masing metode tersebut akan berbeda apabila dibandingkan dengan intensitas
hujan hasil pengukuran alat pengukur hujan otomatis. Rumus Talbot banyak
digunakan di Jepang karena mudah diterapkan. Metode Sherman cocok untuk jangka
waktu curah hujan yang lamanya lebih dari 2 jam. Rumus Ishiguro dikemukakan oleh
Dr. Ishiguro tahun 1953 (Kartin dan Jumarang 2015).

15. Curah Hujan Rencana


Curah hujan adalah tinggi atau tebalnya hujan dalam jangka waktu tertentu yang
dinyatakan dalam satuan mm. Data curah hujan yang digunakan pada uumnya untuk
suatu perencanaan drainase adalah minimal 10 tahun pengamatan yang diperoleh dari
stasiun pencatat curah hujan terdekat di lokasi perencanaan (Pania et al. 2013). Curah
hujan rencana adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk
menghitung intensitas hujan yang akan datang. Curah hujan rencana dapat dicari
dengan menggunakan metode distribusi Gumbel, Log Pearson, Probabilitas Normal,
dan Probabilitas Log Normal. Perhitungan curah hujan rancangan digunakan analisis
frekuensi. Metode pehitungan hujan rencana pada perhitungan sistem drainase
permukiman lebih banyak menggunakan metode Gumbel. Distribusi gumbel biasanya
digunakan untuk data-data nilai ekstrim, misalnya nilai ekstrim gempa, curah hujan,
banjir, atau suhu ekstrim. Metode Gumbel diambil dari analisis hasil pengamatan
curah ujan di lapangan (Jarwinda dan Badhurahman 2021).

16. Kurva Intencity Duration Frequency (IDF)


Kurva Intencity Duration Frequency Curve (IDF) menggambarkan hubungan
antara laju rata-rata hujan dan waktu. Dari kurva tersebut didapatkan diagram
intensitas hujan, lama waktu hujan, dan frekuensi. Melalui kurva ini, informasi
fundamental bagi genangan maupun perencanaan saluran drainase dapat diperoleh
(Yulius 2014).

METODOLOGI
2.1 Kriteria Perencanaan
Praktikum Teknik Pengelolaan Limbah Cair pada pertemuan minggu ke-2 ini
berfokus pada persiapan data sekunder dan perencanaan perletakan IPAL serta
penentuan jalur pipa berikut node atau manhole dalam sistem penyaluran air limbah.
Praktiikum dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Februari 2023 pukul 13.00-16.00 WIB
secara luring di ruang kelas RK B 102/103, Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Praktikum
diawali dengan pemaparan yang disampaikan oleh dosen mengenai luaran hasil yang
akan diperoleh pada praktikum di minggu ini. Kemudian, dilanjutkan dengan
pelaksanaan praktikum yang dipandu oleh asisten praktikum. Kegiatan praktikum
pada pertemuan ke-2 diisi dengan dilakukannya rekapitulasi data sekunder yang
bersumber dari data perhitungan yang telah dilakukan pada mata kuliah Teknik
Pengolahan dan Suplai Air. Dimana, data sekunder yang dibutuhkan meliputi luas
area blok pelayanan, data jumlah penduduk pada tahun 20113-2022, hasil data
proyeksi pada tahun perencanaan yakni tahun 2022, 2037, dan 2052, data total
kebutuhan air bersih baik domestik maupun non-domestik pada tahun perencanaan,
serta dilanjutkan dengan penentuan lokasi IPAL, penentuan jalur perpipaan dengan
sistem branching, penentuan node dengan jarak antar node berada dalam rentang
150-200 m, serta penentuan arah aliran. 
Pengolahan data pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel dan AutoCAD. Alur pelaksanaan praktikum ini
dapar digambarkan secara singkat dengan menggunakan skema diagram alir pada
gambar 1. 
Mulai

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Sukawati dari tahun 2022 dan tahun perencanaan
yakni 2037 dan 2052 dengan metode aritmatika, metode geometrik, metode bunga berbunga, dan
metode eksponensial

Metode proyeksi dengan standar deviasi (ST Dev) terkecil dipilih

Kebutuhan air sektor domestik dan non-domestik dittentukan

Lokasi IPAL pada peta Sukawati ditentukan

Jalur pipa air limbah dibuat dengan sistem branching

Node jalur pipa dibuat dengan jarak antar node dalam rentang 150-200 m

Jalur pipa dari setiap blok daerah pelayanan dibuat

Selesai

Gambar 1 Diagram alir perencanaan sistem penyaluran air limbah


Persamaan yang digunakan untuk melakukan proyeksi satuan non-domestik pada
tahun perencanaan dapat dilkukan dengan persamaan (1).
Ji
J t = × Pt ………………………………………………………………………...(1)
Pi

Persamaan yang digunakan untuk melakukan penentuan total kebutuhan air dapat
dilakukan dengan persamaan (2).
Total Kebutuha Air=( Qdoom +Qnon−dom ) + [ %KH × ( Qdom +Qnon−dom ) ] ..(2)

Keterangan:
Jt = Satuan non domestik tahun perencana
Ji = Satuan non doomestik tahun saat inii
Pt = Jumlah penduduk pada tahun perencanaan
Pi = Jumlah penduduk pada saat ini
Qdom = Debit kebutuhan domestik
Qnon-dom = Debit kebutuhan non domestik

2.2 Perencanaan Debit Air Limbah dan Dimensi Pipa


Praktikum Pengelolaan Limbah Cair tentang perencanaan debit air limbah
dilaksanakan pada hari kamis, 9 Februari 2023 pukul 13.00-16.00 WIB di Ruangan
RKV. Pada pertemuan ini, dibahas mengenai debit air limbah dan dimensi pipa
penyalurnya. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya modul
praktikum TPLC, data sekunder dari sistem penyediaan air bersih Kota Sukawati,
komputer, aplikasi Microsoft Word, dan Microsoft Excell. Praktikum diawali dengan
penjelasan dari dosen. Setelah itu, setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi.
Praktikum ini juga berlandaskan data dan peta kota sukawati. Praktikum minggu
ketiga dibagi menjadi 2 bahasan yaitu penentuan debit air limbah dan penentuan
dimensi pipa air limbah. Penentuan debit air limbah dimulai dengan perhitungan debit
air limbah yang didasarkan pada perhitungan debit air bersih. Setelah itu, nilai
dihitung jumlah populasi ekuivalen terlayani (PE) beserta kumulatifnya. Kemudian,
nilai debit minimum (Qmin), debit harian maksimum (Qm), debit infiltrasi permukaan
(Qs), dan debit infiltrasi saluran (QIr) agar nilai debit puncak (Qp) diperoleh. Setelah
nilai nilai debit diperoleh, dilanjutkan penentuan dimensi pipa saluran.. Adapun
langkah-langkah dalam melakukan perencanaan debit air limbah dan perencanaan
dimensi pipa air limbah dapat dilihat pada diagram alir berikut. 
Mulai

Tabel yang dibutuhkan untuk pengolahan data dibuat

Nomor node, panjang segmen, kode blok pelayanan, luas blok pelayanan, jenis
peruntukan, debit air bersih, dan debit air bersih jam puncak diambil dari data
praktikum mata kuliah TPSA

Debit air limbah domestik (Qd) dihitung dan dipilih 80% dari debit air bersih (Qab)

Gambar 2 Diagram alir perencanaan debit air limbah


Penduduk ekuivalen dihitung dan nilai PE kumulatif dimasukkan berdasarkan pola
aliran perencanaan air limbah

Debit minimum, debit harian maksimum, debit infiltrasi permukaan, debit infiltrasi
saluran, dan debit puncak dihitung berturut-turut

Selesai

Mulai

Tabel yang dibutuhkan untuk pengolahan data dibuat

Nomor node, panjang segmen, dan debit puncak dimasukkan ke tabel

Rasio ketinggian air dan diameter pipa (d/D) digunakan


Gambar 3 Diagram alir penentuan dimensi pipa air limbah
2.3 Penentuan Volume dan Debit Penggelontoran serta Penanaman Pipa
Praktikum Teknik Pengelolaan Limbah Cair berjudul “Penentuan Volume Dan
Debit Penggelontoran Serta Penanaman Pipa” dilaksanakan pada Hari Kamis, 16
Februari 2023. Praktikum dilakukan secara offline di RK B102. Praktikum diawali
dengan penjelasan materi singkat oleh dosen dan dilanjutkan dengan pengolahan data
oleh masing-masing kelompok. Adapun langkah-langkah dalam penentuan debit dan
kecepatan minimum awal dapat dilihat pada diagram alir Gambar 4, penentuan
volume dan debit penggelontoran dapat dilihat pada diagram alir Gambar 6, dan
penanaman pipa dapat dilihat pada diagram alir Gambar 7 seperti berikut.
Mulai

Data debit minimum (Qmin) dan debit full akhir (Qfull) dimasukkan dalam
tabel perhitungan

Rasio Qmin/Qfull setiap segmen pipa dihitung

Rasio Qmin/Qfull setiap segmen pipa dihitung

Rasio dmin/Dfull pada grafik design of main sewers ditentukan

Diameter pipa desain (D) dan dmin dihitung berdasarkan hasil perhitungan
dmin/Dfull

Rasio vmin/Vfull pada grafik design of main sewers ditentukan

Gambar 4 Diagram alir penentuan debit dan kecepatan minimum awal


A

Vfull dan vmin dihitung berdasarkan hasil perhitungan vmin/Vfull dan


persamaan

Perhitungan penggelontoran dilakukan karena dmin<100 mm dan vmin<0,6


m/detik

Selesai

Gambar 5 Diagram alir penentuan debit dan kecepatan minimum awal (lanjutan)
Mulai

Data jalur pipa, diameter desain dan dmin dimasukkan dalam tabel perhitungan

Nilai diameter penggelontoran (dg) diambil nilai maksimum sebesar 100 mm

Rasio Amin/Afull pada grafik design of main sewers ditentukan

Nilai Amin dan Afull dihitung berdasarkan rasio Amin/Afull dan persamaan

Rasio dg/Dfull dihitung dari nilai dg dan Dfull

Rasio Ag/Afull pada grafik design of main sewers ditentukan

A
Gambar 6 Diagram alir penentuan volume dan debit penggelontoran

Perhitungan kecepatan aliran penghantar (vw), debit penggelontoran (Qg) dan


volume penggelontoran (Vg) dihitung dengan persamaan

Selesai

Gambar 7 Diagram alir penentuan volume dan debit penggelontoran (lanjutan)

Mulai

Elevasi dasar pipa (EDS), elevasi muka air (EMA), dan kedalaman galian (KG)
dihitung

Apabila kedalaman galian (KG) terlalu dangkal, informasi penggunaan drop


manhole pada kolom keterangan diberikan

Apabila KG terlalu dalam, informasi penggunaan pompa pada kolom


keterangan diberikan

EDS, EMA, dan KG setelah mengalami modifikasi disesuaikan

Profil melintang pipa digambar pada kertas ukuran A2 menggunakan Autocad

Selesai

Gambar 8 Diagram alir penanaman pipa


Persamaan yang digunakan dalam praktikum perlengkapan sistem pipa dan
penanaman pipa dinyatakan persamaan sebagai berikut.
Kecepatan penghantar aliran
V w =V min + √ g ¿ ¿ ¿…………………………………………………(3)

Debit penggelontoran
Q g=V w ( A g− A min )………………………………………………………………(4)

Volume penggelontoran
L
V g=Qg ×( )……………………………………………………………………...(5)
Vw

Elevasi dasar saluran (EDS)


EDS (US) = ET (US) - Kedalaman asumsi awal……………………………………(6)
EDS (DS) = EDS (US) -(S x L)……………………………………………………..(7)
Elevasi muka air (EMA)
EMA (US) = EDS (US) + (d/Di × Di)………………………………………………(8)
EMA (DS) = EDS (DS) + (d/Di × Di)………………………………………………(9)
Kedalaman galian
KG (US) = ET (US) - EDS (US)…………………………………………………...(10)
KG (DS) = ET (DS) - EDS (DS)…………………………………………………...(11)

2.4 Analisis Frekuensi Kejadian dan Intensitas Hujan


Praktikum mengenai “Analisis Frekuensi Kejadian dan Intensitas Hujan”
dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Februari 2023 tepatnya pukul 13.00 – 16.00 WIB.
Praktikum dilaksanakan di RK C8D, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Praktikum ini dilakukan bertujuan menentukan intensitas hujan secara observasi,
curah hujan dengan metode gumbel, dan intensitas hujan secara empiris. Alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum ini di antaranya, data sekunder curah hujan
Desa Sukawati, aplikasi Microsoft Excel, dan Microsoft Word. Kegiatan praktikum
diawali dengan pemaparan materi oleh dosen atau asisten praktikum. Pada praktikum
ini, hujan rencana dianalisis dengna periode ulang 2, 5, dan 10 tahun dan intensitas
curah hujan observasi dianalisis. Kemudian, dilakukan analisis intensitas curah hujan
empiris dengan 3 metode perhitungan, yaitu Metode Talbot, Metode Sherman, dan
Metode Ishiguro yang kemudian ditentukan metode terbaik berdasarkan nilai standar
deviasinya. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan pada praktikum kali ini.
Mulai

Perhitungan hujan rencana dianalisis berdasarkan periode ulang 2, 5, dan 10


tahun menggunakan metode gumbel

Nilai intensitas hujan observasi periode ulang 2, 5, dan 10 tahun dihitung


menggunakan persamaan talbot, sherman, dan ishiguro

Selesai

Gambar 9 Diagram alir analisis intensitas curah hujan observasi

Mulai

Nilai intensitas curah hujan observasi pada periode ulang 2, 5, dan 10 tahun
dihitung

Dilakukan perhitungan dengan konstanta a dan b menggunakan metode


Talbot, Sherman, dan Ishiguro

Konstanta a dan b setiap metode persamaan yang telah dihitung sebelumnya


dimasukkan dan Ie dari tiap metode dihitung

Perhitungan selisih antara Iobs dan Ie pada metode Talbot, Sherman,


dan Ishiguro

Metode dengan nilai standar deviasi terkecil dipilih pada periode ulang
hujan 2, 5 dan 10 tahun dan dimasukkan pada kurva Intencity Duration
of Frequency (IDF)

Mulai

Gambar 10 Diagram alir analisis intensitas curah hujan empiris


Pada praktikum terdapat persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan di
antaranya:
Curah hujan dapat dihitung menggunakan persamaan:

(
R24 = R1 −
)( )
s . yn
sn
+
s.YT
sn
………………………………………………………(12)

Keterangan:
R24 = curah hujan (mm/hari)
R1 = rata-rata curah hujan (mm/hari)
s = standar deviasi
sn = reduksi standar deviasi berdasarkan jumlah sampel n (Tabel II.1)
yn = reduksi mean berdasarkan jumlah sampel n (Tabel I1.2)
YT = reduksi variate berdasarkan periode ulang hujan/PUH (Tabel I1.3)
Tr−1
= - ln [- In ( )]
Tr
Tr = periode ulang hujan (tahun)

Intensitas hujan observasi dapat dihitung menggunakan persamaan:


R .60
I obs = ………………………………………………………………………(13)
t
Keterangan:
R = curah hujan pada jangka waktu pendek (mm) = (A - Rz4)/(B + R24)
𝑅24 = curah hujan pada periode ulang hujan (mm)
t = periode hujan (menit)
A, B = konstanta (Tabel II.4)
60 = konversi menit ke jam
I = intensitas hujan observasi (mm/jam)

Persamaan Talbot dapat dihitung menggunakan persamaan:


a
I e= …………………………………………………………………………(14)
t +b

Persamaan Sherman dapat dihitung menggunakan persamaan:


a
I e= …………………………………………………………………………(15)
tb

Persamaan Ishiguro dapat dihitung menggunakan persamaan:


a
I e= ……………………………………………………………………….(16)
√t +b
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merencanakan jalur pipa penyaluran air limbah yang dapat
mengakomodasi seluruh blok pelayanan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Kota Sukawati memiliki luas area domestik sebesar 550.5 Ha yang terbagi
menjadi perumahan dan permukiman, sedangkan area non domestik yang terbagi atas
fasilitas transportasi, hotel, tempat ibadah, industri, perkantoran, pasar, rumah sakit,
sekolah, pertokoan, dan universitas. Oleh karena itu, perancangan jalur pipa air
limbah harus memperhatikan jumlah dari air limbah yang dihasilkan. Analisis
proyeksi penduduk dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu jumlah penduduk
berdasarkan wilayah dan tingkat kepadatan penduduk di wilayah permukiman Kota
Sukawati seperti pada Lampiran 1.1. Jumlah penduduk didapat dengan luas area
permukiman dikali dengan kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Berdasarkan
hasil perhitungan didapatkan hasil jumlah penduduk di Kota Sukawati sebesar 71.252
jiwa. Jumlah penduduk tersebut menjadi data jumlah penduduk Kota Sukawati di
tahun 2022 yang kemudian digunakan untuk perhitungan proyeksi penduduk untuk
tahun selanjutnya. Proyeksi penduduk dilakukan untuk mendapatkan prediksi jumlah
penduduk 15 dan 30 tahun ke depan yaitu tahun 2037 dan 2052.
Tabel 1 Hasil proyeksi penduduk Kota Sukawati
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahu Aritmatik Geometri Bunga- Eksponensi
n a k berbunga al

2022 71252 71252 71252 71252

2037 113773 149155 150451 149155

2052 156293 312233 317682 312232

Berdasarkan Tabel 1 yaitu hasil proyeksi penduduk Kota Sukawati dapat diketahui
data jumlah penduduk 15 tahun ke depan dan 30 tahun ke depan dengan
menggunakan 4 metode yaitu aritmatika, geometrik, bunga berbunga, dan
eksponensial. Apabila diamati, jumlah penduduk tahun ke 2037 dan 2052 dengan
menggunakan metode geometrik dan eksponensial diperoleh hasil yang sama yaitu
sebesar 149155 untuk tahun 2037 dan 312233 untuk tahun 2052. Kemudian, hasil
perhitungan keempat metode yang telah diperoleh tersebut dilakukan perbandingan
untuk menentukan metode apa yang paling tepat.

Tabel 2 perbandingan standar deviasi dengan metode proyeksi


Standar Deviasi
Bunga-
Aritmatika Geometrik Eksponensial
berbunga
719 556 630 889

Dalam Tabel 2 yaitu perbandingan standar deviasi dengan metode proyeksi. Secara
statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang semakin besar diharapkan akan
memberikan hasil yang semakin baik. Dengan sampel yang besar, rerata dan standar
deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas yang tinggi untuk menyerupai rerata
dan standar deviasi populasi. Hal ini karena jumlah sampel ada kaitannya dengan
pengujian hipotesis statistika. Meskipun sampel yang besar akan semakin baik,
sampel yang kecil bila dipilih secara acak dapat mencerminkan pula populasi dengan
akurat (Hajar 1996). Maka dari itu, dipilih nilai deviasi standar terkecil untuk
menentukan jenis proyeksi yang paling akurat. Standar deviasi terkecil dari keempat
metode tersebut diperoleh pada metode Geometrik. Maka dari itu kedua metode
tersebut menjadi metode yang lebih diutamakan untuk digunakan untuk menentukan
proyeksi penduduk Kota Sukawati. Setelah menentukan metode yang digunakan
dilanjutkan dengan menentukan kebutuhan air domestik dan non domestik Kota
Sukawati.
Perencanaan Jaringan Perpipaan Pengelolaan Air Limbah ( Sistem penyaluran air
limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau
membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan baik itu dari rumah tangga maupun
kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya menggunakan sistem saluran tertutup
dengan menggunakan pipa yang berfungsi menyalurkan air limbah tersebut ke bak
interceptor yang nantinya di salurkan ke saluran utama atau saluran drainase. Sistem
penyaluran air limbah ini pada prinsipnya terdiri dari dua macam yaitu, sistem
penyaluran terpisah dan sistem penyaluran campuran, dengan sistem penyaluran
terpisah adalah sistem yang memisahkan aliran air buangan dengan limpasan air
hujan, sedangkan sistem penyaluran tercampur menggabungkan aliran buangan dan
limpasan air hujan (Reinita 2012).
Perancangan jalur pipa air limbah harus memperhatikan jumlah dari air limbah yang
dihasilkan. Banyaknya air limbah dapat diestimasikan sebesar 80% dari air bersih yang
digunakan. Pada Tabel 3 dapat dilihat kebutuhan air bersih domestik dan non-domestik.
Proyeksi penduduk tahun 2037 dan 2052 pada table 3. Proyeksi penduduk yang digunakan
yaitu, untuk tahun 2052 agar perancangan jalur pipa dapat melayani 20 tahun mendatang.
Data kebutuhan air bersih domestic dan non-domestik tersaji pada tabel berikut.

Tabel 3 Data sekunder kebutuhan air bersih domestik dan non domestik kota sukawati
Data 2037 2052
Jumlah penduduk 149155 312233
Kebutuhan air bersih domestik (L/detik) 111,87 468,35
Kebutuhan air bersih non-domestik (L/detik) 1007 2108
Penelitian ini terkait pengaliran limbah cair Kota Sukawati hingga ke IPAL
dengan direncanakan adanya 54 node. Node tersebut diambil dengan jarak antara 150
– 200 meter. Panjang segmen realisasi yaitu antara 63,25 m hingga 195,5 m
berdasarkan perhitungan dengan skala peta Node tersebut bukan manhole, tetapi
merupakan titik pemisahan pipa menjadi beberapa segmen. Node tersebut memiliki
fungsinya masing-masing sesuai dengan daerah pelayanan. Node-node tersebut akan
mengalirkan air limbah ke IPAL. IPAL terletak pada elevasi lebih rendah dari
perpipaan dan node sistem pengaliran air limbah. Peta Kota Sukawati dengan node
yang telah direncanakan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Node dan arah aliran IPAL pada peta Kota Sukawati

Saluran tersebut tidak berbentuk loop karena bukan difungsikan untuk


mengakomodasi kebutuhan air penduduk, namun hanya digunakan untuk pengaliran
air limbah domestik maupun non-domestik ke unit IPAL yang sudah ditentukan
letaknya di elevasi rendah pada Kota Banyuasih. Kemudian ditentukan arah aliran
limbah dengan menggambar panah pada pipa-pipa yang sudah dibuat menuju ke
IPAL yang berada di daerah selatan. Perancangan jalur pipa ini mengusahakan air
limbah dapat dialirkan dengan sistem gravitasi. Elevasi sangat berpengaruh pada
proses sistem pengaliran gravitasi. Hal ini mempertimbangkan syarat-syarat dan
elevasi guna mencegah kemacetan aliran pada pipa pngaliran air limbah (Sabouni
2011).
Sistem Pengelolaan Air Limbah memerlukan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pada perencanaan sistem penyaluran air limbah diutamakan menggunakan
sistem gravitasi yang dimana memanfaatkan kontur dalam perencanaannya. Hal ini
menyebabkan konfigurasi pipa yang akan dipasang menyesuikan dengan kontur yang
ada di daerah tersebut. Konfigurasi tersebut dimaksudkan agar sitem aliran yang
mengandalkan kontur daerah dapat meminimalisir terjadinya endapan sedimentasi
yang dialirkan. Penentuan lokasi IPAL dapat dilihat pada lampiran (3) gambar ().
Lokasi IPAL dipilih dengan pertimbangan daerah yang dekat dengan badan air dan
memiliki nilai kontur terendah dari keseluruhan kontur yang ada. Dari hasil tersebut
didapatkan total 53 node dengan pertimbangan setiap segmen pipa memiliki panjang
diantara 150-200 m, hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya endapan yang
tertinggal di dalam pipa.
Penggunaan air bersih oleh masyarakat menjadi dasar atau sumber adanya air
limbah pada suatu wilayah. Air limbah masyarakat tersebut tentu memiliki besaran
debit, dimana jumlah debit air limbah yang dihasilkan pasti berbanding lurus dengan
kebutuhan air masyarakat. Semakin banyak air yang dibutuhkan, maka debit air
limbah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Besarnya air limbah yang
dihasilkan berjumlah 60-80% dari kebutuhan air suatu wilayah. Perencanaan sistem
jaringan perpipaan air limbah di Kota Sukawati mengasumsikan kebutuhan air limbah
sebesar 80% dari kebutuhan air, dimana kebutuhan air terbagi menjadi kebutuhan air
domestik dan non domestik. Debit air limbah domestik terbesar berada pada blok
pelayanan D1 sebesar 36,70 L/detik dan pada debit air limbah non domestik terbesar
berada pada tempat ibadah sebesar 608,62 L/detik, dimana hal ini dipengaruhi oleh
tingkat kepadatan penduduk, luas lahan, dan juga jenis kegiatan.
     Perhitungan debit air limbah diperoleh nilai debit minimum yang digunakan
untuk ketercapaian flooting depth dan pengendalian endapan pada saluran. Data pada
perhitungan debit air limbah yang utama untuk dijadikan dasar perencanaan tahap
selanjutnya adalah debit puncak. Debit puncak dipengaruhi oleh besarnya debit harian
maksimum dan debit inflitrasi, dimana debit inflitrasi terbagi menjadi infiltrasi
permukaan dan infiltrasi saluran. Besarnya debit harian maksimum tiap segmen
dipengaruhi juga oleh besarnya faktor harian maksimum. Nilai faktor harian
maksimum yang digunakan adalah nilai terbesar dari perhitungan dengan
menggunakan empat metode yaitu Babbit, Harmon, Ten-States Standards, dan
Federov, dimana sebagian besar nilai faktor harian maksimum terbesar pada setiap
segmen dihasilkan dari perhitungan dengan metode Babbit. Sedangkan, debit
infiltrasi dihitung untuk memperkirakan besarnya air limpasan yang masuk melalui
celah pipa atau rembesan. 
Salah satu perencanaan yang penting dalam membuat sistem adalah penentuan
dimensi pipa air. Perhitungan terkait diameter pipa dalam penyaluran air limbah
membutuhkan data debit minimum dan debit full limbah terkait. Rasio debit
minimum dan debit full yang diperoleh digunakan untuk menentukan nilai rasio
diameter minimum dan diameter full pada pipa dengan menggunakan grafik design of
main sewers. Berdasarkan tabel X desain dimensi pipa limbah berada pada rentan 200
-300 mm. Diameter pipa terbesar terdapat pada aliran pipa dari node 11-15 yang
merupakan segmen pipa terakhir sebelum air limbah dialirkan ke IPAL. Selain itu,
kemiringan pipa pada tanah yang diperoleh mayoritas memenuhi ketentuan dari
kemiringan pipa minimum. Beberapa segmen pipa memiliki nilai kemiringan pipa
sama dengan 0. Hal tersebut dikarenakan node pada segmen pipa tersebut memiliki
nilai elevasi yang sama. Di sisi lain, kecepatan puncak yang diperoleh setiap segmen
pipa berada pada rentang 0,69-2,71 m/det.
Hasil perencanaan debit dan kecepatan minimum awal dapat dilihat pada
Lampiran Tabel (..) dalam perhitungan penentuan debit dan kecepatan minimum
awal, rasio antara debit minimum dengan debit full serta kecepatan minimum dengan
kecepatan full diperoleh dengan melakukan pembacaan pada grafik design main of
sewers. Berdasarkan data yang didapatkan semakin hilir rasio Qmin/Qfull pada
perhitungan awal akan semakin meningkat. Hal ini berhubungan EDS, EMA, dan KG
setelah mengalami modifikasi disesuaikan profil melintang pipa digambar pada kertas
ukuran A3 menggunakan autocad dengan dengan diameter minimum yang didapatkan
dari pembacaan grafik design main of sewers.
Data rasio dmin/Dfull digunakan dalam menentukan kecepatan minimum dimana
dari 1-52 segmen pipa terdapat 17 segmen pipa yang memerlukan penggelontoran.
Penggelontoran bertujuan untuk membuat aliran dalam pipa berjalan sehingga
sedimen dan kepekatan air limbah dapat dikurangi atau dihilangkan (Kurniawan dan
Dewi 2015 2015). Penggelontoran dilakukan dengan penambahan air dengan debit
dan kecepatan tertentu ke dalam saluran agar tidak terjadi pembusukan bahan
organik, penggerusan pipa, dan kedalaman berenang tercapai. Penggelontoran akan
membuat aliran dalam pipa berjalan dengan lancar untuk menghilangkan sedimen dan
mengurangi kepekatan dari air limbah itu sendiri (Gambiro 2012). Segmen pipa yang
tidak memerlukan gelontor dikarenakan diameter minimum sudah melebihi 100 mm
dan kecepatan minimum sudah lebih dari 0,6 m/detik. 17 Segmen pipa lainnya masih
dibawah syarat sehingga memerlukan penggelontoran.
Nilai elevasi tanah (ET) yang diperoleh nilainya bervariasi yang dipengaruhi oleh
pemetaan jalur pipa pada peta kontur kawasan. Elevasi tanah cenderung diusahakan
menurun dikarenakan pengaliran air limbah menggunakan sistem gravitasi yang
mengandalkan perbedaan elevasi. Hal tersebut dilakukan agar biaya dan head dari
perencanaan pengolahan air limbah (IPAL) dapat digunakan secara optimal.
Sedangkan untuk perletakan manhole dilakukan berdasarkan perubahan arah aliran
(berupa belokan, bend, pertemuan saluran, junction), perubahan diameter pipa,
perubahan kemiringan (slope) pipa, dan pada jarak tertentu berdasarkan kesepakatan.
Jarak antar manhole diatur oleh Departemen Pekerjaan Umum. Dalam perencanaan
jaringan perpipaan distribusi air limbah di Kota Sukawati, terdapat 2 buah manhole
yang diletekkan berdasarkan ketentuan di atas. Jenis manhole yang direncanakan
tidak terdapat jenis drop manhole. Menurut Herwindo (2018), drop manhole biasanya
digunakan pada sistem drainase perkotaan di daerah berbukit, dan topografi dapat
mempengaruhi peningkatan kecepatan aliran.
Kedalaman galian diperlukan untuk melakukan penanaman pipa. Kedalam galian
didasarkan pada nilai elevasi dasar saluran dan elevasi tanah baik pada upstream dan
downstream. Selisih antara upstream dan downstream merupakan beda elevasi. Slope
pipa tidak dipengaruhi secara dominan oleh elevasi tanah pada upstream dan
downstream karena slope akan dipengaruhi oleh panjang pipa. Kedalaman galian
pada upstream dan downstream di setiap jalur pipa memiliki nilai yang berbeda-beda.
Nilai kedalaman galian ini akan berpengaruh terhadap kegiatan cut and fill yang
harus dilakukan. Pelaksanaan cut and fill perlu memperhatikan beberapa parameter
yang harus dites. Pengetesan terhadap mutu, jenis, dan karakteristik tanah harus
dilakukan untuk melaksanakan cut and fill. Hasil pengetesan dapat diketahui tanah
tersebut dapat digunakan atau tidak. Jika tanah pada lokasi cut tidak dapat diberikan
pada lokasi fill, maka tanah tersebut harus dibuang ke tempat pembuangan tanah
(landfill) (Sudjaja dan Santoso 2018).
Setelah dilakukan penanaman pipa, selanjutnya dilakukan perencanaan sistem
drainase pada perkotaan. Dapat diketahui bahwa seluruh air hujan yang jatuh ke tanah
atau perkerasan jalan menjadi air limbah. Drainase diperlukan untuk mengalirkan air
dari suatu kawasan yang berasal dari air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi
genangan yang berlebihan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis curah hujan
untuk mendesain saluran drainase. Analisis dilakukan dengan data hidrologi berupa
curah hujan tahunan maksimum selama 21 tahun terakhir, yaitu tahun 2002-2022.
Lalu digunakan distribusi Gumbel sebagai metode perhitungan hujan rencana pada
perhitungan sistem drainase. Data curah hujan untuk Kota Sukawati dapat dilihat
pada Tabel (…).

Tabel (..) Data curah hujan tahunan maksimum Kota Sukawati


Curah
Tahun hujan
(mm/hari)
2001 106,0
2002 104,0
2003 144,0
2004 150,0
2005 98,0
2006 115,0
2007 157,0
2008 150,0
2009 136,0
2010 119,0
2011 164,0
2012 124,0
2013 120,0
2014 97,0
2015 157,0
2016 117,0
2017 136,0
2018 122,0
2019 126,0
2020 141,0

2021 118,0

2022 121
R1 128,3

Analisis curah hujan rencana dilakukan dengan metode Gumbel. Pada hasil
perhitungan, didapatkan standar deviasi (s) sebesar 19,59 lalu untuk reduksi standar
deviasi (sn) untuk jumlah data N sebanyak 21 yaitu 1,0754 dan reduksi mean (yn)
untuk jumlah n sebanyak 21 yaitu 0,5268 Kemudian dihitung curah hujan rencana
untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 50 tahun dengan menggunakan reduksi variate (Yt)
seperti pada Lampiran Tabel (..).

Selanjutnya diperlukan analisis intensitas hujan untuk durasi hujan yang berbeda-
beda. Intensitas hujan yang dihitung menggunakan data curah hujan jangka pendek,
yaitu berkisar antara 1-59 menit. Lalu, hubungan antara laju rata-rata hujan dan waktu
disajikan dalam Intencity Duration Frequency Curve (IDF) untuk variasi Periode
Ulang Hujan (PUH) 2, 5, 10 tahun. Intensitas curah hujan observasi terlebih dahulu
dilakukan perhitungan dimana hasil perhitungan intensitas curah hujan observasi
(Iobs) PUH 2, 5, 10 tahun dapat dilihat pada Tabel (..) dan secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran Tabel (..) hingga Tabel (..).

Kemudian, untuk mengetahui metode terbaik dalam menentukan nilai intensitas


curah hujan empiris, dilakukan perhitungan menggunakan persamaan Talbot,
Sherman, dan Ishiguro. Kemudian, dicari nilai a dan b masing-masing metode agar
dapat diketahui intensitas curah hujan empiris masing-masing metode. Metode
terbaik dipilih berdasarkan nilai standar deviasi terkecil. Metode terpilih yaitu metode
Ishiguro dengan standar deviasi PUH 2 tahun sebesar 1,240 ; PUH 5 tahun sebesar
2,489 ; PUH 10 tahun sebesar 2,101 dan PUH 20 tahun sebesar 1,948. Hasil
perhitungan intensitas curah hujan empiris dengan metode Ishiguro selanjutnya
diplotkan dalam Kurva IDF yaitu dapat dilihat pada Gambar (…). Perhitungan
intensitas curah hujan empiris secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Tabel (…)
hingga Tabel (…).
350

300 PUH 2

Intensitas hujan (mm/jam)


Tahun
250 PUH 5
Tahun
200

150

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)

Gambar (…) Kurva Intencity Duration Frequency Curve


Daftar Pustaka
Analisse. 2009. Cost of sewage pumping system. International Journal Engine
Technology.243(2):265-272.
Adieotomo S, Samosir OB. 2010. Dasar-Dasar Demografi Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat
Arsyaad M. 2016. Perencanaan sistem perpipaan air limbah kawasan pemukiman
penduduk. Jurnal Ilmiah Media Engineering. 6(1): 406-412.
Bancin R, Ahyaningsih F. 2016. Proyeksi jumlah penduduk dan analisis factor pada
variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk Kabupaten Dairi.
Jurnal KARISMATIKA. 2(1): 80-87.
Gambiro H. 2012. Pengelolaan Limbah Cair Volume VI. Jakarta (ID): Universitas
Mercu Buana.
Hajar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.
Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.
Hartati, Indrawati, Sitepu R, Tamba N. 2020. Metode geometri, metode aritmatika
dan metode eksponensial untuk memproyeksikan penduduk provinsi Sumatera
Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sains Matematika Informatika dan
Aplikasinya IV. 4(4):7–18.
Hherwindo W, Rahmandani D. 2018. Kajian rancangan irigasi pipa sistem gravitasi.
Jurnal Irigasi. 8(2): 126-137.
Jarwinda, Badhurahman A. 2021. Analsis curah hujan rencana dengan menggunakan
distribusi Gumbel untuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Journal of
Science, Techonology, and Virtual Culture. 1(1): 51-54.
Kartin A, Jumarang MI. 2015. Kesesuaian persamaan pola intensitas curah hujan
sebagai fungsi dari durasi hujan di Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak.
PRISMA FISIKA. 3(2): 51-55.
Khaliq A. 2015. Analisis sistem pengolahan air limbah pada Kelurahan Kelayan Luar
Kawasan IPAL Pekapuran Raya PD PAL Kota Banjarmasin. JURNAL POROS
TEKNIK. 7(1): 1-53.
Krisnayanti DS, Hunggurami E, Dhima-Wea KN. 2017. Perencanaan drainase kota
Seba. Jurnal Teknik Sipil. 6(1): 89-102
Kurniawan A, Dewi NA. 2015. Perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik
Kota Bogor menggunakan air hujan untuk debit penggelontoran. Jurnal
Manusia dan Lingkungan. 22(1):39.
Lubis F. 2016. Analisa frekuensi curah hujan terhadap kemampuan drainase
pemukiman di kecamatan Kandis. Jurnal Teknik Sipil Siklus. 2(1): 34-46.
Lufira RD, Suhardjono, Marsudi S. 2012. Optimasi dan simulasi system penyediaan
jaringan air bersih di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Jurnal
Pengairan. 3(1): 6-14.
Pratiwi RS, Purwanti IF. 2015. Perencanaan sistem penyaluran air rlimbah domestic
di Kelurahan Keputih Surabaya. Jurnal Teknik ITS. 4(1):; 40-44.
Puger IG. 2018. Sampah organik, kompos, pemanasan global, dan penanaman
aglaonema di pekaranggan. Agricultural Journal. 1(2): 127-136.
Reinita AA, Eddy SS. 2012. Perencanaan sistem penyaluran air limbah dengan sistem
open sewer untuk saluran Kalidami Surabaya. Jurnal Teknik POMITS. 1(1): 1-6.
Sabouni R. 2011. Circular precast concrete manhole: experimental investigation.
Journal of Civil Engineering. 38: 319-330.
Sianturi NM, Saragih DS. 2020. Evaluasi pembangunan drainase ringroad pangururan
tomok sta 32+ sampai dengan sta 38+ 000 di Kabupaten Samosir. Jurnal
Sainteksipil. 1(1): 30-37.
Sitepu F, Selintung M, Harianto T. 2017. Pengaruh intensitas curah hujan dan
kemiringan lereng terhadap erosi yang berpotensi longsor. Jurnal Penelitian
Enjiniring. 21(1): 23-27.
Sucipto P. 2013. Sistem penyaluran air limbah rumah tangga di kawasan komplek
perumahan anugerah lestari (studi kasus) [skripsi]. Medan: Universittas Medan
Area.
Sudjaja G, Santoso IIB. 2018. Optimasi pendistribusian tanah dengan menggunakan
metode linear programming. Jurnal Mitra Teknik Sipil. 1(1): 92-101.
Wulandari P. 2014. Perencanaan pengolahan air limbah sistem terpusat (studi kasus di
perumahan PT. Pertamina unit pelayanan III Plaju – Sumatera Selatan). Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan. 2(2): 499-509.
Yanti NF. 2019. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah rumah sakit (studi kasus
rumah sakit umum daerah arifin achmad Pekanbaru) [skripsi]. Riau: Universitas
Islam Riau.
Yulius E. 2014. Analisa curah hujan dalam membuat kurva intencity duration
frequency (IDF) pada DAS Bekasi. Jurnal BENTANG. 2(1): 1-8.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi data sekunder sistem penyediaan air bersih Kota Sukawati

Tabel 1 Luas area blok pelayanan Kota Sukawati


Total Jumlah
Detil Luas Luas Kepadatan
Kode Luas Penduduk
Kode (Ha) (km )
2
(jiwa/km2)
Blok (jiwa)
A1 5,70 0,06 594,34
A2 3,90 0,04 406,65
A3 16,50 0,17 1720,46
A4 3,60 0,04 375,37
A5 4,10 0,04 427,51
A6 24,60 0,25 2565,04
A 2,15 10427,00
A7 21,20 0,21 2210,52
A8 26,80 0,27 2794,44
A9 35,80 0,36 3732,87
A10 36,20 0,36 3774,57
A11 17,50 0,18 1824,73
A12 19,30 0,19 2012,41
B1 12,70 0,13 1392,30
B3 6,60 0,07 723,56
B4 19,80 0,20 2170,67
B 0,68 10963,00
B5 5,60 0,06 613,93
B6 15,20 0,15 1666,38
B7 7,70 0,08 844,15
C1 24,30 0,24 3577,20
C2 14,30 0,14 2105,10
C3 6,40 0,06 942,14
C 0,68 14721,00
C4 5,20 0,05 765,49
C6 8,80 0,09 1295,45
C7 8,50 0,09 1251,29
D1 30,00 0,30 5582,70
D 0,83 18609,00
D2 19,40 0,19 3610,15
D3 6,90 0,07 1284,02
D4 10,90 0,11 2028,38
D5 6,50 0,07 1209,59
D6 9,00 0,09 1674,81
E1 2,70 0,03 372,98
E2 1,90 0,02 262,47
E3 1,40 0,01 193,40
E4 8,20 0,08 1132,75
E5 3,60 0,04 497,30
E6 2,10 0,02 290,09
E7 5,10 0,05 704,51
E8 2,00 0,02 276,28
E9 3,60 0,04 497,30
E E11 0,90 0,01 0,87 13814,00 124,33
E12 1,80 0,02 248,65
E14 10,80 0,11 1491,91
E15 26,50 0,27 3660,71
E16 1,90 0,02 262,47
E17 10,60 0,11 1464,28
E18 0,80 0,01 110,51
E19 1,40 0,01 193,40
E20 0,60 0,01 82,88
E21 1,40 0,01 193,40
F1 3,10 0,03 412,30
F2 4,00 0,04 532,00
F3 5,50 0,06 731,50
F4 8,80 0,09 1170,40
F 0,30 13300,00
F5 1,40 0,01 186,20
F6 1,70 0,02 226,10
F7 1,20 0,01 159,60
F8 4,50 0,05 598,50
Total   550,50       71252
Tabel 2 Data proyeksi tahun 2022, 2037, dan 2052

Tahun 2037 Tahun 2052


Jumla
Lokas
Pra-sarana h Pemakaian Konsum Pemakaian Konsum
i
(2022) Jumlah (L/jiwa/har si Jumlah (L/jiwa/har si
i) (L/detik) i) (L/detik)
FT1 3500 7327 10 0,85 15337,21 10,00 1,78
219103,0
Fasilitas FT2 50000 104667 50 60,57 50,00 126,80
6
Transportasi
219103,0
FT3 50000 104667 10 12,11 10,00 25,36
6
Hotel H1 830 1737 150 3,02 3637,11 150,00 6,31
I1 2000 4187 3000 145,37 8764,12 3000,00 304,31
I2 2000 4187 3000 145,37 8764,12 3000,00 304,31
Tempat I3 3000 6280 1950 141,74 13146,18 1950,00 296,70
Ibadah I4 3000 6280 1950 141,74 13146,18 1950,00 296,70
I5 3000 6280 1950 141,74 13146,18 1950,00 296,70
I6 3000 6280 1950 141,74 13146,18 1950,00 296,70
ID1 3,1 6 0,75 0,00 13,58 0,75 0,00
ID2 1,6 3 0,75 0,00 7,01 0,75 0,00
ID3 1 2 0,75 0,00 4,38 0,75 0,00
ID4 1,9 4 0,75 0,00 8,33 0,75 0,00
ID5 1,2 3 0,75 0,00 5,26 0,75 0,00
ID6 1,7 4 0,75 0,00 7,45 0,75 0,00
ID7 4,8 10 0,75 0,00 21,03 0,75 0,00
ID8 1,9 4 0,75 0,00 8,33 0,75 0,00
ID9 2,1 4 0,75 0,00 9,20 0,75 0,00
Industri
ID10 1,6 3 0,75 0,00 7,01 0,75 0,00
ID11 0,4 1 0,75 0,00 1,75 0,75 0,00
ID12 0,4 1 0,75 0,00 1,75 0,75 0,00
ID14 0,6 1 0,75 0,00 2,63 0,75 0,00
ID15 1,4 3 0,75 0,00 6,13 0,75 0,00
ID16 2 4 0,75 0,00 8,76 0,75 0,00
ID17 1 2 0,75 0,00 4,38 0,75 0,00
ID18 2,3 5 0,75 0,00 10,08 0,75 0,00
ID19 0,5 1 0,75 0,00 2,19 0,75 0,00
K1 240 502 10 0,06 1051,69 10,00 0,12
Perkantoran
K2 115 241 10 0,03 503,94 10,00 0,06
K3 240 502 10 0,06 1051,69 10,00 0,12
K4 580 1214 10 0,14 2541,60 10,00 0,29
K5 490 1026 10 0,12 2147,21 10,00 0,25
K6 485 1015 10 0,12 2125,30 10,00 0,25
K7 575 1204 10 0,14 2519,69 10,00 0,29
K8 575 1204 10 0,14 2519,69 10,00 0,29
K9 360 754 10 0,09 1577,54 10,00 0,18
K10 115 241 10 0,03 503,94 10,00 0,06
K11 1320 2763 10 0,32 5784,32 10,00 0,67
K12 325 680 10 0,08 1424,17 10,00 0,16
K13 240 502 10 0,06 1051,69 10,00 0,12
T18 6,7 14 9000 1,46 29,36 9000,00 3,06
Pasar T36 1 2 9000 0,22 4,38 9000,00 0,46
T37 1 2 9000 0,22 4,38 9000,00 0,46
R1 3130 6552 200 15,17 13715,85 200,00 31,75
R2 4280 8959 200 20,74 18755,22 200,00 43,41
R3 260 544 200 1,26 1139,34 200,00 2,64
Rumah Sakit
R4 880 1842 200 4,26 3856,21 200,00 8,93
R5 125 262 200 0,61 547,76 200,00 1,27
R6 80 167 200 0,39 350,56 200,00 0,81
S3 3630 7599 10 0,88 15906,88 10,00 1,84
S4 1480 3098 10 0,36 6485,45 10,00 0,75
S5 2250 4710 10 0,55 9859,64 10,00 1,14
S6 2560 5359 10 0,62 11218,08 10,00 1,30
S7 2555 5348 10 0,62 11196,17 10,00 1,30
S8 3330 6971 10 0,81 14592,26 10,00 1,69
S9 2730 5715 10 0,66 11963,03 10,00 1,38
S10 1630 3412 10 0,39 7142,76 10,00 0,83
S11 1480 3098 10 0,36 6485,45 10,00 0,75
Sekolah S12 2030 4249 10 0,49 8895,58 10,00 1,03
S13 1630 3412 10 0,39 7142,76 10,00 0,83
S14 1430 2993 10 0,35 6266,35 10,00 0,73
S15 1480 3098 10 0,36 6485,45 10,00 0,75
S16 1540 3224 10 0,37 6748,37 10,00 0,78
S17 1540 3224 10 0,37 6748,37 10,00 0,78
S18 1355 2836 10 0,33 5937,69 10,00 0,69
S19 1380 2889 10 0,33 6047,24 10,00 0,70
S20 1500 3140 10 0,36 6573,09 10,00 0,76
S21 1480 3098 10 0,36 6485,45 10,00 0,75
S22 1230 2575 10 0,30 5389,94 10,00 0,62
S23 1480 3098 10 0,36 6485,45 10,00 0,75
T1 2,3 5 100 0,01 10,08 100,00 0,01
T2 17,9 37 100 0,04 78,44 100,00 0,09
T3 1,8 4 100 0,00 7,89 100,00 0,01
T4 0,6 1 100 0,00 2,63 100,00 0,00
T5 1,5 3 100 0,00 6,57 100,00 0,01
T6 1,6 3 100 0,00 7,01 100,00 0,01
T7 2,7 6 100 0,01 11,83 100,00 0,01
T8 2,2 5 100 0,01 9,64 100,00 0,01
T9 0,3 1 100 0,00 1,31 100,00 0,00
T10 0,3 1 100 0,00 1,31 100,00 0,00
T11 1,1 2 100 0,00 4,82 100,00 0,01
T12 4,7 10 100 0,01 20,60 100,00 0,02
T13 2,1 4 100 0,01 9,20 100,00 0,01
T14 5,4 11 100 0,01 23,66 100,00 0,03
T15 2,6 5 100 0,01 11,39 100,00 0,01
T16 1 2 100 0,00 4,38 100,00 0,01
T17 2,2 5 100 0,01 9,64 100,00 0,01
T19 5,2 11 100 0,01 22,79 100,00 0,03
Pertokoan T20 2,2 5 100 0,01 9,64 100,00 0,01
T21 2,1 4 100 0,01 9,20 100,00 0,01
T22 0,6 1 100 0,00 2,63 100,00 0,00
T23 0,6 1 100 0,00 2,63 100,00 0,00
T24 1,3 3 100 0,00 5,70 100,00 0,01
T26 2,1 4 100 0,01 9,20 100,00 0,01
T27 1,4 3 100 0,00 6,13 100,00 0,01
T28 0,8 2 100 0,00 3,51 100,00 0,00
T29 0,9 2 100 0,00 3,94 100,00 0,00
T30 2,4 5 100 0,01 10,52 100,00 0,01
T31 1,3 3 100 0,00 5,70 100,00 0,01
T32 1,7 4 100 0,00 7,45 100,00 0,01
T39 0,4 1 100 0,00 1,75 100,00 0,00
T40 1,1 2 100 0,00 4,82 100,00 0,01
T41 1,3 3 100 0,00 5,70 100,00 0,01
T42 0,5 1 100 0,00 2,19 100,00 0,00
T43 2,4 5 100 0,01 10,52 100,00 0,01
T44 3,4 7 100 0,01 14,90 100,00 0,02
T45 1 2 100 0,00 4,38 100,00 0,01
T46 3,6 8 100 0,01 15,78 100,00 0,02
T47 3,1 6 100 0,01 13,58 100,00 0,02
T48 2,1 4 100 0,01 9,20 100,00 0,01
T49 2,7 6 100 0,01 11,83 100,00 0,01
T50 1,7 4 100 0,00 7,45 100,00 0,01
T51 2,4 5 100 0,01 10,52 100,00 0,01
T52 0,7 1 100 0,00 3,07 100,00 0,00
T53 1,5 3 100 0,00 6,57 100,00 0,01
245395,4
U1 56000 117227 10 13,57 10,00 28,40
Universitas 3
U2 14500 30353 10 3,51 63539,89 10,00 7,35

Tabel 3 Kebutuhan air domestik Kota Sukawati pada tahun perencanaan 2037
Luas Penduduk
Lokas %pelayana Q domestik
No Wilayah terlayani
i n (L/detik)
(Ha) (jiwa)
1 A1 6 1120 0,75 0,93
2 A2 4 766 0,51 0,64
3 A3 17 3241 2,17 2,70
4 A4 4 707 0,47 0,59
5 A5 4 805 0,54 0,67
6 A6 25 4833 3,24 4,03
7 A7 21 4165 2,79 3,47
8 A8 27 5265 3,53 4,39
9 A9 36 7033 4,72 5,86
10 A10 36 7111 4,77 5,93
11 A11 18 3438 2,30 2,86
12 A12 19 3791 2,54 3,16
13 B1 13 2623 1,76 2,19
14 B3 7 1363 0,91 1,14
15 B4 20 4090 2,74 3,41
16 B5 6 1157 0,78 0,96
17 B6 15 3139 2,10 2,62
18 B7 8 1590 1,07 1,33
19 C1 24 6739 4,52 5,62
20 C2 14 3966 2,66 3,31
21 C3 6 1775 1,19 1,48
22 C4 5 1442 0,97 1,20
23 C6 9 2441 1,64 2,03
24 C7 9 2357 1,58 1,96
25 D1 30 10518 7,05 8,76
26 D2 19 6802 4,56 5,67
27 D3 7 2419 1,62 2,02
28 D4 11 3821 2,56 3,18
29 D5 7 2279 1,53 1,90
30 D6 9 3155 2,12 2,63
31 E1 3 703 0,47 0,59
32 E2 2 494 0,33 0,41
33 E3 1 364 0,24 0,30
34 E4 8 2134 1,43 1,78
35 E5 4 937 0,63 0,78
36 E6 2 547 0,37 0,46
37 E7 5 1327 0,89 1,11
38 E8 2 521 0,35 0,43
39 E9 4 937 0,63 0,78
40 E11 1 234 0,16 0,20
41 E12 2 468 0,31 0,39
42 E14 11 2811 1,88 2,34
43 E15 27 6897 4,62 5,75
44 E16 2 494 0,33 0,41
45 E17 11 2759 1,85 2,30
46 E18 1 208 0,14 0,17
47 E19 1 364 0,24 0,30
48 E20 1 156 0,10 0,13
49 E21 1 364 0,24 0,30
50 F1 3 777 0,52 0,65
51 F2 4 1002 0,67 0,84
52 F3 6 1378 0,92 1,15
53 F4 9 2205 1,48 1,84
54 F5 1 351 0,24 0,29
55 F6 2 426 0,29 0,35
56 F7 1 301 0,20 0,25
57 F8 5 1128 0,76 0,94
Total 134240 90,00 111,87
Tabel 3 Kebutuhan air domestik Kota Sukawati pada tahun perencanaan 2052
Luas Penduduk Q
No Lokasi Wilayah terlayani %pelayanan domestik
(Ha) (jiwa) (L/detik)
1 A1 6 2344 0,75 1,95
2 A2 4 1604 0,51 1,34
3 A3 17 6785 2,17 5,65
4 A4 4 1480 0,47 1,23
5 A5 4 1686 0,54 1,41
6 A6 25 10116 3,24 8,43
7 A7 21 8718 2,79 7,26
8 A8 27 11021 3,53 9,18
9 A9 36 14722 4,72 12,27
10 A10 36 14886 4,77 12,41
11 A11 18 7196 2,30 6,00
12 A12 19 7937 2,54 6,61
13 B1 13 5491 1,76 4,58
14 B3 7 2854 0,91 2,38
15 B4 20 8561 2,74 7,13
16 B5 6 2421 0,78 2,02
17 B6 15 6572 2,10 5,48
18 B7 8 3329 1,07 2,77
19 C1 24 14108 4,52 11,76
20 C2 14 8302 2,66 6,92
21 C3 6 3716 1,19 3,10
22 C4 5 3019 0,97 2,52
23 C6 9 5109 1,64 4,26
24 C7 9 4935 1,58 4,11
25 D1 30 22017 7,05 18,35
26 D2 19 14238 4,56 11,86
27 D3 7 5064 1,62 4,22
28 D4 11 8000 2,56 6,67
29 D5 7 4770 1,53 3,98
30 D6 9 6605 2,12 5,50
31 E1 3 1471 0,47 1,23
32 E2 2 1035 0,33 0,86
33 E3 1 763 0,24 0,64
34 E4 8 4467 1,43 3,72
35 E5 4 1961 0,63 1,63
36 E6 2 1144 0,37 0,95
37 E7 5 2779 0,89 2,32
38 E8 2 1090 0,35 0,91
39 E9 4 1961 0,63 1,63
40 E11 1 490 0,16 0,41
41 E12 2 981 0,31 0,82
42 E14 11 5884 1,88 4,90
43 E15 27 14437 4,62 12,03
44 E16 2 1035 0,33 0,86
45 E17 11 5775 1,85 4,81
46 E18 1 436 0,14 0,36
47 E19 1 763 0,24 0,64
48 E20 1 327 0,10 0,27
49 E21 1 763 0,24 0,64
50 F1 3 1626 0,52 1,36
51 F2 4 2098 0,67 1,75
52 F3 6 2885 0,92 2,40
53 F4 9 4616 1,48 3,85
54 F5 1 734 0,24 0,61
55 F6 2 892 0,29 0,74
56 F7 1 629 0,20 0,52
57 F8 5 2360 0,76 1,97
Total 281009 90,00 234,17
Tabel 4 Debit rencana limbah
Debit
Debit air
air limba PE
PE
limba h kumul Qmin Qmd
Debit (jiw
Nom Pendu h kumul atif (L/detik) (L/detik) Qp
air a)
Jal or duk (L/det atif (jiwa) peak
bersih
ur seg Jalur Panjang Blok terlaya Debit bersih ik) (L/det (L/det
(L/det
men pipa segmen pelayanan ni (L/detik) ik) Qinf (L/detik) ik)
ik)
Lu Debit
Akt as Jenis jam
           
D K ual Ko (h Peruntu Kehilan punc
ari e (m) de a) kan gan air ak Qs Qlr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
S2 1,56 10,90 0,05 1,89003
1 1 2 185 2 0,3 Sekolah 0,62 0,156 0 1,248 5 6 0223
T4 Pertoko 0,01 0,00
0
5 1,0 an 0,01 0,001 3 0,010 0
78,6489 2,18100 0,3
T1 Pertoko 0,02 0,00 0,489 81,20
0 3599 0622 7
7 2,2 an 0,01 0,003 8 0,022 1
Blok
12,0
E1 10, pelayan 0,43 0
31
7 6 an 5775 4,81 1,203 9,625 1
1 Blok
12,2 10,2930
E1 10, pelayan 44,77 0,43
58 6986
2 2 3 200 4 8 an 5884 4,90 1,226 9,806 4 9 243,450 8,95473 252,8
2,007 0,4
Blok 2917 213 1
30,0
E1 26, pelayan 24,06 1,07 0
78
5 5 an 14437 12,03 3,008 2 8
T4 Pertoko 0,03 46,29 0,00 10,7153
3 3 4 200 3 2,4 an 0,01 0,003 0 0,024 9 1 5926 250,064 9,25985 259,7
2,075 0,4
S2 1,87 0,06 1936 343 2
0
        3 0,6 Sekolah   0,75 0,188 7 1,501   7
2 T1 Pertoko 0,06 258,9 0,00 84,5481
4 4 5 200 2 4,7 an   0,02 0,006 0 0,048 14 2 6848
RS 6,59 0,23 11,60 991,097 51,7827 1043,
0,4
R3 0,7 Bersalin 2,64 0,659 3 5,275 6 4 7461 7682 28
FT 126,8 316, 253,5 11,3
2 3,0 Stasiun 0 31,699 989 92 65
Perkant 0,30 346,1 0,01 15,51 119,787 1250,22 69,2270 0,3 1319,
5 5 6 178 K1 0,5 oran 0,12 0,030 4 0,243 35 1 3 8569 7025 5044 56 81
T4 Pertoko 0,03 0,00
7 1,3 an 0,02 0,004 9 0,031 1
Perkant 0,14 0,00
K2 0,2 oran 0,06 0,015 6 0,117 5
R2 9,4 Rumah 43,41 10,854 108, 86,83 3,89
sakit 537 0 1
ID 0,00 0,00
15 1,4 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
Perkant 0,45 358,5 0,01 124,943
6 6 7 192 K9 0,8 oran 0,18 0,046 6 0,365 06 6 3156
T1 Pertoko 0,01 0,00
16,06 1285,84 71,7011 0,3 1357,
1 1,1 an 0,01 0,001 4 0,011 1
7 6232 3339 84 93
Blok
14,9
A1 17, pelayan 11,99 0,53  
93
        1 5 an 7196 6,00 1,499 4   8
Pertoko 0,02 20,43 0,00 4,01548
7 7 8 200 T1 2,3 an   0,01 0,003 9 0,023 4 1 9542
Blok
21,0 129,978 4,08677 134,4
24, pelayan 16,86 0,75 0,916 0,4
75 8485 3619 7
A6 6 an 10116 8,43 2,108 0 6
FT Termina 4,43 0,15
1 8,6 l 1,78 0,444 8 3,550 9
ID 0,00 21,77 0,00 4,33332
8 8 9 173 1 3,1 Industri 0,00 0,000 0 0,000 3 0 5667 136,750 4,35461 0,3 141,4
3 0,976
K1 Kantor 1,67 0,06 1795 3417 46 5
1 3,1 Pemda 0,67 0,167 4 1,339 0
1 Pertoko 0,01 639,7 0,00 250,330
9 9 0 157 T5 1,5 an 0,01 0,002 9 0,015 29 1 0246
296,7 741, 593,4 26,5
28,67 2043,56 127,945 0,3 2171,
I5 0,3 Masjid 0 74,176 755 04 94
0 7468 7753 14 83
Blok
30,6
35, pelayan 24,53 1,10  
71
        A9 8 an 14722 12,27 3,067 6   0
Blok
22,9 21,2914
1 26, pelayan 18,36 82,04 0,82
60 6524
10 10 1 189 A8 8 an 11021 9,18 2,296 8 9 3
395,230 16,4097 0,3 412,0
4 79,3 63,49 2,84 3,677
7431 9379 78 2
R1 8,8 RSUD 31,75 7,937 74 9 6
17, Pertoko 0,22 0,00
 
        T2 9 an   0,09 0,023 7 0,182   8
Blok
3,34 18,8669
1 pelayan 156,2 0,12
1 8662
11 11 2 154 A2 3,9 an 1604 1,34 0,334 2,673 35 0
364,626 14,8371 0,3 379,7
5 52, Univers 71,0 56,80 2,54 3,325
9069 5442 08 7
U1 7 itas 28,40 7,101 06 4 6
11, Univers 18,3 14,70 0,65
 
        U2 5 itas   7,35 1,839 85 8   9
6 1 0,00 0,00 0,3
0 0 0,32
12 13 2 158 -         0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 0 16
Blok 0,126 26,5813 0,56203 0,3 27,44
3,51 0,37136
1 pelayan 0,12 8526 2898
3 0653
13 14 3 150 A5 4,1 an 1686 1,41 0,351 2,810 2,810 6
ID 1,6 Industri 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00
2 0 0
1 0,00 0,00 0,37136 26,5813 0,56203
0,3 27,44
14 15 4 150 - 0,000 0 0,000 2,810 0 0,126 0653 8526 2898
1 0,00 0,00 0,37136 26,5813 0,56203
0,3 27,44
15 16 5 150 - 0,000 0 0,000 2,810 0 0,126 0653 8526 2898
1 ID 0,00 0,00 1,21894
16 17 6 196 5 1,2 Industri 0,00 0,000 0 0,000 7,566 0 7033
ID 0,00 0,00
58,7088 1,51327 0,3
6 1,7 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0 0,339 60,61
5027 9658 92
Blok
5,94
pelayan 0,21
5
B3 6,6 an 2854 2,38 0,595 4,756 3
1 T1 Pertoko 0,00 21,83 0,00 4,34880
17 18 7 166 0 0,3 an 0,00 0,000 4 0,003 8 0 1223
Blok
17,8 137,075 4,36756 0,3 141,7
19, pelayan 14,26 0,63 0,979
35 5689 9216 32 8
B4 8 an 8561 7,13 1,784 8 9
ID 0,00 0,00
7 4,8 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
Blok
5,04 5,33018
1 pelayan 25,87 0,18
4 0474 156,991 5,17467 0,3 162,4
18 19 8 152 B5 5,6 an 2421 2,02 0,504 4,035 3 1 1,160
0744 9149 04 7
ID 0,00 0,00
8 1,9 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
Blok
13,6 248,476
1 15, pelayan 10,95 635,7 0,49
92 645
19 20 9 155 B6 2 an 6572 5,48 1,369 3 79 1
Blok 28,49 2033,46 127,155 0,3 2160,
6,93
pelayan 0,24 3 8279 8887 1 93
6
B7 7,7 an 3329 2,77 0,694 5,549 9
296,7 741, 593,4 26,5
 
        I4 0,5 Masjid   0 74,176 755 04   94
Blok
45,8 14,6862
2 30, pelayan 36,69 60,20 1,64
69 354
20 21 0 200 D1 0 an 22017 18,35 4,587 6 9 5 308,546 12,0417 320,9
7 2,698 0,4
Blok 5366 767 9
29,3
24, pelayan 23,51 1,05  
92
        C1 3 an 14108 11,76 2,939 3   4
8 Blok 1,051 145,120 4,69029 0,3 150,1
10,5 4,73719
2 pelayan 23,45 0,37 2547 0744 66 8
50 7805
21 22 1 183 D3 6,9 an 5064 4,22 1,055 8,440 1 8
Blok
10,2
pelayan 0,36
81
C7 8,5 an 4935 4,11 1,028 8,225 9
ID 0,00 0,00
16 2,0 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
C4 5,2 Blok 3019 2,52 0,629 6,29 5,032 0,22
pelayan
0
an 6
Perkant 0,73 0,02
K4 1,3 oran 0,29 0,074 5 0,588 6
Perkant 0,72 0,02
K8 1,3 oran 0,29 0,073 9 0,583 6
Perkant 0,72 0,02
K7 1,3 oran 0,29 0,073 9 0,583 6
2 T5 Pertoko 0,02 39,96 0,00 8,98198
22 23 2 189 0 1,7 an 0,01 0,002 2 0,017 8 1 8345
T5 Pertoko 0,00 0,00
2 0,7 an 0,00 0,001 9 0,007 0
Blok
9,93
pelayan 0,35 222,311 7,99359 0,3 230,6
8 1,791
D5 6,5 an 4770 3,98 0,994 7,951 6 5417 6791 78 8
Blok
10,6
pelayan 0,38
44
C6 8,8 an 5109 4,26 1,064 8,515 2
T1 Pertoko 0,03 0,00
5 2,6 an 0,01 0,003 3 0,026 1
2 T5 Pertoko 0,03 40,04 0,00 9,00336
23 24 3 150 1 2,4 an 0,01 0,003 0 0,024 7 1 228
ID 0,00 0,00 222,664 8,00944 230,9
1,795 0,3
10 1,6 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0 0835 5246 7
T1 Pertoko 0,06 0,00
4 5,4 an 0,03 0,007 8 0,055 2
2 T4 Pertoko 0,01 46,54 0,00 10,7845
24 25 4 150 0 1,1 an 0,01 0,001 4 0,011 8 1 403
T3 Pertoko 0,00 0,00
8 an 0,000 0 0,000 0
S1 1,75 0,06
9 0,4 Sekolah 0,70 0,175 0 1,400 3
T3 Pertoko 0,00 0,00
9 2,7 an 0,00 0,001 5 0,004 0 251,139 9,30964 260,7
2,086 0,3
Blok 3566 6629 5
4,37
pelayan 0,15
1
F2 4,0 an 2098 1,75 0,437 3,497 7
Perkant 0,45 0,01
K9 0,8 oran 0,18 0,046 6 0,365 6
Blok
1,53
pelayan 0,05
0
F5 1,4 an 734 0,61 0,153 1,224 5
Blok 2,466 287,136 11,0065 0,4 298,5
1,31 13,1844
2 pelayan 55,03 0,04 9046 4448 4
1 7961
25 26 5 200 F7 1,2 an 629 0,52 0,131 1,049 3 7
T4 1,3 Pertoko 0,01 0,002 0,01 0,013 0,00
1 an 6 1
T2 Pertoko 0,00 0,00
5 an 0,000 0 0,000 0
T2 Pertoko 0,01 0,00
4 1,3 an 0,01 0,002 6 0,013 1
ID 0,00 0,00
12 0,4 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
S1 1,95 0,07
7 0,7 Sekolah 0,78 0,195 3 1,562 0
Blok
2,38
pelayan 0,08
4
E6 2,1 an 1144 0,95 0,238 1,907 5
Blok
4,91
pelayan 0,17
7
F8 4,5 an 2360 1,97 0,492 3,934 6
T2 Pertoko 0,00 0,00
3 0,6 an 0,00 0,001 8 0,006 0
Blok
4,08 15,9267
2 pelayan 64,41 0,14
6 7671
26 27 6 150 E9 3,6 an 1961 1,63 0,409 3,269 8 6
T3 Pertoko 0,00 0,00
325,685 12,8836 338,8
5 an 0,000 0 0,000 0 2,887 0,3
8922 3487 7
T1 Pertoko 7,64 0,27
8 6,7 an 3,06 0,765 6 6,117 4
T3 Pertoko 0,00 0,00
4 an 0,000 0 0,000 0
Blok
5,78 19,0584
2 pelayan 74,81 0,20
9 5777
27 28 7 150 E7 5,1 an 2779 2,32 0,579 4,631 3 8
T1 Pertoko 0,06 0,00
9 5,2 an 0,03 0,007 6 0,053 2
T2 Pertoko 0,02 0,00
0 2,2 an 0,01 0,003 8 0,022 1
T2 Pertoko 0,02 0,00
367,089 14,9625 382,3
1 2,1 an 0,01 0,003 8 0,022 1 3,353 0,3
6911 2746 5
Poliklin 3,17 0,11
R5 0,4 ik 1,27 0,317 0 2,536 4
S2 1,87 0,06
1 0,5 Sekolah 0,75 0,188 7 1,501 7
T2 Pertoko 0,00 0,00
2 0,6 an 0,00 0,001 8 0,006 0
2,02 0,07
R6 0,2 Sekolah 0,81 0,203 9 1,623 3
Blok 6,620 632,602 29,5429 0,3 662,4
2,15 43,1147
2 E1 pelayan 147,7 0,07 9448 4163 08 5
7 9101
28 29 8 154 6 1,9 an 1035 0,86 0,216 1,725 15 7
E1 0,8 Blok 436 0,36 0,091 0,90 0,726 0,03
8 pelayan 8 3
an
Blok
1,58
E2 pelayan 0,05
9
1 1,4 an 763 0,64 0,159 1,271 7
Perkant 0,62 0,02
K5 1,1 oran 0,25 0,062 1 0,497 2
Blok
2,27
pelayan 0,08
0
E8 2,0 an 1090 0,91 0,227 1,816 1
T2 Pertoko 0,01 0,00
7 1,4 an 0,01 0,002 8 0,014 1
S2 1,90 0,06
0 0,5 Sekolah 0,76 0,190 2 1,522 8
T3 Pertoko 0,02 0,00
2 1,7 an 0,01 0,002 2 0,017 1
K1 Perkant 0,14 0,00
0 0,2 oran 0,06 0,015 6 0,117 5
3,24 0,11
S1 Sekolah 1,30 0,324 0 2,592 6
S1 1,75 0,06
9 0,4 Sekolah 0,70 0,175 0 1,400 3
Blok
2,15
pelayan 0,07
7
E2 1,9 an 1035 0,86 0,216 1,725 7
T4 Pertoko 0,03 0,00
9 2,7 an 0,01 0,003 4 0,027 1
T2 Pertoko 0,01 0,00
9 0,9 an 0,00 0,001 1 0,009 0
FT 63,3 50,71 2,27
3 9,0 Stasiun 25,36 6,340 98 8 3
Blok
9,30
pelayan 0,33
7
E4 8,2 an 4467 3,72 0,931 7,446 4
Blok
1,58
pelayan 0,05
9
E3 1,4 an 763 0,64 0,159 1,271 7
T2 Pertoko 0,01 0,00
 
        8 0,8 an   0,00 0,001 0 0,008   0
9 0,00 0,00
0 0 0,3 0,30
29 30 7 150 -         0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 0
3 0,00 0,00
0 0 0,4 0,40
30 31 0 200 - 0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 0
Blok 1,393 181,795 6,21612 0,4 188,4
16,5 6,64210
3 A1 19, pelayan 13,22 31,08 0,59 9505 8464 1
35 5646
31 32 1 200 2 3 an 7937 6,61 1,653 8 1 3
R4 2,3 RSUD 8,93 2,232 22,3 17,85 0,80
16 3 0
ID 0,00 0,00
19 0,5 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
1 Pertoko 0,00 31,10 0,00 6,64834
32 33 0 193 T4 0,6 an 0,00 0,001 8 0,006 5 0 9273 181,909 6,22099 0,3 188,5
1,394
Pertoko 0,02 0,00 859 7421 86 2
 
        T3 1,8 an   0,01 0,002 3 0,018   1
Blok
18,1 3,49744
3 21, pelayan 14,53 18,21 0,65
62 2385 118,544 3,64242 0,3 122,5
33 34 3 195 A7 2 an 8718 7,26 1,816 0 2 1 0,816
315 5179 9 8
4,60 0,16
10
S3 4,5 Sekolah 1,84 0,460 3 3,682 5
Blok
14,1 174,459 5,90416 0,3 180,6
3 16, pelayan 11,30 29,52 0,50 6,24413
36 7001 6918 24 9
34 35 4 162 A3 5 an 6785 5,65 1,414 9 1 7 1,323 313
1 0,00 0,00
0 0 0,3 0,30
35 36 1 150 -         0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 0
11 Blok
4,88 34,5967 0,78132
3 pelayan 0,17 0,55141 0,3 35,68
3 5447 8964
36 37 6 150 A1 5,7 an 2344 1,95 0,488 3,907 3,907 5 0,175 9996
1 ID 0,00 0,00 3,33348 0,01148 3,49956
0,3 0,31
37 38 4 150 18 2,3 Industri   0,00 0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 E-06 0988 E-05
Blok
11,4 2,36452
3 12, pelayan 13,14 0,41
40 7953
38 39 8 154 B1 7 an 5491 4,58 1,144 9,152 3 0
Blok
3,08
pelayan 0,11 91,3152 2,62856 0,3
4 0,589 94,25
A4 3,6 an 1480 1,23 0,308 2,467 1 5174 5938 08
Pertoko 0,02 0,00
T8 2,2 an 0,01 0,003 8 0,022 1
1,87 0,06
S4 0,6 Sekolah 0,75 0,188 7 1,501 7
12 Blok
31,0 9,06771
3 A1 36, pelayan 24,81 40,28 1,11
13 7861
39 40 9 193 0 2 an 14886 12,41 3,101 1 6 2
2,85 0,10
S5 1,6 Sekolah 1,14 0,285 3 2,282 2
ID 0,00 0,00
223,723 8,05712 0,3 232,1
3 1,0 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0 1,805
8846 6166 86 7
ID 0,00 0,00
17 1,0 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
Pertoko 0,02 0,00
T8 2,2 an 0,01 0,003 8 0,022 1
Pertoko 0,03 0,00
 
        T7 2,7 an   0,01 0,003 4 0,027   1
13 2 0,00 0,00 0,1
0 0 0,15
40 41 0 77 -         0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 0 54
41 42 4 186 ID 2,1 Industri 0,00 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 2,98874 0,01067 3,19525 0,3 0,38
1 9 0 0 E-06 5111 E-05 72
4 ID 0,00 0,00 6,47585 0,01787 6,0862E-
0,3 0,32
42 43 2 150 4 1,9 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 E-06 4956 05
4 0,00 0,00 6,47585 0,01787 6,0862E- 0,1
0,17
43 44 3 78 0,000 0 0,000 0,000 0 0,000 E-06 4956 05 56
4 T4 Pertoko 0,04 19,09 0,00 3,70277
44 45 4 178 6 2,7 an 0,02 0,005 6 0,037 9 2 6144
3,24 0,11
S6 2,6 Sekolah 1,30 0,325 6 2,597 6
Blok
17,2
14, pelayan 13,83 0,62
96
C2 3 an 8302 6,92 1,730 7 0
123,139 3,81977 0,3 127,3
ID 0,00 0,00 0,856
8604 7323 56 2
11 0,4 Industri 0,00 0,000 0 0,000 0
T1 Pertoko 0,01 0,00
6 1,0 an 0,01 0,001 3 0,010 0
3,24 0,11
S7 2,5 Sekolah 1,30 0,324 0 2,592 6
T1 Pertoko 0,03 0,00
 
        5 2,6 an   0,01 0,003 3 0,026   1
14 T1 Pertoko 0,02 599,6 0,00 231,615
45 46 4 150 3 2,1 an   0,01 0,003 7 0,021 18 1 4814
Blok
7,74 26,87 1940,40 119,923 2060,
pelayan 0,27 0,3
1 3 3617 6447 63
C3 6,4 an 3716 3,10 0,774 6,193 8
296,7 741, 593,4 26,5
I5 0,3 Masjid 0 74,176 755 04 94
4 T4 Pertoko 0,02 610,6 0,00 236,722
46 47 6 200 8 2,1 an 0,01 0,003 7 0,021 15 1 1156
K1 Perkant 0,41 0,01
2 0,7 oran 0,16 0,041 2 0,330 5
T4 Pertoko 0,00 0,00
2 0,5 an 0,00 0,001 6 0,005 0
S1 1,87 0,06
27,36 1968,82 122,123 2091,
5 0,6 Sekolah 0,75 0,188 7 1,501 7 0,4
6 1038 0175 34
Blok
6,01
pelayan 0,21
0
F3 5,5 an 2885 2,40 0,601 4,808 5
3,46 0,12
S9 2,7 Sekolah 1,38 0,346 2 2,769 4
S1 1,95 0,07
6 0,7 Sekolah 0,78 0,195 3 1,562 0
Blok 28,53 2036,03 127,356 0,3 2163,
3,38 248,947
4 pelayan 636,7 0,12 9 8434 8151 64 76
8 8783
47 48 7 182 F1 3,1 an 1626 1,36 0,339 2,710 84 1
S1 0,5 Sekolah 0,73 0,181 1,81 1,451 0,06
4 3 5
T2 Pertoko 0,02 0,00
6 2,1 an 0,01 0,003 7 0,021 1
S1 1,87 0,06
1 0,6 Sekolah 0,75 0,188 7 1,501 7
S1 2,57 0,09
2 1,4 Sekolah 1,03 0,257 4 2,059 2
S1 2,06 0,07
3 0,8 Sekolah 0,83 0,207 7 1,653 4
Blok
9,61
pelayan 0,34
6
F4 8,8 an 2885 3,85 0,962 7,693 5
Blok
2,04
E1 pelayan 0,07
3
2 1,8 an 981 0,82 0,204 1,634 3
Blok
9,30
pelayan 0,33
7
E4 8,2 an 4467 3,72 0,931 7,446 4
Blok
0,68 550,715
4 E2 pelayan 1234, 0,02
1 3415
48 49 8 160 0 0,6 an 327 0,27 0,068 0,545 074 4
T3 Pertoko 0,03 0,00
0 2,4 an 0,01 0,003 0 0,024 1
296,7 741, 593,4 26,5
I3 0,4 Masjid 0 74,176 755 04 94
T3 Pertoko 0,01 0,00
1 1,3 an 0,01 0,002 6 0,013 1
55,30 3456,72 246,814 0,3 3703,
Blok
0,00 7 7428 7695 2 86
E1 pelayan 0,00
0
0 an 0,000 0,000 0
0,00 0,00
S8 4,2 Sekolah 0,000 0 0,000 0
T4 Pertoko 0,04 0,00
4 3,4 an 0,02 0,004 3 0,034 2
Blok
4,08
pelayan 0,14
6
E5 3,6 an 1961 1,63 0,409 3,269 6
2 0,00 1234, 0,00 55,30 550,715 3456,72 246,814 0,1 3703,
49 50 1 92 -         0,000 0 0,000 074 0 7 3415 7428 7695 84 73
15 Blok
29,6 146,496 4,74596 0,3 151,5
5 19, pelayan 23,73 23,73 1,06 4,80475
62 6821 4232 46 9
50 51 0 173 D2 4 an 14238 11,86 2,966 0 0 3 1,063 3973
Blok 2,154 257,691 9,61424 0,3 267,7
13,7 11,2093
5 pelayan 11,00 48,07 0,49 7086 7129 92 0
61 425
51 51 2 196 D6 9,0 an 6605 5,50 1,376 9 1 3
D4 10, Blok 8000 6,67 1,667 16,6 13,33 0,59
9 pelayan 66 3 8
an
5 Musholl 304,3 760, 608,6 658,5 27,2 259,185
52 53 2 195 I1 0,1 a 1 76,077 775 20 32 76 0789
T3 Pertoko 1,14 0,04
7 1,0 an 0,46 0,114 1 0,913 1
T5 Pertoko 0,01 0,00
29,51 2091,47 131,706 0,3 2223,
3 1,5 an 0,01 0,002 9 0,015 1
3 9841 3847 9 58
Blok
0,00
pelayan 0,00
0
D7 an 0,000 0,000 0
T3 Pertoko 1,14 0,04
 
        6 1,0 an   0,46 0,114 1 0,913   1
22,31
3

Tabel 5 Dimensi pipa air limbah


Jal Elev P Qp d Q Qful Vf D (m) R Kemiringan Vful Qful V V
ur asi an (m / p/ l ull ( pipa (Slope) l l p/ p
pi (m) ja 3/d D Qf awa aw m (m/ akhi Vf (m
n
g
se
g
m al
l r
pa en (m /d
eti (m3 m deti (m3/
A ull /d ull eti
k) /deti ) k) deti
kt eti k)
k) k)
ua k) H D St
D D l it e M a
a a ( u s ini n
r Kr K m n ai Tan m d
i e i e ) g n ah al ar
1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 14 15 6 17 18 19 20
0,
0, 0, 0,01 0, 0 1,42
0,0
1 1 1 0 1, 0,07 0, 3 0 081 00 0 241 0,10
8
0 0 8 , 02 921 3 0 7 081 18 1 598 058 1, 1,
1 2 5 3 5 8 5 945 1 2 5 1 4 9 3 513 16 65
0, 0,
1 0,24 0, 0 0, 0 1,04 0,05
0,2
1 0 2 0 1, 663 0, 2 6 00 0 915 152
5
0 0, 0 , 02 904 5 5 2 0,00 39 2 734 111 1, 1,
2 3 2 5 0 8 5 8 1 6 5 75 3 5 2 9 16 22
0,
0,25 0, 0, 0 0,90 0,02
0,2
1 9 2 0 1, 338 0, 2 0, 00 0 413 841
6
0 8, 0 , 02 931 4 0 0 0,00 40 3 638 571 1, 1,
3 4 0 5 0 8 5 4 2 0 5 75 0 3 9 5 16 05
0,
1,01 0, 0, 0 1,05 0,03
1,0
1 1 2 0 1, 783 0, 2 0, 01 0 017 300
4
0 0 0 , 02 414 8 0 0 01 3 656 554 1, 1,
4 5 0 0 0 8 5 6 2 0 5 0 2 3 5 9 16 22
0,
1 1,28 0, 0,00 0, 0 1,13
1,3
1 0 1 0 1, 761 0, 2 0, 842 01 0 579 0,03
2
0 6, 7 , 02 958 9 0 0 696 18 3 296 569 1, 1,
5 6 8 5 8 8 5 6 2 1 5 6 4 3 7 635 16 32
0,
1,32 0, 0, 0 0,03
1,3
1 1 1 0 1, 480 0, 2 0, 01 0 1,14 603
6
1 1 9 , 02 975 9 0 0 20 3 662 676 1, 1,
6 7 0 0 2 8 5 6 2 2 5 0 6 3 434 5 16 33
7 8 1 1 2 0,1 0 1, 0,13 3 0, 0, 0, 0,00 0, 0, 0,61 0,03 1, 0,
1 0 0 3 , 02 118 2 2 0 075 00 0 556 022 16 71
0 9, 0 8 5 597 4 5 6 25 0 293 853
8 2 2
5 3 5 8 5 2 7
0, 0,
0,13 0, 0 0,01 0, 0 1,30 0,06
0,1
1 1 1 0 1, 800 0, 2 6 156 00 0 257 396
4
0 0 7 , 02 077 2 5 2 069 26 2 260 561 1, 1,
8 9 5 3 3 8 5 4 3 4 5 4 7 5 1 9 16 51
0,
2,11 0, 0, 0, 0 1,75 0,12
2,1
1 1 1 0 1, 885 1, 3 0 01 0 710 425
7
1 0 0 5 , 02 584 6 0 7 65 1 599 249 1, 2,
9 0 0 0 7 8 5 7 1 4 5 0 0 9 4 5 16 04
1 0, 0,
0 1 0,40 0, 0 0,01 0, 0 1,52
0,4
9 0 1 0 1, 196 0, 2 6 587 00 0 629 0,07
1
1 1 , 6, 8 , 02 930 7 5 2 301 54 2 934 495 1, 1,
0 1 5 5 9 8 5 4 1 2 5 6 5 5 5 22 16 77
0,
0 0,
0,
0,3 0,37 9 0, 0 1,14 0,12
3
1 1 1 8 0 1, 050 0, 3 00 0 017 597
8
1 1 0 0 5 , 02 932 6 7 51 2 246 887 1, 1,
1 2 0 0 4 8 5 8 1 9 5 0 6 5 2 7 16 32
0,
0,00 0, 0, 0,02 0, 0 2,03 0,14
0,0
1 9 1 0 1, 030 0, 3 0 215 00 0 611 398
0
1 1 0 8, 5 , 02 829 0 0 7 189 00 2 811 263 1, 2,
3 2 2 5 8 8 5 3 1 2 5 9 5 5 9 8 16 36
0,
9 0,02 0, 0, 0, 0 0,68
0,0
7 8 1 0 1, 677 0, 3 0 00 0 401 0,04
3
1 1 , 8, 5 , 02 406 1 0 7 08 2 794 836 1, 0,
4 3 5 5 0 8 5 6 1 8 5 0,06 9 5 3 984 16 79
1 0,
0 1 0,02 0, 0, 0,02 0, 0 2,23 0,15
0,0
5 0 1 0 1, 677 0, 3 0 666 00 0 399 797
3
1 1 , 1, 5 , 02 406 1 0 7 666 08 2 324 523 1, 2,
5 4 5 5 0 8 5 6 1 8 5 7 9 5 8 7 16 59
0, 0,
0,02 0, 0 0, 0 0,60 0,02
0,0
1 1 1 0 1, 677 0, 2 6 00 0 573 974
3
1 1 0 0 5 , 02 406 1 5 2 08 2 127 573 1, 0,
6 5 0 0 0 8 5 6 1 8 5 0 9 5 4 2 16 70
0, 0,
0,05 0, 0 0, 0 0,60 0,02
0,0
1 0 1, 913 0, 2 6 00 0 573 974
6
1 1 9 9 9 , 02 573 2 5 2 15 2 127 573 1, 0,
7 6 5 5 6 8 5 7 1 7 5 0 2 5 4 2 16 70
0, 0,
0,13 0, 0 0, 0 0,62
0,1
1 0 1, 831 0, 2 6 00 0 652 0,03
4
1 1 9 9 6 , 02 720 4 5 2 26 2 066 076 1, 0,
8 7 5 5 6 8 5 8 1 2 5 0 7 5 1 664 16 73
0, 0,
0,15 0, 0 0, 0 0,65
0,1
1 0 1, 850 0, 2 6 00 0 563 0,03
6
1 1 9 9 5 , 02 707 3 5 2 29 2 109 219 1, 0,
9 8 0 0 2 8 5 7 2 2 5 0 3 5 8 617 16 76
0, 0,
2,10 0, 0 0, 0 1,55 0,07
2,1
1 0 1, 822 1, 2 6 01 0 339 628
6
2 1 9 9 5 , 02 845 1 5 2 64 2 731 290 1, 1,
0 9 0 0 5 8 5 6 2 6 5 0 4 5 3 4 16 80
0,
8 0, 0, 0, 0 1,93 0,13
0,3
8 8 2 0 1, 0,31 0, 3 0 00 0 469 681
2
2 2 , 4, 0 , 02 315 4 0 7 46 1 490 056 1, 2,
1 0 5 5 0 8 5 933 2 5 5 0,02 1 9 4 8 16 24
0, 0,
0,14 0, 0 0, 0 0,63 0,03
0,1
1 0 1, 651 0, 2 6 00 0 865 136
5
2 2 9 9 8 , 02 370 3 5 2 27 2 954 274 1, 0,
2 1 5 5 3 8 5 3 2 1 5 0 8 5 5 6 16 74
0, 0,
0, 0 0, 0 0,73 0,03
0,2
1 0 1, 0,22 0, 2 6 00 0 689 618
3
2 2 9 9 8 , 02 505 3 5 2 37 2 790 695 1, 0,
3 2 0 0 9 8 5 672 2 8 5 0 0 5 4 1 16 85
0, 0,
0,22 0, 0 0, 0 0,73 0,03
0,2
1 0 1, 534 0, 2 6 00 0 720 620
3
2 2 9 9 5 , 02 002 5 5 2 37 2 698 212 1, 0,
4 3 0 0 0 8 5 8 1 4 5 0 0 5 4 9 16 86
0, 0,
0,25 0, 0 0, 0 0,76 0,03
0,2
1 0 1, 438 0, 2 6 00 0 761 769
6
2 2 9 9 5 , 02 927 5 5 2 40 2 406 533 1, 0,
5 4 0 0 0 8 5 1 1 7 5 0 1 5 4 3 16 89
0, 0,
0,29 0, 0 0, 0 0,80 0,03
0,3
2 0 1, 126 0, 2 6 00 0 304 943
0
2 2 9 9 0 , 02 190 6 5 2 43 2 130 506 1, 0,
6 5 0 0 0 8 5 2 1 1 5 0 9 5 9 4 16 93
2 2 9 9 1 0,3 0 1, 0,33 1 0, 0, 0, 0 0, 0, 0,83 0,04 1, 0,
7 6 0 0 5 4 , 02 060 6 2 0 00 0 768 113 16 97
0 8 5 441 5 5 6 47 0 269 620
2 2
7 5 8 5 3 4
0, 0,
0,37 0, 0 0, 0 0,04
0,3
1 0 1, 302 0, 2 6 00 0 0,87 282
8
2 2 9 9 5 , 02 655 6 5 2 51 2 208 538 1, 1,
8 7 0 0 0 8 5 5 1 9 5 0 8 5 05 2 16 01
0, 0,
0,64 0, 0 0, 0 1,04 0,05
0,6
1 0 1, 629 0, 2 6 00 0 741 143
6
2 2 9 9 5 , 02 647 6 5 2 74 2 933 577 1, 1,
9 8 5 5 4 8 5 5 2 4 5 0 8 5 9 1 16 22
1 0,
0 0,00 0, 0,06 0, 0 2,33 0,07
0,0
8 9 1 0 1, 029 0, 2 0, 666 00 0 447 336
0
3 , 8, 5 , 02 268 0 0 0 666 00 3 011 906 1, 2,
0 7 5 5 0 8 5 3 2 1 5 7 4 3 9 1 16 71
0,
0,00 0, 0, 0 0,59 0,01
0,0
2 0 1, 039 0, 2 0, 00 0 973 884
0
3 3 8 8 0 , 02 024 0 0 0 00 3 623 885 1, 0,
1 0 5 5 0 8 5 4 2 2 5 0 5 3 3 3 16 70
0,
0,18 0, 0, 0 0,59 0,01
0,1
2 0 1, 381 0, 2 0, 00 0 973 884
9
3 3 8 8 0 , 02 666 4 0 0 32 3 623 885 1, 0,
2 1 5 5 0 8 5 2 1 8 5 0 3 3 3 3 16 70
0,
0,18 0, 0, 0 0,59 0,01
0,1
1 1 1 0 1, 391 0, 2 0, 00 0 973 884
9
3 1 1 1 9 , 02 888 4 0 0 32 3 623 885 1, 0,
3 0 0 0 3 8 5 4 1 8 5 0 3 3 3 3 16 70
0, 0,
0,11 0, 0 0, 0 0,60 0,02
0,1
1 0 1, 958 0, 2 6 00 0 573 974
2
3 3 9 9 9 , 02 706 3 5 2 24 2 127 573 1, 0,
4 3 0 0 5 8 5 4 1 9 5 0 3 5 4 2 16 70
0, 0,
0,17 0, 0 0, 0 0,67 0,03
0,1
1 0 1, 628 0, 2 6 00 0 927 335
8
3 3 9 9 6 , 02 084 4 5 2 31 2 406 720 1, 0,
5 4 0 0 2 8 5 6 1 7 5 0 4 5 7 9 16 79
0, 0,
9 0,00 0, 0 0,02 0, 0 1,85 0,09
0,0
8 1 0 1, 029 0, 2 6 333 00 0 053 087
0
3 1 , 9 5 , 02 268 0 5 2 333 00 2 960 471 1, 2,
6 1 5 5 0 8 5 3 1 2 5 3 4 5 9 3 16 15
3 3 8 8 1 0,0 0 1, 0,03 3 0, 0, 0, 0,01 0, 0, 1,39 0,06 1, 1,
0 0
9 480 2 6 333 00 0 887 869
4
, 7, 5 , 02 788 1 5 2 333 10 2 645 482
7 6 5 5 0 8 5 6 2 5 3 7 5 6 6 16 62
0, 0,
0,00 0, 0 0, 0 0,60 0,02
0,0
1 1 1 0 1, 030 0, 2 6 00 0 573 974
0
3 1 0 0 5 , 02 391 0 5 2 00 2 127 573 1, 0,
8 4 0 0 0 8 5 8 3 1 5 0 5 5 4 2 16 70
0, 0,
0,09 0, 0 0, 0 0,60 0,02
0,0
1 1 1 0 1, 195 0, 2 6 00 0 573 974
9
3 3 0 0 5 , 02 299 2 5 2 20 2 127 573 1, 0,
9 8 0 0 4 8 5 3 3 0 5 0 4 5 4 2 16 70
0, 0,
0,22 0, 0 0, 0 0,73 0,03
0,2
1 1 1 0 1, 650 0, 2 6 00 0 847 626
3
4 3 0 0 9 , 02 440 3 5 2 37 2 456 437 1, 0,
0 9 0 0 3 8 5 1 2 8 5 0 2 5 3 6 16 86
0,
9 0,00 0, 0, 0,03 0, 0 0,59 0,04
0,0
3 9 0 1, 015 0, 3 0 896 00 0 631 216
0
4 2 , 0, 7 , 02 024 0 0 7 103 00 1 301 784 1, 0,
1 0 5 5 7 8 5 4 2 1 5 9 3 9 8 9 16 69
0,
0,00 0, 0, 0, 0 0,59 0,04
0,0
1 0 1, 037 0, 3 0 00 0 631 216
0
4 4 9 9 8 , 02 337 0 0 7 00 1 301 784 1, 0,
2 1 0 0 6 8 5 3 2 2 5 0 5 9 8 9 16 69
0,
0,00 0, 0, 0, 0 0,59 0,04
0,0
1 0 1, 031 0, 3 0 00 0 631 216
0
4 4 9 9 5 , 02 018 0 0 7 00 1 301 784 1, 0,
3 2 0 0 0 8 5 1 2 1 5 0 5 9 8 9 16 69
0,
9 0,00 0, 0, 0,01 0, 0 1,54 0,10
0,0
3 9 0 1, 016 0, 3 0 282 00 0 899 953
0
4 4 , 2, 7 , 02 969 0 0 7 051 00 1 561 611 1, 1,
4 3 5 5 8 8 5 3 2 1 5 3 3 9 6 9 16 80
0,
0,12 0, 0, 0, 0 0,68 0,04
0,1
1 0 1, 421 0, 3 0 00 0 257 826
3
4 4 9 9 7 , 02 037 2 0 7 24 1 459 777 1, 0,
5 4 0 0 8 8 5 8 2 8 5 0 9 9 2 5 16 79
4 4 1 1 1 2,0 0 1, 2,01 1 1, 0, 0, 0 0, 0, 1,52 0,07 1, 1,
6 0 0 5 6 , 02 036 6 2 0 01 0 898 508 16 77
0 0 0 8 5 806 0 5 6 59 0 016 384
2 3 2 4 7
5 5
0, 0,
2,04 0, 0 0, 0 1,53 0,07
2,0
1 1 2 0 1, 033 1, 2 6 01 0 653 545
9
4 4 0 0 0 , 02 566 1 5 2 60 2 998 508 1, 1,
7 6 0 0 0 8 5 4 2 4 5 0 9 5 5 9 16 78
0, 0,
2,11 0, 0 0, 0 1,55 0,07
2,1
1 1 1 0 1, 098 1, 2 6 01 0 407 631
6
4 4 0 0 8 , 02 463 1, 2 5 2 64 2 395 613 1, 1,
8 7 0 0 2 8 5 4 8 2 5 0 6 5 9 2 16 80
0, 0,
3,61 0, 0 0, 0 0,09
3,7
1 0 1, 352 1, 2 6 02 0 1,85 129
0
4 4 9 9 6 , 02 409 1, 6 5 2 35 2 903 177 1, 2,
9 8 5 5 0 8 5 5 7 5 5 0 5 5 248 4 16 16
0,
3,61 0, 0, 0, 0 2,09 0,14
3,7
0 1, 339 1, 3 0 02 0 927 844
0
5 2 9 9 9 , 02 141 1, 7 0 7 35 1 415 867 1, 2,
0 1 0 0 2 8 5 3 5 5 5 0 5 9 6 2 16 44
0,
0,14 0, 0, 0, 0 0,72 0,05
0,1
1 0 1, 789 0, 3 0 00 0 345 115
5
5 5 9 9 7 , 02 136 4 0 7 28 1 539 863 1, 0,
1 0 0 0 3 8 5 2 1 3 5 0 0 9 5 2 16 84
0,
0,26 0, 0, 0, 0 0,87 0,06
0,2
1 0 1, 116 0, 3 0 00 0 445 183
7
5 5 9 9 9 , 02 873 1, 5 0 7 40 1 584 652 1, 1,
1 2 0 0 6 8 5 7 2 3 5 0 9 9 8 1 16 01
0,
2,16 0, 0, 0, 0 1,77
2,2
1 0 1, 934 1, 3 0 01 0 095 0,12
2
5 5 9 9 9 , 02 265 1, 5 0 7 67 1 234 523 1, 2,
3 2 0 0 5 8 5 9 2 2 5 0 6 9 8 163 16 05

Tabel 6 Perhitungan Intensitas Hujan untuk PUH 2 Tahun


Waktu hujan R Iobs
A B R24 A • R24 B + R24
(menit) (mm) (mm/jam)
1 5,85 21,6 125,35 733,31 146,95 4,99 299,41
5 29,1 116 125,35 3647,77 241,35 15,11 181,37
10 73,8 254 125,35 9251,05 379,35 24,39 146,32
15 138 424 125,35 17298,71 549,35 31,49 125,96
20 228 636 125,35 28580,47 761,35 37,54 112,62
25 351 909 125,35 43998,88 1034,35 42,54 102,09
30 524 1272 125,35 65684,94 1397,35 47,01 94,01
35 774 1781 125,35 97023,18 1906,35 50,89 87,25
40 1159 2544 125,35 145284,07 2669,35 54,43 81,64
45 1811 3816 125,35 227014,19 3941,35 57,60 76,80
50 3131 6360 125,35 392480,08 6485,35 60,52 72,62
55 7119 13992 125,35 892387,63 14117,35 63,21 68,96
59 39083 75048 125,35 4899169,22 75173,35 65,17 66,28

Tabel 7 Perhitungan Intensitas Hujan untuk PUH 5 Tahun


Waktu hujan R Iobs
A B R24 A • R24 B + R24
(menit) (mm) (mm/jam)
1 5,85 21,6 155,00 906,74 176,60 5,13 308,07
5 29,1 116 155,00 4510,46 271,00 16,64 199,73
10 73,8 254 155,00 11438,90 409,00 27,97 167,81
15 138 424 155,00 21389,82 579,00 36,94 147,77
20 228 636 155,00 35339,70 791,00 44,68 134,03
25 351 909 155,00 54404,53 1064,00 51,13 122,72
30 524 1272 155,00 81219,30 1427,00 56,92 113,83
35 774 1781 155,00 119968,97 1936,00 61,97 106,23
40 1159 2544 155,00 179643,46 2699,00 66,56 99,84
45 1811 3816 155,00 280702,60 3971,00 70,69 94,25
50 3131 6360 155,00 485300,84 6515,00 74,49 89,39
55 7119 13992 155,00 1103435,55 14147,00 78,00 85,09
59 39083 75048 155,00 6057813,11 75203,00 80,55 81,92

Tabel 8 Perhitungan Intensitas Hujan untuk PUH 10 Tahun


Waktu hujan R Iobs
A B R24 A • R24 B + R24
(menit) (mm) (mm/jam)
1 5,85 21,6 159,66861 934,06136 181,26861 5,15291 309,17478
5 29,1 116 159,66861 4646,35651 275,66861 16,85486 202,25835
10 73,8 254 159,66861 11783,54331 413,66861 28,48547 170,91280
15 138 424 159,66861 22034,26797 583,66861 37,75133 151,00533
20 228 636 159,66861 36404,44274 795,66861 45,75327 137,25982
25 351 909 159,66861 56043,68158 1068,66861 52,44253 125,86206
30 524 1272 159,66861 83666,35085 1431,66861 58,43975 116,87949
35 774 1781 159,66861 123583,50297 1940,66861 63,68089 109,16724
40 1159 2544 159,66861 185055,91724 2703,66861 68,44623 102,66934
45 1811 3816 159,66861 289159,84998 3975,66861 72,73238 96,97651
50 3131 6360 159,66861 499922,41319 6519,66861 76,67911 92,01494
55 7119 13992 159,66861 1136680,82386 14151,66861 80,32133 87,62327
59 39083 75048 159,66861 6240328,22572 75207,66861 82,97463 84,38098

Tabel 10 Perhitungan Intensitas Hujan untuk PUH 20 Tahun


Waktu hujan R Iobs
A B R24 A • R24 B + R24
(menit) (mm) (mm/jam)
1 5,85 21,6 172,78057 1010,76633 194,38057 5,19994 311,99610
5 29,1 116 172,78057 5027,91458 288,78057 17,41085 208,93017
10 73,8 254 172,78057 12751,20605 426,78057 29,87766 179,26598
15 138 424 172,78057 23843,71864 596,78057 39,95391 159,81565
20 228 636 172,78057 39393,96992 808,78057 48,70786 146,12358
25 351 909 172,78057 60645,98001 1081,78057 56,06126 134,54702
30 524 1272 172,78057 90537,01860 1444,78057 62,66489 125,32978
35 774 1781 172,78057 133732,16106 1953,78057 68,44789 117,33924
40 1159 2544 172,78057 200252,68044 2716,78057 73,70955 110,56433
45 1811 3816 172,78057 312905,61198 3988,78057 78,44643 104,59525
50 3131 6360 172,78057 540975,96417 6532,78057 82,80945 99,37134
55 7119 13992 172,78057 1230024,87669 14164,78057 86,83685 94,73111
59 39083 75048 172,78057 6752783,01107 75220,78057 89,77284 91,29441

Tabel 11 Perhitungan Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 2 Tahun


t R Iobs log t × log
Iobs × t Iobs2 Iobs2 × t log t log Iobs (log t)2 t0.5 Iobs × t0.5 Iobs2 × t0.5
(menit) (mm) (mm/jam) Iobs
1 4,990 299,408 299,408 89645,136 89645,136 0 2,476 0 0 1 299,408 89645,136
5 15,114 181,366 906,831 32893,672 164468,359 0,698970004 2,259 1,579 0,489 2,236 405,547 73552,486
10 24,386 146,318 1463,183 21409,050 214090,500 1 2,165 2,165 1 3,162 462,699 67701,361
15 31,489 125,957 1889,354 15865,156 237977,333 1,176091259 2,100 2,470 1,383 3,873 487,829 61445,483
20 37,539 112,617 2252,343 12682,627 253652,548 1,301029996 2,052 2,669 1,693 4,472 503,639 56718,434
25 42,538 102,090 2552,256 10422,414 260560,338 1,397940009 2,009 2,808 1,954 5 510,451 52112,068
30 47,007 94,013 2820,402 8838,518 265155,528 1,477121255 1,973 2,915 2,182 5,477 514,933 48410,555
35 50,895 87,248 3053,679 7612,211 266427,380 1,544068044 1,941 2,997 2,384 5,916 516,166 45034,447
40 54,427 81,640 3265,602 6665,097 266603,887 1,602059991 1,912 3,063 2,567 6,325 516,337 42153,776
45 57,598 76,797 3455,882 5897,838 265402,695 1,653212514 1,885 3,117 2,733 6,708 515,172 39563,898
50 60,518 72,622 3631,075 5273,883 263694,150 1,698970004 1,861 3,162 2,886 7,071 513,512 37291,984
55 63,212 68,959 3792,726 4755,297 261541,342 1,740362689 1,839 3,200 3,029 7,416 511,411 35266,227
59 65,172 66,276 3910,297 4392,538 259159,736 1,770852012 1,821 3,225 3,136 7,681 509,077 33739,724
Total 1515,312 33293,039 226353,436 3068378,933 17,061 26,293 33,370 25,436 66,338 6266,182 682635,578
Persamaan Talbot a 4465,244 b 16,337              
Persamaan Sherman a 325,147 b 0,373
Persamaan Ishiguro a 593,984 b 0,961

Tabel I2 Perhitungan Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 5 Tahun


t R Iobs log t × log
Iobs × t Iobs2 Iobs2 × t log t log Iobs (log t)2 t0.5 Iobs × t0.5 Iobs2 × t0.5
(menit) (mm) (mm/jam) Iobs
1 5,134 308,069 308,069 94906,361 94906,361 0 2,489 0 0 1 308,069 94906,361
5 16,644 199,726 998,631 39890,557 199452,785 0,698970004 2,300 1,608 0,489 2,236 446,601 89197,997
10 27,968 167,808 1678,084 28159,659 281596,585 1 2,225 2,225 1 3,162 530,657 89048,659
15 36,943 147,771 2216,566 21836,296 327544,442 1,176091259 2,170 2,552 1,383 3,873 572,315 84571,611
20 44,677 134,032 2680,639 17964,563 359291,254 1,301029996 2,127 2,768 1,693 4,472 599,409 80339,967
25 51,132 122,717 3067,929 15059,498 376487,454 1,397940009 2,089 2,920 1,954 5 613,586 75297,491
30 56,916 113,832 3414,970 12957,803 388734,099 1,477121255 2,056 3,037 2,182 5,477 623,485 70972,812
35 61,967 106,230 3718,049 11284,808 394968,284 1,544068044 2,026 3,129 2,384 5,916 628,465 66761,825
40 66,559 99,839 3993,558 9967,816 398712,632 1,602059991 1,999 3,203 2,567 6,325 631,437 63042,002
45 70,688 94,251 4241,290 8883,229 399745,294 1,653212514 1,974 3,264 2,733 6,708 632,254 59590,510
50 74,490 89,388 4469,387 7990,168 399508,408 1,698970004 1,951 3,315 2,886 7,071 632,067 56499,021
55 77,998 85,089 4679,871 7240,065 398203,550 1,740362689 1,930 3,359 3,029 7,416 631,034 53693,756
59 80,553 81,918 4833,169 6710,578 395924,078 1,770852012 1,913 3,388 3,136 7,681 629,225 51544,925
Total 1750,670 40300,212 282851,400 4415075,226 17,061 27,250 34,767 25,436 66,338 7478,604 935466,936
Persamaan Talbot a 5993,952 b 21,490              
Persamaan Sherman a 334,838 b 0,327
Persamaan Ishiguro a 780,173 b 1,522

Tabel I3 Perhitungan Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 10 Tahun


t R Iobs log t × log
Iobs × t Iobs2 Iobs2 × t log t log Iobs (log t)2 t0.5 Iobs × t0.5 Iobs2 × t0.5
(menit) (mm) (mm/jam) Iobs
1 5,153 309,175 309,175 95589,043 95589,043 0 2,490 0 0 1 309,175 95589,043
5 16,855 202,258 1011,292 40908,440 204542,202 0,698970004 2,306 1,612 0,489 2,236 452,263 91474,054
10 28,485 170,913 1709,128 29211,185 292111,849 1 2,233 2,233 1 3,162 540,474 92373,878
15 37,751 151,005 2265,080 22802,610 342039,153 1,176091259 2,179 2,563 1,383 3,873 584,841 88314,130
20 45,753 137,260 2745,196 18840,258 376805,151 1,301029996 2,138 2,781 1,693 4,472 613,845 84256,193
25 52,443 125,862 3146,552 15841,259 396031,473 1,397940009 2,100 2,936 1,954 5 629,310 79206,295
30 58,440 116,879 3506,385 13660,816 409824,479 1,477121255 2,068 3,054 2,182 5,477 640,175 74823,371
35 63,681 109,167 3820,853 11917,486 417112,012 1,544068044 2,038 3,147 2,384 5,916 645,842 70504,798
40 68,446 102,669 4106,774 10540,994 421639,748 1,602059991 2,011 3,222 2,567 6,325 649,338 66667,098
45 72,732 96,977 4363,943 9404,443 423199,957 1,653212514 1,987 3,284 2,733 6,708 650,538 63086,925
50 76,679 92,015 4600,747 8466,749 423337,431 1,698970004 1,964 3,337 2,886 7,071 650,644 59868,954
55 80,321 87,623 4819,280 7677,837 422281,036 1,740362689 1,943 3,381 3,029 7,416 649,832 56940,363
59 82,975 84,381 4978,478 7120,149 420088,800 1,770852012 1,926 3,411 3,136 7,681 648,143 54690,903
Total 1786,185 41382,881 291981,269 4644602,336 17,061 27,382 34,960 25,436 66,338 7664,420 977796,003
Persamaan Talbot a 6256,249 b 22,365              
Persamaan Sherman a 335,928 b 0,320
Persamaan Ishiguro a 811,734 b 1,617
n = 13

Tabel I4 Perhitungan Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 20 Tahun


t R Iobs log t × log
Iobs × t Iobs2 Iobs2 × t log t log Iobs (log t)2 t0.5 Iobs × t0.5 Iobs2 × t0.5
(menit) (mm) (mm/jam) Iobs
1 5,200 308,069 308,069 94906,361 94906,361 0 2,489 0 0 1 308,069 94906,361
5 17,411 199,726 998,631 39890,557 199452,785 0,698970004 2,300 1,608 0,489 2,236 446,601 89197,997
10 29,878 167,808 1678,084 28159,659 281596,585 1 2,225 2,225 1 3,162 530,657 89048,659
15 39,954 147,771 2216,566 21836,296 327544,442 1,176091259 2,170 2,552 1,383 3,873 572,315 84571,611
20 48,708 134,032 2680,639 17964,563 359291,254 1,301029996 2,127 2,768 1,693 4,472 599,409 80339,967
25 56,061 122,717 3067,929 15059,498 376487,454 1,397940009 2,089 2,920 1,954 5 613,586 75297,491
30 62,665 113,832 3414,970 12957,803 388734,099 1,477121255 2,056 3,037 2,182 5,477 623,485 70972,812
35 68,448 106,230 3718,049 11284,808 394968,284 1,544068044 2,026 3,129 2,384 5,916 628,465 66761,825
40 73,710 99,839 3993,558 9967,816 398712,632 1,602059991 1,999 3,203 2,567 6,325 631,437 63042,002
45 78,446 94,251 4241,290 8883,229 399745,294 1,653212514 1,974 3,264 2,733 6,708 632,254 59590,510
50 82,809 89,388 4469,387 7990,168 399508,408 1,698970004 1,951 3,315 2,886 7,071 632,067 56499,021
55 86,837 85,089 4679,871 7240,065 398203,550 1,740362689 1,930 3,359 3,029 7,416 631,034 53693,756
59 89,773 81,918 4833,169 6710,578 395924,078 1,770852012 1,913 3,388 3,136 7,681 629,225 51544,925
Total 1750,670 40300,212 282851,400 4415075,226 17,061 27,250 34,767 25,436 66,338 7478,604 935466,936
Persamaan Talbot a 5993,952 b 21,490
Persamaan Sherman a 334,838 b 0,327
Persamaan Ishiguro a 780,173 b 1,522
n = 13

Tabel 14 Standar Deviasi Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 2 Tahun


t Iobs Metode Talbot Metode Sherman Metode Ishiguro
(menit) (mm/jam) Ie Δ Ie Δ Ie Δ
1 299,408 257,561 41,847 325,147 25,739 302,960 3,552
5 181,366 209,276 27,910 178,383 2,983 185,813 4,447
10 146,318 169,545 23,227 137,741 8,577 144,070 2,248
15 125,957 142,493 16,536 118,407 7,549 122,887 3,070
20 112,617 122,885 10,268 106,359 6,258 109,334 3,283
25 102,090 108,021 5,931 97,865 4,225 99,652 2,439
30 94,013 96,365 2,352 91,430 2,583 92,265 1,749
35 87,248 86,980 0,268 86,321 0,927 86,377 0,871
40 81,640 79,260 2,380 82,127 0,487 81,533 0,107

45 76,797 72,799 3,998 78,597 1,800 77,455 0,657

50 72,622 67,312 5,310 75,568 2,946 73,955 1,334


55 68,959 62,594 6,365 72,929 3,970 70,908 1,950
59 66,276 59,271 7,006 71,043 4,767 68,734 2,458
Standar deviasi 12,311 6,515 1,240

Tabel I5 Standar Deviasi Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 5 Tahun


t Iobs Metode Talbot Metode Sherman Metode Ishiguro
(menit) (mm/jam) Ie Δ Ie Δ Ie Δ
1 309,175 266,521 42,653 334,838 25,664 309,408 0,233
5 202,258 226,276 24,017 197,937 4,322 207,627 5,369
10 170,913 190,347 19,434 157,834 13,079 166,569 4,344
15 151,005 164,265 13,259 138,255 12,750 144,624 6,381
20 137,260 144,469 7,209 125,855 11,404 130,167 7,093
25 125,862 128,931 3,069 117,009 8,853 119,631 6,231
30 116,879 116,411 0,469 110,244 6,636 111,474 5,406
35 109,167 106,107 3,060 104,830 4,337 104,896 4,271
40 102,669 97,479 5,190 100,356 2,313 99,435 3,234
45 96,977 90,149 6,828 96,569 0,408 94,800 2,177
50 92,015 83,844 8,171 93,302 1,287 90,796 1,219
55 87,623 78,363 9,260 90,442 2,819 87,290 0,333

59 84,381 74,469 9,912 88,392 4,011 84,777 0,396

Standar deviasi 11,384 6,931 2,489


Tabel I6 Standar Deviasi Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 10 Tahun
t Iobs Metode Talbot Metode Sherman Metode Ishiguro
(menit) (mm/jam) Ie Δ Ie Δ Ie Δ
1 309,175 267,759 41,415 335,928 26,753 310,187 1,012
5 202,258 228,621 26,362 200,717 1,542 210,676 8,418
10 170,913 193,302 22,389 160,789 10,123 169,847 1,066
15 151,005 167,435 16,430 141,225 9,781 147,859 3,146
20 137,260 147,674 10,414 128,805 8,455 133,310 3,950
25 125,862 132,085 6,223 119,928 5,934 122,675 3,187
30 116,879 119,473 2,594 113,132 3,748 114,423 2,456
35 109,167 109,060 0,107 107,687 1,481 107,757 1,410
40 102,669 100,316 2,353 103,182 0,513 102,214 0,455
45 96,977 92,871 4,106 99,366 2,389 97,504 0,528
50 92,015 86,454 5,561 96,072 4,057 93,432 1,417
55 87,623 80,866 6,757 93,186 5,563 89,862 2,239
59 84,381 76,891 7,490 91,116 6,735 87,301 2,920
Standar deviasi 11,932 6,799 2,101

Tabel I7 Standar Deviasi Intensitas Hujan Empiris untuk PUH 20 Tahun


t Iobs Metode Talbot Metode Sherman Metode Ishiguro
(menit) (mm/jam) Ie Δ Ie Δ Ie Δ
1 308,069 266,516 41,553 334,838 26,769 309,347 1,278
5 199,726 226,272 26,546 197,821 1,905 207,599 7,873
10 167,808 190,345 22,537 157,701 10,107 166,551 1,257
15 147,771 164,263 16,492 138,119 9,652 144,611 3,160
20 134,032 144,467 10,435 125,718 8,314 130,156 3,876
25 122,717 128,930 6,213 116,871 5,846 119,622 3,095
30 113,832 116,410 2,578 110,107 3,725 111,466 2,366
35 106,230 106,106 0,124 104,695 1,535 104,889 1,341
40 99,839 97,478 2,361 100,222 0,383 99,429 0,410
45 94,251 90,148 4,103 96,435 2,184 94,794 0,543
50 89,388 83,843 5,545 93,169 3,781 90,791 1,403
55 85,089 78,363 6,726 90,310 5,221 87,285 2,196
59 81,918 74,468 7,450 88,260 6,342 84,772 2,854
Standar deviasi 11,995 6,806 1,948

Tabel x Intencity Duration of Frequency


Waktu (menit)
Metode Ishiguro
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 59

PUH 2 tahun 302,960 185,813 144,070 122,887 109,334 99,652 92,265 90,796 81,533 77,455 73,955 70,908 68,734
PUH 5 tahun 309,408 207,627 166,569 144,624 130,167 119,631 111,474 104,896 99,435 94,800 90,796 87,290 84,777
PUH 10 tahun 310,187 210,676 169,847 147,859 133,310 122,675 114,423 107,757 102,214 97,504 93,432 89,862 87,301
PUH 20 tahun 309,347 207,599 166,551 144,611 130,156 119,622 111,466 104,889 99,429 94,794 90,791 87,285 84,772

Lampiran 2 Peta Kota Sukawati


Lampiran 3 Peta jaringan perpipaan air limbah Kota Sukawati
Lampiran 4 Peta jaringan perpipaan air limbah Kota Sukawati (Hasil Revisi)

Anda mungkin juga menyukai