Laporan Akhir

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI CERDAS

MODUL 1

Nama/NRP : Naufal N Mariz / 11-2020-059

Tanggal Percobaan : 14 / 03 / 2023

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG
2023
A. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui dan mendemonstrasikan metode kalibrasi sistem elektronika.

2. Mengetahui dan mendemonstrasikan karakteristik statistik pengukuran.

B. Material dan Alat

1. Sensor cahaya LDR

2. Beberapa buah resistor

3. Beberapa buah jumper

4. Breadboard

5. Apartus pengujian sensor cahaya

6. ArduinoUNO

7. Lux Meter

8. Perangkat Laptop PC (Sudah terinstal Ms.Excel dan ArduinoIDE)

C. Teori Dasar

1. LDR

LDR (Light Dependent Resistor) Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut
LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima
oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran
konversi cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya, Pada saat gelap atau cahaya redup,
bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil,
Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat
cahayar edup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bias disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih
banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada
lebih banyak electron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang
LDR menjadi konduktor yang baik.
Prinsip kerja LDR Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur
melengkung yang menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan Kadmium
sulfida yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur Kadmium sulfida dibuat
melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area)
yang sempit. Kadmium sulfida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki
gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai
Kadmium sulfida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi
perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut
mengakibatkan hambatan dari Kadmium sulfida berkurang dengan hubungan kebalikan
dari intensitas cahaya yang mengenai LDR

gambar 1 LDR

2. Resistor

Resistor atau penghambat merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan di
desain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana
nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir,
berdasarkan persamaan hukum Ohm: Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian
elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam bahan dan film, bahkan kawat
resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansi nya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan
induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan
daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.
3. Pembagi tegangan

Voltage Divider atau Pembagi Tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang mengubah
tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil. Fungsi dari Pembagi Tegangan ini di
Rangkaian Elektronika adalah untuk membagi Tegangan Input menjadi satu atau beberapa
Tegangan Output yang diperlukan oleh Komponen lainnya didalam Rangkaian. Hanya
dengan menggunakan dua buah Resistor atau lebih dan Tegangan Input, kita telah
mampumembuat sebuah rangkaian pembagi tegangan yang sederhana. Pada dasarnya,
Rangkaian Pembagi Tegangan terdiri dari dua buah resistor yang dirangkai secara Seri.
Berikut ini adalah rangkaian sederhana sebuah pembagi tegangan atau Voltage Divider.

gambar 2 Pembagi Tegangan

Aturan Pembagi Tegangan sangat sederhana, yaitu Tegangan Input dibagi secara
proporsional sesuai dengan nilai resistansi dua resistor yang dirangkai Seri.

𝑅1
𝑉 = 𝑉
(1)

𝑂𝑈𝑇 𝑅1 + 𝑅2 𝐼𝑁

4. ADC

ADC (Analog to Digital Converter) adalah salah satu fasilitas pada mikrokontroler yang
berfungsi untuk mengubah data analog menjadi data digital. ADC memiliki 2 karakter
prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC
menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke dalam bentuk sinyal digital
pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling bisanya dinyatakan dalam satuan sample
per second (SPS).
gambar 3 ADC (a) Kecepatan Sampling Rendah (b) Tinggi

(a) (b)

ADC (Analog Digital Converter) difungsikan untuk mengkonversi keluaran analog


dari sensor menjadi digital. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan output dari sensor
tersebut ke Port ADC yang tersedia pada mikrokontroler Arduino. ADC yang digunakan
pada perancangan alat biasanya menggunakan mode single input ended dimana hanya satu
masukan saja yang dibaca dari port yang diaktifkan dan menggunakan model konversi
ADC 10 bit. Karena menggunakan ADC 10 bit maka nilai maksimum dari pembacaan
ADC itu adalah 210 = 1024, untuk dapat mengetahui hasil konversinya maka dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan 2.

D.Prosedur praktikum
1. Buka Arduino IDE pada laptop.
2. Rangkai sirkuit elektronik seperti pada gambar 4 dengan VDC berasal dari Arduino
UNO.

gambar 4 Rangkaian Sensor Cahaya


3. Sambungkan VOUT dengan Arduino sesuai titik pada gambar 5, (VOUT+) dihubungkan
dengan pin analog Arduino (A0) dan (VOUT –) dihubungkan dengan ground Arduino.

gambar 5 Titik pengambilan data


padaRangkaian Sensor Cahaya

4. Hubungkan Arduino dengan laptop.


5. Buka arduino IDE dan masukan program berikut.
#define PTD A0

int valPTD;

int nilai;

int nilai_adc;

float V;

float Vo;

void setup() {

Serial.begin(9600);

void loop() {

//nilai tegangan dan ADC

valPTD = analogRead(PTD);

Vo = ((valPTD /1023)*5);

// menampilkan data ADC

Serial.print("Nilai ADC LDR : ");

Serial.print(valPTD);

Serial.println();

// menampilkan tegangan

Serial.print("Tegangan Sensor : ");

Serial.print(Vo);
Serial.println();

delay(1000);
{

6.

Upload program ArduinoIDE ke arduino dengan mengklik ikon Upload sesuia gambar6
pada arduino.

gambar 6 Ikon Upload

7. Bila upload berhasil, tekan ikon serial monitor sesuai gambar 7 pada arduino untuk
menanpilkan hasil program.

gambar 7 Ikon serial monitor

8. Bila data telah mucul pada serial monitor, cek LDR dengan menutup LDR menggunakan
jari. Jika data berubah ketika ditutup maka rangkain sudah bekerja dengan baik.
9. Masukan rankaian dan lux meter kedalam Apartus pengujian sensor cahaya, tutup
Apartus pengujian dengan kain untuk mengurangi pengaruh cahaya sekitar.
10. Atur cahaya pada Apartus pengujian hingga mendekati 100 lux lalu catat nilai tegangan
rangkaian terukur pada tabel 1 dan nilai ADC pada table 2. Catat perubahan data setiap
kenaikan dari 100 hingga 1000 Lux.
11. Setelah pengujian selesai, matikan Apartus pengujian pengujian dan ulangi langkah 10
dan 11 sebanyak 3 kali.
12. Percobaan selesai.

E. Langkah Pengolahan data


1 Buka program Microsoft Excel pada laptop.
2. Buat tabel seperti tabel 1 dan tabel 2.
3. Masukan data nilai tegangan ke tabel 1 dan data nilai DAC ke tabel 2.
4. Lalu buat grafik, untuk tabel 1 data yang digunakan adalah nilai lux referensi terhadap
tegangan rata – rata, untuk tabel 2 data yang digunakan adalah lux referensi terhadap nilai
ADC.
5. Lalu klik kanan pada grafik dan pilih opsi add trendline, lalu akan muncul jendela seperti
pada gambar 7.

gambar 8 Jendela Format Trendline

6. Jika kedua opsi telah di checklist klik close pada jendela format trendline. Nilai R2 dan
persamaan regresi selanjutnya akan ditampilkan secara otomatis pada grafik seperti
yangdigambarkan pada gambar 9.
gambar 10 Tampilan nilai R2 dan persamaan
regresi
7. Untuk melihat nilai R2 dan persamaan regresi yang didapatkan, checklist opsi display
equation on chart dan display R-squared value on chart seperti pada gambar 8.

gambar 9 Opsi grafik

8. Jika kedua opsi telah di checklist klik close pada jendela format trendline. Nilai R2 dan
persamaan regresi selanjutnya akan ditampilkan secara otomatis pada grafik seperti
yangdigambarkan pada gambar 9.

gambar 10 Tampilan nilai R2 dan persamaan


regresi
F. Tabel Pengolahan Data

5. Pengukuran 1

lux referensi 2 lux terukur 1 teganan 1 DAC 1


0 - 0,20 40,00
100,00 105,00 0,98 200,00
200,00 205,00 1,30 266,00
300,00 305,00 1,69 347,00
400,00 400,00 1,74 360,00
500,00 505,00 1,90 388,00
600,00 605,00 2,14 437,00
700,00 700,00 2,14 436,00
800,00 800,00 2,21 453,00
900,00 900,00 2,44 455,00
1.000,00 1.015,00 2,54 520,00

Tabel 1. Kenaikan Tegangan Sensor LDR per 100 lux


(pengukuran 1)

6. Pengukuran 2

no lux referensi2 lux terukur 2 teganan 2 DAC 2


1,00 0 - 0,32 65,00
2,00 100,00 105,00 0,90 185,00
3,00 200,00 205,00 1,30 265,00
4,00 300,00 304,00 1,50 307,00
5,00 400,00 400,00 1,70 348,00
6,00 500,00 506,00 2,00 409,00
7,00 600,00 609,00 2,00 410,00
8,00 700,00 702,00 2,15 439,00
9,00 800,00 802,00 2,25 460,00
10,00 900,00 904,00 2,40 492,00
11,00 1.000,00 1.004,00 2,40 498,00

Tabel 2. Kenaikan Tegangan Sensor LDR per 100 lux


(pengukuran 2)
7. Pengukuran 3

no lux referensi 3 lux terukur 3 teganan 3 DAC 3


1,0 0 6,00 0,30 62,00
2,0 100,0 104,00 0,85 182,00
3,0 200,0 202,00 1,02 207,00
4,0 300,0 305,00 1,35 263,00
5,0 400,0 409,00 1,37 274,00
6,0 500,0 506,00 1,72 357,00
7,0 600,0 605,00 1,67 341,00
8,0 700,0 701,00 1,83 374,00
9,0 800,0 804,00 1,91 389,00
10,0 900,0 907,00 2,22 446,00
11,0 1.000,0 1.007,0 2,10 418,00
Tabel 3. Kenaikan Tegangan Sensor LDR per 100 lux(pengukuran 3)
8. Tegangan dan ADC rata rata
no lux referensi lux terukur rata- rata teganan rata-rata DAC rata-rata
1,0 0 0 0,26 51,75
2,0 100,0 104,67 0,93 191,75
3,0 200,0 204,00 1,23 251,00
4,0 300,0 304,67 1,56 316,00
5,0 400,0 403,00 1,64 335,50
6,0 500,0 505,67 1,88 385,50
7,0 600,0 606,33 1,99 406,25
8,0 700,0 701,00 2,07 421,25
9,0 800,0 802,00 2,15 438,75
10,0 900,0 903,67 2,38 462,00
11,0 1.000,0 1.008,67 2,40 489,00
Tabel 4. Nilai tegangan dan DAC rata-rata

5. Kurva

gambar 11 kurva lux terhadap tegangan


G. Analisis

• Light Dependent Resistor adalah Komponen elektronika yang biasa kita temukan pada
berbagai resistor. Hal ini karena LDR memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap cahaya, sensor
LDR juga sering digunakan untuk berbagai keperluan.
• Sensor cahaya LDR memiliki nilai resistansi yang tidak tetap atau berubah-ubah. Hal
tersebut menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang didapatkan oleh sensor ini.
• Hasil dari 3 pengukuran tersebut menunjukan hasil yang relatif sama.

H. Kesimpulan
• Semakin terang cahaya yang diterima oleh sensor, maka nilai resistensinya akan semakin
turun. Sebaliknya, semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor, maka nilai resistansi yang
dihasilkan oleh alat tersebut pun semakin tinggi.
D. Tugas Akhir
1. Gambarkan blok diagram dan jelaskan cara kerja alat yang dipraktikan dengan singkat !
2. Dengan menggunakan rumus pembagi tegangan hitung resistansi LDR maks dan LDR
min, jika VIN = 5V, RReferensi = 10KΩ, VOUT(MIN) = 2V, VOUT(MAKS) = 4V !
1. Blok diagram dari sensor LDR

Cara kerja :
cara kerja sensor LDR adalah ketika intensitas cahaya ditempat tersebut berkurang makan
photo dioda akan menurunkan resitansi sehingga hambatan pada arus akan semakin kecil dan
lampu akan menyala secara otomatis .
2. Diketahui : Vin= 5v, Rreferensi= 10 Kohm, Vout(min)=2V, Vout(maks)=4V
Ditanya : hitung resistansi LDR maks dan LDR min!
Jawab:
a. Resistansi LDR maks
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan Total nilai R yang
diinginkan, Rreferensi= 10.000 Ohm atau R = R1 + R2 = 10.000 Ohm. Perlu diketahui
bahwa Rasio R1:R adalah sama dengan Rasio V1:V. Dalam kasus ini, V1 = 4V, jadi V1:V
= 4V/5V= 0,8 V. Oleh karena itu, perbandingan rasio R1:R juga harus 0,8. Karena total
nilai R yang kita tentukan adalah 10.000 Ohm maka perbandingannya juga harus
R1/10.000=0,8. Hasilnya, R1=8 KOhm. Untuk mendapatkan nilai R2, cukup dengan
melakukan pengurangan yaitu 10.000 Ohm – 8000 Ohm = 2 KOhm.
b. Resistansi LDR min
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan Total nilai R yang
diinginkan, Rreferensi= 10.000 Ohm atau R = R1 + R2 = 10.000 Ohm. Perlu diketahui bahwa
Rasio R1:R adalah sama dengan Rasio V1:V. Dalam kasus ini, V1 = 2V, jadi V1:V =
2V/5V= 0,4 V. Oleh karena itu, perbandingan rasio R1:R juga harus 0,4. Karena total
nilai R yang kita tentukan adalah 10.000 Ohm maka perbandingannya juga harus
R1/10.000=0,4. Hasilnya, R1=4 KOhm. Untuk mendapatkan nilai R2, cukup dengan
melakukan pengurangan yaitu 10.000 Ohm – 4000 Ohm = 6 KOhm

Anda mungkin juga menyukai