Laporan Kasus Plasenta Previa
Laporan Kasus Plasenta Previa
Laporan Kasus Plasenta Previa
PLASENTA PREVIA
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Vina Oktavia
2203040
TAHUN 2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA
1. Pengkajian
A. Identitas
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “A”
Umur Pasien : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Bangau 1
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk : 15 November 2022
Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 32
minggu dengan ISK
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. “R"
Alamat : Jl. Bangau 1
Hubungan dengan pasien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Pasien adalah rujukan dari RS Zainab dengan diagnosa medis plasenta
previa totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Zainab dari tanggal 7-11
November 2022 dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien
telah diberikan terapi dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien
kemudian dirujuk ke RS RSUD Arifin Achmad. Pasien merasa hamil
8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan
sudah sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan
diri ke dokter spesialis obsgyn dengan diagnosa plasenta previa totalis.
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat
bayi dalam kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala
nyeri 3 dari 0-10, nyeri terasa hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil,
sempat muntah 1x pada tanggal 16 November 2022 dan perdarahan
pada jalan lahir, berwarna merah segar.
4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPMT : 30 Maret 2022
2) HPL : 7 Januari 2023
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6
bulan merasakan nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan
terjadi perdarahan pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan,
merasa demam hingga menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin
sudah sekitar 1 tahun yang lalu
Pasien
Keterangan :
: garis perkawinan
b. Penyakit keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun
alergi.
D. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali
makan, pasien mengatakan lebih banyak makan cemilan.
Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien minum air putih
sebanyak 3000 cc tiap hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai
alergi terhadap makanan tertentu.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap
kali makan. Pola minum pasien, pasien lebih banyak minum air
putih yaitu 3100 cc, dan susu ibu hamil sebanyak 2 gelas setiap
hari. Pasien menyatakan nafsu makan menurun karena setiap kali
makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan merasakan
mual apabila mencium bau makanan yang menyengat.
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah
yang banyak setiap berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat
berkemih.
2) Selama sakit
Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna
kuning jernih.
b. Buang air besar
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi
lunak.
2) Selama sakit
Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak
dirawat di RSS.
HEMATOLOGI
MCH 30 Pg 27-31
CH 31,3 Pg
KIMIAWI
Glukosa 0
Bilirubin 0 mg/dL
pH 6.5
Nitrit 1+ mg/dL
Warna Tidak
berwarna
Lekosit pucat ++
Glitter cell 0
Eritrosit ++
Epitel tubuli 0
Epitel vesica 3-4
urinaria
Vagina 0
Uretra 0
Silinder hialin 0
Granuler 0
Epitel 0
Eritrosit 0
Leukosit 0
Kristal ca oksalat 0
Bakteri ++
2. Analisis Data
No DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS : Pasien menyatakan Agen cedera Nyeri akut
- Nyeri biologis
P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif
Q : Seperti tertekan
R : Perut bagian bawah
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi
pasien
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar
mata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 123/85 mmHg
N : 93 x/menit
R : 20 x/menit
2. DS : Pasien menyatakan Kehamilan Mual
- Nafsu makan menurun
- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan
karena mual
- Muntah 1x pada tanggal 16 November 2022
- Merasakan mual apabila mencium bau makanan yang
menyengat
DO :
- Pasien terlihat lemas
3. DS : Pasien mengatakan Ketidakadeku Risiko
- Demam hingga menggigil atan penyebaran
- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar pertahanan infeksi
DO : sekunder
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
- Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November
2022
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
4. DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, Ketidakadeku Risiko tinggi
berwarna merah segar atan perfusi cedera (janin)
DO : plasenta
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
APTT 27,3 detik
Hematokrit 31,3%
Eritrosit 3,55 106/μL
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna
merah segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :
TD : 123/85 mmHg
N : 93 x/menit
R : 20 x/menit
- DJJ 127 x/menit
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS
A. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan:
DS : Pasien menyatakan
- Nyeri
P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif
Q : Seperti tertekan
R : Perut bagian bawah
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri
- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar mata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :
TD : 123/85 mmHg
N : 93 x/menit
R : 20 x/menit
B. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan:
DS : Pasien menyatakan
- Nafsu makan menurun
- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karena
mual
- Muntah 1x pada tanggal 16 November 2022
- Merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengat
DO :
- Pasien terlihat lemas
C. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan
- Demam hingga menggigil
- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2022
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
D. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan
perfusi plasenta ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah
segar
DO :
- Hasil pemeriksaan darah :
Leukosit 23,67 103/μL
Hemoglobin 10,6 g/dL
APTT 27,3 detik
Hematokrit 31,3%
Eritrosit 3,55 106/μL
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan
menutupi jalan lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah
segar di pembalut
- Tanda-tanda vital :
TD : 123/85 mmHg
N : 93 x/menit
R : 22 x/menit
- DJJ 127 x/menit
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DX. 2
TANGGAL,
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
18 November 1. Mengkaji penyebab mual S : Pasien mengatakan merasakan mual
2022, 10.00 pasien apabila mencium bau yang menyengat
WIB 2. Mengobservasi mual dan seperti ikan, pasien mengatakan mal
muntah berkurang dan tidak muntah, akan
3. Menganjurkan makan dalam makan makanan yang lunak dalam porsi
porsi kecil tapi sering kecil tapi sering, mengatakan makan
4. Menganjurkan kepada pasien diet RS habis ½ porsi
untuk memakan makanan yang O : Terlihat sedang makan camilan
lunak A : Masalah mual teratasi
P : Observasi mual dan muntah
19 November 1. Mengkaji mual dan muntah S : Pasien mengatakan masih sedikit
2022, 08.30 2. Menganjurkan pasien makan mual, tidak muntah, dan menyatakan
WIB sedikit-sedikit tapi sering mengerti untuk makan makanan yang
3. Menganjurkan pasien disukai sedikit-sedikit tapi sering
memakan makanan yang O : obat dan dosis : sulfas ferosus 600
disukai mg, albumin 500 mg, rute: oral, pada
4. Mengelola pemberian Ny. S, pukul 08.30 WIB
suplemen dan vitamin : sulfas A : Mual teratasi sebagian
ferosus 600 mg/oral , albumin P : Monitor mual dan muntah
500 mg/oral
DX. 3
TANGGAL,
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
17 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Keluarga pasien mengatakan suhu
2022, 11.00 tanda gejala infeksi tubuh pasien panas
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan O : Suhu 38,5oC
sesudah kontak, batasi A : Masalah risiko infeksi teratasi
pengunjung P : Kelola pemberian parasetamol tablet
500mg per oral
18 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Pasien mengatakan sudah tidak
2022, 08.00 tanda gejala infeksi demam lagi
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan O : Suhu 36,6oC, pasien terpasang infus
sesudah kontak, batasi RL di tangan kanan sejak tanggal 17
pengunjung November 2022 kondisi bersih tidak
3. Memberikan injeksi cefotaxim 1 terlihat tanda flebitis dan infeksi,
gram per IV cefotaxim 1 gram masuk per IV
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 1
gram/12 jam per IV
19 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S : Pasien mengatakan masih flek-flek,
2022, 09.00 tanda gejala infeksi pasien mengatakan sudah banyak
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan minum sehari kurang lebih 2 botol aqua,
sesudah kontak, batasi keluarga dan pasien mengatakan sudah
pengunjung paham mengenai tanda dan gejala
3. Menganjurkan pasien banyak infeksi.
minum : 2 liter per hari O : S : 37oC, TD : 110/70 mmHg, N : 78
4. Memberiahu keluarga dan x/menit, RR : 22 x/menit, injeksi
pasien mengenai tanda dan cefotaxim sudah masuk melalui IV
gejala infeksi dan cara A : Risiko infeksi teratasi
mencegahnya P : Kelola pemberian cefotaxim
5. Mengelola pemberian antibiotik 1gram/12jam per IV
inj cefotaxim 1gr/12 jam
19 November 1. Mengobservasi suhu aksila dan S:-
2022, 20.00 tanda gejala infeksi O : Suhu 36,2oC, pasien terpasang infus
WIB 2. Mencuci tangan sebelum dan RL di tangan kanan sejak tanggal 17
sesudah kontak, batasi November 2014 kondisi bersih tidak
pengunjung terlihat tanda flebitis dan infeksi,
3. Memberikan injeksi cefotaxim 1 cefotaxim 1 gram masuk per IV
gram per IV A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 1
gram/12 jam per IV
DX. 4
TANGGAL,
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM
17 November 1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan masih keluar
2022, 14.30 pervaginam darah dari jalan lahir, darah berwarna
WIB 2. Mengkaji jumlah darah yang merah segar, pasien mengatakan akan
hilang. Memantau tanda dan sering miring ke kiri dan membatasi
gejala syok hipovolemi pergerakan
3. Memonitor bunyi jantung janin O : DJJ : 127 x/menit, pasien bedrest
4. Menganjurkan pasien istirahat A : Masalah risiko tinggi cedera (janin)
dan bedrest teratasi
5. Menganjurkan pasien agar miring P : Monitor perdarahan pervaginam
ke kiri
6. Menganjurkan pasien untuk
membatasi pergerakan
19 November 1. Memonitor perdarahan S : Pasien mengatakan perdarahan
2022, 20.15 pervaginam berkurang, tinggal flek, pasien
WIB 2. Mengkaji jumlah darah yang mengatakan akan sering miring ke kiri
hilang. Memantau tanda dan dan membatasi pergerakan
gejala syok hipovolemi O : DJJ : 127 x/menit, pasien bedrest
3. Memonitor bunyi jantung janin A : Masalah risiko tinggi cedera (janin)
4. Menganjurkan pasien istirahat teratasi
dan bedrest P : Monitor perdarahan pervaginam
5. Menganjurkan pasien agar miring
ke kiri
6. Menganjurkan pasien untuk
membatasi pergerakan
DAFTAR RUJUKAN
Chalik, TMA. 2009. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam
Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo Edisi Keempat. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Scearce J and Uzelac PS. 2007. Third-trimester vaginal bleeding. In: AH
DeCherney et al. (eds). Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and
Gynecology.10th ed. New York: McGraw-Hill