Kel. 1 Psikologi Agama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA SEBAGAI DISIPLIN ILMU

Diajukan untuk memenuhi tugas-tugas Mata Kuliah

Psikologi Agama

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1

 ABDUL HASYIM (900.19.001)


 ADE DWI MASHITA (900.19.002)
 ADE SYAFITRI (900.19.004)
 ADE TIKA MAYUNI (900.19.005)
 ADE ITA TRIANA (900.19.006)

DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd

PRODI : PAI VIII-A EKSKLUSIF

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN

AL-ISHLAHIYAH BINJAI

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Psikologi
Agama Sebagai Disiplin Ilmu”. Walaupun penulisan makalah ini telah disusun secara
hati- hati namun tetap memerlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk membantu
penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat kepada
bapak Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd pembimbing mata kuliah Psikologi Agama. Penulis
berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari sempurna Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Binjai, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1


B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

1.1 Pengertian Psikologi Agama.............................................................................3


1.2 Perkembangan Psikologi Agama.......................................................................5
1.3 Objek Kajian Psikologi Agama.........................................................................6
1.4 Metode Penelitian Psikologi Agama.................................................................8
1.5 Kegunaan dan Manfaat Psikologi Agama.........................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................14

KESIMPULAN...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan Psikologi agama dari waktu ke waktu tampaknya kian
diterima oleh berbagai kalangan termasuk para agamawan yang semula

menggugat keabsahannya sebagai disiplin ilmu yang otonom.


Psikologi Agama memuat dua term yang secara disipliner berbeda,
namun pada ujungnya ketemu secara substansial pada manusia. Psikologi
berorientasi meneliti tingkah laku biologis sebagai gejala jiwa, dan agama
memberikan bimbingan bagi tingkah laku yang tak mudah dipisahkan dari
hal-hal yang bersifat kejiwaan.
Keterkaitan hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap
adikodrati (supernatural) memang memiliki latar belakang sejarah yang sudah
lama dan cukup panjang. Latar belakang ini dapat dilihat dari berbagai
pernyataan para ahli yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda, termasuk para
agamawan yang mendasarkan pendapatnya pada informasi kitab suci masing-
masing. Berdasarkan informasi kitab suci, hubungan antara makhluk ciptaan
dengan Sang Pencipta.
Di sisi lain, para psikolog mencoba melihat hubungan tersebut dari
sudut pandang psikologi. Menurut mereka hubungan manusia dengan
kepercayaan ikut mempengaruhi faktor kejiwaan. Proses dan sistem hubungan
ini menurut mereka dapat dikaji secara empiris dengan menggunakan
pendekatan psikologi.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan
manusia khususnya dalam dunia pendidikan maka faktor ini mendorong
psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh banyak orang, Perkembangan
psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran disiplin, hal
ini menjadikan psikologi dapat menjadi psikologi-psikologi praktis yang

1
termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan dan juga psikologi agama,
serta psikologi-psikologi lainnya.
Mempertimbangkan faktor utama bahwa psikologi agama adalah
perangkat utama untuk kegiatan belajar serta segala gejala keagamaan pada
diri manusia. Ilmu pengetahuan sebagai unsur keagamaan yang kehadiran dan
perkembangannya mesti sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta
proses keagamaan dalam aktivitas sehari-hari manusia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dia atas, maka dapat diambil rumusan masalah
yakni :
1. Apa pengertian psikologi agama?
2. Bagaimanakah perkembangan psikologi agama?
3. Apa saja yang menjadi objek kajian psikologi agama?
4. Apa saja metode penelitian psikologi agama?
5. Apa kegunaan dan manfaat mempelajari psikologi agama.

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian psikologi agama
2. Mengetahui dan memahami perkembangan psikologi agama.
3. Mengetahui dan memahami objek kajian psikologi agama
4. Mengetahui dan memahami metode penelitian psikologi agama
5. Mengetahui dan memahami kegunaan serta manfaat mempelajari
psikologi agama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Psikologi Agama


Psikologi Agama terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan agama.
Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Secara harfiah psikologi
berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.
Dalam mitologi Yunani, Psyche adalah seorang gadis cantik bersayap seperti
kupu-kupu. Di sini jiwa pun digambarkan seperti seorang gadis cantik dan
kupu-kupu sebagai simbol keabadian. Dengan demikian psikologi dapat
diartikan dengan “ilmu pengetahuan tentang jiwa” dan dapat disingkat dengan
“ilmu jiwa”, sedang pengertian psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab.1
Psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari
tentang tingkah laku serta aktivitas-aktivitas, dimana tingkah laku serta
aktivitas tersebut sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Menurut Robert H.
Thouless, psikologi sekarang digunakan secara umum untuk ilmu tentang
tingkah laku dan pengalaman manusia.2
Secara umum psikologi mencoba meneliti dan mempelajari sikap dan
tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala – gejala kejiwaan yang
berada di belakangnya.
Psikologi dalam pengertian sederhana dapat diartikan ilmu yang
mempelajari jiwa makhluk hidup, tidak sebatas manusia saja, termasuklah
hewan dan tumbuh-tunbuhan. Namun dalam perkembanganya psikologi
mengalami trasformasi makna, sehingga pengertian psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.

1
Baharuddin & Mulyono, 2008. Psikologi Agama dalam Perspektif Islam, Malang: Uin Malang Press.
2
Jalaluddin, 2012. Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

3
Sedangkan agama berasal bahasa Sansekerta terdiri dari dua kata a dan
gama, a artinya tidak dan gama artinya kacau, semerawut, berantakan dan
hancur. Bila kita satukan makna agama adalah tidak kacau, tidak semeraut,
tidak berantakan dan tidak hancur. Selanjutnya dalam pengertian secara istilah
bahwa agama adalam seperangkat aturan, hukum, undang-undang, keyakinan,
tatanan kehidupan manusia serta pedoman kehidupan manusia dalam
mengarungi kehidupan di dunia sampai akhirat. agama juga menyangkut
masalah yang berhubungan dengan batin manusia.3
Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata,
yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din undang-undang
atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.4 Allah SWT
Berfirman:

‫اف َأن‬
ُ ‫ع َربَّ ٓۥهُ ۖ ِإنِّ ٓى َأ َخ‬
ُ ‫ال فِرْ َع ْو ُن َذرُونِ ٓى َأ ْقتُلْ ُمو َس ٰى َو ْليَ ْد‬
َ َ‫َوق‬
‫ض ْٱلفَ َسا َد‬ ْ
ِ ْ‫يُبَد َِّل ِدينَ ُك ْم َأ ْو َأن يُظ ِه َر فِى ٱَأْلر‬

Artinya “Dan berkata Fir ́aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah


aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena
sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan
kerusakan di muka bumi” (QS. Al Mu’min: 26)

Dan juga bisa dilihat dalam QS Al Fatihah ayat 4:

‫ِّين‬ ِ ِ‫ٰ َمل‬


ِ ‫ك يَ ْو ِم ٱلد‬
Kedua ayat tersebut di atas memberikan penjelasan bahwa agama
adalah segala bentuk sistem hidup yang mengatur, menata dan mengikat

3
Sitorus, Umarganti. 2011. Psikologi Agama. Medan : Perdana Publishing, Hal. 2.
4
Iswati & Kuliyatin. 2019. Psikologi Agama. Lampung : Agree Media Publishing, Hal. 1

4
kehidupan manusia. Sedangkan dari kata religi (latin) atau religere berarti
mengumpulkan dan membaca, kemudian religare berarti mengikat.
Jadi, psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari psikis manusia
dalam kaitannya dengan manifestasi keagamaannya, yaitu kesadaran agama
(religious consciousness) dan pengalaman agama (religious experience).5
Psikologi agama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan manusia dalam semua
tingkat perkembangan dan segala kemungkinan evolusinya. Berdasarkan
definisi tersebut psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama
pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya.
Dengan demikian secara operasional, psikologi agama dapat dipahami
sebagai ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan pengaruh keyakinan agama yang dianutnya
serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.6
1.2 Perkembangan Psikologi Agama
Untuk mengetahui secara pasti kapan psikologi agama mulai dipelajari
memang terasa agak sulit. Baik dalam kitab suci, maupun sejarah tentang
agama - agama tidak terungkap secara jelas mengenai hal itu. Namun secara
historis, dapat dikemuka kan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Dari
hal ini dapat dipahami bahwa berabad-abad lamanya psikologi berada di
bawah pengaruh filsafat.
Seabad setelah psikologi di akui sebagai disiplin ilmu yang otonom,
para ahli melihat bahwa psikologi pun memiliki keterkaitan dengan masalah-
masalah yang menyangkut kehidupan batin manusia yang paling dalam, yaitu
agama. Kajian-kajian khusus mengenai agama melalui pendekatan psikologis
ini sejak awal - awal abad ke-19 menjadi kian berkembang, sehingga para ahli
5
Daradjat, Zakiah, 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 3
6
Ramadhan Lubis, 2019. Psikologi Agama Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai Pembentukan
Kepribadian Seorang Islam. Medan : Perdana Publishing, Hal. 4.

5
psikologi yang bersangkutan melalui karya mereka telah membuka lapangan
baru dalam kajian psikologi yaitu psikologi agama. Dan yang mula-mula
berani mengemukakan hasil penelitiannya secara ilmiah tentang agama ialah
Frazer dan Taylor. Kedua tokoh ini membentangkan berbagai macam agama
primitif dan menemukan persamaan yang sangat jelas antara berbagai bentuk
ibadah pada agama Kristen dan ibadah agama - agama primitif.7
Psikologi agama pada awalnya lebih banyak dikenal oleh kalangan
gereja untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaat mereka. Di kalangan
umat Islam boleh dikatakan yang memperkenalkan psikologi agama sebagai
suatu disiplin ilmu adalah Prof Dr. Zakiah Daradjat dengan bukunya Ilmu
Jiwa Agama yang terbit pertama kali pada tahun 1970.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa sejak menjadi
disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi agama dinilai
cukup pesat, dibandingkan usianya yang masih tergolong muda. Hal ini di
sebabkan, selain bidang kajian menyangkut kehidupan manusia secara pribadi
maupun kelompok, bidang kajiannya juga menyangkut permasalahan
perkembangan usia manusia. Selain itu sesuai bidang cakupannya, ternyata
psikologi agama termasuk ilmu terapan yang banyak manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.8

1.3 Objek Kajian Psikologi Ilmu


Psikologi Agama tidak menyelidiki tentang ajaran-ajaran secara
materi, dasar-dasar agama dan tidak berwenang untuk membenarkan dan
menyalahkan pengertian yang ada dalam agama. Berfokus pada objek dan
lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala-gejala kejiwaan dalam
kaitannya dengan realisasi keagamaan (amaliyah) dan mekanisme antara
keduanya.9

7
Iswati & Kuliyatin. 2019. Psikologi Agama. Lampung : Agree Media Publishing, Hal. 7
8
Daradjat, Zakiah. 1976. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang.

6
Psikologi agama tidak bermaksud untuk melakukan penilaian (to
evaluate) atau kritik (to criticize) terhadap ajaran agama, tetapi semata untuk
memahami dan melukiskan (to describe) tingkah laku keagamaan sebagai
ekspresi dari alam pikiran, perasaan, dan sebagainya, akibat adanya keyakinan
agama. Jadi, psikologi agama tidak mencampuri dasar-dasar keyakinan agama
tertentu. Tidak melakukan penilaian benar-salah, baik-buruk, masuk akal atau
tidaknya suatu kepercayaan.10
Yang menjadi objek kajian psikologi adalah sebagai berikut11 :
1. Kesadaran beragama (relegious counsciousness)
yaitu bagian pengakuan dan kesaksian atau segi yang hadir (terasa)
dalam pikiran dan dapat terlihat dari gejalanya melalui instrospeksi. Ada
tiga aspek di dalam kesadaran beragama yaitu: pengetahuan, pengakuan
dan pengamalan. Kesadaran beragama menurut Jamas adalah kesadaran
individu terhadap Zat yang tidak terlihat (the reality of the unseen).
Kesadaran beragama dapat bersumber dari berbagai cara. Mulai dari
pencarian kebenaran ajaran agama, keterlibatan dalam kegiatan
keagamaan, perenungan, penyelidikan-penyelidikan peristiwa-peristiwa
alam.
2. Pengalaman agama (relegious experience)
adalah unsur pengakuan dan kesadaran beragama, yaitu perasaan
membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah).
Atau lebih jelasnya bisa kita katakan perasaan yang muncul dalam diri
manusia setelah menjalankan ajaran agama. Pengalaman beragama disebut
juga pengalaman spiritual, pengalaman suci, atau pengalaman mistik.

9
Ramadhan Lubis, 2019. Psikologi Agama Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai Pembentukan
Kepribadian Seorang Islam. Medan : Perdana Publishing, Hal. 6.
10
M. Taufik, 2020. Psikologi Agama : Conscientia Practica. Mataram : Sanabil. Hal. 63
11
Sitorus, Umarganti. 2011. Psikologi Agama. Medan : Perdana Publishing, Hal. 9.

7
Pengalaman tersebut berisikan pengalaman individual yang dialami
seseorang ketika dia berhubungan dengan Allah SWT.

1.4 Metode Penelitian Psikologi Agama


Sebagai sebuah disiplin ilmu Psikologi Agama mengumpulkan data -
data dan konsep - konsep beragama melalui berbagai penelitian dengan
menggunakan berbagai metode penelitian. Sebagai ilmu yang otonom, maka
Psikologi Agama juga memiliki metode penelitian ilmiah. Kajian dilakukan
dengan mempelajari fakta - fakta berdasarkan data yang terkumpul dan
dianalisis secara objektif.
Karena agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan
batin yang sangat mendalam, maka masalah agama sulit untuk diteliti secara
seksama, terlepas dari pengaruh- pengaruh subjektivitas. Namun demikian,
agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral, dalam arti tidak
memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka dalam penelitian
Psikologi Agama perlu diperhatikan antara lain :
1. Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran
batin manusia.
2. Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat
dibuktikan secara empiris.
3. Alam penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis.
4. Tidak mencampur adukkan antara fakta, angan – angan atau
perkiraan khayali.
5. Mengenal dengan baik masalah-masalah psikologi dan metodenya
6. Memiliki konsep mengenai agama serta mengetahui
metodologinya.
7. Menyadari tentang ada nya perbedaan antara ilmu dan agama.
8. Mampu menggunakan alat – alat penelitian yang digunakan dalam
penelitian ilmiah.12
12
Jalaluddin, 2010, Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Perss. Hal. 10.

8
Untuk jelasnya diantara metode yang digunakan dalam mengkaji psikologi
agama adalah metode yang bersifat filosofis dan bersifat empiris. Metode yang
bersifat filosofi bisa dilakukan dengan metode intuitif, kontempelatif, relegius.

a. Metode intuitif: penyelidikan yang dapat dilakukan dengan sengaja atau


tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari untuk mengataui keadaan
seseorang melalui kesan yang diperoleh dari orang tersebut. Misalnya kita
bisa mengabil kesan terhadap orang yang tekun beribadah, bahwa orang
terbut adalah orang yang taat dan sadar pada agamanya.
b. Obyek yang akan diketahui dengan kemampuan berpikir yang benar-benar
obyektif, tidak bercampur dengan pengaruh-pengaruh lainnya.
c. Metode bersifat relegius, yaitu satu penyelidikan dengan menggunakan
materi-materi agama yang tertera di dalam kitab suci atau kaedah-kaedah
agama sebagai norma standart penilainya. Misalnya : seseorang dianggap
masih kurang rasa keimanannya kepada Allah, karena ia orang kaya tidak
mau mengeluarkan zakat.13
Untuk melengkapi metode yang bersifat filosofis ada juga metode yang bersifat
empiris diantaranya:

1. Dokumen Pribadi
Metode ini digunakan untuk mempelajari bagaimana pengalaman dan kehidupan
batin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk mengetahui informasi
tentang hal ini maka dikumpulkan dokumen pribadi seseorang. Dokumen tersebut
dapat berupa autobiografi, biografi atau catatan-catatan yang dibuatnya. Metode
dokumentasi tersebut dalam penerapannya dapat digunakan beberapa teknik, antara
lain:

a. Teknik Nomotatik

13
Anshari, Hanafi. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Jiwa Agama. Surabaya : Usaha Nasional. Hal. 6.

9
Pendekatan ini antara lain digunakan untuk mempelajari perbedaan-
perbedaan individu. Sementara dalam psikologi agama, teknik nomotatik
ini antara lain untuk melihat sejauh mana hubungan sifat dasar manusia
dengan sikap keagamaan.
b. Teknik Analisis Nilai (value analysis)
Teknik ini digunakan dalam kaitannya dengan statistik. Data-data yang
telah terkumpul diklasifikasikan menurut teknik statistik dan dianalisis
untuk dijadikan penilaian terhadap individu yang diteliti.
c. Teknik Ideography
Teknik ini hampir sama dengan teknik nomotatik, yaitu pendekatan
guna memahami sifat dasar manusia. Bedanya, teknik ini lebih
menekankan antara sifat-sifat dasar manusia dengan keadaan tertentu dan
aspek-aspek kepribadian yang menjadi ciri khas masing-masing individu
dalam rangka memahami seseorang.

d. Teknik Penilaian terhadap Sikap (evaluation attitudes technique)


Teknik ini digunakan dalam penelitian biografi, tulisan atau dokumen
yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti.14
2. Angket
Metode angket digunakan untuk meneliti proses jiwa beragama pada
orang yang masih hidup dengan menggunakan angket sebagai instrumen
pengumpulan data. Metode ini misalnya, dapat digunakan untuk mengetahui
persentase keyakinan orang pada umumnya tentang sikap beragama,
ketekunan beragama, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik:

a. Pengumpulan Pendapat Masyarakat (public opinion polls)


Cara yang dilakukan melalui pengumpulan pendapat khalayak
ramai. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

14
Iswati & Kuliyatin. 2019. Psikologi Agama. Lampung : Agree Media Publishing, Hal. 12.

10
masalah-masalah yang berkaitan dengan kesadaran dan
pengalaman beragama khalayak ramai.
b. Skala Penilaian (rating scale)
Metode ini antara lain digunakan untuk memperoleh data
tentang factor - faktor yang menyebabkan perbedaan khas dalam
diri seseorang berdasarkan pengaruh tempat dan kelompok.
3. Wawancara, Metode wawancara digunakan untuk meneliti proses jiwa
beragama pada orang yang masih hidup melalui wawancara langsung atau
wawancara tidak langsung. Metode ini misalnya, dapat digunakan untuk
mengetahui kesadaran dan pengalaman beragama seseorang yang dianggap
memiliki ciri khusus dalam keberagamaannya.15
4. Tes, Metode tes digunakan untuk mempelajari tingkah laku keagamaan
seseorang dalam kondisi tertentu, misalnya tentang pengetahuan agama,
kerukunan antar umat beragama, konversi agama, dan lain-lain.
5. Eksperimen, Eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah
laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat.
Misalnya eksperimen tentang pengaruh pendidikan shalat yang khusyu’
terhadap perilaku jujur remaja.
6. Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi penelitian dilakukan
dengan menggunakan data Sosiologi, yaitu dengan mempelajari sifat-sifat
manusiawi orang perorang atau kelompok.
7. Pendekatan terhadap Perkembangan Pendekatan ini digunakan guna meneliti
asal-usul dan perkembangan aspek psikologi manusia dalam hubungannya
dengan agama yang dianut.
8. Metode Klinis dan Proyektivitas, Metode ini memanfaatkan cara kerja klinis.
Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa
dengan agama. Misalnya menggunakan agama sebagai terapi bagi orang -
orang mengalami tekanan jiwa atau orang - orang yang mengalami neurosis.
15
Ramadhan Lubis, 2019. Psikologi Agama Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai Pembentukan
Kepribadian Seorang Islam. Medan : Perdana Publishing, Hal. 11.

11
9. Studi Kasus, Studi Kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen,
catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus - kasus tertentu.
10. Survei, Metode ini biasanya digunakan untuk penelitian sosial yang bertujuan
untuk penggolongan manusia dalam hubungannya dengan pembentukan
organisasi dalam masyarakat.16

1.5 Kegunaan dan Manfaat Psikologi Agama


Ilmu pengetahuan yang dipelajari memiliki berbagai gunaan bagi
manusia pada umumnya, terutama bagi manusia yang mempelajari dan
mengamalkannya. Baik kegunaannya secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pula halnya dengan psikologi agama pastilah memiliki kegunaan
atau manfaat bagi siapa saja yang mempelajari dan mengamalkannya.
Kegunaan atau manfaat mempelajari psikologi agama secara
khusus adalah sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, dapat mengetahui serapa besar pengaruh agama
terhadap peserta didik. Seberapa banyak pengetahuan agama yang
dapat dipelajari dan di amalkan peserta didik. Untuk mengetahui
sebab-sebab apa saja yang membuat peserta didik tidak taat beragama
bahkan melecehkan agama.
2. Bagi peserta didik, dapat mengetahui fungsi agama yang dianut dan
diyakini kebenarannya sebagai tuntunan dalam mengarungi hidup dan
kehidupan dunia sampai akhirat.
3. Bagi individu yang beragama, dapat mengetahui faktor-faktor yang
mendorong untuk beragama dan taat beragama serta faktor-faktor yang
menghalanginya untuk tidak taat beragama, bahkan berpindah agama.
4. Bagi manusia pada umumnya, dapat mengtahui fungsi dan kegunaan
agama dalam kehidupan induvidu, berkeluarga, bertetangga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

16
Sitorus, Umarganti. 2011. Psikologi Agama. Medan : Perdana Publishing, Hal. 14.

12
Psikologi agama telah banyak dimanfaatkan pada sektor kehidupan manusia
seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, psikoterapi, industri dan lain sebagainya.
Psikologi agama juga bermanfaat sebagai pembangkit perasaan dan kesadaran
beragama serta pembinaan moral dan mental keagamaan manusia. Berikut adalah
beberapa manfaat psikologi agama:

1. Menanamkan cara berpikir positif


Berpikir positif adalah berpikir yang mengarah pada hal-hal yang
bersifat baik entah itu terhadap diri sendiri, orang lain ataupun keadaan
yang sedang dihadapi. Seseorang yang memiliki pikiran positif akan selalu
melihat setiap masalah dengan cara yang positif sehingga menjadi tidak
mudah terpengaruh dengan berbagai tantangan dan hambatan yang
dihadapi.
2. Menanamkan kecerdasan kreatif
Kreatifitas adalah kemampuan pikiran yang bersifat fleksibel dan
bervariasi. Atau pada garis besar, kreativitas dilihat dari empat macam
dimensi yaitu process, person, press and product. Bentuk kreativitas juga
dapat dilihat dari proses individu baik itu dorongan internal maupun
eksternal yang dituangkan dalam bentuk produk yang dihasilkan. Asumsi
seseorang terhadap bentuk produk kreatif apabila produk tersebut dinilai
inovatif, lebih actual dan lebih berbeda daripada yang lain.17

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Psikologi agama termasuk ilmu cabang dari filsafat. Psikologi agama secara
umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran,

17
Ramadhan Lubis, 2019. Psikologi Agama Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai Pembentukan
Kepribadian Seorang Islam. Medan : Perdana Publishing, Hal. 13.

13
perasaan dan kehendak. Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati
melalui sikap dan perilaku manusia.
Psikologi agama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan jiwa keberagamaan manusia dalam semua tingkat perkembangan dan
segala kemungkinan evolusinya. Berdasarkan definisi tersebut psikologi agama
meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa
besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan
hidup pada umumnya.
Psikologi menurut Zakiah Darajat, meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan
tingkah laku orang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara
orang berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku, tidak dapat dipisahkan dari
keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.

Kemudian yang menjadi lapangan kajian psikologi agama adalah proses


beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang
dirasakan sebagai hasil dari keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi
agama adalah gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku
keagamaan, kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah laku
keagamaannya secara timbal balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan
lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Mulyono,Psikologi Agama dalam Perspektif Islam, Malang: Uin


Malang Press.2008.
Daradjat , Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.1970.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012.

14
Sitorus, Umarganti. Psikologi Agama. Medan : Perdana Publishing, 2011.
Iswati & Kuliyatin. Psikologi Agama. Lampung : Agree Media Publishing. 2019.
Ramadhan Lubis. Psikologi Agama Dalam Bingkai Ke-Islaman Sebagai
Pembentukan Kepribadian Seorang Islam. Medan : Perdana Publishing.2019.
M. Taufik. Psikologi Agama : Conscientia Practica. Mataram : Sanabil. 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai