Laporan Praktikum Biokimia Kuantitatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN KE - III

“UJI KUANTITATIF PROTEIN”


(Penetuan Kadar Protein dengan Metode Lowry)

Disusun oleh :
Dewi Utami Qamara 221030700578

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TA. 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino dan juga mengadakan
konjugasi dengan senyawa lain seperti gula atau lipida. Protein merupakan makro nutrien
yang berperan lebih banyak untuk membentuk biomolekul. Protein tersusun antar unsur
seperti C, H, N, O, P, S, Fe dan Cu. Dari analisa unsur protein rata – rata menunjukkan
bahwa kandungan unsur N 16%.
Pada analisis kadar protein pada suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara
atau metode analisis, antara lain cara Kjeldahl, Biuret atau Folin-Ciacalteu (Lowry). Pada
metode Kjeldahl, bahan atau protein didestruksi dengan oksidator kuat untuk membebaskan
nitrogen dari senyawa yang lain atau unsur lain, kemudian nitrogen diukur jumlahnya dengan
cara titrasi. Pada prinsip kerja metode Lowry adalah reduksi Cu₂⁺ menjadi Cu⁺ oleh tirosin,
triptofan dan sistein yang terdapat dalam protein bahan. Ion Cu⁺ bersama asam fosfomolibdat
dan sistein yang terdapat dalam protein bahan. Ion Cu⁺ bersama asam fosfomolibdat dan
asam fosfotungstat memebentuk warna biru sehingga dapat menyerap cahaya
spektrofotometer.

I.2.1 Teori Dasar


Penentuan konsentrasi protein merupakan suatu proses yang rutin dilakukan dalam
analisis biokimia. Ada beberapa metode yang dilakukan dalam rangka menentukan
konsentrasi protein, yaitu metode Biuret, metode Lowry dan lain sebagainya. Pilihan metode
yang baik dan tepat untuk suatu pengukuran tergantung pada beberapa faktor yaitu
banyaknya material atau sampel yang tersedia, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengukuran, serta alat spektrofotometer yang tersedia.
Spektrofotometri mempunyai aplikasi yang sangat luas pada analisis secara
kuantitatif. Hasil pengukuran secara kuantitatif menggunakan metode ini mempunyai akurasi
yang tinggi, walaupun tidak seakurat serapan atom atau sinar gamma.
Dalam mempelajari sifat kuantitatif dari absorbsi radiasi, berkas radiasi dikenakan
pada sampel dan kemudian di intentitas radiasi diteruskan dan selanjutnya transmisinya
diukur. Kebanyakan pekerjaan analisa menyangkut larutan, di mana zat yang akan dianalisa
dilarutkan langsung dalam pelarutnya atau sebelumnya mengalami perlakuan kimia sehingga
mampu mengabsorbsi radiasi. Radiasi yang diabsrobsi oleh sampel dapat ditentukan dengan
membandingkan intensitas berkas radiasi yang diteruskan.
Pada saat menentukan kadar protein dalam sampel, harus dilakukan pula pengukuran
terhadap beberapa larutan protein standar yang memiliki rentangan konsentrasi tertentu
dimana konsentrasi sampel protein berada dalam rentangan tersebut. Protein dimasukkan
pertama kali kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan aquades. Seluruh tabung harus
mempunyai volume akhir yang sama. Reagen pembentuk kompleks selalu ditambahkan
terakhir dan biasanya diperlukan selang waktu tertentu terjadinya reaksi yang sempurna.
Larutan standar protein dan sampel diukur dengan spektrofotometri. Hasil pengukuran dibuat
dalam kurva kalibrasi standar yang diperoleh dengan mengukur absorbansi sederetan larutan
standar.
Dengan bantuan kurva kalibrasi, konsentrasi larutan sampel dapat ditentukan dengan
mudah atau dihitung dengan persamaan regresi. Berdasarkan kurva kalibrasi, dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut:
y = ax – b x = konsentrasi sampel
dimana: b = titik potong terhadap sumbu y
y = absorbansi sampel
a = tan α

Dalam penentuan konsentrasi, reagen pendeteksi gugus – gugus fenolik, seperti


reagen Folin-Ciocalteu telah digunakan dalam penentuan konsentrasi protein oleh Lowry
yang kemudian dikenal dengan metode Lowry. Dalam bentuk yang paling sederhana reagen
Folin-Ciocalteu dapat mendeteksi residu tirosin (dalam protein) karena gugus fenolik dalam
tirosin dapat mereduksi reagen fosfotungstat dan fosfomolibdat menjadi tungstat dan
molibdenum yang berwarna biru. Struktur tirosin ditunjukkan sebagai berikut:

Reagen fosfotungstat dan fosfomolibat merupakan konstituen utama reagen Folin-


Ciocateu yang direduksi menghasilkan tungstat dan molibdenum yang menunjukkan puncak
absorpsi yang lebar pada daerah merah dan spektrum sinar tanpak.
Reagen Folin-Ciocalteu merupakan suatu komposisi kompleks yang diperoleh dengan
pemanasan refluks dari Na-tungstat dan Na-molibat dengan asam ortofosfat. Selain itu,
disertakan pula komponen – komponen lain untuk meningkatkan kestabila reagen dalam
kondisi normal berwarna kuning pucat.

I.3.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu mengoperasikan prosedur kerja dan menerjemahkan hasil uji
kuantitatif protein.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

II.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu untuk praktikum Identifikasi Karbohidrat adalah 150 menit (1 SKS) / Jam
18.30-21.00 WIB. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi (Lab. 2) STIKes
Widya Dharma Husada.

II.2.1 Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
 Beaker glass  NaOH 0,1 N
 Batang pengaduk  CuSO4 0,5%
 Gelas ukur  Na2CO3 2%
 Botol 100 mL  Na/K tartarat 1%

II.3.2 Cara Kerja

A. Pembuatan Reagen NaOH + Na2CO3

Masukkan 0,4 g
Tambahkan 2 g
Siapkan beaker NaOH ke dalam
Na2CO3 ke
glass dan batang beaker glass,
dalam larutan
pengaduk tambahkan 100ml
NaOH. Aduk
aquadest. Aduk
hingga ke dua
hingga homogen
bahan homogen.

B. Pembuatan Reagen CuSO4 + Na/K. Tratat

Masukkan 0,26 g
Tambahkan 1 g
Siapkan beaker CuSO4 ke dalam
Na/K. Tratat ke
glass dan batang beaker glass,
dalam larutan
pengaduk tambahkan 100ml
CuSO4. Aduk
aquadest. Aduk
hingga ke dua
hingga homogen
bahan homogen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Pembahasan dan Hasil


Pada praktikum ini hanya membuat reagen untuk kebutuhan Uji Kuantitatif Protein,
yaitu pembuatan reagen NaOH 0,1 N + Na2CO3 2% dan reagen CuSO4 0,5% + Na/K. Tratat
(potasium).
Pembuatan ke dua reagen ini sebelum menjadi larutan yaitu berbentuk serbuk yang di
larutkan dalam 100ml aqudest. Dengan ke 3 bahan tersebut mempunyai sifat larut dalam air,
sehingga pada saat pembuatan larutan dibuat menunjukkan warna yang berbeda sesuai bahan
yang digunakan.
1. NaOH 0,1 N + Na2CO3 2% dengan hasil perubahan warna putih keruh.
2. CuSO4 0,5 % + Na/K. Tratat (potasium) dengan hasil perubahan warna biru
terang.

III.2.1 Pembahasan
1. Perhitungan NaOH 0,1 N

M × Mr × L
G=
1000

0,1 N × 40 ×100
G=
1000 ml

= 0,4 gram (larutkan ke dalam 100ml aquadest)

2. Perhitungan Na2CO3 2%

5
= 2 gram
2,5

3. Perhitungan CuSO4 0,5%


CuSO4= 0,26 gram
Na/K. Tratat 1%= 1 gram → 100ml
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembuatan reagen ini dilakukan untuk memenuhi syarat bahan larutan dengan
menggunakan metode lowry untuk Uji Kuantitatif Protein. Sehingga pada saat pengujian
dapat menghasilkan uji yang positif, dengan larutan:
1. NaOH 0,1 N + Na2CO3 2% dengan hasil perubahan warna putih keruh.
2. CuSO4 0,5 % + Na/K. Tratat (potasium) dengan hasil perubahan warna biru
terang.

SARAN
Pada praktikum sebaiknya mahasiswa lebih efisien untuk mengerjakan, dan
pentingnya kekompakan dalam pengerjaan. Untuk alat-alat laboratorium yang rusak
sebaiknya diberi pengganti, agar mahasiswa yang praktik memenuhi keefesian tersebut. Dan
rak-rak cairan sebaiknya tidak ada yang berdebu.

Anda mungkin juga menyukai