Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Wonosobo: Experiment Findings
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Wonosobo: Experiment Findings
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi Wonosobo: Experiment Findings
net/publication/346048679
CITATIONS READS
0 809
1 author:
M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
177 PUBLICATIONS 108 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Foreign Direct Investment Research in VUCA World: A Review and Meta-Analysis View project
Mengetuk Pintu dengan Salam: Potensi Bahrain dalam Membuka Pasar GCC bagi Indonesia View project
All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 21 November 2020.
KARYA TULIS
OLEH:
M. ELFAN KAUKAB, S.E.
DEPARTEMEN KEUANGAN
PT PERKEBUNAN TAMBI
WONOSOBO
2009
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menjadi karyawan I
di PT Perkebunan Tambi Wonosobo
Oleh:
M. Elfan Kaukab
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meneyelesaikan karya tulis ini
(Tahun 2004 s.d. 2008)”. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Karya tulis ini dapat selesai karena bimbingan dan arahan dari berbagai
S. Sos.
4. Seluruh karyawan kantor direksi dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebut.
Perkebunan Tambi.
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
s.d. 2008)”. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan
Karya tulis ini dapat selesai karena bimbingan dan arahan dari berbagai
3. Pembimbing karya tulis, Bapak Ir. Bambang Hargono, M. M. dan Bapak Panut
Hardiyanto, S. Sos.
4. Seluruh karyawan kantor direksi dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut.
Perkebunan Tambi.
Penulis
iii
SARI
iv
DAFTAR ISI
SARI .............................................................................................................................. iv
A. Simpulan ................................................................................................... 55
B. Saran ......................................................................................................... 56
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
BAB I
PENDAHULUAN
besar. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya adalah luasnya lahan
yang akan datang, terutama dalam mengatasi penerimaan devisa dari sumber
minyak dan gas bumi yang semakin merosot akibat harga yang tidak stabil.
teh (Camelia sinensis). Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai
pengembangan komoditi teh Indonesia yang dapat dicatat antara lain adalah
jumlah petani yang terlibat di dalam usaha tani teh sekitar 320 ribu KK yang
dapat menghidupi 1,3 juta jiwa keluarga petani. Kemampuan sektor ini dalam
perkebunan teh menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp. 1,2
trilyun dan menyumbang devisa bersih US$ 110 per tahun serta kontribusi
1
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
tea-nya berperan besar dalam konservasi tanah dan air serta lingkungan di
agrowisata.
teh yang tinggi menempatkan Indonesia pada urutan kelima sebagai negara
produsen teh curah, setelah India, Cina, Sri Lanka, dan Kenya. Indonesia juga
menduduki posisi kelima sebagai negara eksportir teh curah terbesar dari segi
volume setelah Sri Lanka, Kenya, Cina, dan India (Suprihatini Rohayati, Daya
industri teh. Kondisi ini membuat usaha perkebunan teh rakyat semakain
terpuruk. Para petani harus menjual teh dengan harga Rp 400 – Rp 500 per
kilogram sementara biaya perawatan teh mencapai Rp 700 per kg. Petani
2
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
teh yang telah berpengalaman selama 51 tahun yaitu dari tahun 1957. Namun
persaingan antar produsen teh baik domestik maupun internasional. Hal ini
dalam memasarkan produk teh yang dihasilkan. Hal ini dilakukan oleh PT
Perkebunan Tambi agar proses pemasaran lebih efektif dan efisien dari segi
B. Perumusan Masalah
3
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
perusahaan. Dari latar belakang ini sangatlah perlu dilakukan evaluasi kinerja
C. Tujuan Penulisan
Perkebunan Tambi selama kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2004-
2008)
4
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
oleh Mr. M. P. Van Den Berg, A. W. Folk, dan Ed. Jacobson yang kemudian
Agustus 1945, kebun Bedakah, Kebun Tambi, dan Kebun Tanjungsari secara
otomatis diambil alih oleh negara RI dan berada di bawah koordinasi Pusat
1949, berdasarakan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag maka
sebagai negara harus dikembalikan kepada pemilik semula. Sesuai dengan hasil
5
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
perkebunan tersebut hingga waktu yang lama sehingga pegawai eks PPN itu
kebun tersebut oleh para eks pegawai PPN dengan membentuk kantor bersama
berminat untuk melanjutkan usaha dan mereka sudah terlalu sulit untuk
mengurus perkebunan yang kondisinya sudah sangat buruk (akibat revolusi fisik
Maatschaappij menjual kebun itu kepada para karyawan yang dahulu telah
terbatas oleh para eks pegawai itu yang diberu nama PT NV eks PPN Sindoro
Sumbing pada tanggal 17 Mei 1954. dengan terjadinya perjanjian jual beli antara
tersebut maka status perkebunan Tambi, Bedakah, dan Tanjungsari resmi dalam
6
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
diterbitkan lembaran berita negara tanggal 12 Agustus 1960 dengan nomor 65.
Lahan atau kebun teh milik PT Perkebunan Tambi ini tersebar dalam
daun teh sedangkan hasil dari unit perkebunan tersebut diolah di Unit Perkebunan
perkebunannya.
lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, dengan ketinggian areal tanaman teh
antara 800 – 1995 meter dari permukaan laut. Curah hujan rata-rata berkisar
Kecamatan Kertek, sebelah Timur Laut Kota Wonosobo dengan jarak kurang
7
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
pabriknya kurang lebih lima kilometer sebelah Utara dari jalan raya. Luas
arealnya adalah 357,7942 hektar yang terdiri dari tanah HGU seluas 308,7900
hektar, tanah HGB seluas 3,9642 hektar dan tanah hak sewa seluas 45,0400
hektar. Areal tersebut termasuk lereng Gunung Sindoro sebelah barat dengan
ketinggian antara 1250 – 1900 meter dpl. Curah hujan rata-rata 3000 – 3500
Jenis tanah umumnya andosol dan regosol. Perkebunan Bedakah terdiri dari
enam blok, yaitu blok Bismo, Rinjani, Mandala, Argopuro, Kembang, dan
Muria.
kilometer dari kota, tidak jauh dari jalan raya Wonosobo – Dataran Tinggi
Dieng. Luas Areal 261,4769 hektar yang terdiri dari HGU seluas 260,0309
Hektar dan HGB seluas 1,4460 Hektar. Lahan tersebut terletak di lereng
Gunung Sindoro sebelah barat laut dengan ketinggian 1250 – 2000 meter dpl.
Curah hujan rata-rata 3000 – 3500 mm per tahun, suhu antara 10 - 230 C
adalah andosol dan latosol. Perkebunana Tambi terdiri dari empat blok, yaitu
8
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Tenggara kota Wonosobo. Jaraknya dari kota kurang lebih 14 kilometer pada
tepi jalan raya kota Wonosobo – Purworejo. Luas arealnya adalah 209,3535
hektar yang terdiri dari tanah HGU seluas 209,2950 hektar dan tanah HGB
seluas 0,2585 hektar. Lokasi ini termasuk ke dalam lereng Gunung Sumbing
sebelah Barat daya dengan ketinggian antara 700 -1000 meter dpl. Curah
dari tiga blok, yaitu blok Kutilang, Murai, dan Glatik. Hasil pucuk dari
4. Kantor Direksi
9
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
1. Visi
2. Misi
a. Misi Bisnis
b. Misi Sosial
a) Mencegah erosi
rasio kebutuhan
D. Struktur Organisasi
satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, wewenang, serta tugas yang
Sebagai badan hukum maka Perseroan Terbatas (PT) Perkebunan Tambi ini
10
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Tambi, mengenai kepengurusan ini tersebut dalam pasal 8, 9, 10. Perseroan ini
kemudian dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh seorang
Direktur, di bawah pengawasan tiga orang Dewan Komisaris. Dari ketiga orang
dua anggota lainnya menjadi anggota dewan. Gaji anggota dewan komisaris dan
staf di kantor direksi dan tiga badan pelaksana atau unit lini yang terdapat di
kantor direksi terdiri dari tiga kepala departemen, yaitu Departemen Keuangan,
masing kebun dipimpin oleh Kepala Unit Perkebunan dibantu oleh Kepala
Bagian atau asisten yaitu Asisten Kebun, Asisten Pabrik, dan Asisten Kantor. Di
bawah masing-masing asisten terdapat Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan Tenaga
Pelaksana. Tiap-tiap asisten kebun membawahi dua atau tiga kepala blok kebun.
11
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
V I II VI III IV VII
a b c d e f g h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Keterangan:
A. Direksi
I. Dept. Produksi
II. Dept. Keuangan
III. Dept. Umum
IV. Satuan Pengawas Intern
1. Kepala Blok Taman 5. Kepala Blok Bismo 11. Kepala Blok Kutilang
2. Kepala Blok Pemandangan 6. Kepala Blok Rinjani 12. Kepala Blok Murai
3. Kepala Blok Panama 7. Kepala Blok Mandala 13. Kepala Blok Glatik
4. Kepala Blok Tanah Hijau 8. Kepala Blok Argopuro
9. Kepala Blok Kembang
10. Kepala Blok Muria
12
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
BAB III
A. Sejarah Teh
Kata “teh” atau “Tee” atau “Tea” berasal dari bahasa Cina Selatan
“te” dari bentukan tschha [lat. Camellia sinensis]. Tumbuhan ini berasal dari
Provinsi Assam India dan Provinsi Yunnan di Cina Selatan. Pohonnya berbentuk
semak yang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daunnya mengandung
Bukti tertulis tentang teh pertama kali ditemukan di Cina pada abad ke 3 sebelum
masehi.
Carl von Linné pada tahun 1753 awalnya menamai tumbuhan ini Teha sinensis,
tapi kemudian ia memberikan dua jenis nama yang berbeda yaitu Teha bohea dan
Teha viridis. Nama botani yang sebenarnya dari tumbuhan ini adalah Camellia
sinensis, dan memiliki dua jenis yaitu: Camellia sinensis var. Sinensis (teh Cina)
Minuman ini sudah dikenal sejak lima ribu tahun yang lalu dan konon
ditemukan secara tidak sengaja oleh Shennong, Kaisar Tiongkok yang sangat
Sang Kaisar meyakini bahwa air yang aman diminum adalah air yang sudah
direbus terlebih dahulu. Suatu hari ketika ia sedang merebus air, tiba-tiba ada
beberapa lembar daun tak sengaja tercampur ke dalam teko, dan mengubah
aroma serta warnanya. Sang Kaisar pun terkesan setelah mencicipi cairan baru
13
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
yang berwarna merah kecokelatan tersebut. Semenjak itu, teh menjadi bagian
Teh dibawa ke Eropa baru pada tahun 1610 oleh perusahaan dagang
Asia Timur milik Belanda dan Inggris. Mulai tahun 1610 kapal-kapal dagang
Belanda membawa teh dari Jepang dan Cina. Tahun 1669 bangsa Inggris
mendirikan East India Company dengan tujuan perdagangan teh. Di awal abad
ke-19 para Teeclipper berlayar mengelilingi Afrika menuju Eropa. Saat Terusan
Suez dibuka pada tahun 1869, jarak perjalanan bisa diperpendek sekitar 7.000
km.
Rusia mulai mengenal teh pada tahun 1618 setelah penguasanya, Tsar
Michael, mendapat hadiah teh dari seorang Kaisar Tiong-kok dinasti Ming. Pada
masa itu, teh adalah minuman golongan ningrat dan disajikan dengan peralatan
yang sangat mewah. Mulai abad ke-17 teh dibawa lewat jalan darat dari Cina ke
Eropa lewat Rusia. Teh yang dibawa oleh karavan-karavan Rusia kualitasnya
lebih baik dibandingkan dengan teh yang dibawa lewat laut dan sudah tersimpan
golongan atas, yang rutin mengadakan Tea Party. Pada tahun 1760 teh
menempati posisi ketiga barang yang diekspor ke New England. Ketika Inggris
menaikkan pajak teh untuk menutupi krisis keuangan yang melanda negara ini
setelah perang tujuh tahun, timbul kerusuhan di Amerika sebagai koloni Inggris
East India Company yang berlabuh di pelabuhan Boston dan melemparkan 342
14
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
peti teh ke laut. Kejadian yang dalam sejarah dikenal sebagai “Boston Tea Party“
ini menjadi pemicu perang kemerdekaan Amerika pada tahun 1775-1783, disaat
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji
teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan
ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta
bernama F. Valentin melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China
1824 Dr. Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda pernah
dengan bibit teh dari Jepang. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam
melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan
Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Usaha perkebunan Teh pertama dipelopori oleh
Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh pada tahun 1828,
yang kemudian menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa dan sejak
sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah
satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture
Stetsel ).
diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang perkebunan dan perdagangan teh juga
dilakukan oleh pihak swasta. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di
Amsterdam tahun 1835. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari
Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Werkhoven di kebun
15
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula
Simalungun, Sumatera. Perkebunan teh paling banyak ditemui di India, Cina, dan
Srilanka. Tahun 1999 panen teh dunia dihasilkan di India (sekitar 30%), Cina
(23,5%), Srilanka (9,5%), Kenya (7,5%), Indonesia (5%) dan Turki (4%). 75 %
dari hasil panen teh ini dibuat menjadi teh hitam (teh yang difermentasi), 25%-
nya menjadi teh hijau (teh tanpa fermentasi) dan sisanya menjadi teh Oolong (teh
negara Islam. Sejak beberapa tahun yang lalu, jenis teh ini digemari pula di
Eropa.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Famili : Tehaceae
Genus : Camelia
16
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
mahkota berbentuk kerucut, daunnya jorong atau agak bulat telur terbalik, tepi
Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil, bunga
muncul dari ketiak daun, berwarna putih bersih dan berbau wangi lembut.
Sedangkan buah teh berwarna hijau kecoklatan dengan jumlah biji rata-rata tiga.
dengan ketinggian antara 1.200 – 2.000 meter dpl. Namun ketinggian ideal di
Indonesia untuk tanaman teh adalah 700 – 1.200 meter dpl, misalnya daerah
puncak Jawa Barat. Di tempat demikian produksi pucuk daun teh optimal
Pada ketinggian lebih dari 1.200 meter dpl produksi optimal daun di
lambat. Bahkan di tempat yang lebih tinggi kadang tanaman tidak bertunas
1. High Grown, yaitu teh yang diusahakan di daerah ketinggian lebih dari 1.500
meter
1.200 meter
17
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
4. Low Medium, yaitu teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 800-
1.000 meter
Suhu yang diperlukan untuk tanaman teh dengan hasil yang baik
berkisar 14-25o C dengan curah hujan rata-rata per tahun sebesar 2.500-3.000
milimeter. Sedangkian curah hujan minimum bagi tanaman teh adalah 1.150-
China dan teh Jawa. Sedangkan untuk jenis teh Assamica dapat mencapai 12-20
mendapat pucuk muda yang baik maka pohon teh selalu dijaga pertumbuhannya
perdagangan, maka jenis tanaman teh juga berkembang menjadi beraneka ragam.
Keanekaragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman teh
serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.
Hingga saat ini seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis teh yang berasal
dari 25 negara yang berbeda. Namun jenis teh pada dasarnya hanya terdiri dari
1. Black Tea (Teh Hitam), adalah teh yang dalam pengolahannya melalui proses
2. Oolong Tea (Teh Oolong), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya hanya
18
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
3. Green Tea (Teh Hijau), adalah jenis teh yang dalam pengolahannya tidak
(dulunya dikenal dengan sebutan tein), sedikit Tehophyllin (alkaloid dalam daun
serangan asma akut dan melancarkan air seni) dan Tehobromin (nama kimianya
minyak eter, dan 7% - 12% zat warna asam coklat (Gerbsäuren). Dalam dua
menit pertama penyeduhan, 75% koffein yang terkandung dalam teh akan
Pada proses selanjutnya akan terlihat proses pewarnaan air, saat zat
warna asam coklat tadi bereaksi dengan koffein dan biasanya membentuk lapisan
tipis di permukaan air. Gabungan koffein dan zat warna asam coklat ini akan
diserap oleh tubuh dan pengaruh koffeinnya akan tetap tinggal dalam tubuh.
Inilah yang membuat teh bisa membawa pengaruh menenangkan. Teh hitam
mengandung fluor yang bisa mengganti mineral dan memperkuat permukaan gigi
(Kariesprophylaxe) (http://travelogue.multiply.com).
Daun teh yang dipetik umumnya pucuk-pucuk daun teh muda dan dua
waktu antara 10 sampai 14 hari. Daun-daun teh yang sudah dipetik tidak bisa
19
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
bertahan lama dan harus segera diolah. Saat pengolahan inilah dibedakan jenis
teh menjadi teh hitam dan teh hijau. Teh hitam dibuat dengan proses pelayuan,
tama, daun-daun teh ini disimpan dalam keadaan kering selama 8 sampai 12 jam
untuk proses pelayuan. Saat proses pelayuan ini, daun-daun tersebut akan
kerangka daunnya akan hilang dengan bantuan silinder penggulung. Cairan sel
akan muncul lewat bantuan kandungan asam di udara dan dimulailah proses
ini kemudian disebarkan di atas meja dan dilembabkan. Kualitas teh yang akan
dihasilkan kemudian tergantung pada proses fermentasi ini. Akhir dari proses
fermentasi ini dikenali lewat wangi dan warna daun teh yang berubah menjadi
merah perunggu. Kemudian teh ini dikeringkan dengan suhu sekitar 85 derajat
Pekoe (hanya pucuk daunnya), Orange Pekoe (pucuk dan daun teratas), Pekoe
Selanjutnya masih dikenal jenis Broken Teas yang berasal dari daun-daun teh
yang pecah saat proses penggulungan, antara lain jenis Broken Orange Pekoe,
juga jenis Fannings dan Dust, yang berasal dari serpihan-serpihan daun dan
sebentar dengan uap air panas atau dimasak diatas api dengan menggunakan
20
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
panci besar. Proses ini dibuat untuk menghindari fermentasi dan untuk
Gunung Sindoro dan Sumbing, dengan ketinggian areal tanaman teh antara 800 –
1.995 meter dpl. Curah hujan rata-rata berkisar antara 2.500 – 3.500 mm
menghasilkan jenis Teh Hitam (Black Tea) dengan tiga jenis mutu teh yaitu mutu
21
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran
kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,
1997).
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa
22
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan
munculnya pesaing; (2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat
dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan
B. Konsep Pemasaran
akan menjadi efektif dari para pesaingnya dalam memadukan kegiatan pemasaran
pasar sasaran, akan tetapi banyak para ahli mengatakan dalam beragam cara yaitu
23
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
bahwa pemasaran yang sesuai keinginan pembeli adalah syarat utama bagi
dan pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran ini tidak hanya menjual barang
saja, tetapi lebih dari itu di mana perusahaan harus memperhatikan konsumen
beserta kebutuhannya.
C. Fungsi-Fungsi Pemasaran
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dan sebagainya.
3. Fungsi Perantara
24
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
standarisasi/penggolongan produk.
D. Manajemen Pemasaran
oleh Oei Liang Lie: “Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,
tenaga manusia dengan bantuan alat untuk mencapai tujuan yang telah
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
25
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
E. Saluran Distribusi
pemasaran karena distribusi yang efektif dan efisien maka barang akan cepat
golongan barang yang ada. Dalam hal ini ada dua macam saluran, yaitu:
konsumsi, yaitu:
26
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Akhir
dapat dipakai:
27
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
menggunakan agen.
1) Distribusi Intensif
2) Distribusi Eksklusif
penyaluran tunggal ini sering kali disertai kewajiban bagi agen untuk
28
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
3) Distribusi Selektif
dengan kontrol yang lebih banyak dan biaya lebih sedikit dari pada
distribusi intensif.
a. Karakteristik Pembeli
b. Karakteristik Produk
c. Karakteristik Perantara
d. Karakteristik Saingan
e. Karakteristik Perusahaan
4. Tujuan Distribusi
sehingga barang akan lebih cepat dipasarkan, apabila barang tersebut sudah
F. Volume Penjualan
keduanya memiliki arti yang berbeda. Tujuan dari konsep pemasaran adalah
29
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dari pada kepuasan konsumen.
b. Harga produk
c. Syarat penjualan
2. Kondisi pasar
a. Jenis pasar
b. Segmen pasar
c. Daya beli
d. Frekuensi pembelian
3. Modal
5. Faktor lain
30
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
atas suatu produk dan perusahaan lalu segera memenuhi apa yang mereka
konsumen. Bila pendistribusian yang tepat dan lancar maka volume penjualan
H. Pemasaran Ekspor
1. Pengertian Ekspor
daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam
negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang
2. Perijinan Ekspor
Deperindag), atau;
berlaku, dan;
31
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
3. Dokumen Ekspor
a. Dokumen Utama
3) Invoice
4) Packing List
b. Dokumen Pelengkap
2) SM (Sertifikat Mutu)
32
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
BAB V
1. Manajemen Pemasaran
maupun ekspor.
2. Saluran Distribusi
33
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
industri dimana para buyer masih mengolah lagi produk yang dibeli dari PT
untuk memenuhi konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam
penjualan barang industri ada dua macam saluran yang dilakukan oleh PT
3. Volume Penjualan
negeri dan 60%-70% untuk pasar luar negeri. Untuk pasar dalam negeri PT
Perkebunan Tambi menjual teh dalam bentuk uraian dan kemasan dengan
34
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
ton untuk pasar dalam negeri dan 5.954,27 ton untuk pasar luar negeri. Jika
28%
6% 1%
Direct Export
Blender Exporter
Retail
Tea Pack
57%
4. Penjualan Ekspor
Tambi mengekspor teh sejak tahun 1958 dengan tujuan negara Amerika,
Inggris, Irak, Jerman, Kanada, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Rusia,
jangka panjang (long term contract) seperti dengan Hung An Trading Co. Ltd
dan Lipton Tea Supply. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir resiko yang
35
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
ini dilakukan untuk efisiensi biaya pengurusan dokumen ekspor dan juga
untuk menjaga harga teh tetap terkontrol dan bersaing dengan perusahaan-
hasil perkebunan yang telah berpengalaman dalam hal pemasaran luar negeri.
kerjasama dengan PT Trijasa Prima Sejati yaitu sejak tahun 1998. PT Trijasa
Perkebunan Tambi tetapi sebelum di ekspor teh di blend (campur) dengan teh
jangka panjang.
dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun. Sebuah evaluasi terhadap
sebuah perusahaan. Dalam karya tulis ini hanya akan mengevaluasi penjualan PT
Perkebunan Tambi untuk tujuan ekspor selama 5 tahun yaitu tahun 2004, 2005,
36
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Pada tabel 5.1 di bawah ini dijabarkan secara rinci penjualan ekspor
37
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2004. Tren yang
terjadi baik pada jumlah kuantum maupun rupiah tidak menunjukkan tren
0
i
er
ret
ari
ari
er
ni
li
er
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
1488
1500 1291 1309 1293
1077
1000 793
638
482
500 357 373
123
0
ret
er
ari
ari
er
ni
er
li
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
Ok
se
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Pendapatan
38
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan Agustus dimana tidak
39
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2005. Tren yang
200 184
151
150 133 136
123
113
89 88
100
46 40 44
50
0
0
er
ret
i
ari
ari
er
ni
r
li
ril
r
Me
be
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
mb
bru
nu
Ma
us
to
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
0
0
i
er
ret
ari
ari
er
ni
li
er
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Pendapatan
40
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
kilogram.
41
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
bulan Desember.
200
er
ret
ari
ari
r
ni
li
er
ril
r
Me
e
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
2000
er
er
a ri
ni
ari
er
ret
ri l
Me
tus
Ju
Ju
mb
mb
tob
mb
Ap
b ru
nu
Ma
us
Ok
ve
se
Ja
p te
Pe
Ag
No
De
Se
Penjualan
42
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
teh sebanyak 96.915 kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar
kilogram.
176.250 kilogram dan harga rata-rata berkisar pada Rp 12.769 per kilogram.
43
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
triwulan pertama dan merangkak naik pada awal triwulan kedua. Awal
100 82
71
46 46
50
10
0
0
er
ret
i
ari
ari
r
ni
er
li
ril
r
Me
e
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
2500 2251
er
ret
ari
ari
er
ni
li
er
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Pendapatan
44
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
teh sebanyak 95.410 kilogram dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar
kilogram.
kilogram. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada pada bulan Juni yang
45
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
terjadi pada penjualan ekspor PT Perkebunan Tambi tahun 2008. Tren yang
terjadi baik pada jumlah kuantum maupun rupiah tidak menunjukkan tren
200
164
143
150
105 105 106 112
87 85
100 75 69
57
36
50
0
i
er
ret
ari
ari
er
ni
li
er
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
1500
1061 1053 1040 1009
917 940 864
1000
473
500
0
i
er
ret
ari
ari
er
ni
li
er
ril
r
Me
be
Ju
tu
Ju
Ap
mb
tob
mb
bru
nu
Ma
us
m
Ja
ve
se
Ok
pte
Ag
Pe
No
De
Se
Penjualan
46
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Tabel 5.6 Perbandingan Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008
47
0
50
100
150
200
250
Jan 25
uar 151
i 84
0
75
90
Peb
123
rua
ri 129
176
164
Ma 58
ret 184
243
82
87
Ap 160
ril 133
132
Tahun 2004
125
143
134
Me 136
i 109
143
105
Tahun 2005
62
Jun 89
i 127
169
36
32
Jul 113
Tahun 2006 i 102
181
105
(dalam ribu kilogram)
122
Ag
0
ust
us
117
46
85
Tahun 2007
Sep
tem 39
ber 88
67
71
57
Grafik 5.11 Rincian Kuantum Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008
173
Ok
46
tob
er 48
Tahun 2008
46
69
No
vem 147
ber 40
0
113
106
De
sem 211
ber 44
95
10
112
Tahun 2004 s.d. 2008
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
48
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
waktu lima tahun terakhir. Dari Grafik 5.11 terlihat kuantum penjualan tertinggi
tercapai pada bulan Maret tahun 2006 yaitu sebanyak 243.250 kilogram. Namun
pada bulan Agustus 2005, bulan November 2006, dan bulan Januari 2007 tidak
melakukan transaksi dengan buyer luar negeri. Hal ini sering kali dikarenakan
jumlah stok belum memenuhi permintaan konsumen dan harus menunggu sampai
bulan berikutnya.
terjual selama lima tahun terakhir adalah bulan April dan bulan Mei. Hal ini
dipicu curah hujan terbanyak terjadi bulan November, bulan Desember, dan
bulan Januari dimana jumlah pucuk yang diolah cukup banyak dan kuantum teh
yang siap dijual jatuh pada bulan April dan bulan Mei. Jika dibandingkan dengan
bulan-bulan lain kuantum yang terjual sangat fluktuatif dan tidak berimbang dari
tahun ke tahun. Sebagai contoh bulan Desember yang memiliki grafik naik turun
tercapai pada bulan April dengan kuantum terjual rata-rata 138.659 kilogram.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ready stock untuk dijual di bulan
April menumpuk sebagai akibat dari musim hujan yang terjadi pada bulan
kuantum penjualan ekspor terendah terjadi pada bulan September dimana rata-
rata hanya terjual 64.448 kilogram. Penjualan yang rendah dibulan September
dipicu kemarau yang terjadi pada bulan Juli, bulan Agustus, dan bulan September
49
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Tabel 5.7 Perbandingan Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008
50
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jan 123
uar 1526
i 885
0
917
793
Peb
1207
rua
ri 1272
2251
2046
Ma 482
ret 1610
2525
900
940
Ap 1291
ril 1418
950
Tahun 2004
1505
1576
1309
Me 1406
i 926
1483
1061
Tahun 2005
638
Jun 961
i 1289
1821
473
357
Jul 1259
i
(dalam juta rupiah)
1282
Tahun 2006 1053
1905
1077
Ag
0
ust
us
1181
505
1040
Sep
Tahun 2007
tem 373
ber 913
757
812
864
Grafik 5.12 Rincian Pendapatan Penjualan Ekspor Tahun 2004 s.d. 2008
1488
Ok
516
tob
er 571
507
Tahun 2008
1009
No
vem 1293
be r 443
0
1354
1790
De
sem 1930
ber 483
1173
120
1640
Tahun 2004 s.d. 2008
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
51
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Selain evaluasi dari sisi kuantum yang terjual juga dilakukan evaluasi
pada perolehan rupiah secara rinci selama lima tahun terakhir. Tabel 5.7
pendapatan ekspor tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2006 yaitu sebesar Rp
terjual di bulan Maret 2006 yang juga tertinggi selama lima tahun terakhir.
2006, dan bulan Januari 2007 karena tidak melakukan transaksi dengan buyer
luar negeri.
kuantum bukanlah yang tertinggi. Hal ini selain dikarenakan kurs dolar yang
menguat atas rupiah juga karena penjualan yang cukup tinggi dan stabil dari
tahun ke tahun.
kurs dolar dalam penjualannya. Ketika nilai Rupiah menguat atas dolar justru
akan menurunkan profit PT Perkebunan Tambi dan sebaliknya jika nilai rupiah
melemah atas dolar justru akan menaikkan pendapatan terutama untuk penjualan
sangat hati-hati dalam negosiasi harga dengan para buyer luar negeri dan juga
memfokuskan pada efisiensi biaya pemasaran yang akan timbul dari kontrak-
kontrak penjualan.
52
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
Tambi selama lima tahun terakhir, berikut akan dijabarkan rekapitulasi dari
1500
53
47
12
12
63
46
45
11
11
11
1000
500
0
2004 2005 2006 2007 2008
Kuantum Terjual
Dari Grafik 5.13 terlihat bahwa tahun 2006 merupakan tahun dimana
kuantum terjual pada posisi tertinggi selama lima tahun terakhir yaitu sebanyak
53
Evaluasi Pemasaran Ekspor PT Perkebunan Tambi
Tahun 2004 s.d. 2008
terpaut tipis 0,46%. Grafik 5.13 juga menjelaskan bahwa kuantum penjualan lima
tahun terakhir hampir mendekati sama dari tahun ke tahun. Kondisi ini karena
penambahan dan juga karena musim kemarau dan penghujan Indonesia dalam
5000
0
2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Penjualan
Dari sisi pendapatan penjualan ekspor tahun 2004 s.d. 2008 memiliki
grafik yang sangat menarik seperti yang terlihat pada Grafik 5.14 di atas. Tren
dipengaruhi oleh kurs dolar sehingga jika tren dolar menguat terus dari tahun ke
tahun atas rupiah, ini mengindikasikan tren naik juga bagi pendapatan PT
54
BAB V
PENUTUP
Tambi tahun 2004 s.d. 2008, maka dapat disimpulkan dan dikemukakan saran bagi
A. Kesimpulan
Pemasaran. Namun fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik dan sesuai
dua saluran yaitu saluran distribusi barang konsumsi dan saluran distribusi
3. Produksi teh hitam yang dihasilkan 30%-40% untuk pasar dalam negeri dan
60%-70% untuk pasar luar negeri. Untuk pasar dalam negeri PT Perkebunan
Tambi menjual teh dalam bentuk uraian dan kemasan. Sedangkan semua
4. Selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2004 s.d. 2008) PT Perkebunan Tambi
mampu menjual produknya untuk pasar luar negeri 5.954,27 ton atau sekitar
63% dari total produksi. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan ekspor
mengalami tren positif seiring dengan nilai tukar dolar yang merambah naik
55
B. Saran
kemasan hanya dipasarakan di dalam negeri dan dalam lingkup yang sempit
produk kemasan ke luar negeri akan dapat membentuk Corporate Image yang
lebih kuat sehingga dapat lebih mantap dalam bersaing dengan perusahaan
lain.
56
DAFTAR PUSTAKA
Edi P., Ruswiyanto. 2004. ‘Proses Pemasaran PT Tambi’. Karya Tulis. Wonosobo:
PT Perkebunan Tambi
Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid II. Terjemahan. Erlangga. Jakarta
Swastha, Basu dan Ibnu Sukoco.1979. Saluran Pemasaran, Konsep dan Strategi
Analisis Kuantitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
www.bandungpress.com
www.digilab.petra.ac.id
www.nahninu.com
www.sosro.com
www.teacouncil.co.uk
www.travelogue.multiply.com
57