Konsep Dasar Mioma Uteri
Konsep Dasar Mioma Uteri
Konsep Dasar Mioma Uteri
A. Pengertian
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.
B. Etiologi
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti, namun ada 2
teori yang menjelaskan faktor penyebab mioma uteri, yaitu:
1. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum menarche
c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma uteri
C. Klasifikasi
1. Mioma Submukosum
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Paling
sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi
walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai
suatu “Curet Bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi
sarkoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang
sehingga menonjol melalui vagina, disebut sebagai mioma submukosa bertungkai
yang dapat menimbulkan “Myomgeburt” yang sering mengalami nekrose atau
ulserasi
2. Mioma Intramural
Mioma terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium. Kalau besar atau
multiple dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3. Mioma Subserosum
Letaknya di bawah tunika serosa, kadang-kadang vena yang ada dipermukaan
pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Dapat tumbuh diantara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi Mioma Intra Ligamenter. Dapat tumbuh
menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan
kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut Wedering/Parasitik
Fibroid. Mioma subserosa yang bertangkai dapat menimbulkan torsi
D. Patofisiologis
Tumor ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dan otot imatur yang ada di
dalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding darah uteri. Apapun
asalnya, tumor dimulai dari benih-benih multiple yang sangat kecil dan tersebar
pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif (bertahun-
tahun, bkan dalam hitungan bulan), di bawah pengaruh estrogen sirkulasi, dan jika
tidak terdeteksi dan diobati dapat membentuk tumor dengan berat 10 kg atau
lebih. Namun sekarang, sudah jarang karena cepat terdeteksi. Mula-mula tumor
berada intramural, tetapi ketika tumbuh dapat berkembang ke berbagai arah.
Setelah menopause, ketika estrogen tidak lagi disekresi dalam jumlah yangn
banyak, maka myoma cenderung mengalami atrofi. Jika tumor dipotong, akan
menonjol diatas miometrium sekitarnya karena kapsulnya berkontraksi. Warnanya
abu-abu keputihan, tersusun atas berkas-berkas otot jalin menjalin dan melingkar-
lingkar di dalam matriks jaringan ikat. Pada bagian perifer serabut otot tersusun
atas lapisan konsentrik, dan serabut otot normal yang mengelilingi tumor
berorientasi yang sama. Antara tumor dan miometrium normal, terdapat
pseudokapsul, tempat masuknya pembuluh darah ke dalam myoma.
Pada pemeriksaan dengan mikroskop, kelompok-kelompok sel otot berbentuk
kumparan dengan inti panjang dipisahkan menjadi berkas-bebrkas oleh jaringan
ikat. Karena seluruh suplai darah myoma berasal dari beberapa pembbuluh darah
yang masuk dari pseudokapsul, berarti pertumbuhan tumor tersebut selalu
melampaui suplai darahnya. Ini menyebabkan degenerasi, terutama pada bagian
tengah myoma. Mula-mula terjadi degenerasi hialin, atau klasifikasi dapat etrjadi
kapanpun oleh ahli ginekologi pada abad ke-19 disebuut sebagai “batu rahim”.
Pada kehamilan dapat terjadi komplikasi jarang (degenerasi merah). Ini diikuti
ekstravasasi darah diseluruh tumor, yang memberikan gambaran seperti daging
sapi mentah. Kurang dari 0,1% terjadi perubahan tumor menjadi sarcoma.
Jika myoma terletak subendometrium, mungkin disertai dengan menorhagia. Jika
perdarahan yang hebat menetap, mungki akan mengalami anemia.saat uterus
berkontraksi, dapat timbul nyeri. Myoma sub endometrium yang bertangkai dapat
menyebabkan persisten dari uterus.
Dimanapun posisinya di dalam uterus, myoma besar dapat menyebabkan gejala
penekanan pada panggul, disuria, sering kencing dan konstipasi atau nyeri
punggung jika uterus yang membesar menekan rectum.
E. Manifestasi Klinis
Faktor-faktor yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu :
1. Besarnya mioma uteri,
2. Lokalisasi mioma uteri,
3. Perubahan pada mioma uteri.
Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal,
intramural, submucous), digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan abnormal
Perdarahan abnormal yaitu menoragia, menometroragia dan metroragia.
Perdarahan sering bersifat hipermenore dan mekanisme perdarahan tidak
diketahui benar. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu telah meluasnya
permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi degenerasi merah
3. Tanda-tanda penekanan/pendesakan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri.
Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-
pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan
gangguan miksi dan terhadap ureter bisa menyebabkan hidro uretre.
4. Infertilitas
Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan pors
interstisialis tubae.
5. Abortus
Abortus menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim
melalui plasenta.
6. Gejala sekunder
Gejala sekunder yang muncul ialah anemia karena perdarahan, uremia, desakan
ureter sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
F. Komplikasi
Mioma uteri berdampak pada kehamilan dan persalinan yaitu:
1. Mengurangi kemungkinan wanita hamil terutama pada mioma uteri
submukosum
2. Kemungkinan abortus bertambah
3. Kelainan janin dalam rahim
4. Menghalangi lahirnya bayi
5. Inersia uteri dan atonia uteri
6. Mempersulit lepasnya plasenta
Komplikasi lain:
1. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi Ieiomiosarkoma. Keganasan umumnya baru ditemukan
pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus Apabila mioma uteri cepat membesar dan Apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau
proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut
dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.
3. Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat
melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan
gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
G. Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan,
keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta
ukuran lokasi serta jenis myoma uteri itu sendiri. 55 % dari semua mioma uteri
tesebut tidak membutuhkan pengobatan dalam bentuk apapun terutama jika :
1. Tanpa keluhan
2. Menjelang menopause
3. Besarnya mioma kurang dari 12 minggu umur kehamilan
3. Keadaan khusus tidak operasi / menjelang menopause yaitu dengan cara
a. Radiasi
b. Hormonal dan estrogen
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kandungan . Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuwaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Anonim, 2012. Mioma Uteri. Tersedia di :
http://www.dewinurindahsari.blogspot.com/2012/10/mioma-uteri.html/m=1
diakses tanggal 27 September 2013 pukul 11.00 wita
Anonim, 2009. Mioma Uteri . Tersedia di :
http://www.ayurai.wordpress.com/2009/03/30/askeb-mioma-uteri/ diakses tanggal
27 September 2013 pukul 12.00 wita
LANDASAN TEORI
2.3 Patologi
Berdasarkan teori genitoblast (sel ness) Mayer dan De Snoo, dan rangsangan terus
menerus setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi :
1) Berlapis seperti berlambang
2) Lokalisasi bervariasi
a) Subserosa
• Dibawah lapisan peritoneum
• Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan) abdomen (Manuaba,
1998 : 154)
• MEluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
• Gangguan kontraksi rahim
• Pendarahan berkepanjangan
Akibat pendarahan, penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,
pusing, cepat lelah, mudah terjadi infeksi
3) Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi :
• Terasa berat di abdomen bagian bawah
• Sukar miksi atau defeksi
• Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
4) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling
mempengaruhi :
• Kehamilan dapat mengalami keguguran
• Persalinan prematuritas
• Gangguan saat proses persalinan
• Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
• Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan (Manuaba, 1998
: 411)