Annisa Anur Majid - Proposal Penelitian
Annisa Anur Majid - Proposal Penelitian
Annisa Anur Majid - Proposal Penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh.
Annisa Anur Majid 1931021003
ii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta
didik di kelas eksperimen pada materi sistem pernapasan dengan menggunakan model
Conceptual Change berbasis kontruktivisme.Untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap kemampuan kognitif peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan
model conceptual change dan pada kelas kontrol menggunakan model discovery
learning.Dan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran
conceptual change berbasis kontruktivisme dalam proses pembelajaran.
iii
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the cognitive abilities of students in the
experimental class on the respiratory system material using the constructivism-based
Conceptual Change model. To determine student learning outcomes on the cognitive
abilities of students in the experimental class using the conceptual change model and in
the control class using the model discovery learning. And to find out students' responses
to constructivism-based conceptual change learning models in the learning process.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………iii
ABSTRAK………………………………………………………………………………………………...iv
ABSTRACT……………………………………………………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………..………………………...........vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………………...viii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1
A.Latar Belakang………………..………………………………..……………………………….........1
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………6
C.Batasan Masalah………………………………………………………………………6
D.Tujuan Penelitian................................................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………………….7
A. Kajian Teori………………………………………………………………………………………..8
2.Konstruktivisme…………………………………………………………………………………10
3.Kemampuan Kognitif…………………………………..………………………………………………………………12
B.Kerangka Berpikir………………………………………………………………............................34
C.Hipotesis………………………………………………………………………………………...…37
A.Jenis Penelitian.................................................................................................................................38
B.Desain Penelitian…………………………………………………………………………………..38
C.Definisi Operasional……………………….………………………………………………………39
F.Instrumen Penelitian……………………………………………………………………………….42
J.Prosedur Penelitian………………….……………………………………………………………….54
K.Alur Penelitian…………………………………………………………………………………...…56
L.Jadwal Penelitian……………………………………………………………………………………57
v
DAFTAR TABEL
TABEL 3.3:Kisi-kisi Instrumen Angket Respon Peserta Didik Terhadap Model conceptual change…46
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Conceptual Change Berbasis Kontruktivisme
Terhadap Kignitif Siswa SMA Materi Sistem Pernapasan”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Penelirian ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Dr. Jujun Ratnasari, M.Si. dan
teman – teman yang sudah membantu dalam pembuatan penyusunan Proposal Penelitian
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga
proposal ini bisa bermanfaat bagi rekan – rekan semua.
Penulis
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pengolahan suatu informasi dalam proses pembelajaran perlu
diperhatikan untuk dikembangkan dan dikontruksikan ke dalam
pengetahuan baru. Sebelum suatu konsep diajarkan secara formal,
sebenarnya siswa telah mengenal konsep tersebut berdasarkan fenomena
alam yang mereka alami dalam kehidupan sehari – hari. Dengan begitu,
seharusnya siswa memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap suatu
konsep. Menurut Rustaman tidak hanya lingkungan dan kondisi belajar
yang memengaruhi keberhasilan belajar, teteapi juga pengetahuan awal
yang dimiliki siswa (Yulianti, 2017).
2
sedangkan siswa nya hanya menjadi pendengar setia dan tidak diransang
untuk turut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. (Arikunto, 2001).
Metode ceramah hanya akan membuat siswa kesulitan menyampaikan
pendapat, tidak aktif di kelas, dan kesulitan dalam menjawab soal di setiap
ujian.
3
Model pembelajaran Conceptual Change dipandang cukup efektif
dalam mereduksi miskonsepsi siswa. Karena dalam model pembelajaran
ini memiliki fase dimana dapat menumbuhkan keterampilan berpikir secara
induktif dan deduktif. Menurut Jefriadi, pada dasarnya pembelajaran
Conceptual Change merupakan pembelajaran perubahan konsep secara
konstruktivisme berbasis keterampilan berpikir. (Nasrudin, 2014).
Keungulan model ini terdapat beberap afase yang dapat mengubah konsepsi
awal sehingga belajar bukan hanya mengumpulkan fakta baru tetapi juga
belajar keterampilan sehingga dapat mengubah konsepsi yang sudah ada.
Proses belajar mengajar sekarang ini menuntut guru tidak lagi hanya
mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun
pengetahuannya. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan
memberi makna melalui pengelaman nyata. Sesuai dengan konstruktivisme,
siswa dibiasakan untuk memunculkan ide – ide baru, memecahkan maslah
dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, sehingga hasil belajar
yang diperoleh memuaskan. (Azhar, 2002).
4
dan fasilitator dalam proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa itulah
seorang guru harus mengetahui profil pengetahuan awal yang dimiliki
siswa.
5
Biologi, didapatkan bahwa pada saat ini metode pembelajaran yang dipakai
yaitu inquiry dan problem based learning, sehingga dengan menggunakan
model Conceptual Change dapat memberikan pemahaman konsep bagi
peserta didik dan dengan basis kontruktivisme peserta didik dapat
menginterpretasikan informasi yang diterima pada konteks pengalaman
mereka sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh model conceptual change berbasis
kontruktivisme dalm pembelajaran biologi untuk menghasilkan
hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak ?
2. Apa dampak positif dan negatif dari pengaruh model conceptual
change berbasis kontruktivisme terhadap hasil belajar siswa SMA
pada materi sistem pernapasan manusia ?
C. Batasan Masalah
1. Variable bebas pada penelitian ini yaitu model pembelajaran
conceptual change yaitu suatu model pembelajaran yang
berlandaskan paham konstruktivisme, dimana peserta didik
membentuk pengetahuannya sendiri berdasarkan hasil interaksinya
dengan lingkungan dan pengalamannya masing – masing, sehingga
peserta didik sudah memiliki pengetahuan awal dan berubah setelah
menerima konsep baru dalam pembelajaran (Agiande, 2015)
2. Penelitian ini hanya dilakukan oleh pesert didik kelas IX di SMAN
1 Cisaat pada materi Sistem Pernapasan
3. Berbasis Kontruktivisme dalam pembelajaran biologi siswa
4. Indikator yang diukur sesuai dengan variable terikat yaitu
kemampuan kognitif
6
5. Konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu Sistem
Pernapasann dengan KD 3.10 Kurikulum 2013
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik di kelas
eksperimen pada materi sistem pernapasan dengan menggunakan
model Conceptual Change berbasis kontruktivisme.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap kemampuan kognitif
peserta didik di kelas eksperimen yang menggunakan model
conceptual change dan pada kelas kontrol menggunakan model
discovery learning.
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model
pembelajaran conceptual change berbasis kontruktivisme dalam
proses pembelajaran
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan mengkaji masalah
yang berkaitan dengan pengaruh model conceptual change berbasis
kontruktivisme terhadap hasil belajar siswa.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan guru – guru dalam
menerapkan model conceptual change berbasis kontruktivisme
terhadap hasil belajar siswa SMA pada materi Sistem gerak manusia
khususnya, dan umumnya untuk semua mata pelajaran. Dan
membantu guru – guru mengembangkan model pembelajaran lain
untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran tertentu.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Conceptual Change
Menurut (Sari, 2015) model pembelajaran Conceptual
Change diartikan sebagai pembelajaran yang mengubah konsepsi
yang sudah ada (yaitu keyakinan, ide, atau cara berpikir) sehingga
belajar bukan hanya mengumpulkan fakta – fakta baru tetapi juga
mengubah konsepsi yang sudah ada. . Model pembelajaran
conceptual change termasuk salah satu model pembelajaran
kontruktivisme (PUTRA, 2014). Dimana siswa membentuk
pengetahuannya sendiri dengan lingkungan berdasarkan interaksi
dan pengalamannya, memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan awal dan berubah setelah memperoleh konsep belajar
yang baru.
Model pembelajaran conceptual change ini memiliki enam
langkah pembelajaran yaitu (1) Identifikasi konseps peserta didik
(2) Mengungkapkan keyakinan konsepsi peserta didik (3)
Konfrontasi keyakinan konsepsi peserta didik (4) Eksplanasi ilmiah
peserta didik (5) Perluasan dan pengayaan konsepsi peserta didik (6)
Aplikasi konsepsii yang baru diakomodasi untuk penguatan
konsepsi peserta didik.
8
keyakinan, ide, atau cara berpikir) sehingga belajar bukan hanya
mengumpulkan fakta – fakta baru tetapi juga mengubah konsepsi
yang sudah ada. Model pembelajaran conceptual change termasuk
salah satu model pembelajaran kontruktivisme. Dimana peserta
didik membentuk pengetahuannya sendiri berdasarkan hasil
interaksinya dengan lingkungan dan pengalamannya, sehingga
peserta didik memiliki pengetahuan awal dan berubah setelah
menerima konsep baru dalam pembelajaran.
9
mengembangkan transformasi konseptual.
10
konsepsi pengetahuan baik secara aktif dan kreatif. Konsepsi
tersebut membangun pengetahuan sebagai sesuatu hal yang aktif
menerima apapun melalui pikiran sehat atau komunikasi dan
interaksinya. Teori pembelajaran ini menekankan beberapa aspek
diantaranya : menekankan pembelajaran aktif dalam
mengkontruksikan pengetahuan dan interaksi sosial penting bagi
pengkontruan pengetahuan itu sendiri. (Nasrudin, 2019)
Teori belajar kontruktivisme merupakan bagian dari konsep
belajar mandiri, dengan menciptakan suatu tindakan yang memilih
sebuah makna dari suatu hal yang telah dipelajari, pembelajaran
model seperti ini bisa dikatakan bersifat generatif. Pembelajaran
kontruktivisme merupakan kegiatan membangun dan menciptakan
sebuah pengetahuan dengan memberikan makna pengetahuan atau
gagasan baru.
Kontruktivisme dalam definisi lain diartikan sebagai suatu
filsafat yang menganggap pengetahuan adalah hasil dari konstruksi
(bentukan) manusia sendiri. Manusia mengkontrukkan
pengetahuan dengan sebuah objek, fenomena, pengalaman dan
lingkupannya. Pengetahuan tersebut layak digunakan jika dapat
memecahkan segala permasalahan dan persoalan yang dihadapi.
Paham kontruktivisme dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak
dapat mentransfer pengetahuan secara sempurna, ia hanya
menyajikan sebuah mentahan, dan setiap individu diharuskan
mengembangkannya sendiri – sendiri secara terus menerus dengan
keberlanjutan.
11
berkembang melalui proses kontrol dan adaptasi . Kecenderungan
setiap anak untuk menggabungkan proses ke dalam sistem yang
terhubung adalah apa yang dimaksud dengan organisasi (Simatwa,
2010). Sebaliknya, Bodner (1986) mendefinisikan adaptasi
sebagai kecenderungan intrinsik anak untuk terlibat dengan
lingkungan mereka. Organisasi mental yang kompleks secara
bertahap akan muncul sebagai akibatdari interaksi ini.
3. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang
berpikir. Menurut Abdurrahman kemampuan kognitif berkembang
secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf –
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf . Salah satu teori yang
berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah
teori Piaget. (Abdurrahman, 2012). Kognitif adalah proses yang
terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu
manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang
secara bertahap, sejalan dengan perkembanga fisik dan syaraf –
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Kemampuan kognitif
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan
12
seseorang. (Utari, 2012) menyebutkan bahwa ranah kognitif berisi
perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan
dan keterampilan berpikir.
Perkembangan kognitif berfokus pada keterampilan berpikir,
termasuk belajar, pemecahan masalah, rasional, dan mengingat.
Perkembangan kertampilan kognitif berhubungan secara langsung
dengan perkembangan keterampilan lainnya, termasuk komunikasi,
motorik, sosial, emosi, dan keterampilan adaptif. Dengan kata lain
kemampuan kognitif individu akan meningkat secara bertahap sejak
lahir melalui interaksi anak dengan lingkungannya. (Darouich,
2017)
Siswa merupakan objek yang berkaitan langsung dengan
proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat
menentukan keberhasilan siswa di sekolah. Sebagaimana menurut
(Zainiyati, 2017) bahwa sejak awal taksonomi kognitif pada tujuan
pendidikan dirancang untuk memudahkan proses perancangan
evaluasi pembelajaran.
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Kognitif
Kemampuan Indikator Kode
Kognitif
Mengigat Kemampuan mengingat C1
(Remember) kembali materi yang
telah dipelajari. Kata
operasionalnya
mengingat yaitu
mengutip, menyebutkan,
menjelaskan,
menggambarkan,
membilang,
mengidentifikasi,
mendaftar
13
Memahami Kemampuan untuk C2
(Understand) memahami materi yang
telah dipelajari.
Menerapkan Pemahaman menuntut C3
(Apply) siswa untuk
menunjukkan bahwa
mereka telah mempunyai
pengertian yang
memadai untuk
mengorganisasikan dan
menyusun materi –
materi yang telah
diketahui. Kata
operasionalnya
mengklasifikasikan dan
menjelaskan.
Menganalisis Mencakup penggunaan C4
(Analyze) suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah
atau mengerjakan tugas.
Prosesnya adalah
menjalankan dan
mengimplementasikan
Mengevaluasi Menguraikan suatu C5
(Evaluate) permasalahan keunsur –
unsurnya dan
menentukan dan
menentukan bagaimana
saling keterkaitan unsur
tersebut. Kata
14
operasionalnya
menyusun ulang.
Mencipta Menguraikan suatu C6
(Create) permasalahan keunsur –
unsurnya dan
menentukan bagaimana
saling keterkaitan unsur
tersebut. Kata
operasionalnya
menyusun ulang.
(Ausanti, 2018)
15
berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang
menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali
ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Menurut Gok T dan Silay
menyatakan bahwa “suatu masalah dapat didefinisikan sebagai
kesulitan yang terjadi pada diri seseorang ketika menghadapi suatu
kasus yang solusinya tidak didapatkan langsung” atau dengan kata
lain masalah merupakan kemampuan seseorang untuk menemukan
solusi melalui suatu proses yang melibakan beberapa informasi
yang dimilikinya. Multirepresentasi merupakan suatu cara yang
digunakan untuk memperlihatkan suatu materi ataupun konsep
dengan cara yang berbeda-beda, baik itu melalui kata-kata, gambar,
diagram, persamaan matematis dan lain sebagainya.
16
diatasi dengan memberikan informasi bahwa tes awal tidak
mempengaruhi nilai peserta didik. Membutuhkan waktu yang
banyak, namun ini bisa diatasi dengan membatasi waktu ketika
membagikan kelompok. Dan bagi guru yang kurang
berpengalaman akan merasa kesulitan karena pengajaran disusun
berdasarkan pada konsepsi awal peserta didik yang beragam,
namun ini bisa diatasi dengan seringnya merapkan model
conceptual change pada materi yang ada miskonsepsi (M. A. I. Sari
et al., n.d).
17
mempengaruhi frekuensi
pernapasan.
3.8.5 Dengan pengamatan, siswa dapat
menjelaskan diagram pertukaran
oksigen dan karbon dioksida pada
alveolus dan sel-sel jaringan tubuh.
3.8.6 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat menjelaskan
reaksi pengikatan oksigen dan
karbon dioksida dalam darah.
3.8.7 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat menjelaskan
bahaya rokok bagi kesehatan.
3.8.8 Dengan berdiskusi, siswa dapat
menganalisa dampak pencemaran
udara terhadap kesehatan sistem
pernapasan.
3.8.9 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat
mendeskripsikan teknologi sistem
pernapasan.
3.8.10 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat
mendemonstrasikan fase inspirasi
dan ekspirasi pada mekanisme
pernapasan.
3.8.11 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat membedakan
sistem pernapasan pada serangga,
burung, dan manusia.
18
3.8.12 Dengan merangkum dari berbagai
sumber, siswa dapat membedakan
sistem pernapasan pada serangga,
burung, dan manusia
19
proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan
utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar, alat – alat pernapsan berfungsi
memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida dan
uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi,
sistem pernapasan pada manusia mencaku saluran
pernapasan, mekanisme pernapasan dan gangguan
pernapasan.
20
b. Kelenjar keringat (kelenjar sudorifera)
3. Pangkal Tenggorokan/Laring
21
5. Cabang Tenggorokan (Bronki/Bronchus)
6. Alveolus
22
permukaan alveolus diperkirakan mencapai 160 𝑚2 atau
100 kali lebiih luas dari pada luas permukaan tubuh.
8. Pleura
1. Mekanisme Pernapasan
23
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Proses
pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi (menghirup
udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Berdasarkan cara
melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya
pernapasan manusia dapat melakukan 2 mekanisme pernapasan,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada
dan perut terjadinya secara bersamaan.
a) Pernapasan Dada
b) Pernapasan Perut
24
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktifitas otot – otot diafragma yang membatasi
rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut
dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut :
25
Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam
paru – paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi
normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 – 3000
ml.
3. Frekuensi Pernapasan
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Suhu tubuh
26
Senakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat.
4. Posisi tubuh
5. Aktivitas
a. Pertukaran Oksigen
Hb4 + 4 𝑂2 Hb𝑂2
27
difusi.
b. Pertukaran Karbondioksida
28
karbondioksida, hal ini menyebabkan tekanan parsial
karbondioksida (PC 𝑂2 ) dalam sel tubuh lebih tinggi
dibanding di kapiler vena, sehingga C𝑂2 berdifusi ke vena
dan di bawa ke paru – paru.
29
yang diakibatkan oleh kontraksi otot polos pada trakea dan
mengakibatkan penderita sulit bernapas. Ditandai dengan
kontraksi yang kaku dari bronkiolus. Asma biasanya
disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma
bronkiale terhadap benda – benda asing di udara, penyebab
penyakit ini juga dapat dikarenakan faktor psikis dan
penyakit menurun.
30
e. Pneumonia adalah peradangan paru – paru dimana alveolus
biasanya terinfeksi oleh cairan dan eritrosit berlebihan.
Infeksi disebabkan oleh bakteri dari satu alveolus ke
alveolus lain hingga dapat meluas ke seleuruh lobus bahkan
seluruh paru – paru. Umunya disebabkan oleh bakteri
streptococcus, Diplococcus pneumoniae, dan bakteri
Mycoplasma pneumoniae.
31
kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan paru – paru.
Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru – paru dan
menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan
penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru – paru
pada pria dan sekitar 70% kaus pada wanita. Semakin
banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk
menderita kanker paru – paru. Tetapi tidak menutup
kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini.
Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita
menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan
radiasi ionisasi.
32
besar, dan biasanya dilengkapi dengan instalasi khusus yang
memudahkan untuk proses penggunaannya.
33
pengukuran akan dibandingkan dengan grafik pada kondisi
paru – paru yang normal.
B. Kerangka Berpikir
Dengan model pembelajaran ini, pendidik dapat
34
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada konsep sistem
pernapasan (cara berfikir kritis dan kreatif) serta dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik,
karena pada sintaks model ini terdapat indikator yang menekankan
peserta didik untuk berfikir lebih baik dan mampu menyelesaikan
pemecahan masalah dengan baik. Ada tiga indikator penelitian
yang digunakan oleh peneliti yaitu: Model conceptual
change,Konstuktivisme dan Kognitif.
35
Pengaruh model Conceptual change
berbasis kontruktivisme terhadap kognitif
siswa SMA materi Sistem Pernapasan
Manusia
Model
Pembelajaran
Koginitif Implikasi
Konstruktivisme
1. Identifikasi tujuan
pemberlajaran
2. Menetapkan konsep
konsep yang harus di
kuawsai
3. Identifikasi dan
kelarivikasi pemahaman
awal
4. Implementasi model
pembelajaran
5. Evaluasi
Materi Sistem
Pernapasan
Manusia
1. Mengamati
2. Memperkirakan
3. Menduga
4. Dan menilai
36
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan dari rumusan masalah penelitian, atau suatu
kesimpulan yang belum final, serta harus diuji kebenarannya. Berdasarkan
rumusan masalah untuk penelitian “Pengaruh Model Conceptual Change
Berbasis Konstruktivisme Terhadap KognitiF Siswa SMA pada Materi
Sistem Pernapasan” yaitu
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
Eksperiment) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel.
Menurut (Sugiyono, 2018) metode eksperimen merupakan bagian dari
penelitian kuantitatif yang memiliki ciri khas tersendiri dengan adanya
kelompok kontrol. Tujuan penelitian kuasi eksperimen (eksperimen
research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul
sebagai akibat perlakuan. Mengemukakan bahwa penelitian ini merupakan
penelitian populasi dan sampel, terkontrol serta melibatkan variabel
independen. Jenis penelitian kuantitatif ini sejenis penelitian yang mencari
pengaruh perlakuan tertentu dengan perlakuan terkendali. Metode Quasi
Eksperiment melibatkan penempatan (tetapi bukan penempatan random)
partisipan ke kelompok. Penelitian kuasi eksperiment terdapat kelas kontrol.
Menurut (Andaru, 2019) penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
pelaksanaan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, penggunaan metode Quasi Eksperiment
diharapkan dapat menunjukkan pengaruh model Conceptual Change
berbasis kontruktivisme terhadap kognitif siswa SMA pada materi sistem
pernapasan di SMA Negeri 1 Cisaat.
B. Desain Penelitian
38
konvensional (ceramah). Pada awal penelitian kedua kelas diberi tes awal
Pretest setelah diebrikan perlakuan kedua kelas masing – masing kelas akan
diberikan tes akhir postest kemudian hasil pada kelas masing – masing
dibandingkan.
E 𝑂1 𝑋1 𝑂2
K 𝑂3 𝑋2 𝑂4
(Sugiyono, 2017)
Keterangan :
K : Kelas Kontrol
E : Kelas Eksperimen
C. Definisi Operasional
39
Adapun langkah – langakh model pembelajaran conceptual change
sebagai berikut : Model pembelajaran conceptual change ini memiliki
enam langkah pembelajaran yaitu (1) Identifikasi konsepsi peserta didik
(2) Mengungkapkan keyakinan konsepsi peserta didik (3) Konfrontasi
keyakinan konsepsi peserta didik (4) Eksplanasi ilmiah peserta didik (5)
Perluasan dan pengayaan konsepsi peserta didik (6) Aplikasi konsepsi
yang baru diakomodasi untuk penguatan konsepsi peserta didik.
2. Kontruktivisme
40
gagasannya dengan menambahkan suatu keterangan atau dengan
cara mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil review
kemudian dibandingkan dengan pengetahuan awal yang telah
dimiliki, maka akan memunculkan kembali ide – ide (elicitasi) pada
diri siswa
3. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif yang diukur adalah N-Gain peserta didik
dalam pengetahuan dan penalaran peserta didik pada materi sistem
pernapasan. Kemampuan kognitif peserta didik diukur dengan
pemberian pretesr dan posttest dalam soal pilihan ganda dengan jenjang
C1 – C6 yang meliputi dimensi faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif.
D. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2022/2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI IPA SMA Negeri 1
Cisaat.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti. Populasi yang dijadikan objek penelitian ini
yaitu peserta ddik kelas XI SMA Negeri 1 Cisaat pada tahun ajaran
2022/2023.
2. Sampel Penelitian
Sugiyono (2018:131) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Dengan
Non-equivalent Control Group Design berarti sampel yang digunakan
41
pada desain ini yaitu tidak dipilih secara acak melainkan memakai
sampel yang sudah tersedia. Sampel kelas yang digunakan sebanyak dua
kelas dari keseluruhan kelas XI yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA
2 dimana terdapat kelas eksperimen yang mengunakan model
pembelajaran Conceptual Change berbasis kontruktivisme dan kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
Karakteristik sampel tersebut sangat mendukung terhadap penelitian
yang dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa angket, dan tes
soal pilihan ganda (PG) kemampuan kognitif. Tes yang dibuat akan
diberikan sesudah diberikan perlakuan.
1. Kisi – kisi soal kemampuan kognitif
Tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tes dalam
penelitian ini akan diberikan dalam bentuk tes pilihan ganda (PG) untuk
mengukur kemampuan kognitif, tes pilihan ganda (PG) ini akan
diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Sebelum tes ini
digunakan dalam proses penelitian akan dilakukan validitas soal. Soal
tes yang digunakan sebanyak 45 soal pilihan ganda (PG) yang
disesuaikan dengan kemampuan kognitif berdasarkan taksonomi bloom.
Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal Kognitif
Kompetensi Dasar Indikator Jenjang Nomor Jumlah
Kognitif Soal Item Soal
Menganalisis hubungan Menganalisis faktor yang C4 40 1
antara struktur jaringan mempengaruhi frekuensi
penyusun organ pada pernapasan
sistem pernapasan Menguraikan perbedaan C4 14 1
dalam kaitannya dengan frekuensi pernapasan
42
bioproses dan gangguan Menganalisis hubungan C4 32 1
fungsi yang dapat terjadi antara sistem pernapasan dan
pada sistem pernapasan sistem pencernaan
manusia Memberikan contoh faktor – C2 18,36 2
faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan
Mencontohkan kelainan – C2 8,17,22 6
kelainan dalam sistem ,26,31,
pernapasan 38
Menentukan jenis penyakit C3 24 1
pada sistem pernapasan
Mencontohkan upaya dalam C2 2 1
mengenai gangguan pada
sistem pernapasan
Membedakan mekanisme C2 15,27 2
pernapasan secara inspirasi
dan ekspirasi
Menerapkan mekanisme C3 4 1
inspirasi
Mengidentifikasi fungsi C4 7,9,29 3
organ yang berperan dalam
sistem pernapasan
Menguraikan fungsi organ C2 1 1
yang berperan dalam sistem
pernapasan
Mencirikan zat yang bersifat C2 21 1
adiktif rokok
Meringkas mekanisme C2 10,20,2 3
pernapasan inspirasi dan 3
ekspirasi
43
Menyimpulkan tentang C2 16,39 2
volume dan kapasitas paru –
paru
Menganalisis mengenai C4 34 1
kapasistas paru – paru
Menyimpulkan tentang C2 11,25 2
pertukaran gas dalam sistem
pernapasan
Menganalisis volume C4 37 1
pernapasan
Membandingkan frekuensi C4 6 1
pernapasan
Menafsirkan tentang data C5 35 1
tekanan gas di dalam tubuh
Mengidentifikasi pertukaran C1 28 1
gas dalam sistem pernapasan
Menentukan volume dan C3 33 1
kapasitas paru – paru
Menguraikan struktur dan C2 3,9,19 3
fungsi organ sistem
pernapasan
Menyesuaikan mekanisme C3 13 1
pernapasan
Menentukan proses C3 5 1
pertukaran Gas
Mengidentifikasi gangguan C4 20 1
sistem pernapasan
Menjelaskan proses C2 11 1
pengangkutan C𝑂2
44
Menyelidiki akibat C3 12 1
pencemaran udara terhadap
sistem pernapasan
Menafsirkan frekuensi C5 41 1
pernapasan pada kondisi
sakit dan sehat
Menjelaskan fungsi C2 42 1
teknologi sistem pernapasan
Membedakan pernapasan C4 43 1
eksternal dan internal pada
manusia
Mengkorelasikan antara C4 44 1
perubahan pH dengan kerja
medulla oblongata
Menyimpulkan zat yang C4 45 1
dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan
𝑂2 berikatan dengan Hb
Membuat hipotesis C6 46 1
permasalahan putung rokok
45
dari Setuju (S), Sangat Setuju (SS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS).
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Instrumen Angket Respon Peserta Didik
Terhadap Model Conceptual Change
No. Indikator No Item Jumlah
Positif Negatif
1. Pengalaman peserta didik 9,12 11,7,8,2 6
terhadappembelajaran dengan
model Conceptual Change
berbasis Kontruktivisme
2. Tanggapan terhadap model 1,6 10,5 4
pembelajaran Conceptual Change
3. Kemudahan untuk melihat 3 4 2
pengaruh model pembelajaran
conceptual change berbasis
kontruktivisme terhadap
kemampuan kognitif
Jumah 6 7 12
(Irmayanti, 2018)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara untuk mendapatkan data – data
yang dibutuhkan dalam penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan tes dan non tes. Tes yang digunakan yaitu soal kemampuan
kognitif dan non tes berupa angket.
46
Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data
No Instrument Jenis Teknik Subjek Waktu
Pengumpulan Penelitian Pelaksanaan
Data
1. Soal Pilihan Hasil Pretest dan Peserta Sebelum dan
Ganda (PG) pemahaman Posttest Didik sesudah
tentang materi pembelajaran
sistem
pernapasan
2. Angket Hasil yang Setelah selesai Peserta Setelah
merespon pembelajaran Didik proses
model pembelajaran
conceptual
change
berbasis
kontruktivisme
47
dari 0,3. Jadi, jika hasil indeksnya dibawah 0,3 berarti data tersebut
tidak bisa dianggap valid.
48
c. Uji Kesukaran
49
yang tentang sebuah penelitian. Atau analisis data juga bisa diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil dari
sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
dipergunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan.
50
b. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang
didistribusikan normal atau tidak. Uji normalitas dianalisis sebagai
prasyarat uji perbedaan statistik. Uji normalitas dianalisis
menggunakan software SPSS Versi 25.0 dengan menggunakan
statistika uji Shapiro-Wilk. Pengambilan keputusan dalam uji
normalitas yaitu jika nilai signifikan > 0,05 atau > 5% maka data
berdistribusi normal dan sebaliknya, jika nilai signifikan < 0,05 atau
< 5% maka data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ini
merupakan uji prasyarat parametrik, sehingga jika data tidak
berdistribusi normal maka data diolah menggunakan statistik non-
parametrik.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Jika nilai
signifikan lebih besar dari 0,005 maka dapat dikatakan bahwa varian
dari dua atau lebih kelompok adalah sama. Uji homogenitas
dianalisis menggunakan software SPSS Versi 25.0. Pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas ini berdasarkan nilai rata – rata
(Based on Mean) dengan kriteria pengujian jika nilai rata – rata
(Based on Mean) memiliki nilai signifikan (sig) > 0,05 atau > 5%
maka data smapel yangdiambil berasal dari populasi yang bervarian
homogen, dan sebaliknya jika nilai signifikan (sig) < 0,05 atau < 5%
maka data sampel yang diambil tidak bervarian homogen.
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat parametrik
selesai dilakukan. Hal tersebut dikarenakan, uji hipotesis dapat
dilakukan setelah persyaratan sampel berdistribusi normal dan
bervarian homogen telah terpenuhi maka dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan Uji T atau
Independent Sampel T Test. Koefisien T hitung pada Independent
51
Sampel T Test pada SPSS Versi 25.0. Uji hipotesis ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan aktualisasi nilai pengaruh model
pembelajaran conceptual chhange berbasis konruktivisme terhadap
kemampuan kognitis siswa SMA kelas XI pada materi Sistem
Pernapasan melalui pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dengan pasangan hipotesis statistik yang akan diuji sebagai
berikut :
𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh model Conceptual Change
berbasis kontruktivisme terhadap kemampuan kognitif siswa SMA
kelas XI pada materi Sistem Pernapasan.
𝐻1 : Terdapat pengaruh model conceptual change berbasis
kontruktivisme terhadap kognitif siswa SMA kelas XI pada materi
Sistem Pernapasan.
Pengujian hipotesis dilakukan uji t dengan mengambil taraf
signifikan a = 0,05 Jika nilai signifikan lebih besar dari a = 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, begitupun sebaliknya. Jika 𝐻0
diterima, maka berarti tidak terdapat perbedaan rata – rata yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sedangkan jika 𝐻0 ditolak, maka terdapat perbedaan rata – rata yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Selanjutnya skor presentase yang diperoleh dari hasil
analisis uji hipotesis yang dihitung dengan Independent Sample T
Test pada software SPSS Versi 25.0 disesuaikan dengan kriteria
kemampuan kognitif.
2. Teknik Analisis Data Angket Respon Peserta Didik
Teknik analisis data angket respon peserta didik menggunakan skala
likert dengan lima alternatif jawaban yang ditunjukkan pada tabel
berikut :
52
Tabel 3.10 Skor Angket dengan Skala Likert
No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Positif Negatif
1. SS (Sangat Setuju) 4 1
2. S (Setuju) 3 2
3. TS (Tidak Setuju) 2 3
4. STS ( Sangat Tidak Setuju) 1 4
(Sugiyono, 2017)
Seluruh pernyataan yang berkaitan dengan variabel bebas dan variabel
terikat dalam operasionalisasi variabel ini diukur oleh instrumen dalam
bentuk non tes atau angket yang memenuhi pertanyaan – pertanyaan tipe
skala likert. Analisis petanyaan atau indikator dilakukan dengan
menghitung jawaban setiap kategori atau pilihan jawaban yang
kemudian dijumlahkan dan dibuat kedalam garis kontinum.
Cara menghitung skor hasil angket dengan cara :
- Pernyataan positif
Jumlah skor = (Jumlah peserta didik menjawab SS X 4) +
(Jumlah peserta didik S x 3) + (Jumlah peserta didik menjawab
TS x 2) + (Jumlah peserta didik menjawab STS x 1).
- Pernyataan negatif
Jumlah skor = (Jumlah peserta didik menjawab SS x 1) +
(Jumlah peserta didik menjawab S x 2) + (Jumlah peserta didik
menjawab TS x 3) + (Jumlah peserta didik menjawab STS x 4).
Kemudian persentase yang dapat diklasifikasikan kedalam kategori
pada tabel berikut :
Tabel 3.11 Kategoori Rentang Nilai
Rentang Nilai Kategori
0% - 24,99% Tidak Baik
25% - 49,00% Kurang Baik
50% - 74,99% Baik
53
75% - 100% Sangat Baik
(Arikunto, 2013)
3. Teknik Analisis Data Wawancara Respon Guru
Data wawancara respon guru dikumpulkan untuk memberikan
gambaran secara jelas dan detail bagaimana pandangan guru terhadap
penggunaan model Conceptual Change berbasis kontruktivisme
terhadap materi sistem pernapasan dan dampaknya terhadap
kemampuan kognitif siswa kelas XI. Data wawancara digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil dengan membandingkan data yang diperoleh.
J. Prosedur Penelitian
Agar pada penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka
perlunya rencana atau prosedur penelitian agar penelitian dapat terarah
dengan baik, prosedur pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu
Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan dan Tahap penyelesaiaan yang
diuraikan secara rinci dibawah ini.
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Melakukan studi observasi awal dengan format wawancara terhadap
guru mata pelajaran Biologi.
b. Melakukan studi pustaka tentang pemahaman konsep
c. Membuat rumusan masalah mengenai pengaruh model conceptual
change berbasis kontruktivisme
d. Menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
pembelajaran yang mendukung materi pada penelitian.
e. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus,
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan model
conceptual change berbasis kontruktivisme untuk materi sistem
pernapasan
f. Mulai melakukan penyusunan instrumen untuk melakukan
penelitian melalui soal tes penilaian kemampuan kognitif dan angket
(non-test) untuk peserta didik.
g. Melakukan judgment instrumen penelitian.
54
h. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
i. Merevisi instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Mengambil sampel untuk penelitian dari populasi kelas untuk
dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Memberikan soal pretest kepada kedua kelompok.
c. Memberikan perlakuan kepada kedua kelompok untuk dijadikann
sampel penelitian. Pada kelompok eksperimen menggunakan model
conceptual change berbasis kontruktivisme dan kelompok kontrol
dengan pembelajaran konvensional (Discovery Learning).
d. Memberikan soal posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Tahap Pasca Pelaksanaan
a. Menganalisis dan mengolah data yang dihasilkan dari proses
penelitian.
b. Menganalisis seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menyusun laporan hasil penelitian
d. Menyusun jurnal penelitaian
e. Memperbaiki review jurnal yang telah disusun
f. Menerbitkan jurnal
g. Sidang hasil penelitian.
55
K. Alur Penelitian
Menyusun Instrument
Judgement Instrument
Revisi Instrument
Posttest Posttest
Pengolahan Data
Kesimpulan
56
L. Jadwal Penelitian
57