Modul Ajar BAB IV
Modul Ajar BAB IV
Modul Ajar BAB IV
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Keragaman Sosial Budaya di Masyarakat
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman pada Peserta didik bahwa kondisi geografis indonesia beragam serta
dapat memengaruhi jenis dan keragaman budaya di Indonesia
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi : peserta didik melihat tayangan video tentang Pengaruh faktor Geografis yang
memengaruhi keragaman budaya. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet,
guru menceritakan kepada peserta didik atau melalui kegiatan tanya jawab. Guru
menentukan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk mengaitkan video yang ditampilkan
4. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema IV
5. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 48 dan 49 tentang faktor
geografis yang memengaruhi keragaman budaya di Indonesia.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #1 untuk
mengIdentifikasi salah satu faktor geografis yang memengaruhi keragaman budaya di
Indonesia, yakni Isolasi geografis. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka memberi
pemahaman pada Peserta didik bahwa kondisi geografis indonesia beragam serta dapat
memengaruhi jenis dan keragaman budaya di Indonesia. Proses saling tukar hasil temuan
peserta didik dapat dilakukan dalam waktu singkat, kemudian guru memberi kesempatan
tanya jawab dengan peserta didik tentang hasil Identifikasi. Secara interaktif guru
mengaitkan hasil Identifikasi dengan orientasi pembelajaran faktor geografis yang
memengaruhi keragaman sosial budaya di Indonesia.
Peserta didik mengIdentifikasi masalah
Setelah peserta didik mengIdentifikasi peristiwa terkait faktor geografis yang memengaruhi
keberagaman budaya di Indonesia, kemudian guru memotivasi peserta didik untuk
mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang
diajukan misalnya Bagaimana isolasi geografis dapat memengaruhi keragaman budaya?
Mengapa faktor Iklim dapat menciptakan keragaman budaya? Apakah terdapat pengaruh
dari letak geografis terhadap keragaman budaya? Guru dapat menggunakan Lembar
Aktivitas #2 untuk menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait faktor geografis yang memengaruhi keragaman
Penutup
F. REFLEKSI
F. ASESMEN / PENILAIAN
dst
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
menyiram tanaman
yang mulai kering.
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a) Pengertian Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik berkaitan dengan penguasaan pengetahuan faktual, konseptual,
maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Guru dapat
memilih teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang akan
dinilai. Penilaian diawali dengan perencanaan pada saat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah
proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.
b) Teknik Penilaian Pengetahuan
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana isolasi geografis dapat memengaruhi keragaman budaya?
2. Mengapa faktor Iklim dapat menciptakan keragaman budaya?
3. Apakah pengaruh geografi terhadap keragaman budaya di Indonesia?
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana isolasi geografis dapat memengaruhi keragaman budaya?
Mengapa faktor Iklim dapat menciptakan keragaman budaya?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar keragaman budaya.
3. Mencantumkan keragaman budaya pada gambar
yang di buat.
4. Memberikan warna pada kenampakan objek
yang di gambar pada keragaman budaya.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kisi-kisi Penilaian Proyek
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan keragaman budaya menggunakan kertas
gambar ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan memperhatikan hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan keragaman budaya.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan keragaman budaya yang telah dipilih!
4. Tuliskan keragaman budaya konsep dari poster yang akan peserta didik sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Rubrik Pemberian Skor Proyek
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel yang berjudul mengapa terjadi keragaman
budaya di Indonesia. Kemudian setelah selesai membaca, peserta didik diminta untuk
membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
yang signifikan. Perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain inilah menyebabkan
perbedaan pola perilaku yang berbeda, mulai dari bahasa hingga ke sistem mata pencarian
hidup dan sistem ekonomi.
Contoh nyata dari keragaman regional dapat dilihat pada masyarakat pesisir pantai
utara Jawa, dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan di pulau
yang sama, yaitu Pulau Jawa. Di mana masyarakat pesisir tinggal pada daerah dengan
suhu yang sedikit lebih tinggi, akan berbeda budayanya dengan mereka yang tinggal di
lereng gunung dengan suhu rendah. Begitu pula masyarakat pesisir utara Pulau Sumatra,
pakaian adatnya akan berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di lereng
Pegunungan Bukit Barisan.
Indonesia bagian barat memang didominasi oleh bioma hutan hujan tropis, tetapi
tahukah kalian jika pulau Jawa secara mikro iklim dapat dibagi menjadi dua region.
Region Jawa bagian barat masih merupakan bioma hutan hujan tropis, sedangkan Jawa
bagian timur sudah dipengaruhi oleh bioma hutan musim tropis atau hutan gugur tropis,
zona ini memanjang sampai ke Pulau Bali. Nusa Tenggara Barat (NTB) berbatasan dengan
Selat Bali, tetapi kondisi yang ada di NTB sudah dapat dikategorikan sebagai sabana.
Berbeda pula di Nusa Tenggara Timur (NTT) di mana kategori bioma yang tepat untuk
menggambarkan kondisi iklim di NTT adalah stepa tropis.
Suhu yang dingin akan selaras dengan pakaian tradisional berlengan panjang.
Masyarakat pesisir memiliki upacara adat sedekah laut yang merupakan wujud terima
kasih atas tangkapan ikan yang mereka peroleh selama satu tahun. Perbedaan suhu
membuat sistem pertanian di dataran rendah dan dataran tinggi tidak sama. Bermukim di
pedalaman hutan juga akan menimbulkan perbedaan yang mencolok pada bentuk rumah
adat. Jenis makanan tradisional juga tidak terlepas dari kondisi iklim setempat.
Kearifan lokal yang berkembang di Nusantara akibat kondisi iklim juga terlihat pada
Masyarakat Adat Baduy. Rumah warga di Desa Kanekes hanya boleh menghadap ke utara
dan selatan, ini tujuannya supaya sinar matahari dapat masuk melalui jendela rumah.
Kelembaban udara di lereng pegunungan cenderung lembab, sehingga apabila ventilasi
tidak bekerja dengan baik maka sirkulasi udara tidak akan baik. Adaptasi bentuk rumah
tradisional juga dimiliki oleh berbagai kebudayaan di Indonesia yang disesuaikan dengan
latar belakang kearifan lokal dan kondisi sekitar, seperti bentuk Joglo, Rumah Panggung,
Honai, dan masih banyak lainnya.
c. Pengaruh Letak Geografis terhadap Keragaman Budaya
Indonesia secara geografis terletak di persilangan antara Benua Asia dan Australia, serta di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Kondisi strategis inilah yang menyebabkan
Indonesia banyak dilalui bangsa asing yang melintasi Selat Malaka sebagai penghubung
antara belahan bumi bagian barat dan timur pada saat itu. Banyaknya bangsa asing yang
C. GLOSARIUM
Iklim : Kondisi cuaca rata-rata tahunan pada suatu wilayah dan cakupan wilayah yang
luas.
iklim mikro : Kondisi iklim pada suatu wilayah yang sangat terbatas/sempit
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2019. Bencana Alam di Provinsi
Yogyakarta. http://bnpb.cloud/dibi/xdibi_list/ .
Badan Perencana Pembangunan Nasional. 2016. Laporan Prakarsa Strategis Bidang
Kemaritiman. Jakarta: Bappenas.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta:
BPS.
Banowati Eva, Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
______________ . 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Daldjoeni. 2014. Pokok-Pokok Klimatologi. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Department of Economic and Social Affairs. 2019. Growing at a slower pace, world
population is expected to reach 9.7 billion in 2050 and could peak at nearly 11
billion around 2100. Artikel.
https://www.un.org/development/desa/en/news/population/world-
populationprospects-2019.html pada 21-08-2020
Erman, Erwiza. 2011. “Penggunaan Sejarah Lisan dalam Historiografi Indonesia”.
Jurnal Masyarakat & Budaya, 13 (1), 1-22,
https://doi.org/10.14203/jmb.v13i1.94 .
Franz Adler. 2014. “The Value Concept in Sociology”. American Journal of Sociology.
Volume 62, Number 3.
Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. 2018. Introduction to
Sociology. New York: W. W. Norton & Company, Inc.
Goujon A. 2018. Human Population Growth. In: Reference Module in Earth Systems
and Environmental Sciences. h. 1907-1912 Elsevier. ISBN 978-0-12-409548-9
DOI:10.1016/B978-0-12-409548-9.10755-9.
Graha, Andi Nu. 2012. Pengembangan Masyarakat Pembangunan melalui
pendampingan sosial dalam konse pemberdayaan di bidang ekonomi.
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 5(2), 117-126. https://doi.org/10.21067/jem.v5i2.243
Griffiths, H., dkk. 2017. Introduction to Sociology 2. Texas: OpenStax.
Grusec, J. E., & Hastings, P. D. 2015. Handbook of Socialization: theory and research.
NY: The Guilford Press. h. 1, 13, 20.
Habibi, Maksum dan Gunadi. 2014. Pengantar Ekonomi dan Bisnis Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen. Jakarta: Yudhistira.
Hadi, A. P. 2010. Konsep pemberdayaan, partisipasi dan kelembagaan dalam
pembangunan. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya
(PPMA).
Harahap, Erni Febian. 2012. “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi untuk
Mewujudkan Ekonomi Nasional yang tanggung dan Mandiri”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 3(2), 78-96.
Herlina, N. 2020. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.
Hutomo, Mardi Yatno. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi:
Tinjauan Teoritik dan Implementasi. Naskah No 20, Juni-Juli 2000.
Kartodirjo, Sartono. 2014. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Yogyakarta:
Ombak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Laporan Tahunan 2018. Jakarta: KKP.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. 2019. Laporan Kinerja 2018. Jakarta:
Kemenko Bidang Maritim.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Status Hutan dan Kehutanan
Indonesia 2018. Jakarta: KLHK
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Korlantas Polri. 2013. Polantas dalam Angka 2013. www.korlantas.polri.go.id .
Kotarumalos, Nur Aisyah. 2010. “Mengkonstruksi Identitas Diaspora Maluku di Negeri
Belanda”. Masyarakat Indonesia. 36 (1), 123-144,
https://media.neliti.com/media/publications/150453-ID-
mengkonstruksiidentitas-diapora-maluku.pdf .
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Krautkraemer, J. A. (2005). Economics of natural resource scarcity: The state of the
debate (No. 1318-2016-103362).
Kuntowijoyo, D. R. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Sleman: Bentang Pustaka.
Lembar Fakta Forest Watch Indonesia 2019. 2019. diakses dari http://fwi.or.id/wp-
content/uploads/2019/10/FS_Deforestasi_FWI_small.pdf
Muta’ali, Lutfi. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan (Perspektif Keruangan).
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG).
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Sleman: deepublish.
Noor, Munawar. 2011. “Pemberdayaan Masyarakat”. Junal CIVIS, 1(2), 87-99.
Prihandito Aryono. 1989. Kartografi. Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya. Rambe,
Tappil., et al. 2019. Sejarah Politik dan Kekuasaan. Medan: Kita Menulis.
Resosoedarmo Soedjiran, Kartawinata Kuswata, Soegiarto Aprilani. 1987. Pengantar
Ekologi. Bandung: Remadja Karya.
Ricklefs, M.C., et al. 2013. Sejarah Asia Tenggara dari Masa Prasejarah sampai
Kontemporer. Depok: Komunitas Bambu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dewaruci.jpg
https://web.archive.org/web/20161016172930/http://www.panoramio.com/photo/
42125739
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gedung_Batu_Temple_Semarang.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lawang_sewu.jpg
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/progresssmelter-pt-fi-capai-386-
akhir-tahun-2022-selesai
https://www.esdm.go.id/assets/imagecache/bodyView/arsip-beritadivestasi-51-saham-
pt-fi-simbol-kedaulatan-negara-tympxrm.jpg
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Jenis Keragaman Budaya
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman pada peserta didik bahwa jenis keragaman budaya dipengaruhi oleh
berbagai itur geografis.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi : peserta didik melihat tayangan video tentang jenis keragaman budaya.
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab.
Guru menentukan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk mengaitkan video yang ditampilkan dengan kegiatan
belajar.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4.
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 50 dan 51 tentang jenis
keragaman budaya.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #4 untuk
mengIdentifikasi jenis keragaman budaya. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka memberi
pemahaman pada peserta didik bahwa jenis keragaman budaya dipengaruhi oleh berbagai
itur geografis. Proses saling tukar hasil temuan peserta didik dapat dilakukan dalam waktu
singkat, kemudian guru memberi kesempatan tanya jawab dengan Peserta didik tentang hasil
Identifikasi. Secara interaktif guru mengaitkan hasil Identifikasi dengan orientasi
pembelajaran jenis keragaman budaya
Peserta didik mengIdentifikasi masalah
Setelah Peserta didik mengIdentifikasi fenomena terkait jenis keragaman budaya,
selanjutnya guru mendorong Peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah
pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya bagaimana pengaruh kondisi
geografis terhadap keragaman budaya di Indonesia? Mengapa muncul istilah budaya
universal? Identifikasi tujuh kebudayaan universal! Guru dapat menggunakan Lembar
Aktivitas #5 atau tabel-tabel warisan budaya di Indonesia untuk menemukan jawaban-
jawaban tersebut.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait jenis keragaman budaya dari buku atau internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar
Contoh tautan artikel: https://nationalgeographic.grid.id/read/131834324/manene-toraja-
ritual-mayat-ratusan-tahunberganti-pakaian.
Contoh video yang berjudul: “Apa Jadinya kalau cuma Ada Satu Suku di Indonesia?”
dapat disaksikan melalui tautan https://youtu.be/cjD2TjHOxg4
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas Peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi jumlah suku dan jenis keragaman budaya di Indoensia. Guru dapat memberikan
beberapa tautan berita, tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara berkelompok di bawah bimbingan guru.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Project based learning
(Diskusi kelompok), jigsaw learning, dan Problem based learning. Contoh : Jigsaw
learning
a. Guru membagi kelompok heterogen yang terdiri dari 4-6 peserta didik untuk
melengkapi tabel warisan budaya di Indonesia.
b. Tiap anggota kelompok mengerjakan sub topik yang berbeda, sesuai dengan apa yang
ada di lingkungan tempat tinggal peserta didik
c. Masing-masing kelompok mendiskusikan dan membaca sub topik dan menetapkan
anggota kelompoknya untuk tergabung sebagai kelompok ahli.
d. Semua anggota ahli berkumpul menjadi satu dan menggabungkan seluruh sub topik
yang sudah dibagi sebelumnya.
e. Kelompok tersebut mendiskusikan topik yang telah dibagi dan saling membantu untuk
menguasai topik tersebut.
f. Materi yang telah dipahami oleh kelompok ahli kemudian di sebarkan dan dijelaskan
ke anggota masing-masing kelompok
g. Hasil diskusi tiap kelompok dipresentasikan di depan kelas.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh
6. Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik (kegiatan belajar).
Peserta didik Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Hasil pengolahan informasi disajikan dalam bentuk laporan/poster/karya lainnya.
2. Peserta didik secara berkelompok poster berdasarkan tabel yang telah disusun. Guru
dapat menggunakan Lembar Aktivitas #5 untuk menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Melakukan Releksi diri dan aksi
1. Releksi dan aksi dapat dilakukan di dalam kelas atau melalui media berbasis internet,
Peserta didik mengomunikasikan hasil pengolahan informasi
2. Guru memfasilitasi Peserta didik menemukan simpulan pembelajaran.
3. Guru mendorong peserta didik untuk memberikan pendapat atau bertanya.
4. Penguatan dan pengayaan dilakukan dalam rangka mengembangkan kompetensi peserta
didik.
Penutup
F. REFLEKSI
Jenis keragaman budaya dalam masyarakat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik.
Keragaman tersebut dapat dijumpai pada masyarakat yang bermukim di dataran tinggi dan
masyarakat yang bermukim di dataran rendah. Jumlah penduduk dan luas wilayah akan
memengaruhi keberagaman. Masyarakat dengan jumlah yang sedikit cenderung memiliki
budaya yang seragam, tetapi masyarakat yang jumlahnya besar akan memiliki banyak sub
atau bagian keragaman budaya. Misalnya di Pulau Sumatra, bahasa Batak terbagi menjadi
beberapa rumpun.
Proses lain seperti kolonialisme, perang, dan globalisasi telah menyebabkan populasi
asing menetap di daerah baru dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Akibatnya
terbentuk komunitas masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa budaya. Dari setiap
keragaman budaya yang terus berinteraksi tersebut, kemudian lahir kebudayaa baru.
Mengapa bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam budaya?
Apa saja akibat yang ditimbulkan dengan adanya keberagaman masyarakat Indonesia?
Apa yang akan terjadi jika kita tidak menghargai keragaman yang ada?
F. ASESMEN / PENILAIAN
pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta didik, dan penentuan tindak lanjut
pembelajaran. Penilaian pembelajaran IPS memakai pendekatan penilaian autentik
(authentic assesment) untuk menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan guru dalam merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), layanan konseling, dan sebagai
landasan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dilakukan menggunakan
teknik dan instrumen penilaian. Berikut merupakan penjabaran teknik dan instrumen
penilaian dari masing-masing kompetensi.
1. Penilaian kompetensi sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat berupa observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar teman. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh guru matabpelajaran, wali
kelas, dan guru bimbingan konseling (BK) yang ditulis dalam buku jurnal. Jurnal
berisi catatan kejadian tertentu dan informasi lain yang relevan.
a. Observasi
Instrumen dalam observasi yaitu lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi berisi
catatan perilaku peserta didik berdasarkan pengamatan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas, dan guru bimbingan konseling selama satu semester. Setiap catatan berisi deskripsi
perilaku peserta didik yang dilengkapi dengan waktu dan tempat pengamatan tersebut.
Jika terjadi perubahan sikap peserta didik dari yang kurang baik menjadi baik maka
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah baik atau bahkan
sangat baik. Hal yang dicatat dalam jurnal bisa berupa sikap kurang baik, baik, maupun
sangat baik, serta perkembangan perubahan sikap peserta didik. Berikut merupakan
contoh lembar observasi penilaian sikap peserta didik selama satu semester:
Contoh Tabel Jurnal Pengembangan Sikap
dst
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
No Pernyataan Skala
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana pengaruh kondisi geografis terhadap keragaman budaya di Indonesia?
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2 Maksud 1
dari kebudayaan bersifat universal adalah kebudayaan bersifat
menyeluruh dan ada dalam seluruh kehidupan
manusia. Universal juga bisa dimaknai bahwa
unsur kebudayaan bisa ditemui di seluruh bangsa dan penjuru
dunia.
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana pengaruh kondisi geografis terhadap keragaman budaya di Indonesia?
Mengapa muncul istilah budaya universal?
Identifikasi tujuh kebudayaan universal?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
b) Teknik Penilaian Keterampilan
• Penilaian kinerja
Berikut ini Kisi-kisi Penilaian Kinerja, soal/tugas, pedoman pemberian skor:
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar Jenis keragaman budaya.
3. Mencantumkan Jenis keragaman budaya pada
gambar yang di buat.
4. Memberikan warna pada kenampakan objek
yang di gambar pada Jenis keragaman budaya.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan jenis keragaman budaya menggunakan kertas
gambar ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan memperhatikan hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan jenis keragaman budaya.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan jenis keragaman budaya yang telah dipilih!
4. Tuliskan jenis keragaman budaya konsep dari poster yang akan peserta didik
sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Rubrik Pemberian Skor Proyek
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel yang berjudul salah satu unsur budaya di
Indonesia yakni pemulasaraan jenazah di Toraja. Kemudian setelah selesai membaca,
peserta didik diminta untuk membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
Proses lain seperti kolonialisme, perang, dan globalisasi telah menyebabkan populasi
asing menetap di daerah baru dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Akibatnya
terbentuk komunitas masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa budaya. Dari setiap
keragaman budaya yang terus berinteraksi tersebut, kemudian lahir kebudayaa baru.
Dalam sebuah kebudayaan terdapat unsur-unsur budaya universal. Kluckhon, dalam
karyanya Universal Categories of Culture, membagi sistem budaya universal tersebut ke
dalam tujuh unsur kebudayaan. Istilah budaya universal menurut Koentjaraningrat
mengacu pada unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal sehingga dapat ditemukan
pada berbagai kebudayaan bangsa-bangsa. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut
adalah:
a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Sistem organisasi kemasyarakatan
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi
e. Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
f. Sistem religi
g. Kesenian
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia tersusun atas beragam kebudayaan.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, keseluruhan suku bangsa yang terdapat di
Indonesia mencapai 714 suku bangsa. Keberagaman budaya atau pluralitas ini dibangun
karena adanya berbagai kebudayaan lokal. Terdapat 6.000 bahasa etnik di dunia dan 1.200
bahasa etnik/daerah tersebut dapat ditemukan di Indonesia. Dari 1.200 bahasa tersebut,
33% merupakan bahasa Papua dan sisanya terbagi menjadi bahasa Austronesia yang
tersebar di ribuan pulau di Indonesia.
Keragaman budaya merupakan kekayaan bangsa yang perlu kita lestarikan. Tidak
hanya untuk kegiatan pariwisata, tetapi pelestarian budaya juga perlu dilakukan untuk
kepentingan generasi penerus bangsa agar tidak kehilangan jati diri kebudayaannya.
Pelestarian budaya daerah perlu dilakukan karena setiap budaya daerah adalah bagian dari
budaya nasional, kebudayaan nasional Indonesia turut menjadi bagian dari kebudayaan
global.
pariwisata, sekaligus menjadi potensi konlik yang berujung pada ancaman separatis
apabila tidak dijaga. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis mampu membuat
karya atau melakukan aksi sosial yang relevan di lingkungan keluarga dan masyarakat
terdekat, kemudian melakukan releksi dari setiap proses yang sudah dilakukan.
C. GLOSARIUM
universal : Umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia) atau bersifat
(melingkupi) seluruh dunia.
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2019. Bencana Alam di Provinsi
Yogyakarta. http://bnpb.cloud/dibi/xdibi_list/ .
Badan Perencana Pembangunan Nasional. 2016. Laporan Prakarsa Strategis Bidang
Kemaritiman. Jakarta: Bappenas.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta:
BPS.
Banowati Eva, Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
______________ . 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Daldjoeni. 2014. Pokok-Pokok Klimatologi. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Department of Economic and Social Affairs. 2019. Growing at a slower pace, world
population is expected to reach 9.7 billion in 2050 and could peak at nearly 11
billion around 2100. Artikel.
https://www.un.org/development/desa/en/news/population/world-
populationprospects-2019.html pada 21-08-2020
Erman, Erwiza. 2011. “Penggunaan Sejarah Lisan dalam Historiografi Indonesia”.
Jurnal Masyarakat & Budaya, 13 (1), 1-22,
https://doi.org/10.14203/jmb.v13i1.94 .
Franz Adler. 2014. “The Value Concept in Sociology”. American Journal of Sociology.
Volume 62, Number 3.
Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. 2018. Introduction to
Sociology. New York: W. W. Norton & Company, Inc.
Goujon A. 2018. Human Population Growth. In: Reference Module in Earth Systems
and Environmental Sciences. h. 1907-1912 Elsevier. ISBN 978-0-12-409548-9
DOI:10.1016/B978-0-12-409548-9.10755-9.
Graha, Andi Nu. 2012. Pengembangan Masyarakat Pembangunan melalui
pendampingan sosial dalam konse pemberdayaan di bidang ekonomi.
https://cdn.bmkg.go.id/Web/2020.10_CH_GSMAP.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/64/
Bali_ngaben_pelebon_cremation_ceremony_Indonesia.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dewaruci.jpg
https://web.archive.org/web/20161016172930/http://www.panoramio.com/photo/
42125739
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gedung_Batu_Temple_Semarang.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lawang_sewu.jpg
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/progresssmelter-pt-fi-capai-386-
akhir-tahun-2022-selesai
https://www.esdm.go.id/assets/imagecache/bodyView/arsip-beritadivestasi-51-saham-
pt-fi-simbol-kedaulatan-negara-tympxrm.jpg
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
B. KOMPETENSI AWAL
Mengidentiikasi salah satu sejarah lokal, peran dan sifat tokoh yang ada, serta nilai
yang diperoleh setelah membaca sejarah lokal tersebut.
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku? Hubungkan
dengan kondisi hubungan persatuan Papua dan daerah-daerah di Indonesia.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang salah satu tokoh dalam Sejarah
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #6 untuk
mengidentiikasi salah satu sejarah lokal, peran dan sifat tokoh yang ada, serta nilai yang
diperoleh setelah membaca sejarah lokal tersebut. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka
memberi pemahaman pada Peserta didik tokoh sejarah merupakan pemengaruh (inluencer)
bagi lingkungan sekitarnya pada masanya, dalam menghadapi permasalahan sosial budaya
di masing masing daerah. Proses saling tukar hasil temuan peserta didik dapat dilakukan
dalam waktu singkat, kemudian guru membuka sesi tanya jawab dengan Peserta didik
tentang hasil identiikasi. Secara interaktif guru mengaitkan hasil identiikasi dengan orientasi
pembelajaran sejarah lokal.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah Peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait sejarah lokal di Indonesia,
selanjutnya guru mendorong Peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah
pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya Bagaimana relasi persatuan
Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku? Hubungkan dengan kondisi hubungan persatuan
Papua dan daerah-daerah di Indonesia.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait sejarah lokal dari buku atau internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar.
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas Peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi terkait sejarah lokal di Indonesia. Guru dapat memberikan beberapa tautan berita,
tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara individu di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini
Penutup
1. Penilaian pembelajaran dilakukan secara lisan atau tertulis
2. Peserta didik melakukan releksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sikap
Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
Inspirasi dari pembelajaran tentang sejarah lokal adalah ….
Pengetahuan
Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku?
Hubungkan dengan kondisi hubungan persatuan Papua dan daerah-daerah di
Indonesia ?
Keterampilan :
Apakah aku sudah berhasil mengambil nilai-nilai dari sejarah lokal para tokoh di
Indonesia?
3. Tindak lanjut dilakukan dengan mendorong Peserta didik mempelajari lebih lanjut dan
informasi pembelajaran berikutnya tentang permasalahan kehidupan Sosial Budaya.
4. Doa dan penutup.
F. REFLEKSI
Sejarah yang kalian telah pelajari di tema sebelumnya merupakan sejarah nasional
Indonesia. Apakah kalian tahu bahwa terdapat sejarah di tingkat lokal? Apakah kalian tahu
sejarah mengenai Sultan Nuku, Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Syarif
Abdurrahman? Bagaimana jasa dari tokoh-tokoh tersebut bagi Bangsa Indonesia? Beliau
semua adalah sosok yang hidup di dalam sejarah di tingkat lokal. Mereka semua
memperjuangkan tanah airnya dari serangan bangsa asing di mana ketika itu sedang gencar
menguasai Nusantara.
F. ASESMEN / PENILAIAN
a. Observasi
Instrumen dalam observasi yaitu lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi berisi
catatan perilaku peserta didik berdasarkan pengamatan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas, dan guru bimbingan konseling selama satu semester. Setiap catatan berisi deskripsi
perilaku peserta didik yang dilengkapi dengan waktu dan tempat pengamatan tersebut.
Jika terjadi perubahan sikap peserta didik dari yang kurang baik menjadi baik maka
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah baik atau bahkan
sangat baik. Hal yang dicatat dalam jurnal bisa berupa sikap kurang baik, baik, maupun
sangat baik, serta perkembangan perubahan sikap peserta didik. Berikut merupakan
contoh lembar observasi penilaian sikap peserta didik selama satu semester:
dst
kering.
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Semester : ....................
Berilah tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
pembelajaran.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku?
2. Hubungkan dengan kondisi hubungan persatuan Papua dan daerah-daerah di
Indonesia ?
Pemberian skor Tes Tertulis
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Sultan Nuku, Sultan Nuku pernah mengangkat bala tentara laut asal 2
Biak yang dipimpin oleh Gurabesi. Dan Gurabesi diberikan tempat
didaerah Raja Ampat.
2 hubungan relasi antara Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku 2
adalah Sultan Nuku, Sultan Nuku pernah mengangkat bala tentara
laut asal Biak yang dipimpin oleh Gurabesi. Dan Gurabesi diberikan
tempat didaerah Raja Ampat.Sultan Tidore dianggap sebagai bapak
oleh orang-orang Papua. dan hubungan antara kondisi persatuan
Papua yaitu pada saat itu, Presiden Soekarno membentuk sebuah
Provinsi Irian Barat yang beribukota di Soasiu, Tidore, dengan
Sultan Tidore saat itu, Zainal Abidin Syah, didaulat sebagai
Gubernur pertama Irian Barat (Papua)
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku?
Hubungkan dengan kondisi hubungan persatuan Papua dan daerah-daerah di
Indonesia ?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar sejarah lokal.
3. Mencantumkan sejarah lokal pada gambar yang
di buat.
4. Memberikan warna pada kenampakan objek
yang di gambar pada sejarah lokal.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan sejarah lokal menggunakan kertas gambar
ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan memperhatikan hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan sejarah lokal.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan sejarah lokal yang telah dipilih!
4. Tuliskan sejarah lokal konsep dari poster yang akan peserta didik sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel yang berjudul sejarah Papua dari Tidore.
Kemudian setelah selesai membaca, peserta didik diminta untuk membuat ringkasan dari
artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
1. Sejarah Lokal
Sejarah yang kalian telah pelajari di tema sebelumnya merupakan sejarah nasional
Indonesia. Apakah kalian tahu bahwa terdapat sejarah di tingkat lokal? Apakah kalian tahu
sejarah mengenai Sultan Nuku, Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Syarif
Abdurrahman? Bagaimana jasa dari tokoh-tokoh tersebut bagi Bangsa Indonesia? Beliau
semua adalah sosok yang hidup di dalam sejarah di tingkat lokal. Mereka semua
memperjuangkan tanah airnya dari serangan bangsa asing di mana ketika itu sedang
gencar menguasai Nusantara.
Tahun 1794 M merupakan tahun keuntungan bagi Nuku karena mendapatkan dukungan
dari Inggris. Banyak rakyat Tidore memihaknya. Jamaludin, ayahanda Sultan Nuku, yang
kembali dari pengasingan di Sailan turut menggabungkan diri. Angkatan laut Nuku
muncul di Tidore pada 12 April 1979 yang terdiri dari 79 kapal angkatan laut Nuku dan
sebuah kapal Inggris. Sebagian besar pembesar kerajaan menyerah. Sultan Kamaluddin
melarikan diri ke Ternate. Nuku yang menduduki Tidore menggempur berkali-kali
Ternate.
Akhirnya, Ternate diserahkan oleh Belanda pada 21 Januari 1781. Nuku pun
memperoleh pengakuan resmi dan diangkat sebagai Sultan Tidore setelah melalui
perjuangan panjang dan penuh kegigihan. Nuku memerintah sampai 14 November 1805
dan meninggal sebagai Sultan Kerajaan Tidore.
Sultan Nuku dalam pertempurannya selalu menang melawan Belanda. Tekadnya kuat
untuk mengusir penjajah yang mengganggu rakyat Maluku dan Papua. Sultan Nuku
bersatu dengan para raja di Papua untuk melawan penjajah. Mereka dengan gigih
menghimpun kekuatan dan menyerang Belanda. Sukses besar ini merupakan perjuangan
tanpa lelah dari Nuku dan para raja di Papua yang tidak mau dijajah Belanda. Pada
akhirnya Sultan Nuku dapat mengamankan dan membawa suasana damai dan tenang di
wilayah Maluku dan Papua dari penjajahan bangsa asing.
C. GLOSARIUM
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Ombak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Laporan Tahunan 2018. Jakarta: KKP.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. 2019. Laporan Kinerja 2018. Jakarta:
Kemenko Bidang Maritim.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Status Hutan dan Kehutanan
Indonesia 2018. Jakarta: KLHK
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Korlantas Polri. 2013. Polantas dalam Angka 2013. www.korlantas.polri.go.id .
Kotarumalos, Nur Aisyah. 2010. “Mengkonstruksi Identitas Diaspora Maluku di Negeri
Belanda”. Masyarakat Indonesia. 36 (1), 123-144,
https://media.neliti.com/media/publications/150453-ID-
mengkonstruksiidentitas-diapora-maluku.pdf .
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Krautkraemer, J. A. (2005). Economics of natural resource scarcity: The state of the
debate (No. 1318-2016-103362).
Kuntowijoyo, D. R. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Sleman: Bentang Pustaka.
Lembar Fakta Forest Watch Indonesia 2019. 2019. diakses dari http://fwi.or.id/wp-
content/uploads/2019/10/FS_Deforestasi_FWI_small.pdf
Muta’ali, Lutfi. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan (Perspektif Keruangan).
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG).
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Sleman: deepublish.
Noor, Munawar. 2011. “Pemberdayaan Masyarakat”. Junal CIVIS, 1(2), 87-99.
Prihandito Aryono. 1989. Kartografi. Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya. Rambe,
Tappil., et al. 2019. Sejarah Politik dan Kekuasaan. Medan: Kita Menulis.
Resosoedarmo Soedjiran, Kartawinata Kuswata, Soegiarto Aprilani. 1987. Pengantar
Ekologi. Bandung: Remadja Karya.
Ricklefs, M.C., et al. 2013. Sejarah Asia Tenggara dari Masa Prasejarah sampai
Kontemporer. Depok: Komunitas Bambu.
Robert S. Pindyck dan Daniel L Rubinfeld. 2013. Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga
Romansara, Enos. H. 2015. “Memahami Kebudayaan Lokal Papua: Suatu
Pendekatan Pembangunan yang Manusiawi di Tanah Papua”. Jurnal Ekologi Birokrasi.
1 (1), 47-57 https://doi.org/10.31957/jeb.v1i1.491 .
Saihu, Ade. 2020. Merawat Pluiralisme Merawat Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Siska, Y. 2015. Manusia dan Sejarah: Sebuah Tinjauan Filosofis. Sleman:
Garudhawaca.
Sobarna, A. 2003. “Konsep pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin
perkotaan”. Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan, 19 (3), 316-329.
Sodik, Abror., dan Musthofa, Muhamad Wakhid. 2018. “Analisis Strategi Penyebaran
Agama-Agama di Indonesia dari Pra Hingga Era Modern dengan Pendekatan
Teori Permainan Matematika”. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan
Dakwah Islam, 15 (1), 99-113, https://doi.org/10.14421/hisbah.2018.151-08 .
Soekmono. 1992. Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius.
Sofiana, Anas. 2017. “Ratu Kalinyamat Penguasa Wanita Jepara Tahun 1549-1579.”
Avatara 5.3.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/21467 .
Stolley, K. S. 2005. The basics of sociology. CT: Greenwood Press.
Suharyono, Amien M. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Yogyakarta: Ombak
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2015. Api Sejarah Jilid 1. Bandung Suryadinasti.
Susanti, S. 2016. “Nasionalisme dan Gerakan Mulih Njowo, 1947 dan 1954”. Jurnal
Sejarah Citra Lekha, 1(2), 107-120, https://doi.org/10.14710/jscl.v1i2.12767 .
Syefriyeni. 2018. “Karakteristik Pengetahuan Orang Melayu”. Intizar. 24 (2), 265-
271,<doi.org/10.19109/intizar.v24i2.2730>.
T., Vyain, S., Bry, J., & Jones, F. 2017. Introduction to Sociology 2. Texas: OpenStax.
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tim. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Tyasyono Bayong. 2004. Klimatologi Edisi Kedua. Bandung: ITB.
Usrah, Cut Rizka AI. 2015. “Laksamana Keumalahayati Simbol Perempuan Aceh
(Peranan dan Perjuangannya dalam Lintasan Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam
1589-1604)”. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Wolters, O.W. 2011. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya & Perniagaan Dunia. Depok:
Komunitas Bambu.
Worosetyaningsih, Tri. 2019. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa
Hindu Budha, dan Masa Islam. Ponorogo: Myria Publisher.
Sumber Gambar
https://cdn.bmkg.go.id/Web/2020.10_CH_GSMAP.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/64/
Bali_ngaben_pelebon_cremation_ceremony_Indonesia.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dewaruci.jpg
https://web.archive.org/web/20161016172930/http://www.panoramio.com/photo/
42125739
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gedung_Batu_Temple_Semarang.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lawang_sewu.jpg
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/progresssmelter-pt-fi-capai-386-
akhir-tahun-2022-selesai
https://www.esdm.go.id/assets/imagecache/bodyView/arsip-beritadivestasi-51-saham-
pt-fi-simbol-kedaulatan-negara-tympxrm.jpg
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Sejarah Lokal (II)
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
B. KOMPETENSI AWAL
Mengidentiikasi salah satu sejarah lokal, peran dan sifat tokoh yang ada, serta nilai
yang diperoleh setelah membaca sejarah lokal tersebut.
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang salah satu tokoh dalam Sejarah
Lokal bangsa Indonesia.
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab.
Guru menentukan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk mengaitkan video yang ditampilkan dengan kegiatan
belajar. Guru melanjutkan dengan memberikan motivasi terkait sejarah lokal salah
seorang pemengaruh (Inluencer) pada masanya dalam menghadapi kondisi sosial budaya
pada jamannya, yang dapat menjadi acuan permasalahan sosial budaya yang ada saat ini.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 54 dan 55 tentang sejarah lokal.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #8 untuk
mengidentiikasi salah satu sejarah lokal, peran dan sifat tokoh yang ada, serta nilai yang
diperoleh setelah membaca sejarah lokal tersebut. Kegiatan ini ditujukan dalam rangka
memberi pemahaman pada Peserta didik tokoh sejarah merupakan pemengaruh (inluencer)
bagi lingkungan sekitarnya pada masanya, dalam menghadapi permasalahan sosial budaya
di masing masing daerah. Proses saling tukar hasil temuan peserta didik dapat dilakukan
dalam waktu singkat, kemudian guru membuka sesi tanya jawab dengan Peserta didik
tentang hasil identiikasi. Secara interaktif guru mengaitkan hasil identiikasi dengan orientasi
Pembelajaran Sejarah Lokal.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait sejarah lokal di Indonesia,
selanjutnya guru mendorong Peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah
pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya Bagaimana karakteristik daerah
Pontianak yang dipilih sebagai tempat untuk membuka pemukiman baru oleh Syarif
Abdurrahman?
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait sejarah lokal dari buku atau internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar. Contoh tautan :
https://jateng.idntimes.com/science/discovery/fariz-fardianto/menguak-kesaktian-itopo-
wudoi-ratu-kalinyamatsaat-menuntut-balas-dendam
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas Peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi terkait sejarah lokal di Indonesia. Guru dapat memberikan beberapa tautan berita,
tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara individu di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Contextual Learning, Assignment,
Group Investigation, Problem Solving, Eksperimen, Discovery Inkuiri
Contoh : Contextual Learning
a. Pada tahap penyajian bahan, guru menyelenggarakan pembelajaran bermakna.
b. Peserta didik diberikan bimbingan untuk mengaplikasikan pengetahuan.
c. Guru menyajikan pertanyaan yang menggunakan high order thinking skill.
d. Jika masih terdapat materi yang masih belum dikuasai oleh peserta didik, maka guru
dapat melaksanakan sesi tanya jawab atau diskusi.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh.
6. Guru membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik.
7. Guru memastikan peserta mengerjakan tugas dengan baik.
Peserta didik Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Hasil pengolahan informasi disajikan dalam bentuk esai/poster/blog/cerita bergambar
karya lainnya.
2. Peserta didik secara mandiri mencari jawaban atas pertanyaan yang tertera pada Lembar
Aktivitas #9.
Peserta didik Melakukan Releksi diri dan aksi
1. Releksi dan aksi dapat dilakukan di dalam kelas atau melalui media berbasis internet,
Peserta didik mengomunikasikan hasil pengolahan informasi
2. Guru memfasilitasi peserta didik menemukan simpulan pembelajaran
3. Guru mendorong peserta didik untuk memberikan pendapat atau bertanya.
4. Penguatan dan pengayaan dilakukan dalam rangka mengembangkan kompetensi peserta
didik.
Penutup
1. Penilaian pembelajaran dilakukan secara lisan atau tertulis
2. Peserta didik melakukan releksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sikap
Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
F. REFLEKSI
Syarif Abdurrahman adalah putera dari Syarif Husain dan wanita Dayak yang lahir pada
tahun 1742. Beliau merupakan cucu dari Syekh Abdurrachman. Sebagai anak muda berparas
tampan, Abdurrahman menunjukan ambisi dan bakatnya. Masa mudanya dihabiskan dengan
berpetualang, mulai dari berdagang sampai ke Banjarmasin hingga merompak kapal asing.
Beliau menjadi menantu sultan dengan menikahi Ratu Sirih Anom dari Banjarmasin.
Namun, ambisinya yang tinggi menyebabkan ia dibenci dan terpaksa kembali ke
Mempawah, Kalimantan Barat.
Pada akhir tahun 1771, Syarif Abdurrahman bersama beberapa pengikutnya berlayar di
Sungai Kapuas hingga pertemuan dengan Sungai Landak. Di sana, ia membuka hutan dan
membangun pemukiman baru yang kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan.
Konon, berdasar cerita setempat, wilayah tersebut banyak dihuni oleh makhluk halus.
Namun, kesemuanya berhasil ditundukkan dan wilayah tersebut diberi nama Pontianak.
Terbukti dengan nyata pemilihan tempat tersebut membawa keuntungan dengan banyaknya
pedagang yang singgah dari Bugis, Melayu, Tiongkok, Sangau, Sukadana, Mempawah dan
Sambas.
Bagaimana karakteristik daerah Pontianak yang dipilih sebagai tempat untuk membuka
pemukiman baru oleh Syarif Abdurrahman?
F. ASESMEN / PENILAIAN
dst
yang ditemukan di
kantin sekolah kepada
wali kelas.
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
peserta didik yang lain mengenai sikap/perilaku peserta didik. Penilaian antarteman dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilai kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap
sosial.
Berikut merupakan contoh lembar penilaian antarteman menggunakan Likert Scale.
Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa (Likert Scale)
Nama : ..................
Kelas : ....................
Semester : ....................
Berilah tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
sering digunakan yaitu tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Berikut merupakan
penjabaran dari berbagai teknik penilaian pengetahuan.
Contoh Teknik Penilaian Pengetahuan
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku?
2. Hubungkan dengan kondisi hubungan persatuan Papua dan daerah-daerah di
Indonesia ?
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
1 Sultan Nuku, Sultan Nuku pernah mengangkat bala tentara laut asal 2
Biak yang dipimpin oleh Gurabesi. Dan Gurabesi diberikan tempat
didaerah Raja Ampat.
2 hubungan relasi antara Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku 2
adalah Sultan Nuku, Sultan Nuku pernah mengangkat bala tentara
laut asal Biak yang dipimpin oleh Gurabesi. Dan Gurabesi diberikan
tempat didaerah Raja Ampat.Sultan Tidore dianggap sebagai bapak
oleh orang-orang Papua. dan hubungan antara kondisi persatuan
Papua yaitu pada saat itu, Presiden Soekarno membentuk sebuah
Provinsi Irian Barat yang beribukota di Soasiu, Tidore, dengan
Sultan Tidore saat itu, Zainal Abidin Syah, didaulat sebagai
Gubernur pertama Irian Barat (Papua)
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana karakteristik daerah Pontianak yang dipilih sebagai tempat untuk
membuka pemukiman baru oleh Syarif Abdurrahman?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
b) Teknik Penilaian Keterampilan
• Penilaian kinerja
Berikut ini Kisi-kisi Penilaian Kinerja, soal/tugas, pedoman pemberian skor:
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar sejarah lokal.
3. Mencantumkan sejarah lokal pada gambar yang
di buat.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan sejarah lokal menggunakan kertas gambar
ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan memperhatikan hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan sejarah lokal.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan sejarah lokal yang telah dipilih!
4. Tuliskan sejarah lokal konsep dari poster yang akan peserta didik sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel yang berjudul sejarah Ratu Kalinyamat.
Kemudian setelah selesai membaca, peserta didik diminta untuk membuat ringkasan dari
artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
Ratu Kalinyamat untuk membantu menyerang Portugis. Sultan Alauddin Ri’ayat Syah
(Raja Aceh saat itu) berupaya melakukan kerjasama dengan Ratu Kalinyamat. Saat itu,
Raja Aceh ingin mempertahankan hegemoni Islam di Malaka sementara Ratu Kalinyamat
ingin mempertahankan eksistensi Jepara sebagai kekuatan besar di pesisir utara Jawa. Ia
pun mengirimkan 300 kapal dan 15.000 orang prajurit di bawah Ki Demang Laksamana.
Kali ini usahanya juga menemui kegagalan karena pasukan Aceh Darussalam sudah
dipukul mundur dan bantuan logistik Jepara berhasil dihadang Portugis. Di samping itu,
Ratu Kalinyamat juga mengirimkan pasukan untuk membantu Kerajaan Hitu di Maluku
pada tahun 1565. Berkat keberanian dan jiwa kepemimpinannya, Portugis menyebut Ratu
Kalinyamat sebagai “Rainha de Japara, Senhora Poderosa e Rica de Kranige Dame”
yang artinya Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan berkuasa, wanita pemberani.
c. Laksamana Malahayati
Kerajaan Aceh punya sosok laksamana wanita bernama Keumalahayati. Keberadaan
Keumalahayati tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga di literatur barat (seperti
Belanda, Inggris, Portugis, dan Perancis). Beliau adalah laksamana wanita pertama di
dunia modern.
Konflik antara Aceh dan Portugis sudah terus berlanjut hinga akhir seperempat abad
ke-17 dari abad ke-16. Pada konflik antara Aceh dan Portugis muncul tokoh-tokoh yang
mempunyai peran penting untuk mempertahankan eksistensi dari Kerajaan Aceh. Di
antaranya yang paling heroik ialah Keumalahayati. Keumalahayati oleh warga setempat
(orang Aceh) dikenal dengan Malahayati atau Hayati.
Jika ditarik garis silsilah, Keumalahayati masih merupakan keturunan dari kalangan
sultan-sultan Aceh terdahulu. Ayahnya seorang laksamana yang bernama Mahmud Syah.
Kakeknya bernama Muhammad Said Syah, seorang laksamana yang juga merupakan putra
Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539 M.
Keumalahayati merupakan wanita yang mempunyai pangkat laksamana Kerajaan
Aceh. Beliau memimpin armada laut Kerajaan Aceh pada masa Sultan Alaidin Riayatsyah
Al Mukminul (1589-1604). Sebelum menjabat sebagai laksamana, Keumalahayati
memimpin pasukan wanita. Pasukan ini terdiri dari wanita yang suaminya gugur di medan
perang saat peperangan antara Aceh dan Portugis.
Pembentukan pasukan tersebut merupakan gagasan darinya agar para wanita yang
suaminya gugur di medan perang dapat menuntut balas. Permohonan tersebut disetujui
oleh Sultan Aceh. Pasukan wanita yang disebut Inong Bale ini mendapat pangkalan berupa
benteng Kuta Inong Bale. Keumalahayati memimpin 2.000–3.500 lebih pasukan.
Keumalahayati menjabat sebagai laksamana yang mengatur sejumlah pasukan laut.
Tugas lainnya adalah mengawasi kapal-kapal perang (galley) milik kerajaan Aceh dan
pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah syahbandar. Semasa Laksamana
Keumalahayati, kapal perang dan pasukan gajah menjadi kekuatannya utama angkatan
perang Kerajaan Aceh. Selain di pusat pemerintahan kerajaan, kapal-kapal perang tersebut
juga disimpan di daerah bawahan-bawahan.
Kekuatan Keumalahayati sebagai seorang laksamana diuji ketika Kerajaan Aceh
mendapat interaksi dari Belanda. Kapal Belanda yang bernama de Leeuw dan Leeuwin
pada tanggal 21 Juni 1599 berlabuh di ibu kota Kerajaan Aceh. Cornelis de Houtman dan
Frederick de Houtman yang merupakan dua bersaudara masing-masing memimpin kedua
kapal tersebut. Kapal Belanda tersebut disambut baik oleh Kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh
berharap mendapatkan kerjasama yang baik untuk perdagangan lada.
Namun, rupanya kapal Belanda tersebut hendak mengacau di Kerajaan Aceh.
Laksamana Keumalahayati menggagalkan upaya Belanda tersebut. Menurut cerita,
Cornelis de Houtman tewas dibunuh oleh Keumalahayati dalam duel satu lawan satu di
geladak kapal. Sedangkan Frederick de Houtman menjadi tahanan Kerajaan Aceh. Di
samping sebagai laksamana yang cerdas, Keumalahayati juga memegang jabatan sebagai
troop commander. Jabatan lain yang dipegang adalah diplomat. Ia menjadi diplomat ulung
dan bertanggung jawab atas kendali hubungan luar negeri.
Mempawah. Raja Ali yang hadir sebagai musuh Belanda di Mempawah, dimanfaatkan
oleh Syarif Abdurrahman untuk membersihkan penghalang bagi kemajuan perdagangan di
Pontianak.
Perebutan kekuasaan di wilayah tersebut menjadi makin rumit akibat konflik yang
terjadi antara Sambas dan Mempawah. Konflik tersebut dapat diredam atas bantuan dari
Syarif Abdurrahman, tetapi pertentangan antara Panembahan Mempawah dan
Abdurrahman menjadi meningkat. Abdurrahman bersiasat untuk meyakinkan Belanda
bahwa Panembahan Mempawah adalah musuh besarnya. Faktor lain yang menjadi
penambah konflik tersebut adalah persaingan dan permusuhan antara Pontianak dan
Sukadana. Rivalitas Pontianak dan Sukadana terjadi akibat hasil dari daerah hulu Sungai
Kapuas ke Sukadana merugikan Pontianak. Saat Raja Ali mengungsi ke Sukadana dan
pindah dari Mempawah, Abdurrahman pun menambah kekuatan dan meminta bantuan
dari Belanda. Belanda bersedia membantu karena Sukadana tidak pernah mengakui
kehadirannya di Kalimantan.
Pasukan Belanda bersama dengan Syarif Kasim (putera dari Syarif Abdurrahman)
menyerang Sukadana. Sultan Ahmad Kaharudin menyelamatkan diri bersama
pengikutnya. Mempawah dan Matan pun menjadi target berikutnya. Persaingan dan
pertentangan di Kalimantan Barat mengundang campur tangan Belanda. Belanda kesulitan
untuk melakukan penaklukan dan hanya membutuhkan pengakuan atas kekuasaan.
Kalimantan Barat berintegrasi akibat adanya jaringan komunikasi melalui perang,
perdagangan, diplomasi, dan perkawinan di akhir abad ke-18.
pariwisata, sekaligus menjadi potensi konlik yang berujung pada ancaman separatis
apabila tidak dijaga. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis mampu membuat
karya atau melakukan aksi sosial yang relevan di lingkungan keluarga dan masyarakat
terdekat, kemudian melakukan releksi dari setiap proses yang sudah dilakukan.
C. GLOSARIUM
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2019. Bencana Alam di Provinsi
Yogyakarta. http://bnpb.cloud/dibi/xdibi_list/ .
Badan Perencana Pembangunan Nasional. 2016. Laporan Prakarsa Strategis Bidang
Kemaritiman. Jakarta: Bappenas.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta:
BPS.
Banowati Eva, Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
______________ . 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Daldjoeni. 2014. Pokok-Pokok Klimatologi. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Department of Economic and Social Affairs. 2019. Growing at a slower pace, world
population is expected to reach 9.7 billion in 2050 and could peak at nearly 11
billion around 2100. Artikel.
https://www.un.org/development/desa/en/news/population/world-
populationprospects-2019.html pada 21-08-2020
Erman, Erwiza. 2011. “Penggunaan Sejarah Lisan dalam Historiografi Indonesia”.
Jurnal Masyarakat & Budaya, 13 (1), 1-22,
https://doi.org/10.14203/jmb.v13i1.94 .
Franz Adler. 2014. “The Value Concept in Sociology”. American Journal of Sociology.
Volume 62, Number 3.
Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. 2018. Introduction to
Sociology. New York: W. W. Norton & Company, Inc.
Goujon A. 2018. Human Population Growth. In: Reference Module in Earth Systems
and Environmental Sciences. h. 1907-1912 Elsevier. ISBN 978-0-12-409548-9
DOI:10.1016/B978-0-12-409548-9.10755-9.
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Permasalahan Kehidupan Sosial Budaya
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman kepada Peserta didik bahwa alih fungsi lahan yang berupa hutan dapat
menimbulkan permasalahan kehidupan sosial budaya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang salah satu permasalahan
kehidupan sosial budaya.
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab. Guru dapat memilih kegiatan yang sesuai
kondisi sekolah dan peserta didik. Peserta didik difasilitasi guru mengaitkan video
dengan kegiatan belajar. Guru melanjutkan dengan memberikan motivasi terkait upaya
untuk mengatasi terjadinya permasalahan kehidupan sosial budaya.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 56 dan 57 tentang permasalahan
kehidupan sosial budaya.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #10
untuk mengidentiikasi permasalahan kehidupan sosial budaya. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada Peserta didik bahwa alih fungsi lahan yang berupa
hutan dapat menimbulkan permasalahan kehidupan sosial budaya. Proses saling tukar hasil
temuan peserta didik dapat dilakukan dalam waktu singkat, kemudian guru melakukan tanya
jawab dengan Peserta didik terkait hasil identiikasi. Secara interaktif guru mengaitkan hasil
identiikasi dengan orientasi pembelajaran Permasalahan Kehidupan Sosial Budaya.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait permasalahan kehidupan sosial
budaya, selanjutnya guru mendorong Peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang
mengarah pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya, mengapa alih fungsi
hutan dapat memicu masalah sosial budaya? Bagaimana tingkat kemiskinan memengaruhi
kebijakan negara? bagaimana peran kesetaraan gender di Indonesia? Apakah kesejahteraan
gender justru menimbulkan masalah sosial budaya dan meningkatkan angka perceraian?
Apa penyebab kenakalan remaja? Bagaimana kenakalan remaja dapat menjadi permasalahan
kehidupan sosial budaya? Guru dapat menggunakan Lembar Aktivitas #11 untuk
menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait permasalahan kehidupan sosial budaya dari buku
atau internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar Contoh tautan :
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/inipentingnya-kesetaraangender -untuk-
sebuah-negara/
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas Peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi terkait permasalahan kehidupan sosial budaya. Guru dapat memberikan beberapa
tautan berita, tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara berkelompok di bawah bimbingan guru.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Project based learning
(Diskusi kelompok), jigsaw learning, dan Problem based learning.
Contoh : Problem Based Learning
a. Guru memberikan orientasi masalah seperti yang tercantum pada aktivitas 12.
b. Guru mengorganisasikan pembagian kelompok (4-5 peserta didik)
c. Peserta didik dibawah bimbingan guru melakukan penyelidikan kelompok, yakni
mencari data jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia
dari berbagai sumber.
d. Peserta didik megembangkan data yang diperoleh dengan mengidentiikasi
kecenderungan atau trend kenaikan atau penurunan dari tahun ke tahun.
e. Peserta didik menyajikan hasil karya kerja kelompok dalam sebuah bagan.
f. Peserta didik kemudian membuat analisis dan melakukan evaluasi yang merupakan
bagian dari proses problem solving atau pemecahan masalah, yang terdiri atas
rasionalisasi logis dari kecenderungan yang ada dalam sebuah kesimpulan singkat.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh.
6. Guru membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik.
7. Guru memastikan peserta mengerjakan tugas dengan baik.
Peserta didik Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Hasil pengolahan informasi disajikan dalam bentuk laporan/poster/karya lainnya.
2. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data. Guru dapat menggunakan
Lembar Aktivitas #12 untuk menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Melakukan Releksi diri dan aksi
1. Releksi dan aksi dapat dilakukan di dalam kelas atau melalui media berbasis internet,
Peserta didik mengomunikasikan hasil pengolahan informasi
2. Guru memfasilitasi peserta didik menemukan simpulan pembelajaran
Penutup
1. Penilaian pembelajaran dilakukan secara lisan atau tertulis
2. Peserta didik melakukan releksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sikap
Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
Inspirasi dari pembelajaran tentang permasalahan kehidupan sosial budaya …
Pengetahuan
Mengapa alih fungsi hutan dapat memicu masalah sosial budaya?
Bagaimana tingkat kemiskinan memengaruhi kebijakan negara?
Bagaimana peran kesetaraan gender di Indonesia?
Apakah kesejahteraan gender justru menimbulkan masalah sosial budaya dan
meningkatkan angka perceraian?
Apa penyebab kenakalan remaja?
Bagaimana kenakalan remaja dapat menjadi permasalahan kehidupan sosial buydaa?
Keterampilan :
Apakah aku sudah berhasil membuat laporan permasalahan sosial budaya?
3. Tindak lanjut dilakukan dengan mendorong Peserta didik mempelajari lebih lanjut dan
informasi pembelajaran berikutnya tentang Pemberdayaan Masyarakat.
4. Doa dan penutup.
F. REFLEKSI
ke 17, seiring dengan momentum tersebut berdirilah VOC atau perserikatan dagang Hindia
Belanda di bumi Nusantara, sejak saat itulah babak baru eksploitasi lahan perkebunan di
Indonesia dimulai.
Kesenjangan sosial adalah fenomena yang sudah ada sejak era kolonial hingga hari ini.
Padahal kesenjangan dan kesadaran nasional merupakan salah satu pemicu munculnya
proklamasi di Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia muncul sebagai akibat dari adanya
perbedaan tingkat pendapatan individu dan erat kaitannya dengan kemiskinan.
Kesetaraan gender di Indonesia telah diinisiasi oleh tokoh-tokoh seperti Ratu Kalinyamat,
Keumalahayati, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Kartini, dan masih banyak lagi tokoh
perjuangan perempuan lainnya sejak sebelum Indonesia merdeka. Namun hingga saat ini,
masih dapat ditemui ketidaksetaraan gender di Indonesia. Kesetaraan menurut KBBI adalah
sederajat, atau berada pada tingkat yang sama, kedudukan yang sama atau tidak lebih rendah
antara satu dengan yang lain. Setaranya perempuan dan laki-laki dapat tercapai saat
keduanya memperoleh kesempatan untuk parisipasi, akses, manfaat, dan kontrol yang sama
dalam berbagai aspek kehidupan.
Indonesia didirikan melalui perjuangan dan semangat dari para pemuda. Tidak sedikit
yang gugur dalam perang. Setelah Indonesia merdeka dan mengalami reformasi, justru para
pemudanya sibuk melakukan aksi kenakalan remaja. Berbicara masalah kenakalan remaja
dalam konteks sosial dan budaya sangatlah luas, berikut jenis-jenis kenakalan remaja:
Mengapa alih fungsi hutan dapat memicu masalah sosial budaya?
Bagaimana tingkat kemiskinan memengaruhi kebijakan negara?
Bagaimana peran kesetaraan gender di Indonesia?
Apakah kesejahteraan gender justru menimbulkan masalah sosial budaya dan
meningkatkan angka perceraian?
Apa penyebab kenakalan remaja?
Bagaimana kenakalan remaja dapat menjadi permasalahan kehidupan sosial budaya?
F. ASESMEN / PENILAIAN
kelas, dan guru bimbingan konseling (BK) yang ditulis dalam buku jurnal. Jurnal
berisi catatan kejadian tertentu dan informasi lain yang relevan.
a. Observasi
Instrumen dalam observasi yaitu lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi berisi
catatan perilaku peserta didik berdasarkan pengamatan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas, dan guru bimbingan konseling selama satu semester. Setiap catatan berisi deskripsi
perilaku peserta didik yang dilengkapi dengan waktu dan tempat pengamatan tersebut.
Jika terjadi perubahan sikap peserta didik dari yang kurang baik menjadi baik maka
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah baik atau bahkan
sangat baik. Hal yang dicatat dalam jurnal bisa berupa sikap kurang baik, baik, maupun
sangat baik, serta perkembangan perubahan sikap peserta didik. Berikut merupakan
contoh lembar observasi penilaian sikap peserta didik selama satu semester:
Contoh Tabel Jurnal Pengembangan Sikap
dst
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Berilah tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Apa yang dimaksud dengan permasalahan budaya?
2. Apa sajakah permasalahan sosial budaya?
Pemberian skor Tes Tertulis
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
5. Pengangguran.
6. Kesenjangan Hukum.
7. Korupsi.
8. Pertikaian.
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Mengapa alih fungsi hutan dapat memicu masalah sosial budaya?
Bagaimana tingkat kemiskinan memengaruhi kebijakan negara?
Bagaimana peran kesetaraan gender di Indonesia?
Apakah kesejahteraan gender justru menimbulkan masalah sosial budaya dan
meningkatkan angka perceraian?
Apa penyebab kenakalan remaja?
Bagaimana kenakalan remaja dapat menjadi permasalahan kehidupan sosial budaya?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
b) Teknik Penilaian Keterampilan
• Penilaian kinerja
Berikut ini Kisi-kisi Penilaian Kinerja, soal/tugas, pedoman pemberian skor:
Kisi-kisi Penilaian Kinerja
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar permasalahan kehidupan sosial
budaya.
3. Mencantumkan permasalahan kehidupan sosial
budaya pada gambar yang di buat.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan permasalahan kehidupan sosial budaya
menggunakan kertas gambar ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan memperhatikan
hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan permasalahan kehidupan sosial budaya.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan permasalahan kehidupan sosial budaya yang telah dipilih!
4. Tuliskan permasalahan kehidupan sosial budaya konsep dari poster yang akan peserta
didik sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Rubrik Pemberian Skor Proyek
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel terkait salah satu permasalahan Kehidupan
Sosial Budaya yakni kesetaraan gender. Kemudian setelah selesai membaca, peserta didik
diminta untuk membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
bagi kehidupan saat ini, agar di masa depan kita dapat menyikapi permasalahan sosial
secara lebih bijaksana.
a. Eksploitasi Pembangunan Berlebihan
Jumlah penduduk saat ini tidak sebanyak jumlah penduduk pada masa kolonilaisme atau
penjajahan. Banyak tenaga penduduk Indonesia yang dijadikan budak untuk perkebunan
milik Belanda. Lahan-lahan perkebunan milik Belanda selanjutnya mulai dibuka pada
abad ke 17, seiring dengan momentum tersebut berdirilah VOC atau perserikatan dagang
Hindia Belanda di bumi Nusantara, sejak saat itulah babak baru eksploitasi lahan
perkebunan di Indonesia dimulai.
Jumlah penduduk yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, tidak diiringi dengan
penambahan luas lahan. Jumlah penduduk yang meningkat seiring dengan peningkatan
kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan, dan papan. Lahan permukiman untuk tinggal
semakin banyak dicari, perkebunan-perkebunan untuk komoditas pangan turut
ditingkatkan. Akibatnya terjadi peningkatan angka alih fungsi lahan dari tahun ke tahun,
yang semula hutan menjadi menjadi lahan untuk pertanian, perkebunan, industri, dan
permukiman. Data dari worldometers.info/ menunjukkan jumlah penduduk yang terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan tabel di atas peningkatan jumlah penduduk bumi setiap tahunnya berada di
atas angka 80 juta jiwa. Jika angka tersebut tidak dapat ditekan maka permukaan bumi ini
akan dipenuhi oleh manusia. Dengan kecepatan pertumbuhan penduduk saat ini,
diperkirakan jumlah penduduk di bumi akan mencapai angka 9,7 milyar jiwa pada tahun
2050 (un.org). Apa dampaknya? Tentu saja akan terjadi penurunan kualitas lingkungan
akibat tingginya tekanan terhadap lingkungan. Tabel di bawah menggambarkan laju
deforestasi hutan Indonesia dari tahun 2000-2017 terhadap luas lahan Indonesia yakni
190.619.696 ha.
Deforestasi atau perambahan hutan adalah fenomena yang masih terjadi hingga saat ini.
Alih fungsi lahan yang semula peruntukannya merupakan daerah resapan air, berubah
menjadi lahan perkebunan sawit yang meningkatkan besaran aliran permukaan atau run
off. Akibatnya banjir dan kekeringan terjadi silih berganti di seluruh penjuru negeri. Alih
fungsi lahan juga terjadi di area pertanian.
Lahan pertanian berupa sawah yang cenderung memiliki harga yang rendah selanjutnya
banyak dibeli dan diburu untuk dijadikan lahan perumahan. Padahal kita masih
mengandalkan hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti beras,
sayur-sayuran, kacangkacangan dan rempah-rempah. Jika hal tersebut dibiarkan saja maka
kedaulatan pangan negara dapat terancam.
b. Kesenjangan Sosial dan Kemiskinan
Kesenjangan sosial adalah fenomena yang sudah ada sejak era kolonial hingga hari ini.
Padahal kesenjangan dan kesadaran nasional merupakan salah satu pemicu munculnya
proklamasi di Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia muncul sebagai akibat dari
adanya perbedaan tingkat pendapatan individu dan erat kaitannya dengan kemiskinan.
Perbedaan pendapatan dapat memicu inequality atau ketimpangan. Pada awal
peradaban, manusia hanya berburu-meramu, bercocok tanam, dan menggantungkan hidup
dari alam. Ketika mulai muncul para penjelajah yang mengunjungi berbagai penjuru
negeri, masyarakat mulai berdagang. Individu yang gigih bekerja dapat menabung lebih
banyak dan membuka lapangan usaha yang lebih besar. Sedangkan mereka yang tersisih,
tidak mampu mengikuti dan membaca tren perubahan kebutuhan masyarakat, akan
tertinggal.
Kemiskinan merupakan kondisi seorang individu yang tidak mampu untuk memenuhi
atas kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan). Indikator kemiskinan berbeda-beda, tetapi
kemiskinan merupakan masalah global yang ada di sekitar kita. Tingkat kemiskinan terdiri
dari tingkatan yang bervariasi, bahkan masih sulit untuk mengkategorikan individu di
Indonesia sebagai kelompok penerima bantuan pemerintah atau tidak.
c. Kesetaraan gender
Kesetaraan gender di Indonesia telah diinisiasi oleh tokoh-tokoh seperti Ratu Kalinyamat,
Keumalahayati, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Kartini, dan masih banyak lagi tokoh
perjuangan perempuan lainnya sejak sebelum Indonesia merdeka. Namun hingga saat ini,
masih dapat ditemui ketidaksetaraan gender di Indonesia. Kesetaraan menurut KBBI
adalah sederajat, atau berada pada tingkat yang sama, kedudukan yang sama atau tidak
lebih rendah antara satu dengan yang lain. Setaranya perempuan dan laki-laki dapat
tercapai saat keduanya memperoleh kesempatan untuk parisipasi, akses, manfaat, dan
kontrol yang sama dalam berbagai aspek kehidupan.
d. Kenakalan Remaja
Indonesia didirikan melalui perjuangan dan semangat dari para pemuda. Tidak sedikit
yang gugur dalam perang. Setelah Indonesia merdeka dan mengalami reformasi, justru
para pemudanya sibuk melakukan aksi kenakalan remaja. Berbicara masalah kenakalan
remaja dalam konteks sosial dan budaya sangatlah luas, berikut jenis-jenis kenakalan
remaja:
1) Vandalisme.
Pascaproklamasi kemerdekaan Indonesia, rakyat beramai-ramai menyebarkan berita
kemerdekaan melalui tulisan, bahkan di tembok-tembok dengan kata “Merdeka”. Akan
tetapi, hal tersebut berbeda dengan vandalisme atau aksi corat-coret yang terjadi saat ini.
Vandalisme merupakan aksi merusak dan menghancurkan barang berharga atau karya seni
lain yang bukan miliknya. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara mencorat-coret
tembok dengan kata-kata atau gambar tanpa izin.
Menandai tembok yang bukan miliknya dengan inisial kelompoknya (dapat berupa
nama kelompok, singkatan dari nama sekolah atau lainnya) juga merupakan aksi
vandalisme. Hewan, kucing salah satunya, memiliki kebiasaan menandai wilayahnya
dengan urin, untuk mengusir kucing lain. Hakikatnya, kita sebagai manusia yang memiliki
volume otak lebih besar dibandingkan kucing, seharusnya dapat berpikir lebih panjang dan
menentukan apa yang harus dan sebaiknya tidak dilakukan. Bagaimana perasaan kalian
jika kalian ada di posisi sebagai pemilik tembok tersebut? Siapakah yang menanggung
kerugian atas kejadian tersebut? Apakah tindakan tersebut selaras dengan cita-cita para
leluhur bangsa?
2) Tawuran antarpelajar
Dahulu para tokoh seperti Pangeran Nuku dan Malahayati menghabiskan masa muda
dengan berjuang melawan penjajah. Semangat perjuangan tersebut sepatutnya dicontoh
oleh generasi muda. Utamanya pelajar untuk belajar dan memerangi kebodohan, bukan
memerangi sesama pelajar. Tawuran antarpelajar merupakan permasalahan sosial budaya
yang telah menimbulkan banyak korban dan keresahan warga sekitar.
Sebagai remaja, generasi penerus bangsa dan penentu peradaban, pelajar harus mampu
menjadi contoh bagi mereka yang tidak berkesempatan merasakan aktivitas belajar di
sekolah. Rasa dendam dan permusuhan sebaiknya tidak perlu diwariskan dari angkatan
atas ke angkatan di bawahnya. Alangkah indahnya jika kita justru memupuk rasa
persahabatan antarpelajar, bukan permusuhan. Kompetisi antarsekolah dapat dibuktikan
dengan ajang kejuaraan yang telah disediakan oleh pemerintah. Tawuran tidak hanya
merugikan warga setempat. Bahkan, jika sampai menghilangkan nyawa orang lain,
ancaman hukuman kurungan dapat dijatuhkan.
3) Penyalahgunaan narkotika
Narkotik seperti opium dan ganja sejatinya adalah obat untuk menenangkan saraf dan
menghilangkan rasa sakit. Obat ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran pada pasien
dengan gangguan saraf. Selain narkotika dikenal pula istilah “napza” yang merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Apabila seseorang tanpa gejala di atas menggunakan obat tersebut di luar resep dokter
maka dapat menyebabkan hilang kesadaran, kerusakan jaringan, dan ketergantungan.
Penggunaan tersebut juga dapat dikenai hukuman karena termasuk perbuatan ilegal.
Melawan peredaran narkotika di Indonesia artinya menyelamatkan generasi yang akan
datang. Indonesia telah berhasil mengusir penjajah dan menghentikan kolonialisme.
Namun, perjuangan kita belum selesai karena perang melawan narkotika adalah tanggung
jawab kita semua.
C. GLOSARIUM
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Pemberdayaan Masyarakat
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil tingkat pendapatan seseorang,
maka akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut untuk digunakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin besar tingkat
pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari pendapatan
tersebut yang pada akhirnya di tabung.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apa itu uang? Bagaimana dampak dari besar kecilnya pendapatan dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat? Mengapa kita perlu menyimpan uang dalam bentuk
tabungan? Apa perbedaan antara tabungan dan investasi? Apa dampak dari
kurangnya literasi keuangan?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang peserta didik melihat tayangan
video tentang Pemberdayaan Masyarakat.
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab. Guru menentukan kegiatan yang sesuai dengan
kondisi sekolah dan peserta didik. Peserta didik difasilitasi guru mengaitkan video
dengan kegiatan belajar. Guru melanjutkan dengan memberikan motivasi terkait
pemberdayaan masyarakat.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 58 dan 59 tentang
Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #13
untuk mengidentiikasi konsep pendapatan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberi
pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil tingkat pendapatan seseorang, maka
akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut untuk digunakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin besar tingkat pendapatan
seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari pendapatan tersebut yang pada
akhirnya di tabung. Proses saling tukar hasil temuan peserta didik dapat dilakukan dalam
waktu singkat, kemudian guru memberi kesempatan untuk peserta didik bertanya dan guru
menjawab terkait dengan hasil identiikasi yang telah dilakukan. Secara interaktif guru
mengaitkan hasil identiikasi dengan orientasi pembelajaran pemberdayaan masyarakat.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait pemberdayaan masyarakat,
selanjutnya guru mendorong peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah
pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya Apa itu uang? Bagaimana
dampak dari besar kecilnya pendapatan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat?
Mengapa kita perlu menyimpan uang dalam bentuk tabungan? Apa perbedaan antara
tabungan dan investasi? Apa dampak dari kurangnya literasi keuangan? Guru dapat
menampilkan video lainnya untuk menemukan jawabanjawaban tersebut, seperti video:
“Apa Jadinya Kalau Seluruh Dunia Pakai Mata Uang yang Sama?” dari tautan
https://youtu.be/xC-_q4Sftps.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait pemberdayaan masyarakat dari buku atau
internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar.
Contoh tautan: https://www.wartaekonomi.co.id/read220393/apaitu-literasi-keuangan
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi pemberdayaan masyarakat. Guru dapat memberikan beberapa tautan berita,
tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara individu di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Contextual Learning, Problem
Solving, Eksperimen, Discovery Inkuiri, Mind Mapping (Peta Konsep)
Contoh : Peta Konsep
a. Guru menyampaikan capaian kompetensi .
b. Guru menjelaskanpokok permasalahan dan konsep yang harus dipelajari oleh peserta
didik.
c. Guru membagi kelompok yang anggotanya terdiri dari 2-3 orang.
d. Masing-masing kelompok melakukan inventarisasi konsep kunci dan
mengembangkannya ke dalam sebuah peta konsep yang dilengkapi simbol tertentu.
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang berupa peta konsep di depan
teman kelasnya
f. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan sesuai dengan yang dipresentasikan
g. Guru dan peserta didik secara bersama sama menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh.
6. Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik (kegiatan belajar).
7. Guru memastikan peserta mengerjakan tugas dengan baik.
Peserta didik Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Hasil pengolahan informasi disajikan dalam bentuk laporan/poster/karya lainnya.
2. Peserta didik secara berkelompok membuat mindmap/peta konsep tentang konsep uang,
pendapatan, tabungan, investasi serta literasi keuangan. Guru dapat menggunakan
Lembar Aktivitas #14 untuk menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Melakukan Releksi diri dan aksi
1. Releksi dan aksi dapat dilakukan di dalam kelas atau melalui media berbasis internet,
Penutup
1. Penilaian pembelajaran dilakukan secara lisan atau tertulis
2. Peserta didik melakukan releksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sikap
Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
Inspirasi dari pembelajaran tentang pemberdayaan masyarakat adalah ….
Pengetahuan
Apa itu uang?
Bagaimana dampak dari besar kecilnya pendapatan dalam kehidupan sosial buydaa
masyaarkat?
Mengapa kita perlu menyimpan uang dalam bentuk tabungan?
Apa perbedaan antara tabungan dan investasi? Apa dampak dari kurangnya literasi
keuangan??
Keterampilan :
Apakah aku sudah berhasil membuat infograis/mind map/timeline konsep uang,
pendapatan, tabungan, investasi serta literasi keuangan?
3. Tindak lanjut dilakukan dengan mendorong Peserta didik mempelajari lebih lanjut dan
informasi pembelajaran berikutnya tentang Perencanaan keuangan keluarga.
4. Doa dan penutup.
F. REFLEKSI
F. ASESMEN / PENILAIAN
dst
sebelum olahraga
badminton di sekolah.
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Apa itu uang?
2. Kenapa kita harus punya tabungan?
3. Apa perbedaan antara tabungan dan investasi?
4. Apa dampak negatif jika seseorang tidak memiliki kemampuan literasi finansial?
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Apa itu uang?
Bagaimana dampak dari besar kecilnya pendapatan dalam kehidupan sosial buydaa
masyaarkat?
Mengapa kita perlu menyimpan uang dalam bentuk tabungan?
Apa perbedaan antara tabungan dan investasi?
Apa dampak dari kurangnya literasi keuangan??
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3 Apa yang disebut dengan uang dan kenapa disebut alat 0-3
pembayaran
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
b) Teknik Penilaian Keterampilan
• Penilaian kinerja
Berikut ini Kisi-kisi Penilaian Kinerja, soal/tugas, pedoman pemberian skor:
Kisi-kisi Penilaian Kinerja
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar uang, pendapatan, tabungan,
investasi serta literasi keuangan.
3. Mencantumkan uang, pendapatan, tabungan,
investasi serta literasi keuangan pada gambar
yang di buat.
4. Memberikan warna pada kenampakan objek
yang di gambar pada uang, pendapatan,
tabungan, investasi serta literasi keuangan.
1 = Memenuhi 1 kriteria
0 = Tidak memenuhi kriteria
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel terkait literasi keuangan. Kemudian setelah
selesai membaca, peserta didik diminta untuk membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
1. Uang
Sebelum uang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah, masyarakat menerapkan
sistem barter. Barter merupakan pertukaran antar barang untuk memenuhi kebutuhan.
Namun, seringkali pertukaran barang yang dibutuhkan ini tidak menemui titik temu karena
perbedaan keinginan seseorang terhadap barang yang ditukar dengan barang lain. Selain
itu dalam sistem barter sulit ditentukan nilai untuk standar pertukaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut munculah uang sebagai alat pembayaran yang sah
dan dapat diterima secara umum. Di Indonesia berdasarkan lembaga pembuatnya, uang
dibedakan menjadi dua yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal yaitu uang logam dan
kertas yang diterbitkan oleh pemerintah. Sedangkan uang giral merupakan deposito atau
simpanan di bank yang dapat diambil melalui cek, giro, atau surat perintah pembayaran
lain yang sah.
2. Pendapatan
Manusia membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Melakukan suatu pekerjaan
atau menyediakan faktor produksi merupakan langkah yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan pendapatan berupa uang. Pendapatan merupakan hasil (dalam satuan uang)
yang diperoleh individu atau perusahaan atas kegiatan yang dilakukan. Pendapatan setiap
orang berbeda tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Pendapatan yang didapat
sebaiknya dikelola dengan baik sesuai prioritas kebutuhannya.
Jumlah pendapatan yang diperoleh tidak menentukan cukup tidaknya pendapatan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Seseorang dengan pendapatan besar belum
tentu dapat memenuhi semua kebutuhannya karena pengelolaan yang kurang baik.
Sebaliknya, pendapatan yang kecil dapat memenuhi kebutuhan seseorang selama mampu
mengelolanya dengan baik.
Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku konsumsi adalah besar kecilnya
pendapatan. Seseorang dengan pendapatan yang sedikit akan menggunakan sebagian besar
pendapatannya untuk membeli makanan sedangkan semakin besar pendapatan seseorang
maka persentase pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi semakin kecil dan
mengalihkannya dalam bentuk tabungan. Hubungan antara pendapatan dan perilaku
konsumsi ini dikenal sebagai Hukum Engel. Hukum Engel menyatakan bahwa:
“Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk
konsumsi. Begitu pula sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian
pendapatan itu ditujukan untuk tabungan”.
Pendapatan seseorang dapat digunakan untuk melakukan konsumsi maupun disimpan
dalam bentuk tabungan. Sehingga besarnya pendapatan akan sama dengan besarnya
konsumsi ditambah dengan tabungan. Keyness menyatakan bahwa :
“Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan
pertambahan tabungan”, atau dapat ditulis dengan:
3. Tabungan
Tabungan merupakan simpanan yang berasal dari pendapatan, berupa uang yang belum
atau tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari atau kepentingan lain. Saat ini
masyarakat lebih sering menabung di bank. Tren menabung di rumah mulai berganti
karena lebih berisiko terhadap pencurian maupun bencana alam. Menabung di bank dipilih
karena lebih aman terlebih lagi sudah banyak bank yang terdaftar pada Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS).
Hasil survei nasional literasi keuangan nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar
38,03% . Angka tersebut tergolong rendah dan menunjukkan bahwa kemampuan
masyarakat dalam membuat keputusan dan pengelolaan keuangan masih tergolong rendah.
Hal ini akan berdampak pada keputusan keuangan yang diambil oleh masyarakat.
Masyarakat yang tidak memahami konsep tentang keuangan akan menghabiskan
pendapatannya untuk transaksi dan melakukan pinjaman yang lebih besar dibandingkan
dengan jumlah uang yang disimpan. Mereka juga cenderung membayar bunga pinjaman
yang tinggi. Prinsip dasar ekonomi yang digunakan sebagai dasar literasi keuangan
diantaranya penganggaran, tabungan, investasi, pinjaman, asuransi, diversifikasi, dan
membuat perbandingan.
Literasi keuangan menurut Organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan
atau Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) didefinisikan
sebagai gabungan antara kesadaran, pengetahuan, kemampuan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan untuk menyusun keputusan keuangan dalam rangka mewujudkan individu
yang sejahtera secara keuangan. Literasi keuangan menurut OJK merupakan serangkaian
aktivitas atau proses untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)
konsumen maupun masyarakat luas, kemampuan (competence) agar dapat mengelola
keuangan secara lebih baik.
Kemampuan seseorang dalam memahami tentang literasi keuangan menurut OJK
dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:
1. Well literate, yaitu ketika seseorang mempunyai keterampilan untuk memanfaatkan
layanan dan produk keuangan karena keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki
terhadap layanan dan produk keuangan tersebut.
2. Sufficient literate, yaitu ketika seseorang mempunyai keyakinan dan pengetahuan
terhadap layanan dan produk keuangan.
3. Less literate, yaitu ketika seseorang kurang mempunyai pengetahuan mengenai lembaga
jasa keuangan serta beberapa pengetahuan tentang produk lembaga serta jasa keuangan.
4. Illiterate, yaitu ketika seseorang tidak mempunyai keyakinan dan pengetahuan terhadap
layanan dan produk keuangan serta tidak mempunyai keterampilan dalam
memanfaatkan layanan dan produk keuangan.
Seseorang dengan literasi keuangan yang baik atau well literate akan lebih mudah
melakukan pengelolaan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Mereka cenderung
paham tentang bagaimana mengelola keuangan dan mencapai tujuan keuangannya.
Adapun manfaat memahami literasi keuangan bagi masyarakat adalah:
1) Mampu menyeleksi, memanfaatkan produk, layanan keuangan sesuai kebutuhan,
kemampuan, dan melakukan perencanaan keuangan yang baik
2) Terhindar dari investasi yang tidak jelas
C. GLOSARIUM
Literasi keuangan : suatu rangkaian proses atau kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) konsumen
maupun masyarakat agar mereka mampu mengelola keuangan pribadi
dengan lebih baik.
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2019. Bencana Alam di Provinsi
Yogyakarta. http://bnpb.cloud/dibi/xdibi_list/ .
Badan Perencana Pembangunan Nasional. 2016. Laporan Prakarsa Strategis Bidang
Kemaritiman. Jakarta: Bappenas.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta:
BPS.
Banowati Eva, Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
______________ . 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Daldjoeni. 2014. Pokok-Pokok Klimatologi. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Department of Economic and Social Affairs. 2019. Growing at a slower pace, world
population is expected to reach 9.7 billion in 2050 and could peak at nearly 11
billion around 2100. Artikel.
https://www.un.org/development/desa/en/news/population/world-
populationprospects-2019.html pada 21-08-2020
Erman, Erwiza. 2011. “Penggunaan Sejarah Lisan dalam Historiografi Indonesia”.
Jurnal Masyarakat & Budaya, 13 (1), 1-22,
https://doi.org/10.14203/jmb.v13i1.94 .
Franz Adler. 2014. “The Value Concept in Sociology”. American Journal of Sociology.
Volume 62, Number 3.
Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. 2018. Introduction to
Sociology. New York: W. W. Norton & Company, Inc.
Goujon A. 2018. Human Population Growth. In: Reference Module in Earth Systems
and Environmental Sciences. h. 1907-1912 Elsevier. ISBN 978-0-12-409548-9
DOI:10.1016/B978-0-12-409548-9.10755-9.
Graha, Andi Nu. 2012. Pengembangan Masyarakat Pembangunan melalui
pendampingan sosial dalam konse pemberdayaan di bidang ekonomi.
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 5(2), 117-126. https://doi.org/10.21067/jem.v5i2.243
Griffiths, H., dkk. 2017. Introduction to Sociology 2. Texas: OpenStax.
Grusec, J. E., & Hastings, P. D. 2015. Handbook of Socialization: theory and research.
NY: The Guilford Press. h. 1, 13, 20.
Habibi, Maksum dan Gunadi. 2014. Pengantar Ekonomi dan Bisnis Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen. Jakarta: Yudhistira.
Hadi, A. P. 2010. Konsep pemberdayaan, partisipasi dan kelembagaan dalam
pembangunan. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya
(PPMA).
Harahap, Erni Febian. 2012. “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi untuk
Mewujudkan Ekonomi Nasional yang tanggung dan Mandiri”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 3(2), 78-96.
Herlina, N. 2020. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.
Hutomo, Mardi Yatno. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi:
Tinjauan Teoritik dan Implementasi. Naskah No 20, Juni-Juli 2000.
Kartodirjo, Sartono. 2014. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Yogyakarta:
Ombak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Laporan Tahunan 2018. Jakarta: KKP.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. 2019. Laporan Kinerja 2018. Jakarta:
Avatara 5.3.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/21467 .
Stolley, K. S. 2005. The basics of sociology. CT: Greenwood Press.
Suharyono, Amien M. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Yogyakarta: Ombak
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2015. Api Sejarah Jilid 1. Bandung Suryadinasti.
Susanti, S. 2016. “Nasionalisme dan Gerakan Mulih Njowo, 1947 dan 1954”. Jurnal
Sejarah Citra Lekha, 1(2), 107-120, https://doi.org/10.14710/jscl.v1i2.12767 .
Syefriyeni. 2018. “Karakteristik Pengetahuan Orang Melayu”. Intizar. 24 (2), 265-
271,<doi.org/10.19109/intizar.v24i2.2730>.
T., Vyain, S., Bry, J., & Jones, F. 2017. Introduction to Sociology 2. Texas: OpenStax.
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tim. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Tyasyono Bayong. 2004. Klimatologi Edisi Kedua. Bandung: ITB.
Usrah, Cut Rizka AI. 2015. “Laksamana Keumalahayati Simbol Perempuan Aceh
(Peranan dan Perjuangannya dalam Lintasan Sejarah Kerajaan Aceh Darussalam
1589-1604)”. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Wolters, O.W. 2011. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya & Perniagaan Dunia. Depok:
Komunitas Bambu.
Worosetyaningsih, Tri. 2019. Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Masa
Hindu Budha, dan Masa Islam. Ponorogo: Myria Publisher.
Sumber Gambar
https://cdn.bmkg.go.id/Web/2020.10_CH_GSMAP.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/64/
Bali_ngaben_pelebon_cremation_ceremony_Indonesia.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dewaruci.jpg
https://web.archive.org/web/20161016172930/http://www.panoramio.com/photo/
42125739
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gedung_Batu_Temple_Semarang.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lawang_sewu.jpg
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/progresssmelter-pt-fi-capai-386-
akhir-tahun-2022-selesai
https://www.esdm.go.id/assets/imagecache/bodyView/arsip-beritadivestasi-51-saham-
pt-fi-simbol-kedaulatan-negara-tympxrm.jpg
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Pemberdayaan Masyarakat (Pengelolaan Keuangan
Keluarga)
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
terkait dengan pembelajaran tentang kondisi
geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa pra aksara, kerajaan-kerajaan di
Nusantara Interaksi, Sosialisasi, institusi
sosial, dan dinamika sosial; materi ini
berkaitan dengan pembentukan identitas diri,
merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-
beda
Kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya: materi ini berkaitan tentang
peran diri, masyarakat serta negara dalam
memenuhi kebutuhan bersama. Peserta didik
menganalisis sejarah manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Elemen keterampilan proses
Siswa melakukan berbagai kegiatan yang
mendukung tercapainya keterampilan proses
yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
menyelesaikan pembelajaran IPS kelas 7
antara lain: mengamati, menginvestigasi/
menyelidiki, menganalisis, merencanakan,
menggambar, berdiskusi, menceritakan,
membuat laporan tertulis sederhana, dan
mempresentasikan.
Capaian Pembelajaran 4 : Memahami isu pemberdayaan masyarakat dalam
konteks lokal.
Alokasi Waktu : 4 JP (2 Pertemuan Ke 60-61)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil tingkat pendapatan seseorang,
maka akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut untuk digunakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin besar tingkat
pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari pendapatan
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang Pengelolaan Keuangan
Keluarga. .
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab.
Guru menentukan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Peserta
didik difasilitasi guru mengaitkan video dengan kegiatan belajar. Guru melanjutkan
dengan memberikan motivasi terkait Pengelolaan Keuangan Keluarga.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 60 dan 61 tentang Pengelolaan
Keuangan Keluarga.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #15
untuk mengidentiikasi pengelolaan keuangan keluarga. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
memberi pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil tingkat pendapatan seseorang,
maka akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut untuk digunakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin besar tingkat
pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari pendapatan tersebut
yang pada akhirnya di tabung. Proses saling tukar hasil temuan peserta didik dapat
dilakukan dalam waktu singkat, kemudian guru memberi kesempatan untuk peserta didik
bertanya dan guru menjawab terkait dengan hasil identiikasi yang telah dilakukan. Secara
interaktif guru mengaitkan hasil identiikasi dengan orientasi pembelajaran pengelolaan
keuangan keluarga.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait pengelolaan keuangan keluarga,
selanjutnya guru mendorong peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah
pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya Bagaimana pengelolaan
keuangan keluarga? Guru dapat menggunakan Lembar Aktivitas #16 untuk menemukan
jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait pengelolaan keuangan keluarga dari buku atau
internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar. Contoh tautan :
https://money.kompas.com/read/2016/11/18/131500926/jurus.jitu.mengelola.keuangan.k
eluarga.sebaiknya.jangan.terlalu.pelit?page=all
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi pengelolaan keuangan keluarga. Guru dapat memberikan beberapa tautan video,
berita, tulisan, dan laporan.
4. Peserta didik mengolah informasi secara individu di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Contextual Learning, Assignment,
Group Investigation, Problem Solving, Eksperimen, Discovery Inkuiri.
Contoh : Eksperimen
a. Guru menjelaskan eksperimen yang akan dilakukan oleh peserta didik, yakni mencoba
membuat laporan penggunaan uang saku.
b. Guru menyampaikan kepada peserta didik langkah-langkah yang harus ditempuh, jika
perlu materi, variable yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat.
c. Guru membimbing peserta didik dalam memilih cara yang dapat membantu peserta
didik selama eksperimen.
d. Menetapkan tindak lanjut dari kegiatan eksperimen.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh.
6. Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik (kegiatan belajar).
7. Guru memastikan peserta mengerjakan tugas dengan baik.
Penutup
F. REFLEKSI
F. ASESMEN / PENILAIAN
teknik dan instrumen penilaian. Berikut merupakan penjabaran teknik dan instrumen
penilaian dari masing-masing kompetensi.
a. Observasi
Instrumen dalam observasi yaitu lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi berisi
catatan perilaku peserta didik berdasarkan pengamatan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas, dan guru bimbingan konseling selama satu semester. Setiap catatan berisi deskripsi
perilaku peserta didik yang dilengkapi dengan waktu dan tempat pengamatan tersebut.
Jika terjadi perubahan sikap peserta didik dari yang kurang baik menjadi baik maka
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah baik atau bahkan
sangat baik. Hal yang dicatat dalam jurnal bisa berupa sikap kurang baik, baik, maupun
sangat baik, serta perkembangan perubahan sikap peserta didik. Berikut merupakan
contoh lembar observasi penilaian sikap peserta didik selama satu semester:
dst
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan releksi diri peserta didik. Satu tabel penilaian diri dapat
digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial. Berikut merupakan contoh
lembar penilaian diri menggunakan Likert Scale.
Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa (Likert Scale)
Nama teman yang dinilai : ..................
Nama penilai : ..................
Kelas : ....................
Semester : ....................
Berilah tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
sosial.
Berikut merupakan contoh lembar penilaian antarteman menggunakan Likert Scale.
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana pengelolaan keuangan keluarga?
2. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan keluarga?
Pemberian skor Tes Tertulis
No.
Kunci Jawaban Skor
Soal
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana pengelolaan keuangan keluarga?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Kompetensi Teknik
Materi Indikator
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
2. Menggambar Pengelolaan Keuangan Keluarga.
3. Mencantumkan Pengelolaan Keuangan
Keluarga pada gambar yang di buat.
4. Memberikan warna pada kenampakan objek
yang di gambar pada Pengelolaan Keuangan
Keluarga.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
4) Inovasi dan Kreativitas
Terdapat unsur-unsur kebaruan dan berbeda pada produk yang dihasilkan peserta
didik.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel terkait Jurus Jitu Mengelola Keuangan
Keluarga, Sebaiknya Jangan Terlalu Pelit. Kemudian setelah selesai membaca, peserta
didik diminta untuk membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
meraih tujuan yang sama. Misalnya seseorang akan melakukan perjalanan dari Yogyakarta
menuju Jakarta menggunakan pesawat. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan cara
mencari maskapai penerbangan dengan tarif yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
maskapai lain tetapi tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan penerbangan.
■ Menabung secara periodik
Untuk menghindari pengeluaran berlebih, langkah pertama yang perlu dilakukan ketika
mendapatkan gaji adalah menabung. Sebaiknya uang yang akan digunakan untuk
konsumsi dan tabungan dipisah dalam rekening yang berbeda. Langkah ini dilakukan
untuk meminimalkan keinginan menggunakan tabungan untuk kegiatan konsumsi.
■ Merencanakan program untuk masa mendatang
Mempunyai rencana program khusus pada masa depan. Dengan program pada masa
mendatang seseorang dapat memperkirakan jumlah pengeluaran yang dibutuhkan dan
uang yang perlu disisihkan untuk mencapai tujuan di masa depan.
d. Melakukan Review
Review dilakukan untuk mengetahui pencapaian target keuangan. Review keuangan dapat
dilakukan secara periodik atau disesuaikan dengan target waktu yang ingin dicapai. Dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan keluarga, ada beberapa model yang dapat diterapkan.
Adapun model tersebut antara lain:
■ Sistem amplop
Sistem amplop menggunakan amplop untuk membedakan anggaran sesuai kebutuhan.
Amplop digunakan sebagai tempat menyimpan uang sementara yang akan digunakan
sesuai dengan alokasi yang telah dianggarkan. Pendapatan yang diperoleh dibagi ke dalam
amplop sesuai dengan rencana pengeluaran dan ditulis tujuan pengeluaran di bagian luar.
Jumlah amplop yang digunakan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran
yang direncanakan. Sistem amplop ini sangat cocok diterapkan bagi keluarga dengan
pendapatan/gaji rutin setiap bulan, misalnya pegawai tetap.
C. GLOSARIUM
rumah tangga konsumen : Sekelompok masyarakat baik individu maupun kelompok yang
melaksanakan konsumsi atas hasil produksi baik barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : .....................................
Instansi : SMP …………………
Tahun Penyusunan : Tahun 2022
Jenjang Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas : D / VII
Tema 04 : Pemberdayaan Masyarakat
Materi : Peranan Komunitas dalam Kehidupan Masyarakat
Elemen : a) Elemen pemahaman dan ruang lingkup
pembelajaran
Keruangan dan konektivitas antar ruang dan
waktu: materi ini berkaitan dengan
pemahaman terhadap kondisi sosial dan
lingkungan alam serta kesejarahan dalam
konteks lokal dan nasional. Materi ini juga
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPNEN INTI
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil tingkat pendapatan seseorang,
maka akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut untuk digunakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin besar tingkat
pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari pendapatan
tersebut yang pada akhirnya di tabung.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa peserta didik, memberi salam, dan dilanjutkan berdoa.
2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Apersepsi: peserta didik melihat tayangan video tentang Peranan Komunitas dalam
kehidupan masyarakat.
4. Guru dapat menambahkan variasi gambar dari internet, guru menceritakan kepada peserta
didik atau melalui kegiatan tanya jawab.
Guru menentukan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didik. Peserta
didik difasilitasi guru mengaitkan video dengan kegiatan belajar. Guru melanjutkan
dengan memberikan motivasi terkait peranan komunitas dalam kehidupan masyarakat.
5. Peserta didik dibantu guru menyimak gambaran tema dan tujuan pembelajaran dalam
tema 4
6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran pertemuan 60 dan 61 tentang kehidupan
ekonomi awal kemerdekaan.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang petunjuk kerja dan tugas dari Lembar aktivitas Individu #17
untuk mengidentiikasi jenis komunitas pemberdayaan yang ada di Indonesia. Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka memberi pemahaman bagi peserta didik bahwa semakin kecil
tingkat pendapatan seseorang, maka akan semakin besar persentase dari pendapatan tersebut
untuk digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi, demikian sebaliknya, makin
besar tingkat pendapatan seseorang, maka akan semakin besar pula persentase dari
pendapatan tersebut yang pada akhirnya di tabung. Proses saling tukar hasil temuan peserta
didik dapat dilakukan dalam waktu singkat, kemudian guru memberi kesempatan untuk
peserta didik bertanya dan guru menjawab terkait dengan hasil identiikasi yang telah
dilakukan. Secara interaktif guru mengaitkan hasil identiikasi dengan orientasi pembelajaran
Peranan Komunitas dalam Kehidupan Masyarakat.
Peserta didik mengidentiikasi masalah
Setelah peserta didik mengidentiikasi peristiwa terkait Peranan Komunitas dalam kehidupan
masyarakat, selanjutnya guru mendorong peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan
yang mengarah pada HOTS. Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya bagaimana
Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat? Mengapa komunitas memiliki Peranan
Komunitas dalam kehidupan masyarakat? Guru dapat menggunakan Lembar Aktivitas #18
untuk menemukan jawaban-jawaban tersebut.
Peserta didik Mengelola Informasi
1. Peserta didik mencari informasi terkait Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat
dari buku atau internet.
2. Guru memfasilitasi sumber lain misalnya memberikan tautan internet atau video yang
mendukung penjelasan dan pendalaman sumber belajar. Contoh tautan :
https://www.kompas.tv/article/82039/aksisosial-komunitas-sepeda-bagi-masker-dan-
semprot-disinfektan-dipemukiman-padat/
3. Untuk memperoleh informasi lebih luas peserta didik juga dapat melakukan browsing
materi Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat. Guru dapat memberikan
beberapa tautan berita, tulisan, dan laporan video.
4. Peserta didik mengolah informasi secara individu di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya dengan Contextual Learning, Assignment,
Group Investigation, Problem Solving, Eksperimen, Discovery Inkuiri.
Contoh : Group Investigation
a. Peserta didik diminta untuk meninjau kembali konsep peran komunitas dalam
kehidupan.
b. Guru menyampaikan topik pembelajaran secara umum, kemudian Peserta Didik
mencari di internet topik atau subtopik.
c. Peserta didik menyusun rancangan investigasi.
d. Peserta didik melakukan analisis dan membuat sintesis (rangkuman) dari informasi
yang telah dikumpulkan.
e. Peserta Didik merencanakan/menyiapkan untuk presentasi.
f. Peserta Didik melakukan presentasi.
g. Guru bersama Peserta Didik mengevaluasi presentasi.
5. Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh.
6. Guru membimbing dan mengarahkan kegiatan proses belajar mengajar.
7. Guru memastikan peserta mengerjakan tugas dengan baik.
Peserta didik Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Hasil pengolahan informasi disajikan dalam bentuk laporan/poster/karya lainnya.
2. Peserta didik secara mandiri menulis menyusun artikel sederhana bertema peran
komunitas dalam kehidupan masyarakat.
Peserta didik Melakukan Releksi diri dan aksi
1. Releksi dan aksi dapat dilakukan di dalam kelas atau melalui media berbasis internet,
peserta didik mengomunikasikan hasil pengolahan informasi.
2. Guru memfasilitasi peserta didik menemukan simpulan pembelajaran.
3. Guru mendorong peserta didik untuk memberikan pendapat atau bertanya.
4. Penguatan dan pengayaan dilakukan dalam rangka mengembangkan kompetensi Peserta
didik.
Penutup
1. Penilaian pembelajaran dilakukan secara lisan atau tertulis
2. Peserta didik melakukan releksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sikap
Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
Inspirasi dari pembelajaran tentang peran komunitas dalam kehidupan masyarakat
adalah ….
Pengetahuan
Bagaimana Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
Mengapa komunitas memiliki Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
Keterampilan:
Apakah aku sudah berhasil membuat artikel tentang Peranan Komunitas dalam
ekhidupan masyarakat?
3. Tindak lanjut dilakukan dengan mendorong Peserta didik mempelajari lebih lanjut dan
informasi pembelajaran berikutnya tentang peran komunitas dalam kehidupan
masyarakat
4. Doa dan penutup.
F. REFLEKSI
Tidak ada definisi secara pasti terkait komunitas, istilah komunitas dapat digunakan juga
untuk menyebutkan sistem sosial yang saling terkait, kesamaan wilayah geografis, maupun
hubungan personal. Komunitas memiliki lingkup yang luas mulai dari komunitas hobi
seperti bersepeda, komunitas yang saling bertukar kartu pos atau dikenal luas sebagai
komunitas Postcrossing, komunitas petani, komunitas fotografi hingga komunitas yang
bergerak dalam bidang sosial seperti komunitas kakak asuh yang peduli terhadap isu
pendidikan anak. Komunitas merupakan kesatuan sosial terorganisi dalam suatu kelompok
yang memiliki kepentingan bersama dalam suatu wilayah tertentu.
Konsep komunitas dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan berbeda dengan
konsep komunitas yang sedang kita pelajari. Komunitas di sini dapat pula diartikan sebagai
sebagian kecil masyarakat. Komunitas secara umum dapat diartikan sebagai hubungan sosial
antarmanusia dalam kelompok guna mendukung tercapainya tujuan maupun keinginan
komunitas tersebut secara bersama-sama. Adanya komunitas-komunitas dalam masyarakat
dengan latar belakang budaya yang beragam, diharapkan dapat meningkatkan kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Bagaimana Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
Mengapa komunitas memiliki Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
F. ASESMEN / PENILAIAN
dst
Guru mata pelajaran dan guru BK merangkum catatan jurnal perkembangan sikap
spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkannya kepada wali kelas
untuk diolah lebih lanjut
Berikut merupakan contoh jurnal penilaian (perkembangan) sikap spiritual dan sikap
sosial oleh wali kelas.
Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Contoh format di atas dapat digunakan guru mata pelajaran dan guru BK dalam
penilain sikap spiritual dan sosial. Catatan tersebut juga dapat dibuat dalam satu tabel
yang sama dengan menambahkan kolom keterangan pada bagian paling kanan untuk
menuliskan keterangan jenis sikap yang ditulis. Berikut merupakan contoh tabel jurnal
penilaian sikap (spiritual dan sosial) yang dijadikan dalam satu tabel:
Contoh Jurnal Penilaian Sikap
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran: 2022/2023
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Semester : ....................
Berilah tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya
Skala
No Pernyataan
1 2 3 4
4 .....................................
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek kete rampilan dan pengetahuan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan soal dan jawaban disajikan secara tertulis, misalnya pilihan
ganda, benar-salah, dan uraian. Langkah-langkah pengembangan tes tertulis:
Butir soal:
1. Bagaimana Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
2. Mengapa perlu dilakukan pemberdayaan komunitas di dalam masyarakat jelaskan?
Soal
2. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan yang diberikan guru secara lisan kepada peserta didik
yang jawaban atas pertanyaan tersebut juga disampaikan secara lisan. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi. Pemberian tes lisan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
pertanyaan pada tes lisan:
Bagaimana Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
Mengapa komunitas memiliki Peranan Komunitas dalam kehidupan masyarakat?
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut merupakan contoh kisi-kisi tugas dan contoh pedoman
penskorannya.
Dasar Penilaian
3. Penilaian Keterampilan
a) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh untuk melakukan tugas tertentu sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, seperti penilaian kinerja dan penilaian proyek. Berikut merupakan contoh kisi-kisi
penilaian keterampilan, tugas, dan pedoman pemberian skor.
b) Teknik Penilaian Keterampilan
• Penilaian kinerja
Berikut ini Kisi-kisi Penilaian Kinerja, soal/tugas, pedoman pemberian skor:
Kisi-kisi Penilaian Kinerja
Nama Sekolah : SMP .............................
Kelas/Semester : VII/II
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran : IPS
Dasar Penilaian
Skala
No Aspek yang Dinilai
0 1 2 3 4
1 Merencanakan pengamatan
2 Melakukan pengamatan
3 Membuat laporan
Jumlah:
Penilaian diberikan dengan memperhatikan aspek proses dan produk. Guru dapat
menetapkan bobot pemberian skor yang berbeda antara satu dan aspek yang lainnya
dengan memperhatikan karakteristik kompetensi yang dinilai.
Rubrik Penilaian Kinerja
No Indikator Rubrik
Langkah kerja:
1. Menyiapkan kertas gambar ukuran A4.
Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan,
alat dan bahan, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
3. Komunikatif
• Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam waktu tertentu. Penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur satu maupun
beberapa Kompetensi Dasar (KD) dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian, dan pelaporan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian proyek, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan peserta didik untuk menentukan tema atau topik, mengumpulkan
informasi, pengolahan data, dan penulisan laporan.
2) Relevansi
Tema yang dipilih sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
3) Keaslian
Laporan atau produk yang dibuat peserta didik merupakan hasil karyanya.
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
Proyek : Buatlah poster salah satu tujuan peranan komunitas dalam kehidupan
masyarakat menggunakan kertas gambar ukuran A3, pensil warna atau cat air dengan
memperhatikan hal- hal berikut!
1. Pilihlah salah satu tujuan peranan komunitas dalam kehidupan masyarakat.
2. Amati tujuan tersebut apakah telah tercapai atau belum tercapai di Indonesia lalu
sampaikan dalam poster.
3. Gambar salah satu tujuan peranan komunitas dalam kehidupan masyarakat yang telah
dipilih!
4. Tuliskan peranan komunitas dalam kehidupan masyarakat konsep dari poster yang akan
peserta didik sampaikan!
5. Laporkan hasilnya secara lisan!
Rubrik Pemberian Skor Proyek
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4
5 Produk Poster
Skor Maksimum 15
Catatan:
Guru bisa menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya
pada pemberian skor dengan memperhatikan karakteristik Kompetensi Dasar
(KD) atau keterampilan yang dinilai.
No Pernyataan Keterangan
Remedial
Kegiatan remidi diberikan dalam bentuk penugasan diluar jam pembelajaran yakni
dengan meminta Peserta didik untuk melakukan wawancara dengan ketua komunitas
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Wawancara dapat dilaksanakan kepada ketua
lembaga pemberdayaan masyarakat desa yang berupa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Dana Sehat, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Obat Desa (POD), dan Karang Taruna Husada. Poin yang perlu mereka
tanyakan meliputi tugas dan fungsi komunitas tersebut. Laporan disajikan dalam bentuk
laporan hasil wawancara sederhana.
Pengayaan
Peserta didik diminta untuk membaca artikel terkait J aksi sosial komunitas sepeda
selama masa pandemi, Sebaiknya Jangan Terlalu Pelit. Kemudian setelah selesai
membaca, peserta didik diminta untuk membuat ringkasan dari artikel tersebut.
LAMPIRAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk!
dengan konsep komunitas yang sedang kita pelajari. Komunitas di sini dapat pula diartikan
sebagai sebagian kecil masyarakat. Komunitas secara umum dapat diartikan sebagai
hubungan sosial antarmanusia dalam kelompok guna mendukung tercapainya tujuan
maupun keinginan komunitas tersebut secara bersama-sama. Adanya komunitas-
komunitas dalam masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam, diharapkan
dapat meningkatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
C. GLOSARIUM
COVID-19 : Penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menjadi pandemi semenjak tahun 2019 di seluruh negara
di dunia.
komunitas : Suatu kelompok yang saling berinteraksi di dalam suatu daerah.
D. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adhuri, D. S., Wiratri, A., & Bismoko, A. B. 2016. “Interseksi Budaya Dan Peradaban
Negara-negara Di Samudra Hindia: Perspektif Indonesia”. Masyarakat
Indonesia, 41(2), 115-126, https://doi.org/10.14203/jmi.v41i2.310 .
Alisjahbana Armida Salsiah, Murniningtyas Endah. 2018. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Bandung: UNPAD Press.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2019. Bencana Alam di Provinsi
Yogyakarta. http://bnpb.cloud/dibi/xdibi_list/ .
Badan Perencana Pembangunan Nasional. 2016. Laporan Prakarsa Strategis Bidang
Kemaritiman. Jakarta: Bappenas.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Jakarta:
BPS.
Banowati Eva, Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
______________ . 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Daldjoeni. 2014. Pokok-Pokok Klimatologi. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1994. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Department of Economic and Social Affairs. 2019. Growing at a slower pace, world
population is expected to reach 9.7 billion in 2050 and could peak at nearly 11
billion around 2100. Artikel.
https://www.un.org/development/desa/en/news/population/world-
populationprospects-2019.html pada 21-08-2020
Erman, Erwiza. 2011. “Penggunaan Sejarah Lisan dalam Historiografi Indonesia”.
Jurnal Masyarakat & Budaya, 13 (1), 1-22,
https://doi.org/10.14203/jmb.v13i1.94 .
Franz Adler. 2014. “The Value Concept in Sociology”. American Journal of Sociology.
Volume 62, Number 3.
Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. 2018. Introduction to
Sociology. New York: W. W. Norton & Company, Inc.
Goujon A. 2018. Human Population Growth. In: Reference Module in Earth Systems
and Environmental Sciences. h. 1907-1912 Elsevier. ISBN 978-0-12-409548-9
DOI:10.1016/B978-0-12-409548-9.10755-9.
Graha, Andi Nu. 2012. Pengembangan Masyarakat Pembangunan melalui
pendampingan sosial dalam konse pemberdayaan di bidang ekonomi.
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 5(2), 117-126. https://doi.org/10.21067/jem.v5i2.243
Griffiths, H., dkk. 2017. Introduction to Sociology 2. Texas: OpenStax.
Grusec, J. E., & Hastings, P. D. 2015. Handbook of Socialization: theory and research.
NY: The Guilford Press. h. 1, 13, 20.
Habibi, Maksum dan Gunadi. 2014. Pengantar Ekonomi dan Bisnis Bidang Keahlian
Bisnis dan Manajemen. Jakarta: Yudhistira.
Hadi, A. P. 2010. Konsep pemberdayaan, partisipasi dan kelembagaan dalam
pembangunan. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya
(PPMA).
Harahap, Erni Febian. 2012. “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi untuk
Mewujudkan Ekonomi Nasional yang tanggung dan Mandiri”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 3(2), 78-96.
Herlina, N. 2020. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.
Hutomo, Mardi Yatno. 2000. Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi:
Tinjauan Teoritik dan Implementasi. Naskah No 20, Juni-Juli 2000.
Kartodirjo, Sartono. 2014. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900. Yogyakarta:
Ombak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Laporan Tahunan 2018. Jakarta: KKP.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. 2019. Laporan Kinerja 2018. Jakarta:
Kemenko Bidang Maritim.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Status Hutan dan Kehutanan
Indonesia 2018. Jakarta: KLHK
Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Korlantas Polri. 2013. Polantas dalam Angka 2013. www.korlantas.polri.go.id .
Kotarumalos, Nur Aisyah. 2010. “Mengkonstruksi Identitas Diaspora Maluku di Negeri
Belanda”. Masyarakat Indonesia. 36 (1), 123-144,
https://media.neliti.com/media/publications/150453-ID-
mengkonstruksiidentitas-diapora-maluku.pdf .
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Krautkraemer, J. A. (2005). Economics of natural resource scarcity: The state of the
debate (No. 1318-2016-103362).
Kuntowijoyo, D. R. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Sleman: Bentang Pustaka.
Lembar Fakta Forest Watch Indonesia 2019. 2019. diakses dari http://fwi.or.id/wp-
content/uploads/2019/10/FS_Deforestasi_FWI_small.pdf
Muta’ali, Lutfi. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan (Perspektif Keruangan).
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG).
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Sleman: deepublish.
Noor, Munawar. 2011. “Pemberdayaan Masyarakat”. Junal CIVIS, 1(2), 87-99.
Prihandito Aryono. 1989. Kartografi. Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya. Rambe,
Tappil., et al. 2019. Sejarah Politik dan Kekuasaan. Medan: Kita Menulis.
Resosoedarmo Soedjiran, Kartawinata Kuswata, Soegiarto Aprilani. 1987. Pengantar
Ekologi. Bandung: Remadja Karya.
Ricklefs, M.C., et al. 2013. Sejarah Asia Tenggara dari Masa Prasejarah sampai
Kontemporer. Depok: Komunitas Bambu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dewaruci.jpg
https://web.archive.org/web/20161016172930/http://www.panoramio.com/photo/
42125739
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Gedung_Batu_Temple_Semarang.jpg
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lawang_sewu.jpg
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/progresssmelter-pt-fi-capai-386-
akhir-tahun-2022-selesai
https://www.esdm.go.id/assets/imagecache/bodyView/arsip-beritadivestasi-51-saham-
pt-fi-simbol-kedaulatan-negara-tympxrm.jpg
https://geoportal.esdm.go.id/indonesia-overview/
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190412/infografisutang-luar-negeri-4-
tahun-trakhir-1-a18ef6c7f68ceec3ba4b98b6f1952ea5.png